Anda di halaman 1dari 13

TEKNIK BIOPROSES

NAMA ELVINA TRIYANI

NIM 3335200031

KELAS C

RESUME MATERI PERTUMBUHAN SEL DALAM BIOREAKTOR PADA


PERKULIAHAN TANGGAL 16 MEI 2022.
Mikroba merupakan makhluk hidup yang tumbuh sekaligus menghasilkan
produk yang banyak dan spesifik tanpa menghasilkan produk lain. Mikroba tumbuh
dengan membelah sel menjadi 2n. Dimana, jumlah pertumbuhan sel mikroba didalam
bioreactor dapat dihitung dengan menghitung berat atau konsentrasi sel didalam
bioreactor. Dalam perancangan dan operasional bioreactor yang memanfaatkan
aktivitas mikroorganisme, pertumbuhan sel merupakan bagian terpenting karena
menyangkut fase kehidupan sel, laju pertumbuhan, dan kinetika.
Persamaan Michaeless-Menten untuk reaksi enzimatik, mikroba akan
dikondisikan dalam sebuah reactor khusus untuk membentuk enzim, lalu enzim
dipisahkan dan akan digunakan sebagai biokatalis untuk reaksi fermentasi di
bioreaktor. Persamaan Monod untuk pertumbuhan sel.

A. Fase Pertumbuhan Sel


Terdapat beberapa fase pertumbuhan sel, yaitu
Berikut ini merupakan fase pertumbuhan sel berdasarkan laju spesifik.
Fase Deskripsi Laju spesifik

Lag Sel beradaptasi dengan lingkungan μ≈0


baru dan laju pertumbuhan sangat
rendah

Logaritmik/eksponensial Dimulainya pertumbuhan dan μ< μmax


pertumbuhan mencapai laju
maksimum

Penurunan kecepatan Laju pertumbuhan menurun μ ≈ μmax


seiring berkurangnya nutrisi

Stasioner Sel menurun μ=0

kematian Sel mati μ> μmax

1. Fase lag
Fase ini merupakan fase awal dari pertumbuhan sel. Pada fase ini,
sel mengalami adaptasi terhadap lingkungan barunya. Dalam prosesnya,
terjadi metabolisme sel yaitu terjadi sintesis enzim yang baru,
peningkatan massa sel dan volume sel tetapi tidak meningkatkan jumlah
sel. Fase lag juga merupakan fase kritis dari pertumbuhan sel, dan
menentukan keberhasilan pertumbuhan sel. Fase lag adalah fase adaptasi,
yaitu fase dimana ketika mikroba masuk ke dalam reactor dan bertemu
dengan makanannya serta kondisi operasi yang telah diatur tetapi mikroba
tersebut tidak melakukan apa-apa.
2. Fase pertumbuhan atau fase eksponensial
Pada fase ini, sel telah menyesuaikan diri dengan lingkungan
barunya dan menggandakan diri dengan sangat cepat dalam hitungan
eksponensial. Dalam fase ini, semua komponen sel tumbuh pada
kecepatan yang sama dan nutrient masih dalam keadaan ekses. Teknik
kimia akan bekerja di fase ini. Pada fase pertumbuhan, jumlah mikroba
akan bertambah karena mikroba telah membelah. Pada fase ini dikenal
terdapat sebuah persamaan yang disebut persamaan Monod. Berikut ini
merupakan persamaan Monod.
μ max S
μ=
K S +S

Dimana,
μ =laju pertumbuhan sel
μmax = laju pertumbuhan sel maksimum spesifik
S = konsentrasi substrat
Ks = konstanta pertumbuhan sel
Laju pertumbuhan spesifik dapat dihitung menggunakan neraca
massa sel dalam kultur batch, yaitu
dX
=μnet . X
dt
X μ .t
ln =μnet . t atau X =X 0 e net

X0

Pada fase eksponensial, waktu penggandaan (doubling time) yaitu


waktu yang dibutuhkan untuk menggandakan sel mikroba dapat dihitung
dengan persamaan
X
ln ln
X0
τ a=
μnet
3. Fase penurunan kecepatan
Pada fase ini, terjadi penurunan kecepatan dari fase logaritmik
dengan waktu yang sangat singkat. Selama fase penurunan, terjadi
fenomena pengurangan satu atau lebih dari nutrient penting dan terjadi
akumulasi produk samping yang merupakan racun bagi sel, serta sel juga
mengalami perubahan struktur untuk meningkatkan ketahanan hidup.
Diawal mikroba tumbuh akan memiliki kecepatan yang sangat cepat dan
semakin mendekati fase stasioner atau optimal maka kecepatannya akan
melambat.

4. Fase stasioner
. Fase ini terjadi seiring dengan berkurangnya nutrisi substrat,
meningkatnya produk metabolic sekunder, dan semakin banyaknya sel
yang mati. Pada fase ini, laju pertumbuhan setara dengan laju kematian,
tidak ada net growth dari populasi organisme, sel mengeluarkan lebih
banyak metabolisme aktif untuk memproduksi metabolic sekunder,
Contoh metabolic sekunder adalah antibiotic, pigmen, dan lain-lain.
Dalam fase ini juga dimungkinkan terjadi lisis pada sel dan viabilitas sel
akan menurun. Pada fase ini, mikroba yang tumbuh pertama kali akan
lebih cepat mati. Fase stasioner adalah fase dimana massa antara
pertumbuhan sel dan kematian itu sama. Fase di titik stasioner merupakan
fase optimal
5. Fase kematian
Fase kematian ditandai dengan banyaknya sel yang mati
dibandingkan dengan sel yang masih hidup. Fase kematian adalah fase
dimana semua mikroba telah tua, reactor sudah tidak efektif sehingga
mikroba akan mati. Hal ini disebabkan berkurangnya nutrient dan
metabolisme racun dari hasil reaksi samping (by-product).
dN
=−k d . N
dt
Dimana,
Kd = konstanta laju kematian sel orde satu

B. Kinetika Pertumbuhan Sel


Kinetika pertumbuhan sel dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan
yang hampir sama dengan kinetika enzimatis. Pertumbuhan batch mengenai fase
pertumbuhan organisme dalam bentuk batch yang terdiri dari fase adaptasi hingga
kematian. Selama fase pertumbuhan dan penurunan, kecepatan pertumbuhan sel
secara umum dinyatakan dengan persamaan :
r x =μx
μ .t
x=x 0 e

Dimana,
rx = kecepatan produksi volumetric biomassa (kg/m3s)
x = konsentrasi sel yang terukur (kg/m3)
μ = laju pertumbuhan spesifik (s-1)
Laju pertumbuhan sel juga dapat dinyatakan dalam bentuk doubling time
(td)
2
t d=ln
μ

C. Efek Konsentrasi Substrat


Pertumbuhan mikroba dipengaruhi oleh konsentrasi substrat yaitu makanan.
Konsentrasi substrat merupakan faktor penting dalam pertumbuhan organisme.
Substrat yang paling berpengaruh dalam pertumbuhan biasanya adalah sumber
karbon dan nitrogen, persamaan yang mungkin dapat digunakan untuk menyatakan
hal tersebut adalah persamaan Monod, homolog dari persamaan Michaelis-Menten.
μ max c s
μ=
K S +c s 0
D. Proses Bioreaktor Beroperasi
Didalam bioreactor, mikroba dapat beroperasi secara batch dan kontinyu.
a. Proses Batch

Jika proses batch, bahan baku masuk ke dalam bioreactor lalu


ditutup sehingga tidak ada pengeluaran, kemudian terjadi proses
fermentasi.
b. Proses Kontinyu

Jika proses kontinyu pada bioreactor CSTR, bahan baku atau


substrat dengan cara diteteskan terus-menerus selama proses bioreactor
berjalan. Konsentrasi di dalam bioreactor tidak boleh lebih dari 15%
karena mikrobanya akan mati sehingga perlu adanya pengeluaran. Ketika
terjadi fermentasi, ada yang masuk dan ada yang keluar secara bersamaan
sehingga konsentrasinya akan disetting seperti kondisi awal.
c. Proses Semi Batch
Bahan baku masuk ke dalam bioreactor dan setelah 1 hari
konsentrasi substrat akan menurun sehingga konsentrasi pertumbuhan
akan ditambah kembali sehingga konsentrasi pertumbuhan di dalam
bioreactor akan sama seperti saat pertama kali proses fermentasi itu
berlangsung.

E. Karakteristik Pertumbuhan Mikroba


Karakteristik pertumbuhan mikroba yaitu
a. Pertumbuhan mikroba merupakan pertumbuhan jumlah sel mikroba
b. Pertumbuhan mikroba berlangsung selama nutrisi masih cukup tersedia
c. Pertumbuhan mikroba dapat diukur dengan melihat kenaikan biomasssa
atau jumlah sel
d. Selama pertumbuhan, mkroba menghaslkan metabolit primer/sekunder
berupa produk

F. Menghitung Jumlah Mikroba


Untuk menghitung jumlah mikroba dalam jumlah sedikit maka dapat
menggunakan metode Total Plate Count (TPC) yaitu dengan mengambil sampel
dalam jumlah sedikit dan mengencerkan sampel tersebut lalu menghitung manual
jumlah mikroba dalam skala laboratorium. Untuk menghitung jumlah mikroba dalam
jumlah banyak maka dapat menggunakan metode Mixed Liquor Suspended Solid
(MLSS) untuk menghitung jumlah padatan yang terkandung dalam liquid, caranya
yaitu dengan mengambil sampel dalam jumlah banyak dengan volume tertentu, lalu
mensentrifuge sehingga padatannya akan turun ke bawah, padatan ini mewakili
jumlah mikroba. Kemudian, padatan akan disaring dan ditimbang sehingga diperoleh
massa padatan. Untuk menghitung jumlah mikroba maka dapat dengan cara
mengalikan volume sampel dengan massa padatannya.
REVIEW JURNAL YANG DITULIS OLEH MAYA SARAH, DKK DENGAN
JUDUL PARAMETER BIOKINETIKA DARI DEGRADASI LIMBAH KOL
DAN TOMAT MENGGUNAKAN SISTEM BIOREAKTOR ANAEROBIK.
Pasokan energi di dunia sangat bergantung pada bahan bakar fosil, dimana
bahan bakar fosil merupakan energi tak terbarukan. Hal ini menyebabkan terjadinya
krisis ketersediaan bahan bakar fosil sehingga diperlukan adanya energi alternatif
seperti biogas. Biogas merupakan bahan bakar alternatif yang berasal dari proses
fermentasi bahan organik yang terdiri dari metana, karbondioksida, dan impuritis
seperti hidrogen, hidrogen sulfida, dan beberapa nitrogen. Salah satu bahan organik
yang dapat dijadikan sebagai bahan baku pembuatan biogas yaitu kol dan tomat
karena keduanya memiliki kandungan kelembaban dan organik yang tinggi.
Penguraian anaerobik adalah proses penguraian terkontrol dari bahan yang dapat
teurai secara hayati dalam kondisi tidak ada oksigen bebas pada suhu tertentu untuk
bakteri aerob yang dapat mengubah input menjadi biogas.
Penelitian ini bertujuan untuk memproduksi biogas dari limbah kol dan tomat
secara terpisah. Pada penelitian ini, limbah kol dan tomat diolah menjadi biogas
menggunakan Anaerobic Baffled Reactor (ABR). ABR memiliki keunggulan seperti
desain yang sederhana, tidak memerlukan pemisahan gas atau lumpur dan stabilitas
yang tinggi. Persamaan Monod adalah persamaan yang menunjukkan hubungan
antara tingkat pertumbuhan mikroorganisme dengan pemanfaatan substrat, dimana
laju pertumbuhan akan terus meningkat seiring dengan adanya peningkatan
konsentrasi substrat. Berikut ini merupakan persamaan Monod.
μ max S
μ=
K S +S

Dimana,
μmax = laju pertumbuhan maksimum spesifik
Ks = konstanta Monod
Bahan yang digunakan adalah limbah kol dan limbah tomat. Penelitian ini
dilakukan melalui proses fermentasi anaerobik menggunakan ABR pada suhu ruang.
Pada penelitian ini dilakukan dengan memvariasikan konsentrasi umpan sebesar 100
g/L; 200 g/L; dan 300 g/L. Prosedur yang dilakukan yaitu dengan menyiapkan
inokulum, lalu melakukan seeding mikroorganisme di dalam toples dengan volume
seeding ⅓ volume bioreaktor. Perbandingan antara inokulum dan substrat yaitu 1:1.
Sebelum digunakan, ukuran substrat diperkecil terlebih dahulu lalu dihaluskan
menggunakan blender dan ditambahkan air. Feeding glukosa dilakukan pada hari ke-
3, 6, dan 9. Analisis MLSS dilakukan pada hari ke-10 untuk melihat pertambahan
jumlah mikroorganisme. Jika terjadi pertambahan, maka dilakukan tahap start up di
dalam bioreaktor. Sebelum dimasukkan ke dalam bioreaktor, limbah kol dipotong
menjadi ukuran 0,5-1 cm dan limbah tomat juga dipotong menjadi ukuran 2 cm.
Selanjutnya, limbah kol dan tomat dihaluskan dan ditambahkan air. Kemudian,
mikroorganisme ditambahkan ke mixer dengan perbandingan substrat dan
mikroorganisme yaitu 2:1.
Dari penelitian ini, diperoleh grafik yang menunjukkan pengaruh konsentrasi
umpan terhadap pertumbuhan mikroba yang ditunjukkan pada nilai MLSS pada
degradasi limbah kol.

Selain itu, juga diperoleh grafik yang menunjukkan pengaruh konsentrasi umpan
terhadap pertumbuhan mikroba yang ditunjukkan pada nilai MLSS pada degradasi
limbah tomat.
Dari kedua grafik diatas, terlihat bahwa konsentrasi MLSS mengalami peningkatan
seiring dengan semakin banyaknya bahan organic atau substrat yang dioksidasi.
Bahan organic akan dioksidasi oleh mikroorganisme untuk menghasilkan energi yang
akan digunakan untuk pertumbuhan mikroorganisme.
Dari penelitian ini, diperoleh hasil bahwa produksi biogas limbah kol tertinggi
diperoleh ketika konsentrasi umpan yang digunakan yaitu 200 g/L, dimana biogas
yang dihasilkan yaitu sebanyak 60%, sedangkan produksi biogas limbah tomat
tertinggi diperoleh ketika konsentrasi umpan yang digunakan yaitu 237 g/L, dimana
biogas yang dihasilkan yaitu sebanyak 50%. Untuk menentukan nilai kinetika maka
diperoleh dengan menggunakan persamaan Monod.
r X =μ X

μmax S
r X= X
KS+ S

X 1 K S+ S
= =
r X μ μ max S

1 KS 1 1
= +
μ μ max S μmax
1 1
Dari penelitian ini, diperoleh nilai dan sehingga hubungan keduanya dapat di
μ S
plotkan ke dalam grafik. Dalam grafik yang dibuat, akan diperoleh persaman linear
KS
yang terdiri dari slope dan intercept. Slope nya adalah dan intercept nya adalah
μ max
1
.
μ max

Berdasarkan grafik grafik nilai kinetika pertumbuhan bakteri menggunakan


persamaan Monod untuk degradasi limbah kol diatas,
1 1
intercept = =
μ max 7,8241
−1
μmax =0,122 hari
KS
slope= =173,304
μmax
K S =20,123 g/ L

Dengan menggunakan persamaan Monod untuk degradasi limbah kol pada


konsentrasi umpan 200 g/L diperoleh nilai kinetika pertumbuhan bakteri
menggunakan persamaan Monod yaitu μmax sebesar 0,122 hari-1 dan Ks sebesar 20,123
g/L sehingga persamaan Monodnya menjadi,
0,122 S
μ=
20,123+ S
Berdasarkan grafik nilai kinetika pertumbuhan bakteri menggunakan persamaan
Monod untuk degradasi limbah tomat diatas,
1 1
intercept = =
μ max 8,2633
−1
μmax =0,121 hari
KS
slope= =63,140
μmax
K S =7 , 64 g/ L

Dengan menggunakan persamaan Monod juga untuk degradasi limbah tomat pada
konsentrasi umpan 81,6 g/L diperoleh diperoleh nilai kinetika pertumbuhan bakteri
menggunakan persamaan Monod yaitu μmax sebesar 0,121 hari-1 dan Ks sebesar 7,64
g/L sehingga persamaan Monodnya menjadi,
0,121 S
μ=
7 , 64+ S

DAFTAR PUSTAKA
Sarah, Maya, dkk. 2021. Parameter Biokinetika dari Degradasi Limbah Kol dan
Tomat Menggunakan Sistem Bioreaktor Anaerobik. Jurnal Teknik Kimia USU.
10(2) : 82-89.

Anda mungkin juga menyukai