Anda di halaman 1dari 16

MATA KULIAH BAKTERIOLOGI

“RESUME MATERI TENTANG PERTUMBUHAN, REPRODUKSI


DAN PERHITUNGAN BAKTERI”

Nama : Dina Anjani


Kelas : C Tingkat 1
Nim : 202115050

AKADEMI ANALIS KESEHATAN AN NASHER CIREBON


Jl. Pondok Pesantren Tarbiyahtul Banin, Kaliwadas, Kec. Sumber Kab. Cirebon,
Jawa Barat 45611, Telpn: (0231) 322919
PERTUMBUHAN BAKTERI
A. Pengertian pertumbuhan
o Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran atau substansi atau
massa zat suatu organisme, misalnya kita makhluk hidup makro ini
dikatakan tumbuh ketika bertambah tinggi, bertambah besar atau
bertambah berat.
o Pada organisme bersel satu pertumbuhan lebih diartikan sebagai
pertumbuhan koloni, yaitu pertambahan jumlah koloni, ukuran koloni yang
semakin besar atau substansi atau massa mikroba dalam koloni tersebut
semakin banyak, pertumbuhan pada mikroba diartikan sebagai
pertambahan jumlah sel mikroba itu sendiri.
o Namun pertumbuhan pada mikroorganisme juga bisa diartikan sebagai
penambahan jumlah atau total massa sel yang melebihi inokulum asalnya.
o Pertumbuhan mikroorganisme tergantung dari tersedianya air. Bahan-
bahan yang terlarut dalam air, yang digunakan oleh mikroorganisme untuk
membentuk bahan sel dan memperoleh energi adalah bahan makanan.
o Pada mikroorganisme, pertumbuhan individu (sel) dapat berubah langsung
menjadi pertumbuhan populasi. Sehingga batas antara pertumbuhan sel dan
pertumbuhan populasi serta sebagai satu kesatuan populasi yang kemudian
terjadi, kadang-kadang karena terlalu cepat perubahannya, sulit untuk
diamati dan dibedakan.
o Pertumbuhan dalam keadaan kesetimbangan bila terjadi secara teratur pada
kondisi konstan, sehingga jumlah pertambahan komponen kimia juga
konstan. Misalnya, pertambahan jumlah massa sel sebanyak dua kali dalam
keadaan kesetimbangan akan mengakibatkan penambahan jumlah
komponen sel seperti air, ptoten, ARN, dan AND sebanyak dua kali pula.

B. Fase pertumbuhan bakteri


Terjadinya proses pertumbuhan tergantung dari kemampuan sel dalam
membentuk protoplasma baru dari nutrient yang tersedia di lingkungan.
Bakteri yang diinokulasikan dalam medium yang sesuai dan pada keadaan
yang optimum bagi pertumbuhannya, maka terjadi kenaikan jumlah yang
sangat tinggi dalam waktu yang relatif pendek. Pada beberapa spesies,
populasi tercapai dalam waktu 24 jam, populasinya dapat mencapai 10-15
milyar sel bakteri per mililiter. Perbanyakan ini disebabkan oleh pembelahan
sel secara aseksual disebut dengan pembelahan biner. Pembelahan biner
berlangsung dengan interval yang teratur dengan penambahan atau kelipatan
secara eksponensial.
Fase pertumbuhan bakteri merupakan fase pembelahan sel bakteri yang
melalui beberapa fase yaitu, Fase Lag, Fase Logaritma/Exponensial, Fase
Stasioner dan Fase Kematian.

a) Fase Lag (Fase Penyesuaian)


Fase lag merupakan fase penyesuaian bakteri dengan lingkungan yang
baru. Lama fase lag bakteri sangat bervariasi, tergantung pada komposisi
media, pH, suhu, aerasi, jumlah sel pada inokulum awal dan sifat fisiologis
mikro organisme pada media sebelumnya.
b) Fase Logartitma/Exponensial
Fase ini ditandai dengan terjadinya periode pertumbuhan yang cepat.
Setiap sel dalam populasi membelah menjadi dua sel. Variasi derajat
pertumbuhan bakteri pada fase exponensial ini sangat dipengaruhi oleh
sifat genetic yang diturunkannya.
c) Fase Stasioner
Fase stasioner terjadi pada saat laju pertumbuhan bakteri sama dengan
laju kematiannya, sehingga jumlah bakteri keseluruhan akan tetap.
Kesetimbangan jumlah keseluruhan bakteri ini terjadi karena adanya
pengurangan derajat pembelahan sel. Hal ini disebabkan oleh kadar nutrisi
yang berkurang dan terjadi akumulasi produk toksik sehingga mengganggu
pembelahan sel. Fase ini dilanjutkan dengan fase kematian yang ditandai
dengan peningkatan laju kematian yang melampaui laju pertumbuhan,
sehingga secara keseluruhan terjadi penurunan populasi bakteri.
d) Fase Kematian
Fase kematian merupakan fase dimana laju kematian lebih tinggi dari
laju pertumbuhan.

C. Faktor- faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri


1. Tingkat keasaman (pH)
Bakteri tumbuh subur pada kisaran pH 6,5-7,5. Sedangkan system
yang mencerminkan luas renatng pH ditunjukkan oleh berbagai bakteri,
diantaranya:
 Asidosil memiliki nilai rentang pH 6,5-7,0
 Mesofil memiliki nilai rentang pH 7,5-8,0
 Alkalofil memiliki nilai rentang pH 8,4-9,0
Hal ini terutama dijumpai pada bakteri yang bersifat fermentative
yang menghasilkan sejumlah besar asam-asam organik yang bersifat
menghambat.
2. Suhu
Merupakan faktor penting suhu merupakan faktor penting dalam
pertumbuhan bakteri. Apabila suhu tidak sesuai dengan kebutuhan bakteri,
maka akan menyebabkan kerusakan sel. Spesies bakteri yang berbeda
membutuhkan suhu optimal yang amat beragam untuk pertumbuhannya.
Menurut Umar, bakteri diklasifikasikan berdasarkan suhu pertumbuhannya
menjadi 3 kelompok:
Jenis Bakteri Suhu Pertumbuhan Suhu Optimun
Psikofilik -5 - 300 C 10 - 200 C
Mesofilik 10 - 45 0 C 20 - 40 0 C
Termofilik 25 - 800 C 50 - 600 C

3. Oksigen
4. Zat makanan
5. Kelembapan
REPRODUKSI BAKTERI
o Bakteri melakukan reproduksi dengan 2 cara, yaitu lewat pertukaran
materi genetik (seksual) dan reproduksi aseksual.
o Pertukaran materi genetik (seksual) dilakukan lewat konjugasi, transduksi
dan transformasi.
o Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembelahan biner.

A. Reproduksi Seksual
Reproduksi seksual bakteri bisa terjadi melalui mekanisme rekombinasi
gen melalui 3 cara yaitu:
1) Konjugasi
 Tahap reproduksi seksual pada bakteri yang ditandai dengan
pemindahan materi genetik secara langsung.
 Pemindahan itu terjadi dari satu bakteri ke bakteri lain melalui
jembatan konjugasi.
 Contoh bakteri yang melakukan konjugasi adalah Salmonella typhi
dan Escherichia coli.
Adapun tahapan yang terjadi di dalam konjugasi adalah sebagai
berikut:
Keterangan:
Dua sel bakteri salng mendekat hingga akhirnya terbentuk
struktur jembatan yang menghubungkan antara kedua sel.
Terjadi transfer kromosom dan plasmid.
Untuk bakteri yang menerima kromosom dan plasmid, materi
genetiknya menjadi materi genetik rekombinan.
Bakteri dengan materi genetik rekombinan akan memisahkan
diri. Akibatnya, terbentuk dua sel anakan dengan sifat baru
(rekombinan).
2) Transduksi
 Melibatkan peran organisme lain, yaitu virus.
 Rekombinasi gen antara dua bakteri dijembatani oleh virus fab
(bakteriofag).
 Virus yang sesuai digunakan untuk proses transduksi ini adalah
virus fag temperat.
 Virus tersebut mampu bereplikasi secara litik dan lisogenik.
Adapun tahapan dalam transduksi adalah sebagai
berikut:
Keterangan:
Bakteri diinfeksi oleh virus fag, sehingga vius
mengandung DNA bakteri tersebt
Virus fag tersebut kemudian akan menginfeksi bakteri-
bakteri lainnya. Akibatnya, akan terbentuk bakteri baru
dengan rekombinasi gen sesuai dengan rekombinasi gen
pada virus penginfeksinya.
Terbentuklah bakteri-bakteri rekombinan.
3) Transformasi
 Materi genetik akan dipindahkan oleh bakteri secara langsung
atau tidak melalui jembatan penghubung (jembatan konjugasi).
 Bakteri yang mampu bertransformasi adalah bakteri yang
memproduksi enzim tertentu.
 Contoh bakterinya adalah Rhizobium, Neissera, Bacillus, dan
Pneumococcus.
Adapun tahapan dalam transformasi adalah sebagai berikut:
B. Reproduksi Aseksual
Merupakan reproduksi yang hanya melibatkan satu individu tanpa
adanya proses pertukaan materi genetik dengan individual lain secara
seksual.
Kecepatan pembelahan ditentukan oleh waktu generasi.
Waktu yang digunakan adalah waktu yang dibutuhkan sel untuk
membelah, tergantung pada spesies dan kondisi pertumbuhan.
Bakteri dapat bereproduksi dengan membelah diri menjadi dua
secara langsung dan spontan atau disebut pembelahan biner secara
amitosis.
Adapun tahapan dalam pembelahan biner adalah sebagai
berikut:
PERHITUNGAN BAKTERI
 Perhitungan bakteri adalah suatu cara yang digunakan untuk menghitung
jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada suatu media pembiakan.
 Ada 2 cara perhitungan bakteri, yaitu secara langsung dan tidak langsung.
 Metode perhitungan secara langsung
- Direct Microscopic Count (Petroff-hausser counting chamber)
Metode ini dengan menggunakan alat kamar hitung kemudian dilihat
dengan menggunakan mikroskop. Kamar hitung terdiri dari 9 kotak besar
(1 mm2 ¿, 25 kotak sedang (0,2 mm2 ), dan 16 kotak kecil. Sel bakteri yang
tersuspensi akan memenuhi ruang hitung, sehingga jumlah bakteri
persatuan volume dapat dihitung:
Rumus kotak besar
Jumlah sel/ml=Jumlah sel × 2,5× 105
Rumus kotak kecil
Jumlah sel/ml=Jumlah sel ×4× 105
 Metode perhitungan secara tidak langsung
- Total Plate Count (TPC)
Adalah semua koloni yang tumbuh pada media NA. Jumlah koloni
yang dihitung pada cawan petri adalah berjumlah antara 25-250 koloni.
Rumus:
TPC= Jumlah bakteri pada cawan petri × 1/faktor pengenceran
- Spread Plate dan Pour Plate
Cara menghitung sel relative/CFU ' s per ml:
CFU ' s/ml = Jumlah koloni × faktor pengenceran
Misal:
Penanaman dilakukan dari tabung pengenceran 10−6 dengan metode
spread plate dan pour plate.
a. Spread Plate
Koloni=50 = 50 × 106 CFU ' s/0,1 ml
Fp=1/10−6 = 50 000 000 CFU ' s/0,1 ml
SP= 0,1 ml = 5 × 108 CFU ' s/ml

b. Pour Plate
Koloni= 50 = 50× 106 CFU ' s/1 ml
Fp= 1/10−6 = 50 000 000 CFU ' s/0,1 ml
Sp=0,1 ml = 5 × 107 CFU ' s/ml
- Dillution (Pengenceran)
- Most Probable Number (MPN)
Adalah metode yang digunakan untuk menghitung mikroorganisme
yang masih hidup yang hidupnya di dalam sampel yang diuji.
- Membran filter
Digunakan untuk mikroorganisme yang jumlahnya sedikit. Suspensi
bahan mula-mula disaring sejumlah volume tertentu kemudian disaring
dengan filter membrane yang telah disterilkan dahulu. Dengan
menghitung jumlah sel rata-rata tiap kesatuan luas pada filter membrane
dapat dihitung jumlah sel dari volume suspensi yang disaring.
- Kekeruhan (turbidity)
Perhitungan dengan metode ini menggunakan alat spektrofotometer.
- Aktifitas metabolik
- Berat kering
 Rumus umum untuk menghitung bakteri dalam satuan CFU/mL (g)
adalah sebagai berikut:
Jumlah koloni
CFU/Ml (g) =
jumlah sampel yang diinokulasikan (ditanam)
Misalnya:
Cawan menghasilkan 50 koloni dari tingkat pengenceran 1/100 dengan
jumlah sampel yang diinokulasikan 0,1 mL (Spread Plate).
Jawab:
Jumlah koloni
CFU/mL (g) =
jumlah sampel yang diinokulasikan (ditanam)
50CFU
=
¿¿
= 50.000 CFU /mL

MATA KULIAH BAKTERIOLOGI


“RESUME MATERI TENTANG SISTEMATIKA DAN IDENTIFIKASI BAKTERI”
Nama : Dina Anjani
Kelas : C Tingkat 1
Nim : 202115050

AKADEMI ANALIS KESEHATAN AN NASHER CIREBON


Jl. Pondok Pesantren Tarbiyahtul Banin, Kaliwadas, Kec. Sumber, Kab. Cirebon,
Jawa Barat 45611, Telpn: (0231) 322919
SISTEMATIKA DAN IDENTIFIKASI BAKTERI
A. Sistematika Bakteri
Sistematika adalah ilmu yang mempelajari keanekaragaman makhluk hidup serta
hubungan kekerabatan antar sesamanya.
Sistematika berhubungan dengan filogeni dan taksonomi.
I. Filogeni/Filogenesis
o Ilmu yang berhubungan mempelajari tentang sejarah evolusi suatu
organisme).
o Cara yang paling tepat untuk menghubungkan beberapa kelompok
organisme adalah dengan membuat atau mendesai pohon filogenetik.
o Pohon filogenetik digunakan untuk membatasi taksa masing-masing
kelompok individu yang saling terhubung.
o Pohon filogonetik terdiri dari node dan cabang. Maing-masing node
mewakili unit taksonomi beberapa individu, spesies dan populasi.
Masing-masing cabang mendefinisikan hubungan antara unit
taksonomi.
o Satu cabang pada pohon filogonetik dapat menghubungkan dua node
yang mempunyai kekerabatan. Pola percabangan pohon ini disebut
topologi.

Keterangan:
 Archaea
 Merupakan domain mikroorganisme bersel satu.
 Tergolong prokariota.
 Kelompok mikroba yang tidak memiliki inti sel dan organel
yang dibatasi membrane.
 Archaea dibagi menjadi 3 kelompok yaitu methanogenic
(mampu menghasilkan gas metana), halofilik (tinggal di tempat
dengan kadar garam sangat tinggi), dan thermoacidofilik
(ditempat dengan suhu sangat tinggi dan asam).
 Bacteria
 Merupakan organisme bersel tunggal.
 Tidak memiliki membrane inti sel (bersifat prokariotik).
 Memiliki ukuran mikroskopik.
 Anggota domain bacteria adalah kingdom monera yang terbagi
menjadi cyanobacteria (kelompok ganggang hijau biru, mampu
berfotosintesis menghasilkan materi organik) dan bakteria
(kelompok heteretrof).
 Eukarya
 Merupakan domain yang anggotanya organisme uniseluler dan
multiseluler.
 Anggota dari domain ini adalah kingdom protista (protista
mirip jamur, tumbuhan dan hewan), kingdom fungi
(basidiomycota, ascomycota, zigomycota, dan deutromycota),
kingdom plantae (briofita/ lumut, pteridofita, spermatofita),
kingdom animalia (porifera, coelenterate, platyhelminthes,
nemathelminthes, annelida, molusca, Echinodermata,
arthropoda dan chordata).
II. Taksonomi Bakteri
 Ilmu yang mempelajari penggolongan atau sistematika makhluk hidup
berdasarkan klasifikasi, identifikasi, dan tata nama.
 Klasifikasi
Praktek taksonomi yaitu proses penataan organisme ke dalam suatu
kelompok (takson) berdasarkan kekerabatan hubungan kemiripan
(similaritas) atau hubungan kekerabatan (evolusioner).
 Identifikasi
Proses dan hasil penentuan apakah suatu organisme yang belum
dikenal merupakan anggota kelompok yang sudah diketahui
sebelumnya atau bukan.
`
 Tata Nama
Cara pemberian nama ilmiah makhluk hidup menurut kode tata
nama.
 Konsep Spesies
Nomenspecies : Bebagi jenis tekanan yang sama.
Taxospecies : Indeks kesamaan ≥ 70 (taksonomi numerik).
Genospecies : Pertukaran genetik.
Genomic species : Nilai keterkaitan DNA ≥ 70%.
 Contoh taksonomi bakteri
Kingdom : Bacteria
Divisio : Protophyta
Class : Bacili
Ordo : Cocacceae
Familia : Staphylococcaceae
Genus : Staphylococcus
Spesies : Staphylococcus aureus

B. Identifikasi Bakteri
o Tindakan yang bertujuan untuk mengetahui jenis dan tipe dari bakteri
yang ingin diteliti dari spesimen yang sudah diambil.
o Metode identifikasi bakteri dapat dilakukan berdasarkan morfologi sel,
uji biokimia, analisis DNA, dan uji serologis.
o Beberapa Langkah yang harus dilakukan dalam mengidentifikasi bakteri:
1. Pengambilan spesimen
Spesimen CSF, Sputum, darah, luka (pus, absen), feses, urine, cairan
sendi, pleura fluid.
2. Isolasi dan kultu baktei
Metode yang dapat digunakan:
- Pour plate
- Streak Plate
- Spread plate
3. Media kultur
- Media pata : NA, BA, CA
- Semi Solid
- Media cair : Pepton water, NaCl Broth.
- Media sintesis, semi sintesis, dan nonsintesis
- Media pertumbuhan
- Media selektif (mengkultur bakteri spesifik)
4. Pewarnaan/ Staining
Pewarnaan gram (menunjukkan bakteri tersebut termasuk dalam
golongan gram (+) atau gram (-).
5. Uji Reaksi
- Uji Katalase
- Uji Koagulase
- Uji Biokimia Reaksi
Misalnya Gula-gula (Glukosa, Laktosa, Maltosa, Sukrosa)
TSI, MIU, Citrate.

Anda mungkin juga menyukai