Nomor 221/Pid.B/2020/PN.SMG
PRIMAIR :
Bahwa Terdakwa Bernard Adisurya pada hari Rabu tanggal 12
Februari 2020 sekira pukul 02.00 WIB atau setidak-tidaknya pada
bulan Februari 2020, bertempat di rumah Saksi Lius beserta
keluarganya (dimana salah satunya adalah korban Benedecta
Cynthia Larasati) dengan alamat di Wonolopo, RT 02/RW 01
Kelurahan Wonolopo Kecamatan Mijen Kota Semarang atau setidak-
tidaknya pada suatu tempat yang termasuk dalam daerah hukum
Pengadilan Negeri Semarang telah mencoba melakukan kejahatan
dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang
wanita bersetubuh dengan dia di luar perkawinan dimana niat untuk
itu, telah ternyata dari adanya permulaan pelaksanaan dan tidak
selesainya pelaksanaan itu, bukan semata-mata disebabkan karena
kehendak Terdakwa sendiri. Perbuatan terdakwa dilakukan dengan
cara-cara sebagai berikut :
- Awalnya Terdakwa Bernard Adisurya pada hari Rabu tanggal 12
Februari 2020 sekira pukul 01.50 Wib (dini hari) Terdakwa keluar
rumah, berniat membeli rokok di warung milik Sdr. Maleakhi yang
berada selisih satu rumah dengan rumahnya. Namun karena
warung sudah tutup dan Sdr. Maleakhi juga sudah tidur, sehingga
Terdakwa pulang.
- Dalam perjalanan pulang sekitar pukul 02.00 WIB, saat lewat
didepan rumah Saksi Lius yang merupakan Ayah dari Korban
Cynthia, Terdakwa melihat jendela kamar korban Cynthia tidak
tertutup rapat. Terdakwa penasaran, kemudian mendekati jendela,
dan mengintip ke dalam kamar. Terdakwa melihat Cynthia sudah
tertidur dalam posisi terlentang dengan mengenakan kaos warna
merah muda dan celana panjang motif garis garis. Saat itu muncul
niat dalam benak Terdakwa untuk menyetubuhi Saksi Cynthia
yang memang telah lama Terdakwa menyukainya, maksud dan
niat Terdakwa saat itu jika berhasil menyetubuhi korban Cynthia
maka korban akan mau menikahinya
- Untuk melaksanakan niatnya tersebut, Terdakwa kemudian
kembali ke rumah untuk melepas alas kaki yang dikenakan agar
tidak menimbulkan suara. Setelah itu Terdakwa berjalan kaki
menuju ke depan jendela kamar korban Cynthia. Didepan jendela,
Terdakwa kembali mengintip ke dalam kamar, untuk memastikan
bahwa korban Cynthia sudah tertidur pulas dan kondisi jendela
kamar dalam keadaan tidak terkunci. Setelah bisa memastikan
kondisi tersebut, dengan menggunakan kedua tangan, Terdakwa
membuka jendela, kemudian masuk ke dalam kamar korban
Cynthia dengan cara melompat, kaki masuk secara bergantian,
hingga berhasil sampai di dalam kamar. Setelah sampai di dalam
kamar, Terdakwa kemudian merangkak menuju samping korban
Cynthia yang masih tertidur dalam kondisi terlentang. Namun saat
Terdakwa sudah berada di samping korban Cynthia, ternyata
korban terbangun. Mengetahui keberadaan Terdakwa
disampingnya, sontak korban Cynthia kaget, dan Terdakwa sendiri
kemudian panik.
- Bahwa selanjutnya korban Cynthia kemudian berteriak dengan
kencang “TOLONGGG”sambil membalikkan tubuhnya, dan
hendak bangun menuju ke arah pintu. Terdakwa spontan
menggunakan telapak tangan kanannya untuk membekap mulut
korban Cynthia agar teriakannya tidak terdengar orang lain, sambil
tangan kiri Terdakwa menekan bahu belakang korban agar dirinya
tidak bisa bangun dari tempat tidurnya. Dalam kondisi mulut
terbekap, korban Cynthia tetap berteriak, namun suaranya
tertahan tangan Terdakwa sehingga suaranya terdengar tidak
begitu keras. Saat itu korban Cynthia tetap meronta, berontak dan
memberikan perlawanan dengan cara menggigit jari kelingking
Terdakwa hingga Terdakwa melepas bekapan di mulut korban.
Karena bekapan terlepas, korban Cynthia kembali berteriak
kencang “TOLONGG”. Untuk menghentikan teriakan itu, telapak
tangan kanan Terdakwa kemudian meraih leher dan mencekik
Sdri. Cynthia. Karena tetap berontak, Terdakwa mencekik leher
semakin kuat dan tangan kirinya juga menekan lebih keras bahu
belakang korban Cynthia ke arah bantal, agar teriakannya tidak
terdengar orang lain. Karena keributan tersebut, membuat Saksi
Lius (ayah kandung korban Cynthia) yang juga tinggal satu rumah
akhirnya terbangun, dan menggedor gedor pintu kamar korban
Cynthia sambil memanggil namanya. Takut tindakannya diketahui,
Terdakwa mencekik leher dan menekan bahu belakang korban
Cynthia semakin kuat agar Saksi Lius tidak mengetahui kejadian
yang terjadi.
- Namun Saksi Lius menggedor pintu semakin kuat dan berusaha
mendobrak pintu kamar. Hingga kemudian pintu berhasil terbuka,
setelah itu Terdakwa melepaskan cekikan terhadap korban
Cynthia, dan selanjutnya korban berhasil bangun dan lari keluar
kamar menghampiri ibunya Saksi Ovi. Selanjutnya saksi Lius
kemudian mendatangi dan membekuk Terdakwa, membawa
Terdakwa keluar kamar, sesampainya diluar sudah ada Saksi
Maleakhi yang merupakan tetangga saksi Lius bersama istrinya.
Mereka kemudian membawa Terdakwa dan diamankan ke rumah
perangkat RT (Ale). Sesaat kemudian banyak warga sekitar yang
berdatangan termasuk petugas Kepolisian. Terdakwa kemudian
dibawa dan diamankan ke Polsek Mijen.
- Atas kejadian yang dialaminya, korban Benedecta Cynthia
Larasati Binti Lius mengalami trauma secara psikologis yang telah
diperiksa kebenarannya oleh Prof.Dr. Rizki Ardi serta luka fisik di
beberapa bagian tubuhnya dan sudah mendapatkan perawatan
medis di Puskesmas Mijen oleh dr. Andre. Dengan adanya
tindakan kekerasan fisik yang dilakukan oleh Terdakwa, Secara
fisik korban Cynthia mengalami beberapa luka yaitu :
● Luka lecet dileher kanan 1 cm x 1,5 cm; 2 cm x 1,5 cm; dan
disekitar luka terdapat luka lecet memanjang ukuran + 6 cm
x 2,5 - 3 cm akibat benturan benda tumpul.
● Luka lecet di pipi kanan bawah dengan batas luka tidak
teratur berukuran + 2,5 cm x 1 cm; 2 cm x 0,5 cm; 1 cm x 1
cm akibat benturan benda tumpul.
● Luka memar di bibir atas dan bawah akibat benturan benda
tumpul.
● Pendarahan pada mata kiri dengan ukuran 1,5 cm x 0,8 cm
dengan batas jelas akibat benturan benda tumpul.
Hal ini sesuai dengan VISUM ET REPERTUM, Nomor:
353/38.A/II/2020, tanggal 15 Februari 2020 yang diterbitkan oleh
Puskesmas Mijen melalui dr. Andre, yang menerangkan hasil
pemeriksaan medis terhadap korban Sdri. Benedecta Cynthia
Larasati Binti Lius. Dengan adanya trauma secara psikologis,
maka melakukan pemeriksaan juga ke Psikolog dan ditangani
oleh Prof. DR. Rizki Ardi.
- Perbuatan terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan diancam
pidana pasal 285 KUHP Jo Pasal 53 Ayat (1) KUHP.
SUBSIDAIR :
Bahwa Terdakwa Bernard Adisurya pada hari Rabu tanggal 12
Februari 2020 sekitar pukul 02.00 WIB atau setidak-tidaknya pada
bulan Februari 2020, bertempat di rumah Saksi Lius beserta
keluarganya (dimana salah satunya adalah korban Benedecta
Cynthia Larasati Binti Lius) dengan alamat di Wonolopo, RT 02/RW
01 Kelurahan Wonolopo Kecamatan Mijen Kota Semarang atau
setidak-tidaknya pada suatu tempat yang termasuk dalam daerah
hukum Pengadilan Negeri Semarang telah mencoba melakukan
kejahatan dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa
seorang untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan
cabul, dimana niat untuk itu telah ternyata dari adanya permulaan
pelaksanaan dan tidak selesainya pelaksanaan itu, bukan semata-
mata disebabkan karena kehendak Terdakwa sendiri. Perbuatan
terdakwa dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :
- Awalnya Terdakwa Bernard Adisurya pada hari Rabu tanggal 12
Februari 2020 sekitar pukul 01.50 Wib (dini hari) Terdakwa keluar
rumah, berniat membeli rokok di warung milik Sdr. Maleakhi yang
berada selisih satu rumah dengan rumahnya. Namun karena
warung sudah tutup dan Sdr. Maleakhi juga sudah tidur, sehingga
Terdakwa pulang.
- Dalam perjalanan pulang sekitar pukul 02.00 WIB, saat lewat
didepan rumah Saksi Lius yang merupakan Ayah dari Korban
Benedecta Cynthia Larasati, Terdakwa melihat jendela kamar
korban Cynthia tidak tertutup rapat. Terdakwa penasaran,
kemudian mendekati jendela, dan mengintip ke dalam kamar.
Terdakwa melihat Cynthia sudah tertidur dalam posisi terlentang
dengan mengenakan kaos warna merah muda dan celana
panjang motif garis garis. Saat itu muncul niat dalam benak
Terdakwa untuk melakukan perbuatan cabul terhadap korban
Cynthia yang memang telah lama Terdakwa menyukainya.
- Untuk melaksanakan niatnya tersebut, Terdakwa kemudian
kembali ke rumah untuk melepas alas kaki yang dikenakan agar
tidak menimbulkan suara. Setelah itu Terdakwa berjalan kaki
menuju ke depan jendela kamar korban Cynthia. Didepan jendela,
Terdakwa kembali mengintip ke dalam kamar, untuk memastikan
bahwa korban Cynthia sudah tertidur pulas dan kondisi jendela
kamar dalam keadaan tidak terkunci. Setelah bisa memastikan
kondisi tersebut, dengan menggunakan kedua tangan, Terdakwa
membuka jendela, kemudian masuk ke dalam kamar korban
Cynthia dengan cara melompat, kaki masuk secara bergantian,
hingga berhasil sampai di dalam kamar. Setelah sampai di dalam
kamar, Terdakwa kemudian merangkak menuju samping korban
Cynthia yang masih tertidur dalam kondisi terlentang. Namun saat
Terdakwa sudah berada di samping korban Cynthia, ternyata
korban terbangun. Mengetahui keberadaan Terdakwa
disampingnya, sontak korban Cynthia kaget, dan Terdakwa sendiri
kemudian panik.
- Bahwa selanjutnya korban Cynthia kemudian berteriak dengan
kencang “TOLONGG” sambil membalikkan tubuhnya, dan hendak
bangun menuju ke arah pintu. Terdakwa spontan menggunakan
telapak tangan kanannya untuk membekap mulut korban Cynthia
agar teriakannya tidak terdengar orang lain, sambil tangan kiri
Terdakwa menekan bahu belakang korban agar dirinya tidak bisa
bangun dari tempat tidurnya. Dalam kondisi mulut terbekap,
korban Cynthia tetap berteriak, namun suaranya tertahan tangan
Terdakwa sehingga suaranya terdengar tidak begitu keras. Saat
itu korban Cynthia tetap meronta, berontak dan memberikan
perlawanan dengan cara menggigit jari kelingking Terdakwa
hingga Terdakwa melepas bekapan di mulut korban. Karena
bekapan terlepas, korban Cynthia kembali berteriak kencang
“TOLONGG”. Dan untuk menghentikan teriakan itu, telapak
tangan kanan Terdakwa kemudian meraih leher dan mencekik
Sdri. Cynthia. Karena tetap berontak, Terdakwa mencekik leher
semakin kuat dan tangan kirinya juga menekan lebih keras bahu
belakang korban Cynthia ke arah bantal, agar teriakannya tidak
terdengar orang lain. Karena keributan tersebut, membuat Saksi
Lius (ayah kandung korban Cynthia) yang juga tinggal satu rumah
akhirnya terbangun, dan menggedor gedor pintu kamar korban
Cynthia sambil memanggil namanya. Takut tindakannya diketahui,
Terdakwa mencekik leher dan menekan bahu belakang korban
Cynthia semakin kuat agar Saksi Lius tidak mengetahui kejadian
yang terjadi.
- Namun Saksi Lius menggedor pintu semakin kuat dan berusaha
mendobrak pintu kamar. Hingga kemudian pintu berhasil terbuka,
setelah itu Terdakwa melepaskan cekikan terhadap korban
Cynthia, dan selanjutnya korban berhasil bangun dan lari keluar
kamar menghampiri ibunya Saksi Ovi. Selanjutnya saksi Lius
kemudian mendatangi dan membekuk Terdakwa, membawa
Terdakwa keluar kamar, sesampainya diluar sudah ada Saksi
Maleakhi yang merupakan tetangga saksi Lius bersama istrinya.
Mereka kemudian membawa Terdakwa dan diamankan ke rumah
perangkat RT (Ale). Sesaat kemudian banyak warga sekitar yang
berdatangan termasuk petugas Kepolisian. Terdakwa kemudian
dibawa dan diamankan ke Polsek Mijen.
- Atas kejadian yang dialaminya, korban Benedecta Cynthia Larsati
mengalami trauma secara psikologis serta luka fisik di beberapa
bagian tubuhnya dan sudah mendapatkan perawatan medis di
Puskesmas Mijen. Dengan adanya tindakan kekerasan fisik yang
dilakukan oleh Terdakwa, Secara fisik korban Cynthia mengalami
beberapa luka yaitu :
● Luka lecet dileher kanan 1 cm x 1,5 cm; 2 cm x 1,5 cm; dan
disekitar luka terdapat luka lecet memanjang ukuran + 6 cm x
2,5 - 3 cm akibat benturan benda tumpul.
● Luka lecet di pipi kanan bawah dengan batas luka tidak
teratur berukuran + 2,5 cm x 1 cm; 2 cm x 0,5 cm; 1 cm x 1
cm akibat benturan benda tumpul.
● Luka memar di bibir atas dan bawah akibat benturan benda
tumpul.
● Pendarahan pada mata kiri dengan ukuran 1,5 cm x 0,8 cm
dengan batas jelas akibat benturan benda tumpul.
Hal ini sesuai dengan VISUM ET REPERTUM, Nomor:
353/38.A/II/2020, tanggal 15 Februari 2020 yang diterbitkan oleh
Puskesmas Mijen melalui dr. Andre, yang menerangkan hasil
pemeriksaan medis terhadap korban Sdri. Benedecta Cynthia
Larasati Binti Lius. Dengan adanya trauma secara psikologis,
maka melakukan pemeriksaan juga ke Psikolog dan ditangani
oleh Prof. DR. Rizki Ardi.
MENGADILI
Panitera,