(PLEDOOI)
DIDAKWA
Kesatu:
Sebagaimana diatur dan diancam pidana berdasarkan ketentuan Pasal 340 Jo. Pasal
53 Ayat (1) Jo. Pasal 55 Ayat (1) Ke-1 KUHP
Atau
Kedua:
Sebagaimana diatur dan diancam pidana berdasarkan ketentuan Pasal 338 Jo. Pasal
53 Ayat (1) Jo. Pasal 55 Ayat (1) Ke-1 KUHP
I. PENDAHULUAN
Majelis Hakim Yang Terhormat,
Jaksa Penuntut Umum Yang Kami Hormati,
Saudara Terdakwa Dan Hadirin Yang Kami Hormati,
Sidang Yang Saya Muliakan,
Setelah membaca dan mempelajari Surat Dakwaan dan Surat Tuntutan yang
diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum, maka kami selaku Penasihat Hukum
Terdakwa, sesuai dengan ketentuan Pasal 182 ayat (1) huruf b Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) akan mengajukan nota pembelaan.
II. FAKTA-FAKTA PERSIDANGAN
A. Keterangan Saksi-Saksi
1. VICTOR TAMBATJONG, dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan
sebagai berikut:
- Bahwa saksi menerangkan memberikan keterangan dalam keadaan sehat
Jasmani dan Rohani;
- Bahwa saksi diperiksa dan didengar keterangannya dalam keadaan sehat
jasmani dan rohani serta bersedia diperiksa dan akan memberikan
keterangan yang benar tidak lain daripada yang sebenarnya;
- Bahwa saksi mengerti sekarang ini diperiksa dan dimintai keterangan sebagai
saksi Korban dalam perkara dugaan tindak pidana percobaan pembunuhan
berencana dan atau penganiayaan berencana yang dilakukan terhadap saksi;
- Bahwa saksi mengetahui perkara percobaan pembunuhan berencana dan
atau penganiayaan berencana tersebut terjadi pada hari Jum’at tanggal 13
September 2019 sekitar jam 23.30 Wib bertempat diJl.Raya BGR Depan
Sekolahan NJIS Kel. Kelapa Gading Barat Kec. Kelapa Gading Jakarta Utara
yang dilakukan oleh Terdakwa JOHANES RONALD SEBENAN, dan BAYU HIYAS
SULISTIAWAN sedangkan yang menjadi korban atau pihak yang dirugikan
saksi sendiri;
- Bahwa sebelumnya saksi sudah kenal dan sering bertemu dengan BAYU
HIYAS SULISTIAWAN dalam hal pekerjaan dimana BAYU HIAS SULISTIAWAN
pernah bekerja sebagai Sopir Kantor selama dua minggu. Sedangkan untuk
Terdakwa saksi tidak kenal serta tidak memiliki hubungan keluarga;
- Bahwa sebelumnya saksi tidak memiliki permasalahan atau dendam pribadi
dengan para pelaku dan sampai sekarang ini saksi juga tidak mengetahui apa
motif atau faktor penyebab atau latar belakang sehingga para pelaku
melakukan percobaan pembunuhan berencana dan atau penganiayaan
berencana terhadap diri saksi. Karena setahu saksi selama saksi kenal dengan
saksi BAYU HIYAS SULISTIAWAN tidak ada permasalahan pribadi dengan
saksi, apalagi dengan Terdakwa;
- Bahwa pada saat kejadian saksi berada di tempat kejadian perkara bersama
dengan BAYU HIYAS SULISTIAWAN yang saat itu mengajak Terdakwa;
- Bahwa para pelaku dalam melakukan penganiayaan tersebut
denganmenggunakan alat berupa 1 (satu) bilah pisau sangkur warna hitam
pada bagian gagangnya dibalut kain warna merah dan diikat menggunakan
isolatif warna putih.
- Bahwa cara terdakwa dan BAYU HIYAS SULISTIAWAN pada saat kejadian
saksi berada di dalam mobil milik saksi merk TOYOTA Veloz AT warna silver
metalik tahun pembuatan 2019 No. Pol. : B-2603-UKT tepatnya di bangku
depan sebelah kanan bersama dengan Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN yang
duduk di bangku depan sebelah kiri dan Terdakwa yang tidak dikenal duduk
di bangku tengah sebelah kiri. Pada saat saksi mengemudikan mobil tersebut
tiba-tiba Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN mendadak minta berhenti dengan
alasan perutnya mual mau muntah. Kemudian kami berhenti di depan Jl.
Raya BGR Depan Sekolahan NJIS Kel. Kelapa Gading Barat Kec. Kelapa
Gading Jakarta Utara yang saat itu suasananya gelap tanpa ada lampu
penerangan. Setelah Sdr.BAYU HIYAS SULISTIAWAN turun dari dalam mobil
maka dalam hitungan beberapa detik pada saat itu terdakwa yang duduk di
bangku tengah dengan menggunakan senjata tajam jenis pisau sangkur
dipegang dengan tangan dan ditusukkan ke leher saksi secara berulang-
ulang. Setelah itu datang terdakwa ketiga yaitu seorang laki-laki yang tidak
dikenal mengendarai sepeda motor kemudian turun dan masuk melalui pintu
depan sebelah kiri yangsengaja tidak ditutup oleh Sdr.BAYU HIYAS
SULISTIAWAN. Pada saat itu saksi melihat pelaku ketiga tersebut memegang
sebilah pisau dengan tangan kanan dan akan di tusukkan ke arah saksi,
kebetulan mobil masinnya masih hidup sehingga saksi menginjak gasnya dan
dua orang pelaku tersebut meloncat turun dari dalam mobil. Selanjutnya saksi
dalam keadaan terluka dan berdarah membawa mobil tersebut ke RS. Mitra
Keluarga Kelapa Gading Jakarta Utara.
Tanggapan Terdakwa:
Terdakwa memberikan pendapat bahwa keterangan saksi benar dan Terdakwa tidak
keberatan dengan keterangan saksi tersebut.
8. AHLI DOKTER
- Bahwa saksi menerangkan memberikan keterangan dalam keadaan sehat
Jasmani dan Rohani;
- Bahwa benar saksi diperiksa sebagai ahli dokter dalam perkara percobaan
pembunuhan berencana dan atau penganiayaan berencana atas nama saksi
korban Sdr.VICTOR TAMBATJONG.
- Bahwa Ahli sudah dihadirkan sebagai ahli forensik sebanyak 7 (tujuh) kali di
persidangan, termasuk dengan persidangan yang dihadiri saat ini.
- Bahwa saudara ahli sebelumnya pernah dimintakan keterangan sebagai ahli
forensik di suatu persidangan pidana dalam kasus percobaan pembunuhan di
Surabaya, Jawa Timur, sehingga masih ada keterkaitannya dengan kasus
dalam persidangan saat ini yakni keduanya sama-sama merupakan percobaan
pembunuhan.
- Menurut keterangan saudara ahli kondisi korban saat pertamakali datang
kerumah sakit pada hari jumat tgl 13 september 2019 yakni korban dalam
kondisi sadarkan diri, namun denyut nadi, detak jantung, serta nafas sangat
lemah, selain itu banyak ditemukan bekas luka berat akibat tusukan senjata
tajam diantaranya luka pada pipi dan bibir kanan yang menembus rongga
mulut dan beberapa luka di leher kanan dan leher kiri.
- Dan apabila pada saat itu korban tidak segera dibawa ke Rumah Sakit atau
tidak segera dilakukan operasi darurat kemungkinan besar nyawa korban
tidak akan dapat di selamatkan karena korban mendapatkan tusukan tepat di
area leher yang masih termasuk area vital karena terdapat pembulu darah
besar sehingga akibat tusukan tersebut korban mengalami pendarahan hebat.
- Dan menurut keterangan ahli pendarahan pada korban diakibatkan oleh
tusukan benda tajam yang mana telah ditemukan luka terbuka pada pipi dan
bibir kanan yang tembus ke rongga mulut, leher kanan dan leher kiri, akibat
tusukan benda tajam tersebut. Luka terbuka pada leher kiri telah merobek
pembuluh darah leher kiri dan menyebabkan perdarahan aktif yang baru
dapat dihentikan setelah dilakukan operasi darurat segera setelah korban
masuk ke rumah sakit.
- Hasil dari Visum Et Repertum korban bapak Victor Tambatjong yang
dibacakan saudara ahli saat persidangan yakni dapat disimpulan bahwa
ditemukan luka terbuka pada pipi dan bibir kanan yang tembus ke rongga
mulut, terdapat luka terbuka pada leher kanan dan leher kiri, akibat
kekerasan tajam. Luka terbuka pada leher kiri sebesar 7cm telah merobek
pembuluh darah leher kiri dan menyebabkan perdarahan aktif yang baru
dapat dihentikan setelah dilakukan operasi darurat segera setelah korban
masuk ke rumah sakit. Apabila korban tidak mendapatkan penanganan
dengan cepat maka Cedera tersebut menyebabkan ancaman bahaya maut
terhadap korban.
Tanggapan Terdakwa:
Terdakwa tidak memberikan tanggapan dan tidak keberatan dengan keterangan ahli
tersebut.
9. AHLI PIDANA
- Bahwa saksi menerangkan memberikan keterangan dalam keadaan sehat
Jasmani dan Rohani;
- Bahwa benar saksi diperiksa sebagai ahli pidana dalam perkara percobaan
pembunuhan berencana dan atau penganiayaan berencana atas nama saksi
korban Sdr.VICTOR TAMBATJONG.
- Bahwa menurut ahli suatu syarat perbuatan dapat dikualifikasikan sebagai
perbuatan tindak pidana percobaan pembunuhan berencana dengan
penyertaan apabila memenuhin unsur-unsur yang terdapat dalam Pasal 340
Jo. Pasal 53 Ayat (1) Jo. Pasal 55 Ayat (1) Ke-1 KUHP “yang melakukan, yang
menyuruh lakukan dan yang turut serta melakukan, mencoba melakukan
kejahatan dengan sengaja dan dengan rencana lebih dahulu, merampas
nyawa orang lain, jika niat untuk itu telah ternyata dari adanya permulaan
pelaksanaan, dan tidak selesainya pelaksanaan itu, bukan semata-mata
disebabkan karena kehendaknya sendiri”.
- Bahwa menurut ahli suatu syarat perbuatan dapat dikualifikasikan sebagai
perbuatan tindak pidana percobaan pembunuhan dengan penyertaan apabila
memenuhin unsur-unsur dalam Pasal 338 Jo. Pasal 53 Ayat (1) Jo. Pasal 55
Ayat (1) Ke-1 KUHP “yang melakukan, yang menyuruh lakukan dan yang
turut serta melakukan, mencoba melakukan kejahatan dengan sengaja
merampas nyawa orang lain, jika niat untuk itu telah ternyata dari adanya
permulaan pelaksanaan, dan tidak selesainya pelaksanaan itu, bukan semata-
mata disebabkan karena kehendaknya sendiri”.
- Dasar hukum tentang seseorang yang turut serta melakukan suatu tindak
pidana tetap dapat dipidana sebagai pelaku tindak pidana terdapat dalam
Pasal 55 ayat (1) KUHP yang menjelaskan tentang dader (turut serta)
seseorang dalam melakukan perbuatan tindak pidana.
- Bahwa menurut ahli cara untuk melihat niat pada diri seseorang dalam
melakukan tindak pidana adalah dapat dilihat melalui cara-cara seseorang
melakukan perbuatannya dalam tindak pidana didukung dengan bukti-bukti
yang sah.
- Saudara ahli menjelaskan bahwa perbuatan terdakwa johanes yang sengaja
menusukkan pisau sangkur ke leher korban secara berulang-ulang sudah
menunjukkan niat terdakwa dalam usaha menghilangkan nyawa korban
sehingga perbuatan terdakwa memenuhi unsur-unsur pasal yang didakwakan.
- Dan menurut ahli selama perbuatan-perbuatan terdakwa telah memenuhi
unsur-unsur pasal yang sudah jelaskan sebelumnya, maka perbuatan
terdakwa dapat dikatakan sudah memenuhi unsur-unsur pasal yang
didakwakan yakni pertama Pasal 340 Jo. Pasal 53 Ayat (1) Jo. Pasal 55 Ayat
(1) Ke-1 KUHP, Kedua Pasal 338 Jo. Pasal 53 Ayat (1) Jo. Pasal 55 Ayat (1)
Ke-1 KUHP.
- Menurut ahli perbedaan mendasar antara Pasal 340 Jo. Pasal 53 Ayat (1) Jo.
Pasal 55 Ayat (1) Ke-1 KUHP dengan Pasal 338 Jo. Pasal 53 Ayat (1) Jo. Pasal
55 Ayat (1) Ke-1 KUHP Perbedannya terdapat pada pasal 340 dan pasal 338,
dimana dalam pasal 338 KUHP dijelaskan tentang pokok delik pembunuhan /
pembunuhan biasa sedangkan dalam pasal 340 KUHP dijelaskan tentang
pembunuhan yang dilakukan dengan sengaja dan rencana terlebih dahulu.
Tanggapan Terdakwa:
Terdakwa tidak memberikan tanggapan dan tidak keberatan dengan keterangan ahli
tersebut.
B. Keterangan Terdakwa
Terdakwa di persidangan telah memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai
berikut:
- Bahwa terdakwa menerangkan memberikan keterangan dalam keadaan sehat
jasmani dan rohani.
- Bahwa benar terdakwa ditangkap oleh Team Gabungan Unit II Subdit 3 Resmob
Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Polres Maluku Tenggara dan Unit Reskrim Polsek
Kelapa Gading diantaranya bernama BRIGADIR FAHMI dan BRIPDA FARIZ
YUNIHANDOKO pada hari Sabtu tanggal 26 Oktober 2019 sekitar jam 19.00 WIT
di Desa Haar Ohoimel Kec. Kei Besar Utara Timur Ambon. Adapun alasan
terdakwa ditangkap dalam perkara Turut Serta Melakukan Percobaan
Pembunuhan Berencana dan atau Penganiayaan berencana terhadap korban
seorang Laki-laki yang bernama VICTOR TAMBATJONG yang terjadi pada hari
Jum’at tanggal 13 September 2019 sekitar jam 23.30 Wib bertempat di Jl.Raya
BGR Depan Sekolahan NJIS Kel. Kelapa Gading Barat Kec. Kelapa Gading Jakarta
Utara. Setelah dilakukan pemeriksaan berhasil disita barang bukti dari tangan
terdakwa berupa 1 (satu) buah handphone merk NOKIA type RM 1035 warna
putih.
- Bahwa benar yang menjadi pelaku turut serta melakukan percobaan
pembunuhan berencana dan atau penganiayaan berencana tersebut adalah
terdakwa bersama dengan teman terdakwa bernama Sdr. BAYU HIYAS
SULISTIAWAN, Sdr. BONGKY, Sdr. ANDRE alias LIBEX dan Sdr. IMAN,
sedangkan yang menjadi korbannya bernama Bpk. VICTOR TAMBATJONG.
- Bahwa benar sebelumnya terdakwa tidak kenal dan tidak memiliki hubungan
keluarga dengan saksi korban Sdr. VICTOR TAMBATJONG, tetapi memang benar
terdakwa pernah bertemu dengan korban sebelum kejadian di Restoran
Yoshinoya dan pada saat perjalanan mereka bertiga bersama naik mobil milik
saksi korban serta pada saat kejadian terdakwa dan teman- temannya
melakukan penusukan dengan menggunakan pisau sangkur untuk melakukan
pembunuhan terhadap saksi korban Sdr.VICTOR TAMBATJONG.
- Bahwa benar sebelumnya terdakwa tidak memiliki permasalahan atau dendam
pribadi dengan korban, adapun yang menjadi motif atau faktor penyebab atau
latar belakangnya karena BAYU HIYAS SULISTIAWAN bersama dengan teman
terdakwa bernama Sdr. BONGKY dan Sdr. ANDRE alias LIBEX yang mengajak
atau menyuruh terdakwa untuk melakukan pembunuhan terhadap korban Bpk.
VICTOR TAMBATJONG yang menurut BAYU HIYAS SULISTIAWAN justru istrinya
saksi korban yang menyuruh kepada Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN untuk
membunuh suaminya sendiri karenakan saksi korban memiliki wanita simpanan
lain sehingga istrinya merasa sakit hati dan menyuruh BAYU HIYAS
SULISTIAWAN untuk melakukan pembunuhan. Adapun rencana untuk
melakukan pembunuhan terhadap diri saksi korban tersebut disampaikan oleh
Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN kepada terdakwa dan tiga orang teman
terdakwa bernama Sdr. BONGKY, Sdr. ANDRE alias LIBEX dan Sdr. IMAN ketika
berada di sebuah kamar Hotel Fave Kelapa Gading Jakarta Utara pada tanggal
11 September 2019 atau dua hari sebelum pelaksanaan eksekusi.
- Bahwa benar terdakwa bersedia diajak atau disuruh oleh Sdr. BAYU HIYAS
SULISTIAWAN bersama dengan temannya yang bernama Sdr. BONGKY dan Sdr.
ANDRE alias LIBEX untuk melakukan pembunuhan terhadap saksi korban Sdr.
VICTOR TAMBATJONG dan memang benar terdakwa mendapatkan pembagian
uang muka pembayaran dari Sdr. BONGKY jumlahnya sebesar Rp. 25.000.000,-
(dua puluh lima juta rupiah) untuk melakukan pembunuhan ini dan sisanya
sebesar Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) akan dibayarkan setelah
berhasil melakukan eksekusi, karena menurut penjelasan Sdr. BONGKY untuk
melakukan pembunuhan ini total uang bayarannya Rp.200.000.000,- (dua ratus
juta rupiah) yang ternyata sumber uangnya berasal dari Ibu YULIANA yang
merupakan istri saksi korban. Setelah itu uang tersebut dibagi empat orang yaitu
terdakwa, Sdr. BONGKY, Sdr. ANDRE alias LIBEX dan Sdr. IMAN yang masing-
masing akan mendapatkan uang bayaran sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh
juta rupiah).
- Bahwa benar setelah disuruh atau diminta untuk melakukan pembunuhan
terhadap saksi korban Sdr.VICTOR TAMBATJONG, selanjutnya yang dilakukan
oleh terdakwa bersama dengan teman-temannya adalah mempersiapkan senjata
tajam sebagai alat untuk melakukan pembunuhan yaitu 2 (dua) bilah pisau
sangkur warna hitam tanpa gagang sehingga pada bagian gagang pisau sengaja
dibalut dengan kain warna merah milik terdakwa dan yang satu lagi gagangnya
sengaja dibalut dengan kain warna biru untuk teman terdakwa Sdr. IMAN.
Selanjutnya mereka berlima yaitu terdakwa, Sdr.BAYU HIYAS SULISTIAWAN,
Sdr.BONGKY, Sdr.ANDRE alias LIBEX dan Sdr.IMAN merencanakan atau
membuat skenario untuk melakukan pembunuhan terhadap korban VICTOR
TAMBATJONG. Dalam hal ini Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN sudah kenal baik
dengan saksi korban sehingga mudah bagi mereka untuk melaksanakan eksekusi
pembunuhan terhadap saksi korban.
- Bahwa benar para pelaku berjumlah 5 (lima) yaitu terdakwa, Sdr. BAYU HIYAS
SULISTIAWAN, Sdr.BONGKY, Sdr.ANDRE alias LIBEX dan Sdr.IMAN, dalam
melakukan penganiayaan berencana tersebut dengan menggunakan alat berupa
2 (dua) bilah pisau sangkur warna hitam pada bagian gagangnya dibalut kain
warna merah diikat menggunakan isolatif warna putih milik terdakwa dan yang
satu lagi gagangnya sengaja dibalut dengan kain warna biru untuk teman
terdakwa Sdr. IMANUEL alias IMAN. Sedangkan caranya pada saat kejadian saksi
korban Sdr. VICTOR TAMBATJONG berada di dalam mobil milik saksi korban
merk TOYOTA AVANZA 1.3 Veloz AT warna silver metalik tahun pembuatan 2019
No. Pol.: B-2603-UKT tepatnya di bangku depan sebelah kanan bersama dengan
Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN yang duduk di bangku depan sebelah kiri dan
terdakwa duduk di bangku tengah sebelah kiri. Pada saat saksi korban
mengemudikan mobil tersebut maka Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN sengaja
minta berhenti dengan berpura-pura perut mual mau muntah. Kemudian korban
menghentikan mobilnya tidak jauh dari lokasi Hotel BNB tepatnya di Jl. Raya
BGR Depan Sekolahan NJIS Kel. Kelapa Gading Barat Kec. Kelapa Gading Jakarta
Utara yang saat itu suasananya agak terang dengan lampu penerangan
termasuk lampu mobil yang melintas. Pada saat itu Sdr. BAYU HIYAS
SULISTIAWAN turun dari dalam mobil dan sengaja tidak menutup pintu
depan sebelah kiri sambil memberikan kode menganggukkan kepala dua kali kea
rah terdakwa sebagai tanda waktunya terdakwa melakukan eksekusi. Kemudian
dalam hitungan beberapa detik pada saat itu terdakwa yang duduk di bangku
tengah sebelah kiri langsung melakukan eksekusi dengan menggunakan 1 (satu)
bilah pisau sangkur warna hitam pada bagian gagangnya dibalut kain warna
merah diikat menggunakan isolatif warna putih yang terdakwa pegang dengan
tangan kanan dan terdakwa tusukkan ke leher saksi korban secara berulang-
ulang dengan sekuat tenaga yang mengenai bagian leher sebelah kiri dan leher
belakang. Pada saat itu teman terdakwa Sdr. IMAN yang baru datang naik
sepeda motor dari arah belakang langsung turun dan masuk ke dalam mobil
melalui pintu depan sebelah kiri yang dalam keadaan terbuka dengan
memegang 1 (satu) bilah pisau sangkur warna hitam pada bagian gagangnya
dibalut kain warna biru diikat menggunakan isolatif warna putih dengan tangan
kanan dan ditusukkan ke arah badan saksi korban sebelah kiri. Karena saksi
korban melakukan perlawanan dengan tancap gas kabur menggunakan
mobilnya, sehingga mereka gagal melakukan pembunuhan dan korban selamat
masih hidup hanya mengalami luka tusuk terutama bagian lehernya.
- Bahwa benar swalnya pada hari Minggu tanggal 28 Juli 2019 terdakwa diajak
oleh Sdr. ANDRE alias LIBEX untuk menemui teman kita di Surabaya bernama
Sdr. BONGKY karena ada pekerjaan menjadi Debt Collector. Setelah itu sekitar
empat hari kemudian mereka berdua berangkat dari Tual Kei Kecil Maluku
Tenggara menuju ke Surabaya naik pesawat menggunakan tiket yang sudah
dibayar oleh Sdr.BONGKY. Setelah empat hari berada di Surabaya, kemudian
mereka berempat terdakwa, BONGKY, ANDRE alias LIBEX dan IMAN pergi ke
Jakarta, sesampainya di Jakarta pada tanggal 02 Agustus 2019 dan saat itu
mereka berempat mendapatkan pembagian uang muka pembayaran dari Sdr.
BONGKY jumlahnya sebesar Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) untuk
melakukan pembunuhan terhadap saksi korban Sdr. VICTOR TAMBATJONG dan
sisanya sebesar Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) akan dibayarkan
setelah berhasil melakukan eksekusi. Selama berada di Jakarta mereka tinggal
menjadi satu kamar di rumah kost daerah Tanah Merah Dekat Kelapa Gading
Jakarta Utara yang sudah dipersiapkan oleh Sdr. BONGKY mulai dari tanggal 02
Agustus 2019 sampai dengan tanggal 13 September 2019 dan mereka
menggunakan uang pembagian tersebut untuk biaya hidup sehari-hari.
Kemudian terdakwa dan Sdr. BONGKY empat kali bertemu dnegan Sdr. BAYU
HIYAS SULISTIAWAN, yang pertama kali bertemu di sebuah restoran Kelapa
Gading dimana saat itu Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN menceritakan bahwa
istrinya korban bersama dengan dirinya pernah berusaha membunuh saksi
korban menggunakan racun sianida namun tidak berhasil sehingga beralih
menggunakan cara pembunuh bayaran. Kemudian pertemuan yang kedua
terdakwa bersama dengan Sdr.BONGKY kembali menemui Sdr.BAYU HIYAS
SULISTIAWAN guna menunjukkan rumah saksi korban di daerah Gading Kirana
Kelapa Gading. Setelah itu pertemuan yang ketiga pada tanggal 11 September
2019 jam 14.00 Wib mereka berlima mengadakan pertemuan di sebuah kamar
Hotel Fave Kelapa Gading Jakarta Utara mereka berempat terdakwa, BONGKY,
ANDRE alias LIBEX dan IMAN bertemu dengan BAYU HIYAS SULISTIAWAN,
adapun yang dilakukan pada saat itu adalah merencanakan cara melakukan
pembunuhan terhadap diri saksi korban Sdr.VICTOR TAMBATJONG. Pada saat itu
Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN bertanya kepada mereka “SIAPA YANG MAU
IKUT DENGAN TERDAKWA BERTEMU DENGAN KORBAN?”. Kemudian BONGKY
dan ANDRE alias LIBEX menyuruh terdakwa untuk ikut bersama dengan Sdr.
BAYU HIYAS ULISTIAWAN”, pada saat itu terdakwa bertanya apa tugas yang
terdakwa lakukan dan dijawab melakukan eksekusi terhadap saksi korban hingga
mati. Awalnya terdakwa terkejut mengapa saksi korban harus dibunuh bukannya
hanya disuruh untuk menagih hutang, pada saat itu BAYU HIYAS SULISTIAWAN
menjelaskan bahwa justru istrinya saksi korban yang menyuruh untuk
membunuh suaminya sendiri karena korban/suaminya memiliki wanita simpanan
lain sehingga istrinya merasa sakit hati dan menyuruh BAYU HIYAS
SULISTIAWAN untuk melakukan pembunuhan, setelah saksi korban mati maka
tas dan barang-barang yang dibawa saksi korban agar diserahkan kepada BAYU
HIYAS SULISTIAWAN untuk diberikan kepada istrinya saksi korban. Kemudian
Sdr. BONGKY yang membagi tugas dan peranan mereka berlima masing-masing
dalam merencanakan untuk melakukan pembunuhan terhadap diri saksi korban
tersebut mereka mengadakan pertemuan sekitar tiga jam setelah itu mereka
pulang meninggalkan hotel. Selanjutnya terdakwa dan teman-teman terdakwa
menyiapkan senjata tajam sebagai alat untuk melakukan pembunuhan yaitu 2
(dua) bilah pisau sangkur warna hitam tanpa gagang sehingga pada bagian
gagang pisau sengaja dibalut dengan kain warna merah milik terdakwa dan yang
satu lagi gagangnya sengaja dibalut dengan kain warna biru untuk temannya
bernama IMANUEL alias IMAN.
- Bahwa benar pada hari Jum’at tanggal 13 September 2019 sekitar jam 21.45
Wib terdakwa bersama dengan rekan terdakwa yang bernama Sdr. BAYU HIYAS
SULISTIAWAN nongrong di Restoran Yoshinoya Kelapa Gading Jakarta Utara
dimana Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN saat itu mengenakan pakaian baju
lengan panjang warna coklat motif kotak-kotak dan topi warna hitam serta
celana panjang warna hitam, sednagkan terdakwa mengenakan pakaian switer
warna hitam dan topi warna hitam serta selana warna krem. Pada saat itu
terdakwa melihat Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN mengge chat korban melalui
via Whatsapp kemudian mengajak saksi korban untuk bertemu di restoran
tersebut, sedangkan tiga orang teman terdakwa bernama BONGKY, ANDRE alias
LIBEX dan IMAN mengawasi / memantau dari luar restoran, setelah mereka
menunggu sekitar satu jam terdakwa melihat korban datang ke Restoran
Yoshinoya Kelapa Gading mengedarai mobil merk Toyota Avanza warma Silver
Metalik No. Pol. : B-2603-UKT kemudian menemui mereka berdua. Pada saat itu
mereka bertiga makan dan minum sambil ngobrol selama sekitar 30 menit maka
BAYU HIYAS SULISTIAWAN dihubungi oleh Sdr. BONGKY dengan maksud
memberitahukan bahwa seolah-olah bapaknya sedang sakit sesuai rencana yang
sudah disepakati untuk meminjam mobil kepada korban. Kemudian Sdr BAYU
bicara kepada saksi korban Sdr. VICTOR TAMBATJONG untuk meminjam
mobilnya dengan berpura-pura untuk mengantar bapaknya yang sedang sakit,
selanjutnya saksi korban VICTOR TAMBATJONG mau meminjamkan mobilnya
namun sebelum mobil diserahkan saksi korban VICTOR TAMBATJONG minta
diantar pulang terlebih dahulu ke rumahnya. Setelah itu mereka pergi
meninggalkan tempat tersebut naik mobil milik korban merk Toyota Avanza
warma Silver Metalik No. Pol. B 2603 UKT yang dikemudikan oleh korban,
sedangkan tiga orang teman terdakwa bernama BONGKY, ANDRE alias LIBEX
dan IMAN mengikuti dari arah belakang mobil masing-masing naik sepeda
motor. Kemudian Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN berpura-pura akan mengambil
kameranya yang tertinggal di Hotel BNB Kelapa Gading sehingga meminta
kepada saksi korban untuk mampir ke hotel, padahal mengenai bapaknya sakit
keras dan juga akan ambil kamera di hotel tersebut hanya bohong karena ini
merupakan bagian dari skenario mereka. Sebenarnya dalam perjalan di mobil
tersbeut saat itu mereka menunggu saat yang tepat untuk melakukan eksekusi
terhadap saksi korban, namun belum ada kesempatan hingga saksi korban
menghentikan mobilnya di dekat Lobby Hotel BNB. Sesampainya di depan Hotel
BNB sekitar jam 23.20 Wib maka saksi korban menunggu dalam mobil di
pinggir jalan depan Hotel BNB, sedangkan Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN
bersama dengan terdakwa turun dari dalam mobil dan masuk ke dalam hotel
bukan ambil kamera tetapi hanya masuk ke dalam toilet. Ketika berada di dalam
toilet maka Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN telepon kepada Sdr.BONGKY agar
stand by di belakang mobil saksi korban yang parkir di depan Hotel BNB.
Kemudian mereka berdua keluar dari dalam toilet berjalan kaki melewati lobby
hotel dan pergi menemui saksi korban yang menunggu di dalam mobil, pada
saat itu terdakwa melihat Sdr. BONGKY dan Sdr. ANDRE alias LIBEX dan
Sdr.IMAN sudah menunggu di belakang mobil dengan jarak sekitar 50 meter
kondisi jalan lurus. Setelah itu mereka masuk ke dalam mobil korban dengan
posisi saksi korban Sdr. VICTOR TAMBATJONG sebagai pengemudi duduk di
bangku depan sebelah kanan, Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN duduk di bangku
depan sebelah kiri dan terdakwa duduk di bangku tengah sebelah kiri. Pada saat
korban mengemudikan mobil tersebut maka Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN
sengaja minta berhenti dengan berpura-pura perutnya mual mau muntah.
Kemudian saksi korban menghentikan mobilnya tidak jauh dari lokasi Hotel BNB
tepatnya di Jl. Raya BGR Depan Sekolahan NJIS Kel. Kelapa Gading Barat Kec.
Kelapa Gading Jakarta Utara yang saat itu suasananya agak terang dengan
lampu penerangan termasuk lampu mobil yang melintas. Pada saat itu terdakwa
melihat Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN turun dari dalam mobil dan sengaja
tidak menutup pintu depan sebelah kiri sambil memberikan kode
menganggukkan kepala dua kali kearah terdakwa sebagai tanda waktunya
terdakwa melakukan eksekusi. Kemudian dalam hitungan beberapa detik pada
saat itu terdakwa yang duduk di bangku tengah sebelah kiri langsung melakukan
eksekusi dengan menggunakan 1 (satu) bilah pisau sangkur warna hitam pada
bagian gagangnya dibalut kain warna merah diikat menggunakan isolatif warna
putih yang terdakwa pegang dengan tangan kanan dan terdakwa tusukkan ke
leher saksi korban secara berulang-ulang dengan sekuat tenaga yang mengenai
bagian leher sebelah kiri dan leher belakang lebih dari dua tusukan. Pada saat
itu teman terdakwa Sdr. IMAN yang baru datang naik sepeda motor dari arah
belakang langsung turun dan masuk ke dalam mobil melalui pintu depan sebelah
kiri yang dalam keadaan terbuka dengan memegang 1 (satu) bilah pisau
sangkur warna hitam pada bagian gagangnya dibalut kain warna biru diikat
menggunakan isolatif warna putih dipegang dengan tangan kanan dan
ditusukkan ke arah badan saksi korban sebelah kiri. Karena saksi korban
melakukan perlawanan dengan tancap gas kabur menggunakan mobilnya
sehingga Sdr. IMAN terpental keluar, sedangkan terdakwa yang masih berada di
dalam mobil meskipun masih memegang pisau sangkur namun melihat saksi
korban tancap gas dengan kondisi terluka sambil berteriak “TURUN GAK LOE…
TURUN GAK LOE…!” kemudian terdakwa membuka pintu mobil dan melepaskan
genggaman pisau sangkut tertinggal dalam mobil saksi korban karena terdakwa
loncat keluar dari dalam mboil hingga terguling-guling ke aspal. Kemudian
terdakwa dijemput oleh Sdr. ANDRE alias LIBEX naik sepeda motor pergi
meninggalkan tempat kejadian perkara, sedangkan Sdr. BONGKY berboncengan
naik sepeda motor dengan Sdr. IMAN, sementara Sdr. BAYU HIYAS
SULISTIAWAN sudah kabur lebih duluan naik sepeda motornya sendiri, sehingga
mereka gagal melakukan pembunuhan dan korban selamat masih hidup hanya
mengalami luka tusuk terutama bagian lehernya. Setelah itu terdakwa sempat
kabur ke daerah Bekasi bersama dengan Sdr. ANDRE alias LIBEX kemudian
sempat melakukan pertemuan berempat di daerah Pasar Senen Jakarta Pusat.
Selanjutnya terdakwa kabur naik bus ke Surabaya hingga dua minggu kemudian
naik Kapal Pelni ke kampung halaman terdakwa di Desa Ohitel RT/RW tidak
ingat Kel. Kecoblak Kec. Pulo Dula Utara Kota Tual Kab. Maluku Tenggara
Ambon. Selanjutnya Team Gabungan Unit II Subdit 3 Resmob Ditreskrimum
Polda Metro Jaya, Polres Maluku Tenggara dan Unit Reskrim Polsek Kelapa
Gading diantaranya bernama Terdakwa IX BRIGADIR FAHMI dan Terdakwa X
BRIPDA FARIZ YUNIHANDOKO telah berhasil melakukan penangkapan terhadap
diri terdakwa pada hari Sabtu tanggal 26 Oktober 2019 sekitar jam 19.00 WIT di
Desa Haar Ohoimel Kec. Kei Besar Utara Timur Ambon. Kemudian terdakwa
dibawa ke Polda Metro Jaya dan diserahkan ke Polsek Kelapa Gading, setelah
dilakukan pemeriksaan berhasil disita barang bukti dari tangan terdakwa
berupa : 1 (satu) buah handphone merk NOKIA type RM 1035 warna putih yang
terdakwa pergunakan sebagai alat komunikasi antara terdakwa dengan Sdr.
BONGKY dan Sdr. IMAN selama dalam upaya pembunuhan terhadap diri korban,
sedangkan uang pembagian yang terdakwa terima sebesar Rp. 25.000.000,-
(dua puluh lima juta rupiah) telah habis selama dalam pelarian.
- Bahwa benar akibat dari tusukan pisau sangkur tersebut terdakwa melihat pada
foto saksi korban yang mengalami luka tusuk mengeluarkan banyak darah yang
paling parah pada bagian leher sebelah kiri dekat urat nadi pembuluh darah
utama hingga menjalani operasi dan dijahit. Selain itu saksi korban menderita
luka tusuk pada bibir atas sebelah kanan yang tembus ke gusi sehingga dijahit
luar dan dalam. Kemudian saksi korban juga menderita beberapa luka goresan
pada bagian tubuhnya yaitu kepala bagian belakang, lengan tangan kiri, dekat
siku dalam tangan kiri.
- Bahwa benar maksud dan tujuan terdakwa dan teman-teman terdakwa dalam
melakukan penusukan menggunakan pisau sangkur terhadap diri saksi korban
Sdr. VICTOR TAMBATJONG adalah untuk membunuh atau menghilangkan
nyawanya, sehingga tusukan pisau sangkur tersebut sengaja terdakwa arahkan
ke sasaran yang mematikan yaitu lehernya dekat urat nadi pembuluh darah
besar.
- Bahwa benar barang buktinya yang masih terdakwa ingat bahwa : mobil merk
TOYOTA AVANZA 1.3 Veloz AT warna silver metalik tahun pembuatan 2019 No.
Pol. : B-2603-UKT merupakan mobil yang dipakai oleh saksi korban pada saat
kejadian, 1 (satu) bilah pisau sangkur warna hitam pada bagian gagangnya
dibalut kain warna merah dan diikat menggunakan isolatif warna putih yang
terdakwa pakai untuk menusuk leher saksi korban, Uang tunai sebesar Rp.
70.000.000,- (tujuh puluh juta rupiah) merupakan sisa uang yang belum
dibayarkan oleh Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN.
- Bahwa terdakwa mengaku menyesali perbuatan Terdakwa dan berjanji tidak
akan mengulangi perbuatan yang sama lagi.
- Bahwa terdakwa membenarkan barang bukti yang diperlihatkan dipersidangan.
C. Barang Bukti
Barang bukti yang diajukan dalam persidangan antara lain:
1. 1 (satu) bilah pisau sangkur warna hitam pada bagian gagangnya dibalut kain
warna merah dan diikat menggunakan isolatif warna putih;
2. Tas ransel merk eiger warna hitam berisi Uang tunai sebesar Rp. 70.000.000,-
(tujuh puluh juta rupiah);
3. 1 (satu) buah handphone merk OPPO F5 warna hitam dengan Nomor Imei
355222/09/060683/2 dan 355223/09/060683/0 dengan nomor Simcard
08121006767 dan 081585085185 yang terdapat bukti percakapan para pelaku di
WhatsApp.
4. lembar print out rekening koran Bank BCA No. Rek. 1307775000 atas nama BAYU
HIYAS SULISTIAWAN;
5. 1 (satu) buah buku tabungan Bank BCA No. Rek. 2841114428 atas nama
YULIANA
6. Bukti transfer dari rekening yuliana ke rekening bayu hias sebesar
Rp.300,000.000 (Tiga Ratus Juta Rupiah)
7. Kantong plastik kecil berisi serbuk warna putih (sianida);
Hormat kami,
Tim Penasehat Hukum Terdakwa