Anda di halaman 1dari 3

kultur kontiyu mengacu pada sistem dengan mengumpankan medium segar ke

dalam kultur yang memiliki volume tetap, sehingga kultur melebihi kebutuhannya
untuk mensintesa sel yang dibutuhkan.

Kultur kontinyu adalah kultur dengan nutrien medium diumpankan oleh sebuah
pompa ke dalam bejana kultur yang memiliki volume tetap.

Medium dirancang sedemikian rupa sehingga seluruh nutrien esensial yang


dibutuhkan dapat disuplai melebihi kebutuhannya untuk mensintesa sejumlah sel
yang dibutuhkan.

Populasi meningkat secara kontinyu sebagai hasil pertumbuhan sel

Bersamaan dgn meningkatnya populasi, terjadi pengenceran kadar sel sebagai


akibat penambahan medium baru dan pelimpahan keluar melalui sifon pembuang

Kecepatan kedua proses berlawanan dapat dinyatakan secara matematik :

Kecepatan pertumbuhan (instatneous growth rate) yang berlaku dX/dt = X

D berlaku dX/dt = - Dx

Kultur kontinyu adalah kultur dengan nutrien medium diumpankan oleh sebuah
pompa ke dalam bejana kultur yang memiliki volume tetap. Medium dirancang
sedemikian rupa sehingga seluruh nutrien esensial yang dibutuhkan dapat
disuplai melebihi kebutuhannya untuk mensintesa sejumlah sel yang dibutuhkan.
dalam kultivasi mikroba menggunakan teknik kultur kontinyu/sinambung, mikroba
ditumbuhkan secara terus menerus pada fase paling optimum untuk fase pertumbuhan yaitu
fase eksponensial dimana sel membelah diri dengan laju yang konstan, massa menjadi dua kali
lipat mengikuti kurva logaritmik. Hal ini dilakukan dengan memberi nutrisi secara terus
menerus sehingga mikroba tidak pernah kekurangan nutrisi. Penambahan nutrisi/media segar
ke dalam bioreaktor dilakukan secara kontinyu, dimana dalam waktu yang sama larutan yang
berisi sel dan hasil produk hasil metabolisme dikeluarkan dari media dengan volume yang sama
dengan substrat yang diberikan. Kondisi tersebut menghasilkan keadaan yang STEDY STATE
dimana pembentukan sel-sel baru sama dengan sel-sel yang dikeluarkan dari fermentor. Pada
kondisi steady state konsentrasi nutrisi, konsentrasi sel, laju pertumbuhan dan konsentrasi
produk tidak berubah walaupun waktu fermentasi makin lama. Laju pertumbuhan spesifik
dipengaruhi oleh perbandingan antara laju aliran medium dan volume kultur disebut dengan
Laju Dilusi (D) dimana D = F/V

Keterangan:
F : Laju aliran
V : Volume
D : Laju dilusi
Dapat menggunakan sel mikroba untuk memaksimumkan waktu tinggalnya (retensi), sehingga
meningkatkan produktivitasnya. Dengan menggunakan kultur kontinyu, sel mikroba atau
produk metabolitnya dapat dipanen secara kontinyu. Teknik kultur kontinyu cocok untuk
diterapkan pada sistem produksi metabolit sel mikroba yang tidak berpengaruh pada
pertumbuhan selnya itu sendiri. Untuk industri bioteknologi berkapasitas besar, kultur
kontinyu menghasilkan efisiensi produksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan kultur batch
asalkan produk yang dihasilkan tidak berpengaruh negatif terhadap mikroba penghasilnya.

Pemberian nutrient secara kontinyu dan untuk mempertahankan keadaan steady state dalam
teknik kultivasi ini dapat dilakukan dengan dua macam cara,
yaitu: khemostat dan turbidostat.
a. Khemostat
Teknik kultur kontinyu dengan cara kemostat dilakukan dengan menambahnkan nutrien
melalui sebuah tangki sedemikian rupa sehingga komposisi nutrient di dalam fermentor tempat
kultivasi mikrobia selalu dalam keadaan tetap. Hal ini dapat dicapai dengan mengatur
kecepatan aliran medium baru ke dalam fermentor disesuaikan dengan aliran medium keluar
fermentor untuk di panen. Laju pertumbuhan sel diatue dengan cara mengatur konsentrasi
salah satu substrat terbatas dalam medium.
Di dalam sistem ini sel dapat dipertahankan terus menerus pada fase pertumbuhan
eksponensial atau fase pertumbuhan logaritma. Continuous culture mempunyai ciri ukuran
populasi dan kecepatan pertumbuhan dapat diatur pada nilai konstan menggunakan
khemostat. Untuk mengatur proses di dalam khemostat, diaturkecepatan aliran medium dan
kadar substrat (nutrien pembatas). Sebagai nutrienpembatas dapat menggunakan sumber C
(karbon), sumber N atau faktor tumbuh.Pada sistem ini , ada aliran keluar untuk
mempertahankan volume biakan dalamkhemostat sehingga tetap konstan (misal V ml). Jika
aliran masuk ke dalam tabungbiakan adalah W ml/jam, maka kecepatan pengenceran kultur
adalah D = W/V per jam.D disebut sebagai kecepatan pengenceran (dilution rate). Populasi sel
dalam tabungbiakan dipengaruhi oleh peningkatan populasi sebagai hasil pertumbuhan
danpengenceran kadar sel sebagai akibat penambahan medium baru dan pelimpahanaliran
keluar tabung biakan. Kecepatan pertumbuhannya dirumuskan sebagai berikut:
dX/dt = X DX = ( D) X.
Pada keadaan mantap (steady state), maka = D, sehingga dX/dt = 0.
Dengan sistem ini sel seolah-olah dibuat dalam keadaan setengah kelaparan, dengan nutrien
pembatas. Kadar nutrien yang rendah menyebabkan kecepatan pertumbuhan berbanding lurus
dengan kadar nutrien atau substrat tersebut, sehingga kecepatan pertumbuhan adalah sebagai
fungsi konsentrasi nutrien, dengan persamaan:
= max S / (Ks + S)
max: kecepatan pertumbuhan pada keadaan nutrien berlebihan
S : konstante nutrien
Ks : konstante pada konsentrasi nutrien saat = max (Budiyanto, 2005)

b. Turbidostat
Teknik kultivasi denga system turbidostat dilakukan dengan menambahkan nutrient secara
kontinyu sehingga kerapatan sel selalu dalam keadaan tetap. Dalam teknik turbidostat, aliran
medium diatur berdasarkan atas kerapatan optic kultur mikrobia. Pertumbuhan konsentrasi sel
dipertahankan konstan dengan cara memonitor kekeruhan kultur.
Sistem ini didasarkan pada kerapatan bakteri tertentu atau kekeruhan tertentu yang
dipertahankan konstan. Ada perbedaan mendasar antara biak statik klasik dengan biak
sinambung dalam kemostat biak static arus dilihat sebagai sistem tertutup (boleh disamakan
dengan organisme sial, tahap stationer dan tahap kematian. Kalau pada biak sinambung
merupakan sistem terbuka yang mengupayakan keseimbangan aliran untuk organisme selalu
terdapat kondisi lingkungan yang sama.
Dalam pertumbuhan sinkron akan terjadi sinkronisasi pembelahan sel. Hal ini dimaksudkan
agar proses metabolisme siklus pembelahan bakteri dapat dipelajari disperlukan suspensi sel
yang mengalami pembelahan sel dalam waktu sama yaitu sinkron. Sinkronisasi populasi sel
dapat dicapai dengan berbagai tindakan buatan antara lain dengan merubah suhu rangsangan
cahaya, pembatasan nutrien atau menyaring untuk memperoleh sel-sel yang sama ukurannya.
Sinkronisasi pertumbuhan ini juga dimaksudkan untuk menyediakan stater dengan usia yang
sama (Budiyanto, 2005).

Di dalam sistem ini, sel dapat dipertahankan terus menerus pada fase pertumbuhan
eksponensial atau fase pertumbuhan logaritma. Continuous culture mempunyai ciri
ukuran populasi dan kecepatan pertumbuhan dapat diatur pada nila konstan
menggunakan khemostat. Untuk mengatur proses di dalam khemostat, diatur
kecepatan aliran medium dan kadar substrat (nutrien pembatas). Sebagai nutrient
pembatas dapat menggunakan sumber C (karbon), sumber N atau faktor tumbuh.
Pada sistem ini , ada aliran keluar untuk mempertahankan volume biakan dalam
khemostat sehingga tetap konstan (misal V ml). Jika aliran masuk ke dalam tabung
biakan adalah W ml/jam, maka kecepatan pengenceran kultur adalah D = W/V per
jam. D disebut sebagai kecepatan pengenceran (dilution rate). Populasi sel dalam
tabung biakan dipengaruhi oleh peningkatan populasi sebagai hasil pertumbuhan
dan pengenceran kadar sel sebagai akibat penambahan medium baru dan
pelimpahan aliran keluar tabung biakan. Kecepatan pertumbuhannya dirumuskan
sebagai berikut:

dX/dt = X DX = ( - D) X.

Pada keadaan mantap (steady state), maka = D, sehingga dX/dt = 0. Dengan


sistem ini sel seolah-olah dibuat dalam keadaan setengah kelaparan, dengan
nutreian pembatas. Kadar nutrien yang rendah menyebabkan kecepatan
pertumbuhan berbanding lurus dengan kadar nutrien atau substrat tersebut,
sehingga kecepatan pertumbuhan adalah sebagai fungsi konsentrasi nutrien,
dengan persamaan:

= max S / (Ks + S)

max: kecepatan pertumbuhan pada keadaan nutrien berlebihan

S : konstante nutrien

Ks : konstante pada konsentrasi nutrien saat = max.

Anda mungkin juga menyukai