Anda di halaman 1dari 3

KEJAKSAAN NEGERI JAKARTA SELATAN

“UNTUK KEADILAN”

SURAT TUNTUTAN
No. Reg. Perkara : 930/Pid.B/2023/PN-JKTSL

Jaksa pada Kejaksaan Negeri Purwakarta, yang bertindak selaku Penuntut Umum, setelah
memperhatikan hasil pemeriksaan di dalam persidangan yang memeriksa dan mengadili atas nama Terdakwa:

Nama Lengkap : MARIO DANDI SATRIYO


Jenis Kelamin : Laki -laki
Tempat/ Tanggal Lahir : Jakarta, 30 Oktober 2003
Umur : 20 Tahun
Agama : Kristen
Pendidikan : SMA
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jl. Ganesha 2/12, Kelurahan Muja Muju, Kemantren Umbulharjo, Kota Yogyakarta

Berdasarkan Penetapan Hakim pada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tanggal 17 April 2023 terdakwa
dihadapkan kedepan persidangan dengan dakwaan berbentuk Tunggal sebagaimana telah kami bacakan
dimuka persidangan tanggal 20 Maret 2023 sebagaimana terlampir dalam surat pidana ini yakni dakwaan “Pasal
351 ayat 2 KUHP tentang Penganiayaan Berat.”

Adapun fakta-fakta yang terungkap dipersidangan secara berturut-turut telah diterangkan


saksi-saksi sebagai berikut :

KETERANGAN SAKSI

Saksi Shane lucas


- Bahwa sebelum memberikan Keterangan, terlebih dahulu saksi di sumpah;
Bahwa saksi pada hari senin 20 Februari 2023 sekitar pukul 19.00 WIB bertemu dengan terdakwa di
suatu cafe untuk mendengarkan cerita dari terdakwa terkait permasalahannya dengan korban yang
mana adalah mantan dari pacar Agnes yang mana saudari adalah pacar dari terdakwa. Setelah
terdakwa menjelaskan permasalahannya kepada saksi, lantas saksi bersedia menemani terdakwa
untuk bertemu dengan korban.
Bahwa setiba di lokasi pada pukul 20.30 WIB saksi hanya sebagai pemantau saja untuk mengamankan
area TKP agar aman dari pandangan orang lain, dengan saksi hanya menyaksikan dan tidak ikut
memukul korban yaitu David.

Saksi Agnes Gracia


- Bahwa sebelum memberikan keterangan, terlebih dahulu saksi di sumpah:
Bahwa saksi pada hari senin 20 Februari pukul 18.30 WIB melakukan provokasi terhadap terdakwa
yang mengatakan bahwa korban telah melakukan pelecehan terhadapnya berupa mengujar kata – kata
yang menyatakan saksi agnes adalah wanita murahan dan tidak perawan, terdakwa langsung emosi
dan lantas mencari kabar keberadaan korban melalui via ponsel milik saksi dan ditemukan bahwa
korban berada di rumah temannya yang bernama Randy.
Bahwa setelah menemukan lokasi korban, saksi bersama dengan terdakwa mencari bantuan temannya
yang bernama Shane Lucas, setelah setuju untuk menemani terdakwa mereka bertiga langsung menuju
lokasi keberadaan korban.
Bahwa sesampai di lokasi pada pukul 20.30 WIB saksi adalah saksi mata langsung ketika terdakwa
melakukan aksi kekerasan berupa penganiayaan terhadap korban, saat itu saksi sempat membuat
video melalu ponselnya sembari menyaksikan kekerasan yang di lakukan terdakwa.
Bahwa saksi tidak mencoba melerai ataupun menghentikan aksi kekerasan yang dilakukan oleh
terdakwa yang mana hal itu seharusnya dapat di hentikan sebelum korban tak sadarkan diri.

Saksi korban Rudi


- Bahwa sebelum memberikan keterangan, terlebih dahulu saksi di sumpah:
Bahwa saksi pada hari senin tanggal 20 Februari 2023 sekitar pukul 17.24 WIB mengetahui bahwa
korban sedang berkunjung ke rumahnya untuk menemui anaknya yang bernama Randy, namun ketika
saksi ingin keluar rumah pada pukul 20.45 WIB saksi menemukan korban tergeletak di dekat rumahnya.
Bahwa saksi langsung menghubungi langsung menghubungi pos satpam kompleks perumahannya,
satpam kemudian mendatangi TKP sambil menghubungi Polsek Pasanggrahan.
Bahwa saksi kemudian membawa korban ke rumah sakit Medika Permata Hijau untuk memberikan
pertolongan terhadap korban.
Bahwa setelah berada di rumah sakit Medika Permata Hijau saksi bertemu dengan anggota Polsek
Pesanggrahan untuk di mintai keterangan.

KETERANGAN TERDAKWA

- Bahwa sembelum memberikan keterangan, terlebih dahulu saksi di sumpah:


- Bahwa benar terdakwa memiliki niat melakukan kekerasan kepada korban.
- Bahwa benar terdakwa terbawa emosi karenan korban melontarkan kata-kata pelecehan kepada
pacarnya yakni saudari Agens Gracia.
- Bahwa pada pukul 20.30 WIB terdakwa sampai di TKP dan menanyakan maksud dari korban namun
saking emosi terdakwa langsung memukul korban.
- Bahwa benar terdakwa melakukan aksi kekerasan berupa memukul, menendang bagian kepala korban
beberapa kali hingga tak sadarkan diri.
- Bahwa benar setelah melancarkan aksinya terdakwa langsung melarikan diri dan meninggalkan korban
tergeletak di TKP

BARANG BUKTI
Di dalam perkara ini terdapat barang bukti berupa:
1. Sepatu yang di gunakan oleh terdakwa untuk menendang korban.
2. Satu buah handphone yang di gunakan terdakwa untuk berkomunikasi
3. Satu unit mobil Rubicon yang di gunakan terdakwa untuk mencari korban

ANALISIS PEMBAHASAN YURIDIS

Sdr. Hakim Ketua Majelis yang terhormat,


Sdr. Para Hakim Anggota Majelis yang terhormat,
Setelah mengemukakan fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan ini yang pada dasarnya
merupakan perwujudan dan ungkapan atau serangkalan perbuatan terdakwa sendiri. maka sampailah pada
analisa hukum vang akan memberikan pandangan tentang persoalan apakah fakta-fakta yang telah
dikemukakan di atas dapat terbukti seta perbuatan pidana apayang telah dilakukan terdakwa.
Untuk dapat dikatakan bahwa terdakwa telah terbukti melanggar pasal-pasal yang didakwakan, maka
perbuatan yang terbukti harus pula memenuhi unsur-unsur dari pasal tersebut.
Unsur-unsur pidana yang didakwakan sebagaimana surat dakwaan kami yakini:
1. Pasal 351 ayat 2 KUHP tentang Penganiayaan Berat.
Dengan demikian maka tugas kami selaku Penuntut Umum adalah untuk membuktikan dakwaan
tersebut. Menurut hemat kami sebagaimana faktor-faktor yang diperoleh dimuka persidangan, maka kami selaku
Penuntut Umum berkeyakinan bahwa dari semua dakwaan kami tersebut sangat beralasan dan cukup bukti
yakni Pasal 351 ayat 2 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang penganiayaan berat yang mana
unsur-unsurya sebagai berikut:
- Unsur Barang siapa
Yang dimaksud dengan kata "barang siapa" di sini adalah siapa saja yang menjadi subjek hukum, yaitu
sebagai pembawa hak dan kewajiban atau siapa pelaku dari perbuatan pidana yang dilakukan.
Bahwa terdakwa Mario Dandi Saytiyo kiranya sudah jelas bahwa terdakwa sebagai subjek pelaku tindak pidana
penganiayaan berat yang mana terdakwa melakukan aksi pemukulan dan menendang korban, pembuktiannya
pun telah di ajukan ke pengadilan.
- Unsur Objek Penganiayaan
Yang dimaksud dengan kata “Objek Penganiayaan” di sini berarti adanya tubuh seseorang yang mana dalam
hal ini tubuh yang dimaksud adalah tubuh korban sebagi objek penganiayaan.
Bahwa tubuh korban yakni tubuh David Ozora kiranya sudah jelas dijadikan sebagai objek penganiayaan dari
perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa dan meninggalkan bekas. Unsur ini di biktikan dengan adanya bukti
visum hasil pemeriksaan di rumah sakit Medika Permata Hijau yang telah di hadirkan di muka persidangan
sebagai alat pemberat.

- Unsur kesengajaan
Yang dimaksud dengan kata “kesengajaan” di sini berarti bahwa seseorang dengan sengaja melakukan suatu
tindak pidana tanpa memikirkan akibat dari perbuatannya.
Bahwa terdakwa Mario Dandi Saytriyo kiranya sudah jelas dan terbukti bahwa ia subjek pelaku yang dengan
kesengajaannya melakukan tindak pidana, berdasarkan fakta persidangan bahwa terdakwa dalam keadaan
sadar dan sengaja mecari keberadaan korban melalui barang bukti ponsel yang di temukan di TKP dan juga
dengan sengaja melakukan aksi penganiayaannya tanpa belas kasihan kepada korban.
- Unsur Perbuatan Melukai Berat
Yang dimaksud dengan kata “Perbuatan Melukai Berat” berarti bahwa akibat dari perbuatan seseorang dalam
melakukan tindak pidana yang membuat atau mengakibatkan korban mengalami luka berat, baik menggunakan
senjata tajam, benda tumpul, ataupun menggunakan tangan kosong.
Bahwa terdakwa Mario Dandi Satriyo benar adanya telah melakukan perbuatan melukai berat karena perbuatan
terdakwa yang mengakibatkan korban tergeletak tak sadarkan diri yang mana hal ini termasuk dalam kategori
luka berat, berdasarkan barang bikti yang di temukan di TKP terdakwa melakukan aksinya dengan tangan
kosong untuk memukil korban dan juga menggunakan sepatunya yang tertinggal di TKP untuk menendang
kepala korban hingga berkali-kali.
Berdasarkan fakta persidangan didukung oleh keterangan saksi dan pengakuan para terdakwa, bahwa pada
Pada hari senin tanggal 20 Februari 2023 sekitar pukul 20.30 WIB, Terdakwa telah dengan sengaja melakukan
tindak pidana penganiayaan berat berupa aksi menedang kepala dan pemukulan terhadap korban.
Unsur dilakukan pada waktu malam hari dengan TKP di depan atau sekitar rumah temannya korban yang
berada di Komplek Grand Permata Cluster Boulevard, Kelurahan Ulujami, Kecamatan Pesanggrahan di wilayah
hukum Jakarta Selatan.
Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan seperti keterangan para saksi dan juga pengakuan
dan keterangan terdakwa yang pada intinya menyebutkan bahwa terdakwa mengakui tentang perbuatannya.
Maka kami Penuntut Umum berkesimpulan bahwa perbuatan terdakwa telah terbukti secara sah dan
meyakinkan menurut hukum telah melakukan tindak pidana sebagaimana dakwaan kami Pasal 351 ayat 2 KUHP
tentang Penganiayaan Berat.

Hal-hal yang meringankan


• Terdakwa belum pernah dihukum.

Hal-hal yang memberatkan


• Terdakwa tidak sopan dalam pemeriksaan maupun dalam persidangan
• terdakwa berusaha menutupi fakta-fakta dalam persidangan
• Terdakwa berusaha mengelak barang bukti yang di hadapkan di muka bersidangan

Berdasarkan uraian diatas maka kami Penuntut Umum dalam perkara ini dengan
memperhatikan ketentuan Undang-undang yang bersangkutan :

MENUNTUT

Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang memeriksa dan mengadili perkara ini memutuskan:
 Menyatakan Terdakwa MARIO DANDI SATRIYO bersalah telah melakukan tindak pidana
penganiayaan berat sebagaimana diatur dalam Pasal pasal 351 ayat 2 KUHP tentang penganiayaan
berat.
 Menjatuhkan pidana bagi terdakwa MARIO DANDI SATRIYO dengan hukuman penjara 5 (Lima) Tahun
Penjara dikurangi masa tahanan.

Menyatakan barang bukti berupa :


1. Sebuah Sepatu merek nike
2. Satu buah handphone merek Iphone tipe 12 pro
3. Satu unit mobil merek Rubicon

Demikianlam surat tuntutan ini kami serahkan dan bacakan dalam sidang terbuka hari Senin 20 Maret 2023.

Jakarta Selatan, 20 Maret 2023


Penuntut umum

GEDE HENDRI KUSUMA J.

Anda mungkin juga menyukai