Anda di halaman 1dari 10

MATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN

NAMA : MEGA CAROLINA PUTRI


NIM : C1061201011
KELAS : ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN [A]
TUGAS KE- :7

1. Anda diminta untuk membuat pertanyaan, yakni mempertanyakan secara kritis


tentang masalah penegakan hukum oleh aparat penegak hokum yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari. Apabila Anda telah berhasil membuat pertanyaan,
coba diskusikan dengan teman dalam kelompok kecil.
Jawaban :
Pertanyaan kritis yang akan saya kemukakan adalah ”Mengapa suap menyuap
itu masih sering terjadi?apakah undang-undang yang mengatur mengenai hal itu
masih belum kuat sehingga belum bisa membuat para penyuap jera?”

Adapun beberapa alasan terjadinya suap-menyuap.

a. Lemah Iman
Iman Yang Lemah otamatis akan membuat seseorang akan jauh dari
Tuhan YME. Hal itu merupakan faktor utama yang menyebabkan seseorang
dengan mudah melakukan dan menerima suap. Mengesampingkan fakta bahwa
apa yang mereka lakukan itu adalah perbuatan dosa.
Tidak ada rasa takut sama sekali akan perbuatan itu. Karena jika iya,
mereka tidak akan pernah melakukan suap apalagi sampai melakukan korupsi
karena perbuatan itu dapat menyeretnya ke neraka.
b. Sudah Tradisi
Suap dan korupsi bukanlah nilai-nilai yang diajarkan oleh nenek moyang
kita. Tapi suap seakan sudah mendarah daging dan jadi tradisi terutama bagi
kelompok orang-orang berduit. Jika menengok dari sejarah, budaya suap dan
korupsi sudah sering ditemui sejak zaman kolonialisme dulu. Para penjajah
menyuap pejabat-pejabat pribumi untuk mendapatkan apa yang mereka mau.
Kebiasaan buruk itu ternyata ditiru.

c. Lingkungan yang mendukung


Bukan sebuah rahasia lagi jika praktik suap mulai dari institusi kecil
sampai ke kalangan pejabat-pejabat tinggi negara adalah sebuah jaringan yang
terorganisir. Lingkungan yang paling rentan terhdap kasus suap adalah
pengadilan, tentu saja yang menjadi target suap adalah para hakim.
Terkadang jika terdakwa tidak ada inisiatif untuk memberikan suap,
justru oknum-oknum hakim yang tidak “bersih” malah menawari si terdakwa.
Bahkan tak jarang ada terdakwa yang justru takut hukumannya akan tambah
berat jika tidak menerima tawaran tersebut
d. Hukum Yang Bisa Dibeli
Lalu bagaimana dengan oknum-oknum yang ditangkap dan terbukti
melakukan suap? Sudah pasti mereka akan diadili. Tapi sekali lagi, hukum di
Indonesia adalah hukum yang bisa dibeli dengan uang. Bukan berarti hukumnya
yang salah, tapi oknum-oknum penegaknya yang membuat hukum jadi tak
mempan bagi orang-orang yang berduit.
Dengan menyuap para hakim atau bahkan para penjaga penjara dengan
iming-iming sejumalah uang, maka para terdakwa bisa menikmati hidup mewah
bahkan di penjara sekalipun. Lebih-lebih masa hukuman dapat dipersingkat dan
segera menghirup udara bebas.
e. Haus Kejayaan
Manusia bisa saja silau dengan kejayaan mulai dari kekayaan, keuasaan
bahkan juga jabatan. Demi mendapatkannya orang-orang rela melakuan apa saja
bahkan menempuh jalan “belakang” jika perlu. Yaitu dengan memberikan
sesuatu bisa berupa uang atau benda-benda lain agar niatnya dapat dilaksanakan.
Hal paling sepele dan sering kita temui adalah praktik suap yang dilakukan olah
para pelanggar lalu lintas pada polisi yang menangkapnya agar kasusnya tak
sampai jatuh ke meja pengadilan.
Contoh lainnya adalah soal mendapatkan kedudukan. Tak jarang para
calon kepala daerah sampai rela mengeluarkan uang banyak untuk membeli suara
rakyat. Lalu jika terus-terusan seperti ini, bagaimana demokrasi di Indonesia
akan di tegakkan?

1
Suap adalah salah satu bentuk dari tindak pidana korupsi yang terbukti
sangat merugikan tetapi umum dilakukan. Dalam praktek sehari-hari, suap terjadi
hampir di semua aspek kehidupan dan dilakukan oleh seluruh lapisan
masyarakat. Suap tidak hanya dilakukan rakyat kepada pejabat negara (pegawai
negeri) dan para penegak hukum dalam bentuk upeti, tetapi juga terjadi
sebaliknya. Pihak penguasa atau calon penguasa tidak jarang melakukan sedekah

1
Yohanes Pande, Kebijakan Formulasi Tindak Pidana Suap dalam Bidang Politik, Law reform Oktober
2011 Vol. 6 No.2, hal.101-102, https://media.neliti.com/media/publications/110540-ID-kebijakan-
formulasi-tindak-pidana-suap-d.pdf, diakses pada tanggal 20 April 2021
politik (suap) kepada tokoh-tokoh masyarakat dan rakyat agar memilihnya atau
mendukung keputusan politiknya serta kebijakan-kebijakannya.
Jika dicermati terciptanya Undangundang Nomor 11 Tahun 1980 tentang
Tindak Pidana Suap (LN tahun 1980 Nomor 58), bermula dari adanya peristiwa
penyuapan di kalangan olah raga (sepak bola), timbul pertanyaan pada saat itu
mengenai apakah kalangan olah raga yang terlibat dapat dihukum atau tidak.
Berdasarkan peraturan hukum yang ada, perbuatan tersebut tidak di golongkan
dalam tindak pidana, baik yang diatur dalam KUHP maupun Undang-Undang
Korupsi saat itu (UU No. 3 Tahun 1971). Oleh karenanya, perbuatan suap
menyuap untuk seluruh kalangan merupakan perbuatan tercela dan memerlukan
pengaturan yang komprehensif.
Keberadaan pasal-pasal suap yang diadopsi dari Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana (KUHP) ke dalam Undang-Undang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi, selama ini hanya menjadi pasal tidur yang tidak memiliki
makna. Hal ini terjadi karena dari keseluruhan delik-delik korupsi itu, mulai dari
delik penyalahgunaan kewenangan, delik materiele wederrechtelijk, delik
penggelapan, hanya delik suap yang sangat sulit pembuktiannya

2. Untuk mengetahui tindakan atau perbuatan-perbuatan yang melawan hukum,


silahkan mempelajari Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP untuk hukum
pidana material) dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPER untuk hukum
perdata material). Selanjutnya kemukakan sejumlah pasal hukum pidana material
yang mengatur tentang kejahatan menghilangkan nyawa orang lain.
Jawaban :
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Indonesia mengatur ketentuan-
ketentuan pidana tentang kejahatan-kejahatan yang ditunjukan terhadap nyawa orang
lain dalam Buku ke-II Bab ke-XIX KUHP yang terdiri dari tiga belas pasal, yakni
dari Pasal 338 sampai dengan Pasal 350. Dari pengaturan mengenai ketentuan-
ketentuan pidana tentang kejahatan-kejahatan yang ditujukan terhadap nyawa orang
sebagaimana telah dimaksud, terdapat pembedaan antara berbagai kejahatan yang
dapat dilakukan orang terhadap nyawa orang, dengan mengklasifikasikan ke dalam
beberapa kelompok adalah sebagai berikut :
Berdasarkan unsur kesalahannya tindak pidana pembunuhan dibedakan
menjadi 2 (dua) macam, yaitu :
1) Kejahatan terhadap nyawa yang dilakukan dengan sengaja (dolus misdrijven).
Kejahatan ini diatur dalam Buku Kedua Bab XIX KUHP Pasal 338 sampai
Pasal 350. 32
2) Kejahatan terhadap nyawa yang dilakukan dengan tidak sengaja (culpose
misdrijven). Tindak pidana ini diatur dalam Buku Kedua Bab XXI KUHP
Pasal 359.
Kejahatan berupa kesengajaan menghilangkan nyawa orang lain dalam
pengertian yang umum, tentang kejahatan mana yang masuk dalam kualifikasi
kesengajaan menghilangkan nyawa orang lain dengan tidak direncanakan sebelumnya
(doodslag), dengan kejahatan menghilangkan nyawa orang lain dengan direncanakan
terlebih dahulu (moord).2

Berdasarkan objeknya/korban (kepentingan hukum yang dilindungi) kejahatan


terhadap nyawa dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
1) Kejahatan terhadap nyawa manusia pada umumnya, diatur pada Pasal 338,
339, 340, 344, dan 345 KUHP.
2) Kejahatan terhadap nyawa bayi pada saat dilahirkan atau sesaat / tidak
lama setelah dilahirkan, perbuatan ini diatur dalam Pasal 341, 342, dan
343 KUHP.
3) Kejahatan terhadap nyawa bayi yang masih ada dalam kandungan atau
masih berupa janin, dimuat dalam Pasal 346, 347, 348, dan 349 KUHP.

1)Pembunuhan yang di lakukan dengan sengaja.


a). Pembunuhan Biasa
Delik ini diatur dalam Pasal 338 KUHP yang merumuskan bahwa
“Barangsiapa senagaja merampas nyawa orang lain, diancam, karena
pembunuhan, dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun”
Pada pembunuhan biasa ini, Pasal 338 KUHP menyatakan bahwa
pemberian sanksi atau hukuman pidananya adalah pidana penjara paling lama
lima belas tahun. Di sini disebutkan “paling lama” jadi tidak menutup
kemungkinan 33 hakim akan memberikan sanksi pidana kurang dari lima
belas tahun penjara.

b). Pembunuhan yang Disertai, Diikuti atau Didahului dengan Tindak Pidana
Lain
Delik ini diatur dalam Pasal 339 KUHP yang merumuskan bahwa :
“Pembunuhan yang diikuti, disertai atau didahului oleh suatu tindak pidana,
yang dilakukan dengan maksud untuk mempersiapkan atau mempermudah
2
Z Arifin, 2012, Tinjauan Umum Tentang Tindak Pidana Pembunuhan, Mutilasi, Kriminalisasi, dan
Pembaharuan Hukum Pidana Indonesia http://eprints.walisongo.ac.id/1249/3/2105126_Bab2.pdf ,
diakses pada tanggal 20 April 2021
pelaksanaannya, atau untuk melepaskan diri sendiri maupun peserta lainnya
dari pidana bila tertangkap tangan, ataupun untuk memastikan penguasaan
barang yang diperolehnya secara melawan hukum, diancam dengan pidana
penjara seumur hidup atau pidana penjara selama waktu tertentu paling
lama dua puluh tahun.”
Pada pembunuhan dalam Pasal 339 KUHP meropakan suatu bentuk
khusus pembunuhan yang diperberat. Dalam pembunuhan yang diperberat ini
terdapat 2 (dua) macam tindak pidana sekaligus, yaitu pembunuhan biasa dan
tindak pidana lain. Dalam Pasal 339 KUHP ini, ancaman pidananya adalah
pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua
puluh tahun. Sanksi pidana pada pembunuhan ini termasuk relatif berat
dibandingkan dengan pembunuhan biasa yang diatur dalam Pasal 338 KUHP,
karena dalam perbuatan ini terdapat dua delik sekaligus.

c). Pembunuhan Berencana


Tindak pidana ini diatur dalam Pasal 340 KUHP, yang menyebutkan
sebagai berikut :
“Barangsiapa dengan sengaja dan dengan direncanakan terlebih dahulu
merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan berencana,
dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup 34 atau pidana
penjara selama waktu tertentu paling lama dua puluh tahun.”
Ancaman pidana pada pembunuhan berencana ini lebih berat dari pada
pembunuhan yang ada pada Pasal 338 dan 339 KUHP bahkan merupakan
pembunuhan dengan ancaman pidana paling berat, yaitu pidana mati, di mana
sanksi pidana mati ini tidak tertera pada kejahatan terhadap nyawa lainnya,
yang menjadi dasar beratnya hukuman ini adalah adanya perencanaan terlebih
dahulu. Selain diancam dengan pidana mati, pelaku tindak pidana
pembunuhan berencana juga dapat dipidana penjara seumur hidup atau selama
waktu tertentu paling lama dua puluh tahun.

d). Pembunuhan oleh Ibu terhadap Bayinya


Tindak pidana pembunuhan terhadap bayi ini dibagi menjadi 2 (dua)
macam yaitu : pembunuhan bayi yang dilakukan dengan tindak berencana
(pembunuhan bayi biasa) dan pembunuhan bayi yang dilakukan dengan
perencanaan terlebih dahulu.
1. Pembunuhan bayi yang dilakukan dengan tidak berencana (pembunuhan
bayi biasa).
Pembunuhan ini diatur dalam Pasal 341 KUHP, yang
menyebutkan sebagai berikut:
“Seorang ibu yang karena takut akan diketahui bahwa ia melahirkan
anak dengan sengaja menghilangkan nyawa anaknya pada saat anak itu
dilahirkan atau tidak lama kemudian, diancam karena membunuh anak
sendiri, dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.”
Pada kasus pembunuhan ini KUHP memberikan ancaman
hukuman bagi pelakunya dengan pidana penjara 35 paling lama tujuh
tahun. Sanksi pidana pembunuhan ini jauh lebih ringan dibandingkan
dengan pembunuhan biasa. Lebih ringannya sanksi pidana tersebut di lihat
dari subjek atau pelaku pembunuhan. Pada saat melakukan pembunuhan
pelaku sedang mengalami kondisi kejiwaan yang lebih atau sedang dalam
keadaan tertekan batinnya karena ada perasaan takut diketahui orang lain.
Sehingga kondisi kejiwaan yang demikian dinilai sebagai mengurangi
kesalahan pelaku atas tindak pidana pembunuhan yang dilakukan terhadap
bayinya. Namun hal tersebut tidak dapat dijadikan ssbagai alasan yang sah
untuk menghapuskan sifat melawan hukumnya perbuatan ibu membunuh
bayinya.
2. Pembunuhan bayi yang dilakukan dengan perencanaan terlebih dahulu
Pembunuhan ini diatur dalam Pasal 342 KUHP yang rumusannya
adalah sebagai berikut :
“Seorang ibu yang untuk melaksanakan keputusan yang
diambilnya karena takut akan diketahui bahwa ia akan melahirkan anak,
menghilangkan nyawa anaknya pada saat anak itu dilahirkan atau tidak
lama kemudian, diancam karena melakukan pembunuhan anak sendiri
dengan berencana, dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.”
Ancaman sanksi sanksi pidana pembunuhan berencana ini relatif
lebih berat dibandingkan dengan pembunuhan biasa pada bayi (Pasal 341
KUHP). Hal ini didasarkan pada adanya perencanaan terlebih dahulu
sebelum melakukan pembunuhan. Dalam KUHP disebutkan ancaman
sanksi pidana terhadap ibu yang membunuh bayinya sendiri pada saat atau
tidak lama setelah dilahirkan yang didahului dengan perencanaan adalah
dengan pidana 36 penjara paling lama sembilan tahun. Kaitannya dengan
Pasal 341 dan 342 KUHP, dalam KUHP juga diatur mengenai orang lain
yang turut serta melakukan tindak pidana terhadap bayi. Hal ini diatur
dalam Pasal 343 KUHP yang berbunyi : “Bagi orang lain yang turut
serta melakukan, kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan pasal
342 dipandang sebagai pembunuhan atau pembunuhan anak dengan
berencana.”
Artinya bahwa orang lain yang turut serta dalam pembunuhan bayi
tidak dapat diberlakukan ketentuan seperti pada Pasal 341 dan 342 KUHP,
namun ia diberlakukan terhadap pelanggaran pada pembunuhan biasa
(Pasl 338 KUHP) atau pembunuhan berencana (Pasal 340 KUHP. Jadi
sanksi pidana terhadap orang lain yang turut melakukan pembunuhan
tersebut adalah diberlakukan sama dengan pembunuhan biasa (Pasal 338
KUHP) atau pembunuhan berencana (Pasal 340 KUHP).
2). Pembunuhan yang di lakukan dengan tidak sengaja.
Tindak pidana yang dilakukan dengan tidak sengaja merupakan bentuk
kejahatan yang akibatnya tidak dikehendaki oleh pelaku. Kejahatan ini diatur
dalam Pasal 359 KUHP, yang rumusannya sebagai berikut : “Barangsiapa
karena kealpaannya menyebabkan matinya orang lain, diancam dengan pidana
penjara paling lama lima tahun atau kurungan paling lama satu tahun.”
Terhadap kejahatan yang melanggar Pasal 359 KUHP ini ada dua macam
hukuman yang dapat dijatuhkan terhadap pelakunya yaitu berupa pidana penjara
paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun.3

3. Setelah anda mengenal masalah-masalah dan tantangan yang dihadapi dalam


sistem hukum di negara kita, apakah gagasan, pendapat kritis, usulan anda untuk
memperbaikinya? Secara berkelompok, anda dianjurkan untuk mendiskusikan
masalah-masalah yang terkait dengan penegakan hokum!

Jawaban :

Masalah-masalah yang terjadi dalam sistem hukum di negara Indonesia


adalah banyaknya undang-undang yang masih belum kuat untuk membuat para
oknum-oknum yang melakukan pelanggaran atau kejahatan itu menjadi jera.
Sehingga kejahatan-kejahatan atau penyelewenangan masih sering terjadi
terutama di negara kita yaitu negara Indonesia.

Seperti halnya praktik KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme)


Contoh Kasus kKorupsi adalah Kasus Korupsi E-KTP. Hal ini merupakan
kasus yang terkait pengadaan KTP elektronik Indonesia.Terjadi sejak tahun
2010, penyelidikan kasus korupsi ini terus berlansung selama bertahun-tahun
sampai sekarang.
Contoh Kasus Kolusi adalah Kebakaran hutan yang terjadi di Sumatera
dan Kalimantan. Kebakaran hutan tersebut terjadi karena adanya persekongkolan
antara pihak perusahaan yang akan membuka lahan dan pemerintah daerah.
Karena kebakaran hutan tersebut, daerah Sumatera dan Kalimantan mengalami
kabut asap yang membuat warganya menjadi sulit bernafas.
Contoh Kasus Nepotisme adalah Seorang pejabat tinggi disuatu lembaga
tersebut membuka lowongan pekerjaan. Maka sipejabat mengangkat anak,
sepupu, serta kerabatnya untuk bekerja di lembaga tersebut tanpa harus melihat
orang lain yang mendaftar dilowongan pekerjaan tersebut.

3
Agung Pranowo, 2010, Perbandingan Tindak Pidana Pembunuhan Antara Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana (Kuhp) Dengan Hukum Islam, Surakarta : Universitas Sebelas Maret,
https://core.ac.uk/download/pdf/12349216.pdf, diakses pada tanggal 20 April 2021
Ada juga permasalahan yang lainnya seperti kekerasan sosial yang bermuatan
SARA
Misalnya RMS atau Republik Maluku Selatan dan Operasi Papua
Merdeka atau OPM. Kelompok ini menginginkan merdeka dan lepas dari
Indonesia. Untuk memenuhi hasrat ini tindakan-tindakan pemberontakan kerap
terjadi dan membuat warga sekitar merasa sangat terganggu. Pasalnya gerakan
separatis seperti ini hanya akan membuat situasi menjadi buruk.
Contoh lainnya adalah Di penghujung era orde baru terjadi kerusuhan
yang menjadi konflik antar etnis di Indonesia. Hal ini awalnya dipicu oleh krisis
moneter yang membuat banyak sektor di Indonesia runtuh. Namun lambat laun
kerusuhan menjadi semakin mengerikan hingga berujung pada konflik antara
etnis pribumi dan etnis Tionghoa. Kerusuhan melebar dan menyebabkan banyak
aset-aset miliki etnis Tionghoa dijarah dan juga dibakar karena kemarahan.
Selain menjarah dan membakar banyak hal penting dari etnis Tionghoa. Mereka
juga melakukan tindak kekerasan kepada para wanita dari etnis ini. Kasus
pelecehan seksual banyak dilaporkan hingga kasus pembunuhan pun tak bisa
dihindari.

Banyaknya orang-orang yang melakukan hal-hal tercela tersebut karena


tidak ada kesadaran dalam diri mereka bahwa apa yang dilakukannya itu salah
besar. Hal ini bisa terjadi disebabkan dari diri si pelaku tersebut kurang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan mereka kepada sang pecipta, dan juga
haus akan jabatan, kekayaan, dan mereka akan berfikir bagaimanacara
mendapatkan sesuatu dengan hal yang praktis. Tetapi tanpa mereka memikirkan
bahwa perbuatan nya tersebut memakan banyak korban seperti halnya korupsi
yang memakan uang rakyat, premanisme yang mengambil hak masyarakat, dan
lainnya.

Usulan saya yang akan dikemukakan untuk memperbaiki hal ini adalah
harus adanya hukum yang adil tanpa memandang jabatan atau pun tingkatan
dalam masyarakat atau dengan kata lain tidak pandang bulu. Dalam hal ini juga
undang-undang yang mengatur berbagai kejahatan, penyelewenangan, yang
menyebabkan banyak kerugian itu harus diperkuat lagi, dan harus diberikan suatu
efek jera dalam peraturan tersebut agar para oknum yang melakukan hal tersebut
sadar akan hal yang dilakukannya dan juga akan menjadi jera sehingga kejahatan
yang terjadi di lingkungan kita itu akan berkurang bahkan akan hilang seiring
berjalannya waktu.
4. Jelaskan strategi yang anda dapat tawarkan/usulkan untuk melaksanakan
penegakan hukum di Indonesia!

Jawaban :

Setiap perbuatan yang dilakukan meliputi kejahatan dalam hal merugikan


banyak orang, atau adanya penyelewengan dalam jabatannya yang diamanahkan
itu semuanya merupakan hal yang tercela dan akan mendapat balasan di mata
hukum yang diatur dalam undang-undang dari tiap-tiap kejahatan yang diperbuat.
Tetapi yang sangat disayangkan, yaitu adanya undang-udang yang tidak
sesuai dengan perbuatan yang dilakukan, seperti halnya ada sebutan
bahwa”hukum tumpul keatas dan tajam kebawah”. Seperti contoh kasus berikut
ini.
a. Dihukum 1 tahun penjara gara-gara mencuri kayu
Kasus hukum yang menimpa Nenek Asyani pada tahun 2015 membuat
publik terperangah. Nenek Asyani harus menjalani masa-masa tuanya di dalam
penjara setelah divonis hakim 1 tahun penjara dengan masa percobaan 1 tahun 3
bulan, serta denda Rp 500 ribu.
Nenek 63 tahun tersebut didakwa atas pencurian dua batang pohon jati
milik perhutani untuk dijadikan sebagai tempat tidur.

b. Ada kasus yang lainnya lagi seperti Kasus Korupsi Rp 31 M, Ketua DPRD
Bengkalis Divonis 1,5 Tahun Bui.
Majelis Hakim Pengadilan Negeri Pekanbaru, Riau menjatuhkan vonis
ringan terhadap Ketua DPRD Bengkalis, Heru Wahyudi. Meski terbukti bersalah
melakukan korupsi dana bansos, dia hanya divonis 18 bulan penjara.
Vonis itu jauh lebih ringan dari tuntutan jaksa penuntut umum.
Sebelumnya jaksa menuntut Majelis Hakim menghukum Heru dengan pidana
penjara delapan tahun enam bulan
Dana bansos yang dikucurkan Rp 230 miliar. Adapun Praktek bancakan
korupsi berjamaah dana bansos itu telah merugikan negara Rp 31 miliar itu.

Dari contoh kasus diatas, dapat disimpulkan bahwa undang-undang


seperti tidak berfungsi lagi dalam mengatasi kasus-kasus diatas. Kekuasaan yang
ada akan menutupi segala kesalahan yang diperbuat,hal ini bisa menyebabkan
yang kayak menjadi semakin kaya dan jaya, sedangkan yang miskin akan
semakin miskin dan sengsara.
Strategi yang saya usulkan dalam penegakan hukum ini sama seperti
sebelumnya yaitu memperkuat lagi undang-undang yang mengatur tentang hal
atau kejahatan tersebut, harus diberi efek jera, dan kalau bisa dibuat undang-
undang hukuman mati bagi orang-orang yang telah merugikan masyarakat
banyak agar kejahatan atau penyelewengan itu tidak terjadi di waktu yang akan
datang.

Daftar Pustaka

Arifin, Z. 2012. Tinjauan Umum Tentang Tindak Pidana Pembunuhan, Mutilasi,


Kriminalisasi, dan Pembaharuan Hukum Pidana Indonesia.
http://eprints.walisongo.ac.id/1249/3/2105126_Bab2.pdf , diakses pada
tanggal 20 April 2021

Pande, Yohanes. 2011. Kebijakan Formulasi Tindak Pidana Suap dalam Bidang
Politik, Law reform Vol. 6 No.2, hal.101-102.
https://media.neliti.com/media/publications/110540-ID-kebijakan-
formulasi-tindak-pidana-suap-d.pdf, diakses pada tanggal 20 April 2021

Pranowo, Agung. 2010. Perbandingan Tindak Pidana Pembunuhan Antara


Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (Kuhp) Dengan Hukum Islam.
Surakarta : Universitas Sebelas Maret.
https://core.ac.uk/download/pdf/12349216.pdf, diakses pada tanggal 20
April 2021

Anda mungkin juga menyukai