DISUSUN OLEH :
SIO ADEBA
NIM. P00320119030
i
KARYA TULIS ILMIAH
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANAK DENGAN
KEJANG DEMAM DIRUANG MAWAR RSUD CURUP
TAHUN 2022
DISUSUN OLEH :
SIO ADEBA
NIM. P00320119030
ii
iii
i
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANAK DENGAN
v
NURSING CARE IN CHILD PATIENTS WITH FEVER SEQUELS IN THE
ROSE ROOM OF CURUP Hospital
ABSTRACT INDONESIAN LANGUAGE
Background: Febrile seizures are the most common neurological disorders found
in children, especially in the age range of 4 months to 4 years. The problem of
hyperthermia in febrile seizures (febrile convulsion/stuip/step) is not caused by
processes inside the head (brain: such as meningitis or meningitis, encephalitis or
inflammation of the brain) but outside the head for example due to an infection in
the respiratory tract, ear or infection. in the digestive tract. If hyperthermia in
febrile seizure patients is not resolved, there will be neurotransmitter damage,
epilepsy, anatomical abnormalities in the brain, neurological disability or
abnormalities, and possibly death (Indriyani, 2017).
Objective: To find out nursing care for clients with febrile seizures in children
including assessment, intervention, implementation, and evaluation of nursing.
Keywords: Nursing Care for Fever Seizures in Children
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
ini dengan judul Asuhan Keperawatan Kejang Demam Pada Anak Penulis
Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan sebagai salah satu persyaratan dalam
Kemenkes Bengkulu. Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak
mendapat bantuan baik materil maupun moril dari berbagai pihak, untuk itu
Ilmiah ini yang senantiasa selalu memberi saran positif dan kritik yang
konsultasi.
v
6. Ns. Sri Haryani, S.Kep,.M.Kep selaku ketua penguji yang telah
8. Kedua orang tua saya, saudara, serta keluarga yang selalu memberikan
10. Dan lain-lain yang tidak dapat saya sebut satu persatu, Mudah-mudahan
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan, karena itu sebagai kritik dan saran yang membangun untuk
Curup,…...............2022
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN..........................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................iv
ABSTRAK.......................................................................................................v
v
KATA PENGANTAR...................................................................................vii
DAFTAR ISI...................................................................................................ix
DAFTAR TABEL..........................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................xii
DAFTAR BAGAN.......................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian..............................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Penyakit................................................................................7
2.1.1 Definisi.....................................................................................7
2.1.2 Etiologi dan Faktor Predisposisi..............................................7
2.1.3 Manifestasi Klinis....................................................................9
2.1.4 Anatomi Fisiologi.....................................................................10
2.1.5 Patofisiologi.............................................................................13
2.1.6 WOC.........................................................................................16
2.1.7 Pemeriksaan Penunjang............................................................17
2.1.8 Tindakan Medis........................................................................19
2.1.9 Penatalaksanaan.......................................................................19
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan...........................................................21
2.2.1 Pengkajian................................................................................21
2.2.2 Diagnosa Keperawatan.............................................................30
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR
x
DAFTAR
x
DAFTAR
x
DAFTAR
No Lampiran
1. Lembar Konsul
2. Pernyataan
3. Biodata
4. Surat Pengambilan Kasus
5. Surat Selesai Dinas
x
1
BAB
PENDAHULUAN
masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang
ditemukan pada anak, hal ini terutama pada rentang usia 4 bulan sampai 4
tidak di sebabkan oleh proses di dalam kepala (otak: seperti meningitis atau
radang selaput otak, ensifilitis atau radang otak) tetapi diluar kepala misalnya
pencernaan. Jika hipertemia pada pasien kejang demam tidak teratasi maka
terdapat 21,65 juta penderita kejang demam dan lebih dari 216 ribu
<15 menit, umum, tonik atau klonik, akan berhenti sendiri, tanpa gerakan
1 Poltekkes Kemenkes
2
fokal atau berulang dalam waktu 24 jam) sedangkan 20% kasus merupakan
kejang demam komplikata (kejang >15 menit, fokal atau kejang umum
didahului kejang parsial, berulang atau lebih dari satu kali dalam 24 jam).
Pada Daerah Eropa Barat dan Amerika tercatat 2-4% angka kejadian kejang
demam per tahunnya Hampir 1,5 juta kejadian kejang demam terjadi tiap
tahunnya di USA, Angka kejadian kejang demam di India sebesar 5-10% dan
(Angka kejadian kejang demam pada anak di Indonesia pada tahun 2013 yang
menjalani rawat inap sebanyak 4197 kasus (laki-laki 2346 dan perempuan
1851) dan yang menjalani rawat jalan sebanyak 5149 (laki-laki 2626 dan
angka kejadian pada Tahun 2015 mencapai 1.183 pasien (Profil Kesehatan
Bengkulu 2016).
Anak RSUD Curup angka kejadian kejang demam adalah sebanyak 49 kasus,
pada 2017 terdapat penurunan yaitu 4 kasus, pada 2018 mengalami penurunan
yaitu 0 kasus, pada tahun 2019 mengalami peningkatan yaitu 78 kasus dan
dan tidak meninggalkan gejala sisa. Akan tetapi kejang yang berlangsung lama
Poltekkes Kemenkes
3
oksigen dan energi untuk kontraksi otot skelet yang akhirnya terjadi
anaerobik, hipotensi arterial disertai denyut jantung yang tidak teratur dan
sehingga terjadinya kerusakan sel neuron otak. Kerusakan pada daerah medial
yang spontan. Karena itu kejang demam yang berlangsung lama dapat
Maliya, 2008).
Tinggi suhu tubuh pada saat timbul kejang merupakan nilai ambang kejang.
Tiap anak mempunyai ambang kejang yang berbeda dan tergantung tinggi
kenaikan suhu tertentu. Pada anak dengan ambang kejang yang rendah, kejang
telah terjadi pada suhu 38ºC sedangkan anak dengan ambang kejang yang
tinggi kejang baru terjadi bila suhu mencapai 40ºC atau lebih. Maka
disimpulkan bahwa berulangnya kejang demam lebih sering terjadi pada anak
Poltekkes Kemenkes
4
2016). Sesuai teori penyakit ini maka diagnosa keperawatan yang akan
yang telah dicelupkan pada air hangat, yang ditempelkan pada bagian tubuh
tertentu sehingga dapat memberikan rasa nyaman dan menurunkan suhu tubuh
(Windati 2020). Dari hasil studi kasus yang dilakukan bahwa kompres hangat
bisa digunakan pada pasien anak dengan Kejang Demam. Maka dari
karya tulis ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Anak
Poltekkes Kemenkes
5
1.3 Tujuan
a) Tujuan Umum
Tujuan umum dari Proposal karya tulis ilmiah ini adalah untuk
anak
b) Tujuan Khusus
Poltekkes Kemenkes
6
a. Bagi Penulis
c. Bagi Institusi
1. Rumah Sakit
dan optimal.
2. Pendidikan
demam.
Poltekkes Kemenkes
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
Kejang demam merupakan kejang yang terjadi pada suhu badan tinggi
Kejang demam atau febrile convulsion adalah bangkitan kejang yang terjadi
(Lestari,2016).
ditemukan pada anak, hal ini terutama pada rentang usia 4 bulan sampai 4
tidak di sebabkan oleh proses di dalam kepala (otak: seperti meningitis atau
radang selaput otak, ensifilitis atau radang otak) tetapi diluar kepala misalnya
pencernaan. Jika hipertemia pada pasien kejang demam tidak teratasi maka
2.1.2 Etiologi
paroksismal yang berlebihan dari suatu populasi neuro yang sangat mudah
7 Poltekkes Kemenkes
8
terpicu sehingga mengganggu fungsi normal otak dan juga dapat terjadi
karena keseimbangan asam basa atau elektrolit yang terganggu. Kejang itu
sendiri dapat juga menjadi manifestasi dari suatu penyakit mendasar yang
secara cepat yang berkaitan dengan infeksi virus atau bakteri. Umumnya
Penyebab dari kejang demam menurut Wulandari & Erawati (2016) yaitu :
sekali.
2. Infeksi
pada waktu sakit dengan demam atau pada waktu demam tinggi.
Poltekkes Kemenkes
9
kurang dari 6 menit kurang dari 8% berlangsung lebih dari 15 menit. Sering
kali kejang berhenti sendiri. Setelah kejang berhenti anak tidak memberi
reaksi apapun untuk sejenak, tetapi setelah beberapa detik atau menit, anak
terbangun dan sadar kembali tanpa defisit neurologis kejang dapat diikuti
samapi beberapa hari. Kejang unirateral yang lama dapat diikuti oleh
Tanda dan gejala dari kejang demam menurut Wulandari dan Erawati yaitu:
a) Demam (terutama demam tinggi atau kenaikan suhu tubuh yang terjadi
secara tiba-tiba)
e) Kejang timbul dalam 24 jam setelah naiknya suhu badan akibat infeksi
sebagainya
Poltekkes Kemenkes
10
1 Tensi - 90-110
120/90mmHg- mmHg
60-100x/menit 165x/menit
150x/menit
19-24x/menit 55x/menit
30x/menit
Sistem saraf pusat terdiri atas banyak sel saraf dan tonjolan-
Neuron adalah nama yang di berikan untuk sel saraf beserta seluruh
dan axon. Dendrit adalah tonjolan yang pendek dari badan sel, axon
grisea dan substantia alba. Subtantia grisea terdiri atas sel-sel neuron
serta tersebar di dalam susunan saraf dalam dua bagian simpatis dan
dan usus, sehingga tersedia bagi otak, jantung, dan otot skelet, pada
Poltekkes Kemenkes
1
Poltekkes Kemenkes
1
d. Sistem parasimpatis
a) Serabut eferen
sesuai.
b) Serabut aferen
2.1.5 Patofisiologi
Sumber energi otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi dipecah
menjadi CO2 dan air. Sel dikelilingi oleh membran yang terdiri dari
permukaan dalam yaitu lipoid dan permukaan luar yaitu ionik. Dalam keadaan
normal membran sel neuron dapat dilalui dengan mudah ion kalium (K+) dan
sangat sulit dilalui oleh ion Natriun (Na+) dan elektrolit lainnya, kecuali ion
klorida (CI-). Akibatnya konsentrasi ion K+ dalam sel neuron tinggi dan
konsentrasi Na+ rendah, sedang diluar sel neuron terdapat keadaan sebaliknya.
Poltekkes Kemenkes
1
Karena perbedaan jenis dan konsentrasi ion di dalam dan luar sel, maka
dan bantuan enzim Na-K ATP-ase yang terdapat pada permukaan sel.
keturunan
metabolisme basal 10-15 % dan kebutuhan oksigen akan meningkat 20%. Pada
dengan orang dewasa hanya 15%. Oleh karena itu kenaikkan suhu tubuh dapat
mengubah keseimbangan dari membran sel neuron dan dalam waktu yang singkat
terjadi difusi dari ion kalium maupun ion natrium akibat terjadinya lepas muatan
listrik. Lepas muatan listrik ini demikian besarnya sehingga dapat meluas
“neurotransmitter” dan terjadi kejang. Tiap anak mempunyai ambang kejang yang
berbeda dan tergantung tinggiu rendahnya ambang kejang seseorang anak akan
dan tidak meninggalkan gejala sisa. Tetapi kejang demam yang berlangsung lama
Poltekkes Kemenkes
1
dan energi untuk kontraksi otot skeletal yang akhirnya terjadi hipoksemia,
artenal disertai denyut jantung yang tidak teratur dan suhu tubuh meningkat yang
Poltekkes Kemenkes
1
Kejang demam
Kejang
Mekanisme tubuh
demam melawan virus
kompleks
Kejang demam simpleks
demam pertama pada bayi (usia <12 bulan ) karena gejala dan
tampak. Pada anak dengan usia >18 bulan, fungsi lumbal dilakukan
jika tampak tanda peradangan selaput otak, atau ada riwayat yang
Poltekkes Kemenkes
1
khas
Poltekkes Kemenkes
1
2.1.9 Penatalaksanaan
diminimalkan.
3 tahun atau dosis 7,5 mg untuk anak kurang dari 3 tahun, 5 mg untuk
10 kg.
Poltekkes Kemenkes
2
1) Antipiretik
diberikan 3 kali.
2) Antikonvulsan
Poltekkes Kemenkes
2
3) Kejang fokal
untuk
pakaian yang tidak tebal, dan memberikan kompres hangat (Rahmasari &
Lestari, 2018)
a. Data subyektif
1. Biodata/Identitas
Poltekkes Kemenkes
2
2. Keluhan utama
3. Riwayat Penyakit
kejang,
c) Lama serangan
d) Pola serangan
Poltekkes Kemenkes
2
e) Frekuensi serangan
per tahun.
kali ?
Poltekkes Kemenkes
2
j) Riwayat imunisasi
imunisasi.
k) Riwayat perkembangan
Poltekkes Kemenkes
2
atau lainnya?
m) Riwayat sosial
sebayanya ?
Poltekkes Kemenkes
2
o) Pola nutrisi
per hari ?
p) Pola eliminasi
Poltekkes Kemenkes
2
atau berlendir ?
sebayanya ?
r) Pola tidur/istirahat
b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan Umum
tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu. Pada kejang demam sederhana
2) Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
Poltekkes Kemenkes
2
2) Muka/ wajah
3) Mata
Saat serangan kejang terjadi dilatasi pupil, untuk itu periksa pupil
konjungtiva ?
4) Telinga
5) Hidung
jumlahnya?
6) Mulut
7) Tenggorokan
Poltekkes Kemenkes
2
8) Leher
9) Thorax
10) Jantung
11) Abdomen
12) Kulit
kulit ?
13) Ekstremitas
Poltekkes Kemenkes
3
14) Genetalia
tanda-tanda infeksi.
Berikut adalah uraian dari masalah yang timbul bagi klien menurut
aktivitas berlebih
Poltekkes Kemenkes
3
adalah perilaku atau aktivitas spesifik yang dikerjakan oleh perawat untuk
(PPNI, 2018)
Poltekkes Kemenkes
3
Poltekkes Kemenkes
3
Mengajurkan
. Basahi
Dan Kipasi
.
Permukaan
Tubuh
. 7. Untuk
Berikan
Cairan
. Oral
. 8. Untuk
Melakukan
.
Pendinginan
Eksternal
. 9. Untuk
Berikan
Oksigen
. Jika Perlu
.
. Edukasi
. Menganjurka
n Tirah
Baring
. Kolaborasi
10.Kolaboras
i Pemberian
Cairan Dan
Elektrolit
Intravena
Jika Perlu.
Poltekkes Kemenkes
3
Poltekkes Kemenkes
3
efek agen
farmakol
ogi
3 Risiko Setelah Dilakukan Observasi
Aspirasi Tindakan 1. Monitor Pola Nafas 1. Untuk
berhubun Keperawatan 2. Monitor Bunyi Nafas Mengetahui
gan Diharapkan Tambahan Pola Nafas
dengan Resiko Aspirasi 3. Monitor Sputum 2. Untuk
Terdapat Dapat Teratsi Teraupetik Mengetahui
Ganggua Dengan Kriteria 4. Posisikan Seni Fowler Bunyi Nafas
n Hasil: Atau Fowler Tambahan
Menelan, -Kemampuan 5. Berikan Minum 3.Untuk
penuruna Menelan Hangat Mengetahui
n reflek Meningkat 6. Lakukan Penghisapan Ada Sputum
muntah, -Kebersihan Mulut Lendir Kurang Dari 15 Teraupetik
disfagia, Meningkat Detik 4.Meposisika
efek agen -Dispnea Menurun 7. Berikan Oksigen Jika n Seni
farmakol -Sianosis Menurun Perlu Fowler Atau
ogis, dan -Gelisah Menurun Edukasi Fowler
ketidakm 8. Anjurkan Asupan 5.Meberikan
atangan Cairan 2000 Minum
koordina Ml/Hari,Jika Tidak Hangat
si Kontraindikasi 6.Melakukan
menghisa Kolaborasi Penghisapan
p, - 9.Kolaborasi Lendir
menelan Pemberian Kurang Dari
dan Bronkodilator,Ek 15 Detik
bernafas, spektoran,Mukoli 7.Meberikan
Peningka tik,Jika Perlu Oksigen Jika
tan Perlu
tekanan Edukasi
Poltekkes Kemenkes
3
intragastr 8.Meanjurka
ik n Asupan
Cairan 2000
Ml/Hari,Jika
Tidak
Kontraindika
si
Kolaborasi
9.Kolaborasi
Pemberian
Bronkodilato
r,Ekspektora
n,Mukolitik,J
ika Perlu
4 Defisit setelah dilakukan observasi observasi
Pengetah tindakan 1. Identifikasi kesiapan 1.untuk
uan keperawatan dan kemampan Identifikasi
berhubun diharapkan menerima informasi kesiapan dan
gan pengetahuan 2. Identifikasi faktor – kemampan
dengan meningkat : faktor yang dapat menerima
kurang - Perilaku sesuai meningkatkan dan informasi
terpapar anjuran menurunkan 2,untuk
informasi meningkat (5) motivasi perilaku Identifikasi
,kurang - Pertanyaan hidup bersih dan faktor –
mampu tentang sehat faktor yang
menging masalah yang teraupetik dapat
at,ketida dialami 3.Sediakan materi dan meningkatka
ktahuan menurun (5) media penkes n dan
menemu Persepsi yang 4.Jadwalkan pendidikan menurunkan
kan dikeliru terhadap kesehatan sesuai motivasi
sumber masalah menurun kesepakatan perilaku
Poltekkes Kemenkes
3
Poltekkes Kemenkes
3
Poltekkes Kemenkes
3
Kolaborasi
8.kolaborasi
dengan ahli
gizi untuk
menentukan
jumlah kalori
dan jenis
nutrien yang
dibutuhkan
Sumber : Ngastiyah 2012 dan lestari 2016 : Tim pokja SDKI PPNI (2017)
Poltekkes Kemenkes
4
1) S (Subjective) :
Bagian ini meliputi data subjektif atau informasi yang didapatkan dari
pengobatan.
2) O (Objective) :
Poltekkes Kemenkes
4
3) A (Assesment) :
4) P (Planning) :
masalah klien
2.3.1 Pengertian
handuk yang telah dicelupkan pada air hangat, yang ditempelkan pada
ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Purwanti &
2.3.2 Tujuan
Poltekkes Kemenkes
4
2.3.3 Manfaat
tangan, kaki , dan telinga. Aliran darah melalui kulit dapat mencapai 30%
lingkungan sehingga terjadi penurunan suhu tubuh (Potter & Perry, 2011)
Kompres pada area yang memiliki pembuluh darah besar menggunakan air
hangat
B. Tujuan
2. Memberikan kenyamanan
C. Persiapan alat
1. Termometer
2. Sarung tangan
3. Perlak
4. Selimut mandi
5. Waslap
Poltekkes Kemenkes
4
8. Termometer air
D. Prosedur pelaksanana
4. Cuci tangan
7. Tuangkan air panas ke dalam baskom berisi air hingga suhu air
dingin
Poltekkes Kemenkes
4
Poltekkes Kemenkes
4
BAB III
TINJAUAN
KASUS
3.1 Pengkajian
A. Identitas Klien
4. A g a m a : Islam
9. Diagnosa medic
1. Ayah
a. N a m a : Tn. P
b. U s i a : 33 th
c. Pendidikan : SMP
d. Pekerjaan : Pedagang
e. A g a m a : Islam
4 Poltekkes Kemenkes
4
2. Ibu
a. N a m a : Ny. B
b. U s i a : 34 th
c. Pendidikan : SMP
d. Pekerjaan : IRT
e. Agama : Islam
f. Alamat : Talang
penyakit Tipes
kejang.
pukul 03: 15 Wib, demam klien sering naik turun ,kejang (+), mual
muntah (+), pusing (+), dan, Pemeriksaan tanda – tanda vital Suhu :
Poltekkes Kemenkes
4
Klien datang keruangan Mawar dari IGD pada tanggal 24 Mei 2022
Jam 08:30 WIB. Pada saat pengkajian diruangan rawat inap Mawar di
turun, ibu klien mengatakan klien sudah demam 2 hari, mual muntah
(+), pusing (+), Kejang (+), Batuk pilek (+), Nafsu makan berkurang
(+), Pemeriksaan tanda – tanda vital Suhu : 37,5 , Spo2 : 98% , Nadi :
1. Prenatal care
2. Natal
3. Post natal
4. Ibu klien mengatakan pasien pernah demam dan mencret tetapi tidak
Poltekkes Kemenkes
4
mengalami kecelakaan.
tidak ada dan tidak pernah menggunakaan zat atau subtansi yang
berbahaya.
¤ Genogram :
: laki-laki : Penghubung
x : Meninggal : klien
Ket:
Poltekkes Kemenkes
4
4. Hepatitis 1 hari 1x - 1x
A. Pertumbuhan fisik
1. Berat badan : 11 kg
1. Berguling : 3 bulan
2. Duduk : 5 bulan
3. Merangkak : 7 bulan
4. Berdiri : 9 bulan
5. Berjalan : 1 tahun
Poltekkes Kemenkes
5
f. Riwayat Nutrisi
A. Pemberian ASI
Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini
g. Riwayat Psikososial
Poltekkes Kemenkes
5
h. Riwayat Spiritual
i. Reaksi Hospitalisasi
e. Yang akan tinggal dengan anak : Ibu, ayah dan kakak bergantian
j. Aktivitas sehari-hari
Poltekkes Kemenkes
5
Eliminasi
1. Tempat pembuangan Pampes pampes
2. Frekuensi (waktu)
3. Konsistensi Bab 1x/hari Belum ada bab
4. Kesulitan Bak 4-6x/hari selama dirs
5. Obat pencahar lembek Bak 2-4x/hari
tidak ada belum BAB
tidak ada tidak ada
Istirahat Tidur
1. Jam tidur
- Siang 2-3 jam 1-2 jam
- Malam 8 jam 8 jam
2. Pola tidur Teratur Tidak ada
3. Kebiasaan sebelum tidur minum susu dan minum susu
menonton
4. Kesulitan tidur
Tidak ada Tidak ada
Personal Hygiene
1. Mandi 2x /hari Dilap
2. Cuci rambut 1x/hari Belum pernah
3. Gunting kuku 1x/ minggu cuci rambut
4. Gosok gigi 2x /hari Belum pernah
gunting kuku
1x/hari
2. Kesadaran : Composmentis
b. Suhu : 37,5o C
c. Pernapasan : 23 x/ menit
4. Berat Badan : 11 Kg
6. Kepala
Poltekkes Kemenkes
5
Inspeksi
b. Penyebaran : merata
h Palpasi
Tekstur rambut : Ha l u s
7. M u ka
In s pe k s i
Palpasi
8. Mata
Inspeksi
a. Pelpebr : TidakRadang
b. Sclera : An ikterik
Poltekkes Kemenkes
5
c. Conjungtiva : An Anemis
d. Pupil : - Isokor
e. Posisi mata :
i. Penglihatan : Normal
Palpasi
9. Hidung
Inspeksi
10. Telinga
palpasi
Poltekkes Kemenkes
5
11. Mulut
Inspeksi
a. Gigi
b. Gusi
c. Lidah
d. Bibir
12. Tenggorokan
13. leher
inspeksi
palpasi
Poltekkes Kemenkes
5
Inspeksi
Palpasi
Auskultasi
15. Abdomen
inspeksi
Palpasi
pembesaran
Poltekkes Kemenkes
5
pembesaran
Auskultasi
Peristaltik : 15x/m
17. Ektremitas
Ektremitas Atas
Inspeksi
Motorik
Kiri : normal.
Bawah
Motorik
Poltekkes Kemenkes
5
3.1.4 . 4 Penatalaksanaan
Nama : An. Z
Poltekkes Kemenkes
5
Poltekkes Kemenkes
6
ANALISA DATA
No RM :
236254
Poltekkes Kemenkes
6
3 Ds : Kurangnya Defisit
- ibu klien mengatakan bahwa ia terpapar Pengetahuan
tidak mengetahui bahwa anaknya Informasi
kejang (Mengenai
- ibu klien mengatakan ia tidak Kejang Demam)
mengetahui cara penanganan saat
An. Z kejang demam
Do:
- Ibu an.z tampak bingung
- Ibu An. Z tampak selalu
bertanya mengenai keadan
anaknya.
- suhu tubuh klien 37,5
- Nadi 120 x/menit
- RR: 23x/menit
No RM : 236254
Poltekkes Kemenkes
6
No RM : 236254
Poltekkes Kemenkes
6
Poltekkes Kemenkes
6
Poltekkes Kemenkes
3.4 Implementasi Keperawatan
No RM : 236254
Poltekkes Kemenkes 6
2 dan 4 15 : 20 4. Memonitor adakah mual dan 4. ibu klien mengatakan bahwa klien
muntah mual muntah 2x
2 dan 4 17: 20 8. Menganjurkan ibu klien untuk 8.ibu klien mengatakan bahwa klien
memberikan Diit dari RS agar hanya menghabiskan ½ porsi saja
dihabiskan
Poltekkes Kemenkes 6
1,2,3 dan 18 : 15 9. Memberikan obat diazepam untuk 9. klien sudah diberikan obat diazepam
4 mengatasi kejang dan pct flas untuk mengatasi kejang dan pct flas
untuk menurunkan suhu tubuh untuk menurunkan suhu tubuh
klien
1,2,3 dan 19 : 00 10. Membantu memasang infus 10. infus terpasang di tangan sebelah
4 kembali dengan tetesan 9.5 /menit kanan dengan tetesan 9.5 /menit
2 Rabu/ 25 1,2,3 dan 08: 15 1Mengkaji tanda – tanda vital pasien 1. Ttv: Sio
Mei 2022 4 T : 37,4° c
N : 108 x/menit
RR : 22 x/menit
1,2 dan 3 08 : 25 2. Menanyakan keluhan hari ini 2. Ibu klien mengatakan demam
klien masih turun naik, batuk
pilek masih, mual muntah sedikit
berkurang,kejang sudah tidak
lagi,dan sudah mulai banyak
minum dan makan
2 dan 4 3. Menanyakan apakah nafsu makan 3.ibu mengatakan nafsu makan klien
klien sudah meningkat sudah sedikit meningkat
Poltekkes Kemenkes 6
2 dan 3 10 : 00 4. Mempersiapkan obat kepada 3. klien sudah diberikan obat
klien
4. ibu klien mengatakan akan
mencoba menerapkan kompres
2 10 : 15 5. Memberikan obat kepada klien hangat saat dirumah
Poltekkes Kemenkes 6
N : 110 x/menit
RR: 22 x/menit
2 dan 4 15: 25 5. Menanyakan apakah nafsu makan 5. ibu klien mengatakan iya dan
klien sudah membaik klien sudah nafsu untuk makan
1,2, 3 dan 16: 00 6. melakukan edukasi kepada ibu 6. ibu klien meng iya kan apa yang
4 klien untuk melakukan kompres diedukasikan untuk penaganan
hangat dan rutin meminum obat yang jika anak kembali kejang
dianjurkan dokter
Poltekkes Kemenkes 6
3.5 Evaluasi keperawatan
No RM : 236254
Dx Keperawatan
2022 berhubungan dengan - Ibu klien mengatakan An.Z sudah tidak kejang
O:
Poltekkes Kemenkes 7
- Panas badan pasien mulai turun
- Nadi :120
x/m A :Masalah
teratasi Kriteria 1 2 3 4 5
hasil
Kejang √
suhu tubuh √
suhu kulit √
P :Intervensi dihentikan
berhubungan dengan S:
muntah
Poltekkes Kemenkes 7
- ibu klien mengatakan An. Z batuk pilek sudah
+ 2 hari
O:
Kriteria 1 2 3 4 5
Hasil
Kemampuan √
Menelan
Batuk √
Gelisah √
Dispnea √
Sianosis √
P:Intervensi dilanjutkan 1,2,3,4,5,8
Poltekkes Kemenkes 7
3 Defisit Pengetahuan S: Sio
O:
keadan anaknya.
- RR: 23x/menit
Poltekkes Kemenkes 7
Kriteria 1 2 3 4 5
hasil
Perilaku √
sesuai
anjuran
Pertanyaan √
tentang
masalah yang
dialami
Persepsi yang √
dikeliru
terhadap
masalah
P : Intervensi dilanjutkan 1,2,5,6
S:
4 Defisit Nutrisi Sio
-Ibu klien mengatakan nafsu mkan klien menurun
Berhubungan dengan
Faktor Fisiologis O:
-Porsi makan yang dihabiskan ½ dari diit yang
Poltekkes Kemenkes 7
diberikan dari Rs
-klien tampak lemas
Kriteria 1 2 3 4 5
hasil
nafsu makan √
membaik
-membran √
mukosa
membaik
Peningkatan muntah
O:
Poltekkes Kemenkes 7
- Mukosa bibir pucat
Kriteria 1 2 3 4 5
Hasil
Kemampuan √
Menelan
Batuk √
Gelisah √
Dispnea √
Sianosis √
Poltekkes Kemenkes 7
Kurangnya terpapar tentang kejang demam
kejang demam
Do:
demam
Kriteria 1 2 3 4 5
hasil
Perilaku √
sesuai
anjuran
Pertanyaan √
tentang
masalah yang
dialami
Poltekkes Kemenkes 7
Persepsi yang √
dikeliru
terhadap
masalah
O:
Poltekkes Kemenkes 7
Kriteria 1 2 3 4 5
hasil
nafsu makan √
membaik
-membran √
mukosa
membaik
pilek
O:
A:Masalah Teratasi
Poltekkes Kemenkes 7
Kriteria 1 2 3 4 5
Hasil
Kemampuan √
Menelan
Batuk √
Gelisah √
Dispnea √ Sio
Sianosis √
P:Intervensi di hentikan
2 Defisit Pengetahuan
berhubungan dengan S :
Poltekkes Kemenkes 8
O:
demam
A : Masalah Teratasi
Kriteria 1 2 3 4 5
hasil
Perilaku √
sesuai Sio
anjuran
Pertanyaan √
tentang
masalah yang
dialami
Persepsi yang √
dikeliru
terhadap
masalah
P : Intervensi di hentikan
Poltekkes Kemenkes 8
3 Defisit Nutrisi S:
O:
diberikan
A:Masalah teratasi
Kriteria 1 2 3 4 5
hasil
nafsu makan √
membaik
-membran √
mukosa
membaik
P:Intervensi Dihentikan
Poltekkes Kemenkes 8
8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAAN
keperawatan yang efektif dạn efesien khususnya pada studi kasus Asuhan
Keperawatan pada An.Z dengan Kejang Demam pada anak diruang Mawar RSUD
4.1 Pengkajian
observasi keadaan klien meliputi identitas klien sampai dengan pemeriksaan fisik
head to toe, karena penulis menganggap lebih sistematis dan akurat. Dari
pengkajian tersebut, penulis tidak menemukan hambatan yang berarti, tidak ada
kesulitan dalam berkomunikasi dengan ibu serta dalam pengkajian didukung oleh
Hanya saja, penulis agak sulit melakukan pemeriksaan pada saat ingin
melakukan pemeriksaan fisik pada klien karena kondisi klien yang sangat lemah,
8 Poltekkes Kemenkes
8
pada saat diperiksa composmentis serta keadaan umum klien masih lemah, tubuh
klien teraba panas, suhu klien 37,5°C, terdapat Kejang pada anak. Data penunjang
pada penyakit Kejang Demam menurut teori adalah pemeriksaan Darah lengkap.
Pada saat melakukan pengkajian pada An. Z pada tanggal 24 Mei 2022
mmol/L, Kalium 4,4 mmol/ L, Chorida 104 mmol/L, Hemoglobin 11,6 gldl,
jumlah leukosit 7.500 ul., Jumlah trombosit 278.000 uL, Hematokrit 33%. Pada
Poltekkes Kemenkes
8
Demam yaitu (SDKI DPP PPNI 2017), terdapat 3 diagnosa keperawatan pada
teori dan sesuai degan kondisi yang dialami oleh klien. Berikut ini diagnosa yang
ini diangakat oleh penulis karena saat pengkajian ibu klien klien enggan
diagnosa ini diangakat oleh penulis karena saat pengkajian ibu klien tidak
kejang
Poltekkes Kemenkes
8
dengan kondisi klien dan di angkat sesuai dengan apa yang telah ditetapkan oleh
ruangan, perawat ruangan, dokter yang bertugas, serta klien dan keluarganya.
shif setiap harinya, saat penulis tidak berada di ruangan penulis mengikuti
ruangan, catatan dokter dan bertanya dengan perawat yang sedang jaga.
Poltekkes Kemenkes
8
4.5 Evaluasi
masalah yang dialami oleh An. Z. Ketiga diagnosa dapat teratasi secara maksimal,
pada diagnosa, hipertermi , risiko Aspirasi dan Defisit Pengetahuan dapat teratasi
dan evaluasi sumatif atau evaluasi dari seluruh tindakan dalam satu diagnosa yang
penulis susun dalam bentuk SOAP atau subjektif, objektif, analisa dan planning.
Poltekkes Kemenkes
8
BAB V
PENUTU
5.1 Kesimpulan
A. Pengkajian
turun, suhu 37,5°C, kejang 1x, tubuh terasa lemas, kurang nafsu makan,
B. Diagnosa Keperawatan
dengan proses penyakit ditandai dengan panas yang naik turun, suhu 37,5
Batuk ditandai dengan mual muntah dan batuk pilek, Defisit pengetahuan
C. Rencana Keperawatan
8 Poltekkes Kemenkes
8
D. Implementasi Keperawatan
E. Evaluasi
5.2 Saran
C. Bagi Intitusi
a. Rumah Sakit
Poltekkes Kemenkes
9
Demam Pada Anak dan pada konsep jurnal Kompres Hangat ini bisa
b. Pendidikan
Anak.
Poltekkes Kemenkes
DAFTAR PUSTAKA
Kakalang, J.P, dkk, (2016). Profil Kejang Demam di Bagian Ilmu Kesehatan
Anak RSUP Prof. Dr. R. D. Kondou Manado periode Januari 2014-Juni
2016. http://download.portalgaruda.org . Diaskes pada tanggal 20
Februari 2022
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: definisi dan kriteria hasil
keperawatan, edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
Poltekkes Kemenkes
Purwanti, O. S., & Maliya, A. (2008). Kegawatdaruratan Kejang Demam Pada
Anak. Berita Ilmu Keperawatan, 1(2), 97–100.
Rahmasari, V., & Lestari, K. (2018). Review: Manajemen Terapi Demam Tifoid:
Kajian Terapi Farmakologis dan Non Farmakologis. Farmaka, 16(1), 184–
195. https://doi.org/10.24198/JF.V16I1.17445
Rekam Medik RSUD Curup. (2016). Laporan tahunan RSUD Curup. Curup.
Riyadi, Sujono & Sukarmin. (2013). Asuhan Keperawatan Pada Anak. Graha
Ilmu: Yogyakarta
Windawati & Dera Alfiyanti, (2020). Jurnal Penurunan HIpertermi Pada Pasien
Kejang Demam Menggunakan Kompres Hangat,Semarang
Wulandari .M & Ernawati.M. (2016). Buku Ajar Keperawatan Anak.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Poltekkes Kemenkes
Poltekkes Kemenkes
Poltekkes Kemenkes
Poltekkes Kemenkes
Poltekkes Kemenkes
Poltekkes Kemenkes
Poltekkes Kemenkes
Poltekkes Kemenkes
BIODATA
3. SMAN 05 Kepahiang
Poltekkes Kemenkes
Poltekkes Kemenkes
Poltekkes Kemenkes
Poltekkes Kemenkes
DOKUMENTASI
Poltekkes Kemenkes