Fakultas Hukum
Lex AdministratumVol.XII/No.5/Ags/2023
HUKUM PENCEMARAN NAMA BAIK DI Kata Kunci : pencemaran nama baik, media sosial
MEDIA SOSIAL 1
PENDAHULUAN
2
Yuliati Rosmina Mangode A. Latar Belakang
ymangode1998@gmail.com Manusia selain sebagai makhluk individu,
Adi Tirto Koesoemo 3 manusia juga disebut sebagai makhluk sosial.
Victor D. Kasenda 4 Artinya manusia memiliki kebutuhan dan
kemampuan serta kebiasaan untuk berkomunikasi
ABSTRAK dan berinteraksi dengan manusia yang lain,
selanjutnya interaksi ini berbentuk kelompok.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui aturan Dalam melakukan interaksi sosial dengan sesama,
hukum mengenai tindak pidana pencemaran nama banyak cara yang dapat dilakukan, salah satunya
baik di media sosial dan untuk mengetahui adalah dengan menggunakan teknologi. Kemajuan
penerapan hukum dari UU ITE terhadap tindak ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin
pidana pencemaran nama baik di media sosial. berkembang pesat membawa perkembangan yang
Dengan menggunakan pendekatan penelitian penting terhadap dunia teknologi informasi.
yuridis normatif, kesimpulan yang didapat: 1. Fenomena perkembangan teknologi informasi
Aturan hukum tentang pencemaran nama baik di telah meluas ke seluruh belahan dunia. Tidak
media sosial dapat ditemukan dalam Pasal 27 ayat hanya pada negara maju saja tetapi juga negara
(3) UU No. 11 tahun 2008 tentang Informasi dan berkembang turut memacu perkembangan
Transaksi Elektronik yang dimana undang-undang teknologi informasi pada masyarakatnya.
ini mengacu pada ketentuan penghinaan dan/atau Pengaruh teknologi memberikan kemudahan
pencemaran nama baik yang diatur dalam Pasal kepada manusia dalam hal komunikasi, pencarian
310 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang informasi maupun pengiriman data. Teknologi
diancam karena pencemaran dengan pidana informasi saat ini selain memberikan dampak
penjara paling lama sembilan bulan atau pidana positif atau dapat didayagunakan untuk
denda empat ribu lima ratus rupiah” yang kepentingan umat manusia, juga membawa
kemudian dipertegas dengan munculnya revisi dampak negatif terhadap perkembangan dan
UU No. 11 tahun 2008 tentang Informasi dan peradaban manusia itu sendiri. Karena dengan
Transaksi Elektronik yaitu Pasal 45 ayat (3) UU meluasnya teknologi informasi dan komunikasi
No. 19 tahun 2016 yang diancam dengan pidana sehingga dapat menyebabkan munculnya
penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau kejahatan-kejahatan baru yaitu dengan
denda paling banyak Rp. 750.000.000,00 (tujuh memanfaatkan media sosial. Beberapa julukan
ratus lima puluh juta rupiah). 2. Penerapan hukum atau sebutan lainnya yang diberikan kepada jenis
terkait pencemaran nama baik di media sosial juga kejahatan ini yaitu kejahatan dunia maya.
dapat dilihat dari Putusan Pengadilan Bireuen Di Indonesia menerapkan hukum positif
Nomor 259/Pid.Sus/2019/PN.Bir. Dari hasil (iusconstitutum).5 Di negara merdeka ini semua
putusan pengadilan tersebut maka penulis orang bebas untuk mengeluarkan pendapat secara
memberikan kesimpulan bahwa dalam pemberian lisan ataupun tulisan dan sebagainya, sebagaimana
hukuman kepada pelaku masih kurang yang telah diatur dalam Undang-Undang No. 9
memberikan efek jera karna terhadap korban Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Mengeluarkan
sendiri ia mengalami trauma dari kasus Pendapat di Muka Umum dalam Pasal 1 ayat (1),
pencemaran nama baik tersebut tetapi kepada menyatakan bahwa: “Hak setiap warga negara
pihak pelaku hanya diberikan hukuman yang untuk menyampaikan pikiran dengan lisan,
ringan dan tak setara dengan apa yang sudah tulisan, dan sebagainya secara bebas dan
dialami korban. bertanggung jawab sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.”
1 Artikel Tesis Kebebasan berekspresi ataupun berpendapat
2 Mahasiswa Fakultas Hukum Unsrat, NIM 16071101277 merupakan hak asasi manusia yang dimiliki oleh
3 Fakultas Hukum Unsrat, Magister Ilmu Hukum setiap orang yang harus dihormati. Siapapun harus
4 Fakultas Hukum Unsrat, Magister Ilmu Hukum
menjunjung tinggi kebebasan, namun disaat yang
sama juga harus menghormati hak dan
kehormatan orang lain sehingga tidak perbuatannya. Kehormatan dan nama baik
diperkenankan untuk melakukan penghinaan, merupakan hal yang dimiliki oleh manusia yang
fitnah dan pencemaran nama baik. Setiap orang masih hidup. Karena itulah tindak pidana terhadap
bebas untuk memiliki opini, pendapat, keyakinan kehormatan dan nama baik pada umumnya
atau agama apapun, namun disaat yang sama ia ditujukan terhadap seseorang yang masih hidup
juga wajib menghormati (tidak menghina) opini, juga. Pencemaran nama baik (penghinaan) tidak
pendapat, keyakinan atau agama yang dipegang jarang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok
oleh orang lain. Kebebasan yang dimiliki setiap orang melalui akun media sosial yang dimilikinya,
orang bukan berarti berhak dan bebas untuk tidak jarang kita mendengar pembelaan yang
menyerang kehormatan orang lain dengan hinaan disebutkan dengan alasan hak yang dimilikinya
dan fitnah6. Setiap orang dapat berekspresi dan untuk mengeluarkan pendapatnya tanpa
bebas mengeluarkan pendapat, kritik ataupun mengetahui bahwa ia melakukan penyimpangan
saran melalui akun media sosial yang mereka hukum yaitu mengganggu hak orang lain.
punya.Namun, ada juga beberapa diantaranya Perbuatan ini merupakan tindak pidana karena hal
yang melakukan perbuatan melawan hukum. tersebut dapat mengganggu ketertiban umum dan
Kebebasan berpendapat juga telah diatur dalam menimbulkan kerugian bagi pihak yang dirugikan
Undang-Undang No. 36 Tahun 1999 tentang dari tindakan tersebut. Tindak pidana ini juga
Telekomunikasi. Menurut undang-undang ini, dapat dimasukkan kedalam kejahatan dunia maya
setiap orang berhak berkomunikasi termasuk (cyber crime). Hal itu diatur dalam Pasal 27 ayat
melakukan telekomunikasi yang merupakan hak (3) UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
asasi manusia. Transaksi Elektronik.
Sebebas-bebasnya negara merdeka, hak asasi Pertanggung jawaban tindak pidana pencemaran
yang diberikan kepada setiap orang telah diatur nama baik di dunia maya ini dapat diterapkan
oleh negara secara tertulis tetapi tetap dilindungi dengan sanksi pidana maupun penjara ataupun
dan dibatasi oleh Undang-Undang karena apabila denda sesuai ketentuan Undang-Undang yang
tidak demikian, akan menimbulkan kesewenang- berlaku.8 Informasi elektronik yang memiliki
wenangan yang dapat menimbulkan muatan penghinaan ataupun mencemari nama baik
ketidakadilan, dan mengganggu hak asasi orang ini merupakan sekumpulan data elektronik termasuk
lain.7 Misalnya, dengan bebasnya mereka juga didalamnya tulisan, gambar, suara, rancangan
berpendapat sehingga terdapat kalimat atau kata foto, peta, telegram, kode yang telah diolah sehingga
di media sosial tersebut yang menimbulkan didalamnya mengandung unsur pencemaran nama
penghinaan sehingga mengganggu hak orang lain baik.9 Pertanggungjawaban tindak pidana
misalnya mencemarkan nama baik atau pencemaran nama baik di media sosial (dunia maya)
penghinaan. Penghinaan sendiri diatur dalam ini dapat diterapkan dengan sanksi pidana maupun
pasal 310-321 buku II Kitab Undang-Undang penjara ataupun denda sesuai ketentuan Undang-
Hukum Pidana (KUHP) BAB XVI. Undang yang berlaku.10
Pencemaran nama baik sangat erat kaitannya Kemajuan teknologi informasi telah membawa
dengan penghinaan dimana penghinaan itu sendiri manusia kepada peradaban baru dengan struktur
memiliki pengertian perbuatan menyerang nama beserta tata lainnya dan hal ini pada akhirnya akan
baik dan kehormatan seseorang. Kehormatan membawa dampak pada pergeseran nilai, norma
adalah perasaan terhormat seseorang dimata moral dan kesusilaan.11 Indonesia merupakan
masyarakat, dimana setiap orang memiliki hak negara pengguna media sosial media aktif
untuk diperlakukan sebagai anggota masyarakat terbesar. Mayoritas pengguna media sosial
yang terhormat karena nama baik selalu dilihat tersebut mengakses media sosial melalui telepon
dari sudut pandang orang lain, yakni moral atau pintar yang mereka miliki. Namun hal yang
kepribadian yang baik sehingga ukurannya menarik adalah tingginya angka pengguna media
ditentukan berdasarkan penilaian umum dalam sosial di Indonesia diikuti juga dengan tingginya
suatu masyarakat tertentu di tempat mana jumlah laporan polisi terkait dengan pelanggaran
perbuatan tersebut dilakukan dan konteks
8 Op.Cit, hlm 149.
6
Mauludi. S. 2018, Awas HOAX! Cerdas Menghadapi 9 Op.Cit, hlm. 151.
Pencemaran Nama Baik, Ujaran Kebencian dan Hoax, 10 Op.Cit, hlm. 149.
Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, hlm.120. 11 Agustina, S. 2010, Harmonisasi Hukum
7 Rumokoy, D.A, dan Maramis, F. 2014, Pengantar Ilmu Pengaturan Cyber Crime dalam Undang-Undang Nomor
Hukum, Jakarta: Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi
hlm.123 Elektronik, Jurnal Mahkamah No.1 Vol 2, hlm 221.
dilihat dari sejarahnya, pengaturan terhadap Media sosial memberikan kehendak bebas bagi
penghinaan di Indonesia pertama kali ditemukan pengguna sehingga kerap kali dijadikan sebagai
oleh KUHP dan juga KUHPerdata yang sarana melakukan tindak pidana, oleh karena itu,
merupakan warisan dari sistem hukum yang perlu adanya regulasi yang dibuat berupa payung
berlaku pada masa Hindia Belanda. 16 KUHP hukum untuk penegakan hukum yang terjadi di
mengatur soal penghinaan, fitnah, dan dunia maya..
pencemaran nama baik. Penghinaan sesama Bentuk tindak pidana pencemaran nama baik
rakyat, pemerintah dan kepala negara/jabatan dan melalui media sosial ditinjau dari perspektif
pornografi. Sedangkan dalam KUHPerdata hukum pidana antara lain20:
mengatur soal ganti rugi dan pernyataan a. Menista secara lisan (smaad) Pasal 310 ayat
permintaan maaf. 17 (1) KUHP;
Menurut Oemar Seno Adji (1990) pencemaran “Barangsiapa sengaja menyerang
nama baik atau disebut sebagai penghinaan dapat kehormatan atau nama baik seseorang
dibagi dua macam:18 dengan menuduhkan sesuatu hal, yang
1. Penghinaan Materiil maksudnya terang supaya hal itu diketahui
2. Penghinaan Formil umum, diancam karena pencemaran dengan
Dalam KUHP, masalah penghinaan diatur pidana penjara paling lama sembilan bulan
dalam pasal 310-312. Pasal 310 menyatakan: atau pidan denda paling banyak empat ribu
(1) Barang siapa sengaja menyerang kehormatan lima ratus rupiah.”
atau nama baik seorang dengan menuduhkan b. Menista dengan surat/tertulis (smaadschrift)
sesuatu hal, yang maksudnya terang supaya Pasal 310 ayat (2) KUHP;
hal itu diketahui umum, diancam karena “Jika hal itu dilakukan dengan tulisan atau
pencemaran dengan pidana penjara paling gambaran yang disiarkan, dipertunjukkan
lama sembilan bulan atau pidana denda atau ditempelkan dimuka umum, maka
empat ribu lima ratus rupiah. diancam karena pencemaran tertulis dengan
(2) Jika hal itu dilakukan dengan tulisan atau pidana penjara paling lama satu tahun empat
gambaran yang disiarkan, dipertunjukkan bulan atau pidana denda paling banyak
atau ditempelkan di muka umum, maka empat ribu lima ratus rupiah.”
diancam karena pencemaran tertulis dengan c. Memfitnah (laster) Pasal 311 ayat (1) KUHP;
pidana penjara paling lama satu tahun empat “Jika yang melakukan kejahatan pencemaran
bulan atau pidana denda paling banyak empat atau pencemaran tertulis dibolehkan untuk
ribu lima ratus rupiah. membuktikan apa yang dituduhkan itu benar,
(3) Tidak merupakan pencemaran atau tidak membuktikannya, dan tuduhan
pencemaran tertulis, jika perbuatan jelas dilakukan bertentangan dengan apa yang
dilakukan demi kepentingan umum atau diketahui, maka dia diancam melakukan
karena terpaksa untuk membela diri.19 fitnah dengan pidana penjara paling lama
Dalam pasal tersebut dijelaskan bahwa empat tahun.”
pencemaran itu dilakukan dengan cara disiarkan, d. Fitnah dengan perbuatan (lasterlijke
dipertunjukkan atau ditempelkan dimuka umum, verdachtmaking) Pasal 318 KUHP;
maksudnya dipublikasikan, seperti publikasi “Barangsiapa dengan sesuatu perbuatan
media massa. Tetapi pengungkapan kejahatan sengaja menimbulkan secara palsu
seseorang melalui media massa tidak persangkaan terhadap seseorang bahwa dia
dikategorikan sebagai pencemaran tertulis kalau melakukan suatu perbuatan pidana, diancam
dilakukan untuk kepentingan umum atau karena karena menimbulkan persangkaan palsu,
terpaksa untuk membela diri. Adapun perbuatan dengan pidana penjara paling lama empat
yang dikategorikan sebagai pencemaran nama tahun.”
baik adalah: e. Penistaan terhadap orang yang sudah
(a) Penghinaan di muka umum meninggal. Pasal 320 ayat (1) dan 321 ayat
(b) Penghinaan dimuka orangnya sendiri (1) KUHP;
“Barangsiapa terhadap seseorang yang
sudah mati melakukan perbuatan yang kalau
16 Supriyadi Edi W, dkk. 2012, Analisis Terhadap
Situasi Hukum Penghinaan Di Indonesia, (Jakarta: ICJR,
hlm.24
17 Peter Mahmud Marzuki. 2008, Pengantar Ilmu 20 Aditya Burhan Mustofa. 2010, Tindak Pidana
Hukum, Jakarta: Penerbit Prenada Media Group, hlm.181. Pencemaran Nama Baik Melalui Media Internet Ditinjau
18 Op.Cit, hlm.139 Dari Perspektif Hukum Pidana, Jurnal UNS F-Hukum,
19 Sudirman Tebba, Hukum Media Massa Nasional, hal.61.
hlm.15.
orang itu masih hidup akan merupakan Undang-undang No. 11 Tahun 2008 tentang
pencemaran atau pencemaran tertulis, Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE)
diancam dengan pidana penjara paling lama adalah undang-undang pertama di bidang
empat bulan dua minggu atau pidana denda Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik
paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.” sebagai produk legislasi yang sangat dibutuhkan
“Barangsiapa menyiarkan, mempertunjukkan dan telah menjadi pendahulu yang meletakkan
atau menempelkan dimuka umum tulisan dasar pengaturan di bidang pemanfaatan teknologi
atau gambaran yang isinya menghina atau informasi dan transaksi elektronik. Akan tetapi
bagi orang yang sudah mati mencemarkan dalam kenyataannya, perjalanan implementasi
namanya, dengan maksud supaya isi surat dari UU ITE mengalami persoalan-persoalan.
atau gambar itu diketahui atau lebih Kemudian Undang-undang No. 19 Tahun 2016
diketahui oleh umum, diancam dengan UU ITE membahas tentang perubahan Undang-
pidana penjara paling lama satu bulan dua undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
minggu atau pidana denda paling banyak Transaksi Elektronik (UU ITE) pada beberapa
empat ribu lima ratus rupiah.” pasal.
Meskipun demikian, unsur-unsur dari pasal Pengaturan pencemaran nama baik di dalam
310 KUHP tidak dapat menjangkau delik UU ITE mempunyai keistimewaan apabila
pencemaran nama baik yang dilakukan melalui dibandingkan dengan pengaturan yang terdapat
tindakan tersebut (pencemaran nama baik melaui didalam KUHP. Di dalam UU ITE setiap
internet) sehingga asas lex spesialis derogate legi perbuatan yang melanggar hukum sanksinya tidak
generalis dapat berlaku.21 Adanya asas tersebut, langsung terdapat dalam pasal yang sama
maka peraturan yang diatur dalam KUHP dapat melainkan terdapat dalam pasal yang berlainan,
dikesampingkan dengan menggunakan peraturan hal ini tentu berbeda dengan KUHP dimana setiap
yang lebih khusus mengatur segala bentuk perbuatan yang melanggar hukm pasti sanksinya
kegiatan yang dilakukan di dunia maya. melekat dalam pasal yang sama.24
Seiring perkembangan zaman, variasi Dalam UU ITE ada terdapat beberapa pasal
pengaturan terhadap penghinaan dan/atau yang bermasalah lainnya karena rumusan
pencemaran nama baik tidak hanya dilakukan pasalnya tidak ketat atau biasa disebut pasal karet
berdasarkan bentuknya saja, tetapi juga terhadap karena aturan yang tidak menentu, yaitu sebagai
media yang digunakan. Dengan diberlakukannya berikut:
UU ITE pada tahun 2008, maka bentuk-bentuk • Pasal 26 ayat (3) tentang penghapusan informasi
aktivitas di media sosial juga dapat dikenakan yang tidak relevan. Pasal ini bermasalah soal
ancaman pidana termasuk penghinaan dan/atau sensor informasi.
pencemaran nama baik. • Pasal 27 ayat (1) tentang asusila. Pasal ini
Hal tersebut dikarenakan tindakan pelaku telah bermasalah karena dapat digunakan untuk
memasuki wilayah hukum yang diatur oleh UU menghukum korban kekerasan berbasis
No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan gender online.
Transaksi Elektronik yaitu media internet sebagai • Pasal 27 ayat (3) tentang defamasi yang
media untuk melakukan tindakannya.22 dianggap bisa digunakan untuk represi warga
Undang-undang No. 11 Tahun 2008 Tentang yang mengkritik pemerintah, polisi atau
Informasi dan Transaksi Elektronik yang lembaga negara.
diberlakukan sejak 21 April 2008 dikaji dari • Pasal 28 ayat (2) tentang ujaran kebencian. Pasal
sejarah pembentukan hukum di Indonesia ini dapat merepresi agama minoritas serta
merupakan hukum yang sangat penuh sensasional represi pada warga terkait kritik pada pihak
dan sangat eksklusif. Secara substansional polisi dan pemerintah.
Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 mengatur • Pasal 29 tentang ancaman kekerasan. Pasal ini
dua hal pokok yakni masalah informasi elektronik bermasalah karena dapat dipakai karena untuk
dan transaksi elektronik.23 memidana orang yang ingin lapor ke polisi.
21 Op.Cit, hlm.153
22 Op.Cit, hlm.153
23 Fiedel Hendra Palit. 2013, Kajian Hukum 24 Supriyadi Widodo Eddyono. 2014, Problem Pasal
Mengenai Tindak Pidana Pencemaran Nama Baik yang Penghinaan dan Pencemaran Nama Baik di Ranah Maya,
dilakukan melalui Media Elektronik menurut UU No.11 Jakarta: Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat
tahun 2008, Jurnal Lex Crimen Vol. II No.7, hlm.112. (ELSAM), hlm.18
• Pasal 36 tentang kerugian. Pasal ini dapat Dan pasal 27 ayat (3) UU ITE, ketentuan pada
digunakan untuk memperberat hukuman ayat ini mengacu pada ketentuan pencemaran
pidana defamasi. nama baik dan/atau fitnah yang diatur dalam
• Pasal 40 ayat (2a) tentang muatan yang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).26
dilarang . Pasal ini bermasalah karena dapat Pemerintah telah mengeluarkan Undang-
digunakan sebagai alasan internet mati untuk Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU
mencegah penyebarluasan dan penggunaan ITE) No. 11 Tahun 2008 yang kemudian
hoax. mengalami perubahan dalam Undang-Undang No.
• Pasal 40 ayat (2b) tentang pemutusan akses. 19 Tahun 2016.27 Undang-Undang No. 11 Tahun
Pasal ini bermasalah karena dapat menjadi 2008 telah diperbaharui dengan ditetapkannya
penegasan peran pemerintah lebih diutamakan Undang-Undang No. 19 Tahun 2016 dalam kasus
dari putusan pengadilan. tindak pidana pencemaran nama baik terdapat
• Pasal 45 ayat (3) tentang ancaman penjara perubahan pada hukuman yang sebelumnya pasal
dari tindakan defamasi. Pasal ini bermasalah 45 ayat (1) yang berbunyi: “Setiap orang yang
karena dapat menahan tertuduh saat proses memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam
penyidikan. pasal 27 ayat (1), ayat (2). Ayat (3), atau ayat (4)
Pasal-pasal yang mengatur soal dipidana dengan pidana penjara paling lama 6
penyalahgunaan penyebaran informasi, yaitu pasal (enam) tahun dan/atau denda paling banyak
27 ayat (3) Undang-undang Informasi dan Rp.1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah),28
Transaksi Elektronik (UU ITE) No. 11 Tahun Kemudian diubah menjadi pasal 45 ayat (3) yang
2008 yang berhubungan dengan berbunyi: “Setiap orang yang dengan sengaja dan
penghinaan/pencemaran nama baik, berbunyi: tanpa hak mendistribusikan dan/atau
“Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mentransmisikan dan/atau membuat dapat
mendistribusikan dan/atau mentransmisikan diaksesnya informasi elektronik yang memiliki
dan/atau membuat dapat diakses informasi muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama
elektronik dan/atau dokumen elektronik yang baik sebagaimana dimaksud dalam pasal 27 ayat
memiliki muatan penghinaan/pencemaran nama (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama
baik.” Alasannya, karena pasal 27 ayat (3) UU ITE 4 (empat) tahun dan/atau denda paling banyak
disebut dengan “pasal karet” sebagai undang-undang Rp.750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta
yang berbahaya terlebih jika diterapkan oleh pihak- rupiah)”.29
pihak yang tak paham soal dunia maya. Selain itu Peraturan Undang-Undang tersebut dilandasi
pasal ini juga bisa dengan mudah menjerat orang- ketentuan Undang-Undang ITE pasal 27 ayat (3)
orang demi membungkam kritik.25 menentukan: “Setiap orang dengan sengaja dan
Kemudian pasal 27 UU ITE mengalami tanpa hak mendistribusikan dan/atau
perubahan dalam Undang-undang No. 19 Tahun mentransmisikan dan/atau membuat dapat
2016 yaitu ayat (1) yang berbunyi: Yang diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau
dimaksud dengan “mendistribusikan” adalah Dokumen Elektronik yang memiliki muatan
mengirimkan dan/atau menyebarkan Informasi penghinaan dan/atau pencemaran nama baik.30
Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik kepada
banyak orang atau berbagai pihak melalui sistem B. Penerapan Hukum Dari UU ITE Terhadap
elektronik. Yang dimaksud dengan Tindak Pidana Pencemaran Nama Baik di
“mentransmisikan” adalah mengirimkan Media Sosial
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Kemerdekaan menyatakan pikiran dan
Elektronik yang ditujukan kepada satu pihak lain kebebasan berpendapat serta hak memperoleh
melalui sistem elektronik. Yang dimaksud dengan
“membuat dapat diakses” adalah semua perbuatan 26 Yuni Fitriani, “Analisis Pemanfaatan Berbagai
lain selain mendistribusikan dan mentransmisikan Media Sosial Sebagai Sarana Penyebaran Informasi Bagi
melalui sistem elektronik yang menyebabkan Masyarakat”, Paradigma Vol. 19, No.2 (2017), hlm.150.
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen 27 Fiedel Hendra Palit, “Kajian Hukum Mengenai
Elektronik dapat diketahui pihak lain atau publik. Tindak Pidana Pencemaran Nama Baik yang dilakukan
melalui Media Elektronik menurut UU No.11 tahun 2008”,
Lex
Crimen Vol. II No.7 (2013), hlm.149.
25 https://www.kominfo.go.id/index.php/content/
detail/
28 Indah Wulandari (ed.), Undang-Undang Informasi
dan Transaksi Elektronik, (Yogyakarta: Legality, 2017),
4419/Menkominfo%3A+Pasal+27+Ayat+3+UU+ITE+Tid hlm.47.
ak+Mungkin+Dihapuskan/0/berita_satker diakses pada 24 29 Ibid., hlm.104.
juni 2023 pukul 11.39 WITA. 30 Ibid., hlm. 34.
informasi melalui penggunaan dan pemanfaatan kejelasan sebuah identitas seseorang yang
teknologi informasi dan komunikasi ditujukan dicemarkan nama baiknya merujuk kepada pribadi
untuk memajukan kesejahteraan umum, dan tertentu. Kedua, identitas itu bisa berupa foto, user
mencerdaskan kehidupan bangsa serta name, riwayat hidup atau informasi lainnya yang
memberikan rasa aman, keadilan dan kepastian menyangkut seseorang. Ketiga, identitas itu
hukum bagi pengguna dan penyelenggara sistem walaupun bukan identitas asli tetapi diketahui oleh
elektronik. (penjelasan umum UU ITE 2016). umum merujuk kepada identitas korban bukan
Rasa aman bagi penggunaan teknologi dan orang lain.33
informasi dapat berupa perlindungan hukum dari Suatu perbuatan pidana hanya dapat dituntut
segala gangguan tindak pidana baik secara verbal, jika memenuhi unsur-unsur delik. Meskipun
visual maupun yang menyebabkan terjadi kontak demikian, tidak semua peristiwa pidana dapat
fisik. Namun luasnya wilayah privat pengguna dituntut kecuali adanya pengaduan. atau dengan
jejaring sosial dengan standar pencegahan yang kata lain, ada beberapa delik yang dapat dituntut
minim menjadi fakta bahwa tidak mudah jika ada pengaduan atau permintaan dari yang
menghalau terjadinya berbagai tindak pidana. terkena peristiwa pidana. Jadi, orang yang merasa
Sebenarnya banyak manfaat yang dirasakan nama baiknya dicemarkan dapat melaporkan
setiap orang dengan adanya internet, seperti kasusnya ke pihak kepolisian.34
mudahnya mengakses suatu informasi dari segala Tindakan hukum yang dapat dilakukan oleh
penjuru dunia dan mempermudah jalinan korban pencemaran nama baik yaitu dengan
komunikasi. Namun seiring dengan melakukan gugatan baik perdata maupun tuntutan
perkembangannya, internet tidak hanya pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun
memberikan manfaat bagi para penggunanya dan/atau denda paling banyak Rp.
tetapi tidak sedikit pelanggaran-pelanggaran yang 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) sesuai pasal
terjadi di dunia maya. Terlebih lagi munculnya yang berlaku yaitu Pasal 27 Jo. Pasal 45 UU ITE
berbagai jenis media sosial yang dengan mudah tentang tindak pidana pencemaran nama baik.
dapat diakses oleh setiap orang. 31 Kejahatan dunia Adapun surat edaran Kapolri tentang
maya yang dilakukan seseorang ataus sekelompok penerapan UU Informasi dan Transaksi Elektronik
melalui sosial media atau jaringan internet lainnya (UU ITE). Surat edaran tersebut ditandatangani
dengan cara membuat tulisan yang bersifat langsung oleh Jenderal Listyo Sigit. Surat edaran
hinaan, hujatan yang berakibat pihak yang dituju itu bernomor: SE/2/11/2021 tentang Kesadaran
merasa dijatuhkan nama baiknya. Budaya Beretika untuk Mewujudkan Ruang
Penegakkan atau penerapan tindak pidana Digital Indonesia yang Bersih, Sehat dan
terhadap seseorang yang melakukan kejahatan Produktif. Isi daripada surat edaran tersebut salah
pidana adalah cara yang terbaik dalam suatu satunya adalah meminta penyidik polisi
keadilan yang harus ditegakkan. Kejahatan pidana mengedepankan restorative justice dalam
bisa membuat kesedihan yang cukup dalam penyelesaian perkara. Kapolri juga meminta
kepada korban contohnya kejahatan pidana penyidik memprioritaskan langkah damai dalam
penghinaan dan pencemaran nama baik melalui menyelesaikan kasus yang berkaitan dengan
media sosial. Seharusnya diberikan ganjaran laporan dugaan pelanggaran UU ITE.35
hukuman sanksi yang setimpal dan maksimal, 1. Dalam menerima laporan dari masyarakat,
apabila butuh adanya sebuah hukuman terhadap penyidik harus dapat dengan tegas
pelakunya.32 Karena tindakan yang dilakukan membedakan antara kritik, masukan, hoaks,
tersebut dapat merugikan bagi individu atau dan pencemaran nama baik yang dapat
kelompok tertentu sehingga membuat orang-orang dipidana untuk selanjutnya menentukan
yang dirugikan merasa bahwa apa yang telah langkah yang akan diambil.
dilakukan pelaku tidak benar. 2. Penyidik berprinsip bahwa hukum pidana
Menurut pakar cyber law Josua Sitompul ada 3 merupakan upaya terakhir dalam penegakan
hal yang harus diperhatikan sebuah konten di hukum(ultimatumremedium),dan
media sosial dikatakan sebuah penghinaan atau mengedepankan keadilan restoratif
pencemaran nama baik . Pertama, harus ada (restorative justice) terkecuali perkara yang
1. Menyatakan Terdakwa Irian Surya Negara terdekat pada lokasi peristiwa pidana tersebut
Bin Syahruddin terbukti secara sah dan terjadi.
meyakinkan bersalah melakukan tindak Selanjutnya hal-hal yang perlu disiapkan
pidana “Dengan sengaja dan tanpa hak dalam melaporkan tindak pidana tersebut, antara
mendistribusikan dan/atau membuat dapat lain:38
diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau 1. Hal-hal yang perlu disiapkan adalah bukti-
Dokumen Elektronik yang memiliki muatan bukti, baik alat bukti atau barang bukti terkait
penghinaan dan/atau pencemaran nama baik” dari perbuatan pelaku. Alat bukti adalah dasar
; hakim untuk menentukan adanya tindak
2. Menjatuhkan pidana terhadap diri Terdakwa pidana sebagaimana ketentuan KUHAP terdiri
oleh karena itu dengan pidana penjara selama atas: saksi-saksi, keterangan ahli, surat,
10 (sepuluh) bulan; petunjuk dan keterangan terdakwa. Sementara
3. Menetapkan agar Terdakwa ditahan barang bukti hanya barang-barang yang
4. Menetapkan barang bukti berupa: terkait tindak pidananya.
- 1 (satu) Unit HP merk oppo A3s warna 2. Laporan lebih baik dibuat secara tertulis
merah beserta sim card; dengan melampirkan bukti-bukti, ditujukan
- 16 (enam belas) lembar print out postingan kepada instansi kepolisian setempat. Hal ini
Facebook; dirampas untuk dimusnahkan dilakukan agar pada saat melapor tidak
5. Membebankan Terdakwa untuk membayar mengalami kesulitan jika dimintai keterangan
biaya perkara sebesar Rp.5000,00 (lima ribu awal oleh pihak kepolisian.
rupiah); 3. Setelah melapor, akan menerima surat tanda
Berdasarkan pertimbangan Hakim inilah, bukti lapor . Hal ini menunjukkan bahwa
Terdakwa dijatuhi pidana maka haruslah dibebani laporan sudah diterima dan tinggal menunggu
pula untuk membayar biaya perkara yang proses penyelidikan atau penyidikan. Apabila
besarnya sebagaimana disebutkan dalam amar belum diterima maka akan diberitahu bahwa
putusan ini Demikianlah diputuskan dalam ada beberapa bukti yang harus dipenuhi.
sidang permusyawaratan Majelis Hakim Dengan demikian, pelaku pencemaran nama
Pengadilan Negeri Bireuen, pada hari Kamis baik melalui media sosial dapat dipidana apabila
tanggal 26 Maret 2020.37 memenuhi unsur obyektif yang diatur dalam Pasal
Untuk itu, dilihat dari hasil putusan terkait 27 ayat (3) UU ITE yaitu melakukan perbuatan
kasus pencemaran nama baik di media sosial telah mendistribusikan, mentransmisikan, membuat
dilakukan prosedur penerapan hukuman yang dapat diaksesnya informasi elektronik dan atau
sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku, dokumen elektronik yang memuat penghinaan
hanya saja dengan pengurangan hukuman tersebut dan/atau pencemaran nama baik. Dengan adanya
itu menjadi kewenangan hakim yang menangani undang-undang ini harapannya masyarakat
kasus tersebut. menjadi lebih bertanggungjawab dan was-was
Maka dalam hal ini untuk menggugat dalam menggunakan atau melakukan transaksi
seseorang yang mencemarkan nama baik kita elektronik karna sanksi pidana dalam pasal 27
bukanlah sesuatu yang ilegal. Bahkan sebenarnya ayat (3) UU ITE adalah ultimum remedium yakni
hal itu adalah bagian dari hak hukum kita pribadi pemidanaan adalah langkah terakhir.
jika memang kita merasa telah dituduh secara
tidak adil. Jadi, jika merasa nama baik kita PENUTUP
dicemarkan (misalnya dituduh melakukan suatu A. Kesimpulan
bentuk kejahatan, hal-hal yang memalukan, foto 1. Aturan hukum tentang pencemaran nama baik
telanjang, dst) dan hal itu berdampak pada di media sosial dapat ditemukan dalam Pasal
kehidupan keluarga, pekerjaan, karir dan 27 ayat (3) UU No. 11 tahun 2008 tentang
hubungan sosial di lingkungan kita, maka kita Informasi dan Transaksi Elektronik yang
berhak untuk melaporkannya kepada pihak yang berbunyi: “Setiap orang dengan sengaja dan
berwajib. Apalagi pencemaran nama baik tanpa hak mendistribusikan dan/atau
merupakan delik aduan yang baru akan dituntut mentransmisikan dan/atau membuat dapat
apabila ada pengaduan dari pihak korban. Untuk diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau
melaporkan suatu tindak pidana atau kejahatan, Dokumen Elektronik yang memiliki muatan
kita dapat langsung datang ke kantor polisi yang penghinaan dan/atau pencemaran nama baik”
yang dimana undang-undang ini mengacu pada dan masyarakat dapat terhindar dari jeratan
ketentuan penghinaan dan/atau pencemaran hukum yang dapat merugikan diri sendiri
nama baik yang diatur dalam Pasal 310 Kitab maupun orang lain. Dan juga sebaiknya para
Undang-Undang Hukum Pidana yang pemerintah yang berwenang dapat
berbunyi: “Barang siapa sengaja menyerang memberikan hukuman sesuai dengan apa yang
kehormatan atau nama baik seorang dengan tertulis dalam peraturan perundang-undangan
menuduhkan sesuatu hal, yang maksudnya yang berlaku atau kalau tidak maka penulis
terang supaya hal itu diketahui umum, menyarankan untuk melakukan perubahan
diancam karena pencemaran dengan pidana perundang-undangan.
penjara paling lama sembilan bulan atau
pidana denda empat ribu lima ratus rupiah” DAFTAR PUSTAKA
yang kemudian dipertegas dengan munculnya
revisi UU No. 11 tahun 2008 tentang Informasi Buku
dan Transaksi Elektronik yaitu Pasal 45 ayat AdamiChazawi. 2013, Hukum Pidana Positif
(3) UU No. 19 tahun 2016 yang berbunyi: Penghinaan, Malang: Penerbit Banyumedia
“Setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa Publishing.
hak mendistribusikan dan/atau
mentransmisikan dan/atau membuat dapat Bahrul Ilmi. 2017, Mengeluh (PUN) Bisa Masuk
diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Penjara, Penerbit Republika No. 150
Dokumen Elektronik yang memiliki muatan H.Ahmad WardiMuslich. 2005, Hukum Pidana
penghinaan dan/atau pencemaran nama baik Islam,Jakarta: Penerbit Sinar Grafika.
sebagaimana dimaksud dalam pasal 27 ayat (3) Hamzah Hasan. 2012, Kejahatan kesusilaan
dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 Perspektif Hukum Pidana Islam, Makassar:
(empat) tahun dan/atau denda paling banyak Penerbit Alauddin University Press.
Rp. 750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh Indah Wulandari (ed.), Undang-Undang Informasi
juta rupiah). dan Transaksi Elektronik, (Yogyakarta:
2. Penerapan hukum terkait pencemaran nama Legality, 2017).
baik di media sosial juga dapat dilihat dari Leden Marpaung. 1997, Tindak Pidana Terhadap
Putusan Pengadilan Bireuen Nomor Kehormatan Pengertian dan Penerapannya,
259/Pid.Sus/2019/PN.Bir. Dari hasil putusan Jakarta: Penerbit PT. Raja Grafindo Persada.
pengadilan tersebut maka penulis memberikan Mauludi. S. 2018, Awas HOAX! Cerdas
kesimpulan bahwa dalam pemberian hukuman Menghadapi Pencemaran Nama Baik,
kepada pelaku masih kurang memberikan efek Ujaran Kebencian dan Hoax, Jakarta: PT.
jera karna terhadap korban sendiri ia Elex Media Komputindo.
mengalami trauma dari kasus pencemaran Moch. Anwar. 1994, Hukum Pidana Bagian
nama baik tersebut tetapi kepada pihak pelaku Khusus, Bandung: Penerbit Citra Aditya
hanya diberikan hukuman yang ringan dan tak Bakti.
setara dengan apa yang sudah dialami korban. Mudzakir, 1999, Delik Penghinaan dalam
Pemberitaan Pers Mengenai Pejabat Publik,
B. Saran Jakarta: Penerbit Erlangga.
1. Perlunya peran pemerintah dan penegak Oemar Seno Adji. 1990, Perkembangan Delik
hukum lebih aktif dalam mensosialisasikan Pers Di Indonesia, Jakarta: Penerbit
aturan-aturan Undang-undang terkait Pasal 27 Erlangga.
ayat (3) UU No. 11 tahun 2008 yang sekarang Peter Mahmud Marzuki. 2008, Pengantar Ilmu
dirubah menjadi UU No. 19 tahun 2016 Hukum, Jakarta: Penerbit Prenada Media
tentang Perubahan atas UU No. 11 tahun 2008 Group.
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik R.Soesilo. 1994, Kitab Undang-Undang Hukum
sehingga hal tersebut dapat memberikan Pidana (KUHP) serta komentar-komentar
kesadaran dan ketaatan hukum bagi Lengkap Pasal Demi Pasal, Bogor: Penerbit
masyarakat. Politeia.
2. Hendaknya masyarakat lebih berhati-hati R. Sugandhi. 1981, KUHP dan Penjelasannya.
dalam menggunakan media sosial. Dalam hal Surabaya: Penerbit Usaha Nasional.
ini masyarakat harus mengetahui etika dalam RulliNasrullah. 2017, Media Sosial Perspektif
penggunaannya sehingga dapat mencegah Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi,
terjadinya tindak pidana melalui media sosial Bandung: Penerbit SimbiosaRekatama
Media.
Yuliati Rosmina Mangode
Universitas Sam Ratulangi
Fakultas Hukum
Lex AdministratumVol.XII/No.5/Ags/2023
Website
Andika Putra. 2015,
http://e-journal.uajy.ac.id/7226/2/HK110530.
pdf .
https://news.detik.com/berita/d-5400820/ini-isi-
lengkap-surat-edaran-kapolri-soal-
penanganan-perkara-uu-ite
https://www.artikelsiana.com/pengertian-media-
sosial-fungsi