Anda di halaman 1dari 49

Assalamualaikum Wr.

Wb.
MATA KULIAH
TEKNOLOGI BIOPROSES

MATERI:

PERTUMBUHAN MIKROBA

POLITEKNIK AKADEMI TEKNLOGI INDUSTRI


PADANG
OLEH:
DR. SRI RIZKI PUTRI PRIMANDARI, M.T.
PERTUMBUHAN MIKROBA
NUTRISI SEL MIKROBA
PERTUMBUHAN DALAM KULTUR
TERTUTUP (BATCH CULTURE)
KINETIKA PERTUMBUHAN MIKROBA
PERTUMBUHAN DALAM KULTUR
TERBUKA (CONTINOUSCULTURE)
PERTUMBUHAN MIKROBA
Pertumbuhan mikroba merupakan
peningkatan massa sel (ukuran sel)
dan juga jumlah sel. Oleh itu
pertumbuhan mikroba ada yang
merupakan pertumbuhan masing-
masing sel dan pertumbuhan secara
berkelompok atau populasi sel.
PERTUMBUHAN MIKROBA

Materi ini bertujuan untuk memberikan


gambaran bagaimana suatu sel itu
tumbuh dengan sifat-sifat tertentu
Pertumbuhan mikroba tergantung
pada sistem kultur atau sistem biakan:
1. Kultur tertutup (batch culture)
2. Kultur terbuka (continuous culture)
NUTRISI SEL
NUTRISI MAKRO
NUTRISI MIKRO
MEDIA PERTUMBUHAN
NUTRISI SEL
Dalam pertumbuhannya, mikroba
memerlukan nutrisi (zat gizi).
Peran utama nutrisi adalah:
sebagai sumber energi,
bahan pembangun sel,
sebagai aseptor elektron dalam reaksi
bioenergetik (reaksi yang menghasilkan
energi)
NUTRISI MAKRO
Nutrisi makro adalah nutrisi yang
diperlukan dalam konsentrasi yang
banyak (>10-4M).
Nutrisi makro yaitu karbon, nitrogen,
hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor,
Mg2+ dan K+
Karbon
Komponen karbon merupakan sumber utama energi
bagi mikroba.
Berdasarkan sumber karbon, mikroba terbagi 2:
Heterotrop: menggunakan komponen organik seperti
karbohidrat, lipid dan hidrokarbon sebagai sumber
karbon dan energi.
Autotrop: menggunakan CO2 sebagai sumber karbon.
Kemoautotrop: menggunakan CO2 sebagai sumber
karbon dan memperoleh energi dari oksidasi
senyawa anorganik.
Fotoautotrop: menggunakan CO2 sebagai sumber
karbon dan cahaya sebagai sumber energi.
Karbon
Dalam industri fermentasi, sumber
karbon yang umum digunakan
adalah molase (sukrosa), pati
( glukosa, dekstrin), sirup jagung,
dan limbah cairan sulfit (glukosa).
Dalam laboratorium, sumber karbon
yang umum digunakan adalah
glukosa, sukrosa, fruktosa.
Nitrogen
Digunakan sebagai penyusun utama
protein dan asam nukleat ( 10-14%
dari berat kering mikroba).
Sumber nitrogen yang umum
digunakan adalah Amonia atau
garam amonium (NH4Cl, (NH4)2SO4,
NH4NO3), protein, peptida dan asam
amino.
Oksigen
Oksigen merupakan penyusun sel
mikroba (20% dari berat kering)
bisa tersedia dalam bentuk air.
Molekul O2 digunakan sebagai akseptor
elektron dalam metabolisme aerobik
dari komponen C.
Pemberian oksigen biasanya melalui
pemompaan udara atau aerasi pada
permukaan.
Hidrogen
Menyusun sel mikroba 8% dari berat
kering.
Pada umumnya diperoleh dari
komponen karbon seperti
karbohidrat. Namun ada beberapa
bakteri seperti metanogen yag dapat
menggunakan hidrogen sebagai
sumber energi.
Fosfor
Menyusun 3% dari berat kering mikroba dan
merupakan elemen penting dalam
metabolisme sel.
Pada umumnya diperoleh dari garam fosfat
anorganik seperti KH2PO4 dan K2HPO4.
Namun fosfat organik seperti gliserofosfat
juga dapat digunakan sebagai sumber fosfor.
Jumlah fosfat dalam media sebaiknya <1 mM
untuk pembentukan metabolit sekunder
seperti antibiotik.
Sulfur
Penyusun 1% dari berat kering.
Pada umumnya diperoleh dari garam
sulfat seperti (NH4)2SO4. Namun,
sulfur yang mengandung asam
amino juga dapat digunakan sebagai
sumber S.
Beberapa mikroba autotrop tertentu
menggunakan S2- dan S0 sebagai
sumber energi.
Potasium
Merupakan kofaktor bagi beberapa enzim dan
diperlukan dalam metabolisme karbohidrat.
Pada umumnya diperoleh dari garam potasium
seperti K2HPO4, KH2PO4 dan K3PO4.

Magnesium
Merupakan kofaktor bagi beberapa enzim dan
diperlukan dalam ribosom.
Pada umumnya diperoleh sebagai MgSO47H2O
atau MgCl2.
NUTRISI MIKRO
Nutrisi makro adalah nutrisi yang diperlukan
dalam konsentrasi yang lebih sedikit (<10 -4M).
Kekurangan nutrisi mikro dapat
memperpanjang fasa lag, menurunkan laju
pertumbuhan dan yield pertumbuhan.
Secara umum terbagi 3 kategori yaitu nutrisi
mikro yang digunakan dalam jumlah yang
banyak, nutrisi mikro dalam jumlah
menengahdan diperlukan saat tertentu, dan
nutrisi mikro dalam jumlah yang sangat
sedkit.
1. Nutrisi mikro yang penting yaitu Fe, Zn dan Mn.
2. Nutrisi yang diperlukan pada saat tertentu yaitu Cu,
Co, Mo, Ca, N, Cl, Ni dan Se.
3. Nutrisi yang digunakan dalam jumlah yang sangat
sedikit adalah B, Al, Si, Cr, V, Sn, Be, F, Ti, Ga, Ge, Br,
Zr, W, Li dan I. Ia diperlukan pada konsentrasi < 10 -6M
dan merupakan racun pada konsentrasi 10-4M.

Selain itu, nutrisi mikro ada juga yang dinamakan faktor


pertumbuhan (growth factors) yang digunakan untuk
menstimulasi pertumbuhan dan sintesis beberapa
metabolit seperti vitamin, hormon dan asam amino.
Media Pertumbuhan
Terdapat dua tipe utama yaitu Defined Media
dan Complex Media.
Defined media adalah media yang terdiri dari
bahan kimia murni yang sudah diketahui dan
dalam jumlah yang tertentu. Media ini
mengandungi glukosa, (NH4)2SO4, KH2PO4 dan
MgCl2.
Complex Media yaitu media yang terdiri dari
bahan alam yang komposisi kimianya tidak
diketahui secara pasti seperti ragi, pepton,
molase atau sirup jagung.
PERTUMBUHAN PADA KULTUR
TERTUTUP (BATCH CULTURE)

Biakan pada sistem tertutup merupakan


pertumbuhan sel dengan menggunakan
tabung reaksi tanpa adanya penambahan
medium baru ke dalam kultur. Oleh itu,
biasanya pertumbuhan mikroba mengikuti
suatu pola pertumbuhan tertentu yaitu
kurva pertumbuhan stigmoidal.
Kultur tertutup sederhana dan banyak
digunakan di lab dan industri.
FASA PERTUMBUHAN MIKROBA PADA SISTEM
TERTUTUP

1. Fasa Lag
2. Fasa
Eksponensi
al
3. Fasa
deselarasi
4. Fasa Statis
5. Fasa
Kematian

Sumber: Shuler & Kargi, 1992. p.154


1. FASA LAG
.Waktu yang dibutuhkan sel mikroba
untuk beradaptasi di dalam medium
baru.
.Terjadi setelah dilakukannya inokulasi
.Adaptasi untuk mensintesis enzim-
enzim yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan lebih lanjut.
.Hanya ada penambahan ukuran sel
tanpa penambahan jumlah sel.
.lanjutan fasa lag

Interval Fasa Lag


tergantung pada jenis inokulum, ukuran inokulum,
umur inokulum dan ketersediaan nutrisi.

Fasa yang panjang = biaya mahal


- Nutrisi dan faktor-faktor pertumbuhan lain yang
sedikit.

Meminimalkan fasa lag:


-Sel harus beradaptasi dengan medium dan
keadaan sekitar medium sebelum inokulasi.
-Sel dalam keadaan aktif dan muda
-Ukuran inokulum adalah besar (5% - 10% vol)
.lanjutan fasa lag

Fasa Lag Bertingkat (multiple lag


phase)/diauxic growth

Terjadi apabila:
. medium mengandung lebih dari 1
sumber karbon.
. Adanya pergantian jalur metabolisme
pada pertengahan siklus
pertumbuhan.
2. FASA EKSPONENSIAL/LOGARITMIK
(LOG)
Sel sudah berdaptasi dengan
lingkungan
Populasi mikroba mengalami
pembelahan secara eksponensial
(berlipat ganda) dengan laju konstan
terhadap waktu.
Adanya waktu generasi mikroba
- waktu yang dibutuhkan sel mikroba
untuk membelah menjadi 2 sel.
Setiap sel membelah 2x lipat sehingga
peningkatan jumlah populasi selalu
Pertumbuhan Populasi
Nt = N02n

Nt : jumlah sel setelah tumbuh selama


waktu t
t : waktu pertumbuhan selama fase
eksponensial
N0: jumlah sel mula-mula selama fase
eksponensial
2 : bilangan tetap (pembelahan biner)
n : jumlah generasi (pembelahan)

Jika sejumlah sel mikroba (No) dibiakkan


dalam waktu (t) pada suatu medium,
Dalam bentuk logaritma, rumus Nt = N02n
menjadi:
log Nt = logN0+ n log 2

log Nt logN0= n log 2

n=
Waktu generasi sel (d) adalah waktu yang diperluka
Untuk membelah diri atau menggandakan dirinya.

LATIHAN:

Jika 50 sel setelah ditumbuhkan selama 5 jam


Menghasilkan 554.254 sel, maka
Hitung jumlah generasi dan waktu generasi
.lanjutan fasa eksponensial

Terbentuk metabolit primer


Laju pertumbuhan eksponensial adalah
mengikut reaksi orde satu:

..1

dX/dt = kecepatan pertumbuhan


populasi
= laju pertumbuhan spesifik (jam-1)
X = konsentrasi masa sel (g/l)
t = waktu (jam)
Integral persamaan 1 pada X0 dan X; t0
dan t, maka:

Atau:

ln X = t + ln Xo

Apabila menggunakan cara kurva yaitu


dengan memplotkan ln X vs t, maka
didapatkan dari slope persamaan garis
lurus
Tetapan rendemen (Yield coefficient)

Dinyatakan sbg konsentrasi sel atau produk terbentuk


per satuan konsentrasi subtrat yang dikonsumsi:

Yx/s dan Yp/s = yield coefficient konsentrasi sel dan


konsentrasi
produk
X = konsentrasi sel (g/l)
P = konsentrasi produk yang terbentuk (g/l)
S = konsentrasi substrat seperti glukosa dll (g/l)
CATATAN:
Pada fermentasi sistem tertutup, yield yang dihasilkan
apparent growth yield atau observed growth yield.
3. FASA DESELERASI

Fasa yang mengikuti fasa


eksponensial.
Terjadi pada periode waktu yang
singkat.
Pertumbuhan sel menurun karena
hilangnya 1 atau lebih nutrisi penting
atau terjadi penumpukan metabolit
dan racun sbg produk samping.
4. FASE STATIS

Fasa ini terjadi tepat setelah fasa


deselarasi.
Mulai terjadi kematian sel.
Terjadi ketika:
. Laju pertumbuhan sel seimbang
dengan laju kematian sel (fenomena
pertumbuhan kriptik)
. Total laju pertumbuhan (net growth
rate)= 0,
Jumlah sel yang hidup adalah konstan,
seolah-olah tidak terjadi pertumbuhan.
Berhentinya produksi metabolit primer
.lanjutan fasa statis

Fase statis terjadi karena :


Terbatasnya nutrisi esensial
dalam kultur yang mulai
berkurang.
Bagi organisme aerobik,
ketersediaan O2 dalam medium
mulai berkurang.
Banyaknya sisa metabolisme
yang tertimbun dalam medium
kultur sehingga pertumbuhan
mikroba terhambat
4. FASE KEMATIAN

. Jumlah sel yang mati meningkat


secara eksponensial (logaritmik).
. Kematian sel tiap jam adalah
konstan.
.Laju kematian sel juga mengikut
reaksi orde 1.
. Sel mikroba yang mati akan
mengalami lisis (peruraian).
.Terjadi karena:
.. nutrien habis
.. akumulasi produk sampingan yang
bersifat racun.
Laju kematian sel juga mengikuti
kinetika reaksi orde 1 seperti halnya
pada laju pertumbuhan sel.

dX/dt = -kd t atau ln X = -kdt + ln


Xs

Xs = konsentrasi sel pada akhir fasa


statis
kd = laju kematian sel.

Dengan memplotkan ln N vs t maka


didapatkan nilai slope berupa kd
Pola hubungan pertumbuhan sel
dan pembentukan produk pada
proses fermentasi

Terdapat 3 kategori pola hubungan


atau 3 kategori pengelompokkan
produk mikroba yaitu:

a. Pertumbuhan sel berasosiasi


dengan pembentukan produk.
b. Pertumbuhan sel tidak berasosiasi
dengan pebentukan produk
c. Gabungan antara pertumbuhan sel
berasosiasi dan tidak berasosiasi
dengan pembentukan produk
a. Pertumbuhan sel berasosiasi dengan
pembentukan produk

. Laju pembentukan produk sebanding


dengan laju pertumbuhan sel
. Pada umumnya produk adalah hasil
langsung suatu jalur katabolik
. Substrat langsung dikonversi menjadi
produk
. Contohnya: metabolit primer dan gula
b. Pertumbuhan sel tidak berasosiasi
dengan pembentukan produk

. Laju pembentukan produk cenderung


sebanding dengan konsentrasi sel
daripada laju pertumbuhan sel
. Pembentukan produk terjadi pada
fasa statis
. Contohnya: produksi metabolit
sekunder seperti antibiotik
c. Gabungan antara pertumbuhan sel
berasosiasi dan tidak berasosiasi
dengan pembentukan produk

. Laju pembentukan produk berbanding


lurus dengan konsentrasi sel maupun
laju pertumbuhan sel
. Pembentukan produk terjadi pada laju
pertumbuhan sel yang lambat dan
fasa statis
. Contohnya: produksi asam laktat
PENGARUH KEADAAN LINGKUNGAN
TERHADAP KINETIKA PERTUMBUHAN
1. Temperatur
2. pH
3. Konsentrasi oksigen terlarut
PENGARUH TEMPERATUR
Temperatur merupakan faktor yang
sangat mempengaruhi pertumbuhan sel.
Apabila melewati temperatur
optimalnya, maka laju pertumbuhan sel
akan menurun dan akan terjadi
kematian sel. Laju pertumbuhan selnya
adalah:

dan kd mengikuti persamaan


Arrhenius:
= Ae-Ea/RT dan kd = Ae-Ed/RT

di mana:
dan kd = laju pertumbuhan spesifik dan
kematian sel
A = faktor frekuensi
Ea dan Ed = tenaga pengaktifan untuk
pertumbuhan dan kematian karena panas
R = konstanta gas = 8,314 J/mol K
T = temperatur, K

Persamaan Arrhenius dijadikan dalam


bentuk logaritma:
Persamaan di atas merupakan
persamaan garis lurus. Apabila diplotkan
ln Vs (1/T) dan ln kd Vs (1/T), maka
akan diperoleh nilai energi aktivasi (Ea
dan Ed).

Pada umumnya, energi aktivasi untuk


pertumbuhan adalah 10 - 20 kcal/mol
dan energi aktivasi kematian adalah 60
80 kcal/mol.
Oleh itu, kematian sel lebih sensitif
terhadap perubahan panas (kenaikan
temperatur) berbanding dengan
Kesimpulan, pengaruh temperatur
terhadap kinetika pertumbuhan:
1. Temperatur yang melewati optimum
mikroba menyebabkan kematian sel
(kematian termal)
2. Mempengaruhi pembentukan produk
3. Mempengaruhi tahap batas laju reaksi
pertumbuhan sel.
PENGARUH pH
pH berhubungan dengan sumber
nitrogen yang diberikan selama proses
pertumbuhan sel, pembentukan bahan
organik dan suplai CO2.

- Ammonia sebagai sumber N akan


menghasilkan ion H+ yang diberikn
kepada media sehingga menurunkan
pH
- Nitrat sebagai sumber N, maka ion H+
akan dibuang dari media untuk
mengurangi perubahan nitrat menjadi
ammonia sehingga menaikkan pH.
PENGARUH OKSIGEN TERLARUT

Oksigen terlarut (dissolved oxygen)


merupakan substrat yang penting dalam
fermentasi aerob dan bisa juga sebagai
limiting substrate.

Anda mungkin juga menyukai