Anda di halaman 1dari 7

KEJAKSAAN NEGERI JAKARTA PUSAT

“Untuk Keadilan”

SURAT DAKWAAN

NO. REG. PERKARA : PDM- /JKT/7/2020

I. IDENTITAS TERDAKWA
Nama Lengkap : HERU SUDRAJAT Bin SUYATNO HADI SUGIONO
Tempat Lahir : Jakarta
Umur/Tanggal Lahir : 49 Tahun/1 Januari 1973
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kebangsaan : Indonesia
Tempat Tinggal : Utan Panjang, RT.01 RW.13 Kec. Kemayoran, Kota
Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta

II. PENAHANAN
1. Penyidik sejak tanggal 31 Maret 2020 sampai dengan 19 April 2020.
2. Perpanjangan Penuntut Umum sejak tanggal 20 April 2020 sampai dengan
tanggal 29 Mei 2020.
3. Perpanjangan pertama Ketua Pengadilan Negeri Blitar sejak tanggal 30 Mei
2020 sampai dengan 22 Juni 2020.
4. Penuntut Umum sejak tanggal 23 Juni 2020 sampai dengan 1 Juli 2020
5. Hakim sejak tanggal 2 Juli 2020 sampai dengan 31 Juli 2020
6. Perpanjangan Ketua Pengadilan Negeri Blitar sejak tanggal 1 Agustus 2020
sampaidengan 29 September 2020.

III. DAKWAAN
KESATU :
Bahwa ia Terdakwa HERU SUDRAJAT bin SUYATNO HADI SUGIONO pada hari
Senin tanggal 30 Maret 2020 sekitar jam 18.30 Wib, atau pada waktu lain yang masih termasuk
dalam bulan Maret 2020, bertempat di Utan Panjang, Kec. Kemayoran, Kota Jakarta Pusat atau
di tempat lain yang masih termasuk dalam Daerah Hukum Pengadilan Negeri Jakarta Pusat,
dengan sengaja telah menghilangkan jiwa orang lain yakni Sdr.
FERRY PRASTYAWAN (untuk selanjutnya disebut korban), dan perbuatan tersebut
dilakukan terdakwa dengan cara-cara sebagai berikut :
• Bahwa awalnya terdakwa mengontrak rumah milik Ibu SITI KALIMAH yang
merupakan ibu dari korban yang sudah berjalan kurang lebih 3 (tiga) tahun lamanya,
rumah yang dikontrak oleh terdakwa tersebut juga dijadikan sebagai bengkel las.
• Antara rumah yang terdakwa kontrak dengan rumah kediaman korban saling
berdekatan yang mana aliran listrik yang ada di rumah korban menjadi satu dengan
rumah yang terdakwa kontrak, namun karena korban tidak membantu terdakwa dalam
membayar biaya pemakaian listrik tersebut, maka aliran listrik di rumah kontrakan
terdakwa jika malam sering dimatikan, sehingga listrik yang ada di rumah korban juga
ikut mati dan hal ini membuat korban marah.
• Pada hari Senin tanggal 30 Maret 2020 sekitar jam 18.00 Wib korban mendatangi Toko
milik terdakwa yang ada di depan pasar Kemayoran, Kec. Kemayoran, dengan maksud
mencari terdakwa, yang saat itu di toko tersebut terdapat istri terdakwa yaitu Sdri. DWI
RAHARTI dan Sdr. SISWANTO, kemudian oleh Sdri. DWI RAHARTI dijawab, “Tadi
ada, mungkin kerumah Sdr. JOKO”, karena tidak bertemu dengan terdakwa, akhirnya
korban pun pulang kerumahnya, selang beberapa menit kemudian terdakwa keluar dari
dalam toko kemudian ngobrol dengan Sdr. SISWANTO, dan Sdr. SISWANTO bilang
jika terdakwa dicari oleh korban, jawab terdakwa “ Ah biarin saja, orang nggak mau
bantu bayar listrik semenjak saya ngontrak di rumah ibunya kurang lebih 3 tahun, hanya
Rp.35.000,- saja tapi dia nggak mau bayar “.
• Bahwa setelah itu terdakwa masuk kedalam toko untuk mengambil jaket, kemudian
terdakwa mengajak Sdr. SISWANTO untuk pulang bersama sekalian terdakwa ingin
melihat lampu dirumah kontrakannya tersebut, dijawab oleh Sdr. SISWANTO, nanti
menyusul, selanjutnya terdakwa pergi dengan mengendarai sepeda motor menuju
kerumah kontrakannya dan tidak lama kemudian Sdr. SISWANTO juga pergi ;
• Sesampai terdakwa dirumah kontrakannya, susasana dalam keadaan gelap karna lampu
listriknya sengaja dimatikan oleh terdakwa, selanjutnya terdakwa masuk ke dalam
rumah dengan maksud akan mengambil senapan angin untuk digunakan mencari
kelelawar, namun saat berada di dalam rumah tersebut terdakwa mendengar suara
korban di luar rumah, pada saat yang sama Sdr. SISWANTO datang dan berhenti
dijalan yang ada didepan rumah kontrakan terdakwa, saat itu Sdr. SISWANTO melihat
jika korban mendatangi rumah terdakwa.
• Bahwa mendengar suara korban tersebut terdakwa keluar dari dalam rumah sambil
membawa senapan angin, ketika korban bertemu dengan terdakwa, korban bilang pada
terdakwa “lampu bengkel kamu matikan, saya jugakan punya hak karena meteran listrik
milik ibu saya“, terdakwa kemudian menjawab “iya saya matikan”, setelah itu terdakwa
bilang pada korban “Kamu jangan macam-macam, secara logika masa saya yang
membayar listrik, mbok yo dibantu“ kemudian korban bilang “Ngomong opo “,
selanjutnya terdakwa mengacungkan senapan angin tersebut ke arah korban sambil
bilang “Jangan macem-macem“, melihat hal tersebut Sdr. SISWANTO turun dari
sepeda motor lalu menghampiri terdakwa dan korban dengan maksud untuk melerai
keduanya sambil berkata “jangan pake ini, jangan main-main dengan senapan“ namun
terdakwa bilang “Pergi pak Sis“ kemudian Sdr. SISWANTO kembali ke sepeda
motornya, setelah itu korban memukul bagian wajah terdakwa dengan tangan kosong
dan terdakwa terjatuh ketanah dan saat terdakwa akan berdiri, korban kembali memukul
terdakwa dengan tangan kosong akibatnya terdakwa kembali terjatuh ketanah, setelah
itu korban mengambil senapan angin milik terdakwa yang terjatuh ke tanah tersebut,
selanjutnya senapan angin tersebut korban todongkan ke arah terdakwa namun oleh Sdr.
SISWANTO sempat dihadang namun korban bilang pada Sdr. SISWANTO “Pergi pak
Sis“ setelah itu Sdr. SISWANTO kembali ke sepeda motornya dan melihat korban
kembali memukul terdakwa menggunakan gagang senapan angin dan mengenai bagian
leher dan kepala terdakwa, setelah itu Sdr. SISWANTO pergi menemui istri terdakwa
yaitu Sdri. DWI RAHARTI untuk memberitahukan kejadian tersebut.
• Setelah mendapat pukulan dari korban baik dengan tangan kosong maupun dengan
menggunakan gagang senapan angin tersebut, terdakwa kemudian emosi dan merasa
tidak terima atas perbuatan korban, kemudian timbul niat terdakwa untuk melukai dan
menghabisi korban, selanjutnya terdakwa sengaja pergi mengambil potongan
lempengan besi yang berbentuk persegi tiga yang sisinya tajam yang ada diteras bengkel
Las miliknya, kemudian potongan lempengan besi yang berbentuk persegi tiga dengan
sisi yang tajam tersebut terdakwa pegang dengan dua tangannya supaya tidak terlepas
kemudian terdakwa ayun-ayunkan ke arah tubuh korban dibagian perut dan paha yang
mana jarak antara terdakwa dengan korban kurang lebih setengah meter, dan akibatnya
potongan lempengan besi berbentuk persegi tiga dengan sisi yang tajam tersebut
mengenai bagian paha dan perut korban, akhirnya usus korban keluar dan paha korban
terluka.
• Bahwa dalam keadaan usus korban keluar tersebut korban masih sempat memukul
terdakwa dengan gagang senapan angin kemudian korban menendang kaki kanan
terdakwa sehingga terdakwa jatuh ketanah, pada saat terdakwa jatuh ketanah potongan
lempengan besi yang terdakwa pegang terlempar entah kemana, melihat terdakwa
terjatuh ke tanah selanjutnya korban menindih tubuh terdakwa lalu mencekik leher
terdakwa dengan tangannya, kemudian datang Sdr. LASTRIONO yang merupakan
tetangga dari terdakwa dan juga korban, saat itu Sdr. LASTRIONO melihat jika korban
menindih tubuh terdakwa dan keduanya saling memperebutkan senapan angin, namun
karena tidak berani melerai, selanjutnya Sdr. LASTRIONO meminta bantuan pada
warga, kemudian datang warga yang berjumlah 4 (empat) orang diantaranya Sdr.
PUGUH TRIATMONO dan Sdr. ANGGA BAYU SAPUTRA, setelah kedatangan
keempat warga tersebut, Sdr. LASTRIONO pergi untuk memberitahukan kejadian
tersebut kepada Ketua RT setempat.
• Bahwa saat Sdr. PUGUH TRIATMONO dan Sdr. ANGGA BAYU SAPUTRA berada
ditempat kejadian, korban masih dalam posisi menindih tubuh terdakwa yang dikira
oleh Sdr. PUGUH TRIATMONO jika korban dan terdakwa saling memperebutkan
senapan angin, selanjutnya Sdr. PUGUH TRIATMONO berusaha mengambil senapan
angin yang diperebutkan oleh terdakwa dan korban, setelah berhasil mengambil
senapan angin tersebut, kemudian senapan angin tersebut oleh Sdr. PUGUH
TRIATMONO diserahkan pada Sdr. ANGGA BAYU SAPUTRA sedangkan Sdr.
PUGUH TRIATMONO pergi meninggalkan tempat kejadian.
• Setelah menerima senapan angin dari Sdr. PUGUH TRIATMONO tersebut, senapan
angin tersebut oleh Sdr. ANGGA BAYU SAPUTRA disembunyikan dibawah pohon
bunga dan Sdr. ANGGA BAYU SAPUTRA melihat korban berdiri sambil memegang
perutnya kemudian korban membuka baju yang ia kenakan dan Sdr. ANGGA BAYU
SAPUTRA melihat dari perut korban dengan usus yang keluar selanjutnya korban
terjatuh ketanah, setelah korban tidak lagi menindih tubuh terdakwa, terdakwa
kemudian berdiri lalu pergi meninggalkan korban, namun sebelum pergi Sdr. ANGGA
BAYU SAPUTRA menemui terdakwa lalu menyerahkan senapan angin yang ia
sembunyikan kepada terdakwa.
• Bahwa setelah menerima senapan angin tersebut terdakwa pergi selanjutnya terdakwa
bertemu dengan Sdr. SUDARMAJI yang tengah mengendarai sepeda motor bersama
anaknya, selanjutnya terdakwa minta tolong kepada Sdr. SUDARMAJI untuk
mengantar terdakwa pulang, selanjutnya dalam perjalanan terdakwa minta agar diantar
ke Toko milik Sdr. JOKO, sesampai di Toko milik Sdr. JOKO tersebut terdakwa turun
lalu berjalan menuju gudang dan digudang terdakwa kemudian menyimpan senapan
angin miliknya tersebut.
• Sepeninggalnya terdakwa, korban kemudian dibawa ke Rumah Sakit Abdi Waluyo
Jakarta Pusat, namun akibat robekan perut dan usus yang keluar yang dialami oleh
korban tersebut, korban akhirnya meninggal dunia.
• Berdasarkan Visum Et Revertum dari Rumah Sakit Husada Nomer : VER/26/IV/
KES.19/2020/RSHusada Jakarta Pusat, tertanggal 20 April 2020 yang ditanda tangani
oleh Dr. TUTIK PURWANTI, Sp.F Dokter Forensik pada Instalasi Kedokteran
Forensik dan Medikolegal Rumah Sakit Husada Jakarta Pusat telah melakukan
pemeriksaan terhadap jenazah Korban Sdr. FERRY PRASTYAWAN, dengan hasil
pemeriksaan sebagai berikut :
Pemeriksaan Luar :
Ditemukan pada mayat korban lebam pada leher, dada, punggung bagian atas dan
bawah, dan pinggang tidak hilang dengan penekanan, kaku mayat pada seluruh
persendian, sulit dilawan, ditemukan tanda tanda awal pembusukan; Pemeriksaan
Dalam :
Ditemukan luka tajam pada usus halus dan penggantung usus, pembuluh darah tajuk
utama terbuka kurang dari lima puluh persen, dan darah dalam rongga perut
Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 338 KUHP

ATAU

KEDUA :
Bahwa ia Terdakwa HERU SUDRAJAT bin SUYATNO HADI SUGIONO, pada hari
Senin tanggal 30 Maret 2020 sekitar jam 18.30 Wib, atau pada waktu lain yang masih termasuk
dalam bulan Maret 2020, bertempat di : Utan Panjang, Kec. Kemayoran, Kota Jakarta Pusat,
atau ditempat lain yang masih termasuk dalam Daerah hukum Pengadilan Negeri Jakarta Pusat,
telah melakukan penganiayaan yang mengakibatkan matinya orang yaitu Sdr. FERRY
PRASTYAWAN (untuk selanjutnya disebut korban), perbuatan mana dilakukan terdakwa
dengan cara sebagai berikut :
• Bahwa awalnya terdakwa mengontrak rumah milik Ibu SITI KALIMAH yang
merupakan ibu dari korban yang sudah berjalan kurang lebih 3 (tiga) tahun lamanya,
rumah yang dikontrak oleh terdakwa tersebut juga dijadikan sebagai bengkel Las.
• Antara rumah yang terdakwa kontrak dengan rumah kediaman korban saling
berdekatan yang mana aliran listrik yang ada dirumah korban menjadi satu dengan
rumah yang terdakwa kontrak, namun karena korban tidak membantu terdakwa dalam
membayar biaya penggunaan listrik tersebut, maka aliran listrik dirumah kontrakan
terdakwa jika malam sering dimatikan, sehingga listrik yang ada dirumah korban juga
ikut mati dan hal ini membuat korban marah.
• Kemudian pada hari Senin tanggal 30 Maret 2020 sekitar jam 18.00 Wib korban
mendatangi Toko milik terdakwa yang ada didepan Pasar Kemayoran, Kec. Kemayoran
dengan maksud mencari terdakwa, yang saat itu ditoko tersebut terdapat istri terdakwa
yaitu Sdri. DWI RAHARTI dan Sdr. SISWANTO, kemudian oleh Sdri. DWI
RAHARTI dijawab, “Tadi ada, mungkin kerumah Sdr. JOKO”, karena tidak bertemu
dengan terdakwa, akhirnya korban pun pulang kerumahnya, selang beberapa menit
kemudian terdakwa keluar dari dalam toko kemudian ngobrol dengan Sdr.
SISWANTO, dan Sdr. SISWANTO bilang jika terdakwa dicari oleh korban, jawab
terdakwa “Ah biarin saja, orang nggak mau bantu bayar listrik semenjak saya ngontrak
dirumah ibunya kurang lebih 3 tahun, hanya Rp. 35.000,- saja tapi dia nggak mau bayar“
;
• Bahwa setelah itu terdakwa masuk kedalam toko untuk mengambil jaket, kemudian
terdakwa mengajak Sdr. SISWANTO untuk pulang bersama sekalian terdakwa ingin
melihat lampu dirumah kontrakannya tersebut, dijawab oleh Sdr. SISWANTO, nanti
menyusul, selanjutnya terdakwa pergi dengan mengendarai sepeda motor menuju
kerumah kontrakannya dan tidak lama kemudian, Sdr. SISWANTO juga pergi;
• Sesampai terdakwa dirumah kontrakannya, suasana dalam keadaan gelap karna lampu
listriknya sengaja dimatikan oleh terdakwa, selanjutnya terdakwa masuk kedalam
rumah dengan maksud akan mengambil senapan angin untuk digunakan mencari
kelelawar, namun saat berada didalam rumah tersebut terdakwa mendengar suara
korban diluar rumah, pada saat yang sama Sdr. SISWANTO datang dan berhenti dijalan
yang ada didepan rumah kontrakan terdakwa, saat itu Sdr. SISWANTO melihat jika
korban mendatangi rumah terdakwa.
• Mendengar suara korban tersebut, terdakwa keluar dari dalam rumah sambil membawa
senapan angin, ketika korban bertemu dengan terdakwa, korban bilang pada terdakwa
“Lampu bengkel kamu matikan, saya jugakan punya hak karena meteran listrik milik
ibu saya“, terdakwa kemudian menjawab “iya saya matikan”, setelah itu terdakwa
bilang pada korban “Kamu jangan macam-macam, secara logika masa saya yang
membayar listrik, mbok yo dibantu“ kemudian korban bilang “Ngomong opo “,
selanjutnya terdakwa mengacungkan senapan angin tersebut kearah korban sambil
bilang “Jangan macem-macem” , melihat hal tersebut Sdr. SISWANTO turun dari
sepeda motor lalu menghampiri terdakwa dan korban dengan maksud untuk melerai
keduanya sambil berkata “Jangan pake ini, jangan main - maian dengan senapan“
namun terdakwa bilang “Pergi pak Sis“ kemudian Sdr. SISWANTO kembali kesepeda
motornya, setelah itu korban memukul bagian wajah terdakwa dengan tangan kosong
dan terdakwa terjatuh ketanah dan saat terdakwa akan berdiri, korban kembali memukul
terdakwa dengan tangan kosong akibatnya terdakwa kembali terjatuh ketanah, setelah
itu korban mengambil senapan angin milik terdakwa yang terjatuh ketanah tersebut,
selanjutnya senapan angin tersebut korban todongkan kearah terdakwa namun oleh Sdr.
SISWANTO sempat dihadang namun korban bilang pada Sdr. SISWANTO “Pergi pak
Sis“ setelah itu Sdr. SISWANTO kembali ke sepeda motornya dan melihat korban
kembali memukul terdakwa menggunakan gagang senapan angin dan mengenai bagian
leher dan kepala terdakwa, setelah itu Sdr. SISWANTO pergi menemui istri terdakwa
yaitu Sdri. DWI RAHARTI untuk memberitahukan kejadian tersebut.
• Setelah mendapat pukulan dari korban baik dengan tangan kosong maupun dengan
menggunakan gagang senapan angin tersebut, terdakwa kemudian emosi dan merasa
tidak terima atas perbuatan korban tersebut, kemudian terdakwa berusaha membalas
perbuatan korban tersebut dengan cara terdakwa sengaja pergi mengambil potongan
lempengan besi yang berbentuk persegi tiga yang sisinya tajam yang ada diteras bengkel
Las miliknya, selanjutnya potongan lempengan besi yang berbentuk persegi tiga dengan
sisi yang jatam tersebut terdakwa pegang dengan dua tangan
• Supaya tidak terlepas, lalu terdakwa ayun-ayunkan kearah tubuh korban yang mana
jarak antara terdakwa dengan korban kurang lebih setengah meter, akibatnya potongan
lempengan besi tersebut mengenai dan melukai bagian paha dan perut korban sehingga
usus korban keluar, dalam keadaan luka tersebut korban sempat memukul terdakwa
dengan gagang senapan angin dan menendang kaki kanan terdakwa akibatnya terdakwa
jatuh ketanah, pada saat terdakwa jatuh ketanah potongan lempengan besi yang
terdakwa pegang terlempar entah kemana, melihat terdakwa terjatuh ketanah
selanjutnya korban menindih tubuh terdakwa lalu mencekik leher terdakwa dengan
tangannya, kemudian datang Sdr. LASTRIONO yang merupakan tetangga dari
terdakwa dan juga korban, saat itu Sdr. LASTRIONO melihat jika korban menindih
tubuh terdakwa dan keduanya saling memperebutkan senapan angin, namun karena
tidak berani melerai, selanjutnya Sdr. LASTRIONO meminta bantuan pada warga,
kemudian datang warga yang berjumlah 4 (empat) orang diantaranya Sdr. PUGUH
TRIATMONO dan Sdr. ANGGA BAYU SAPUTRA, setelah kedatangan keempat
warga tersebut, Sdr. LASTRIONO pergi untuk memberitahukan kejadian tersebut
kepada Ketua RT setempat.
• Bahwa saat Sdr. PUGUH TRIATMONO dan Sdr. ANGGA BAYU SAPUTRA berada
ditempat kejadian, korban masih dalam posisi menindih tubuh terdakwa yang dikira
oleh Sdr. PUGUH TRIATMONO jika korban dan terdakwa saling memperebutkan
senapan angin, selanjutnya Sdr. PUGUH TRIATMONO berusaha mengambil senapan
angin yang diperebutkan oleh terdakwa dan korban, setelah berhasil mengambil
senapan angin tersebut, kemudian senapan angin tersebut oleh Sdr. PUGUH
TRIATMONO diserahkan pada Sdr. ANGGA BAYU SAPUTRA sedangkan Sdr.
PUGUH TRIATMONO pergi meninggalkan tempat kejadian.
• Bahwa setelah menerima senapan angin dari Sdr. PUGUH TRIATMONO tersebut,
senapan angin tersebut oleh Sdr. ANGGA BAYU SAPUTRA disembunyikan dibawah
pohon bunga dan Sdr. ANGGA BAYU SAPUTRA melihat korban berdiri sambil
memegang perutnya kemudian korban membuka baju yang ia kenakan dan Sdr.
ANGGA BAYU SAPUTRA melihat usus yang keluar dari bagian perut korban yang
terluka, selanjutnya korban terjatuh ketanah, setelah itu terdakwa berdiri lalu pergi
meninggalkan korban, namun sebelum pergi Sdr. ANGGA BAYU SAPUTRA
menemui terdakwa lalu menyerahkan senapan angin yang ia sembunyikan kepada
terdakwa.
• Bahwa setelah menerima senapan angin tersebut terdakwa pergi selanjutnya terdakwa
bertemu dengan Sdr. SUDARMAJI yang tengah mengendarai sepeda motor bersama
anaknya, selanjutnya terdakwa minta tolong kepada Sdr. SUDARMAJI untuk
mengantar terdakwa pulang, selanjutnya dalam perjalanan terdakwa minta agar diantar
ke Toko milik Sdr. JOKO, sesampai di Toko milik Sdr. JOKO tersebut terdakwa turun
lalu berjalan menuju gudang dan digudang terdakwa kemudian menyimpan senapan
angin miliknya tersebut.
• Bahwa sepeninggal terdakwa, korban kemudian dibawa ke Rumah Sakit Budi Rahayu
Blitar, namun akibat usus yang keluar dari luka dibagian perut korban tersebut, korban
akhirnya meninggal dunia,
• Berdasarkan Visum Et Revertum dari Rumah Sakit Husada Nomer : VER/26/IV/
KES.19/2020/RSHusada Jakarta Pusat, tertanggal 20 April 2020 yang ditanda tangani
oleh Dr. TUTIK PURWANTI, Sp.F Dokter Forensik pada Instalasi Kedokteran
Forensik dan Medikolegal Rumah Sakit Bhayangkara Kediri telah melakukan
pemeriksaan terhadap jenazah Korban Sdr. FERRY PRASTYAWAN, dengan hasil
pemeriksaan sebagai berikut :
Pemeriksaan Luar :
Ditemukan pada mayat lebam pada leher, dada, punggung bagian atas dan bawah, dan
pinggang tidak hilang dengan penekanan, kaku mayat pada seluruh persendian, sulit
dilawan, ditemukan tanda tanda awal pembusukan; Pemeriksaan Dalam :
Ditemukan luka tajam pada usus halus dan penggantung usus, pembuluh darah tajuk
utama terbuka kurang dari lima puluh persen, dan darah dalam rongga perut.
Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 351 (3)
KUHP.

Jakarta, 10 September 2020


JAKSA PENUNTUT UMUM

Teguh Maulana

JAKSA MUDA NIM. 201010250410

Anda mungkin juga menyukai