Anda di halaman 1dari 6

Nama: Uswatun khasanah

Nim: 22210012
Prodi: D3 Famasi
Dosen: apt. Unsa Izzati, M.Farm

PENGUKURAN PERTUMBUHAN MIKROORGANISME


Pengukuran pertumbuhan mikroorganisme secara langsung

1. Pengukuran menggunakan counting chamber

Pada pengukuran ini, untuk bakteri digunakan bilik hitung Petroff-Hausser,


sedangkan untuk mikroorganisme eukariot menggunakan hemositometer.
Keuntungan menggunakan metode ini adalah mudah, murah, dan cepat, serta bisa
memperoleh informasi tentang ukuran dan morfologi mikroorganisme. Namun,
pengukuran ini hanya ditujukan untuk mikroorganisme dengan populasi yang
banyak (lebih besar dari 106 CFU/mL). Oleh sebab itu, pengukuran dengan
volume dan jumlah yang kecil akan menyulitkan kita dalam membedakan antara
sel hidup dengan sel yang sudah mati. Kita juga akan sulit menghitung sel
mikroorganisme yang aktif bergerak (motil) seperti Pseudomonas.

2. Pengukuran menggunakan electronic counter

Pada pengukuran ini, suspense mikroorganisme dialirkan melalui lubang


kecil (orifice) dengan bantuan aliran listrik. Elektroda yang ditempatkan pada
kedua sisi orifice mengukur tahanan listrik (ditadai dengan naiknya tekanan) pada
saat bakteri melalui orifice. Pada saat inilah sel terhitung. Keuntungan metode ini
adalah hasil bisa diperleh dengan lebih cepat dan akurat, serta dapat menghitung
sel dengan ukuran besar. Kerugiannya adalah metode ini tidak bisa digunakan
untuk menghitung bakteri karena ada gangguan debris, filament, dan sebagainya
serta tidak dapat membedakan antara sel hidup dan sel mati.

3. Pengukuran menggunakan dengan plating technique

Pengukuran ini hanya menghitung sel yang tampak dan berdasarkan pada
kemungkinan bakteri akan membelah diri. Cara mengukur dengan menggunakan
plat. Keuntungan dari metode ni adalah dapat menghitung jumlah koloni yang
besar sekaligus dan bisa digunakan untuk mengukur mikroorganisme.
Kelemahannya adalah kurang akurat dalam dalam menghitung individu dalam
koloni.
4. Pengukuran menggunakan teknik filtrasi membrane (membrane filtration
technique)

Pada metode ini sampel dialirkan pada suatu system filter membrane
dengan bantuan vacuum. Bakteri yang terperangkap selanjutnya ditumbuhkan
pada media yang sesuai dan jumlah koloni dihitung. Keuntungan metode ini adalah
dapat menghitung sel hidup dan system penghitungannya langsung. Namun,
metode ini membutuhkan biaya yang besar dalam penggunaannya.

Pengukuran pertumbuhan mikroorganisme secara tidak langsung

1. Pengukuran kekeruhan menggunakan spektrofotometer (kekeruhan)

Bakteri yang bermultiplikasi pada media cair akan menyebabkan media


tersebut menjadi keruh. Alat yang digunakan untuk pengukuran adalah
spektrofotometer atau kolorimeter dengan cara membandingkan densitas optic
(optical density atau OD) antara media blank (media control, yang tidak ditumbuhi
bakteri) dengan media dengan pertumbuhan bakteri.

2. Pengukuran aktivitas metabolic

Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa jumlah produk metabolic


tertentu seperti asam atau CO2 dapat menggambarkan jumlah mikroorganisme
yang terdapat di dalam media.

3. Pengukuran berat sel kering

Metode ini digunakan untuk mengukur pertumbuhan fungi berfilamen.


Miselium fungi dipisahkan dari media dan dihitung sebagai berat kotor.
Selanjutnya, miselium tersebut dicuci dan dikeringkan dengan alat pengering
(desikator) dan ditimbang beberapa kali hingga mencapai berat konstan. Berat
konstan yang diperoleh ini disebut dengan berat sel kering. Pemilihan metode
pengukuran ini dapat dipengaruhi oleh ketersedian alat pada suatu laboratorium
dan dan peneliti. Oleh sebab itu, sebagai peneliti, kita jangan terpaku oleh satu
metode saja. Kita perlu mempertimbangkan metode-metode lain yang sesuai
dengan ketersedian alat dan dana dengan tidak mengesampingkan kualitas dari
tujuan akhir penelitian itu sendiri.
NAMA : USWATUN KHASANAH
NIM : 22210012
DOSEN : apt. UNSA IZZATI,M.,Farm

TUGAS 2 MIKROBIOLOGI
Pengaruh faktor lingkungan pada pertumbuhan

1. Pengaruh faktor fisik


⚫ Temperatur : Pengaruh temperatur dipengaruhi oleh Jumlah radiasi
yang diterima pertahun, perbulan, perhari, dan permusim. Pengaruh
daratan atau lautan. Pengaruh ketinggian tempat. Pengaruh angin
secara tidak langsung, misalnya angin yang membawa panas.

⚫ pH : Derajat keasaman (pH), pengaruh pH terhadap pertumbuhan


tidak kalahpentingnya dari pengaruh temperatur. Ada pH minimum,
pH optimum, dan pH maksimum. Rentang pH bagi pertumbuhan
bakteri antara 4 – 9 dengan pH optimum 6,5 – 7,5. Jamur lebih
menyukai pH asam, rentang pH pertumbuhan jamur dari 1 – 9 dan pH
optimumnya 4 – 6. Selama pertumbuhan pH dapat berubah, naik atau
turun, bergantung kepada komposisi medium yang diuraikan. Bila
ingin pH konstan selama pertumbuhan harus diberikan larutan
penyangga atau buffer yang sesuai dengan media dan jenis
mikroorganisme.

⚫ Tekanan osmosis : Pengaruh tekanan osmosis pada pertumbuhan di


sebabkan karena adanya perbedaan tekanan osmosis di dalam dan
di luar sel yang akan menyebabkan gangguan pada sistem
metabolisme di dalam sel bakteri jika lingkungan mempunyai tekanan
osmosis yang besar akan dapat mengganggu metabolisme dalam sel.
Meskipun demikian beberapa jenis bakteri dan juga mikroba lainnya
ada yang mempunyai ketahanan terhadap tekanan osmosis tinggi,
misalnya mikroba golongan osmofilik. Tekanan osmosis sangat erat
hubungannya dengan kandungan air. Apabila mikroba diletakkan
pada larutan hipertonis, maka selnya akan mengalami plamolisis,
yaitu terkelupasnya membrane sitoplasma dari sel akibat
mengkerutnya dinding sitoplasma. Apabila diletakkan pada larutan
hipotonis, maka sel mikroba akan mengalami plamoptisa, yaitu
pecahnya sel karena cairan masuk ke dalam sel, sel membengkak
dan akhirnya pecah.

⚫ Oksigen : Kebutuhan oksigen, oksigen tidak mutlak diperlukan


mikroorganisme karena ada juga kelompok yang tidak memerlukan
oksigen bahkan oksigen merupakan racun bagi pertumbuhan.
Mikroorganisme terbagi atas empat kelompok berdasarkan kebutuhan
akan organisme, yaitu mikroorganisme aerob yang memerlukan
oksigen.sebagai akseptor elektron dalam proses respirasi.
Mikroorganisme anaerob adalah mikroorganisme yang tidak
memerlukan O2 karena oksigen akan membentuk H2O2 yang bersifat
toksik dan meyebabkan kematian. Mikroorganisme anaerob tidak
memiliki enzim katalase yang dapat menguraikan H2O2 menjadi air
dan oksigen. Mikroorganisme fakultatif anaerob adalah
mikroorganisme yang tetap tumbuh dalam lingkungan kelompok
fakultatif anaerob. Mikroorganisme mikroaerofilik adalah
mikroorganisme yang memerlukan oksigen dalam jumlah terbatas
karena jumlah oksigen yang berlebih akan menghambat kerja enzim
oksidatif dan menimbulkan kematian.

⚫ Radiasi : Sumber radiasi dibumi adalah sinar matahari yang


mencakup cahaya tampak, radiasi ultraviolet, sinar infra merah, dan
gelombang radio. Radiasi yang berbahaya bagi mikroorganisme
adalah radiasi pengionisasi, yaitu radiasi dari gelombang panjang
yang sangat pendek dan berenergi yang menyebabkan atom
kehilangan elektron (ionisasi). Pada level rendah radiasi pengionisasi
dapat mengakibatkan mutasi yang mengarah pada kematian,
sedangkan pada radiasi tinggi bersifat lethal.

2. Pengaruh faktor kimia


⚫ Nutrisi : Setiap unsur nutrisi mempunyai peran tersendiri dalam
fisiologi sel. Unsur tersebut diberikan ke dalam medium sebagai
kation garam anorganik yang jumlahnya berbeda-beda tergantung
pada keperluannya. Beberapa golongan mikroba misalnya diatomae
dan alga tertentu memerlukan silika (Si) yang biasanya diberikan
dalam bentuk silikat untuk menyusun dinding sel. Fungsi dan
kebutuhan natrium (Na) untuk beberapa jasad belum diketahui
jumlahnya. Natrium dalam kadar yang agak tinggi diperlukan oleh
bakteri tertentu yang hidup di laut, algae hijau biru, dan bakteri
fotosintetik. Natrium tersebut tidak dapat digantikan oleh kation
monovalen yang lain. Jasad hidup dapat menggunakan makanannya
dalam bentuk padat maupun cair (larutan). Jasad yang dapat
menggunakan makanan dalam bentuk padat tergolong tipe holozoik,
sedangkan yang menggunakan makanan dalam bentuk cair tergolong
tipe holofitik. Jasad holofitik dapat pula menggunakan makanan
dalam bentuk padat, tetapi makanan tersebut harus dicernakan lebih
dulu di luar sel dengan pertolongan enzim ekstraseluler. Pencernaan
di luar sel ini dikenal sebagai extracorporeal digestion. 20 Bahan
makanan yang digunakan oleh jasad hidup dapat berfungsi sebagai
sumber energi, bahan pembangun sel, dan sebagai aseptor atau
donor elektron. Dalam garis besarnya bahan makanan dibagi menjadi
tujuh golongan yaitu air, sumber energi, sumber karbon, sumber
aseptor elektron, sumber mineral, faktor tumbuh, dan sumber nitrogen.

⚫ Media kultur : Bahan nutrisi yang digunakan untuk


pertumbuhan mikroorganisme di laboratorium disebut media kultur.
Pengetahuan tentang habitat normal mikroorganisme sangat
membantu dalam pemilihan media yang cocok untuk pertumbuhan
mikroorganisme di laboratorium. Media pertumbuhan atau media
kultur adalah material nutrient yang diperkaya dengan bahan tertentu
untuk pertumbuhan mikroorganisme di laboratorium. Media berfungsi
untuk tempat tumbuhnya mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah,
menguji sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, dimana
dalam proses pembuatannya harus disterilisasi dan menerapkan
metode aseptis untuk menghindari kontaminasi. Media yang baik
untuk pertumbuhan mikroba adalah yang sesuai dengan lingkungan
pertumbuhan mikroba tersebut, harus mengandung air untuk menjaga
kelembaban dan untuk pertukaran zat atau metabolisme, harus
mengandung sumber karbon, mineral, vitamin dan gas, tekanan
osmose yaitu harus isotonik, derajat keasaman (pH) umumnya netral,
temperatur harus sesuai dan steril.

Anda mungkin juga menyukai