Anda di halaman 1dari 4

KEJAKSAAN NEGERI JAKARTA SELATAN

“ UNTUK KEADILAN ”

SURAT DAKWAAN
NO. REG. PERKARA : 205 JAKSEL/EP.1/09/2013

A. TERDAKWA :
Nama Lengkap : Budi
Umur/tempat Tgl. Lahir : 40 Tahun/ Semarang, 21 Juli 1970
Jenis kelamin : Laki-laki
Kebangsaan/Kewarganegaraan : Indonesia
Tempat Tinggal : Jl. Tanjung No.1, RT.1/RW.2, Tj. Bar., Kec. Jagakarsa,
Kota
Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12530
Agama : Kristen
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : Strata-1

B. PENAHANAN :
Telah dilakukan penahanan sebagaimana terlampir.

C. DAKWAAN :
Bahwa ia Terdakwa BUDI pada hari Minggu tanggal 30 Sepetember 2013 sekitar pukul
22.30 WIB atau setidak-tidaknya pada waktu-waktu lain dalam bulan Sepetember tahun 2013
atau setidak-tidaknya dalam tahun 2013 bertempat di kediaman Korban (lantai 9 lorong C) di
Jalan apartement kuningan place, Jl. H Kavling No.15, RW.1, Menteng Atas, Kecamatan
Setiabudi, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12980 atau setidak-tidaknya
di suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
telah melakukan pemufakatan jahat bersama Cecep, Danang, Gito dan Haris (dalam berkas
tersendiri) tindakan percobaan penculikan seorang perempuan bernama ANGIE
(Saksi/Terdakwa pada kasus yang sama dan diadili secara terpisah), dimana Terdakwa dalam
hal ini bertindak sebagai seorang yang menyuruh melakukan penculikan atau melakukan tindak
kejahatan sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 328 KUHP, yaitu Barang siapa membawa
pergi seorang dari tempat kediamannya atau tempat tinggalnya sementara dengan
maksud untuk menempatkan orang itu secara melawan hukum di bawah kekuasaannya
atau kekuasaan orang lain, atau untuk menempatkan dia dalam keadaan sengsara,
diancam karena penculikan dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.

Perbuatan tersebut dilakukan terdakwa dengan cara sebagai berikut :


1. Bahwa Budi dan Angie telah menikah secara agama pada tanggal 31 Januari 2011. Selanjutnya
sekitar 8 bulan setelah pernikahan, Budi mengalami pertengkaran hebat dengan korban.
Kejadian pertengkaran tersebut, seringkali diceritakan kepada Cecep yang merupakan sopir
pribadi dari Budi.
2. Bahwa Pada bulan April 2013, Budi mengatakan kepada Cecep bahwa Budi sudah merasa
jenuh dan meminta untuk mencarikan orang yang dapat memberi pelajaran terhadap Angie.
3. Cecep menghubungi saksi Danang, yang menyarankan kepada Cecep untuk melakukan
pembunuhan dengan cara dirampok di taksi dan meminta bayaran sebanyak Rp 200.000.000,00
(dua ratus juta rupiah).
4. Tetapi, Budi tidak menyetujui pembunuhan dengan cara perampokan di taksi, melainkan hanya
menginginkan agar korban cukup diberi pelajaran.
5. Bahwa Budi pada bulan Agustus 2013 memberikan ide penculikan kepada Cecep, dengan cara
membius korban serta memasukkannya ke dalam koper besar, sehingga korban dapat diteror
agar tidak menganggu Budi dikemudian hari. Dengan adanya ide tersebut, maka Cecep
menyampaikannya kepada Danang, Gito (DPO) dan Haris (meninggal dunia).
6. Bahwa setelah ide tersebut disetujui oleh tim eksekutor, maka Cecep ditugaskan untuk mencari
obat bius dan membuat peti untuk memasukkan tubuh korban. Selain itu, Cecep juga ditugaskan
untuk membeli 2 (dua) 1 buah gitar listrik dengan tujuan untuk mengelabui penghuni
apartemen, agar tidak mencurigai isi peti tersebut.
7. Bahwa setelah Cecep mendapatkan semua keperluan eksekusi, maka Budi memberikan anak
kunci kamar korban, telepon genggam beserta nomor barunya, bahkan menyewakan apartemen
di Tower Casablanca lantai 10 unit BE yang ditunjukkan untuk rapat tim.
8. Adapun tugas maupun peran dari masing-masing peserta tindak pidana ialah sebagai berikut;
1) Saksi Danang bertugas sebagai sopir yang menunggu di lobby untuk membawa peti
yang berisi korban.
2) Saksi Gito: bertugas sebagai pelaku yang masuk ke dalam kamar Angie untuk
melakukan pembiusan terhadap korban.
3) Saksi Haris: bertugas untuk memegangi korban, ketika dilakukan pembiusan Selain
ketiga peserta tersebut, tim eksekutor mengajak pula Iwan untuk mengawasi di lorong,
pada saat terjadinya penculikan.
9. Bahwa Pada akhir bulan September 2013, Budi memberikan uang kepada Cecep sebesar Rp
250.000.000 (dua ratus lima puluh juta rupiah) dengan rincian untuk bayar Tim Danang sebesar
Rp 200.000.000 (dua ratus juta rupiah) dan operasional tim sebesar Rp 50.000.000 (lima puluh
juta rupiah). Selain menyerahkan uang, Budi juga menyampaikan kepada Cecep agar
melakukan penculikan pada saat dirinya sedang berada di Singapura.
10. Bahwa Pada tanggal 28 Sepetember 2013, Budi mengirimkan pesan singkat melalui Blackberry
messenger kepada Cecep, bahwa korban akan pergi ke Bandung dan akan kembali ke
Apartemen Kuningan pada minggu pagi, tanggal 28 September 2013. Atas informasi tersebut,
Cecep menghubungi Danang dan Iwan untuk standby pada tanggal itu.
11. Bahwa Pada Tanggal 30 September 2013, Budi mengirimkan pesan singkat Blackberry
messenger kepada Cecep yang menginformasikan, bahwa korban akan pulang dari Bandung
kira-kira jam 22.00 WIB. Sekitar pukul 22.00 WIB, Cecep mendapatkan kabar dari Danang,
jika korban sudah naik taksi dan sedang menuju Apartemen Kuningan. Dengan adanya kabar
itu, Gito dan Haris bergerak masuk kedalam kamar korban untuk mempersiapkan penculikan.
Sedangkan, Iwan ditugaskan untuk menunggu korban di depan Lobby apartemen Kuningan
untuk membuntuti korban.
12. Bahwa Pada pukul 22.30 WIB, korban sampai di apartemen Kuningan dan seketika itu pula,
diikuti oleh Iwan. Sementara itu, Cecep pergi ke lantai 9 melalui lift lorong c yang tidak
menggunakan kartu akses untuk memantau perkembangan pelaksanaan Eksekusi. Setelah
korban telah sampai di kamarnya, Gito langsung membekap korban dari belakang yang
menyebabkan korban terjatuh.
13. Haris yang melihat korban terjatuh, langsung memukul bagian belakang kepala korban dengan
menggunakan besi sebanyak tujuh kali. Korban yang telah dipukul sebanyak tujuh kali ternyata
masih tetap berteriak, yang menimbulkan kecurigaan dari penghuni apartemen lainnya.
14. Selang beberapa menit, satpam menggedor pintu korban, karena panik kedua pelaku langsung
lari melalui balkon kamar. Akan tetapi, pada saat akan melarikan Haris terpeleset dan terjatuh
dari balkon kamar.
15. Budi yang saat terjadinya kejadian berada di Singapura, menanyakan hasil pelaksanaan kepada
Cecep. Dengan adanya pemberitahuan pelaksanaan yang tidak sesuai rencana.
16. Budi meminta Cecep untuk menghapus semua kontak Blackberry messenger terkait hal ini dan
membuang telepon genggam serta kartu teleponnya.
17. Kemudian pada sorenya, tanggal 1 Oktober 2013 Cecep bertemu dengan tim Danang (kecuali
Gito) untuk membagi sisa uang hasil pembayaran tersebut sebesar Rp 170.000.000 (seratus
tujuh puluh juta rupiah) menjadi 4 bagian sama rata. Oleh karenanya, masing- masing
mendapatkan nominal sebesar Rp. 40.000.000,00 (empat puluh juta rupiah). Sedangkan sisanya
sebesar Rp 10.000.000 (sepuluh juta rupiah), akan diberikan kepada keluarga Haris yang telah
meninggal dunia.

Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 328 KUHP
jo. Pasal 88 KUHP jo. Pasal 55 KUHP jo. Pasal 53 ayat 1 KUHP, yaitu mengenai pemufaktan
jahat dalam melakukan percobaan tindak pidana penculikan terhadap korban ANGIE.

Nunukan, 10 Oktober 2013


Jaksa Penuntut Umum,

Mustika Rati, S.H.

Anda mungkin juga menyukai