Anda di halaman 1dari 11

Bagas Yurisditya Angie.

1706047883

Asas-Asas Pidana (D) - Reguler

Berita

1. Karyawati BUMN Jadi Korban Perkosaan dan Perampokan Saat Ortunya


Berangkat Haji

TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Seorang karyawati di perusahaan BUMN


disatroni perampok dan diperkosa, di rumahnya di kawasan Perumahan Jatiraya di
Sukamaju, Cilodong, Kota Depok, Kamis (24/8/2017) dinihari sekira pukul 01.00.

Pelaku yang diduga seorang diri menggasak dua HP Samsung serta uang tunai Rp
1 Juta milik korban, D (27).

Wakapolsek Sukmajaya AKP Syah Johan, menuturkan saat kejadian D seorang


diri di rumahnya, karena kedua orangtuanya tengah menunaikan ibadah haji ke
Tanah Suci.

"Korban di rumah seorang diri, karena kedua orangtuanya sedang ibadah haji,"
kata Johan, Kamis. Menurutnya dari laporan korban, peristiwa itu terjadi saat
korban tengah tidur di kamarnya dengan lampu mati.

"Korban tiba-tiba terbangun karena kaget dan sudah ada pelaku di dekatnya
sambil memegang pisau. Lalu pelaku mengancam membunuh korban jika
berteriak," katanya, Kamis (24/8/2017).

Dibawah ancaman pelaku yang menghunuskan pisau, korban lalu diikat kedua
tangannya. Kemudian pelaku memperkosa korban.

"Setelah itu pelaku mengambil barang berharga dan uang tunai milik korban,"
katanya.

Ada dua HP samsung dan uang tunai Rp 1 Juta, yang digasak pelaku. Usai
menggasak barang berharga korban, pelaku kabur.

Dari hasil pemeriksaan kata Johan, pelaku diketahui masuk ke rumah korban
melalui pintu depan dengan cara mencongkelnya. Lewat pintu itu pulalah, pelaku
kabur usai merampok dan memperkosa korban.

"Hasil pemeriksaan sementara, diduga pelakunya satu orang. Namun masih kami
dalami dan kembangkan lagi," kata Johan.

1
Menurut Johan, saat ini korban masih menjalani visum di Rs Polri Kramatjati
untuk memastikan adanya kekerasan seksual atau pemerkosaan yang dialami
korban. Hasil visum akan diketahui paling lambat tiga hari.1

2. Ini Kronologi Pencurian dan Pemerkosaan Karyawati BUMN di Depok

Merdeka.com - Polisi sudah menangkap Baihazi alias Boy (34), pencuri dan
pemerkosa DPR (27), karyawati sebuah BUMN yang tinggal di Perum Jati
Residence, Cilodong, Depok. Pelaku mengaku awalnya hanya ingin mengambil
harta korban. Namun hasrat birahinya timbul setelah melihat DPR tertidur di
kamarnya.

"Pelaku melihat ada seorang perempuan yang sedang tidur tanpa menggunakan
baju hanya menggunakan celana saja," kata Kasat Reskrim Polresta Depok
Kompol Putu Kholis Aryana , Rabu (30/8).

Lebih lanjut dikatakan Putu, dari pengakuan Boy awalnya pelaku mendatangi
rumah korban dengan maksud akan melakukan pencurian. Setelah sampai di
rumah korban kemudian pelaku mencongkel pintu rumah.

"Dia menggunakan obeng minus, setelah pintu berhasil dibuka selanjutnya pelaku
masuk," paparnya.

Tanpa waktu lama, pelaku langsung mengambil uang yang berada di ruang tamu.
Saat pelaku menuju kamar, pelaku melihat ada seorang perempuan yang sedang
tidur tanpa menggunakan baju.

"Kemudian pelaku mengambil pisau di atas kulkas dan menuju kamar kemudian
membekap mulut korban dan mengancam korban agar tidak berisik," tukasnya.

Pelaku mengikat korban dan langsung memperkosa. Setelah itu pelaku mengambil
dua buah ponsel dan uang yang berada di dompet korban.
"Setelah itu dia melarikan diri ke daerah Cilebut. Dan saat ini sudah berhasil kami
amankan,"ujarnya. Saat ini pelaku dan barang bukti sudah diamankan di Polresta
Depok. Dia dijerat pasal 365 jo 285 tentang tindak pidana pencurian dengan
kekerasan dan atau pemerkosaan. "Informasi lainnya masih kami dalami,"
tutupnya. [ded]2

1
Karyawati BUMN Jadi Korban Perkosaan dan Perampokan Saat Ortunya Berangkat Haji,
http://www.tribunnews.com/metropolitan/2017/08/25/karyawati-bumn-jadi-korban-perkosaan-
dan-perampokan-saat-ortunya-berangkat-haji, diakses pada tanggal 12 Mei 2018 pukul 15:22
2
Ini Kronologi Pencurian dan Pemerkosaan Karyawati BUMN di Depok,
https://www.merdeka.com/peristiwa/ini-kronologi-pencurian-dan-pemerkosaan-karyawati-bumn-
di-depok.html, diakses pada tanggal 12 Mei 2018 pukul 15:29

2
I. Analisis Kasus

Kasus perampokan dan pemerkosaan yang dilakukan oleh Baihazi alias


Boy (34) terhadap DPR (27), karyawati sebuah BUMN yang tinggal di Perum Jati
Residence, Cilodong, Depok merupakan sebuah tindak pidana atau delik.
Perbuatan yang dilakukan melanggar aturan di dalam Buku II Bab XXII tentang
Pencurian dan Bab XIV tentang Kejahatan Terhadap Kesusilaan. Dalam
pemeriksaan polisi Boy(34) mengaku ingin menguasai barang milik korban
dengan cara membobol masuk rusak korban menggunakan obeng minus, lalu
tanpa sengaja melihat sang korban yaitu DPR(27) sedang tidur tidak
menggunakan baju dan akhirnya Boy memperkosa korban.

Menurut Simons yang dimaksud dengan tindak pidana adalah kelakuan


yang diancam dengan pidana oleh undang-undang, yang bersifat melawan hukum
dan dilakukan oleh orang yang mampu bertanggung jawab. 3 Atas dasar pengertian
yang telah dipaparkan oleh Simons maka tindakan Boy telah memenuhi unsur-
unsur tindak pidana dan dapat dikenakan hukuman pidana yang termuat di dalam
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang berlaku positif di Indonesia.

Dalam kasus ini, Boy dijerat dengan Pasal 363 (1) butir ke-5 tentang
Pencurian dan Pasal 285 tentang Pemerkosaan dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana (KUHP) yang dirumuskan dengan cara menyebutkan unsur-unsur
yang terkandung di dalamnya dan menyebutkan kualifikasinya atau namanya.

II. Unsur-Unsur Tindak Pidana

 Pasal 363 (1) butir ke-5 tentang Pencurian

Pasal 363 ayat 1 butir ke-5 KUHP: “Diancam dengan pidana penjara paling lama
tujuh tahun: Butir Ke-5: “Pencurian yang dilakukan oleh tersalah dengan masuk
ketempat kejahatan itu atau dapat mencapai barang untuk diambilnya, dengan
jalan membongkar, memecah atau memanjat atau dengan jalan memakai kunci
palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan, palsu.”4

Mengenai arti pencurian sendiri terdapat dalam Pasal 362 KUHP yang berbunyi:
“Barangsiapa mengambil sesuatu barang, yang sama sekali atau sebagian
termasuk kepunyaan orang lain, dengan maksud akan memiliki barang itu dengan

3
Maksud Tindak Pidana dalam Hukum Pidana Indonesia, https://www.dictio.id/t/apa-yang-
dimaksud-dengan-tindak-pidana-dalam-hukum-pidana-indonesia/12364, diakses pada tanggal 12
Mei 2018 pukul 16:15
4
Soesilo, R. 1991. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Pidana Serta Komentar-Komentarnya
Lengkap Pasal Demi Pasal. Bogor: Politeia. Hal 251.

3
melawan hak, dihukum, karena pencurian, dengan hukum penjara selama-
lamanya lima tahun atau denda sebanyak-banyaknya Rp900.5

1. Barangsiapa

Unsur ini adalah unsur subyektif yaitu subyek hukum sebagai pengemban
hak dan kewajiban. Dalam pasal ini, kata barangsiapa menunjuk kepada manusia
yang tidak memiliki dasar pembenar dan dasar pemaaf sehingga si pelaku dapat
mempertanggungjawabkan perbuatannya. Pelaku tindak pidana di atas adalah
Boy.

2. Mengambil barang

R. Soesilo menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan mengambil adalah


memindahkan kepemilikan sesuatu barang menjadi di bawah kekuasaannya, yang
mana waktu pencuri mengambil barang itu, barang tersebut belum ada dalam
kekuasaannya. Dalam kasus ini, Boy mengambil barang DPR berupa dua buah
handphone milik korban dan uang tunai 1 juta rupiah milik korban.

3. Melawan hukum

Melawan hukum yang dimaksud adalah subjek hukum pidana telah


melawan ketentuan yang ada. Seperti pada kasus ini, Boy melawan pasal 363
ayat1 butir ke-5 yaitu pencurian dengan membongkar atau membobol pintu rumah
korban dengan obeng minus.

4. Pencurian yang dilakukan oleh tersalah dengan masuk ketempat


kejahatan itu atau dapat mencapai barang untuk diambilnya,
dengan jalan membongkar, memecah atau memanjat atau dengan
jalan memakai kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan,
palsu

Pada kasus ini, pelaku Boy mengambil barang milik DPR dengan masuk
kedalam rumah korban dengan cara membobol atau membongkar paksa pintu
rumah korban menggunakan obeng minus.

 Pasal 285 tentang Pemerkosaan

Pasal 285 KUHP: “Barangsiapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan


memaksa perempuan yang bukan isterinya bersetubuh dengan dia, dihukum,
karena memperkosa, dengan hukuman penjara selama-lamanya dua belas tahun”6

5
Soesilo, R. 1991. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Pidana Serta Komentar-Komentarnya
Lengkap Pasal Demi Pasal. Bogor: Politeia. Hal 249.

4
1. Barangsiapa

Barangsiapa yang dimaksud dalam pasal ini adalah subjek hukum dari
tindak pidana yang dapat dimintai pertanggungjawaban atas apa yang
diperbuatnya yaitu Boy

2. Dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa perempuan


yang bukan isterinya bersetubuh dengan dia

Sang pelaku memaksa korban DPR untuk bersetubuh, dengan


menodongkan pisau terlebih dahulu untuk mengancam korban dan korban tentu
saja bukanlah istri dari si pelaku yaitu Boy.

III. Teori Locus Delicti dan Tempus Delicti

Dalam kasus pencurian dan pemerkosaan ini kita dapat menggunakan teori
locus delicti atau tempat terjadinya perkara dan tempus delicti atau waktu
terjadinya perkara, yaitu teori perbuatan fisik (de leer van de lichamelijke daad).
Teori ini merujuk kepada tempat dimana dan kapan pelaku melakukan tindak
pidana tersebut. Boy melakukan tindak pidana yaitu pencurian dan pemerkosaan
di Kawasan Perumahan Jatiraya di Sukamaju, Cilodong, Kota Depok, pada Kamis
(24/8/2017) dinihari sekitar pukul 01.00. Berdasarkan Teori Locus Delicti dan
Tempus Delicti maka Boy dapat dikenakan hukum pidana yang berlaku di
Indonesia yaitu Hukum Indonesia dan Boy juga harus mempertanggungjawabkan
perbuatannya di hadapan Pengadilan Negeri Depok.

IV. Penyertaan

Terkait dengan golongan peserta tindak pidana menurut pasal 55 Kitab


Undang-
Undang Hukum Pidana adalah :
a) Yang melakukan/pelaku (Pleger)
b) Yang menyuruh melakukan (Doenplegger)
c) Yang turut serta melakukan (Medeplegger)
d) Yang menggerakkan,pembujuk (Uitlokker)

Dalam kasus ini, Boy melakukan tindakannya secara individu sehingga tidak ada
unsur penyertaan yang relevan dapat didakwakan.

6
ibid., hlm. 210

5
V. Dasar Pemberat Pidana

Dasar pemberat pidana adalah dasar yang menyebabkan pidana yang


diancamkan terhadap seseorang menjadi lebih berat dibandingkan dengan yang
seharusnya. Dasar pemberat pidana dalam KUHP dibagi menjadi dua, yaitu
Umum dan Khusus, yang dijabarkan sebagai berikut:

a) Umum

1) Recidive atau pengulangan tindak pidana.

2) Pada waktu melakukan tindak pidana melanggar perintah


jabatan

3) Penggunaan bendera saat melakukan delik

b) Khusus

1) Delik yang dikualifisir atau diperberat

2) Keadaan tertentu dan orang tertentu

Dalam kasus ini terdapat Dasar Pemberat Pidana dalam KUHP bagian
khusus yaitu Delik yang dikualifisir atau diperberat dengan pidana pokok
pencurian yang diatur dalam Pasal 362 KUHP yang diancam pidana paling lama
lima tahun penjara, namun disini Boy membobol rumah korban dengan obeng
sehingga memenuhi unsur kualifisirnya atau pemberatannya di Pasal 363 (1) butir
ke-5 KUHP yaitu pencurian dengan membobol rumah korban dan diancam pidana
penjara paling lama tujuh tahun penjara.

VI. Dasar Peringan Pidana

Dasar peringan pidana merupakan alasan hukum untuk menjatuhkan


pidana kurang dari ancaman pidana. 7 Terdapat dua klasifikasi dasar peringan
yaitu:

 Umum : usia belum dewasa

 Khusus : delik yang diperingan

Pada kasus diatas, tidak terdapat dasar peringan pidana.

7
Kuliah dari Surastini Fitriasih, "Dasar Peringan dan Pemberat Tindak Pidana," tahun 2018 di
Fakultas Hukum Universitas Indonesia

6
VII. Gabungan Tindak Pidana

Gabungan tindak pidana (Concurcus atau Samenloop) memiliki


pengertian beberapa tindak pidana yang dilakukan baik dengan 1 atau lebih dari 1
perbuatan. Gabungan tindak pidana dapat dilakukan lebih dari 1 orang. Diantara
beberapa tindakan tersebut terdapat yang belum ada keputusan hakim yang
bersifat tetap. Terdapat 3 jenis golongan Concurcus diantaranya adalah:

1. Concurcus Idealis
• Concurcus Idealis Homogenus, dimana satu perbuatan melanggar
satu peraturan pidana berkali-kali.
• Concurcus Idealis Heterogenus, dimana satu perbuatan melanggar
beberapa peraturan pidana
2. Concurcus Realis
• Concurcus Realis Homogenus, dimana beberapa perbuatan
melanggar satu peraturan pidana berkali-kali
• Concurcus Realis Heterogenus, dimana beberapa perbuatan
melanggar beberapa peraturan pidana.
3. Perbarengan Tindak Berlanjut
• Tindakan tersebut harus timbul dari niat yang jahat
• Masing-masing tindakan itu harus merupakan tindakan yang
sejenis
• Tenggang waktu antara masing-masing tindak pidana tidak terlalu
lama.

Dalam kasus ini gabungan tindak pidana atau samenloopnya adalah


Concursus Realis Heterogenus dimana Boy melakukan beberapa perbuatan yang
melanggar beberapa peraturan pidana yaitu tindakan pencurian dan pemerkosaan.

VIII. Dasar Penghapus Pidana

Dasar penghapusan pidana adalah hal-hal atau keadaan yang dapat


mengakibatkan tidak dijatuhkanya pidana pada seseorang yang telah melakukan
perbuatan yang dengan tegas dilarang & diancam dengan sanksi pidana oleh UU.8
Terdapat dua jenis dasar penghapus pidana menurut doktrin yaitu

 Dasar pembenar (melawan hukum dan kesalahan dihapuskan)


8
Kuliah dari Surastini Fitriasih, "Dasar Peringan dan Pemberat Tindak Pidana," tahun 2018 di
Fakultas Hukum Universitas Indonesia

7
 Dasar pemaaf (melawan hukum tetap ada dan kesalahan dihapuskan)

Boy sebagai pelaku tindak pidana yang melakukan seluruh tindak pidana
yaitu pencurian dan pemerkosaan. Tidak ada dasar pembenar maupun dasar
pemaaf yang dapat menghapus tindak pidananya. Para pelaku yang merupakan
orang yang berjiwa normal atau tidak cacat dalam tumbuhnya atau terganggu
karena penyakit, tidak dalam keadaan pengaruh daya paksa atau overmacht, tidak
dalam keadaan darurat atau noodtoestand, tidak dalam keadaan pembelaan
terpaksa atau noodweer, tidak dalam keadaan pembelaan terpaksa yang
melampaui batas atau, tidak melaksanakan ketentuan UU, dan tidak dalam
perintah jabatan. Oleh karena itu, pelaku adalah pribadi yang dewasa maka pelaku
dapat diancamkan sesuai dengan apa yang tertera di dalam KUHP.

IX. Hapusnya Hak/Gugurnya Menuntut Pidana

Suatu penuntutan pada seseorang yang dituduh melakukan tindak pidana


dapat dilakukan terus menerus atau tidak ada akhirnya. Pada suatu saat penuntutan
harus berhenti karena gugurnya hak untuk menuntut pidananya. Gugurnya hak
menuntut diatur dalam KUHP:

• Tidak adanya Pengaduan Pada Delik-Delik Aduan (Psl. 72-75 KUHP)


• Ne bis in Idem (psl. 76 KUHP)
• Matinya Tersangka/Terdakwa (Psl. 77 KUHP)
• Daluwarsa/ Verjaring (Psl. 78- 81KUHP)

Dalam kasus ini Boy merupakan pelaku tindak pidana terhadap korban
DPR terkait dengan delik pencurian dan pemerkosaan tidak dapat digugurkan
dakwaannya. Hak jaksa untuk melakukan penuntutan tetap dapat terlaksana
sehingga terdakwa wajib melaksanakan sanksi pidana yang telah diperbuatnya.
Seperti tidak adanya pengaduan pada delik-delik aduan, Ne bis in Idem (seseorang
tidak dapat dituntut untuk kedua kalinya berdasarkan suatu perbuatan apabila
untuk perbuatan tersebut telah ada putusan hakim yang telah berkekuatan hukum
tetap). Kemudian matinya tersangka/ terdakwa, daluwarsa/ verjaring, penyelesaian
di luar sidang, amnesti, serta abolisi tidak terpenuhi.

Seandainya Boy yang diancam dengan pidana maksimal 7 tahun penjara


belum tertangkap, jika berdasarkan daluwarsa penuntutan pidana maka sesuai
dengan Pasal 78 ayat (1) butir ke- 3 KUHP “Hak menuntut hukuman gugur (tidak
dapat dijalankan lagi) karena liwat waktunya:” butir ke- 3 “sesudah liwat dua
belas tahun, bagi segala kejahatan yang terancam hukuman penjara sementara
yang lebih dari tiga tahun.” dan tenggang daluwarsa mulai berlaku pada hari

8
sesudah perbuatan dilakukan. Maka atas tindak pidana yang dilakukan Boy pada
tanggal 24 Agustus 2017 bisa dilakukan penuntutan yang terakhir pada tanggal 25
Agustus 2029.

X. Hapusnya Hak/Gugurnya Menjalankan Pidana

Dalam KUHP
1. Matinya terdakwa/ terpidana (Pasal 83 KUHP)

2. Daluwarsa (Pasal 84 dan 85 KUHP)

Lewatnya tenggang waktu tertentu untuk menjalankan pidana sehingga


kewenangan jaksa untuk menjalankannya menjadi hapus.

Tenggang Waktu (Pasal 84 ayat 2), yaitu:

 Untuk semua pelanggaran: 2 tahun


 Untuk Kejahatan percetakan: 5 tahun
 Untuk kejahatan lainnya: daluwarsa penuntutan + 1/3-nya.
 Tidak ada daluwarsa untuk menjalankan pidana mati (Pasal 84 ayat (4)
KUHP)

Pencegahan (stuiting):

1. Terpidana melarikan diri ketika menjalani pidana, tenggang daluwarsa baru


dihitung pada keesokan hari setelah melarikan diri.

2. Pelepasan bersyarat dicabut, keesokan hari setelah dicabut mulai tenggang


waktu daluwarsa baru.

Penundaan (schorsing): 23

1. Penjalanan pidana ditunda menurut UU

2. Selama terpidana dirampas kemerdekaannya (ada dalam tahanan)

Dalam kasus ini matinya tersangka/terdakwa, daluwarsa, amnesti, dan grasi


juga tidak tercakup dalam kasus yang dilakukan Boy terkait dengan delik
pencurian dan pemerkosaan.

Jika dalam kasus ini terdapat putusan Hakim, maka tenggang daluwarsa
kewenangan menjalankan pidana sesuai dengan Pasal 85 ayat (1) KUHP mulai
berlaku pada esok harinya setelah putusan Hakim dapat dijalankan. Jika dalam
kasus ini, hakim memberikan putusan tetap pada 25 April 2018. Sehingga
tenggang daluwarsa menjalankan pidana adalah dimulai sejak tanggal 26 April
2018. Kejahatan ini termasuk dalam kategori “kejahatan lainnya” menurut Pasal

9
84 ayat (2) KUHP, yang tenggang daluwarsanya sama dengan tenggang daluwarsa
bagi penuntutan pidana ditambah sepertiga. Seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya, sesuai dengan Pasal 78 ayat (1) ke-3, daluwarsa penuntutan pidana
dalam kasus ini adalah 12 tahun. Maka, daluwarsa kewenangan menjalankan
pidana adalah 12 tahun ditambah sepertiga, yakni, 16 tahun. Tenggang daluwarsa
kewenangan menjalankan pidana dalam kasus ini adalah sampai dengan tanggal
26 April 2034.

10
Daftar Pustaka

Prof. Moeljatno, S.H. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, cetakan kedua


puluh tujuh. Jakarta: Bumi Aksara. 2008.

R. Soesilo. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Serta Komentar-Komentarnya


Lengkap Pasal Demi Pasal. Bogor: Politeia. 1991.

http://www.tribunnews.com/metropolitan/2017/08/25/karyawati-bumn-jadi-
korban-perkosaan-dan-perampokan-saat-ortunya-berangkat-haji, diakses pada
tanggal 12 Mei 2018 pukul 15:22 WIB

https://www.merdeka.com/peristiwa/ini-kronologi-pencurian-dan-pemerkosaan-
karyawati-bumn-di-depok.html, diakses pada tanggal 12 Mei 2018 pukul 15:29
WIB

https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-tindak-pidana-dalam-hukum-
pidana-indonesia/12364, diakses pada tanggal 12 Mei 2018 pukul 16:15 WIB

Kuliah dari Surastini Fitriasih, "Dasar Peringan dan Pemberat Tindak Pidana,"
tahun 2018 di Fakultas Hukum Universitas Indonesia

11

Anda mungkin juga menyukai