Anda di halaman 1dari 6

Rangkuman Materi Teknik Bioproses

Nama : Adinda Khairinnisa


Kelas :C
NPM : 3335190033
A. Kinetika Pertumbuhan Mikroorganisme
Kinetika pertumbuhan mikroba digunakan untuk pengamatan aktivitas sel
hidup serta sifat-sifat pertumbuhan mikroorganisme. Kinetika pertumbuhan mikroba
menjelaskan hubungan antara laju pertumbuhan spesifik mikroba dan konsentrasi
substratnya.

B. Metode Menghitung Mikroba


Terdapat dua metode untuk menghitung mikroba, yakni metode langsung dan metode
tak langsung. Metode langsung meliputi:
1) Perhitungan mikroba langsung melalui mikroskop.
2) Perhitungan langsung melalui cawan dengan menghitung tiap titik yang
terbentuk
Dan metode tak langsung meliputi:
1) Metode Turbidity (kekeruhan), dimana pada metode ini digunakan
spectrophotometer.
2) Mengukur aktivitas metabolisme populasi (misalnya, produksi asam atau
konsumsi oksigen).

C. Batch dan Continous Culture


Sistem tertutup atau Batch Culture, dimana tidak ada makanan/nutrisi yang
ditambahkan, dan tidak ada limbah yang dibuang, bakteri akan tumbuh dalam pola
yang dapat diprediksi, dan menghasilkan kurva pertumbuhan yang terdiri dari empat
fase pertumbuhan yang berbeda: fase lag, fase eksponensial, fase diam, dan fase
kematian atau penurunan.
Continuous Culture adalah serangkaian teknik yang digunakan untuk
membudidayakan mikroorganisme pada tingkat pertumbuhan submaksimal pada
batasan pertumbuhan yang berbeda sehingga kondisi kultur tetap konstan (dalam
'steady state') selama periode waktu yang lama. Continuous Culture bertujuan untuk
menjaga pertumbuhan mikroorganisme tanpa batas (terus-menerus berlanjut). Hal ini
dapat dilakukan jika:
1. Nutrisi terus menerus disuplai.
2. Sel yang terakumulasi dan produk limbah dibuang dengan laju yang sama.
3. Kondisi seperti suhu dan pH dijaga pada nilai optimumnya.

D. Kekurangan dan Kelebihan Batch dan Continuous Culture


Batch Culture
Kelebihan:
 Lebih mudah untuk diatur dan dijalankan daripada Continuous Culture
 Fermentor dapat digunakan untuk berbagai proses.
 Dapat menggunakan organisme yang tidak stabil dalam Continuous Culture
 Digunakan untuk produk sekunder seperti antibodi
Kekurangan:
 Perubahan lingkungan pada fermentor dengan laju pertumbuhan lambat
 Waktu penyelesaian lebih lama karena pembersihan
Continuous Culture
Kelebihan:
 Produktivitasnya lebih besar
 Laju pertumbuhan yang maksimal dipertahankan
 Cocok untuk memproduksi biomassa
Kekurangan:
 Pengendalian lebih kompleks
 Risiko terkontaminasinya lebih besar
 Harus memakai mikroba yang memiliki genetic yang sangat stabil.

E. Fase Pertumbuhan Mikroorganisme


1. Fase lag (Masa Adaptasi) yang terjadi segera setelah inokulasi dan berlanjut
hingga sel menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya,
2. Fase pertumbuhan eksponensial, di mana pertumbuhan sel berlangsung pada
tingkat eksponensial (ditunjukkan dengan garis lurus pada plot semi-log)
3. Fase perlambatan, ketika nutrisi mulai habis atau produk beracun mulai
menumpuk.
4. Fase diam, selama waktu pertumbuhan sel yang bersih kira-kira nol.
5. Fase kematian di mana beberapa sel kehilangan viabilitas atau dihancurkan
oleh lisis.

Ketika bakteri ditempatkan di media


yang menyediakan semua nutrisi
yang diperlukan untuk
pertumbuhannya, populasi
menunjukkan empat fase
pertumbuhan yang mewakili kurva
pertumbuhan mikroorganisme.
Setelah inokulasi ke dalam media
baru, bakteri tidak segera
berkembang biak, dan ukuran
populasinya tetap konstan. Selama
periode ini, yang disebut fase lag, sel-sel aktif secara metabolik dan hanya bertambah
dalam ukuran sel. Pada fase ini mikroorganisme juga mensintesis enzim dan faktor
yang dibutuhkan untuk pembelahan sel dan pertumbuhan populasi di bawah kondisi
lingkungan baru mereka. Populasi kemudian memasuki fase log, di mana jumlah sel
meningkat secara logaritmik, dan setiap generasi sel terjadi dalam interval waktu yang
sama seperti generasi sebelumnya, menghasilkan peningkatan yang seimbang dalam
konstituen setiap sel. Fase log berlanjut sampai nutrisi habis atau produk beracun
menumpuk, pada saat itu laju pertumbuhan sel melambat, dan beberapa sel mungkin
mulai mati.
Terdapat 3 alasan mengapa mikroorganismke kembali pada fase lag, yakni
inoculum yang digunakan berasal dari medium lama kemudian dipindahkan ke
medium baru, yang kedua mikrobia yang telat diinokulasikan pada medium yang kaya
akan makanan atau nutrisi kemudian dipindahkan ke dalam medium yang poor
nutritions, ketiga adalah bila inoculum yang digunakan berasal dari mikroba dalam
fase eksponensial dan tumbuh pada kondisi yang sama.

F. Laju Dilusi
Laju pengenceran atau Dilusi (D), biasanya dalam satuan per jam (h -1),
menggambarkan hubungan antara aliran medium ke dalam bioreaktor (F), yang dapat
dinyatakan dalam Lh-1, (Liter per jam), dan volume dalam bioreaktor (V) satuan
dalam liter. Persamaannya sebagai berikut:
F
D=
V
Dimana V merupakan Volume, D merupakan laju dilusi, F merupakan laju aliran

G. Chemostat dan Turbidostat


Untuk mempertahan keadaan steady state, maka dilakukan pemberian nutrisi
secara terus-menerus, terdapat 2 metode, yakni kemostat dan Turbidostat. Chemostat
terdiri dari culture:
 Di mana media segar terus menerus dimasukkan dengan kecepatan konstan
 Volume kultur dijaga konstan dengan pemindahan kultur terus menerus pada
kecepatan yang sama,
 dan di mana pasokan nutrisi tunggal mengontrol laju pertumbuhan.
Fitur utama dari kultur chemostat adalah:
 Volume budaya tetap konstan,
 Waktu yang dibutuhkan untuk mencampur volume kecil medium dengan
kultur harus kecil, yaitu, pencampuran harus mendekati sempurna
 Kondisi lingkungan dapat dipertahankan konstan (ini termasuk konsentrasi
nutrisi, pH, suhu, konsentrasi antibiotik)
 Laju pertumbuhan spesifik dapat bervariasi dari sedikit di atas nol hingga tepat
di bawah µmaks
 Suatu kondisi lingkungan (pH, suhu, tekanan oksigen, dll.) Dapat divariasikan
dengan tetap mempertahankan laju pertumbuhan spesifik (µ) konstan,
 Sifat biomassa seperti komposisi makromolekul dan karakteristik fungsional
dapat dipertahankan konstan,
 Konsentrasi biomassa dapat diatur (dengan mengubah konsentrasi substrat
pembatas dalam media pemasukan) dan dipertahankan konstan, terlepas dari
µ,
 Pertumbuhan yang terbatas substrat dapat dipertahankan tanpa batas waktu
dan ini dapat meredakan represi katabolik dan induksi metabolisme sekunder
pada konsentrasi substrat (glukosa) yang rendah. Ketika kultur chemostat
dioperasikan untuk waktu yang sangat lama, organisme berkembang (lihat di
bawah); memang, biakan chemostat dapat digunakan untuk memilih mutan
dengan karakteristik fisiologis tertentu (lihat Tabel 1).
Ada dua jenis kultur aliran kontinu, turbidostat dan chcmostat (Tabel 1). Keduanya
harus merupakan suspensi campuran biomassa yang sempurna dimana media diberi
makan dengan kecepatan konstan dan kultur dipanen dengan kecepatan yang sama.
Dalam chemostat, laju pertumbuhan spesifik dikontrol secara eksternal oleh
konsentrasi nutrisi tunggal, substrat pembatas.
Tabel 1. Komparasi antara Kemostat dab Turbidostat
Parameter Kemostat Turbidostat
Metode Pengendalian
Internal Eksternal
laju pertumbuhan
Laju Pertumbuhan Di atau mendekati Tepat diatas 0 atau
kultur µmax dibawah µmax
Pengaruh peningkatan Konsentrasi
konsentrasi unsur hara Biomassnya akan
Peningkatan
dalam medium meningkat jika kendali
konsentrasi biomass
reservoir pada fotometernya
diubah
Culture volume Konstan Konstan
Kondisi Lingkungan Konstan Konstan
Durasi Culture Tak terbatas Tak terbatas

Gambar 2. Basic Kemostat


Gambar 3. Skematik dari Turbidostat
Untuk mencapai kultur pada kondiri steady-state, pertumbuhan spesifik (µ) harus sama
dengan laju dilusi (D):
μ= D
Keseimbangan ini dapat dicapai dengan mengontrol konsentrasi substrat (S) dalam media
fermentasi dengan penambahan media yang fresh. Laju pertumbuhan spesifik
didemonstrasikan oleh Monod dan ditentukan oleh laju aliran larutan nutrisi ke culture sesuai
dengan persamaan berikut:

Untuk mencapai kondisi steady-state, konsentrasi substrat (S) yang ditentukan oleh laju dilusi
(D) dapat diprediksi dengan persamaan berikut:

Ekspresi untuk menghitung konsentrasi biomassa (X) menurut koefisien hasil (Yx / s) pada S
pada kondisi steady-state adalah:

Konsentrasi biomassa dinyatakan sebagai X dan µ adalah laju pertumbuhan spesifik dalam
jam (h-1), pada dasarnya istilah µX mengacu pada pertumbuhan dan DX adalah keluarannya,
oleh karena itu pada kondisi steady state konsentrasi sel tetap konstan ketika:
Oleh karena itu, perubahan konsentrasi biomassa (X) dari waktu ke waktu (t) adalah nol, dan
perubahan konsentrasi substrat (S) dari waktu ke waktu (t) adalah nol, yaitu tidak ada
akumulasi bersih biomassa atau substrat. Pada beberapa sistem akan sangat sulit mencapai
steady state yang sempurna, akan menjadi steady state semu (McNeil dan Harvey, 2008).

Anda mungkin juga menyukai