Anda di halaman 1dari 3

NAMA : MEGA CAROLINA PUTRI

NIM : C1061201011
KELAS : ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN [A]
MATA KULIAH : DASAR-DASAR MIKROBIOLOGI
RESUME KE- :4

Pertumbuhan dan Reproduksi Bakteri


 Prokariot merupakan sel tunggal dan hanya membelah diri yang disebut pembelahan
biner.
 Sel bakteri juga melakukan pembelahan biner
 Reaksi yang utama dari sintesis sel adalah reaksi polimerisasi

Protein Fts(filamentous temperature sensitive)  penting dalam pembelahan(secara


normal)
 FtsZ merupakan protein kunci, strukturnya mirip tubulin.
 Protein-protein Fts berinteraksi membentuk aparatus yang disebut divisome
 Molekul-molekul FtsZ berpolimerisasi membentuk cincin utuh dan kemudian cincin ini
akan menarik protein-protein Fts yang lain sehingga sel akan membelah.

Jika mengamati mendel pembelahan


menggunakan mikroskop dan diberi
pewarnaan terlihat protein sangat
menyala dibagian tengah. Tetapi pada
Pemunculan dan pemecahan cincin FtsZ saat sel membelah, ia terlepas.

Apa yang memberi bentuk sel? Apakah bentuk peptidoglikan ?


 Memberi bentuk pada sel adalah protein MreB (mirip aktin pada eukaryot) yang
membentuk sitoskeleton seperti aktin pada bakteri dan kemungkinan pula pada Archaea.

Sintesis Peptidoglikan
 Proses sintesis peptidoglikan → dimulai pada lubang dicincin FtsZ yang dibuat oleh
enzim autolisin (mirip lisozim) yang ada di divisome.
 Bactoprenol : alkohol C55,sangat hidrofobik, mengikat ke prekursor N-asetil glukosami
(Nag )/N-asam muramat (Nam) /pentapeptida. membawa building block peptidoglikan
melewati membrane.

 Di periplasma, bactoprenol berinteraksi dengan enzim yang menginsersi prekursor


tersebut ke titik tumbuh dinding sel dan mengkatalisa ikatan glikosidik.
 Langkah akhir sintesis dinding sel adalah transpeptidasi, pembentukan ikatan silang
peptida antara residu asam muramat ke rantai glikan.
Pertumbuhan eksponensial :
Saat suatu populasi sel tumbuh menjadi ganda pada satuan waktu.
Pertambahan jumlah sel pada pertumbuhan eksponensial adalah kelipatan 2. nSaat 2 sel
menjadi ganda → 22.
N = No 2n
log N = log No + n log 2
n = log N – log No / log 2
n = log N – log No / 0,301 = 3,3 (log N – log No)
No = massa awal; N = massa akhir; n = jumlah generasi yang ada pada periode pertumbuhan
eksponensial.
Contoh: N = 108, No= 5x107 dan t = 2
n = 3,3 {(Log 108 – (log 5x107)} = 3,3 x 0,301 = 1. Generation time (g) = t/n = 2/1 = 2 jam

Kurva tumbuh pada kultur batch


t Mikroorganisme seperti lactobacillus
Log panen pada fase eksponensial (butuh
N Fase isolate yang banyak).
Fase Stasioner
Eksponensial Fase
Fase Kematian Metabolisme sekunder panen pada fase
Lag stasioner.

Fase Lag : Fase adaptasi, pada saat masuk ke media atau habitat baru, nah saat
itu juga baru beradaptasi dengan lingkungan baru sehingga
pertumbuhannya lambat.
Fase Eksponensial : Fase Log, bakteri fokus bertumpuk untuk membelah diri , tujuan
nutrisi yang dikonsumsi akan dikeluarkan untuk pertumbuhan.
Jumlah bakteri meningkat tajam.
Fase Stasionern : Jumlah bakteri yang mati hampir sama dengan jumlah bakteri yang
baru membelah diri. Nutrisi terbatas, kompetisi meningkat, sehingga
masing-masing bakteri mengeluarkan metabolisme sekunder untuk
pertahanan dirinya.
Fase Kematian : Nutrisi dalam media habis dan bakteri tidak kebagian makanan, maka
semuanya mati.
Semua bakteri pasti melalui 4 tahap ini, tetapi memiliki perbedaan dalam hal waktu.

Cara membuat kurva batch


1. Menanam bakteri setiap jam, 3 jam, kelipatan 3, ditanam dengan metode pengenceran
berseri. Contoh hari ke1 bakteri 0, hari ke2 bakteri 106. Hari ke2 9 jam, setelah 18
jam, jumlah bakterinya sama.

Kultur Kemostat

Pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan


 Aktivitas mikroorganisme sangat dipengaruhi oleh kondisi kimiawi dan fisik.
 Empat faktor utama yang menentukan: suhu, pH, air dan oksigen.
 Suhu : suhu cardinal
 Mikroorganisme yang hidup didaerah bersalju
 Mikroorganisme yang hidup di suhu sangat tinggi : hipertermofil
 Sianobakteria termofil dan Skala pH

Tekanan osmotik
a) Kadar garam
b) Kadar Oksigen sebagai aseptor terakhir
Anaerob : Organisme yang tak mempunyai sistim respirasi. Ada yang aerotoleran atau
obligat sehingga saat ada oksigen, ia akan mati karena bersifat racun.
Aerob : Oksigen bisa juga menyebabkan racun, saat bereaksi dengan enzim peroksida.
Punya enzim katalase yang menguraikan H2O2 sehingga tidak mati.

Enzim yang tidak dimiliki bakteri anaerob


Katalase : H2O2 + H2O2 → 2H2O + O2
Peroksidase : H2O2 + NADH + H+ → 2H2O+ NAD+
Superoksida dismutase : O2- + O2- + 2H+ → H2O2 + O2
Superoksida dismutase dan katalase: 4O2-+ 4H+ → 2H2O + 3O2
Anaerobik jar dan anaerobik chamber

Anda mungkin juga menyukai