Anda di halaman 1dari 38

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN PADA MAHASISWA YANG


MENGKONSUMSI MIE INSTAN

(Studi pada mahasiswa D III Analis Kesehatan Akademi Analis Kesehatan


An Nasher Cirebon)

DISUSUN OLEH:
DINA ANJANI
202115050

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN


AKADEMI ANALIS KESEHATAN AN NASHER CIREBON
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Sesuai dengan hasil bimbingan proposal penelitian Karya Tulis Ilmiah, maka telah
dilakukan perbaikan pada aspek substansi, metodologi dan cara penulisan
proposal penelitian.
Atas dasar hal tersebut, maka proposal
Dengan judul
GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN PADA MAHASISWA YANG
MENGKONSUMSI MIE INSTAN
Oleh:
Dina Anjani
202115050
Siap diujikan dihadapan dewan sidang Penguji Proposal Penelitian
Karya Tulis Ilmiah
Cirebon, 31 Desember 2020
Pembimbing I Pembimbing II

Taiman, M.Pd Pipin Supenah, S.Si., M.Si


NIDN. 040 902 8102 NIDN. 042 910 7701
Mengetahui,

Direktur Akademi Analis Kesehatan

Hery Prambudi, S.Si,. M.Si, Apt


NIDN. 041 903 7802

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya
sehingga Karya Tulis Ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini ialah “Gambaran Kadar Hemoglobin Pada
Mahasiswa yang Mengkonsumsi Mie Instan” (Studi pada mahasiswa D III Analis
Kesehatan Akademi Analis Kesehatan An Nasher Cirebon). Proposal Karya Tulis
Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis ucapkan terimakasih
kepada:
1. Taiman, M.Pd selaku dosen Bahasa Indonesia yang telah mendidik dan
membimbing selama masa perkuliahan.
2. Ibu Pipin Supenah, S.Si., M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan dukungan kepada peneliti selama menempuh
pendidikan.
3. Orang tua yang telah memberi do’a dan semangat tiada henti dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
4. Teman-teman seperjuangan yang selalu mendorong peneliti agar selalu
bersemangat dalam menyelesaikan penelitian Karya Tulis Ilmiah
Penulisan menyadari bahwa dalam penyususan Karya Tulis Ilmiah ini ada
ketidaksempurnaannya, mengingat keterbatasan kemampuan penulis, namun
penulis berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan, maka dengan
seggala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Akhirnya, mudah-
mudahan Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi para pembaca.

Cirebon, 31 Desember 2020

ii
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian...........................................................................................2
1.4 Manfaat..........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................3
4.1 Konsep Hemoglobin......................................................................................3
4.1.1 Definisi Hemoglobin........................................................................3
4.1.2 Pembentukan Hemoglobin...............................................................3
4.1.3 Struktur Hemoglobin........................................................................4
4.1.4 Faktor yang mempengaruhi Kadar Hemoglobin............................4
4.1.5 Fungsi Hemoglobin..........................................................................5
4.1.6 Dampak Kekurangan Hemoglobin..................................................5
4.2 Kadar Hemoglobin........................................................................................7
4.2.1 Definisi Kadar Hemoglobin.............................................................7
4.2.2 Metode Pemeriksaan Kadar Hemoglobin.........................................7
4.3 Konsep Mie Instan.........................................................................................8
4.3.1 Definisi Mie instan...........................................................................8
4.3.2 Bahan Pembuatan Mie instan.........................................................9
4.3.3 Kandungan Mie instan....................................................................12
4.4 Hasil penelitian terkait Gizi dengan Kadar Hemoglobin............................12
BAB III METODE PENELITIAN.................................................................14
3.1 Metode Penelitian......................................................................................14
3.1.1 Waktu dan Tempat Penelitian............................................................14
3.1.2 Design Penelitian................................................................................15
3.1.3 Populasi/Sampel/Sampling.................................................................15
3.1.4 Definisi Operasional...........................................................................16

iii
3.1.5 Instrumen Penelitian dan Prosedur Kerja...........................................17
3.1.6 Teknik Pengolahan Data dan Analis Data.......................................20
3.1.7 Kerangka Kerja...................................................................................21
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...............................23
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian...........................................................23
4.2 Hasil Penelitian............................................................................................23
4.3 Pembahasan.................................................................................................27
BAB V PENUTUP.........................................................................................28
5.1 Simpulan......................................................................................................28
5.2 Saran............................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anemia merupakan kondisi Ketika tubuh kekurangan sel darah merah
tidak berfungsi dengan baik. Anemia pun merupakan gangguan darah atau
kelainan hematologi yang terjadi Ketika kadar hemoglobin (bagian utama dari
sel darah merah yang mengikat oksigen) berada di bawah normal. Di Negara
berkembang diperkirakan 30% penduduk dunia menderita anemia. Perubahan
gaya hidup masyarakat pada zaman ini mempengaruhi pola konsumsi dengan
maraknya berbagai macam makanan instan. Makanan instan atau siap saj kian
digemari masyarakat sebagai pengganti nasi. Salah satunya adalah mie instan
yang sekarang ini beredar terutama di kalangan mahasisa sebagai makanan
popular. Makanan yang seharusnya dibutuhkan masyarakat adalah makanan
yang mengandung protein, mineral, karbohidrat, serat, dan vitamin. Kegiatan
mahasiswa yang begitu padat membuat sebagian mahasiswa mengalami
keluhan seperti pusing, lemah, letih, lesu, dan kurang berkonsentrasi saat
pembelajaran dengan begitu mahasiswa kurang memperhatikan pola
makannya, sehingga memilih mie instan itu sebagai pengganti sarapan
paginya. Padahal sebaiknya sarapan dapat mengkonsumsi makanan pokok dan
lauk pauk yang dilakukan semenjak bangun pagi sampai jam 10 pagi untuk
memenuhi 20%-25% dari kebutuhan energi total dalam sehari yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan zat gizi di pagi hari.
Hemoglobin merupakan salah satu protein yang penting dalam tubuh
manusia, karena fungsinya dalam transportasi oksigen dan karbondioksida.
Kekurangan hemoglobin berdampak pada kondisi tubuh yang sering pusing,
badan lemah, letih, kurang energi, kurang nafsu makan, daya konsentrasi
menurun.
Banyak di kalangan mahasiswa yang mengalami anemia karena
kekurangan hemoglobin, kadar hemoglobin normal pada laki-laki kurang dari
13,5 gram/100 ml, sedangkan pada perempuan kurang dari 11,5 gram/100 ml.
Akan tetapi anemia bisa diatasi dengan meningkatkan kadar hemoglobin,
caranya yaitu dengan mengkonsumsi kacang-kacangan, sayuran hijau,

1
2

buah-buahan, daging, telur, kerang dan seafood. Mahasiswa yang sering


mengkonsumsi mie instan, hendaknya ditambahkan gizi lain seperti
mengkonsumsi sayuran, vitamin C, telur, buah-buahan, dan lainnya. Mari kita
sebagai mahasiswa itu harus bisa memilih makanan yang bukan hanya cepat
saji saja, namun dimbangi dengan gizi yg lain, supaya tubuh kita itu menjadi
seimbang, dan jadilah mahasiswa yang pandai mengatur dan memilah pola
makan.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana hemoglobin pada mahasiswa D III Analis Kesehatan tingkat 1
Akademi Analis Kesehatan An Nasher Cirebon yang mengkonsumsi mie
instan.

1.3 Tujuan Penelitian


Untuk menngetahui kadar hemoglobin pada mahasiswa D III Analis
Kesehatan tingkat 1 Akademi Analis Kesehataan An Nasher Cirebon yang
mengkonsumsi mie instan.

1.4 Manfaat
1.4.1 Teoritis
Manfaat yang diharapkan dapat menambahkan keilmuan teknologi
laboratorium Kesehatan khususnya Analis Kesehatan terkait dengan kadar
hemoglobin tingkat 1 Akademi Analis Kesehatan An Nasher Cirebon.
1.4.2 Praktis
Manfaat yang diharapkan untuk mahasiswa dapat memberikan informasi
terkait dengan kadar hemoglobin pada mahasiswa D III Analis Kesehatan
tingkat 1 Akademi Analis Kesehatan An Nasher Cirebon yang mengkonsumi
mie instan. Agar mahasiswa dapat menjaga pola konsumsi, olahraga, dan
istirahat yang cukup.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Hemoglobin


2.1.1 Definisi Hemoglobin
Hemoglobin merupakan komponen dalam sel darah merah yang
berperan penting untuk mengikat oksigen dalam darah. Ketika tubuh
kekurangan hemoglobin, maka akan terjadi anemia yang
menimbulkan sejumlah keluhan dan gangguan Kesehatan.
Hemoglobin (Hb) adalah protein kaya zat besi dalam sel darah
merah yang bertugas membawa oksigen ke seluruh tubuh. Protein ini
juga berfungsi memberi warna merah pada darah. Agar dapat
berfungsi dengan baik, kadar hemoglobin dalam darah harus berada
dalam kisaran normal. Kadar Hb normal untuk laki-laki dewasa
adalah 14-18 g/dl (gram per desiliter). Sementara kadar Hb normal
wanita dewasa adalah 12-16 g/dl. Seseorang dikatakan mengalami
kekurangan hemoglobin apabila kadar hemoglobinnya lebih rendah
dari batas normal. Kadar Hb seseorang dapat diketahui melalui tes
darah lengkap, yaitu pemeriksaan sampel darah yang biasanya
diambil dari pembuluh vena pada lengan.

2.1.2 Pembentukan Hemoglobin


Pembentukan hemoglobin terjadi pada sumsum tulang melalui
stadium pematangan. Sel darah merah memasuki sirkulasi sebagai
retikulosit dari sumsum tulang. Sejumlah kecil hemoglobin masih
dihasilkan selama 24-48 jam pematangan. Waktu sel darah merah
menua, sel ini menjadi lebih kaku dan lebih rapuh, akhirnya pecah.
Hemoglobin terutama di fagositosi limfa, hati dan sumsum tulang
kemudian direduksi menjadi heme dan golbin, golbin masuk
Kembali ke dalam sumber asam amino. Besi dibebaskan dari hem
dan sebagian besar diangkut oleh plasma transferrin ke sumsum
tulang untuk pembentukan sel darah merah baru.

3
4

2.1.3 Struktur Hemoglobin


Hemoglobin diberi nama berdasarkan struktur rantai
proteinnya, sebagai contoh hemoglobin yang mengalami
mutase dan menyebabkan anemia sel sabit (Hb S) memiliki
struktur globin yang berbeda dengan hemoglobin normal pada
orang dewasa (Hb A). Hemoglobin normal orang dewasa (Hb
A) terdiri dari 2 rantai alpha-globulin dan 2 rantai, sedangkan
pada bayi yang masih dalam kandungan atau yang sudah lahir
terdiri dari beberapa rantai beda dan molukel hemoglobinnya
terbentuk dari 2 rantai alfa dan 2 rantai gama yang dinamakan
sebagai HbF.
Heme dari molekul hemoglobin mengandung zat besi, yang
terdapat di dalam tubuh sebagian besar terdapat di dalam
hemoglobin, mioglobin dan protein otot. Hal ini dikarenakan
zat besi merupakan komponen utama dalam pembentukan
hemoglobin. Pusat molekul hemoglobin terdapat cincin
heterosiklik yang dikenal dengan porfirin yang menahan satu
atom besi. Porifin yang mengandung besi inilah yang disebut
heme, sehingga secara keseluruhan hemoglobin memiliki
kapasitas empat molekul oksigen.

2.1.4 Faktor yang mempengaruhi Kadar Hemoglobin


Menurut Zarianis (2006) ada beberapa factor yang
mempengaruhi kadar hemoglobin, diantaranya adalah :
1. Pendarahan
Pada saat tubuh kehilangan darah dalam waktu yang
lama, tubuh tidak dapat mengabsorbsi cukup bes dari usus
untuk membentuk hemoglobin secepat darah yang hilang.
Ketika mengalami perdarahan yang cepat, tubuh akan
berusaha mengganti cairan plasma dalam waktu sampai
5

tiga hari yang menyebabkan konsentrasi sel darah merah


menjadi rendah.
2. Kelainan pada sel darah merah
Kelainan sel darah merah seringkali didapat secara
keturunan. Sel-sel darah merah bersifat rapuh sehingga
akan mudah pecah Ketika melewati kapiler terutama
Ketika melalui limpa.
3. Usia
Semakin bertambah usia semua fungsi organ
manusia akan semakin mengalami penurunan fisilogis
termasuk penurunan sum-sum tulang yang memproduksi
sel darah merah. Selain itu kemampuan system
pencernaan dalam menyerap zat-zat yang dibutuhkan oleh
tubuh terutama dalam hal ini adalah Fe juga berkurang.
Sehingga Ketika terjadi pendarahan atau ketika
melakukan aktivitas berat, orang tua atau usia lanjut
mudah mengalami penurunan kadar hemoglobin.
4. Aktivitas Fisik
Kegiatan fisik yang berat seperti olahraga dapat
meningkatkan resiko penurunan kadar hemoglobin. Hal
ini dikarenakan saat berolahraga meningkatkan kebutuhan
metabolic sel-sel otot. Dimana dalam sistem metabolik
tubuh dibutuhkan oksigen yang memadai sedangkan
oksigen dibawa oleh hemoglobin. Produksi hemoglobin
juga dapat menurun jika pembentuk hemoglobin yaitu Fe
dalam tubuh tidak memadai.

2.1.5 Fungsi Hemoglobin


Fungsi hemoglobin adalah membawa oksigen ke
seluruh bagian tubuh. Hemoglobn “menerima” oksigen
yang telah di hirup melalui paru-paru. Setelah itu, oksigen
pun langsung mengikat dirinya kepada hemoglobin, yang
6

membawa ke jantung. Setelah itu, jantung akan memompa


darah ke sel-sel di seluruh tubuh. Selain itu, fungsi
hemoglobin lainnya adalah mengantar karbon dioksida
untuk bisa keluar dari sel tubuh, dan mengembalikannya ke
paru-paru, agar bisa dibuang. Fungsi hemoglobin lainnya
adalah membantu sel darah merah mendapatkan bentuk
yang memudahkannya mengalir melalui pembuluh darah.

2.1.6 Dampak Kekurangan Hemoglobin


Kadar hemoglobin dalam tubuh harus pada nilai
normal, kadar hemoglobin yang di bawah normal
merupakan sindrom dari penyakt anemia. Sindrom ini
muncul karena anoksia organ target dan mekanisme
kompensasi tubuh terhadap penurunan hemoglobin.
Beberapa dampak akut dari kekurangan hemoglobin
antara lain:
a. Sering pusing
b. Mata berkunang-kunang
c. Nafas cepat atau sesak nafas
d. Pucat
Salah satu yang ditimbulkan akibat kekurangan
hemoglobin, terdapat dampak Kesehatan yang lebih
berbahaya jika tidak dilakukan upaya meningkatkan kadar
hemoglobin menjadi normal seperti anemia.
Terdapat 3 jenis anemia yang dipengaruhi oleh
kadar hemoglobin, yaitu anemia sel sabit, anemia
pernisiosa dan anemia akibat kekurangan zat besi. Anemia
sel sabit terjadi dari faktor genetik yang mempengaruhi
genetik dari hemoglobin, anemia pernisiosa disebabkan
tubuh tidak dapat menyerap vitamin B12, sedangkan
anemia akibat kekurangan zat besi diakibatkan kurangnya
pola konsumsi zat besi.
7

2.2 Kadar Hemoglobin


2.2.1 Definisi Kadar Hemoglobin
Kadar hemoglobin adalah jumlah total hemoglobin
dalam pembuluh darah perifer dan menggambarkan jumlah total
sel darah merah yang terdapat di dalam darah. Kadar
hemoglobin dihitung dengan satuan gram per 100 ml (dl) darah.
Pengukuran kadar hemoglobin dalam darah adalah salah satu uji
laboratorium klinis yang sering dilakukan. Pengukuran kadar
hemoglobin digunakan untuk melihat secara tidak langsung
kapasitas darah dalam membawa oksigen ke sel-sel di dalam
tubuh. Pemeriksaan kadar hemoglobin merupakan indikator
yang menentukan seseorang menderita anemia atau tidak. Gram
hemoglobin per desiliter darah adalah indeks yang menyatakan
kapasitas darah untuk mengangkut oksigen. Pengukuran
hemoglobin di dalam darah utuh merupakan cara yang paling
banyak digunakan sebagai tes skrining anemia.

2.2.2 Metode Pemeriksaan Kadar Hemoglobin


Beberapa cara pemeriksaan hemoglobin yang dilakukan
adalah:
a. Cara tallquist, yaitu membandingkan warna merah yang
terdapat di darah dengan menggunakan kertas tallquist yang
memiliki standart warna (Prastika,2011).
b. Kolorimetris, yaitu visual metode sahli (dengan proses
pembentukan asam hematin dan fotoelektris yaitu
pembentukan sianmetoxyhemoglobin (Prastika, 2011).
c. Cara cupri sulfat berdasarkan berat jenis darah yang dilihat
dari tetesan darah tenggelam, melayang atau mengapung
(Prastika, 2011).
8

d. Cara kimia, yaitu dengan menentukan kadar Fe yang diikat


oleh sejumlah gas tertentu (Prastika, 2011).
e. Cara gasometrik berdasarkan pada suhu dan tekanan udara
tertentu dimana hemoglobin dapat mengikat sejumlah gas
yang tertentu pula (Prastika, 2011).
f. Cara non-sianmethemoglobin (automated hematology
analyser), yaitu menggunakan reagen SLS (Sodium Laury
Sulfat) yang relatif lebih aman dibandingkan dengan reagen
yang digunakan pada metode sianmethemoglobin yang pada
umumnya diterapkan pada alat hitung otomatis
(Chakravarthy et al, 2012).
g. Metode amperometeri (stik Hb), yaitu deteksi dengan
menggunakan pengukuran arus yang dihasilkan pada sebuah
reaksi elektrokimia (Kadri, 2012).

2.3 Konsep Mie Instan


2.3.1 Definisi Mie Instan
Mie merupakan makanan yang dibuat dari campuran
tepung, minyak sayur, garam, dan beberapa bahan aditif
seperrti natrium polifosfat yang berfungsi sebagai
pengemulsi/penstabil, natrium karbonat dan kalium karbonat
yang berfungsi sebagai pengatur asam. Selain itu, mie
ditambahkan zat pewarna kuning (tartrazine).
Mie instan merupakan mie yang diproduksi sebagai
makanan yang praktis dalam pengolahannya atau “instan”
dan dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama. Mie
instan juga tak lepas dari zat aditif makanan seperti MSG
(monosodium glutamate) yang berfungsi sebagai penguat
rasa.
Mengonsumsi mie instan tentu bukan hal asing bagi
Sebagian besar masyarakat terutama dikalangan mahasiswa
yang dijadikan makanan sehari-hari dilihat jangkauan harga
9

dan cara menyajikannya yang praktis menjadi menu favorit.


Jika kita terlalu sering mengonsumsi mie instan, sebaiknya
pertimbangkan untuk segera menguranginya agar terhindar
dari bahaya mie instan yang mengintai. Perbanyak konsumsi
makanan dengan kandungan nutrisi seimbang, dilengkapi
dengan pola hidup sehat dan olahraga teratur.

2.3.2 Bahan Pembuat Mie Instan


Proses pembuatan mie instan meliputi persiapan bahan
baku, pencampuran adonan, pengadukan, pelempengan,
pemcetakan, pengukusan, pemotongan, penggorengan,
pendinginan, dan pengemasan. Pada proses tersebut tidak
dimungkinkan adanya cemaran terhadap mikrobiologi produk
baik oleh lingkungan, pekerja, maupun alat yang digunakan.
Untuk mengetahui banyak sedikitnya jumlah mikrobiologi
yang mencemari produk, maka perlu dilakukan adanya
Analisa mikrobiologi terhadap produk akhir berupa jadi mie
instan.
Bahan baku
a. Tepung terigu
Bahan baku utama dalam pembuatan mie instan
adalah tepung terigu, tepung tapioka, dan air. Tepung
terigu berasal dari gandum, dimana pada umumnya
gandum diklasifikasikan berdasarkan atas kekerasan dari
gandum dan protein yang dikandungnya dan warna butir
gandum itu sendiri (Kent, 1983).
Tepung terigu merupakan hasil dari proses
penggilingan gandum yaitu berupa endoperm halus yang
terpisah dari kulit luar Lembaga (Jones dan Amos, 1983).
Pemakaian tepung gandum Sebagian besar untuk
industri makanan seperti mie basah 32%, mie telor 8%,
biscuit 29%, roti 15%, dan hanya 5% dikonsumsi secara
10

langsung, serta Sebagian kecil dipakai untuk bahan baku


industry non makanan antara lain perekat untuk industri
plywood (Ramelan, 1999).
Komposisi kimia tepung terigu dihitung per 100
gram bahan
Komponen Kadar
Kadar air 12,00
Karbohidrat 74,5
Protein 11,80
Lemak 1,20
Abu 0,46
Kalori 340 kal

b. Tepung tapioka
Tepung tapioka memiliki daya serap air besar
sehingga mempermudah proses dehidrasi yaitu granula
pati kembali ke posisi ke posisi semula (Winarno, 1991).
Pada proses pembuatan mie, tepung tapioka
berfungi untuk meningkatkan kelembutan dan gelatinisasi
mie.
Komposisi kimia Tepung Tapioka (per 100 gram bahan)
Komposisi Jumlah
Kalori (Kal) 363,0
Karbohidrat (g) 88,2
Protein (g) 1,1
Lemak (g) 0,5
Air (g) 9,0
Ca (mg) 84,0
Phospor (mg) 125,0
Zat Besi (mg) 1,0
Vitamin B (mg) 0,4
11

c. Air
Penambahan air dalam adonan berfungsi untuk
membentuk konsistensi adonan yang diinginkan.
Umumnya air yang ditambahkan dalam pembuatan mie
antara 30-35% (Bhusuk dan Rasper, 1994).
Menurut Sunaryo (1985), suhu air yang disarankan
untuk pembuatan mie sebesar -C, untuk mengaktifkan
enzim amilase dan protease yang akan memecah gluten,
sehingga menghasilkan adonan lembut dan halus. Jika
suhu lebih dari C akan menghasilkan mie dengan tingkat
elastisitas yang menurun dan kelengketannya meningkat.

d. Garam Dapur (NaCl)


Biasanya dalam pembuatan mie instan dapat
ditambahkan garam. Garam yang digunakan biasanya
NaCl dimana pada garam NaCl yang digunakan adalah
kemurniannya. Fungsi garam itu sendiri adalah memberi
rasa, memperkuat tekstur mie, membantu reaksi glutenin
dan karbohidrat (meningkatkan elastisitas dan
fleksibilitas mie), mengikat air.

e. Minyak Goreng
Minyak goreng pada proses pembuatan mie
digunakan sebagai media penghantar panas.
Penambahan lemak berfungsi untuk menambah
kolesterol serta memperbaiki tekstur dan cita rasa
dari bahan pangan. Warna minyak tergantung
macam pigemnnya. Bila minayk dihidrogenasi
maka akan terjadi hidrogenasi karotenoid dan warna
merah akan berkurang. Selain itu, perlakuan
12

pemanasan juga akan mengurangi warna pigmen,


karena karotenoid tidak stabil pada suhu tinggi
sehingga minyak akan mudah tengik. Pada
umumnya suhu penggorengan adalah -C (Winarno,
2002).

2.3.3 Kandungan Mie Instan


Terdapat banyak jenis dan merek dari mie instan dan
memiliki jumlah kandungan nutrisi yang berbeda-beda.
Namun, Sebagian besar mie instan cenderung
mengandung rendah kalori, serta, protein, dan
mengandung tinggi lemak, karbohidrat, sodium, dan
mikronutrien. Dalam satu porsi mie instan mengandung :
- 219 kalori yang mengandung 14% lemak, 73%
karbohidrat, dan 13% protein,
- 3,3 gram total lemak
- 40,02 gram karbohidrat
- 7,22 gram protein
- 46mg kolesterol
- 378mg sodium
- Kalsium 2%
- Zat besi 13%
Berdasarkan dari data diatas, mie instan mengandung
kalori yang normal sehingga tidak menjadi pemicu
kenaikan berat badan. Namun pembatasan konsumsi mie
instan perlu dilakukan jika sedang memiliki program
menurunkan berat badan karena mie instan memiliki
kandungan rendah protein dan serat. Protein dan serat
dapat memperlama rasa kenyang dan mengurangi rasa
lapar.

2.4 Hasil Penelitian terkait Gizi dengan Kadar Hemoglobin


13

Hasil penelitian Ngangi (2013), berdasarkan uji Fischer Exact


tentang hubungan antara praktek gizi seimbang dengan kadar hemoglobin
dapat dilihat bahwa 58 orang (92,1%) yang memiliki praktek gizi
seimbang baik memiliki kadar hemoglobin normal, sedangkan 5 orang
yang memiliki praktek gizi seimbang baik memiliki kadar hemoglobin
yang tidak normal.
Berdasarkan hasil uji Fischer Exact terlihat nilai p sebesar 0,586 (>0,05),
hal ini berarti bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara
praktek gizi seimbang dengan kadar hemoglobin mahasiswa program studi
Pendidikan dokter Angkatan 2013 Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Ratulangi Manado.
Penelitian Nurnia (2013), menunjukkan bahwa adanya hubungan
yang signifikan antara frekuensi konsumsi makanan sumber zat besi heme
(p=0,008) dan frekuensi konsumsi makanan sumber pelancar absorbs zat
besi (p=0,024) dengan status hemoglobin anak sekolah dasar, tidak ada
hubungan yang signifikan antara frekuensi konsumsi makanan sumber zat
besi nonheme (p=0, 232) dan frekuensi konsumsi makanan penghambat
absorbs zat besi (p=0,466) dengan status hemoglobin anak sekolah dasar
di wilayah pesisir kota Makassar tahun 2013.
Hasil penelitian Yuliati (2015), Hasil penelitian menunjukkan
91,4% responden mendapatkan konsumsi protein rendah dan seluruh
responden (100%) mendapat konsumsi protein rendah, ada hubungan
antara konsumsi protein dan zat besi dengan kadar hemoglobin para
mahasiswa UNY yang menjadi responden dengan taraf kepercayaan 95%.
Berdasarkan penelitian terdahulu diketahui bahwa walaupun
terdapat perbedaan hasil, tetapi Sebagian besar penelitian memberikan
hasil bahwa asupan gizi memiliki hubungan dengan kadar hemoglobin
seseorang, berdasarkan hasil penelitian tersebut maka penelitian ini
berusaha untuk mendiskripsikan kadar hemoglobin berdasarkan pola
konsumsi mie instan pada mahasiswa D III Analis Kesehatan Akademi
Analis Kesehatan An-Nasher .
14
BAB 3
METODE PENELITIAN
Perubahan gaya hidup masyarakat masa kini turut mempengaruhi pola
konsumsi dengan maraknya makanan instan. Makanan instan atau siap saji kian
digemari sebagai makanan pengganti nasi. Salah satunya adalah mie instan yang
sekarang ini banyak beredar terutama di kalangan remaja sebagai makanan
popular. Selain dikenal praktis, mie instan juga dikenal karena kandungan
karbohidrat, protein tepung (gluten), dan lemak, baik yang dari mienya sendiri
maupun minyak sayur dalam sachet (Kunianingsih, dalam Sarkin, 2010).
Mie yang terbuat dari terigu mengandung karbohidrat dalam jumlah besar,
tetapi kandungan protein, vitamin, dan mineralnya hanya sedikit (Kurnianingsih,
dalam Sarkim, 2010). Protein harus dalam jumlah yang mencukupi agar sintesis
hemoglobin berjalan dengan baik karena protein memiliki peran yang penting
pada absorbsi dan transportasi besi. Protein berperan dalam proses pembentukan
hemoglobin, ketika tubuh kekurangan protein dalam jangka waktu lama
pembentukan sel darah merah dapat terganggu dan ini yang menyebabkan timbul
gejala anemia.
Kondisi ini dapat mempengaruhi terhadap kadar hemoglobin bagi
mahasiswa yang sering mengkonsumsi mie instan. Pengukuran kadar hemoglobin
diharapkan dapat memberikan gambaran terkait dengan kadar hemoglobin
mahasiswa yang sering mengkonsumsi mie instan apakah dalam katageri normal
(12-16 g/dL) ataukah anemia (<12 g/dL) atau polisitemia (>16 g/dL). Pengukuran
kadar hemoglobin dalam penelitian ini menggunakan Hematologi analyzer ABX
Micros 60.
3.1 Metode Penelitian
3.1.1 Waktu dan Tempat Penelitian
- Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai pembuatan proposal penelitian
sampai dengan ujian akhir yaitu bulan Oktober sampai dengan 31
Desember 2020.

15
16

- Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di program Analis Kesehatan Akademi
Analis Kesehatan An-Nasher Cirebon.
3.1.2 Design Penelitian
Design penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif. Menurut
Sugiyono (2014) metode deskriptif adalah suatu metode yang
digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil
penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih
luas. Dalam penelitian ini peneliti hanya menggambarkan kadar
hemoglobin mahasiswa Program Studi D III Analis Kesehatan Akademi
Analis Kesehatan An-Nasher Cirebon Angkatan tahun 2020 yang
mengkonsumsi mie instan menggunakan metode hematology analyzer
ABX Micros 60.

3.1.3 Populasi/Sampel/Sampling
Populasi penelitian atau universe adalah keseluruhan objek
penelitian atau objek yang diteliti tersebut (Notoatmodji, 2012).
Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Program Studi Analis
Kesehtan Akademi Analis Kesehatan An-Nasher Cirebon Angkatan
tahun 2020 kelompok C yang mengkonsumsi mie instan sejumlah 34
mahasiswa.
Sampel
Sampel penelitian ditetapkan berdasarkan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik subjek penelitian dan suatu
populasi target dan terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2016).
Kriteria inklusi meliputi:
a. Mahasiswa Program Studi Analis Kesehatan Akademi Analis
Kesehatan An Nasher Cirebon angkatan 2020 kelompok C.
b. Mengkonsumsi mie instan minimal 3 bungkus dalam satu
minggu.
c. Bersedia menjadi responden.
17

d. Hadir di kampus saat pengambilan data penelitian.

2. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek
yang memenuhi kriteria inklusi dan studi karena berbagai penyebab
(Nursalam, 2016). Kriteria Ekslusi meliputi:
- mahasiswa yang tidak hadir saat penelitian
Sampling
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Purposive Sampling, yaitu pengambilan sampel yang berdasarkan atas
suatu pertimbangan tertentu seperti sifat-sifat populasi ataupun ciri-ciri
yang sudah diketahui sebelumnya (Nursalam, 2016). Adapun ciri-ciri
yang diterapkan sebagaimana kriteria inklusi dan eksklusi.

3.1.4 Definisi Operasional


Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat
hal yang didefinisikan yang dapat diamati (diobservasi). Konsep dapat
diamati atau diobservasi ini penting, karena hal yang dapat diamati itu
membuka kemungkinan bagi orang lain selain peneliti untuk melakukan
hal yang serupa, sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka
untuk diuji Kembali oleh orang lain (Suryabrata, 2010).
Tabel Definisi Operasional Kadar Hemoglobin Pada Mahasiswa
yang mengkonsumsi mie Instan
18

Variabel Definisi Parameter Alat Ukur Skor/


Operasional Kriteria
Kadar Kapasitas Kadar Kuesioner Laki-laki
Hemoglobi darah dalam hemoglobi dan -Anemia:
n pada membawa n dihitung Observasi <13,5 g/dL
Mahasiswa oksigen ke dengan - Normal:
yang sel-sel satuan 13,5-18
mengkonsu dalam tubuh gram per g/dL
msi mie 100 ml -Polisitemia:
instan (dL) >18 g/dL
Perempuan
-Anemia:
<11,5 g/dL
-Normal:
11,5-16
g/dL
-Polisitemia:
>16 g/dL
(WHO,
2011)

3.1.5 Instrumen Penelitian dan Prosedur Kerja


- Instrumen Penelitian
a. Alat
1. Spuit injeksi 3 ml
2. Kapas
3. Toumiquet
4. Tabung vacuum
5. ABX Micros 60
19

b. Bahan
1. Alkohol 70%
2. Darah
- Prosedur Kerja
Langkah-langkah penelitian atau prosedur yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Penelitian mengajukan surat permohonan ijin ke Akademi
Analis Kesehatan An-Nasher Cirebon untuk pengambilan data
penelitian.
b. Setelah itu peneliti mengadakan pendekatan kepada responden
dan menjelaskan maksud dan tujuan penelitian ini.
c. Setelah responden menyatakan kesediaannya, kemudian
peneliti mengambil sampel darah responden untuk dihitung
kadar hemoglobinnya dengan prosedur sebagai berikut:
1. Cara pengambilan darah vena
a. Pengambilan darah dilakukan pada salah satu vena
cubiti.
b. Membendung lengan bagian atas dengan toumiquet
supaya vena terlihat dengan jelas.
c. Membersihkan lokasi yang akan diambil dengan
alkohol 70% dan dibiarkan supaya kering Kembali.
d. Menusukkan jarum dengan posisi lubang jarum diatas
sampai masuk ke dalam vena.
e. Meregangkan pembendungan dan perlahan-lahan
penghisap spuit ditarik sampai didapatkan jumlah
darah 3 ml.
f. Melepaskan pembendung serta meletakkan kapas di
atas jarum dengan spuit dicabut perlahan-lahan.
g. Selanjutnya menusukkan jarum pada tabung vacuum,
maka secara otomatis darah akan terhisap sendiri ke
dalam tabung vacuum (Hidayat, 2008).
20

2. Cara Pemeriksaan Hemoglobin dengan Cara Hematology


Analyzer
a. Menyiapkan alat dan bahan.
b. Menyalakan alat dengan menekan power ON/OFF
pada bagian kiri belakang alat.
c. Alat akan menampilkan start up, kemudian menekan
YES.
d. Melakukan pencucian alat terlebih dahulu dengan cara
menekan menu Servis-Concentrate Cleaning-Yes.
e. Melakukan Back Flush.
f. Menekan tombol ID untuk memulai melakukan
pemerikan setelah melakukan pencucian alat.
g. Menyiapkan control atau specimen pasien yang siap
diperiksa yang sebelumnya telah dilakukan
homogenisasi.
h. Mengisi ID pasien secara lengkap dan menekan YES.
i. Memasukkan control atau specimen pasien setelah
jarum penghisap sampel keluar ke bawah dengan
menekan tombol belakang jarum penghisap sampel.
j. Menunggu sampai hasil keluar pada layer dan hasil
tercetak dari alat.
k. Setelah selesai melakukan pemeriksaan, memastikan
bahwa alat telah dicuci.
l. Menekan tombol menu matikan alat.
m. Mematikan alat dengan cara menekan tombol poer
ON/OFF (SOP RSIA Muslimat, 10 Januari 2016).
d. Data yang sudah terkumpul dianalisis sesuai dengan tujuan
penelitian.
21

3.1.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data


Tahap-tahap pengolahan data hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran
data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dilakukan
pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul
(Hidayat, 2014).
b. Coding
Coding adalah kegiatan pemberian kode numeric (angka)
terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori (Hidayat,
2014).
Kode yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Nomor responden
Responden 1 Kode 1
Responden 2 Kode 2
Responden n Kode n
2. Jumlah konsumsi mie instan
< 2 bungkus perminggu Kode 1
2-4 perminggu Kode 2
> 4 perminggu Kode 3
c. Tabulating
Tabulating ialah membuat table-tabel data, sesuai
dengan tujuan penelitian yang diinginkan oleh peneliti
(Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini, penyajian data
dalam bentuk tabel yang menggambarkan distribusi
frekuensi responden berdasarkan karakteristiknya dan
tujuan penelitian.
d. Analisis Data
Setelah data terkumpul sehingga perlu dicek kembali
kelengkapan identitas responden, kelengkapan data (isi
instrument) dan mengecek macam isi data kemudian dilakukan
22

tabulasi data variable penelitian, maka dilanjutkan dengan


analisis data.
Teknik Analisis Data
Analisis data menggunakan pendekatan deskriptif untuk
menghitung presentase. Berdasarkan pendapat Arikunto rumus
menghitung presentase sebagai berikut:
F
P= × 100 %Keterangan:
N
P= Angka presentase
F= Frekuensi yang diukur
N= Jumlah seluruh responden
Hasil kemudian diinterpretasi sebagai berikut:
0% : Tidak ada
1-25% : Sebagian kecil
26-49% : Hampir seluruhnya
50% : Setengahnya
51-75% : Sebagian besar
76-99% : Hampir seluruhnya
100% : Seluruhnya
3.1.7 Kerangka Kerja
Kerangka kerja merupakan Langkah-langkah yang akan
dilakukan dalam penelitian yang ditulis dalam bentuk kerangka
atau alur penelitian.
Kerangka kerja dalam penelitian ini adalah:
23

Identifikasi Masalah

Design Penelitian
Pendekatan Deskriptif

Populasi:
Mahasiswa yang mengkonsumsi mie instan di Akademi
Analis Kesehatan An Nasher Cirebon program studi Analis
Kesehatan Angkatan tahun 2020 kelompok C sejumlah 34
mahasiswa.

Teknik Sampling : Purposive Sampling

Sampel: 33 Mahasiswa

Pengumpulan Data:
Editing, Coding, Tabulating

Analisis Data:
Uji Kadar Hemoglobin menggunakan Hematology Analyzer
ABX Micros 60 dihitung presentasenya

Penyusunan Laporan Akhir


24

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Program studi Diploma III Analis Kesehatan terdapat disalah satu
kampus yang ada di Cirebon bernama Akademi Analis Kesehatan An
Nasher Cirebon. Kampus ini terletak di Jalan Pondok Pesantren
Tarbiyatul Banin, Kaliwada, Kecamatan Sumber, Cirebon, Jawa Barat
45611. Program D III Analis Kesehatan di kampus ini memiliki 4
laboratorium diantaranya laboratorium kimia, laboratorium klinik,
laboratorium computer, dan laboratorium mikrobiologi. Laboratorium
mikrobiologi merupakan salah sat fasilitas yang dimiliki program D III
Analis Kesehatan Akademi Analis Kesehatan An Nasher Cirebon sebagai
penunjang pembelajaran dalam praktikum.

4.2 Hasil Penelitian


Subyek penelitian adalah mahasiswa Diploma III Analis Kesehatan
Kelas C (Semester 1) tahun akademik 2020/2021 yang berjumlah 34
mahasiswa. Setelah diberi kuesioner diketahui bahwa dari 34 mahasiswa
tersebut yang memenuhi kriteria inklusi yaitu mengkonsumsi mie instan
minimal 3 bungkus dalam satu minggu sebanyak 33 mahasiswa, sehingga
responden yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 33 mahasiswa.
Pengambilan data dilakukan di kampus Akademi Analis Kesehatan An
Nasher Cirebon, pemeriksaan kadar hemoglobin dilakukan di
laboratorium kampus ini. Hasil penelitian sebagai berikut:
a. Data Umum
1. Karakter Responden berdasarkan Usia
Karakteristik responden berdasarkan usia dibagi menjadi
tiga kelompok.
Di bawah ini terdapat tabel Distribusi Responden
berdasarkan usia pada mahasiswa D III Analis Kesehatan
Akademi Analis Kesehatan An-Nasher Cirebon Tahun 2020
25

No. Usia Frekuensi (f) Presentase (%)


1. 18 17 51,5%
2. 19 15 45,5%
3. 20 1 3,0%
Jumlah 33 100%
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa Sebagian besar
responden berusia 18 tahun, yaitu sebanyak 17 orang dengan
presentase 51,5%.
2. Karakter Responden berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dibagi
menjadi dua kelompok.
Di bawah ini terdapat tabel Distribusi Responden
berdasarkan jenis kelamin pada Mahasiswa D III Analis
Kesehatan Akademi Analis Kesehatan An Nasher Cirebon tahun
2020
No. Jenis Frekuensi (f) Presentase (%)
Kelamin
1. Laki-laki 5 15,2%
2. Perempuan 28 84,8%
Jumlah 33 100%
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa hampir
seluruh responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 28
orang dengan presentase 84,8%.
3. Karakter Responden berdasarkan Jumlah Mie Instan yang
dikonsumsi dalam satu minggu
Karakteristik responden berdasarkan jumlah mie instan
yang dikonsumsi dalam satu minggu dibagi menjadi empat
kelompok.
No Jumlah Mie Frekuensi (f) Presentase (%)
. Instan
1. 3 bungkus 11 33,3%
2. 4 bungkus 9 27,3%
26

3. 5 bungkus 9 27,3%
4. > 5 bungkus 4 12,1%
Jumlah 33 100%
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa hampir
seluruhnya responden mengkonsumsi mie instan dalam satu
minggu rata-rata 3 bungkus, yaitu sebanyak 11 orang dengan
presentase 33,3%.
4. Karakter Responden berdasarkan Waktu Mengkonsumsi
Mie Instan
Karakteristik responden berdasarkan waktu mengkonsumsi
mie instan dibagi menjadi empat kelompok.
No. Waktu Frekuensi (f) Presentase (%)
mengkonsumsi
1. Pagi hari 16 48,5%
2. Siang hari 7 21,2%
3. Malam hari 6 18,2%
4. Setiap saat 4 12,1%
Jumlah 33 100%
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa hampir
seluruhnya responden mengkonsumsi mie instan di pagi hari atau
sarapan yaitu sebanyak 16 orang dengan presentase 48,5%.
5. Karakter Responden berdasarkan Tambahan saat
mengkonsumsi Mie Instan
Karakteristik responden berdasarkan tambahan saat
mengkonsumsi mie instan dibagi menjadi dua kelompok.
No. Tambahan Frekuensi (f) Presentase (%)
1. Tidak pakai 14 42,4%
2. Pakai 19 57,6%
Jumlah 33 100%
27

Berdasarkan tabel di ats menunjukkan bahwa Sebagian


besar responden mengkonsumsi mie instan menggunakan
tambahan, yaitu sebanyak 19 orang dengan presentase 57,6%.
6. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Tambahan
Karakteristik responden berdasarkan jenis tambahan dibagi
menjadi tiga kelompok.
No. Jenis Frekuensi (f) Presentase (%)
Tambahan
1. Telur 11 57,9%
2. Sayuran 5 26,3%
3. Nasi 3 15,8%
Jumlah 33 100%
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa Sebagian
besar responden mengkonsumsi mie instan menggunakan
tambahan telur, yaitu sebanyak 11 orang dengan presentase
57,9%

b. Data Khusus
No Jenis Kadar Frekuensi Presentase
. Kelamin Hemoglobin (f) (%)
1. Laki-laki 1. Anemia: 8 24,2%
<13,5 g/dL
2. Normal: 4 12,1%
13,5-18 g/dL
3. Polisitemia 0 0%

2. Perempuan 1. Anemia: 11 33,3%


< 11,5 g/dL
2. Normal 10 30,0%
11,5-16 g/dL
3. Polisitemia 0 0%
<16 g/dL
28

Jumlah 33 100%
Berdasarkan tabel di tas menunjukkan bahwa Sebagian
besar responden memiliki kadar hemoglobin dalam kategori anemia
yaitu sebanyak 19 orang dengan presentase 57,6%, dengan perincian
Sebagian besar yaitu pada perempuan sebanyak 11 orang dengan
presentase 57,9% dan laki-laki sebanyak 8 orang dengan presentase
42,1%. Kadar hemoglobin terendah adalah 9,5 g/dL dan tertinggi
adalah 15,5 g/dL dengan rata-rata sebesar 11,87 g/dL

4.3 Pembahasan
Dari berbagai tabel di atas Sebagian responden memiliki kadar
hemoglobin dalam kategori anemia yaitu sebanyak 19 orang dengan
presentase 57,6%. Berdasarkan data yang ada diketahui bahwa kadar
hemoglobin terendah adalah 9,5 g/Dl dan tertinggi adalah 15,5 g/dL
dengan rata-raya sebesar 11,87 g/dL. Berdasarkan data yang ada
diketahui bahwa Sebagian besar responden mengalami anemia, menurut
opini peneliti banyak faktor yang menyebabkan rendahnya kadar
hemoglobin responden diantaranya adalah jenis kelamin, pola makan dan
aktivitas mahasiswa. Berdasarkan jenis kelamin diketahui bahwa
Sebagian besar responden yang mengalami anemia adalah perempuan,
hal ini terjadi karena perempuan mengalami siklus menstruasi.
Lalu jika kita perhatikan beberapa tabel yang telah di bahas di atas
menunjukkan hamper setengahnya responden mengkonsumsi mie instan
dalam satu minggu rata-rata 3 bungkus yaitu sebanyak 11 orang dengan
presentase 33,3%. Hal ini menunjujjan bahwa rata-rata mahasiswa
mengkonsumsi mie instan 2 hari sekali. Jika diperhatikan kuesioner yang
disebar peneliti sebanyak 34 mahasiswa, dan terjaring 33 mahasiswa
yang mengkonsumsi mie instan minimal 3 bungkus perbulan artinya 73%
mahasiswa yang mengkonsumsi mie instan minimal 3 bungkus
perminggu. Tingginya presentase mahasiswa yang mengkonsumsi mie
instan diakibatkan karena aktivitas kegiatan perkuliahan yang biasanya
dimulai pada pagi hari, sehingga untuk sarapan lebih mudah dan praktis
29

dengan mengkonsumsi mie instan. Berdasarkan data pun diketahui


Sebagian besar mahasiswa mengkonsumsinya di pagi hari.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kadar hemoglobin pada mahasiswa yang mengkonsumsi mie
instan sebagian besar kadar hemoglobinnya dalam kategori rendah atau
anemia.
5.2 Saran
Semoga proposal Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi referensi
peneliti selanjutnya. Lalu proposal karya tulis ilmiah ini pun bisa
dijadikan himbauan bahwa mengkonsumsi mie bukan tidak boleh
namun jika dikonsumsi terus menerus akan menimbulkan resiko yang
tidak terduga seperti rendahnya kadar hemoglobin, lalu mengkonsumsi
mie instan boleh asal diimbangi dengan gizi tambahan yang lain seperti
sayuran, kacang-kacangan, telur, vitamin, dan lain sebagainya.

30
DAFTAR PUSTAKA
1. Repository.unimus.ac.id
2. http://kumpulanilmukesehatan.blogspot.com/2015/05/pengertian-mie-
instan-dan-kandungan.html?m=i
3. https://www.alodokter.com/jangan-lagi-mengabaikan-bahaya-mie-instan
4. https://www.google.com/amp/s/lordbroken.wordpress.com/2012/03/19/
pembuatan-mie-instan-2/amp/
5. https://www.aladokter.com/penyebab-dan-cara-mengatasi-kekurangan-
hemoglobin
6. https://www.neliti.com/publications/18780/faktor-faktor-yang-
berhubungan-dengan-kadar-hemoglobin-hb-dalam-darah-pada-tukan
7. https://www.google.com/amp/s/cantik.tempo.co/amp/1294722-makanan-
penambah-hemoglobin-ini-mudah-dicari
LAMPIRAN
Lampiran 1
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Nama Mahasiswa : Dina Anjani
NIM : 202115050
Program Studi : Diploma III Analis Kesehatan
Judul Karya Tulis Ilmiah : GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN
PADA MAHASISWA YANG
MENGKONSUMSI MIE INSTAN
(Studi pada mahasiswa D III Analis
Kesehatan Akademi Analis Kesehatan An
Nasher Cirebon)

Bahwa saya meminta Saudara/Saudari untuk berperan dalam pembuatan


laporan kasus sebagai responden.
Sebelumnya saya akan memberikan penjelasan tentang tujuan laporan
kasus ini dan saya akan merahasiakan identitas, data maupun informasi
klien berikan, peneliti akan menghentikan pada saat ini dan klien berhak
mengundurkan diri
Demikian permohonan ini saya buat apabila klien mempunyai
pertanyaan, klien dapat menanyakannya langsung kepada peneliti yang
bersangkutan.

Cirebon, 07 November 2020


Penulis

(Dina Anjani)
Lampiran II
PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama :………………………..(boleh inisial)
Umur :…………………………….
Alamat :………………………………
Bahwa saya diminta untuk berperan serta dalam proposal karya
tulis ilmiah sebagai responden dengan mengisi lembar pengkajian.
Sebelumnya saya telah diberi penjelasan tentang tujuan proposal
karya tulis ilmiah ini dan saya telah mengerti bahwa peneliti akan
merahasiakan identitas, data maupun informasi yang saya berikan.
Apabila ada pertanyaan yang akan diajukan menimbulkan
ketidaknyamanan bagi saya, peneliti akan menghentikan pada saat ini
dan saya berhak mengundurkan diri.
Demikian persetujuan ini saya buat secara sadar dan sukarela tanpa
ada unsur pemaksaan dari siapapun, saya menyatakkan:
Bersedia menjadi responden dalam penelitian
Cirebon, 07 November 2020
Responden

(……………………….)

Anda mungkin juga menyukai