Offering : GAB
NIM : 170332614547
I. Pendahuluan
Pada mikroba, pertumbuhan merupakan respon paling penting terhadap sifat fisika dan kimia
yang ada pada lingkungannya. Pertumbuhan merupakan hasil dari repsirasi dan perubahan
ukuran sel. Mikroorganisme dapat tumbuh dengan berbagai kondisi baik secara fisik, kimia,
dan nutrisi sekitarnya. Dalam medium yang mengandung nutrisi, organisme dapat megekstrak
nutrient dari medium dan mengubahnya menjadi senyawa biologis. Nutrient digunakan untuk
memproduksi energy dan biosintesis serta pembuatan suatu produk. Sebagai hasil dari
penggunaan suatu nutrient, massa mikroba bertambah sesuai bertambahnya waktu dan dapat
digambarkan seperti dibawah ini
Substrat + sel produk ekstraseluler + lebih banyak sel
∑ S + X ∑ p + nX
Laju reaksi mikroba berkaitan langsung dengan kosentrasi sel, dan reproduksi seluler yang
normal adalah hasil dari reaksi tersebut.
Laju rekasi mikroba dapat di definisikan seperti ini
µnet = 1/x .dx/dt
µnet = µg – kd
x = kosentrasi sel (g/L)
t = waktu (jam)
µnet = laju spesifik pertumbuhan kotor (jam-1)
berbeda dengan laju spesifik pertumbuhan kotor, pertumbuhan mikroba dapat didefinisikan
sebagai jumlah kosentrasi sel (N) sebagai pengganti X
µR = 1/N . dN/dt
dimana µR = laju replikasi bersih secara spesifik (jam-1)
luciferase
Luciferin + O2 + ATP cahaya/sinar
Dimana oksigen an luciferin dibuat berlebih , total sinar emisi sebanding dengan ATP
pada sampel
Produk dari metabolisme sel dapat juga digunakan untuk menghitung pertumbuhan
sel, contoh pada mikroba anaerob dapat menghasilkan produk etanol dan asam laktat,
secara stoikiometri dapat ditentukan pertumbuhan mikrobanya.
a) Fase Lag
Fase ini terjadi setelah proses inokulasi, fase awal aaptasi sel terhaap lingkungan baru.
Paa saat itu mikroorganisme menyusun kembali komponen molekulnya tergantung
pada komposisi nutrisi, enzim yang mensintesis, dan kesiapan kondisi sel untuk
beradaptasi terhadap lingkungan barunya. Faktor kosentrasi yang rendah dari nutrient
dan pertumbuhan yang menyebabkan lamanya fase lag.
b) Fase eksponensial/logaritma
Fase ini sel sudah menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, setelah beradaptasi, sel
akan memperbanyak diri dengan cepat, massa sel, dan densitas sel bertambah secara
eksponensial dengan waktu. Fase ini adalah fase pertumbuhan yang seimbang, dimana
semua komponen tumbuh pada laju yang sama. Selama pertumbuhan seimbang, laju
spesifik pertumbuhan bersih dapat dihitung dari antara jumlah sel atau massa sel yang
sama. Selama fase ini, kosentrasi nutrient besar, sehingga laju pertumbuhan
dipengaruhi oleh kosentrasi nutrient. Laju pertumbuhan eksponensial adalah orde
satu.
diintegral menjadi
d) Fae stasionair
Fase awal menuju kematian, dimana laju pertumbuhan bersih sama dengan laju
pertumbuhan bersih sama edngan nol (tidak ada sel yang tumbuh) atau ketika laju
pertumbuhan sama dengan laju kematian. Meskipun tingkat petumbuhan sama dengan
nol tetapi sel-sel masih aktif membelah secara metabolic menghasilkan metabolit
sekunder yang terkait dengan non-pertumbuhan. Fenomena yang terjadi pada fase ini
yaitu
1. Total kosentrasi massal sel konstan, tetapi jumlah sel yang hidup dapat turun
2. Sel dapat mengalami lisis dan massa sel yang hiup turun. Fase pertumbuhan kedua
terjadi dan sel-sel dapat tumbuh dengan mengonsumsi produk dari lisisnya sel
(pertumbuhan crypthic)
3. Sel tidak tumbuh tetapi memiliki metabolism aktif untuk menghasilkan metabolit
sekunder hasil dari deregulasi metabolit.
Persamaan yang menggambarkan konversi massa sel menjadi energy atau hilangnya
massa sel akibat lisis selama fase stasionair seperti dibawah ini
dx/dt = -kdx atau x = xso e-ke.t
dimana kd adalah konstanta metabolism endogen pada orde 1
e) Fase kematian
Fase ini dimulai ketika fase stasionair berakhir yaitu ketika nutrient yang ada di
medium pertumbuhan organisme habis dan produk beracun dapat diakumulasi.
Persamaan laju kematian biasanya orde 1 dengan rumus seperti dibawah ini
−∆ X
YX/S =
∆S
Pada saat berakhirnya pertumbuhan batch didapatkan hasil pertumbuhan semu.
∆ S=∆ Sasimilasi menjadi biomassa + ∆ S assimilasi menjadi produk extraseluler + ∆ S energy pertumbuhan
∆ S energy untuk hidup
−∆ X
YX/O2 =
∆O 2
−∆ P
YX/O2 =
∆S
Koefisien untuk tumbuh digunakan untuk menggambarkan laju spesifik substrat yang
dipakai untuk sel tumbuh
dS
m= [ ]
dt
m
hidupnya sel merupakan pengeluaran energy untuk memperbaiki komponen sel yang
rusak, untuk transfer beberapa nutrisi dan produk masuk dan keluar sel, untuk
bergerak dan menyesuaikan tekanan osmosis dalam sel. Produk mikroba
diklasifikasikan menjadi 3
1. Produk terkait pertumbuhan diproduksi bersamaan dengan pertumbuhan mikroba.
Laju spesifik pembentukan produk sebanding dengan laju pertumbuhan spesifik.
contoh produknya adalah enzim
2. Pembentukan produk pada saat tidak terjadi pertumbuhan terjadi selama fase
stasionair. Laju spesifik pembentukan produk adalah konstan. Banyak produk
metabolit sekunder seperti antibiotic (penicillin)
3. Pembentukan produk campuran dari pertumbuhan dan fase stasionair.
Contoh produk asam laktat, xanthan gum, dan metabolit sekunder.
Pola kinetika pertumbuhan dan pembentukan produk dalam batch fermentasi