Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Kesehatan
Pada Program Studi DIII Kesehatan Gigi
Politeknik Kesehatan Palembang
Oleh :
Anggun Novita Wulandari
NIM. PO.71.25.1.19.005
Puji syukur peneliti panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan
bantuan dari semua pihak. Shalawat beriring salam senantiasa peneliti haturkan kepada
Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Kesehatan Gigi. Adapun judul Karya Tulis Ilmiah ini adalah “Hubungan Konsumsi
Makanan Kariogenik dengan Indeks DMF-T pada Anak Usia 11-12 Tahun di Sekolah
Dasar Negeri 224 Palembang”. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih
1. Bapak Muhammad Taswin, S.Si., Apt., MM., M.Kes. selaku Direktur Poltekkes
Kemenkes Palembang.
2. Ibu Ismalayani, SKM., M.Kes. selaku Ketua Jurusan Kesehatan Gigi Politeknik
3. Ibu drg. Sri Wahyuni, M.Kes. selaku Dosen Pembimbing I sekaligus Dosen
Penguji III yang telah membimbing, memberi arahan dan masukan dalam
Ilmiah.
5. Ibu RA. Zainur, S.Pd., M.Kes. selaku Dosen Penguji I, yang telah memberikan
iii
6. Para dosen dan staf karyawan Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang
7. Para responden yang tidak bisa disebutkan satu persatu dimana telah
Peneliti menyadari dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak terdapat
kekurangan, oleh karena itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih dan semoga Karya tulis Ilmiah ini
Peneliti
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
“Everything will be okay in the end, if it’s not okay, it’s not the end”
“ It always seems impossible until it’s done.” –Nelson Mandela
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, Karya Tulis
Ilmiah ini saya persembahkan untuk :
Kedua orang tua saya yang sangat saya cintai dan sayangi serta saya
banggakan, Bapak (Prastowo) dan Ibu (Sri Sulasmi) yang telah
senantiasa mendoakan dan memberikan semangat, motivasi baik
secara moril maupun materiil, terima kasih atas semua yang telah
kalian berikan sehingga saya bisa sampai pada tahap dimana Karya
Tulis Ilmiah ini selesai. Untuk semua keluarga besarku tercinta
khususnya mbah dan bude terima kasih atas bantuan, dukungan,
motivasi serta doanya.
Adik saya Muhammad Aji Prasetyo yang selalu mengisi hari-hariku
dengan canda dan tawa.
v
DAFTAR ISI
vi
BAB IV METODE PENELITIAN .............................................................................. 16
A. Desain Penelitian ................................................................................................. 16
B. Waktu dan Tempat............................................................................................... 16
C. Populasi dan Sampel............................................................................................ 16
D. Alat dan Bahan .................................................................................................... 18
1. Alat ................................................................................................................. 18
2. Bahan ............................................................................................................. 18
E. Prosedur Kerja ..................................................................................................... 18
1. Tahap Persiapan Penelitian ............................................................................ 18
2. Tahap Pelaksanaan ......................................................................................... 19
3. Tahap Pengolahan Data ................................................................................. 22
F. Variabel Penelitian .............................................................................................. 22
G. Analisis Data ....................................................................................................... 22
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................................. 23
A. Hasil Penelitian .................................................................................................... 23
B. Pembahasan ......................................................................................................... 26
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 29
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 29
B. Saran .................................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 31
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
ABSTRAK
Latar Belakang: Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan
kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi (ceruk, fisura dan daerah interproksimal)
meluas ke arah pulpa. Konsumsi makanan jenis gula atau sukrosa menambah cepat
terjadinya karies gigi, terutama pada anak-anak yang senang mengkonsumsi makanan
manis ini, serta pengaruh pola makan dalam proses karies biasanya lebih bersifat lokal,
terutama dalam frekuensi mengonsumsi makanan. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan
konsumsi makanan kariogenik dengan indeks DMF-T pada anak usia 11-12 tahun di
Sekolah Dasar Negeri 224 Palembang. Metode: Penelitian ini menggunakan metode
analitik dengan pendekatan cross sectional, dengan jumlah sampel sebanyak 63 anak.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari-Maret 2022. Pengumpulan data dilakukan
dengan pemeriksaan karies gigi dan pengambilan data pemeriksaan konsumsi makanan
kariogenik. Data yang sudah terkumpul dibuat dalam tabel distribusi, lalu dilakukan
pengelolaan dan analisis data bivariat menggunakan uji Chi Square. Hasil: Hasil
penelitian berdasarkan uji statistik dengan chi-square diperoleh p-value 0,000 (p < 0,05)
yang berarti ada hubungan yang signifikan antara konsumsi makanan kariogenik dengan
indeks DMF-T pada anak usia 11-12 tahun di Sekolah Dasar Negeri 224 Palembang.
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan jaringan,
dimulai dari permukaan gigi (ceruk, fisura dan daerah interproksimal) meluas ke arah
pulpa. Karies gigi dapat dialami oleh setiap orang dan dapat timbul pada satu permukaan
gigi atau lebih, serta dapat meluas ke bagian yang lebih dalam dari gigi (Tarigan, 2013).
Riset Kesehatan Dasar (2013), prevalensi nasional karies aktif ialah 43,4%. Sumatera
Selatan menjadi salah satu dari 14 provinsi yang memiliki prevalensi karies aktif diatas
Kesehatan gigi anak menjadi perhatian khusus di era modern sekarang ini.
Permasalahan karies gigi pada anak usia sekolah dasar menjadi penting karena karies gigi
menjadi indikator keberhasilan upaya kesehatan gigi anak. Anak usia 6-14 tahun
merupakan kelompok usia yang kritis dan mempunyai sifat khusus yaitu transisi atau
pergantian dari gigi susu ke gigi permanen (Rehena, 2020). Banyaknya jajanan yang ada
di sekolah, dengan jenis makanan dan minuman yang manis, sehingga mengancam
kesehatan gigi anak. Hasil survey yang terbanyak terjadi karies pada anak-anak Sekolah
Dasar, karena konsumsi makanan kariogenik baik jenis, cara mengkonsumsi, waktu, dan
karies gigi. Sifat makanan kariogenik adalah banyak mengandung karbohidrat, lengket
dan mudah hancur di dalam mulut. Makanan kariogenik banyak mengandung gula dan
1
2
bersifat lengket sehingga dapat menempel pada permukaan gigi apabila tidak dibersihkan
makanan jenis gula atau sukrosa menambah cepat terjadinya karies gigi, terutama pada
anak-anak yang senang mengkonsumsi makanan manis ini. Selain itu makanan lain
seperti sirup, minuman soda atau softdrink juga harus dihindari. Hubungan gula dalam
snack dengan karies lebih besar dari total diet karena snack lebih sering dimakan dalam
frekuensi tinggi. Pengaruh pola makan dalam proses karies biasanya lebih bersifat lokal,
makanan dan minuman yang mengandung karbohidrat, maka asam akan diproduksi oleh
beberapa bakteri penyebab karies di rongga mulut, sehingga terjadi demineralisasi yang
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di Sekolah Dasar Negeri 224
Palembang terhadap 10 siswa, ada 7 siswa terlihat tanda-tanda terjadinya karies gigi dan
3 siswa tidak terlihat terjadinya karies gigi. Hasil wawancara dengan siswa juga
menunjukan bahwa sebagian besar siswa menyatakan bahwa mereka suka mengkonsumsi
jajanan yang manis-manis sepeti permen, coklat, biskuit, es manis, kue-kue dan
sebagainya.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti apakah
konsumsi makanan kariogenik sebagai faktor penyebab karies gigi anak di Sekolah Dasar
B. Rumusan Masalah
berikut “Apakah ada hubungan konsumsi makanan kariogenik dengan indeks DMF-T
pada anak usia 11-12 tahun di Sekolah Dasar Negeri 224 Palembang”.
3
C. Pertanyaan Penelitian
1. Apa jenis makanan kariogenik yang dikonsumsi anak-anak usia 11-12 tahun di
3. Berapa indeks karies gigi pada anak-anak usia 11-12 tahun di Sekolah Dasar
4. Apakah ada hubungan antara konsumsi makanan kariogenik dengan indeks karies
gigi pada anak usia 11-12 tahun di Sekolah Dasar Negeri 224 Palembang?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
c. Diketahui indeks karies gigi pada anak-anak usia 11-12 tahun di Sekolah Dasar
karies gigi pada anak usia 11-12 tahun di Sekolah Dasar Negeri 224
Palembang.
4
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
penerapan teori yang telah di dapat dari perguruan tinggi di bidang kesehatan gigi
dan mulut.
kariogenik indeks DMF-T pada anak usia 11-12 tahun di Sekolah Dasar Negeri
224 Palembang.
kesehatan gigi dan mulut anak-anak Sekolah Dasar sehingga dapat mencegah
terjadinya karies gigi dan penyakit yang berhubungan dengan gigi lainnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Makanan Kariogenik
kariogenik merupakan makanan yang kaya akan gula dan dapat memicu timbulnya
kerusakan pada gigi. Sifat makanan kariogenik adalah lengket serta melekat pada
permukaan gigi dan mudah terselip di antara celah-celah gigi seperti coklat, permen,
karbohidrat yang dapat dihidrolisis oleh enzim amilase pada saliva yang merupakan
Karbohidrat merupakan bahan yang sangat kariogenik. Gula yang sudah diolah
seperti glukosa dan sukrosa sangat efektif dalam terjadinya karies gigi karena
Jenis makanan berhubungan erat dengan karies, yaitu sukrosa (gula). Sukrosa
sangat efektif menimbulkan karies karena sintesis polisakarida ekstra sel sukrosa
lebih cepat dibandingkan dengan glukosa, fruktosa, dan laktosa. Selain itu sukrosa
5
6
menurunkan pH plak. Sedangkan yang lainnya seperti permen, kopi, dan teh manis
dan minuman-minuman manis lainnya jelas menurunkan pH. Penelitian pH plak juga
glukosa, fruktosa dan maltosa tampaknya mempunyai asidogenik yang sama, sukrosa
adalah gula yang paling kariogenik, walaupun gula lainnya tetap berbahaya, sukrosa
merupakan gula yang paling banyak dikonsumsi, maka sukrosa merupakan penyebab
karies utama. sementara laktosa dan galaktosa menyebabkan penurunan yang tidak
separah sukrosa. Makanan yang mengandung pati yang terurai karena panas, ternyata
plak. Kedua, plak lama yang sering terkena sukrosa dengan cepat termetabolisme
menjadi asam organik, menimbulkan penurunan pH plak yang drastis. Bagi pasien
individual, perubahan pola makan baru dapat menjadi efektif jika pasien tersebut
termotivasi dan diawasi. Perubahan kecil pada pola makan, seperti mengganti
konsumsi makanan ringan dengan yang bebas gula lebih dapat diterima pasien dari
dengan cepat sampai level yang dapat menyebabkan demineralisasi email. Kebiasaan
mengemil makanan manis diluar jam makan utama yakni makan pagi, siang dan
7
malam juga mempengaruhi terjadinya karies gigi. Plak akan tetap bersifat asam
menit. Maka konsumsi gula yang sering dan berulang-ulang akan tetap menahan pH
plak di bawah normal, dan akan menyebabkan demineralisasi email (Kidd , 2013).
Jika makan – makanan kariogenik dikonsumsi 3 kali sehari, artinya pH mulut selama
3 jam akan berada di bawah 5,5. Proses demineralisasi yang terjadi selama periode
Kita tidak perlu menghilangkan secara total karbohidrat dari makanan kita, yang
pada saat makan saja. Hal ini dianggap pencegahan yang paling efektif (Kidd, 2013).
Aktivitas karies sangat dipengaruhi oleh frekuensi, bukan kuantitas sukrosa yang
dicerna. Pesan bahwa frekuensi asupan sukrosa yang berlebihan dapat menyebabkan
karies telah tersebar dan diketahui banyak orang. Selain itu, pola makan juga
berpengaruh pada kesehatan gigi dan mulut, seperti makan atau minum yang panas
dan dingin secara bersamaan atau dalam rentang waktu yang singkat. Pola makan
yang seperti itu dapat menyebabkan kerusakan pada gigi, sebaiknya makan makanan
yang panas dan air putih terlebih dahulu, dan tunggu beberapa saat baru meminum
B. Karies Gigi
1. Definisi Karies
Karies gigi dapat dialami oleh setiap orang dan dapat timbul pada satu
permukaan gigi dan lebih, serta dapat meluas ke bagian yang lebih dalam dari gigi,
misalnya dari email ke dentin atau ke pulpa. Penyakit ini dikarenakan berbagai sebab,
bentuk gigi. Karies ini terdapat diseluruh dunia, tanpa memandang umur, bangsa,
8
ataupun keadaan ekonomi. Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai
dengan kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi (ceruk, fisura, dan daerah
Karies gigi merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yaitu email, dentin,
dan sementum, yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik dalam suatu
keras gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organiknya. Akibatnya,
terjadinya invasi bakteri dan kematian pulpa serta penyebaran infeksi ke jaringan
kerusakannya hanya terbatas sampai email saja sedang dentin belum terkena.
c. Karies profunda (karies mencapai pulpa) merupakan karies gigi yang sudah
mengenai lebih dari setengah dentin dan kadang-kadang sudah mengenai pulpa.
9
Dalam keadaan normal, di dalam mulut terdapat bakteri. Dari sejumlah kecil sisa
tertentu pada gigi, oleh bakteri sisa makanan tersebut akan diubah menjadi asam.
Asam yang terbentuk akan mengikis email. Asam akan merusak email dengan cara
mengikat kalsium dan mineral lain penyusun email, sehingga lambat laun email akan
keropos. Bakteri, asam, sisa makanan serta protein saliva bergabung membentuk
bahan lengket dan melekat pada gigi yang disebut plak. Pada tahap permulaan akan
tampak pada email yang akan berubah warna ( hitam atau putih yang di sebut white
spot ) dan terasa kasar, akhirnya lunak dan terjadi lubang (Prasetyo, 2013).
Plak yang melekat erat pada permukaan gigi dan gingiva dan berpotensi cukup
besar untuk menimbulkan penyakit pada jaringan keras gigi. Keadaan ini disebabkan
karena plak mengandung berbagai macam bakteri dengan berbagai macam hasil
yang melekat pada gigi akan memetabolisme sisa makanan yang bersifat kariogenik
terutama yang berasal dari jenis karbohidrat yang dapat difermentasi, seperti sukrosa,
glukosa, fruktosa dan maltosa. Gula ini mempunyai molekul yang kecil dan berat
Asam yang terbentuk dari metabolisme ini dapat merusak gigi, juga
dipergunakan oleh bakteri untuk mendapat energi. Asam ini akan dipertahankan oleh
plak di permukaan email dan mengakibatkan turunya pH di dalam plak. Plak akan
tetap bersifat asam selama beberapa waktu dan untuk kembali ke pH normal
Oleh karena itu, jika seseorang sering dan terus menerus mengkonsumsi gula,
dari permukaan email yang rentan, yaitu terjadinya pelarutan dari kalsium yang
menyebabkan terjadinya kerusakan email sehingga terjadi karies (Putri dkk, 2013).
faktor yang tidak berdiri sendiri tetapi saling bekerjasama. Ada 4 faktor utama yang
memegang peranan yaitu faktor host, agen atau mikroorganisme, substrat atau diet
Ada beberapa faktor yang dihubungkan dengan gigi sebagai tuan rumah terhadap
karies meliputi : faktor morfologi gigi (ukuran atau bentuk gigi), struktur enamel
– beda. Pada awal pembentukan plak, kokus gram positif merupakan jenis yang
Selain itu, ada juga penelitian yang menunjukkan adanya laktobasilus pada plak
asam serta bahan lain yang aktif yang menyebabkan timbulnya karies. Hasil
orang dengan diet yang banyak mengandung lemak dan protein hanya sedikit
atau sama sekali tidak mempunyai karies gigi. Hal ini penting untuk menunjukan
d. Faktor waktu Secara umum, karies dianggap sebagai penyakit kronis pada
manusia yang berkembang dalam waktu beberapa bulan atau tahun. Lamanya
waktu yang dibutuhkan karies untuk berkembang menjadi suatu kavitas cukup
taraf hidup dan memperpanjang kegunaan gigi didalam mulut melalui cara sebagai
berikut:
1) Menambahkan fluor dalam jumlah yang sesuai di dalam air minum terutama
2) Aplikasi fluor topikal, pasta gigi yang mengandung fluor atau berkumur
di sekitar gigi.
5. Indeks DMF-T
Pengalaman karies pada gigi anak usia sekolah menurut WHO diukur dengan
indeks DMF-T, dimana indeks DMF-T yang diharapkan adalah lebih kecil atau sama
Indeks DMF-T(DMF-TTeeth)
T (Teeth) : Gigi
DMF-T = D + M + F
BAB III
A. Kerangka Konsep
Indeks DMF-T pada Anak Usia 11-12 tahun di Sekolah Dasar Negeri 224
Palembang”.
Konsumsi Makanan
Indeks DMF-T
Kariogenik
B. Definisi Operasional
Cara Skala
Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur
Ukur Ukur
Konsumsi Penilaian Kuisioner Observasi Ordinal Jenis Makanan
Makanan yang Sangat
Kariogenik dilakukan rendah :
berdasarkan karbohidrat+
hasil buah+sayur
kuisioner Rendah :
jenis makanan
makanan karbohidrat
kariogenik rendah
yang Sedang :
dikonsumsi makanan
dan karbohidrat
kuisioner tinggi
frekuensi Tinggi :
makan makanan
karbohidrat
13
14
dengan
asupan gula
tinggi
(Bratthall dkk,
2004 dalam
Antari, 2020)
Frekuensi
Makan
Normal : 3
kali
Sedang : 4-5
kali
Tinggi : 6-7
kali
Sangat tinggi
: > 7 kali
(Bratthall dkk,
2004 dalam
Antari, 2020)
Indeks Indeks DMF-T Pemeriksa Ordinal Rendah : 0-2
DMF-T DMF-T an objektif Sedang : 3-5
adalah Tinggi : 6
indeks (Gruebbel AO
untuk dalam Amri,
menilai 2016)
status
kesehatan
gigi dan
mulut
dalam hal
karies gigi
permanen.
15
C. Hipotesis
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analitik.
Survei analitik adalah survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan
korelasi antara fenomena atau antara faktor risiko dengan faktor efek.
Sedangkan waktu penelitian dengan waktu survei, dan kuisioner. Waktu penelitian
ini adalah cross sectional karena mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor
risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus
1. Waktu
2. Tempat
2022.
1. Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas banyak obyek yang
dalam penelitian ini adalah siswa/i Sekolah Dasar Negeri 224 Palembang usia
16
17
2. Sampel
Besar sampel dalam penelitian ini dihitung menggunakan rumus Slovin yaitu :
N
n=
1 + N(𝑒)2
Keterangan :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
N
n=
1 + N(𝑒)2
169
n=
1 + 169(0,1)2
169
n=
1 + 169(0,01)
169
n=
1 + 1,69
169
n=
2,69
n = 62,82 pembulatan menjadi 63 sampel
1. Alat
c. Masker
d. Handscoon
f. Nierbeken
g. Handuk bersih
h. Senter
i. Gelas kumur
2. Bahan
a. Kapas/cotton pellet
b. Tissue
c. Alkohol 70%
d. Handsanitizer
E. Prosedur Kerja
sekolah.
b. Peneliti datang ke sekolah meminta izin kepada kepala sekolah dan guru
2. Tahap Pelaksanaan
4) Pemeriksaan dimulai dari rahang kiri bawah ke kanan bawah dan dari
DMF-T
T (Teeth) : Gigi
DMF-T = D + M + F
20
Rendah 0-2
Sedang 3-5
Tinggi 6
perhari.
hasilnya dinilai dengan pembagian skor (Bratthall dkk, 2004 dalam Antari,
Kriteria :
Tinggi : Frekuensi makan lebih dari 7 kali dalam sehari termasuk snack
21
2) Jenis makanan, menilai makanan apa saja yang sering dikonsumsi, dengan
Kriteria :
kentang
dan sagu
lainnya
Tahap I :
a. Menyiapkan tempat.
Tahap II :
a. Menyiapkan tempat.
Tahap III :
a. Menyiapkan tempat.
dengan subyek penelitian menggunakan kuesioner yang berisi data tentang jenis
makanan dan frekuensi makan anak yang diperoleh dengan metode FFQ (Food
F. Variabel Penelitian
G. Analisis Data
Untuk menganalisa data yang diperoleh, maka dilakukan analisis sebagai berikut :
2. Analisis Bivariat, yaitu analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang
A. Hasil Penelitian
pada bulan Februari 2022. Jumlah responden dalam penelitian yaitu sebanyak 63 anak
kariogenik. Data yang sudah terkumpul dibuat dalam tabel distribusi, lalu dilakukan
pengelolaan dan analisis data. Data yang diperoleh adalah sebagai berikut.
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karies Gigi pada Anak Usia 11-12 Tahun Sekolah
Dasar Negeri 224 Palembang Tahun 2022
Rendah 37 58,7
Sedang 22 35
Tinggi 4 6,3
Jumlah 63 100
Sumber : Data Primer, 2022
Berdasarkan tabel 5.1. diketahui bahwa responden yang diperiksa memiliki frekuensi
DMF-T yang paling tinggi adalah kriteria rendah berjumlah 37 anak dengan persentase
sebesar 58,7%, kriteria sedang berjumlah 22 anak dengan persentase 35%, dan kriteria
tinggi berjumlah 4 anak dengan persentase 6,3%. Hal ini disebabkan oleh anak-anak yang
suka mengkonsumsi makanan yang manis dan lengket, seperti permen, coklat, es krim,
dan kue.
23
24
Tabel 5.2. Distribusi Berdasarkan Kriteria Frekuensi Makan pada Anak Usia 11-12
Tahun Sekolah Dasar Negeri 224 Palembang Tahun 2022
Kriteria N %
Normal 6 10
Rendah 40 63
Sedang 17 27
Tinggi 0 0
Jumlah 63 100
Sumber : Data Primer, 2022
Berdasarkan tabel 5.2. diketahui bahwa responden yang memiliki frekuensi makan
yang paling tinggi adalah kriteria rendah berjumlah 40 anak dengan persentase sebesar
63% dimana frekuensi makannya yaitu 4-5 kali dalam sehari. Artinya semakin rendah
frekuensi makan perhari, maka semakin rendah anak mengalami kejadian karies dan
sebaliknya jika semakin tinggi frekuensi makan maka semakin tinggi anak mengalami
kejadian karies.
Tabel 5.3. Distribusi Berdasarkan Kriteria Jenis Makanan Kariogenik pada Anak
Usia 11-12 Tahun Sekolah Dasar Negeri 224 Palembang Tahun 2022
Kriteria N %
Sangat Rendah 25 40
Rendah 4 6
Sedang 26 41
Tinggi 8 13
Jumlah 63 100
Sumber : Data Primer, 2022
makanan kariogenik yang paling tinggi adalah kriteria sedang berjumlah 26 anak dengan
persentase sebesar 41% dimana jenis makanannya yaitu makanan berbentuk karbohidrat
25
tinggi seperti nasi, roti dan pempek. Hal ini dikarenakan kebiasaan anak yang sering
Tabel 5.4. Hasil Uji Statistik Hubungan Frekuensi Makan dengan Indeks DMF-T
pada Anak Usia 11-12 Tahun Sekolah Dasar Negeri 224 Palembang
Tahun 2022
Kriteria DMF-T Nilai p-
Frekuensi Makan N Rendah Sedang Tinggi value
Normal 6 5 1 0 0,000
(83,3%) (16,7%) (0%)
Rendah 40 30 10 0
(75,0%) (25,0%) (0%)
Sedang 17 2 11 4
(11,8%) (64,7%) (23,5%)
Tinggi 0 0 0 0
(0%) (0%) (0%)
Jumlah 63 37 22 4
Sumber : Data primer, 2022
Berdasarkan tabel 5.4. menunjukkan bahwa pada anak di Sekolah Dasar Negeri 224
Palembang diketahui karies gigi ditinjau dari frekuensi makan dengan kriteria tertinggi
adalah kriteria rendah berjumlah 40 anak dengan kriteria DMF-T tertinggi adalah kriteria
rendah berjumlah 30 anak dengan persentase 75%. Hasil uji Chi Square didaparkan nilai
yang signifikan antara karies gigi dengan frekuensi makan. Hal ini dibuktikan dengan
Tabel 5.5. Hasil Uji Statistik Hubungan Jenis Makanan Kariogenik dengan Indeks
DMF-T pada Anak Usia 11-12 Tahun Sekolah Dasar Negeri 224
Palembang Tahun 2022
Kriteria Jenis DMF-T Nilai p-
Makanan N Rendah Sedang Tinggi value
Sangat Rendah 25 22 3 0 0,000
(88,0%) (12,0%) (0%)
Rendah 4 4 0 0
(100%) (0%) (0%)
Sedang 26 9 16 1
(34,6%) (61,5%) (3,8%)
Tinggi 8 2 3 3
(25,0%) (37,5%) (37,5%)
Jumlah 63 37 22 4
Sumber : Data Primer, 2022
Berdasarkan tabel 5.5. menunjukkan bahwa pada anak di Sekolah Dasar Negeri 224
Palembang diketahui karies gigi ditinjau dari jenis makanan kariogenik dengan kriteria
tertinggi adalah kriteria sedang berjumlah 26 anak dengan kriteria DMF-T tertinggi
adalah kriteria sedang berjumlah 16 anak dengan persentase 61,5%. Hasil uji Chi Square
didaparkan nilai yang signifikan antara karies gigi dengan jenis makanan kariogenik. Hal
ini dibuktikan dengan nilai p-value yang kurang dari 0.05 yaitu 0,000.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada anak usia 11-12 tahun di
Sekolah Dasar Negeri 224 Palembang tahun 2022 dengan jumlah sampel sebanyak 63
anak diketahui indeks DMF-T kriteria rendah adalah sebanyak 37 anak dengan persentase
sebesar 58,7%, kriteria sedang 22 anak dengan persentase sebesar (35%), dan kriteria
tinggi 4 anak dengan persentase (6,3%). Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat 22
anak yang memiliki indeks DMF-T dengan kriteria sedang dikarenakan pada anak usia
sekolah, umumnya mereka menyukai makanan yang manis-manis, seperti permen, coklat,
27
kue, es krim, dimana makanan tersebut termasuk dalam karbohidrat yang berbentuk
tepung atau cairan yang bersifat lengket serta mudah hancur di dalam mulut yang lebih
memudahkan timbulnya karies dibandingkan bentuk fisik lainnya (Maulidta & Hastuti,
Karies ditinjau dari frekuensi makan pada anak usia 11-12 tahun di Sekolah Dasar
Negeri 224 Palembang memiliki frekuensi makan rendah yaitu 40 anak dengan DMF-T
kriteria rendah sebanyak 30 anak (75 %). Berdasarkan survey yang dilakukan selama 3
hari dalam seminggu, rata-rata anak mengkonsumsi makanan 4-5 kali dalam sehari
krim diluar jam makan utama/waktu senggang. Salah satu faktor yang menyebabkan
tingginya angka kejadian karies gigi adalah pengaruh konsumsi makanan. Kebiasaan
konsumsi makanan manis diluar jam makan utama yakni makan pagi, siang dan malam
juga mempengaruhi terjadinya karies gigi. Hal tersebut diperkuat oleh Rehena (2020),
ternyata pada waktu jam makan utama, saliva yang dihasilkan cukup banyak sehingga
mambantu membersihkan gula dan bakteri yang menempel pada gigi (Keumala, 2020).
Karies ditinjau dari jenis makanan pada anak usia 11-12 tahun di Sekolah Dasar
Negeri 224 Palembang menunjukkan jenis makanan terbanyak yaitu kriteria sedang
berjumlah 26 anak dengan DMF-T sedang sebanyak 16 anak (61,5%) hal ini dikarenakan
anak-anak mengkonsumsi jenis makanan berbentuk karbohidrat tinggi seperti nasi, roti
dan pempek. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi anak yang mengkonsumsi
makanan kariogenik, maka akan semakin tinggi indeks karies giginya. Makanan
kariogenik memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi, salah satunya adalah sukrosa.
Sukrosa memiliki tingkat kariogenitas paling tinggi diantara substrat karbohidrat lainnya.
Sukrosa dari sisa makanan pada gigi dalam jangka waktu tertentu akan menyebabkan
timbulnya asam yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang akan menurunkan pH mulut
28
menjadi kritis yaitu kurang dari 5,5. Hal ini akan menyebabkan terjadinya demineralisasi
email dan akan berlanjut menjadi karies gigi (Armilda dkk, 2017).
Dari hasil uji statistik menggunakan Chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan
yang signifikan antara konsumsi makanan kariogenik dengan indeks DMF-T pada anak
usia 11-12 tahun di Sekolah Dasar Negeri 224 Palembang. Hal ini ditunjukan dengan nilai
p-value 0,000 (p < 0,05). Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh
Hamzah, A (2021) yang menunjukkan hasil pengujian statistik menggunakan uji Chi
Square didapatkan hasil 0,000 ( p-value < 0,05) dengan hipotesis Ha diterima, yaitu
adanya hubungan signifikan pola konsumsi makanan kariogenik dengan kejadian karies
Dari data diatas menunjukkan bahwa masih kurangnya kesadaran anak untuk
menjaga dan memelihara kesehatan gigi dan mulut. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh
kurangnya pengetahuan anak tentang kesehatan gigi dan mulut, serta lingkungan yang
kurang mendukung. Pada anak Sekolah Dasar Negeri 224 Palembang masih sangat perlu
dilakukan upaya promotif, preventif, dan kuratif agar kesadaran akan perlunya menjaga
dan memelihara kesehatan gigi dan mulut tumbuh, sehingga anak akan timbul keinginan
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada bulan Februari Tahun 2022
mengenai hubungan konsumsi makanan kariogenik dengan indeks DMF-T pada anak usia
11-12 tahun di Sekolah Dasar Negeri 224 Palembang maka didapat kesimpulan sebagai
berikut :
1. Jenis makanan kariogenik terbanyak yang dikonsumsi anak usia 11-12 tahun
2. Frekuensi makan kariogenik anak usia 11-12 tahun yang terbanyak didapatkan
3. Indeks DMF-T pada anak usia 11-12 tahun yang paling banyak dengan kriteria
indeks DMF-T pada anak usia 11-12 tahun di Sekolah Dasar Negeri 224
Palembang dengan hasil uji statistik menggunakan chi square didapatkan nilai
B. Saran
Berdasarkan simpulan dari hasil penelitiaan ini, peneliti memberikan beberapa saran
yaitu :
anak tentang cara memelihara kesehatan gigi dan mulut agar anak-anak mampu
29
30
memelihara kesehatan gigi dan mulutnya serta agar kesehatan gigi dan mulut
2. Diharapkan guru dapat memberi edukasi mengenai waktu dan jenis makanan
yang baik dikonsumsi serta cara menyikat gigi atau mengingatkan anak tentang
Amri, U.H., & Nismal, H. (2016). Effect of Duration Breastfeeding Toward def-t Index
of 2-3 Years Old Child in Posyandu Puskesmas. Andalas Dental Journal, 4(1),
38-44.
Antari, A. P. (2020). Faktor Resiko Karies dengan Pendekatan Kariogram pada Anak
Usia 11-12 Tahun di SD Negeri Mangunharjo. Poltekkes Kemenkes
Semarang:Prodi DIV Keperawatan Gigi Semarang Poltekkes Kemenkes
Semarang.
Armilda, D., dkk. (2017). Pola Makan Makanan Kariogenik dan Non Kariogenik serta
Pengalaman Karies Anak Usia 11-12 Tahun di SDN Cikawari Kabupaten
Bandung. Padjajaran J Dent Res Student, 132.
Bratthall, D., dkk. (2004). Cariogram Manual. Stockholm: Förlagshuset Gothia.
Edhie, P. A. (2013). Keasaman Minuman Ringan Menurunkan Kekerasan Permukaan
Gigi. Surabaya: Jurnal Surabaya.
Edwina, K., dkk. (2013). Dasar-Dasar Karies Gigi: Penyakit dan Penanggulangan.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Hamzah, A. (2021). Pola Konsumsi Makanan Kariogenik dengan Kejadian Karies Gigi
pada Anak Sekolah Dasar. Dohara Publisher Open Access Journal, 10.
Keumala, C. R. (2020). Hubungan Pola Makan dengan Karies Gigi pada Murid Sekolah
Dasar. Jurnal SAGO Gizi dan Kesehatan, 149.
Listrianah. (2017). Indeks Karies Gigi Ditinjau dari Penyakit Umum dan Sekresi Saliva
pada Anak di Sekolah Dasar Negeri 30 Palembang 2017. Jurnal Kesehatan
Palembang, 139.
Listrianah, Zainur, R., & Hisata, L. S. (2019). Gambaran Karies Gigi Molar Pertama
Permanen pada Siswa-Siswi Sekolah Dasar Negeri 13 Palembang Tahun 2018.
Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang, 143.
Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nugroho, A. P. (2021). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Orang Tua tentang Makanan
Kariogenik terhadap Pemberian Makanan Kariogenik Anak di TK Nur Hidayah
Lampung Timur Tahun 2020. Skripsi Program Studi Sarjana Terapan Terapi
Gigi. Poltekkes Kemenkes Semarang.
Pintauli, S. (2014). Menuju Gigi dan Mulut Sehat. Medan: USU Press.
31
32
Putri, M. H., Herijulianti, E., & Nurjannah, N. (2013). Ilmu Pencegahan Penyakit
Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi. Jakarta: EGC.
NIM : PO.71.25.1.19.005
Agama : Islam
Ayah : Prastowo
Alamat : Jl. Kopral Urip Lr. Kesuma Bangsa No. 55 RT. 36 RW.
Email : anggunnovitawulandari@student.poltekkespalembang.ac.id
Riwayat Pendidikan
Setelah mendapat keterangan dan penjelasan secara lengkap, serta mengerti mengenai
penelitian yang akan dilakukan oleh Anggun Novita Wulandari dengan judul Hubungan
Konsumsi Makanan Kariogenik dengan Indeks DMF-T pada Anak Usia 11-12 Tahun di
Sekolah Dasar Negeri 224 Palembang Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi
pada penelitian ini secara sukarela tanpa paksaan. Bila selama penelitian ini saya
menginginkan mengundurkan diri, maka saya dapat mengundurkan sewaktu-waktu tanpa
sanksi apa pun.
Alamat : Kelas :
55 54 53 52 51 61 62 63 64 65
18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28
48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38
85 84 83 82 81 71 72 73 74 75
D=
M=
F=
DMF-T =
Lampiran 13.
Catatlah semua makanan dan minuman yang adik makan dalam sehari semalam,
kemudian tulis kedalam tabel dibawah ini berdasarkan waktu makannya.
Tabulasi data Konsumsi Makanan Kariogenik dengan Indeks DMF-T pada Anak Usia 11-12 Tahun di Sekolah Dasar Negeri 224 Palembang
Tahun 2022
Frekuensi
No Nama Responden Usia JK D M F DMF-T Kriteria Jenis Makanan
Makan
1 Alvina Riskiany 11 Th P 2 0 0 2 Rendah Rendah Sedang
2 Intan Kharunnisa 11 Th P 1 0 0 1 Rendah Normal Sedang
3 Boiler Pratama 11 Th L 1 0 0 1 Rendah Rendah Sedang
4 Ahmad Luffi Alfahry 12 Th L 0 0 0 0 Rendah Normal Sedang
5 Aisyah Nur’aini 11 Th P 1 2 0 3 Sedang Sedang Tinggi
6 Al Zahra Inayah 12 Th P 1 0 0 1 Rendah Normal Tinggi
7 M. Kaffa Pratama 11 Th L 2 0 0 2 Rendah Sedang Tinggi
8 Okta Efriyansyah 12 Th L 2 0 0 2 Rendah Sedang Sedang
9 Rahel Armando 11 Th L 2 0 0 2 Rendah Rendah Sangat Rendah
10 M. Ilham 12 Th L 6 0 0 6 Tinggi Sedang Tinggi
11 Verlita Anatanaila Y 11 Th P 1 0 0 1 Rendah Rendah Sangat Rendah
12 Nurfika 11 Th P 4 0 0 4 Sedang Rendah Sangat Rendah
13 Maura Finiey Isyafa 11 Th P 4 0 0 4 Sedang Sedang Sedang
14 M. Cahyo Wilis 12 Th L 0 0 0 0 Rendah Rendah Sangat Rendah
15 M. Zumarullah U 11 Th L 1 0 0 1 Rendah Rendah Sangat Rendah
Lanjutan...
Berdasarkan tabel diatas didapatkan hasil uji statistik dengan chi square (frekuensi makan
dan jenis makanan) didapatkan nilai p-value 0,000 (p < 0,05) yang berarti ada hubungan
yang signifikan antara konsumsi makanan kariogenik dengan indeks DMF-T pada anak
usia 11-12 tahun di Sekolah Dasar Negeri 224 Palembang.
Lampiran 16.
DOKUMENTASI
Lanjutan...
Lanjutan...