Anda di halaman 1dari 2

NAMA : MUHAMMAD ARIFIN MALIK

NIM : 041429288

Tugas 1

Budi dan Angie telah menikah secara agama pada tanggal 31 Januari 2011. Selanjutnya sekitar 8 bulan
setelah pernikahan, Budi mengalami pertengkaran hebat dengan korban. Kejadian pertengkaran
tersebut, seringkali diceritakan kepada Cecep yang merupakan sopir pribadi dari Budi. Pada bulan April
2013, Budi mengatakan kepada Cecep bahwa Budi sudah merasa jenuh dan meminta untuk mencarikan
orang yang dapat memberi pelajaran terhadap Angie. Cecep menghubungi saksi Danang, yang
menyarankan kepada Cecep untuk melakukan pembunuhan dengan cara dirampok di taksi dan meminta
bayaran sebanyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah). Akan tetapi, Budi tidak menyetujui
pembunuhan dengan cara perampokan di taksi, melainkan hanya menginginkan agar korban cukup
diberi pelajaran. Budi pada bulan Agustus 2013 memberikan ide penculikan kepada Cecep, dengan cara
membius korban serta memasukkannya ke dalam koper besar, sehingga korban dapat diteror agar tidak
menganggu Budi dikemudian hari. Dengan adanya ide tersebut, maka Cecep menyampaikannya kepada
Danang, Gito (DPO) dan Haris (meninggal dunia). Setelah ide tersebut disetujui oleh tim eksekutor, maka
Cecep ditugaskan untuk mencari obat bius dan membuat peti untuk memasukkan tubuh korban. Selain
itu, Cecep juga ditugaskan untuk membeli 2 (dua) 1 buah gitar listrik dengan tujuan untuk mengelabui
penghuni apartemen, agar tidak mencurigai isi peti tersebut. Setelah Cecep mendapatkan semua
keperluan eksekusi, maka Budi memberikan anak kunci kamar korban, telepon genggam beserta nomor
barunya, bahkan menyewakan apartemen di Tower Casablanca lantai 10 unit BE yang ditunjukkan untuk
rapat tim. Adapun tugas maupun peran dari masing-masing peserta tindak pidana ialah sebagai berikut;
1. Saksi Danang bertugas sebagai sopir yang menunggu di lobby untuk membawa peti yang berisi korban
2. Saksi Gito: bertugas sebagai pelaku yang masuk ke dalam kamar Angie untuk melakukan pembiusan
terhadap korban 3. Saksi Haris: bertugas untuk memegangi korban, ketika dilakukan pembiusan Selain
ketiga peserta tersebut, tim eksekutor mengajak pula Iwan untuk mengawasi di lorong, pada saat
terjadinya penculikan. Pada akhir bulan September 2013, Budi memberikan uang kepada Cecep sebesar
Rp 250.000.000 (dua ratus lima puluh juta rupiah) dengan rincian untuk bayar Tim Danang sebesar Rp
200.000.000 (dua ratus juta rupiah) dan operasional tim sebesar Rp 50.000.000 (lima puluh juta rupiah).
Selain menyerahkan uang, Budi juga menyampaikan kepada Cecep agar melakukan penculikan pada saat
dirinya sedang berada di Singapura. Pada tanggal 28 Sepetember 2013, Budi mengirimkan pesan singkat
melalui Blackberry messenger kepada Cecep, bahwa korban akan pergi ke Bandung dan akan kembali ke
Apartemen Kuningan pada minggu pagi, tangga 28 September 2013. Atas informasi tersebut, Cecep
menghubungi Danang dan Iwan untuk standby pada tanggal itu. Pada Tanggal 30 September 2013, Budi
mengirimkan pesan singkat Blackberry messenger kepada Cecep yang menginformasikan, bahwa korban
akan pulang dari Bandung kira-kira jam 22.00 WIB. Sekitar pukul 22.00 WIB, Cecep mendapatkan kabar
dari Danang, jika korban sudah naik taksi dan sedang menuju Apartemen Kuningan. Dengan adanya
kabar itu, Gito dan Haris bergerak masuk kedalam kamar korban untuk mempersiapkan penculikan.
Sedangkan, Iwan ditugaskan untuk menunggu korban di depan Lobby apartemen Kuningan untuk
membuntuti korban,. Pada pukul 22.30 WIB, korban sampai di apartemen Kuningan dan seketika itu
pula, diikuti oleh Iwan. Sementara itu, Cecep pergi ke lantai 9 melalui lift lorong c yang tidak
menggunakan kartu akses untuk memantau perkembangan pelaksanaan Eksekusi. Setelah korban telah
sampai di kamarnya, Gito langsung membekap korban dari belakang yang menyebabkan korban
terjatuh. Haris yang melihat korban terjatuh, langsung memukul bagian belakang kepala korban dengan
menggunakan besi sebanyak tujuh kali. Korban yang telah dipukul sebanyak tujuh kali ternyata masih
tetap berteriak, yang menimbulkan kecurigaan dari penghuni apartemen lainnya. Selang beberapa
menit, satpam menggedor pintu korban, karena panik kedua pelaku langsung lari melalui balkon kamar.
Akan tetapi, pada saat akan melarikan Haris terpeleset dan terjatuh dari balkon kamar. Budi yang saat
terjadinya kejadian berada di Singapura, menanyakan hasil pelaksanaan kepada Cecep. Dengan adanya
pemberitahuan pelaksanaan yang tidak sesuai rencana, Budi meminta Cecep untuk menghapus semua
kontak Blackberry messenger terkait hal ini dan membuang telepon genggam serta kartu teleponnya.
Kemudian pada sorenya, tanggal 1 Oktober 2013 Cecep bertemu dengan tim Danang (kecuali Gito)
untuk membagi sisa uang hasil pembayaran tersebut sebesar Rp 170.000.000 (seratus tujuh puluh juta
rupiah) menjadi 4 bagian sama rata. Oleh karenanya, masing-masing mendapatkan nominal sebesar Rp.
40.000.000,00 (empat puluh juta rupiah). Sedangkan sisanya sebesar Rp 10.000.000 (sepuluh juta
rupiah), akan diberikan kepada keluarga Haris yang telah meninggal dunia.

Susunlah surat dakwaan untuk Tersangka Budi!

Jawab :

Berdasarkan analisa kasus di atas Tersangka Budi (Terdakwa) dapat di tuntut dengan perkara :

1. Menggerakan untuk Melakukan Tindak Pidana Pembunuhan Berncana (Pasal 340 KUHP. Pasal 55
ayat (1) ke-2 KUHP)
2. Menggerakan untuk Melakukan Tindak Pidana Pembunuhan (Pasal 338 KUHP)
3. Menggerakkan untuk Melakukan Tindakan Pidana Penganiayaan dengan Rencana yang
Menyebabkan Kematian (Pasal 353 ayat 3)

Sehingga berdasarkan dakwaan tersebut Tersangka Budi dapat di tuntun dengan Pasal 340 KUHP yang
berbunyi “Barangsiapa sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain,
diancam, karena pembunuhan dengan rencana (moord), dengan pidana mati atau pidana penjara
seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun”. Pasal 338 KUHP yang berbunyi
“Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan
pidana penjara paling lama lima belas tahun “. Pasal 353 ayat 3 tentang Tindak Pidana Penganiayaan
yang Menyebabkan kematian. Dan Pasal 55 ayat 1 ke 2 KUHP yang berbunyi “mereka yang dengan
memberi atau menjanjikan sesuatu dengan menyalahgunakan kekuasaan atau martabat, dengan
kekerasan, ancaman atau penyesatan, atau dengan memberi kesempatan, sarana atau keterangan,
sengaja menganjurkan orang lain supaya melakukan perbuatan Mereka yang menggerakkan/
menganjurkan/ membujuk yaitu seseorang yang mempunyai kehendak untuk melakukan tindak pidana,
tetapi tidak melakukannya sendiri, melainkan menggerakkan orang lain untuk melaksanakan niatnya
itu”.

Anda mungkin juga menyukai