Anda di halaman 1dari 14

PUTUSAN

Nomor 221/Pid.B/2020/PN.SMG

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Negeri Semarang yang mengadili perkara pidana pada tingkat


pertama dengan pemeriksaan biasa telah menjatuhkan putusan sela sebagai berikut
dalam perkara atas nama terdakwa:

Nama : Bernard Adisurya


Tempat Lahir : Jakarta
Umur : 24 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Katolik
Kebangsaan : Indonesia
Tempat Tinggal : Jln. Babarsari No.08 RT. 23/RW. 29, Depok,
Sleman,Yogyakarta
Pekerjaan : Wiraswasta

Terdakwa ditahan dalam Rumah Tahanan Negara oleh :

1. Penyidik, sejak tanggal 13 Februari 2020 sampai dengan tanggal 03


Maret 2020;
2. Penyidik, Perpanjangan oleh Penuntut Umum, sejak tanggal 04 Maret
2020 sampai dengan tanggal 12 April 2020;
3. Penuntut Umum, sejak tanggal 09 April 2020 sampai dengan tanggal 28
April 2020;
4. Hakim Pengadilan Negeri, sejak tanggal 20 April 2020 sampai dengan
tanggal 19 Mei 2020 ;
5. Perpanjangan oleh Wakil Ketua Pengadilan Negeri, sejak tanggal 20
Mei 2020 sampai dengan tanggal 18 Juli 2020;
Terdakwa dalam perkara ini didampingi oleh Penasihat Hukumnya yaitu
Christiari Gratiani Gamaitarak, S.H., M.H., Joshua Iglesias Limbong, S.H.,
1.
M.H., dan Helena Dwi Adventi S.H., M.H. dan masing-masing adalah
Penasihat Hukum pada Kantor Advokat dan Konsultan Hukum UAJY LAW
FIRM yang beralamat di Jalan Pemuda Nomor 10, Kelurahan Panjang,
Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah.

Pengadilan Negeri Semarang tersebut Telah Membaca ;

2. 1. Surat Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Semarang Nomor


221/SMG/04/2020/PN.SMG tanggal 1 April 2020 tentang penunjukan
Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini
2. Surat Penetapan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Semarang Nomor
221/SMG/04/2020/PN.SMG tanggal 2 April tentang Penetapan Hari
Sidang
3. Setelah mendengar pembacaan Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum
dengan No Reg Perkara : PDM-93/SMGr/Eoh.2/04/2020 Setelah
mendengar pembacaan Nota Keberatan atau Eksepsi dari Penasehat
Hukum Terdakwa atas Surat Dakwaan Jasa Penuntut Umum tanggal 16
April 2020
4. Berkas Perkara dan Surat-surat Lain yang bersangkutan

Menimbang, bahwa berdasarkan Surat Dakwaan Penuntut Umum, Terdakwa


telah dihadapkan ke depan persidangan dengan dakwaan telah melakukan
perbuatan pidana dalam uraian dakwaan sebagai berikut :

PRIMAIR :
Bahwa Terdakwa Bernard Adisurya pada hari Rabu tanggal 12
Februari 2020 sekira pukul 02.00 WIB atau setidak-tidaknya pada
bulan Februari 2020, bertempat di rumah Saksi Lius beserta
keluarganya (dimana salah satunya adalah korban Benedecta
Cynthia Larasati) dengan alamat di Wonolopo, RT 02/RW 01
Kelurahan Wonolopo Kecamatan Mijen Kota Semarang atau setidak-
tidaknya pada suatu tempat yang termasuk dalam daerah hukum
Pengadilan Negeri Semarang telah mencoba melakukan kejahatan
dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang
wanita bersetubuh dengan dia di luar perkawinan dimana niat untuk
itu, telah ternyata dari adanya permulaan pelaksanaan dan tidak
selesainya pelaksanaan itu, bukan semata-mata disebabkan karena
kehendak Terdakwa sendiri. Perbuatan terdakwa dilakukan dengan
cara-cara sebagai berikut :
- Awalnya Terdakwa Bernard Adisurya pada hari Rabu tanggal 12
Februari 2020 sekira pukul 01.50 Wib (dini hari) Terdakwa keluar
rumah, berniat membeli rokok di warung milik Sdr. Maleakhi yang
berada selisih satu rumah dengan rumahnya. Namun karena
warung sudah tutup dan Sdr. Maleakhi juga sudah tidur, sehingga
Terdakwa pulang.
- Dalam perjalanan pulang sekitar pukul 02.00 WIB, saat lewat
didepan rumah Saksi Lius yang merupakan Ayah dari Korban
Cynthia, Terdakwa melihat jendela kamar korban Cynthia tidak
tertutup rapat. Terdakwa penasaran, kemudian mendekati jendela,
dan mengintip ke dalam kamar. Terdakwa melihat Cynthia sudah
tertidur dalam posisi terlentang dengan mengenakan kaos warna
merah muda dan celana panjang motif garis garis. Saat itu muncul
niat dalam benak Terdakwa untuk menyetubuhi Saksi Cynthia
yang memang telah lama Terdakwa menyukainya, maksud dan
niat Terdakwa saat itu jika berhasil menyetubuhi korban Cynthia
maka korban akan mau menikahinya
- Untuk melaksanakan niatnya tersebut, Terdakwa kemudian
kembali ke rumah untuk melepas alas kaki yang dikenakan agar
tidak menimbulkan suara. Setelah itu Terdakwa berjalan kaki
menuju ke depan jendela kamar korban Cynthia. Didepan jendela,
Terdakwa kembali mengintip ke dalam kamar, untuk memastikan
bahwa korban Cynthia sudah tertidur pulas dan kondisi jendela
kamar dalam keadaan tidak terkunci. Setelah bisa memastikan
kondisi tersebut, dengan menggunakan kedua tangan, Terdakwa
membuka jendela, kemudian masuk ke dalam kamar korban
Cynthia dengan cara melompat, kaki masuk secara bergantian,
hingga berhasil sampai di dalam kamar. Setelah sampai di dalam
kamar, Terdakwa kemudian merangkak menuju samping korban
Cynthia yang masih tertidur dalam kondisi terlentang. Namun saat
Terdakwa sudah berada di samping korban Cynthia, ternyata
korban terbangun. Mengetahui keberadaan Terdakwa
disampingnya, sontak korban Cynthia kaget, dan Terdakwa sendiri
kemudian panik.
- Bahwa selanjutnya korban Cynthia kemudian berteriak dengan
kencang “TOLONGGG”sambil membalikkan tubuhnya, dan
hendak bangun menuju ke arah pintu. Terdakwa spontan
menggunakan telapak tangan kanannya untuk membekap mulut
korban Cynthia agar teriakannya tidak terdengar orang lain, sambil
tangan kiri Terdakwa menekan bahu belakang korban agar dirinya
tidak bisa bangun dari tempat tidurnya. Dalam kondisi mulut
terbekap, korban Cynthia tetap berteriak, namun suaranya
tertahan tangan Terdakwa sehingga suaranya terdengar tidak
begitu keras. Saat itu korban Cynthia tetap meronta, berontak dan
memberikan perlawanan dengan cara menggigit jari kelingking
Terdakwa hingga Terdakwa melepas bekapan di mulut korban.
Karena bekapan terlepas, korban Cynthia kembali berteriak
kencang “TOLONGG”. Untuk menghentikan teriakan itu, telapak
tangan kanan Terdakwa kemudian meraih leher dan mencekik
Sdri. Cynthia. Karena tetap berontak, Terdakwa mencekik leher
semakin kuat dan tangan kirinya juga menekan lebih keras bahu
belakang korban Cynthia ke arah bantal, agar teriakannya tidak
terdengar orang lain. Karena keributan tersebut, membuat Saksi
Lius (ayah kandung korban Cynthia) yang juga tinggal satu rumah
akhirnya terbangun, dan menggedor gedor pintu kamar korban
Cynthia sambil memanggil namanya. Takut tindakannya diketahui,
Terdakwa mencekik leher dan menekan bahu belakang korban
Cynthia semakin kuat agar Saksi Lius tidak mengetahui kejadian
yang terjadi.
- Namun Saksi Lius menggedor pintu semakin kuat dan berusaha
mendobrak pintu kamar. Hingga kemudian pintu berhasil terbuka,
setelah itu Terdakwa melepaskan cekikan terhadap korban
Cynthia, dan selanjutnya korban berhasil bangun dan lari keluar
kamar menghampiri ibunya Saksi Ovi. Selanjutnya saksi Lius
kemudian mendatangi dan membekuk Terdakwa, membawa
Terdakwa keluar kamar, sesampainya diluar sudah ada Saksi
Maleakhi yang merupakan tetangga saksi Lius bersama istrinya.
Mereka kemudian membawa Terdakwa dan diamankan ke rumah
perangkat RT (Ale). Sesaat kemudian banyak warga sekitar yang
berdatangan termasuk petugas Kepolisian. Terdakwa kemudian
dibawa dan diamankan ke Polsek Mijen.
- Atas kejadian yang dialaminya, korban Benedecta Cynthia
Larasati Binti Lius mengalami trauma secara psikologis yang telah
diperiksa kebenarannya oleh Prof.Dr. Rizki Ardi serta luka fisik di
beberapa bagian tubuhnya dan sudah mendapatkan perawatan
medis di Puskesmas Mijen oleh dr. Andre. Dengan adanya
tindakan kekerasan fisik yang dilakukan oleh Terdakwa, Secara
fisik korban Cynthia mengalami beberapa luka yaitu :
● Luka lecet dileher kanan 1 cm x 1,5 cm; 2 cm x 1,5 cm; dan
disekitar luka terdapat luka lecet memanjang ukuran + 6 cm
x 2,5 - 3 cm akibat benturan benda tumpul.
● Luka lecet di pipi kanan bawah dengan batas luka tidak
teratur berukuran + 2,5 cm x 1 cm; 2 cm x 0,5 cm; 1 cm x 1
cm akibat benturan benda tumpul.
● Luka memar di bibir atas dan bawah akibat benturan benda
tumpul.
● Pendarahan pada mata kiri dengan ukuran 1,5 cm x 0,8 cm
dengan batas jelas akibat benturan benda tumpul.
Hal ini sesuai dengan VISUM ET REPERTUM, Nomor:
353/38.A/II/2020, tanggal 15 Februari 2020 yang diterbitkan oleh
Puskesmas Mijen melalui dr. Andre, yang menerangkan hasil
pemeriksaan medis terhadap korban Sdri. Benedecta Cynthia
Larasati Binti Lius. Dengan adanya trauma secara psikologis,
maka melakukan pemeriksaan juga ke Psikolog dan ditangani
oleh Prof. DR. Rizki Ardi.
- Perbuatan terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan diancam
pidana pasal 285 KUHP Jo Pasal 53 Ayat (1) KUHP.

SUBSIDAIR :
Bahwa Terdakwa Bernard Adisurya pada hari Rabu tanggal 12
Februari 2020 sekitar pukul 02.00 WIB atau setidak-tidaknya pada
bulan Februari 2020, bertempat di rumah Saksi Lius beserta
keluarganya (dimana salah satunya adalah korban Benedecta
Cynthia Larasati Binti Lius) dengan alamat di Wonolopo, RT 02/RW
01 Kelurahan Wonolopo Kecamatan Mijen Kota Semarang atau
setidak-tidaknya pada suatu tempat yang termasuk dalam daerah
hukum Pengadilan Negeri Semarang telah mencoba melakukan
kejahatan dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa
seorang untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan
cabul, dimana niat untuk itu telah ternyata dari adanya permulaan
pelaksanaan dan tidak selesainya pelaksanaan itu, bukan semata-
mata disebabkan karena kehendak Terdakwa sendiri. Perbuatan
terdakwa dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :
- Awalnya Terdakwa Bernard Adisurya pada hari Rabu tanggal 12
Februari 2020 sekitar pukul 01.50 Wib (dini hari) Terdakwa keluar
rumah, berniat membeli rokok di warung milik Sdr. Maleakhi yang
berada selisih satu rumah dengan rumahnya. Namun karena
warung sudah tutup dan Sdr. Maleakhi juga sudah tidur, sehingga
Terdakwa pulang.
- Dalam perjalanan pulang sekitar pukul 02.00 WIB, saat lewat
didepan rumah Saksi Lius yang merupakan Ayah dari Korban
Benedecta Cynthia Larasati, Terdakwa melihat jendela kamar
korban Cynthia tidak tertutup rapat. Terdakwa penasaran,
kemudian mendekati jendela, dan mengintip ke dalam kamar.
Terdakwa melihat Cynthia sudah tertidur dalam posisi terlentang
dengan mengenakan kaos warna merah muda dan celana
panjang motif garis garis. Saat itu muncul niat dalam benak
Terdakwa untuk melakukan perbuatan cabul terhadap korban
Cynthia yang memang telah lama Terdakwa menyukainya.
- Untuk melaksanakan niatnya tersebut, Terdakwa kemudian
kembali ke rumah untuk melepas alas kaki yang dikenakan agar
tidak menimbulkan suara. Setelah itu Terdakwa berjalan kaki
menuju ke depan jendela kamar korban Cynthia. Didepan jendela,
Terdakwa kembali mengintip ke dalam kamar, untuk memastikan
bahwa korban Cynthia sudah tertidur pulas dan kondisi jendela
kamar dalam keadaan tidak terkunci. Setelah bisa memastikan
kondisi tersebut, dengan menggunakan kedua tangan, Terdakwa
membuka jendela, kemudian masuk ke dalam kamar korban
Cynthia dengan cara melompat, kaki masuk secara bergantian,
hingga berhasil sampai di dalam kamar. Setelah sampai di dalam
kamar, Terdakwa kemudian merangkak menuju samping korban
Cynthia yang masih tertidur dalam kondisi terlentang. Namun saat
Terdakwa sudah berada di samping korban Cynthia, ternyata
korban terbangun. Mengetahui keberadaan Terdakwa
disampingnya, sontak korban Cynthia kaget, dan Terdakwa sendiri
kemudian panik.
- Bahwa selanjutnya korban Cynthia kemudian berteriak dengan
kencang “TOLONGG” sambil membalikkan tubuhnya, dan hendak
bangun menuju ke arah pintu. Terdakwa spontan menggunakan
telapak tangan kanannya untuk membekap mulut korban Cynthia
agar teriakannya tidak terdengar orang lain, sambil tangan kiri
Terdakwa menekan bahu belakang korban agar dirinya tidak bisa
bangun dari tempat tidurnya. Dalam kondisi mulut terbekap,
korban Cynthia tetap berteriak, namun suaranya tertahan tangan
Terdakwa sehingga suaranya terdengar tidak begitu keras. Saat
itu korban Cynthia tetap meronta, berontak dan memberikan
perlawanan dengan cara menggigit jari kelingking Terdakwa
hingga Terdakwa melepas bekapan di mulut korban. Karena
bekapan terlepas, korban Cynthia kembali berteriak kencang
“TOLONGG”. Dan untuk menghentikan teriakan itu, telapak
tangan kanan Terdakwa kemudian meraih leher dan mencekik
Sdri. Cynthia. Karena tetap berontak, Terdakwa mencekik leher
semakin kuat dan tangan kirinya juga menekan lebih keras bahu
belakang korban Cynthia ke arah bantal, agar teriakannya tidak
terdengar orang lain. Karena keributan tersebut, membuat Saksi
Lius (ayah kandung korban Cynthia) yang juga tinggal satu rumah
akhirnya terbangun, dan menggedor gedor pintu kamar korban
Cynthia sambil memanggil namanya. Takut tindakannya diketahui,
Terdakwa mencekik leher dan menekan bahu belakang korban
Cynthia semakin kuat agar Saksi Lius tidak mengetahui kejadian
yang terjadi.
- Namun Saksi Lius menggedor pintu semakin kuat dan berusaha
mendobrak pintu kamar. Hingga kemudian pintu berhasil terbuka,
setelah itu Terdakwa melepaskan cekikan terhadap korban
Cynthia, dan selanjutnya korban berhasil bangun dan lari keluar
kamar menghampiri ibunya Saksi Ovi. Selanjutnya saksi Lius
kemudian mendatangi dan membekuk Terdakwa, membawa
Terdakwa keluar kamar, sesampainya diluar sudah ada Saksi
Maleakhi yang merupakan tetangga saksi Lius bersama istrinya.
Mereka kemudian membawa Terdakwa dan diamankan ke rumah
perangkat RT (Ale). Sesaat kemudian banyak warga sekitar yang
berdatangan termasuk petugas Kepolisian. Terdakwa kemudian
dibawa dan diamankan ke Polsek Mijen.
- Atas kejadian yang dialaminya, korban Benedecta Cynthia Larsati
mengalami trauma secara psikologis serta luka fisik di beberapa
bagian tubuhnya dan sudah mendapatkan perawatan medis di
Puskesmas Mijen. Dengan adanya tindakan kekerasan fisik yang
dilakukan oleh Terdakwa, Secara fisik korban Cynthia mengalami
beberapa luka yaitu :
● Luka lecet dileher kanan 1 cm x 1,5 cm; 2 cm x 1,5 cm; dan
disekitar luka terdapat luka lecet memanjang ukuran + 6 cm x
2,5 - 3 cm akibat benturan benda tumpul.
● Luka lecet di pipi kanan bawah dengan batas luka tidak
teratur berukuran + 2,5 cm x 1 cm; 2 cm x 0,5 cm; 1 cm x 1
cm akibat benturan benda tumpul.
● Luka memar di bibir atas dan bawah akibat benturan benda
tumpul.
● Pendarahan pada mata kiri dengan ukuran 1,5 cm x 0,8 cm
dengan batas jelas akibat benturan benda tumpul.
Hal ini sesuai dengan VISUM ET REPERTUM, Nomor:
353/38.A/II/2020, tanggal 15 Februari 2020 yang diterbitkan oleh
Puskesmas Mijen melalui dr. Andre, yang menerangkan hasil
pemeriksaan medis terhadap korban Sdri. Benedecta Cynthia
Larasati Binti Lius. Dengan adanya trauma secara psikologis,
maka melakukan pemeriksaan juga ke Psikolog dan ditangani
oleh Prof. DR. Rizki Ardi.

Perbuatan terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan diancam


pidana pasal 289 KUHP Jo Pasal 53 ayat ( 1 ) Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana.

Menimbang, bahwa terhadap surat dakwaan tersebut,


Terdakwa menyatakan telah mendengar dan mengerti dengan
jelas isi dan uraian Surat Dakwaan Penuntut Umum dan
selanjutnya, Terdakwa melalui Penasihat Hukumnya di
persidangan mengajukan Nota Keberatan atas Surat Dakwaan
Penuntut Umum yang pada pokoknya menyatakan sebagai
berikut:

1. Menerima dan Mengabulkan Nota keberatan (eksepsi) dari


Penasehat Hukum Terdakwa Bernard alias Bernard
Adisurya bin Suyono;
2. Menyatakan Surat Dakwaan Penuntut Umum Nomor Reg.
Perkara: PDM-93/SMG/Eoh.2/04/2020 sebagai dakwaan
yang dinyatakan batal demi hukum atau harus dibatalkan
setidak-tidaknya tidak diterima;
3. Menyatakan perkara aquo tidak diperiksa lebih lanjut;
4. Memulihkan harkat martabat dan nama baik Bernard alias
Bernard Adisurya bin Suyono;

5. Membebankan biaya perkara kepada negara;

Atau apabila Majelis Hakim Yang Mulia berpendapat lain, maka


kami selaku Tim Penasihat Hukum Terdakwa memohon Putusan
yang seadil-adilnya sesuai dengan Hukum dan Hak Asasi
Terdakwa. (ex aequo et bono).

Menimbang, bahwa terhadap Nota Keberatan dari


Terdakwa tersebut diatas, Penuntut Umum mengajukan
Tanggapan  secara lisan, yaitu pada kesimpulannya sebagai
berikut :
Bahwa Penasihat Hukum menjelaskan bahwa surat dakwaan
yang dijelaskan tidak cermat, jelas dan tidak lengkap, dalam hal ini
Penuntut Umum sudah membuat Surat Dakwaan sesuai dengan
Pasal 143 ayat (2) Huruf b KUHAP yaitu Uraian secara cermat, jelas
dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan dengan
menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana itu dilakukan.
Menimbang, bahwa selanjutnya pada persidangan
Terdakwa menanggapi secara lisan bahwa tetap pada Nota
Keberatan semula;
Menimbang, bahwa Majelis Hakim berpendapat bahwa
berdasarkan Pasal 143 ayat (3) Kitab Undang-Undang Hukum
Acara  Pidana bahwa surat dakwaan haruslah dinyatakan “batal”
atau “batal demi hukum” adalah apabila Surat Dakwaan Kabur
(obscureloibel) karena tidak memenuhi syarat-syarat  sebagaimana
ditentukan dan termuat dalam Pasal 143 ayat (2) Kitab Undang-
Undang Hukum Acara  Pidana karena :
a. Tidak memuat tanggal dan tanda tangan;
b. Tidak menyebut secara lengkap identitas Terdakwa;
c. Tidak menyebut locus delicti dan tempus delicti;
d. Tidak cermat, jelas, lengkap dan menyebutkan; semua unsur delik
yang dirumuskan; cara tindak pidana dilakukan; keadaan-keadaan
yang melekat pada tindak pidana;
 Surat dakwaan dikatakan cermat adalah apabila surat
dakwaan dibuat didasarkan kepada peraturan undang-
undang yang berlaku bagi terdakwa, serta tidak terdapat
kekurangan atau kekeliruan yang dapat mengakibatkan
batalnya surat dakwaan atau tidak dapat dibuktikan, seperti
adanya aduan dalam hal delik aduan, penerapan
hukum/ketentuan pidana yang sudh tepat, apakah terdakwa
dapat dipertanggungjawabkan dalam melakukan tindak
pidana tersebut, apakah pidana tersebut belum atau sudah
kadaluarsa, apakah tindak pidana yang di dakwakan nebis in
idem;
 Surat dakwaan dikatakan jelas adalah apabila surat dakwaan
merumuskan unsur-unsur delik yang didakwakan,sekaliguus
mempadukan dengan uraian perbuatan materiil yang
dilakukan terdakwa;
 Surat dakwaan dikatakan lengkap adalah apabila surat
dakwaan mencakup semua unsur-unsur yang telah
ditentukan udang-undang;

Menimbang, bahwa di sisi lain setelah Majelis Hakim


mencermati dan meneliti surat dakwaan Penuntut Umum, Majelis
Hakim mendapati bahwa surat dakwaan yang diajukan oleh
Penuntut Umum telah memuat secara lengkap tanggal, tanda
tangan, identitas Terdakwa, tempat kejadian (locus delicti) dan
waktu kejadian (tempus delicti), serta seluruh unsur delik yang
dirumuskan,  baik cara tindak pidana dilakukan, keadaan-keadaan
yang berkaitan dengan tindak pidana serta pasal perundang-
undangan yang dituduhkan kepada diri Terdakwa, sehingga dalam
hal ini menurut hemat Majelis Hakim Surat Dakwaan Penuntut
Umum yang disusun tersebut telah memenuhi syarat formil
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 143 ayat (2) huruf a Kitab
Undang-Undang Hukum Acara  Pidana;
Menimbang, bahwa selanjutnya terhadap alasan-alasan
Nota Keberatan yang diajukan oleh Terdakwa tersebut Majelis
Hakim akan mempertimbangkan sebagai berikut:
Menimbang, bahwa Penasihat Hukum Terdakwa telah
mengajukan Nota Keberatan dengan inti materi sebagai berikut :
1. Bahwa dalam surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum tidak
mencantumkan identitas Terdakwa secara lengkap.
2. Bahwa dalam menyusun surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum
tidak memuat uraian secara cermat, jelas, dan lengkap.

1. Surat Dakwaan Tidak Memuat Uraian Secara Cermat, Jelas, Dan


Lengkap

Menimbang, berdasarkan keberatan-keberatan tersebut maka untuk


pertama-tama Majelis Hakim akan mempertimbangkan keberatan dari
Penasihat Hukum Terdakwa yang menyatakan bahwa Surat Dakwaan tidak
jelas, lengkap, dan cermat. 
Majelis Hakim juga berpendapat bahwa Surat Dakwaan sudah cukup
jelas mengenai siapa yang dalam kasus ini dijadikan Terdakwa yaitu atas
nama BERNARD ADISURYA. Majelis hakim berpendapat bahwa Surat
Dakwaan telah dibuat secara cermat, jelas dan lengkap.
Menimbang bahwa pada perkara ini Penuntut Umum telah cermat, jelas
dan lengkap dalam mempersiapkan Surat Dakwaannya, sehingga tidak
terdapat kekurangan dan/atau kekeliruan yang dapat mengakibatkan batalnya
surat dakwaan;
Menimbang, bahwa sebagaimana telah dipertimbangkan diatas, maka
Nota Keberatan Penasihat Hukum Terdakwa harus ditolak;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diatas
dan berdasarkan pasal 156 ayat (1) dan/atau ayat (2) Kitab Undang-undang
Hukum Acara Pidana yakni dalam hal Terdakwa dan Penasihat Hukum
Terdakwa mengajukan keberatan bahwa pengadilan tidak berwenang
mengadili perkaranya atau dakwaan tidak dapat diterima atau Surat Dakwaan
harus dibatalkan, maka setelah diberikan kesempatan kepada Penuntut Umum
untuk menyatakan pendapatnya, Hakim mempertimbangkan keputusan
tersebut untuk selanjutnya maka Majelis Hakim berpendapat bahwa Nota
Keberatan Penasihat Hukum Terdakwa harus dinyatakan ditolak dan
selanjutnya Majelis Hakim menetapkan bahwa pemeriksaan perkara ini
dilanjutkan;

MENGADILI

1. Menyatakan bahwa Nota Keberatan dari Penasihat Hukum Terdakwa


BERNARD ADISURYA ditolak;

2. Menyatakan Surat Dakwaan Penuntut Umum dengan


Nomor.Reg.Perk : 221/Pid.B/2020/PN.SMG sah sebagai dasar untuk
melakukan pemeriksaan perkara ini;

3. Memerintahkan Penuntut Umum untuk melanjutkan pemeriksaan


perkara Nomor 221/Pid.B/2020/PN.SMG terhadap terdakwa
BERNARD ADISURYA dengan menghadirkan alat bukti;

4. Menangguhkan biaya perkara sampai pada putusan akhir.

Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim


Pengadilan Negeri Semarang, pada hari Selasa, 26 April 2020 oleh kami, Angel
Aureliaverina Putri Hermanto S.H., M.H. sebagai Ketua Majelis Hakim didampingi
oleh Fajriansyah Heza Putra, S.H., M.H., dan Pilippus Neri Naibaho, S.H, M.H.,
masing-masing sebagai Hakim Anggota, Putusan mana diucapkan dalam sidang
yang tertutup untuk umum pada hari Kamis, 26 April 2020 oleh Majelis Hakim
tersebut dengan dibantu oleh Calvin Carl Irawan Chan, S.H. sebagai Panitera
dengan dihadiri oleh Wenseslaus Dwiyanto Putra, S.H., M.H., Abhijana
Satwikawijaya, S.H., M.H, dan Ryan Rakasiwi, S.H.,M.H., sebagai Penuntut Umum,
serta Terdakwa dengan didampingi Penasihat Hukumnya.

Hakim-Hakim Anggota Hakim Ketua

Fajriansyah Heza Putra, S.H., M.H., Angel Aureliaverina Putri Hermanto


S.H., M.H.

Pilippus Neri Naibaho, S.H, M.H.,

Panitera,

Calvin Carl Irawan Chan, S.H.

Anda mungkin juga menyukai