Anda di halaman 1dari 46

NOTA PEMBELAAN

(PLEDOOI)

Dalam Perkara Pidana No. 150/Pid.B/2020/PN Jkt. Utr


Atas Surat Tuntutan Jaksa Penuntut Umum
No. Register Perkara: PDM- 150/JKT. UTR/9/2020

Atas Nama Terdakwa


JOHANES RONALD SEBENAN

Diajukan oleh Penasihat Hukum


Laella Millinia, S.H., M.H.
Nurlita Rina Lusianingrum, S.H., M.H.

DIDAKWA
Kesatu:
Sebagaimana diatur dan diancam pidana berdasarkan ketentuan Pasal 340 Jo. Pasal
53 Ayat (1) Jo. Pasal 55 Ayat (1) Ke-1 KUHP
Atau
Kedua:
Sebagaimana diatur dan diancam pidana berdasarkan ketentuan Pasal 338 Jo. Pasal
53 Ayat (1) Jo. Pasal 55 Ayat (1) Ke-1 KUHP
I. PENDAHULUAN
Majelis Hakim Yang Terhormat,
Jaksa Penuntut Umum Yang Kami Hormati,
Saudara Terdakwa Dan Hadirin Yang Kami Hormati,
Sidang Yang Saya Muliakan,

Yang bertanda tangan di bawah ini,

Laella Millinia, S.H., M.H.


Nurlita Rina Lusianingrum, S.H., M.H.

Selaku Advokat pada kantor pengacara LN & Associates, yang berkantor di


Jalan Boulevard Raya WE2 1KL, RT.13/RW.16, Klp. Gading Tim., Kec. Klp.
Gading, Kota Jakarta Utara, dalam hal ini berdasarkan Surat Kuasa Khusus
tanggal 20 November 2019 bertindak sebagai Penasihat Hukum untuk dan atas
nama Terdakwa:
Nama lengkap : Johanes Ronald Sebenan
Tempat lahir : Langgur
Umur/tanggal lahir : 29 tahun / 20 Agustus 1990
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kewarganegaraan : Indonesia
Tempat tinggal : Jl. A. Yani RT 012/09, Kel. Kebon Sirih, Kec.
Mimika Baru, Kab. Mimika Provinsi Papua.
Agama : Katholik
Pekerjaan : Buruh

Setelah membaca dan mempelajari Surat Dakwaan dan Surat Tuntutan yang
diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum, maka kami selaku Penasihat Hukum
Terdakwa, sesuai dengan ketentuan Pasal 182 ayat (1) huruf b Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) akan mengajukan nota pembelaan.
II. FAKTA-FAKTA PERSIDANGAN
A. Keterangan Saksi-Saksi
1. VICTOR TAMBATJONG, dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan
sebagai berikut:
- Bahwa saksi menerangkan memberikan keterangan dalam keadaan sehat
Jasmani dan Rohani;
- Bahwa saksi diperiksa dan didengar keterangannya dalam keadaan sehat
jasmani dan rohani serta bersedia diperiksa dan akan memberikan
keterangan yang benar tidak lain daripada yang sebenarnya;
- Bahwa saksi mengerti sekarang ini diperiksa dan dimintai keterangan sebagai
saksi Korban dalam perkara dugaan tindak pidana percobaan pembunuhan
berencana dan atau penganiayaan berencana yang dilakukan terhadap saksi;
- Bahwa saksi mengetahui perkara percobaan pembunuhan berencana dan
atau penganiayaan berencana tersebut terjadi pada hari Jum’at tanggal 13
September 2019 sekitar jam 23.30 Wib bertempat diJl.Raya BGR Depan
Sekolahan NJIS Kel. Kelapa Gading Barat Kec. Kelapa Gading Jakarta Utara
yang dilakukan oleh Terdakwa JOHANES RONALD SEBENAN, dan BAYU HIYAS
SULISTIAWAN sedangkan yang menjadi korban atau pihak yang dirugikan
saksi sendiri;
- Bahwa sebelumnya saksi sudah kenal dan sering bertemu dengan BAYU
HIYAS SULISTIAWAN dalam hal pekerjaan dimana BAYU HIAS SULISTIAWAN
pernah bekerja sebagai Sopir Kantor selama dua minggu. Sedangkan untuk
Terdakwa saksi tidak kenal serta tidak memiliki hubungan keluarga;
- Bahwa sebelumnya saksi tidak memiliki permasalahan atau dendam pribadi
dengan para pelaku dan sampai sekarang ini saksi juga tidak mengetahui apa
motif atau faktor penyebab atau latar belakang sehingga para pelaku
melakukan percobaan pembunuhan berencana dan atau penganiayaan
berencana terhadap diri saksi. Karena setahu saksi selama saksi kenal dengan
saksi BAYU HIYAS SULISTIAWAN tidak ada permasalahan pribadi dengan
saksi, apalagi dengan Terdakwa;
- Bahwa pada saat kejadian saksi berada di tempat kejadian perkara bersama
dengan BAYU HIYAS SULISTIAWAN yang saat itu mengajak Terdakwa;
- Bahwa para pelaku dalam melakukan penganiayaan tersebut
denganmenggunakan alat berupa 1 (satu) bilah pisau sangkur warna hitam
pada bagian gagangnya dibalut kain warna merah dan diikat menggunakan
isolatif warna putih.
- Bahwa cara terdakwa dan BAYU HIYAS SULISTIAWAN pada saat kejadian
saksi berada di dalam mobil milik saksi merk TOYOTA Veloz AT warna silver
metalik tahun pembuatan 2019 No. Pol. : B-2603-UKT tepatnya di bangku
depan sebelah kanan bersama dengan Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN yang
duduk di bangku depan sebelah kiri dan Terdakwa yang tidak dikenal duduk
di bangku tengah sebelah kiri. Pada saat saksi mengemudikan mobil tersebut
tiba-tiba Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN mendadak minta berhenti dengan
alasan perutnya mual mau muntah. Kemudian kami berhenti di depan Jl.
Raya BGR Depan Sekolahan NJIS Kel. Kelapa Gading Barat Kec. Kelapa
Gading Jakarta Utara yang saat itu suasananya gelap tanpa ada lampu
penerangan. Setelah Sdr.BAYU HIYAS SULISTIAWAN turun dari dalam mobil
maka dalam hitungan beberapa detik pada saat itu terdakwa yang duduk di
bangku tengah dengan menggunakan senjata tajam jenis pisau sangkur
dipegang dengan tangan dan ditusukkan ke leher saksi secara berulang-
ulang. Setelah itu datang terdakwa ketiga yaitu seorang laki-laki yang tidak
dikenal mengendarai sepeda motor kemudian turun dan masuk melalui pintu
depan sebelah kiri yangsengaja tidak ditutup oleh Sdr.BAYU HIYAS
SULISTIAWAN. Pada saat itu saksi melihat pelaku ketiga tersebut memegang
sebilah pisau dengan tangan kanan dan akan di tusukkan ke arah saksi,
kebetulan mobil masinnya masih hidup sehingga saksi menginjak gasnya dan
dua orang pelaku tersebut meloncat turun dari dalam mobil. Selanjutnya saksi
dalam keadaan terluka dan berdarah membawa mobil tersebut ke RS. Mitra
Keluarga Kelapa Gading Jakarta Utara.

- Bahwa pada pertengahan bulan April 2019 istri saksi YULIANA


memperkenalkan temannya dalam bidang pekerjaan Multy Level Marketing
(MLM) yang bernama Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN, setelah kenal
kemudian Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN meminta pekerjaan kepada saksi
namun karena belum ada posisi yang pas sehingga BAYU HIYAS
SULISTIAWAN bekerja kepada saksi sebagai sopir kantor milik saksi bidang
perdagangan bahan tambang batubara di Jakarta namun hanya bertahan
selama sekitar dua minggu yang kemudian Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN
keluar pada akhir bulan Juni 2019 dan tidak ada permasalahan dengan
pembayaran uang gaji. Akhirnya kami janjian bertemu di Restoran Yoshinoya
Kelapa Gading Jakarta Utara, dan pada malam hari itu sekitar jam 22.45 Wib
saksi bertemu dengan Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN yang ditemani oleh
Terdakwa yang berasal dariIndonesia Timur. Setelah ngobrol sekitar dua
puluh menit, tiba-tiba Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN mendapat telepon dari
seseorang yang mengabarkan bahwa ayahnya sedang sakit kondisi kritis,
kemudian akan meminjam mobil milik saksi merk TOYOTA AVANZA 1.3 Veloz
AT warna silver metalik tahun pembuatan 2019 No. Pol. : B-2603-UKT dan
saat itu saksi memberikan ijin kepadanya untuk meminjam mobil saksi namun
terlebih dahulu agar mengantar saksi pulang ke rumah. Kemudian kami
bertiga meninggalkan Restoran Yoshinoya dan naik mobil merk TOYOTA
AVANZA 1.3 Veloz AT warna silverq metalik tahun pembuatan 2019 No. Pol. :
B-2603-UKT menuju ke rumah namun di tengah perjalanan Sdr.BAYU HIYAS
SULISTIAWAN meminta kepada saksi untuk mampir ke BNB Hotel Kelapa
Gading dengan alasan harus memberitahu kepada klien bahwa besok tidak
dapat menghandle pekerjaan dokumentasi karena ayahnya sedang sakit
kondisi kritis. Sesampainya di depan Hotel BNB sekitar jam 23.20 Wib maka
Sdr.BAYU HIYAS SULISTIAWAN bersama dengan kedua pelaku lainnya
tersebut turun dan terlihat masuk ke dalam hotel, sedangkan saksi menunggu
dalam mobil di pinggir jalan depan BNB Hotel. Sekitar sepuluh menit saksi
menunggu kemudian dua orang tersebut kembali masuk ke dalam mobil
dimana dengan posisi saksi sebagai pengemudi duduk di bangku
depansebelah kanan, Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN duduk di bangku depan
sebelah kiri dan terdakwa duduk di bangku tengah sebelah kiri. Pada saat
saksi mengemudikan mobil tersebut dan baru berjalan sekitar dua puluh
meter tiba-tiba Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN mendadak minta berhenti
dengan alasan perutnya mual mau muntah. Kemudian kami berhenti di depan
Jl. Raya BGR Depan Sekolahan NJIS Kel. Kelapa Gading Barat Kec. Kelapa
Gading Jakarta Utara yang saat itu suasananya gelap tanpa ada lampu
penerangan. Setelah Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN turun dari dalam mobil
maka dalam hitungan beberapa detik pada saat itu terdakwa yang duduk di
bangku tengah dengan menggunakan senjata tajam senis pisau sangkur
dipegang dengan tangan dan ditusukkan ke leher saksi secara berulang-
ulang. Setelah itu datang ketiga pelaku lainnya yaitu seorang laki-laki yang
tidak dikenal mengendarai sepeda motor kemudian turun dan masuk melalui
pintu depan sebelah kiri yang sengaja tidak ditutup oleh Sdr. BAYU HIYAS
SULISTIAWAN. Pada saat itu saksi melihat ketiga pelaku lainnya tersebut
memegang sebilah pisau dengan tangan kanan dan akan di tusukkan ke arah
saksi, kebetulan mobil masinnya masih hidup sehingga saksi menginjak
gasnya dan dua orang terdakwa tersebut meloncat turun dari dalam mobil.
Selanjutnya saksi dalam keadaan terluka dan berdarah membawamobil
tersebut ke RS. Mitra Keluarga Kelapa Gading Jakarta Utara dan dilakukan
rawat inap selama 4 (empat) hari mulai dari hari Sabtu tanggal 14 September
2019 sampai dengan hari Selasa tanggal 17 September 2019 baru bisa
pulang. Selama dirawat di rumah sakit maka ada beberapa orang Anggota
Polsek Kelapa Gading yang menerima laporan kejadian ini melakukan
interogasi terhadap diri saksi dan berusaha melakukan pencarian terhadap
para pelakunya.
- Bahwa akibat dari tusukan pisau sangkur tersebut maka korban mengalami
luka tusuk mengeluarkan banyak darah yang paling parah pada bagian leher
sebelah kiri dekat urat nadi pembuluh darah utama hingga menjalani operasi
dijahit luar dalam dengan jumlah jahitan sangat banyak. Selain itu saksi
menderita luka tusuk pada bibir atas sebelah kanan yang tembus ke gusi
sehingga dijahit luar dan dalam. Kemudian saksi juga menderita beberapa
luka goresan pada bagian tubuh saksi yaitu kepala bagian belakang, lengan
tangan kiri, dekat siku dalam tangan kiri.
- Bahwa akibat luka karena tusukan pisau sangkur tersebut maka hal ini
menjadikan halangan bagi korban untuk melakukan pekerjaan / jabatan
sehari-hari, karena saksi telah dirawat inap atau opname di RS. Mitra
Keluarga Kelapa Gading selama 4 (empat) hari bahkan sampai sekarang ini
saksi belum dapat beraktifitas pekerjaan saksisebagai Direktur di sebuah
perusahaan swasta.
- Bahwa saksi yakin maksud dan tujuan para pelaku dalam melakukan
penusukan menggunakan pisau sangkur terhadap diri saksi adalah untuk
membunuh atau menghilangkan nyawa saksi, hal ini saksi ketahui dari
tusukan pisau sangkur tersebut ke arah leher saksi dekat urat nadi pembuluh
darah besar. Kemudian karena terdakwa tidak ada dendam pribadi dengan
saksi sehingga saksi yakin ada pihak lain yang terlibat turut serta atau
menyuruh para pelaku.
- Bahwa saksi membenarkan barang bukti yang diperlihatkan dipersidangan;
Tanggapan Terdakwa
Terdakwa memberikan pendapat bahwa keterangan saksi benar dan Terdakwa tidak
keberatan dengan keterangan saksi tersebut.

2. MASFUT, dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:


- Bahwa saksi menerangkan memberikan keterangan dalam keadaan sehat
Jasmani dan Rohani;
- Bahwa benar saksi mengerti diperiksa dalam perkara percobaan pembunuhan
berencana dan atau penganiayaan berencana atas nama saksi korban
Sdr.VICTOR TAMBATJONG.
- Bahwa benar saksi yang menjadi korbannya adalah Bpk.
VICTORTAMBATJONG, sedangkan yang menjadi pelaku percobaan
pembunuhan berencana dan/atau penganiayaan berencana tersebut adalah
Terdakwa bersama dengan pelaku lainnya yang telah turut serta dalam
percobaan pembunuhan berencana dan/atau penganiayaan berencana
tersebut yaitu Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN, Sdr. BONGKI, Sdr. LIBEX dan
Sdri. YULIANA.
- Bahwa benar pekerjaan saksi adalah sebagai Anggota Unit Reskrim Polsek
Kelapa Gading, kemudian sebelumnya saksi tidak kenal dan tidak memiliki
hubungan keluarga dengan korban maupun JOHANES, Sdr. BAYU HIYAS
SULISTIAWAN, Sdr. BONGKI, Sdr. LIBEX dan Sdri.YULIANA.
- Bahwa benar pada saat kejadian saksi tidak berada di tempat kejadian
perkara, kemudian saksi mengetahui tentang adanya percobaan pembunuhan
berencana dan/atau penganiayaan berencana tersebut karena pada saat saksi
sedang melaksanakan dinas sebagai Anggota Unit Reskrim Polsek Kelapa
Gading mendapat laporan melalui telepon dari pegawai RS. Mitra Keluarga
Kelapa Gading bahwa ada pasien korban penganiayaan bernama Sdr. VICTOR
TAMBATJONG yang mengalami luka tusuk pada bagian lehernya. Setelah itu
saksi bersama dengan teman-teman saksi diantaranya bernama PANANGIAN
LIMBONG, FAHMI dan FARIZ YUNIHANDOKO datang ke RS. Mitra Keluarga
Kelapa Gading dan saat itu saksi melihat kondisi saksi korban sedang
dilakukan perawatan karena mengalami luka yang cukup parah pada bagian
lehernya.
- Bahwa benar tindakan saksi bersama dengan teman-teman saksi adalah
membuat laporan polisi pendapatan dan memintakan Visum Et Repertum ke
RS. Mitra Keluarga Kelapa Gading, setelah itu kami melakukan penyelidikan
dengan mencari saksi-saksi, bukti dan petunjuk. Berdasarkan keterangan
dari saksi korban maka saksi mendengar sendiri pengakuan dari saksi korban
Sdr. VICTOR TAMBATJONG bahwa salah satu pelaku penusukan tersebut
adalah orang yang sudah dikenal bernama Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN
yang merupakan teman dari istri saksi korban yang bernama Sdri. YULIANA,
sedangkan hubungan rumah tangga antara saksi korban dan istrinya yang
bernama Sdri. YULIANA sejak beberapa bulan terakhir sudah tidak harmonis.
Selain itu pada saat kejadian para pelaku tidak menginginkan harta benda
milik saksi korban sehingga sudah sepatutnya yang diinginkan adalah nyawa
atau kematian saksi korban, apalagi sasaran pisau yang dipakai untuk
melakukan penusukan sengaja diarahkan pada daerah fital yaitu leher tempat
urat nadi pembuluh darah besar. Adapun tempat kejadiannya berada di dalam
mobil milik saksi korban merk TOYOTA AVANZA 1.3 Veloz AT warna silver
metalik tahun pembuatan 2019 No. Pol. : B-2603-UKT yang saat itu di dalam
mobil masih terdapat bekas darah saksi korban. Kemudian ditemukan juga
barang bukti yang dipakai oleh pelaku untuk melakukan penusukan berupa 1
(satu) bilah pisau sangkur warna hitam pada bagian gagangnya dibalut kain
warna merah dan diikat menggunakan isolatif warna putih yang berada di
depan bangku tengah sebelah kiri. Selanjutnya saksi bersama dengan
PANANGIAN LIMBONG, FAHMI dan FARIZ YUNIHANDOKO selaku Anggota Unit
Reskrim Polsek Kelapa Gading melakukan penyelidikan terhadap perkara ini
dan berusaha melakukan pencarian terhadap para pelakunya.
- Bahwa benar setelah melakukan penyelidikan dan pencarian terhadap para
pelaku selama empat hari terhitung sejak tanggal kejadian akhirnya Anggota
Unit Reskrim Polsek Kelapa Gading pada hari Selasa tanggal 17 September
2019 sekitar jam 21.45 Wib bertempat di Canggu Kuta Utara Badung Bali
berhasil melakukan penangkapan terhadap Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN
kemudian dibawa ke Polsek Kelapa Gading Jakarta Utara. Berdasarkan hasil
pemeriksaan terhadap Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN berhasil dilakukan
penyitaan terhadap barang bukti berupa uang tunai sebesar Rp. 70.000.000,-
(tujuh puluh juta rupiah) yang merupakan sisa uang pembayaran dari Sdri.
YULIANA untuk membunuh / menghabisi nyawa korban dan 1 (satu) buah
handphone merk OPPO F 5 warna hitam yang dipakai untuk komunikasi
dengan Sdri. YULIANA untuk melakukan pembunuhan.
- Bahwa benar setelah itu saksi bersama dengan teman saksi melakukan
penggeledahan rumah kost atas seijin penghuni rumah yaitu Sdr. BAYU HIYAS
SULISTIAWAN di Jl. Kelapa Sawit Raya Blok KN No. 5 Kelapa Gading Jakarta
Utara hasilnya ditemukan barang bukti berupa : 1 (satu) buah handphone
merk OPPO F 5 warna hitam, 23 (dua puluh tiga) lembar print out rekening
koran Bank BCA No. Rek. 1307775000 atas nama BAYU HIYAS SULISTIAWAN,
Kantong plastik kecil berisi serbuk warna putih. Adapun racun sianida
tersebut pernah dijadikan sebagai modus / cara untuk membunuh korban
yang dicampurkan ke dalam makanan / minuman yang akan dikonsumsi oleh
korban namun hal ini tidak berhasil / gagal karena Sdri. YULIANA merasa
takut atau tidak berani melakukannya, padahal semua racun tersebut sempat
tiga hari disimpan di rumah korban dan setelah merasa ketakutan kemudian
dikembalikan kepada BAYU HIYAS SULISTIAWAN.

- Bahwa benar selanjutnya berdasarkan hasil pengembangan atas petunjuk


BAYU HIYAS SULISTIAWAN akhirnya saksi bersama dengan teman saksi
berhasil melakukan penangkapan terhadap Sdri. YULIANA pada hari Selasa
tanggal 24 September 2019 sekitar jam 12.00 Wib di Jl. SW Pranoto No. 67
Rt. 007 / 001 Kel. Maphar Kec. Taman Sari Jakarta Barat. Setelah itu
dilakukan penggeledahan rumah tempat tinggalnya di Komplek Gading Bukit
Indah Blok Q No. 30 Kel. Kelapa Gading Barat Kec.Kelapa Gading Jakarta
Utara dan dilakukan penyitaan terhadap barang bukti berupa: 1 (satu) buah
buku tabungan Bank BCA No. Rek. 2841114428 atas nama YULIANA berikut
kartu ATM Paspor BCA, 1 (satu) buah kartu kredit Visa Bank Mega dengan
Nomor Kartu 4890 8700 5238 7843 atas nama YULIANA, lembar print out
rekening koran Bank BCA No. Rek. 2841114428 atas nama YULIANA periode
01 Mei 2019 s/d 23 September 2019. Sedangkan tiga orang pelaku lainnya
masih buron dalam pencarian bernama Andre, Libex dan Iman. Sedangkan
Sdr. BONGKY berkas perkara terpisah yang bersama terdakwa JOHANES
menusuk saksi korban.
- Bahwa benar setelah BAYU HIAS dan YULINA ditangkap maka saksi
mendengar sendiri pengakuan Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN dan
tSdri.YULIANA, motif atau faktor penyebab atau latar belakang melakukan
pembunuhan terhadap korban adalah “Motif Asmara” disebabkan perasaan
cemburu Sdri. YULIANA kepada suaminya korban Sdr.VICTOR TAMBATJONG
yang berselingkuh dengan wanita idaman lain dengan terang-terangan sudah
dibelikan apartemen. Setelah itu YULIANA membalasnya dengan berselingkuh
dengan laki-laki lain yaitu dengan BAYU HIYAS SULISTIAWAN, selanjutnya
Sdri. YULIANA sepakat dengan Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN untuk
melakukan pembunuhan terhadap diri korban dan seluruh biaya yang
dikeluarkan sekitar Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) berasal dari
Sdri. YULIANA yang diberikan kepada Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN.
- Bahwa saksi membenarkan barang bukti yang diperlihatkan dipersidangan;

Tanggapan Terdakwa:
Terdakwa memberikan pendapat bahwa keterangan saksi benar dan Terdakwa tidak
keberatan dengan keterangan saksi tersebut.

3. FARIZ YUNI HANDOKO, dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan


sebagai berikut:
- Bahwa saksi menerangkan memberikan keterangan dalam keadaan sehat
Jasmani dan Rohani;
- Bahwa benar saksi mengerti diperiksa dalam perkara percobaan pembunuhan
berencana dan atau penganiayaan berencana atas nama saksi korban
Sdr.VICTOR TAMBATJONG.
- Bahwa benar saksi yang menjadi korbannya adalah Bpk. VICTOR
TAMBATJONG, sedangkan yang menjadi pelaku percobaan pembunuhan
berencana dan/atau penganiayaan berencana tersebut adalah Terdakwa
bersama dengan pelaku lainnya yang telah turut serta dalam percobaan
pembunuhan berencana dan/atau penganiayaan berencana tersebut yaitu
Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN, Sdr. BONGKI, Sdr. LIBEX dan Sdri. YULIANA.
- Bahwa benar pekerjaan saksi adalah sebagai Anggota Unit Reskrim Polsek
Kelapa Gading, kemudian sebelumnya saksi tidak kenal dan tidak memiliki
hubungan keluarga dengan korban maupun JOHANES, Sdr. BAYU HIYAS
SULISTIAWAN, Sdr. BONGKI, Sdr. LIBEX dan Sdri.YULIANA.
- Bahwa benar pada saat kejadian saksi tidak berada di tempat kejadian
perkara, kemudian saksi mengetahui tentang adanya percobaan pembunuhan
berencana dan/atau penganiayaan berencana tersebut karena pada saat saksi
sedang melaksanakan dinas sebagai Anggota Unit Reskrim Polsek Kelapa
Gading mendapat laporan melalui telepon dari pegawai RS. Mitra Keluarga
Kelapa Gading bahwa ada pasien korban penganiayaan bernama Sdr. VICTOR
TAMBATJONG yang mengalami luka tusuk pada bagian lehernya. Setelah itu
saksi bersama dengan teman-teman saksi diantaranya bernama PANANGIAN
LIMBONG, FAHMI dan FARIZ YUNIHANDOKO datang ke RS. Mitra Keluarga
Kelapa Gading dan saat itu saksi melihat kondisi saksi korban sedang
dilakukan perawatan karena mengalami luka yang cukup parah pada bagian
lehernya.
- Bahwa benar tindakan saksi bersama dengan teman-teman saksi adalah
membuat laporan polisi pendapatan dan memintakan Visum Et Repertum ke
RS. Mitra Keluarga Kelapa Gading, setelah itu kami melakukan penyelidikan
dengan mencari saksi-saksi, bukti dan petunjuk. Berdasarkan keterangan
dari saksi korban maka saksi mendengar sendiri pengakuan dari saksi korban
Sdr. VICTOR TAMBATJONG bahwa salah satu pelaku penusukan tersebut
adalah orang yang sudah dikenal bernama Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN
yang merupakan teman dari istri saksi korban yang bernama Sdri. YULIANA,
sedangkan hubungan rumah tangga antara saksi korban dan istrinya yang
bernama Sdri. YULIANA sejak beberapa bulan terakhir sudah tidak harmonis.
Selain itu pada saat kejadian para pelaku tidak menginginkan harta benda
milik saksi korban sehingga sudah sepatutnya yang diinginkan adalah nyawa
atau kematian saksi korban, apalagi sasaran pisau yang dipakai untuk
melakukan penusukan sengaja diarahkan pada daerah fital yaitu leher tempat
urat nadi pembuluh darah besar. Adapun tempat kejadiannya berada di dalam
mobil milik saksi korban merk TOYOTA AVANZA 1.3 Veloz AT warna silver
metalik tahun pembuatan 2019 No. Pol. : B-2603-UKT yang saat itu di dalam
mobil masih terdapat bekas darah saksi korban. Kemudian ditemukan juga
barang bukti yang dipakai oleh pelaku untuk melakukan penusukan berupa 1
(satu) bilah pisau sangkur warna hitam pada bagian gagangnya dibalut kain
warna merah dan diikat menggunakan isolatif warna putih yang berada di
depan bangku tengah sebelah kiri. Selanjutnya saksi bersama dengan
PANANGIAN LIMBONG, FAHMI dan FARIZ YUNIHANDOKO selaku Anggota Unit
Reskrim Polsek Kelapa Gading melakukan penyelidikan terhadap perkara ini
dan berusaha melakukan pencarian terhadap para pelakunya.
- Bahwa benar setelah melakukan penyelidikan dan pencarian terhadap para
pelaku selama empat hari terhitung sejak tanggal kejadian akhirnya Anggota
Unit Reskrim Polsek Kelapa Gading pada hari Selasa tanggal 17 September
2019 sekitar jam 21.45 Wib bertempat di Canggu Kuta Utara Badung Bali
berhasil melakukan penangkapan terhadap Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN
kemudian dibawa ke Polsek Kelapa Gading Jakarta Utara. Berdasarkan hasil
pemeriksaan terhadap Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN berhasil dilakukan
penyitaan terhadap barang bukti berupa uang tunai sebesar Rp. 70.000.000,-
(tujuh puluh juta rupiah) yang merupakan sisa uang pembayaran dari Sdri.
YULIANA untuk membunuh / menghabisi nyawa korban dan 1 (satu) buah
handphone merk OPPO F 5 warna hitam yang dipakai untuk komunikasi
dengan Sdri. YULIANA untuk melakukan pembunuhan.
- Bahwa benar setelah itu saksi bersama dengan teman saksi melakukan
penggeledahan rumah kost atas seijin penghuni rumah yaitu Sdr. BAYU HIYAS
SULISTIAWAN di Jl. Kelapa Sawit Raya Blok KN No. 5 Kelapa Gading Jakarta
Utara hasilnya ditemukan barang bukti berupa : 1 (satu) buah handphone
merk OPPO F 5 warna hitam, 23 (dua puluh tiga) lembar print out rekening
koran Bank BCA No. Rek. 1307775000 atas nama BAYU HIYAS SULISTIAWAN,
Kantong plastik kecil berisi serbuk warna putih. Adapun racun sianida
tersebut pernah dijadikan sebagai modus / cara untuk membunuh korban
yang dicampurkan ke dalam makanan / minuman yang akan dikonsumsi oleh
korban namun hal ini tidak berhasil / gagal karena Sdri. YULIANA merasa
takut atau tidak berani melakukannya, padahal semua racun tersebut sempat
tiga hari disimpan di rumah korban dan setelah merasa ketakutan kemudian
dikembalikan kepada BAYU HIYAS SULISTIAWAN.
- Bahwa benar selanjutnya berdasarkan hasil pengembangan atas petunjuk
BAYU HIYAS SULISTIAWAN akhirnya saksi bersama dengan teman saksi
berhasil melakukan penangkapan terhadap Sdri. YULIANA pada hari Selasa
tanggal 24 September 2019 sekitar jam 12.00 Wib di Jl. SW Pranoto No. 67
Rt. 007 / 001 Kel. Maphar Kec. Taman Sari Jakarta Barat. Setelah itu
dilakukan penggeledahan rumah tempat tinggalnya di Komplek Gading Bukit
Indah Blok Q No. 30 Kel. Kelapa Gading Barat Kec.Kelapa Gading Jakarta
Utara dan dilakukan penyitaan terhadap barang bukti berupa: 1 (satu) buah
buku tabungan Bank BCA No. Rek. 2841114428 atas nama YULIANA berikut
kartu ATM Paspor BCA, 1 (satu) buah kartu kredit Visa Bank Mega dengan
Nomor Kartu 4890 8700 5238 7843 atas nama YULIANA, lembar print out
rekening koran Bank BCA No. Rek. 2841114428 atas nama YULIANA periode
01 Mei 2019 s/d 23 September 2019. Sedangkan tiga orang pelaku lainnya
masih buron dalam pencarian bernama Andre, Libex dan Iman. Sedangkan
Sdr. BONGKY berkas perkara terpisah yang bersama terdakwa JOHANES
menusuk saksi korban.
- Bahwa benar setelah BAYU HIAS dan YULINA ditangkap maka saksi
mendengar sendiri pengakuan Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN dan
tSdri.YULIANA, motif atau faktor penyebab atau latar belakang melakukan
pembunuhan terhadap korban adalah “Motif Asmara” disebabkan perasaan
cemburu Sdri. YULIANA kepada suaminya korban Sdr.VICTOR TAMBATJONG
yang berselingkuh dengan wanita idaman lain dengan terang-terangan sudah
dibelikan apartemen. Setelah itu YULIANA membalasnya dengan berselingkuh
dengan laki-laki lain yaitu dengan BAYU HIYAS SULISTIAWAN, selanjutnya
Sdri. YULIANA sepakat dengan Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN untuk
melakukan pembunuhan terhadap diri korban dan seluruh biaya yang
dikeluarkan sekitar Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) berasal dari
Sdri. YULIANA yang diberikan kepada Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN.
- Bahwa saksi membenarkan barang bukti yang diperlihatkan dipersidangan;
Tanggapan Terdakwa:
Terdakwa memberikan pendapat bahwa keterangan saksi benar dan Terdakwa tidak
keberatan dengan keterangan saksi tersebut.

4. BAYU HIYAS SULISTIAWAN, dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan


sebagai berikut:
- Bahwa saksi menerangkan memberikan keterangan dalam keadaan sehat
Jasmani dan Rohani;
- Bahwa benar perkara percobaan pembunuhan berencana dan atau
penganiayaan berencana pada hari Jum’at tanggal 13 September 2019 sekitar
jam 23.30 Wib bertempat di Jl.Raya BGR Depan Sekolahan NJIS Kel. Kelapa
Gading Barat Kec. Kelapa Gading Jakarta Utara.
- Bahwa benar terdakwa telah turut serta melakukan percobaan pembunuhan
berencana dan atau penganiayaan berencana pada hari Jum’at tanggal 13
September 2019 sekitar jam 23.30 Wib bertempat di Jl.Raya BGR Depan
Sekolahan NJIS Kel. Kelapa Gading Barat Kec. Kelapa Gading Jakarta Utara.
- Bahwa benar pelakunya adalah saksi BAYU HIYAS SULISTIAWAN bersama
dengan temannya bernama Sdr.BONGKI dan Sdr.LIBEX serta istrinya korban
yang bernama YULIANA, sedangkan pelaku utamanya seorang laki-laki teman
dari Sdr. BONGKI yang bernama JOHANES, kemudian yang menjadi
korbannya adalah Bpk.VICTOR TAMBATJONG.
- Bahwa benar saksi kenal dan sering bertemu dengan saksi korban bernama
Sdr. VICTOR TAMBATJONG dalam hal pekerjaan dimana terdakwa pernah
bekerja sebagai Sopir Kantor selama dua minggu dan mereka berdua bisa
kenal karena diperkenalkan oleh istrinya yang bernama Ibu YULIANA.
- Bahwa benar saksi tidak memiliki permasalahan atau dendam pribadi dengan
saksi korban, adapun yang menjadi motif atau faktor penyebab atau latar
belakang sehingga saksi bersama dengan teman terdakwa bernama
Sdr.BONGKI dan Sdr.LIBEX serta JOHANES terdakwa lainnya melakukan
percobaan pembunuhan berencana dan atau penganiayaan berencana
terhadap diri saksi korban, karena “Motif Asmara” disebabkan perasaan
cemburu Sdri.YULIANA kepada suaminya Bpk. VICTOR TAMBATJONG yang
berselingkuh dengan wanita idaman lain dengan terang-terangan sudah
dibelikan apartemen. Setelah itu istrinya Sdri.YULIANA membalasnya dengan
berselingkuh dengan saksi, selanjutnya Sdri.YULIANA menyuruh saksi untuk
melakukan pembunuhan terhadap suaminya tersebut dan jika sudah
terbunuh maka saksi dijanjikan untuk terus menjalin hubungan asmara
dengan Sdri.YULIANA karena merasa lebih nyaman hidup bersama dengan
saksi.
- Bahwa benar saksi pertama kali kenal dengan istrinya saksi korban yang
bernama Sdri. YULIANA tersebut sudah satu tahun tepatnya sekitar bulan Juli
2018 dalam event MLM HDI di Batu Malang Jawa Timur dimana saat itu saksi
sebagai event koordinator, sedangkan Sdri. YULIANA sebagai salah satu
peserta event dimana saat itu mereka berdua saling bertukar nomor
handphone. Setelah itu sejak bulan April 2019 hubungan mereka berdua
semakin dekat terutama pada pertengahan bulan Mei 2019 ketika saksi ke
Jakarta dan saksi bekerja kepada saksi korban sebagai Sopir Kantor..
- Bahwa benar saksi ingat secara pasti bahwa sejak saksi bekerja sebagai sopir
kantor kepada saksi korban yaitu sekitar pertengahan bulan Mei 2019 maka
istrinya saksi korban yang bernama Sdri.YULIANA tersebut sering berkeluh
kesah mencurahkan isi hatinya “CURHAT” kepada saksi bahwa suaminya yaitu
Sdr. VICTOR TAMBATJONG sering / berulang kali selingkuh dengan beberapa
wanita lain sehingga istrinya tersebut ingin hidup dengan tenang tanpa
keberadaan suaminya yaitu Sdr.VICTOR TAMBATJONG. Hal ini disampaikan
kepada saksi secara berulang-ulang pada saat betemu secara langsung atau
komunikasi melalui telepon maupun chatting melalui whats app. Saksi sendiri
sebenarnya sudah menyarankan untuk bercerai namun dijawab tidak rela
kalau bercerai nanti hartanya yang akan menikmati orang lain padahal
perjuangannya dari awal kuliahnya korban di Australia biaya kehidupan
sehari-hari dari hasil kerja Sdri.YULIANA, kemudian mereka menikah dan
kembali ke Indonesia juga menumpang hidup dengan keluarga istrinya.
Akhirnya puncak kesabarannya sudah habis pada akhir bulan Juli 2019
Sdri.YULIANA merasa cemburu dan sakit hati kepada suaminya yang
berselingkuh dengan wanita idaman lain dengan terang-terangan sudah
dibelikan apartemen, sehingga ketika curhat keluar kata-kata dari mulut
Sdri.YULIANA kepada terdakwa “BUNUH”. Akhirnya karena saksi juga cinta
kepada Sdri.YULIANA dan jika suaminya sudah tidak ada maka saksi dapat
hidup tenang bersama tanpa ada orang lain yang mengganggunya, sehingga
saksi bersedia memenuhi permintaan dari Sdri.YULIANA tersebut.
- Bahwa benar awalnya saksi menghubungi teman terdakwa yang ada di
Surabaya bernama Sdr. BONGKI melalui telepon yang pada intinya terdakwa
menanyakan “Ki apakah kamu bisa membunuh orang” dan dijawab “Ya bisa”.
Setelah itu saksi menanyakan “berapa bayarannya” dan dijawab “dua ratus
juta rupiah”, kemudian saksi berinisiatif sendiri untuk melebihkan bayarannya
menjadi Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) supaya ada kelebihan uang
untuk saksi sebesar Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah). Kemudian saksi
menyampaikan kepada Ibu YULIANA bahwa saksi sudah mendapat orang
yang dapat melakukan pembunuhan dengan bayaran Rp. 300.000.000,- (tiga
ratus juta rupiah) yang akhirnya sudah disetujui atau disepakati dengan
bayaran tersebut dan saksi sudah menerima uangnya dari Sdri.YULIANA
secara tunai sebesar Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) yang terbagi
dalam beberapa kali penyerahan uang. Setelah menerima uang selanjutnya
saksi merencanakan atau membuat skenario untuk melakukan pembunuhan
sesuai dengan permintaan dari Sdri.YULIANA tersebut.
- Bahwa benar pada saat kejadian terdakwa bersama dengan Sdr.JOHANES
RONALD SEBENAN dan Sdr. BONGKI, Sdr. LIBEX, Sdr. ANDRE dan Sdr. IMAN
beserta saksi korban berada di tempat kejadian perkara sehingga mengetahui
kejadian tersebut.
- Bahwa Setelah menerima uang tersebut maka saksi merencanakan /
membuat skenario untuk melakukan pembunuhan sesuai dengan permintaan
dari Sdri.YULIANA tersebut. Kemudian pada hari Minggu pertama bulan
Agustus 2019 Sdr.BONGKI datang ke Jakarta dan saksi sudah menunjukkan
alamat tempat tinggal korban yang merupakan target orang yang akan
dibunuh dan saat itu saksi sudah memberikan uang muka pembayaran
kepada Sdr. BONGKI sebesar Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah) secara
tunai. Setelah itu Sdr. BONGKI mulai mempelajari situasi dan survey dengan
mengikuti korban dari rumah ke tempat kantornya bekerja hingga selama
berhari-hari. Setelah itu sekitar tanggal 20 Agustus 2019 saksi korban
Bpk.VICTOR TAMBATJONG menghubungi saksi karena ada pekerjaan yang
menurutnya cocok untuk saksi, tetapi tidak langsung saksi respon karena
saksi masih ada pekerjaan di luar kota. Setelah itu pada hari Jum’at tanggal
13 September 2019 sekitar jam 13.00 Wib korban menanyakan kepada saksi
melalui whats app jika tidak mau pekerjaan tersebut akan ditawarkan kepada
orang lain, namun saksi menjawab posisinya masih berada di Bali dan pada
hari itu juga akan datang ke Jakarta setelah selesai mengantar klien dan juga
makan malam sehingga sampai di Jakarta pada malam hari sekitar jam 22.00
Wib baru bisa bertemu dengan korban, padahal yang sebenarnya pada saat
itu saksi sudah berada di Jakarta. Kemudian korban menyarankan agar
pertemuannya dengan saksi dilakukan besok siang harinya namun saksi tetap
meminta bertemu pada malam hari itu juga, karena jika tidak bertemu malam
ini maka pertemuannya baru bisa di beberapa hari kemudian. Akhirnya
mereka janjian bertemu di Restoran Yoshinoya Kelapa Gading Jakarta Utara
dan saksi sudah mengajak teman terdakwa Sdr. BONGKI untuk datang ke
restoran tersebut, kemudian pada malam hari itu sekitar jam 22.16 Wib
mereka berdua sudah berada di restoran tersebut namun yang masuk ke
dalam restoran hanya saksi bersama dengan Terdakwa JOHANES yang
merupakan teman dari Sdri. BONGKI, sedangkan Sdr. BONGKI, Sdr. LIBEX,
Sdr. ANDRE dan Sdr. IMAN berada di luar restoran sambil mengawasi ke arah
dalam restoran. Setelah itu sekitar jam 22.45 Wib saksi korban VICTOR
TAMBATJONG datang bertemu dengan saksi dan JOHANES. Setelah ngobrol
sekitar dua puluh menit, saksi berpura-pura mendapat telepon dari
Sdr.BONGKI yang mengabarkan bahwa ayahnya sedang sakit kondisi kritis
padahal ini hanya skenario saja, kemudian saksi akan meminjam mobil milik
saksi korban merk TOYOTA AVANZA 1.3 Veloz AT warna silver metalik tahun
pembuatan 2019 No. Pol. : B-2603-UKT dan saat itu saksi korban
memberikan ijin kepada saksi untuk meminjam mobilnya namun terlebih
dahulu agar mengantar saksi korban pulang ke rumahnya. Kemudian mereka
bertiga pergi meninggalkan Restoran Yoshinoya dan naik mobil merk
TOYOTA AVANZA 1.3 Veloz AT warna silver metalik tahun pembuatan 2019
No. Pol. : B-2603- UKT menuju ke rumah saksi korban namun di tengah
perjalanan saksi meminta kepada saksi korban untuk mampir ke Hotel BNB
Kelapa Gading dengan alasan harus bertemu dengan klien bahwa besok tidak
dapat menghandle pekerjaan dokumentasi karena ayah terdakwa sedang
sakit kondisi kritis, padahal ayah terdakwa tidak sakit kritis dan tidak ada klien
terdakwa yang terdakwa temui di hotel tersebut. Sesampainya di depan Hotel
BNB sekitar jam 23.20 Wib maka korban menunggu dalam mobil di pinggir
jalan depan Hotel BNB, sedangkan saksi bersama dengan JOHANES
tersebut turun dan masuk ke dalam hotel bukan menemui klien tetapi hanya
masuk ke dalam toilet berdua dengan JOHANES. Ketika berada di dalam toilet
sebenarnya saksi sempat telepon kepada Sdr. BONGKI agar saksi jangan
dilibatkan pada saat melakukan eksekusi, tetapi tidak mau karena sudah
kepalang tanggung dan Sdr. BONGKI sudah menunggu di luar hotel.
Kemudian saksi bersama dengan JOHANES keluar dari dalam toilet berjalan
kaki melewati lobby hotel dan pergi menemui saksi korban yang menunggu di
dalam mobil. Setelah itu saksi masuk ke dalam mobil dengan posisi saksi
korban Sdr. VICTOR TAMBATJONG sebagai pengemudi duduk di bangku
depan sebelah kanan, saksi duduk di bangku depan sebelah kiri dan
JOHANES duduk di bangku tengah sebelah kiri. Pada saat saksi korban
mengemudikan mobil tersebut maka saksi sengaja minta berhenti dengan
berpura-pura perut saksi mual mau muntah. Kemudian saksi korban
menghentikan mobilnya tidak jauh dari lokasi Hotel BNB tepatnya di Jl. Raya
BGR Depan Sekolahan NJIS Kel. Kelapa Gading Barat Kec. Kelapa Gading
Jakarta Utara yang saat itu suasananya agak terang dengan lampu
penerangan termasuk lampu mobil yang melintas. Pada saat itu saksi turun
dari dalam mobil dan sengaja tidak menutup pintu depan sebelah kiri,
kemudian dalam hitungan beberapa detik pada saat itu Sdr.JOHANES yang
duduk di bangku tengah sebelah kiri melakukan eksekusi dengan
menggunakan senjata tajam senis pisau sangkur dipegang dengan tangan
dan ditusukkan ke leher saksi korban secara berulang-ulang. Setelah itu
datang Sdr. IMAN naik sepeda motor milik saksi merk Yamaha Mio warna
hitam tahun pembuatan 2014 No. Pol. : B-4257-TCA langsung turun dan
masuk ke dalam mobil melalui pintu depan sebelah kiri yang dalam keadaan
terbuka. Pada saat itu saksi melihat Sdr. IMAN tersebut memegang sebilah
pisau dengan tangan kanan dan akan ditusukkan ke arah perut saksi korban,
setelah itu saksi kabur meninggalkan tempat kejadian perkara dengan naik
sepeda motor milik saksi merk Yamaha Mio warna hitam tahun pembuatan
2014 No. Pol. : B-4257-TCA ke arah belakang mobil sehingga saksi sudah
tidak mengetahui apa yang terjadi pada diri korban bahkan saat itu saksi
mengira bahwa saksi korban sudah meninggal dunia karena memang
targetnya akan dibunuh. Sesampainya di rumah kost saksi telepon kepada
Sdr.BONGKI menanyakan uang pelunasan sisa pembayaran sebesar
Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah) namun dijawab sudah jangan pikir itu
dulu, buang kartu handphonemu bawa uangnya dan pergi sejauh-jauhnya,
sehingga pada saat itu saksi berfikir bahwa korban tidak berhasil dibunuh.
Setelah itu saksi mematikan handphone milik saksi dan membuang kartunya
serta membuang isi data dalam handphone dihard reset, guna
menghilangkan jejak data foto, panggilan, daftar kontak, percakapan yang
ada pada handphone tersebut. Kemudian saksi langsung berkemas-kemas
dengan membawa semua barang-barang secukupnya berikut uang yang ada
dan pada malam hari itu juga saksi kabur ke Bandara Soekarno Hatta naik
grab rencananya akan pergi ke Bali, sesampainya di Bandara saksi berubah
fikiran dan pergi ke Bandung menginap di hotel. Setelah itu di hari berikutnya
saksi pergi ke Bali melalui Bandara Soekarno Hatta, selama berada di Bali
berfoya-foya menghambur-hamburkan uang selama dalam pelarian hingga
menghabiskan uang sekitar puluhan juta rupiah, bahkan setelah saksi
menerima uang dari Sdri.YULIANA sejak akhir bulan Juli 2019 sampai dengan
pelaksanaan eksekusi maka saksi telah memakai uang tersebut sehingga
ketika saksi ditangkap polisi uangnya hanya tinggal sisa sebesar Rp.
70.000.000,- (tujuh puluh juta rupiah). Akhirnya pada hari Selasa tanggal 17
September 2019 sekitar jam 21.45 Wib bertempat di Canggu Kuta Utara
Badung Bali saksi berikut barang buktinya berhasil ditangkap oleh Anggota
Resmob Polsek Kelapa Gading bernama IPDA FERNANDO, SH, AIPDA M. NOFI
AMRULLAH, BRIGADIR FAHMI dan BRIPDA FARIZ YUNIHANDOKO,
selanjutnya terdakwa dibawa ke Polsek Kelapa Gading Jakarta Utara guna
menjalani pemeriksaan.
- Bahwa benar akibat luka karena tusukan pisau sangkur tersebut maka korban
pasti merasakan kesakitan dan hal ini menjadikan halangan bagi saksi korban
untuk melakukan pekerjaan / jabatan sehari-hari, karena korban telah dirawat
inap atau opname di RS. Mitra Keluarga Kelapa Gading selama 4 (empat)
hari bahkan sampai sekarang ini belum dapat beraktifitas melakukan
pekerjaan sebagai Direktur di sebuah perusahaan swasta.
- Bahwa benar maksud dan tujuan saksi dan Sdr. BONGKI Sdr. LIBEX, Sdr.
ANDRE, Sdr. IIMAN serta Sdr. JOHANES dalam melakukan penusukan
menggunakan pisau sangkur terhadap diri korban Sdr. VICTOR TAMBATJONG
adalah sengaja untuk membunuh atau menghilangkan nyawanya, sehingga
tusukan pisau sangkur tersebut sengaja diarahkan pada sasaran yang
mematikan yaitu leher korban dekat urat nadi pembuluh darah besar.
Kemudian karena saksi memang tidak memiliki dendam pribadi dengan saksi
korban dan pada saat kejadian mereka tidak berusaha mengambil barang-
barang milik korban.
- Bahwa saksi membenarkan barang bukti yang diperlihatkan dipersidangan.
Tanggapan Terdakwa:
Terdakwa memberikan pendapat bahwa keterangan saksi benar dan Terdakwa tidak
keberatan dengan keterangan saksi tersebut.

5. YULIANA, dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:


- Bahwa saksi menerangkan memberikan keterangan dalam keadaan sehat
Jasmani dan Rohani;
- Bahwa benar saksi diperiksa sebagai Saksi dalam perkara percobaan
pembunuhan berencana dan atau penganiayaan berencana atas nama saksi
korban Sdr.VICTOR TAMBATJONG.
- Bahwa perkara percobaan pembunuhan berencana dan atau penganiayaan
berencana pada hari Jum’at tanggal 13 September 2019 sekitar jam 23.30
Wib bertempat di Jl.Raya BGR Depan Sekolahan NJIS Kel. Kelapa Gading
Barat Kec. Kelapa Gading Jakarta Utara.
- Bahwa benar yang menjadi pelaku turut serta melakukan percobaan
pembunuhan berencana dan atau penganiayaan berencana tersebut adalah
saksi bersama dengan Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN yang kemudian
mengajak temannya bernama Sdr. BONGKI, sedangkan yang menjadi
korbannya adalah Bpk.VICTOR TAMBATJONG.
- Bahwa benar sebelumnya saksi sudah kenal dan memiliki hubungan keluarga
dengan saksi korban percobaan pembunuhan berencana dan/atau
penganiayaan berencana yang bernama VICTOR TAMBATJONG karena
sebagai suami saksi sendiri.
- Bahwa benar saksi kenal dengan Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN sejak bulan
April 2018 dalam hal event MLM HDI di Batu Malang Jawa Timur dimana saat
itu Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN sebagai event koordinator, sedangkan
saksi sebagai salah satu peserta event dimana saat itu mereka berdua saling
bertukar nomor handphone. Setelah itu mereka menjalin komunikasi melalui
telepon meskipun saksi di Jakarta dan Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN
berada di luar kota. Sedangkan nama BONGKI saksi pernah dengan namanya
dari Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN yang pernah memberitahukan kepada
saksi memiliki teman SMA yang kerjaannya sebagai penjaga club malam
bernama OBONG yang belakangan pada awal bulan September 2019
dipanggil dengan nama BONGKI. Kemudian untuk Sdr.LIBEX dan JOHANES
saksi tidak kenal, kemungkinan merupakan teman sari Sdr. BONGKI.
- Bahwa benar saksi memiliki hubungan kedekatan dengan Sdr. BAYU HIYAS
SULISTIAWAN bahkan saksi telah menjalin asmara dengannya dimana saksi
sendiri menyadari hal ini merupakan hubungan cinta terlarang karena status
saksi sudah memiliki suami yang bernama Bpk.VICTOR TAMBATJONG.
- Bahwa benar hubungan antara saksi dengan suaminya yang bernama
VICTOR TAMBATJONG sudah tidak harmonis sejak bulan Januari 2019.
- Bahwa benar saksi berpacaran dengan Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN pada
pertengahan bulan Mei 2019 maka saksi sering berkeluh kesah mencurahkan
isi hatinya “CURHAT” terutama tentang hubungan saksi dengan saksi korban
yang tidak harmonis bahkan saksi mencurigai suaminya sering / berulang kali
selingkuh dengan beberapa wanita lain dan jarang pulang ke rumah setiap
malam minggu sehingga membuat saksi menjadi kecewa dan sakit hati
sehingga saksi sempat berkata saksi ingin hidup dengan tenang tanpa
keberadaan suami. Akhirnya muncul ide dari Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN
untuk membunuh atau menghabisi nyawanya yang bernama VICTOR
TAMBATJONG tersebut karena mengincar harta kekayaan saksi korban. Hal ini
disampaikan kepada saksi hingga beberapa kali atau sering diulangi pada
sekitar pertengahan bulan Juli 2019 melalui whats app. Pada saat itu saksi
sempat kaget namun jujur akhirnya saksi menuruti keinginan dari Sdr.BAYU
HIYAS SULISTIAWAN tersebut, sebenarnya saksi sempat berkata kalau
ketangkep polisi bagaimana dan dijawab sudah kamu tahu beres siapin duit
aja. Ketika saksi menanyakan berapa yang harus disiapkan uangnya maka
saat itu tidak langsung dijawab melainkan beberapa hari kemudian Sdr. BAYU
HIYAS SULISTIAWAN baru memberikan jawaban setelah menghubungi
temannya yang bernama BONGKI bahwa saksi disuruh untuk menyiapkan
uang antara Rp. 250.000.000,- (dua ratus juta rupiah) sampai dengan Rp.
350.000.000,- (tiga ratus lima puluh juta rupiah). Kemudian saksi berkata
kepada BAYU HIAS SULISTIAWAN apabila suaminya sudah mati maka hanya
mau menjalin hubungan dengan Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN tanpa ikatan
suami istri melainkan hanya sekedar kumpul kebo saja karena saksi sudah
memiliki dua orang anak.
- Bahwa benar saksi tidak ingat secara pasti berapa jumlahnya uang yang
sudah diberikan kepada Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN untuk melakukan
pembunuhan terhadap suaminya yang bernama Sdr.VICTOR TAMBATJONG
tersebut, tetapi yang pasti uang yang disuruh untuk disiapkan adalah antara
Rp. 250.000.000,- (dua ratus juta rupiah) sampai dengan Rp. 350.000.000,-
(tiga ratus lima puluh juta rupiah).
- Bahwa benar saksi ikut merencanakan untuk melakukan pembunuhan
berencana hanya bersama dengan BAYU HIYAS SULISTIAWAN, sedangkan
scenario dan pelaksanan selanjutnya dilakukan oleh Sdr.BAYU HIYAS
SULISTIAWAN bersama dengan teman-temannya, karena saksi tahunya beres
dengan cukup mengeluarkan uang yang dibutuhkan oleh BAYU HIAS
SULISTIAWAN. Kemudian memang benar sebelum kejadian tepatnya pada
hari Jum’at tanggal 13 September 2019 saksi memang sempat menemui
Sdr.BAYU HIYAS SULISTIAWAN di rumah kost Jl.Kelapa Sawit Raya Blok KN
No.5 Kelapa Gading Jakarta Utara tetapi mereka tidak membicarakan untuk
melakukan eksekusi pada malam harinya, kemudian sampai sampai sekarang
ini saksi tidak pernah bertemu dengan Sdr. BONGKI, Sdr.LIBEX dan JOHANES.
- Bahwa benar awalnya saksi tidak mengetahui dengan cara bagaimana saksi
korban dianiaya, namun setelah kejadian saksi baru mengetahui bahwa pada
hari Jum’at tanggal 13 September 2019 sekitar jam 23.30 Wib bertempat di
Jl.Raya BGR Depan Sekolahan NJIS Kel. Kelapa Gading Barat Kec. Kelapa
Gading Jakarta Utara ketika saksi korban VICTOR TAMBATJONG sedang
mengemudikan mobil dalam perjalanan pulang ke rumah kemudian ditusuk
beberapa kali pada bagian lehernya dengan menggunakan 1 (satu) bilah
pisau sangkur warna hitam pada bagian gagangnya dibalut kain warna merah
dan diikat menggunakan isolatif warna putih oleh beberapa orang yang salah
satunya sudah dikenal bernama Sdr.BAYU HIYAS SULISTIAWAN. Kemudian
saksi korban dalam keadaan terluka mebawa mobilnya pergi ke RS. Mitra
Keluarga Kelapa Gading Jakarta Utara, sebenarnya pada malam hari itu
sekitar jam 23.50 Wib korban telepon ke nomor handphone milik saksi namun
karena ketiduran dan handphone milik saksi stel silent sehingga tidak
mendengar bunyi telepon tersebut. Akhirnya saksi baru mengetahui pada hari
Sabtu tanggal 14 September 2019 sekitar jam 01.30 Wib ibu kandungnya
datang ke rumah memberitahukan bahwa saksi korban sudah dirawat di
rumah sakit. Setelah itu mereka pergi ke rumah sakit dan melihat kondisi
saksi korban dalam keadaan terluka pada bagian lehernya namun kondisinya
masih hidup, kemudian saksi pulang ke rumah sekitar jam 04.00 Wib dan saat
itu karena saksi merasa ketakutan sehingga pada jam 04.30 Wib saksi
sengaja menghapus semua daftar kontak, percakapan whats app, daftar
foto dan seluruh aplikasi dilakukan hard reset sesuai dengan pesan dari
Sdr.BAYU HIYAS SULISTIAWAN apabila terjadi apa-apa terhadap saksi korban
Sdr.VICTOR TAMBATJONG tersebut.
- Bahwa benar akibat dari tusukan pisau sangkur tersebut saksi melihat kondisi
suami saksi mengalami luka tusuk pada bagian leher sebelah kiri dekat urat
nadi pembuluh darah utama hingga menjalani operasi dijahit luar dalam
dengan namun untuk jumlah jahitan terdakwa tidak ingat. Selain itu saksi
korban menderita luka tusuk pada bibir atas sebelah kanan yang tembus ke
gusi sehingga dijahit luar dan dalam. Kemudian saksi korban juga menderita
luka gores pada kepala bagian belakang.
- Bahwa saksi membenarkan barang bukti yang diperlihatkan dipersidangan;
Tanggapan Terdakwa:
Terdakwa memberikan pendapat bahwa keterangan saksi benar dan Terdakwa tidak
keberatan dengan keterangan saksi tersebut.

6. DIKA SEPTAMA PUTRA, yang dibacakan di persidangan pada pokoknya sebagai


berikut:
- Bahwa saksi menerangkan memberikan keterangan dalam keadaan sehat
Jasmani dan Rohani;
- Bahwa Sebelum kejadian tepatnya ketika korban dan kedua terdakwa makan
di Restoran Yoshinoya maka pada saat itu saksi berada di Restoran sedang
bekerja sebagai Manager, tetapi ketika terjadi penusukan saksi tidak berada
di tempat kejadian perkara, adapun saksi mengetahui perkara ini karena
beberapa hari setelah kejadian korban Bpk. VICTOR TAMBATJONG bersama
dengan ada beberapa orang petugas kepolisian dari Polsek Kelapa Gading
datang ke Restaurant Yoshinoya menemui saksi dan memberitahukan bahwa
pada hari Sabtu tanggal 13 September 2019 sekitar jam 23.30 Wib telah
terjadi perkara penusukan di Jl. Raya BGR Depan Sekolahan NJIS Kel. Kelapa
Gading Barat Kec. Kelapa Gading Jakarta Utara, korbannya ditusuk
menggunakan senjata tajam jenis pisau pada bagian lehernya namun masih
hidup, karena korban bersama dengan para terdakwa sempat makan malam
di restoran tempat saksi bekerja sehingga pihak kepolisian meminta copy
rekaman CCTV. Pada saat itu saksi melihat kondisi leher korban yang terluka
masih dalam keadaan dibalut perban warna putih.
- Bahwa Saksi membenarkan bahwa ada rekaman CCTV yaitu pada Camera 02
yang terpasang di bagian belakang Restaurant Yoshinoya Kelapa Gading yang
menunjukkan tentang kondisi sebelum terjadi perkara percobaan
pembunuhan berencana dan/atau penganiayaan berencana tersebut maka
pada hari Sabtu tanggal 13 September 2019 sekitar jam 23.00 Wib
korban Bpk.VICTOR TAMBATJONG makan malam di Restaurant Yoshinoya
Kelapa Gading bersama dengan terdakwa seorang laki-laki yang akhirnya
saksi ketahui bernama BAYU HIYAS SULISTIAWAN yang saat itu mengenakan
pakaian baju lengan panjang warna coklat motif kotak-kotak dan topi warna
hitam serta celana panjang warna hitam bersama dengan temannya
seorang laki-laki yang akhirnya saksi ketahui bernama Terdakwa Eksekutor
yang melakukan penusukan mengenakan pakaian switer warna hitam dan
topi warna hitam serta selana warna krem. Setelah itu korban bersama
dengan dua orang terdakwa pergi naik mobil meninggalkan Restaurant
Yoshinoya Kelapa Gading. Setelah itu saksi sudah tidak mengetahui tentang
apa yang terjadi dan ternyata korban Sdr. VICTOR TAMBATJONG telah ditusuk
oleh terdakwa di Jl. Raya BGR Depan Sekolahan NJIS Kel.Kelapa Gading
Barat Kec.Kelapa Gading Jakarta Utara.
Tanggapan Terdakwa :
Terdakwa memberikan pendapat bahwa keterangan saksi benar dan Terdakwa tidak
keberatan dengan keterangan saksi tersebut.

7. BONGKY, yang dibacakan di persidangan pada pokoknya sebagai berikut:

- Bahwa saksi menerangkan memberikan keterangan dalam keadaan sehat


Jasmani dan Rohani;
- Bahwa benar saksi diperiksa sebagai Saksi dalam perkara percobaan
pembunuhan berencana dan atau penganiayaan berencana atas nama saksi
korban Sdr.VICTOR TAMBATJONG.
- Bahwa benar saksi mengenal terdakwa karena terdakwa merupakan teman
SMA nya akan tetapi tidak ada hubungan keluarga.
- Bahwa benar saksi bersama Terdakwa johanes termasuk libex, andre dan
iman yang menerima tawaran dari bayu hias dan yuliana untuk membunuh
Victor pak.
- Bahwa benar saksi kenal dengan saksi bayu hias karena saksi bayu yang
menelpon saksi dan bertanya “apakah saya bisa bunuh orang” dan nanti saksi
akan dikasih bayaran yang cukup banyak karena korbannya adalah Direktur
dari sebuah perusahaan besar atau orang kaya kemudian atas dasar tersebut
saksimenerima tawaran dan seketika yaudah nelpon teman-temanya yang
salah satunya adalah terdakwa johanes. Tapi saksi tidak kenal dan tidak
pernah bertemu dg Yuliana, saksi hanya dengar namanya dari Bayu dan kata
Bayu Yuliana adalah istri dari korban, jadi hal tersebut yang membuat saksi
sedikit agak tenang untuk membunuh korban.
- Bahwa benar saksi bersama-sama dengan bayu hias serta para pelaku lain
yang turut serta berencana untuk membunuhan saksi korban.
- Bahwa benar saksi tidak kenal atau tidak memiliki hubungan keluarga dengan
saksi korban, dan bahwa benar motif dari perbuatan saksi bersama terdakwa
hanya semata-mata demi uang.
- Upah yang saksi dan terdakwa bersama pelaku lain untuk membunuh saksi
korban yakni sebesar 200 juta rupiah.
- Saksi memberi keterangan tentang scenario dan cara pelaksaan pembunuhan
terhadap korban, dimana awalnya saksi bersama para pelaku termasuk
terdakwa sudah merencanakannya jauh sebelum hari pelaksaan saksi dan
terdakwa sering membuntuti korban supaya lebih gampang nyusun rencana
nantinya. Pertama saksi bersama para pelaku lain mengatur pertemuan
antara Terdakwa Johanes, Bayu dan korban di restoran yoshinoya dengan
alasan membahas pekerjaan sehingga dipastikan korban tidak akan curiga,
sedangkan saksi, libex, andre dan iman yang memantau di luar restorant dan
nanti sewaktu-waktu akan membuntuti mobil mereka menggunakan motor.
Selanjutnya setelah scenario di restoran yoshinoya mereka berusaha
mengajak korban keluar dari restoran karena menurut keterangan saksi tidak
mungkin membunuh korban disana, jadi dengan alasan ayah bayu sakit
korban bersedia mengantar bayu untuk pulang, sambil saksi cari jalan yang
sepi untuk bunuh korban. Setelah saksi sudah sampai di jalan tersebut sesuai
rencana mobil harus berhenti dengan alasan bayu ingin muntah, saat itu
Terdakwa johanes harus sudah siap menusukkan pisau tepat dileher korban
kalau perlu hingga korban tidak bernyawa, sedangkan Saksi, Libex, Andre dan
Iman memantau kondisi dibelakang mobil. Dan sesuai rencana saksi akan
masuk ke mobil untuk membantu Terdakwa johanes, saksi berusaha
menusukkan pisau ke leher korban tapi justru mengenai bahu dan tangan
korban. Saat itu mesin mobil korban dalam kondisi hidup sehingga saksi
berusaha mematikanya tetapi korban justru tancap gas dan saksi terepental
keluar, Terdakwa johanes juga seketika loncat dari mobil. Setelah itu korban
berhasil melarikan diri menggunakan mobilnya.
- Saksi membenarkan barang bukti yang diperlihatkan dipersidangan kecuali
kantong plastik yang berisi serbuk sianida saksi tidak mengenalnya karena
menurut keterangan saksi, saksi bersama terdakwa sama sekali tidak
menggunakan sianida untuk membunuh korban.
Tanggapan Terdakwa :
Terdakwa memberikan pendapat bahwa keterangan saksi benar dan Terdakwa tidak
keberatan dengan keterangan saksi tersebut.

8. AHLI DOKTER
- Bahwa saksi menerangkan memberikan keterangan dalam keadaan sehat
Jasmani dan Rohani;
- Bahwa benar saksi diperiksa sebagai ahli dokter dalam perkara percobaan
pembunuhan berencana dan atau penganiayaan berencana atas nama saksi
korban Sdr.VICTOR TAMBATJONG.
- Bahwa Ahli sudah dihadirkan sebagai ahli forensik sebanyak 7 (tujuh) kali di
persidangan, termasuk dengan persidangan yang dihadiri saat ini.
- Bahwa saudara ahli sebelumnya pernah dimintakan keterangan sebagai ahli
forensik di suatu persidangan pidana dalam kasus percobaan pembunuhan di
Surabaya, Jawa Timur, sehingga masih ada keterkaitannya dengan kasus
dalam persidangan saat ini yakni keduanya sama-sama merupakan percobaan
pembunuhan.
- Menurut keterangan saudara ahli kondisi korban saat pertamakali datang
kerumah sakit pada hari jumat tgl 13 september 2019 yakni korban dalam
kondisi sadarkan diri, namun denyut nadi, detak jantung, serta nafas sangat
lemah, selain itu banyak ditemukan bekas luka berat akibat tusukan senjata
tajam diantaranya luka pada pipi dan bibir kanan yang menembus rongga
mulut dan beberapa luka di leher kanan dan leher kiri.
- Dan apabila pada saat itu korban tidak segera dibawa ke Rumah Sakit atau
tidak segera dilakukan operasi darurat kemungkinan besar nyawa korban
tidak akan dapat di selamatkan karena korban mendapatkan tusukan tepat di
area leher yang masih termasuk area vital karena terdapat pembulu darah
besar sehingga akibat tusukan tersebut korban mengalami pendarahan hebat.
- Dan menurut keterangan ahli pendarahan pada korban diakibatkan oleh
tusukan benda tajam yang mana telah ditemukan luka terbuka pada pipi dan
bibir kanan yang tembus ke rongga mulut, leher kanan dan leher kiri, akibat
tusukan benda tajam tersebut. Luka terbuka pada leher kiri telah merobek
pembuluh darah leher kiri dan menyebabkan perdarahan aktif yang baru
dapat dihentikan setelah dilakukan operasi darurat segera setelah korban
masuk ke rumah sakit.
- Hasil dari Visum Et Repertum korban bapak Victor Tambatjong yang
dibacakan saudara ahli saat persidangan yakni dapat disimpulan bahwa
ditemukan luka terbuka pada pipi dan bibir kanan yang tembus ke rongga
mulut, terdapat luka terbuka pada leher kanan dan leher kiri, akibat
kekerasan tajam. Luka terbuka pada leher kiri sebesar 7cm telah merobek
pembuluh darah leher kiri dan menyebabkan perdarahan aktif yang baru
dapat dihentikan setelah dilakukan operasi darurat segera setelah korban
masuk ke rumah sakit. Apabila korban tidak mendapatkan penanganan
dengan cepat maka Cedera tersebut menyebabkan ancaman bahaya maut
terhadap korban.
Tanggapan Terdakwa:
Terdakwa tidak memberikan tanggapan dan tidak keberatan dengan keterangan ahli
tersebut.

9. AHLI PIDANA
- Bahwa saksi menerangkan memberikan keterangan dalam keadaan sehat
Jasmani dan Rohani;
- Bahwa benar saksi diperiksa sebagai ahli pidana dalam perkara percobaan
pembunuhan berencana dan atau penganiayaan berencana atas nama saksi
korban Sdr.VICTOR TAMBATJONG.
- Bahwa menurut ahli suatu syarat perbuatan dapat dikualifikasikan sebagai
perbuatan tindak pidana percobaan pembunuhan berencana dengan
penyertaan apabila memenuhin unsur-unsur yang terdapat dalam Pasal 340
Jo. Pasal 53 Ayat (1) Jo. Pasal 55 Ayat (1) Ke-1 KUHP “yang melakukan, yang
menyuruh lakukan dan yang turut serta melakukan, mencoba melakukan
kejahatan dengan sengaja dan dengan rencana lebih dahulu, merampas
nyawa orang lain, jika niat untuk itu telah ternyata dari adanya permulaan
pelaksanaan, dan tidak selesainya pelaksanaan itu, bukan semata-mata
disebabkan karena kehendaknya sendiri”.
- Bahwa menurut ahli suatu syarat perbuatan dapat dikualifikasikan sebagai
perbuatan tindak pidana percobaan pembunuhan dengan penyertaan apabila
memenuhin unsur-unsur dalam Pasal 338 Jo. Pasal 53 Ayat (1) Jo. Pasal 55
Ayat (1) Ke-1 KUHP “yang melakukan, yang menyuruh lakukan dan yang
turut serta melakukan, mencoba melakukan kejahatan dengan sengaja
merampas nyawa orang lain, jika niat untuk itu telah ternyata dari adanya
permulaan pelaksanaan, dan tidak selesainya pelaksanaan itu, bukan semata-
mata disebabkan karena kehendaknya sendiri”.
- Dasar hukum tentang seseorang yang turut serta melakukan suatu tindak
pidana tetap dapat dipidana sebagai pelaku tindak pidana terdapat dalam
Pasal 55 ayat (1) KUHP yang menjelaskan tentang dader (turut serta)
seseorang dalam melakukan perbuatan tindak pidana.
- Bahwa menurut ahli cara untuk melihat niat pada diri seseorang dalam
melakukan tindak pidana adalah dapat dilihat melalui cara-cara seseorang
melakukan perbuatannya dalam tindak pidana didukung dengan bukti-bukti
yang sah.
- Saudara ahli menjelaskan bahwa perbuatan terdakwa johanes yang sengaja
menusukkan pisau sangkur ke leher korban secara berulang-ulang sudah
menunjukkan niat terdakwa dalam usaha menghilangkan nyawa korban
sehingga perbuatan terdakwa memenuhi unsur-unsur pasal yang didakwakan.
- Dan menurut ahli selama perbuatan-perbuatan terdakwa telah memenuhi
unsur-unsur pasal yang sudah jelaskan sebelumnya, maka perbuatan
terdakwa dapat dikatakan sudah memenuhi unsur-unsur pasal yang
didakwakan yakni pertama Pasal 340 Jo. Pasal 53 Ayat (1) Jo. Pasal 55 Ayat
(1) Ke-1 KUHP, Kedua Pasal 338 Jo. Pasal 53 Ayat (1) Jo. Pasal 55 Ayat (1)
Ke-1 KUHP.
- Menurut ahli perbedaan mendasar antara Pasal 340 Jo. Pasal 53 Ayat (1) Jo.
Pasal 55 Ayat (1) Ke-1 KUHP dengan Pasal 338 Jo. Pasal 53 Ayat (1) Jo. Pasal
55 Ayat (1) Ke-1 KUHP Perbedannya terdapat pada pasal 340 dan pasal 338,
dimana dalam pasal 338 KUHP dijelaskan tentang pokok delik pembunuhan /
pembunuhan biasa sedangkan dalam pasal 340 KUHP dijelaskan tentang
pembunuhan yang dilakukan dengan sengaja dan rencana terlebih dahulu.
Tanggapan Terdakwa:
Terdakwa tidak memberikan tanggapan dan tidak keberatan dengan keterangan ahli
tersebut.

B. Keterangan Terdakwa
Terdakwa di persidangan telah memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai
berikut:
- Bahwa terdakwa menerangkan memberikan keterangan dalam keadaan sehat
jasmani dan rohani.
- Bahwa benar terdakwa ditangkap oleh Team Gabungan Unit II Subdit 3 Resmob
Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Polres Maluku Tenggara dan Unit Reskrim Polsek
Kelapa Gading diantaranya bernama BRIGADIR FAHMI dan BRIPDA FARIZ
YUNIHANDOKO pada hari Sabtu tanggal 26 Oktober 2019 sekitar jam 19.00 WIT
di Desa Haar Ohoimel Kec. Kei Besar Utara Timur Ambon. Adapun alasan
terdakwa ditangkap dalam perkara Turut Serta Melakukan Percobaan
Pembunuhan Berencana dan atau Penganiayaan berencana terhadap korban
seorang Laki-laki yang bernama VICTOR TAMBATJONG yang terjadi pada hari
Jum’at tanggal 13 September 2019 sekitar jam 23.30 Wib bertempat di Jl.Raya
BGR Depan Sekolahan NJIS Kel. Kelapa Gading Barat Kec. Kelapa Gading Jakarta
Utara. Setelah dilakukan pemeriksaan berhasil disita barang bukti dari tangan
terdakwa berupa 1 (satu) buah handphone merk NOKIA type RM 1035 warna
putih.
- Bahwa benar yang menjadi pelaku turut serta melakukan percobaan
pembunuhan berencana dan atau penganiayaan berencana tersebut adalah
terdakwa bersama dengan teman terdakwa bernama Sdr. BAYU HIYAS
SULISTIAWAN, Sdr. BONGKY, Sdr. ANDRE alias LIBEX dan Sdr. IMAN,
sedangkan yang menjadi korbannya bernama Bpk. VICTOR TAMBATJONG.
- Bahwa benar sebelumnya terdakwa tidak kenal dan tidak memiliki hubungan
keluarga dengan saksi korban Sdr. VICTOR TAMBATJONG, tetapi memang benar
terdakwa pernah bertemu dengan korban sebelum kejadian di Restoran
Yoshinoya dan pada saat perjalanan mereka bertiga bersama naik mobil milik
saksi korban serta pada saat kejadian terdakwa dan teman- temannya
melakukan penusukan dengan menggunakan pisau sangkur untuk melakukan
pembunuhan terhadap saksi korban Sdr.VICTOR TAMBATJONG.
- Bahwa benar sebelumnya terdakwa tidak memiliki permasalahan atau dendam
pribadi dengan korban, adapun yang menjadi motif atau faktor penyebab atau
latar belakangnya karena BAYU HIYAS SULISTIAWAN bersama dengan teman
terdakwa bernama Sdr. BONGKY dan Sdr. ANDRE alias LIBEX yang mengajak
atau menyuruh terdakwa untuk melakukan pembunuhan terhadap korban Bpk.
VICTOR TAMBATJONG yang menurut BAYU HIYAS SULISTIAWAN justru istrinya
saksi korban yang menyuruh kepada Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN untuk
membunuh suaminya sendiri karenakan saksi korban memiliki wanita simpanan
lain sehingga istrinya merasa sakit hati dan menyuruh BAYU HIYAS
SULISTIAWAN untuk melakukan pembunuhan. Adapun rencana untuk
melakukan pembunuhan terhadap diri saksi korban tersebut disampaikan oleh
Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN kepada terdakwa dan tiga orang teman
terdakwa bernama Sdr. BONGKY, Sdr. ANDRE alias LIBEX dan Sdr. IMAN ketika
berada di sebuah kamar Hotel Fave Kelapa Gading Jakarta Utara pada tanggal
11 September 2019 atau dua hari sebelum pelaksanaan eksekusi.
- Bahwa benar terdakwa bersedia diajak atau disuruh oleh Sdr. BAYU HIYAS
SULISTIAWAN bersama dengan temannya yang bernama Sdr. BONGKY dan Sdr.
ANDRE alias LIBEX untuk melakukan pembunuhan terhadap saksi korban Sdr.
VICTOR TAMBATJONG dan memang benar terdakwa mendapatkan pembagian
uang muka pembayaran dari Sdr. BONGKY jumlahnya sebesar Rp. 25.000.000,-
(dua puluh lima juta rupiah) untuk melakukan pembunuhan ini dan sisanya
sebesar Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) akan dibayarkan setelah
berhasil melakukan eksekusi, karena menurut penjelasan Sdr. BONGKY untuk
melakukan pembunuhan ini total uang bayarannya Rp.200.000.000,- (dua ratus
juta rupiah) yang ternyata sumber uangnya berasal dari Ibu YULIANA yang
merupakan istri saksi korban. Setelah itu uang tersebut dibagi empat orang yaitu
terdakwa, Sdr. BONGKY, Sdr. ANDRE alias LIBEX dan Sdr. IMAN yang masing-
masing akan mendapatkan uang bayaran sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh
juta rupiah).
- Bahwa benar setelah disuruh atau diminta untuk melakukan pembunuhan
terhadap saksi korban Sdr.VICTOR TAMBATJONG, selanjutnya yang dilakukan
oleh terdakwa bersama dengan teman-temannya adalah mempersiapkan senjata
tajam sebagai alat untuk melakukan pembunuhan yaitu 2 (dua) bilah pisau
sangkur warna hitam tanpa gagang sehingga pada bagian gagang pisau sengaja
dibalut dengan kain warna merah milik terdakwa dan yang satu lagi gagangnya
sengaja dibalut dengan kain warna biru untuk teman terdakwa Sdr. IMAN.
Selanjutnya mereka berlima yaitu terdakwa, Sdr.BAYU HIYAS SULISTIAWAN,
Sdr.BONGKY, Sdr.ANDRE alias LIBEX dan Sdr.IMAN merencanakan atau
membuat skenario untuk melakukan pembunuhan terhadap korban VICTOR
TAMBATJONG. Dalam hal ini Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN sudah kenal baik
dengan saksi korban sehingga mudah bagi mereka untuk melaksanakan eksekusi
pembunuhan terhadap saksi korban.
- Bahwa benar para pelaku berjumlah 5 (lima) yaitu terdakwa, Sdr. BAYU HIYAS
SULISTIAWAN, Sdr.BONGKY, Sdr.ANDRE alias LIBEX dan Sdr.IMAN, dalam
melakukan penganiayaan berencana tersebut dengan menggunakan alat berupa
2 (dua) bilah pisau sangkur warna hitam pada bagian gagangnya dibalut kain
warna merah diikat menggunakan isolatif warna putih milik terdakwa dan yang
satu lagi gagangnya sengaja dibalut dengan kain warna biru untuk teman
terdakwa Sdr. IMANUEL alias IMAN. Sedangkan caranya pada saat kejadian saksi
korban Sdr. VICTOR TAMBATJONG berada di dalam mobil milik saksi korban
merk TOYOTA AVANZA 1.3 Veloz AT warna silver metalik tahun pembuatan 2019
No. Pol.: B-2603-UKT tepatnya di bangku depan sebelah kanan bersama dengan
Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN yang duduk di bangku depan sebelah kiri dan
terdakwa duduk di bangku tengah sebelah kiri. Pada saat saksi korban
mengemudikan mobil tersebut maka Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN sengaja
minta berhenti dengan berpura-pura perut mual mau muntah. Kemudian korban
menghentikan mobilnya tidak jauh dari lokasi Hotel BNB tepatnya di Jl. Raya
BGR Depan Sekolahan NJIS Kel. Kelapa Gading Barat Kec. Kelapa Gading Jakarta
Utara yang saat itu suasananya agak terang dengan lampu penerangan
termasuk lampu mobil yang melintas. Pada saat itu Sdr. BAYU HIYAS
SULISTIAWAN turun dari dalam mobil dan sengaja tidak menutup pintu
depan sebelah kiri sambil memberikan kode menganggukkan kepala dua kali kea
rah terdakwa sebagai tanda waktunya terdakwa melakukan eksekusi. Kemudian
dalam hitungan beberapa detik pada saat itu terdakwa yang duduk di bangku
tengah sebelah kiri langsung melakukan eksekusi dengan menggunakan 1 (satu)
bilah pisau sangkur warna hitam pada bagian gagangnya dibalut kain warna
merah diikat menggunakan isolatif warna putih yang terdakwa pegang dengan
tangan kanan dan terdakwa tusukkan ke leher saksi korban secara berulang-
ulang dengan sekuat tenaga yang mengenai bagian leher sebelah kiri dan leher
belakang. Pada saat itu teman terdakwa Sdr. IMAN yang baru datang naik
sepeda motor dari arah belakang langsung turun dan masuk ke dalam mobil
melalui pintu depan sebelah kiri yang dalam keadaan terbuka dengan
memegang 1 (satu) bilah pisau sangkur warna hitam pada bagian gagangnya
dibalut kain warna biru diikat menggunakan isolatif warna putih dengan tangan
kanan dan ditusukkan ke arah badan saksi korban sebelah kiri. Karena saksi
korban melakukan perlawanan dengan tancap gas kabur menggunakan
mobilnya, sehingga mereka gagal melakukan pembunuhan dan korban selamat
masih hidup hanya mengalami luka tusuk terutama bagian lehernya.

- Bahwa benar swalnya pada hari Minggu tanggal 28 Juli 2019 terdakwa diajak
oleh Sdr. ANDRE alias LIBEX untuk menemui teman kita di Surabaya bernama
Sdr. BONGKY karena ada pekerjaan menjadi Debt Collector. Setelah itu sekitar
empat hari kemudian mereka berdua berangkat dari Tual Kei Kecil Maluku
Tenggara menuju ke Surabaya naik pesawat menggunakan tiket yang sudah
dibayar oleh Sdr.BONGKY. Setelah empat hari berada di Surabaya, kemudian
mereka berempat terdakwa, BONGKY, ANDRE alias LIBEX dan IMAN pergi ke
Jakarta, sesampainya di Jakarta pada tanggal 02 Agustus 2019 dan saat itu
mereka berempat mendapatkan pembagian uang muka pembayaran dari Sdr.
BONGKY jumlahnya sebesar Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) untuk
melakukan pembunuhan terhadap saksi korban Sdr. VICTOR TAMBATJONG dan
sisanya sebesar Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) akan dibayarkan
setelah berhasil melakukan eksekusi. Selama berada di Jakarta mereka tinggal
menjadi satu kamar di rumah kost daerah Tanah Merah Dekat Kelapa Gading
Jakarta Utara yang sudah dipersiapkan oleh Sdr. BONGKY mulai dari tanggal 02
Agustus 2019 sampai dengan tanggal 13 September 2019 dan mereka
menggunakan uang pembagian tersebut untuk biaya hidup sehari-hari.
Kemudian terdakwa dan Sdr. BONGKY empat kali bertemu dnegan Sdr. BAYU
HIYAS SULISTIAWAN, yang pertama kali bertemu di sebuah restoran Kelapa
Gading dimana saat itu Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN menceritakan bahwa
istrinya korban bersama dengan dirinya pernah berusaha membunuh saksi
korban menggunakan racun sianida namun tidak berhasil sehingga beralih
menggunakan cara pembunuh bayaran. Kemudian pertemuan yang kedua
terdakwa bersama dengan Sdr.BONGKY kembali menemui Sdr.BAYU HIYAS
SULISTIAWAN guna menunjukkan rumah saksi korban di daerah Gading Kirana
Kelapa Gading. Setelah itu pertemuan yang ketiga pada tanggal 11 September
2019 jam 14.00 Wib mereka berlima mengadakan pertemuan di sebuah kamar
Hotel Fave Kelapa Gading Jakarta Utara mereka berempat terdakwa, BONGKY,
ANDRE alias LIBEX dan IMAN bertemu dengan BAYU HIYAS SULISTIAWAN,
adapun yang dilakukan pada saat itu adalah merencanakan cara melakukan
pembunuhan terhadap diri saksi korban Sdr.VICTOR TAMBATJONG. Pada saat itu
Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN bertanya kepada mereka “SIAPA YANG MAU
IKUT DENGAN TERDAKWA BERTEMU DENGAN KORBAN?”. Kemudian BONGKY
dan ANDRE alias LIBEX menyuruh terdakwa untuk ikut bersama dengan Sdr.
BAYU HIYAS ULISTIAWAN”, pada saat itu terdakwa bertanya apa tugas yang
terdakwa lakukan dan dijawab melakukan eksekusi terhadap saksi korban hingga
mati. Awalnya terdakwa terkejut mengapa saksi korban harus dibunuh bukannya
hanya disuruh untuk menagih hutang, pada saat itu BAYU HIYAS SULISTIAWAN
menjelaskan bahwa justru istrinya saksi korban yang menyuruh untuk
membunuh suaminya sendiri karena korban/suaminya memiliki wanita simpanan
lain sehingga istrinya merasa sakit hati dan menyuruh BAYU HIYAS
SULISTIAWAN untuk melakukan pembunuhan, setelah saksi korban mati maka
tas dan barang-barang yang dibawa saksi korban agar diserahkan kepada BAYU
HIYAS SULISTIAWAN untuk diberikan kepada istrinya saksi korban. Kemudian
Sdr. BONGKY yang membagi tugas dan peranan mereka berlima masing-masing
dalam merencanakan untuk melakukan pembunuhan terhadap diri saksi korban
tersebut mereka mengadakan pertemuan sekitar tiga jam setelah itu mereka
pulang meninggalkan hotel. Selanjutnya terdakwa dan teman-teman terdakwa
menyiapkan senjata tajam sebagai alat untuk melakukan pembunuhan yaitu 2
(dua) bilah pisau sangkur warna hitam tanpa gagang sehingga pada bagian
gagang pisau sengaja dibalut dengan kain warna merah milik terdakwa dan yang
satu lagi gagangnya sengaja dibalut dengan kain warna biru untuk temannya
bernama IMANUEL alias IMAN.
- Bahwa benar pada hari Jum’at tanggal 13 September 2019 sekitar jam 21.45
Wib terdakwa bersama dengan rekan terdakwa yang bernama Sdr. BAYU HIYAS
SULISTIAWAN nongrong di Restoran Yoshinoya Kelapa Gading Jakarta Utara
dimana Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN saat itu mengenakan pakaian baju
lengan panjang warna coklat motif kotak-kotak dan topi warna hitam serta
celana panjang warna hitam, sednagkan terdakwa mengenakan pakaian switer
warna hitam dan topi warna hitam serta selana warna krem. Pada saat itu
terdakwa melihat Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN mengge chat korban melalui
via Whatsapp kemudian mengajak saksi korban untuk bertemu di restoran
tersebut, sedangkan tiga orang teman terdakwa bernama BONGKY, ANDRE alias
LIBEX dan IMAN mengawasi / memantau dari luar restoran, setelah mereka
menunggu sekitar satu jam terdakwa melihat korban datang ke Restoran
Yoshinoya Kelapa Gading mengedarai mobil merk Toyota Avanza warma Silver
Metalik No. Pol. : B-2603-UKT kemudian menemui mereka berdua. Pada saat itu
mereka bertiga makan dan minum sambil ngobrol selama sekitar 30 menit maka
BAYU HIYAS SULISTIAWAN dihubungi oleh Sdr. BONGKY dengan maksud
memberitahukan bahwa seolah-olah bapaknya sedang sakit sesuai rencana yang
sudah disepakati untuk meminjam mobil kepada korban. Kemudian Sdr BAYU
bicara kepada saksi korban Sdr. VICTOR TAMBATJONG untuk meminjam
mobilnya dengan berpura-pura untuk mengantar bapaknya yang sedang sakit,
selanjutnya saksi korban VICTOR TAMBATJONG mau meminjamkan mobilnya
namun sebelum mobil diserahkan saksi korban VICTOR TAMBATJONG minta
diantar pulang terlebih dahulu ke rumahnya. Setelah itu mereka pergi
meninggalkan tempat tersebut naik mobil milik korban merk Toyota Avanza
warma Silver Metalik No. Pol. B 2603 UKT yang dikemudikan oleh korban,
sedangkan tiga orang teman terdakwa bernama BONGKY, ANDRE alias LIBEX
dan IMAN mengikuti dari arah belakang mobil masing-masing naik sepeda
motor. Kemudian Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN berpura-pura akan mengambil
kameranya yang tertinggal di Hotel BNB Kelapa Gading sehingga meminta
kepada saksi korban untuk mampir ke hotel, padahal mengenai bapaknya sakit
keras dan juga akan ambil kamera di hotel tersebut hanya bohong karena ini
merupakan bagian dari skenario mereka. Sebenarnya dalam perjalan di mobil
tersbeut saat itu mereka menunggu saat yang tepat untuk melakukan eksekusi
terhadap saksi korban, namun belum ada kesempatan hingga saksi korban
menghentikan mobilnya di dekat Lobby Hotel BNB. Sesampainya di depan Hotel
BNB sekitar jam 23.20 Wib maka saksi korban menunggu dalam mobil di
pinggir jalan depan Hotel BNB, sedangkan Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN
bersama dengan terdakwa turun dari dalam mobil dan masuk ke dalam hotel
bukan ambil kamera tetapi hanya masuk ke dalam toilet. Ketika berada di dalam
toilet maka Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN telepon kepada Sdr.BONGKY agar
stand by di belakang mobil saksi korban yang parkir di depan Hotel BNB.
Kemudian mereka berdua keluar dari dalam toilet berjalan kaki melewati lobby
hotel dan pergi menemui saksi korban yang menunggu di dalam mobil, pada
saat itu terdakwa melihat Sdr. BONGKY dan Sdr. ANDRE alias LIBEX dan
Sdr.IMAN sudah menunggu di belakang mobil dengan jarak sekitar 50 meter
kondisi jalan lurus. Setelah itu mereka masuk ke dalam mobil korban dengan
posisi saksi korban Sdr. VICTOR TAMBATJONG sebagai pengemudi duduk di
bangku depan sebelah kanan, Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN duduk di bangku
depan sebelah kiri dan terdakwa duduk di bangku tengah sebelah kiri. Pada saat
korban mengemudikan mobil tersebut maka Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN
sengaja minta berhenti dengan berpura-pura perutnya mual mau muntah.
Kemudian saksi korban menghentikan mobilnya tidak jauh dari lokasi Hotel BNB
tepatnya di Jl. Raya BGR Depan Sekolahan NJIS Kel. Kelapa Gading Barat Kec.
Kelapa Gading Jakarta Utara yang saat itu suasananya agak terang dengan
lampu penerangan termasuk lampu mobil yang melintas. Pada saat itu terdakwa
melihat Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN turun dari dalam mobil dan sengaja
tidak menutup pintu depan sebelah kiri sambil memberikan kode
menganggukkan kepala dua kali kearah terdakwa sebagai tanda waktunya
terdakwa melakukan eksekusi. Kemudian dalam hitungan beberapa detik pada
saat itu terdakwa yang duduk di bangku tengah sebelah kiri langsung melakukan
eksekusi dengan menggunakan 1 (satu) bilah pisau sangkur warna hitam pada
bagian gagangnya dibalut kain warna merah diikat menggunakan isolatif warna
putih yang terdakwa pegang dengan tangan kanan dan terdakwa tusukkan ke
leher saksi korban secara berulang-ulang dengan sekuat tenaga yang mengenai
bagian leher sebelah kiri dan leher belakang lebih dari dua tusukan. Pada saat
itu teman terdakwa Sdr. IMAN yang baru datang naik sepeda motor dari arah
belakang langsung turun dan masuk ke dalam mobil melalui pintu depan sebelah
kiri yang dalam keadaan terbuka dengan memegang 1 (satu) bilah pisau
sangkur warna hitam pada bagian gagangnya dibalut kain warna biru diikat
menggunakan isolatif warna putih dipegang dengan tangan kanan dan
ditusukkan ke arah badan saksi korban sebelah kiri. Karena saksi korban
melakukan perlawanan dengan tancap gas kabur menggunakan mobilnya
sehingga Sdr. IMAN terpental keluar, sedangkan terdakwa yang masih berada di
dalam mobil meskipun masih memegang pisau sangkur namun melihat saksi
korban tancap gas dengan kondisi terluka sambil berteriak “TURUN GAK LOE…
TURUN GAK LOE…!” kemudian terdakwa membuka pintu mobil dan melepaskan
genggaman pisau sangkut tertinggal dalam mobil saksi korban karena terdakwa
loncat keluar dari dalam mboil hingga terguling-guling ke aspal. Kemudian
terdakwa dijemput oleh Sdr. ANDRE alias LIBEX naik sepeda motor pergi
meninggalkan tempat kejadian perkara, sedangkan Sdr. BONGKY berboncengan
naik sepeda motor dengan Sdr. IMAN, sementara Sdr. BAYU HIYAS
SULISTIAWAN sudah kabur lebih duluan naik sepeda motornya sendiri, sehingga
mereka gagal melakukan pembunuhan dan korban selamat masih hidup hanya
mengalami luka tusuk terutama bagian lehernya. Setelah itu terdakwa sempat
kabur ke daerah Bekasi bersama dengan Sdr. ANDRE alias LIBEX kemudian
sempat melakukan pertemuan berempat di daerah Pasar Senen Jakarta Pusat.
Selanjutnya terdakwa kabur naik bus ke Surabaya hingga dua minggu kemudian
naik Kapal Pelni ke kampung halaman terdakwa di Desa Ohitel RT/RW tidak
ingat Kel. Kecoblak Kec. Pulo Dula Utara Kota Tual Kab. Maluku Tenggara
Ambon. Selanjutnya Team Gabungan Unit II Subdit 3 Resmob Ditreskrimum
Polda Metro Jaya, Polres Maluku Tenggara dan Unit Reskrim Polsek Kelapa
Gading diantaranya bernama Terdakwa IX BRIGADIR FAHMI dan Terdakwa X
BRIPDA FARIZ YUNIHANDOKO telah berhasil melakukan penangkapan terhadap
diri terdakwa pada hari Sabtu tanggal 26 Oktober 2019 sekitar jam 19.00 WIT di
Desa Haar Ohoimel Kec. Kei Besar Utara Timur Ambon. Kemudian terdakwa
dibawa ke Polda Metro Jaya dan diserahkan ke Polsek Kelapa Gading, setelah
dilakukan pemeriksaan berhasil disita barang bukti dari tangan terdakwa
berupa : 1 (satu) buah handphone merk NOKIA type RM 1035 warna putih yang
terdakwa pergunakan sebagai alat komunikasi antara terdakwa dengan Sdr.
BONGKY dan Sdr. IMAN selama dalam upaya pembunuhan terhadap diri korban,
sedangkan uang pembagian yang terdakwa terima sebesar Rp. 25.000.000,-
(dua puluh lima juta rupiah) telah habis selama dalam pelarian.
- Bahwa benar akibat dari tusukan pisau sangkur tersebut terdakwa melihat pada
foto saksi korban yang mengalami luka tusuk mengeluarkan banyak darah yang
paling parah pada bagian leher sebelah kiri dekat urat nadi pembuluh darah
utama hingga menjalani operasi dan dijahit. Selain itu saksi korban menderita
luka tusuk pada bibir atas sebelah kanan yang tembus ke gusi sehingga dijahit
luar dan dalam. Kemudian saksi korban juga menderita beberapa luka goresan
pada bagian tubuhnya yaitu kepala bagian belakang, lengan tangan kiri, dekat
siku dalam tangan kiri.
- Bahwa benar maksud dan tujuan terdakwa dan teman-teman terdakwa dalam
melakukan penusukan menggunakan pisau sangkur terhadap diri saksi korban
Sdr. VICTOR TAMBATJONG adalah untuk membunuh atau menghilangkan
nyawanya, sehingga tusukan pisau sangkur tersebut sengaja terdakwa arahkan
ke sasaran yang mematikan yaitu lehernya dekat urat nadi pembuluh darah
besar.
- Bahwa benar barang buktinya yang masih terdakwa ingat bahwa : mobil merk
TOYOTA AVANZA 1.3 Veloz AT warna silver metalik tahun pembuatan 2019 No.
Pol. : B-2603-UKT merupakan mobil yang dipakai oleh saksi korban pada saat
kejadian, 1 (satu) bilah pisau sangkur warna hitam pada bagian gagangnya
dibalut kain warna merah dan diikat menggunakan isolatif warna putih yang
terdakwa pakai untuk menusuk leher saksi korban, Uang tunai sebesar Rp.
70.000.000,- (tujuh puluh juta rupiah) merupakan sisa uang yang belum
dibayarkan oleh Sdr. BAYU HIYAS SULISTIAWAN.
- Bahwa terdakwa mengaku menyesali perbuatan Terdakwa dan berjanji tidak
akan mengulangi perbuatan yang sama lagi.
- Bahwa terdakwa membenarkan barang bukti yang diperlihatkan dipersidangan.
C. Barang Bukti
Barang bukti yang diajukan dalam persidangan antara lain:
1. 1 (satu) bilah pisau sangkur warna hitam pada bagian gagangnya dibalut kain
warna merah dan diikat menggunakan isolatif warna putih;
2. Tas ransel merk eiger warna hitam berisi Uang tunai sebesar Rp. 70.000.000,-
(tujuh puluh juta rupiah);
3. 1 (satu) buah handphone merk OPPO F5 warna hitam dengan Nomor Imei
355222/09/060683/2 dan 355223/09/060683/0 dengan nomor Simcard
08121006767 dan 081585085185 yang terdapat bukti percakapan para pelaku di
WhatsApp.
4. lembar print out rekening koran Bank BCA No. Rek. 1307775000 atas nama BAYU
HIYAS SULISTIAWAN;
5. 1 (satu) buah buku tabungan Bank BCA No. Rek. 2841114428 atas nama
YULIANA
6. Bukti transfer dari rekening yuliana ke rekening bayu hias sebesar
Rp.300,000.000 (Tiga Ratus Juta Rupiah)
7. Kantong plastik kecil berisi serbuk warna putih (sianida);

III. FAKTA HUKUM


Majelis Hakim Yang Terhormat,
Jaksa Penuntut Umum Yang Kami Hormati,
Saudara Terdakwa Dan Hadirin Yang Kami Hormati,
Sidang Yang Saya Muliakan,

Sebelum kami membahas unsur-unsur Yuridis atas perbuatan yang dilakukan


terdakwa terlebih dahulu dikemukakan fakta-fakta hukum berdasarkan
keterangan saksi-saksi, petunjuk, alat bukti surat dan keterangan terdakwa
sebagai berikut:
- Bahwa berawal BAYU HIAS SULISTIAWAN (berkas perkara terpisah) menjalin
hubungan asmara dengan YULIANA (berkas perkara terpisah) yang
merupakan istri sah dari saksi korban VICTOR TAMBATJONG, dikarenakan
hubungan rumah tangga antara YULIANA dengan saksi korban sedang tidak
harmonis. Selanjutnya dalam perjalanan hubungan asmara tersebut BAYU
HIAS SULISTIAWAN dan YULIANA sepakat berencana untuk melakukan
pembunuhan terhadap saksi korban dengan menggunakan SIANIDA yang
rencananya akan dicampur pada makanan atau minuman yang akan
dikonsumsi oleh saksi korban, akan tetapi karena YULIANA takut dan tidak
berani melakukannya maka sianida dikembalikan kepada BAYU HIAS.
- Selanjutnya pada akhir bulan Juli 2019 BAYU HIAS SULISTIAWAN dan
YULIANA kembali merencanakan pembunuhan terhadap saksi korban dengan
membayar jasa PEMBUNUH BAYARAN, dimana YULIANA yang membiayai
sedangkan BAYU HIAS SULISTIAWAN mencari dan merekrut eksekutor yang
akhirnya BAYU HIAS SULISTIAWAN menghubungi Terdakwa, BONGKY
(BERKAS PERKARA TERPISAH), LIBEX (DPO), ANDRE (DPO), dan IMAN (DPO)
yang disepakati dengan bayarannya sebesar Rp. 200.000.000,- (dua ratus
juta rupiah), akan tetapi BAYU HIAS SULISTIAWAN menyampaikan kepada
YULIANA bahwa jasa pembunuh bayaran yang direkrut kurang lebih sebesar
Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) dan disetujui oleh YULIANA.
Selanjutnya YULIANA menyerahkan uang kurang lebih sebesar Rp.
300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) kepada BAYU HIAS SULISTIAWAN
secara bertahap dan setelah menerima uang dari YULIANA tersebut,
kemudian BAYU HIAS SULISTIAWAN menyerahkan uang sebesar Rp.
100.000.000,- (seratus juta rupiah) kepada BONGKY sebagai uang muka dan
sisanya akan dibayarkan apabila pekerjaan untuk membunuh saksi korban
sudah selesai. Selanjutnya melalui perencanaan dan skenario, BAYU HIAS
SULISTIAWAN yang sudah mengenal dengan saksi korban melaksanakan aksi
rencana pembunuhan tersebut pada hari Jum’at tanggal 13 September
2019, dimana BAYU HIAS SULISTIAWAN bersama-sama dengan
Terdakwa mengajak bertemu saksi korban bertempat di Restoran Yoshinoya
Kelapa Gading dengan maksud membahas pekerjaan, sedangkan BONGKY,
ANDRE, LIBEX dan IMAN memantau dari luar restoran. Bahwa pada saat
saksi korban ngobrol bersama BAYU HIAS SULISTIAWAN dan Terdakwa
tersebut, BONGKY menghubungi BAYU HIAS SULISTIAWAN dengan maksud
memberitahukan seolah-olah bapak BAYU HIAS SULISTIAWAN sedang sakit
dan akan meminjam mobil milik saksi korban sesuai dengan rencana yang
disepakati.
- Kemudian BAYU HIAS SULISTIAWAN meminjam mobil milik saksi korban, dan
sebelum dipinjamkan saksi korban meminta kepada BAYU HIAS
SULISTIAWAN untuk diantarkan pulang terlebih dahulu ke rumahnya.
Selanjutnya saksi korban, Terdakwa dan BAYU HIAS SULISTIAWAN pergi
meninggalkan restoran dengan menggunakan mobil milik saksi korban merk
Toyota Veloz warna silver metalik nopol B-2603- UKT yang dikemudian oleh
saksi korban, sedangkan BONGKY, LIBEX, ANDRE dan IMAN mengikuti dari
arah belakang mobil dengan menggunakan sepeda motor, kemudian BAYU
HIAS SULISTIAWAN berpura-pura akan menemui klien di Hotel BNB Kelapa
Gading untuk memberitahu kliennya karena besoknya tidak dapat melakukan
pekerjaan dokumentasi karena bapaknya sakit sehingga meminta kepada
saksi korban untuk mampir di Hotel BNB Kelapa Gading, dimana semua itu
hanya merupakan skenario sambil menunggu saat yang tepat untuk
melakukan pembunuhan terhadap saksi korban, dan sesampainya di Hotel
BNB Kelapa Gading Terdakwa bersama BAYU HIAS SULISTIAWAN turun dari
mobil dan hanya masuk ke toilet sedangkan saksi korban menunggu di dalam
mobil. Dan setelah BAYU HIAS SULISTIAWAN menghubungi BONGKY untuk
memastikan pelaksanaan eksekusi maka selanjutnya Terdakwa dan BAYU
HIAS SULISTIAWAN kembali ke mobil dan menemui saksi korban, dan pada
saat itu BONGKY, LIBEX, ANDRE dan IMAN sudah menunggu di belakang
mobil. Kemudian Terdakwa dan BAYU HIAS SULISTIAWAN masuk ke dalam
mobil dengan posisi saksi korban sebagai pengemudi duduk di kursi depan
sebelah kanan, BAYU HIAS SULISTIAWAN duduk di kursi depan sebelah kiri
dan Terdakwa duduk di kursi tengah sebelah kiri. Selanjutnya pada saat
diperjalanan tidak jauh dari Hotel BNB Kelapa Gading tepatnya di Jl. Raya
BGR Depan Sekolahan NJIS Kelapa Gading Jakarta Utara sekitar jam 23.30
wib BAYU HIAS SULISTIAWAN meminta berhenti dengan berpura-pura mual
dan akan muntah dan langsung keluar dari dalam mobil dengan sengaja tidak
menutup pintu mobil sebelah kiri sambil memberi isyarat dengan
menganggukan kepala kepada Terdakwa sebagai tanda pelaksanaan eksekusi
pembunuhan terhadap saksi korban, dan selanjutnya Terdakwa yang duduk di
bangku tengah langsung menusukkan 1 (satu) bilah pisau sangkur warna
hitam pada bagian gagangnya dibalut kain warna merah yang diikat
menggunakan isolatip warna putih yang sudah dipersiapkan sebelumnya ke
arah leher saksi korban berkali-kali dan pada saat bersamaan IMAN (DPO)
yang sudah mengikuti dari belakang juga langsung masuk dari pintu sebelah
kiri yang terbuka dengan membawa pisau sangkur dan berusaha menusuk ke
arah badan saksi korban. Dan karena pada saat itu mesin mobil dalam kondisi
masih hidup maka saksi korban melakukan perlawanan dengan langsung
menginjak gas yang menyebabkan IMAN (DPO) terpental dan juga membuat
Terdakwa langsung kabur dengan cara membuka pintu mobil dan meloncat
keluar sehingga pisau sangkur yang dipergunakan untuk menusuk korban
tertinggal di dalam mobil, selanjutnya saksi korban segera tancap gas dan
berhasil melarikan diri menuju ke rumah sakit dalam keadaan luka parah
pada bagian lehernya. Selanjutnya BAYU HIAS SULISTIAWAN, JOHANES,
IMAN, BONGKI dan ANDRE juga langsung melarikan diri.
- Bahwa akibat perbuatan Terdakwa JOHANES RONALD SEBENAN bersama-
sama BAYU HIYAS SULISTIAWAN (berkas perkara terpisah), YULIANA (berkas
perkara terpisah) BONGKY (BERKAS PERKARA TERPISAH), LIBEX (DPO),
ANDRE (DPO), dan IMAN (DPO) tersebut, menyebabkan saksi korban VICTOR
TAMBATJONG mengalami luka-luka sebagaimana visum et repertum No.
06/VER/RSMKKG/X/2019 tanggal 02 Oktober 2019 yang dibuat dan
ditandatangani oleh dokter Vera R Siregar dokter pada Instalasi Gawat
darurat dan dokter Harmin Sarana, spesialis bedah pada RSMKKG Jakarta
Utara dengan hasil kesimpulan pada pemeriksaan terhadap laki-laki yang
berusia 42 tahun ditemukan luka terbuka pada pipi dan bibir kanan yang
tembus ke rongga mulut, leher kanan dan leher kiri, akibat kekerasan tajam.
Luka terbuka pada leher kiri telah merobek pembuluh darah leher kiri dan
menyebabkan perdarahan aktif yang baru dapat dihentikan setelah dilakukan
operasi darurat segera setelah korban masuk ke rumah sakit. Cedera tersebut
menyebabkan ancaman bahaya maut terhadap korban.
Bahwa perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa Johanes Ronald Sebenan
sebagaimana diatur dan diancam pidana pada Pasal 340 Jo. Pasal 53 ayat (1)
Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
ANALISIS
Maka berdasarkan fakta-fakta hukum yang terungkap dipersidangan sebagaimana
tersebut di atas, menurut hemat kami Penasihat Hukum Terdakwa berkeyakinan dan
menyimpulkan dalam nota pembelaan ini sebagai berikut :
Bahwa oleh karenanya unsur dari dakwaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 340
Jo Pasal 53 ayat (1) Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana tidak terbukti secara sah
dan meyakinkan, dengan uraian sebagai berikut :
1. Unsur “Barang siapa”
Dalam surat tuntutannya, Jaksa Penuntut Umum dalam membuktikan unsur
“barangsiapa” hanya dengan argumentasi bahwa Terdakwa dalam
persidangan tidak ada satupun alasan yang ditemukan dalam diri Terdakwa
untuk meniadakan atau menghapuskan kesalahan Terdakwa. Tentunya
argumentasi seperti ini kurang pantas untuk disampaikan dalam pengadilan
untuk membuktikan unsur dalam suatu tindak pidana.Tentunya Jaksa
Penuntut Umum sebagai seorang sarjana hukum, dapat memikirkan
argumentasi yang lebih cerdas untuk membuktikan unsur tersebut.
Berdasarkan Pasal 340 KUHP, unsur “barangsiapa” bukan merupakan delik
inti, tetapi hanya sebagai elemen delik yang menunjukan subjek hukum yang
didakwa melakukan tindak pidana yang pembuktiannya bergantung kepada
pembuktian unsur delik lainnya. Berdasarkan Putusan Mahkamah Agung
Republik Indonesia No. 951-K/Pid/1982 tertanggal 10 Agustus 1983 dengan
nama Terdakwa Yojiro Kitajima, yang antara lain menerangkan bahwa unsur
“barang siapa”hanya merupakan kata ganti orang di mana unsur ini harus
mempunyai makna jika dikaitkan dengan unsur-unsur pidana lainnya. Oleh
karena itu, haruslah unsur “barangsiapa” dibuktikan dengan unsur-unsur delik
lainnya dalam delik yang didakwakan.
Dengan demikian, hadirnya terdakwa dalam persidangan tidaklah berarti
unsur “barangsiapa” langsung terbukti, tanpa dibuktikannya juga unsur-unsur
delik lainnya. Setelah terbukti unsur-unsur lainnya barulah Jaksa Penuntut
Umum dapat menyatakan bahwa unsur “barangsiapa” telah terbukti.
Dengan demikian unsur “barang siapa” TIDAK TERBUKTI SECARA SAH DAN
MEYAKINKAN.

2. Unsur “Telah Melakukan Percobaan, Dengan Sengaja Dan


Direncanakanan Terlebih Dahulu, Merampas Nyawa Orang Lain”
Unsur kesengajaan dalam rumusan tindak pidana merupakan salah satu
unsur yang terpenting. Berkaitan dengan unsur kesengajaan ini, maka apabila
dalam rumusan tindak pidana terdapat perbuatan dengan sengaja atau biasa
disebut opzettelijk, maka unsur kesengajaan ini meliputi semua unsur lain
yang dibelakangnya harus dibuktikan.
Maka berkaitan dengan pembuktian bahwa perbuatan yang dilakukanya itu
dilakukan “dengan sengaja,” terkandung pengertian menghendaki dan
mengetahui atau menurut penjelasan MvT (Memorie van Toelechting) bisa
disebut dengan willens en wetens. Yang dimaksudkan disini adalah seseorang
yang melakukan suatu perbuatan “dengan sengaja” itu haruslah memenuhi
rumusan willens yaitu harus menghendaki apa yang ia perbuat dan
memenuhi unsur wettens yaitu harus mengetahui akibat dari apa yang ia
perbuat.
Jika dikaitkan dengan teori kehendak yang dirumuskan oleh Von Hippel, maka
dapat dikatakan bahwa yang dimaksud sebagai “dengan sengaja” adalah
kehendak membuat suatu perbuatan dan kehendak untuk menimbulkan suatu
akibat dari perbuatan itu atau akibat dari pebuatanya tersebut yang menjadi
maksud dari dilakukanya perbuatan itu. Maka pembuktian adanya unsur
kesengajaan dalam pelaku melakukan tindakan melanggar hukum sehingga
perbuatanya itu dapat dipertanggungjawabkan kepada si pelaku hanya
dikaitkan dengan keadaan serta tindakan si pelaku pada waktu ia melakukan
perbuatan melanggar hukum yang dituduhkan kepadanya tersebut.

Mengenai unsur “direncanakan Terdakwa terlebih dahulu” dalam KUHP sendiri


tidak ada penjelasan tentang apa yang dimaksud sebagai direncakan terlebih
dahulu. Namun, penjelasan tentang unsur direncanakan terlebih dahulu dapat
dilihat dalam MvT (Memorie van Toelichting) yang menyatakan bahwa
istilah met voorbedachte rade atau “dengan rencana terlebih dahulu”
menunjuk pada suatu saat untuk menimbang dengan tenang. Istilah tersebut
merupakan kebalikan dari pertumbuhan kehendak yang dengan tiba-tiba.
Bahwa tidak ada ketentuan berapa lamanya harus berlaku diantara saat
timbulnya maksud untuk melakukan perbuatan itu dengan saat
dilaksanakannya. Akan tetapi, nyatalah harus ada suatu antara dimana ia
dapat menggunakan pikiranya tentang guna merencanakan segala
sesuatunya. Begitupula menurut R. Soesilo dalam bukunya Hukum Acara
Pidana (Prosedur Penyelesaian Perkara Pidana Bagi Penegak Hukum),
halaman 203, menyatakan, bahwa saat antara timbulnya kehendak dengan
pelaksanaanya tidak boleh terlalu sempit, tetapi juga sebaliknya tidak perlu
terlalu lama, yang terpenting adalah apakah di dalam tempo itu pelaku sudah
memiliki kesempatan untuk berubah pikiran dan tidak jadi melanjutkan
perbuatanya.
Dalam konteks Pasal 340 KUHP, untuk lebih jelasnya lagi, terkandung tiga
syarat yaitu:
memutuskan kehendak dalam suasana tenang, tersedianya waktu yang cukup
sejak timbulnya kehendak sampai dengan pelaksanaan kehendak itu, dan
pelaksanaan kehendak tersebut dalam suasana tenang. Memutuskan
kehendak dalam suasana tenang mengandung maksud bahwa memutuskan
kehendak dengan tenang. Artinya pada saat pelaku memutuskan
kehendaknya untuk membunuh, keadaan batin orang tersebut dalam
keadaan tenang, tidak berada dalam keadaan tergesa-gesa, tidak dalam
keadaan terpaksa dan tidak berada dalam keadaan emosi tinggi. Maka dari itu
kehendak yang diputuskan oleh pelaku merupakan kehendak yang dilakukan
dalam suasana batin yang tenang.
Tersedianya waktu yang cukup sejak timbulnya kehendak sampai dengan
pelaksanaan kehendak itu. Merupakan syarat yang bersifat relatif.
Persoalannya adalah bukan lamanya waktu. Tersedianya waktu yang cukup
mengandung pengertian bahwa dalam tempo waktu yang tersedia itu, pelaku
masih dapat berpikir dengan tenang. Jadi persoalanya tidak pada masalah
lamanya waktu, tetapi persoalan lamanya waktu yang cukup itu lebih
mengarah pada penggunaan waktu yang tersedia itu. Artinya, apakah dalam
waktu yang tersedia itu benar-benar telah dapat untuk berpikir dengan
tenang atau tidak. Sekalipun masalah tersedianya waktu yang cukup itu tidak
menunjuk pada persoalan lamanya waktu, tetapi tersedianya waktu yang
cukup tersebut, tidak boleh menunjuk pada suatu waktu yang terlalu singkat.
Sebab apabila terlalu singkat kesempatan untuk berfikir dengan tenang
tersebut mungkin tidak terjadi.
Tidak mungkin rasanya seseorang dapat berpikir dengan tenang dalam waktu
yang singkat, biasanya dalam waktu yang sangat singkat itu orang justru
berfikir secara tergesa-gesa, panik dan tidak terencana. Apabila waktu yang
tersedia itu tidak cukup dan diikuti pula dengan perasaan takut, khawatir dan
sebagainya. Dalam waktu yang demikian, jelas sama sekali tidak
menggambarkan suasana batin yang tenang.
Berdasarkan uraian tersebut terkait dengan “dengan sengaja”, bisa dikatakan
bahwa jika ada hubungan antara batin pelaku dengan akibat yang timbul
karena perbuatanya itu atau ada hubungan lahir yang merupakan hubungan
sebab antara perbuatan pelaku dengan akibat yang dilarang itu, maka hukum
pidana dapat dijatuhkan kepada si pelaku atas perbuatan pidananya itu.
Sebab pertanggungjawaban pidana atas perbuatannya secara jelas dapat
ditimpakan kepada pelaku. Tetapi jika hubungan kausal tersebut tidak ada
maka pertanggungjawaban pidana atas perbuatan pidananya itu tidak dapat
ditimpakan kepada pelakunya itu sehingga hukuman pidana tidak dapat
dijatuhkan kepada pelakunya itu.
Terkait konteks “dengan rencana terlebih dahulu”, maka apabila pikiran-
pikiran untuk membunuh tersebut dalam keadaan marah, tidak tenang, waktu
yang terlalu singkat, yang berakibat akan berfikir secara tergesa-gesa, panik,
dan tidak terencana, dan dalam suatu suasana kejiwaan yang tidak
memungkinkan untuk berfikir dengan tenang, maka disitu tidak ada unsur
perencanaan.
Dengan demikian, unsur “Dengan sengaja dan direncanakan terlebih dahulu”,
TIDAK TERBUKTI SECARA SAH DAN MEYAKINKAN.
Yang dimaksud dengan unsur ini adalah perbuatan menghilangkan nyawa
orang lain itu haruslah merupakan perbuatan yang positif atau aktif walaupun
dengan perbuatan sekecil apapun. Jadi perbuatan tersebut haruslah
diwujudkan secara aktif dengan gerakan sebagian anggota tubuh. Oleh
karenanya perbuatanya dapat berupa bermacam-macam perbuatan. Dimana
perbuatan tersebut berujung dengan timbulnya suatu akibat hilangnya nyawa
orang sebagai persyaratan mutlak.
Dengan Demikian, Unsur “Merampas Nyawa Orang Lain”, TERBUKTI SECARA
SAH DAN MEYAKINKAN.
3. Unsur “mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan
yang turut serta melakukan perbuatan”
Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP merumuskan : "dihukum sebagai pelaku tindak
pidana, orang yang menyuruh melakukan atau turut serta melakukan
perbuatan" dari elemen pasal 55 ayat (1) ke1 tersebut hanya dibahas elemen
yang relevan dengan surat dakwaan, yaitu elemen "Turut
serta" menurut pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP adalah mereka yang secara
bersma-sama melakukan tindak pidana, dalam hal ini dengan sengaja untuk
melakukan perbuatan tersebut. Moeljatno berpendapat bahwa perbuatan
masing-masing peserta tidak harus memenuhi semua unsur delik, mungkin
saja perubahan salah satu peserta memenuhi unsur pertama delik,
sedangkan peserta kedua perbuatannya memenuhi unsur kedua delik, dan
peserta lainnya lagi melakukan perbuatan memenuhi unsur yang lain dari
delik yang didakwakan, sehingga seluruh perbuatan peserta- peserta tersebut
sebagai satu kesatuan yang akhirnya mewujudkan terjadinya delik yang
didakwakan. Dengan perkataan lain pada para peserta itu secara sendiri-
sendiri tidak disyaratkan harus selalu memenuhi semua unsur-unsur tindak
pidana tersebut dalam tindakan pelaksanaannya, asal saja mereka menyadari
bahwa tindakan mereka itu adalah dalam rangka kerjasama. (arrest HR. 9
Juni W. 1941 No.883). Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dipersidangan
yang diperoleh dari keterangan saksi-saksi, alat bukti surat, barang bukti dan
keterangan terdakwa berupa :
Bahwa akibat perbuatan Terdakwa JOHANES RONALD SEBENAN bersama-
sama BAYU HIYAS SULISTIAWAN (berkas perkara terpisah), YULIANA (berkas
perkara terpisah) BONGKY (DPO), LIBEX (DPO), ANDRE (DPO), dan IMAN
(DPO) tersebut, menyebabkan saksi korban VICTOR TAMBATJONG
mengalami luka-luka berat sebagaimana visum et repertum No.
06/VER/RSMKKG/X/2019 tanggal 02 Oktober 2019 yang dibuat dan
ditandatangani oleh dokter Vera R Siregar dokter pada Instalasi Gawat
darurat dan dokter Harmin Sarana, spesialis bedah pada RSMKKG Jakarta
Utara. Sehingga unsur “turut serta” telah terpenuhi sebagaimana dipaparkan
dalam fakta hukum diatas.

KESIMPULAN DAN PERMOHONAN


Hal-hal Yang Meringankan Terdakwa (tidak dibaca)
Bahwa dalam ini patut pula kami sampaikan hal-hal yang meringankan
Terdakwa yang sekiranya dapat menjadi pertimbangan Yang Mulia sebelum
memberikan putusan akhir kepada terdakwa :
1. Bahwa Terdakwa bersikap sopan di dalam persidangan
2. Bahwa Terdakwa mengakui dan menerangkan dengan sejujurnya atas
perbuatan yang dilakukan sehingga persidangan berjalan lancar.
3. Terdakwa belum pernah dihukum.
Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan dan juga analisis
yang telah kami paparkan, maka kami selaku Penasihat Hukum Terdakwa
dengan segala kerendahan hati kami, memohon kepada Majelis Hakim
Pemeriksa Perkara a quo untuk menjatuhkan Putusan
Hukuman yang seringan-ringannya bagi terdakwa.
Jika Majelis Hakim Pemeriksa Perkara berpendapat lain, mohon putusan yang
seadil-adilnya (ex aequo et bono).
Demikian Nota Pembelaan ini disampaikan pada Persidangan Pengadilan
Negeri Jakarta Utara tanggal 8 Juni 2020, atas perkenaannya disampaikan
terima kasih.

Hormat kami,
Tim Penasehat Hukum Terdakwa

LAELLA MILLINIA, S.H., M.H. NURLITA RINA LUSIANINGRUM, S.H., M.H.

Anda mungkin juga menyukai