Anda di halaman 1dari 6

Kepada Yang Terhormat:

Majlis Hakim Periksa Perkara Tindak Pidana

PDM-99/SKA/Ep.20/2/2023

Pengadilan Negri Bogor

Di Bogor

NOTA PEMBELAAN

Dalam perkara tindak pidana: PDM-99/SKM/EP.20/2/2023 atas klien kami:


Nama lengkap : Mario Dandy Satrio

Umur : 20 tahun

Jenis kelamin : laki-laki

Kebangsaan : Indonesia

Tempat tinggal : jakarta selatan

Pekerjaan : pelajar

TUNTUTAN DAN DAKWAAN

Dakwaan

Mario Dandy Satrio dijerat dengan Pasal 355 Ayat (1) KUHP subsider Pasal 354 Ayat (1) KUHP lebih
subsider Pasal 353 Ayat (2) KUHP lebih lebih subsider Pasal 351 Ayat (2) KUHP dan/atau Pasal 76c
juncto Pasal 80 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014.

Bahwa jaksa penuntut umum dalam surat tuntutannya telah menuntut terdakwa sebagai berikut:

1. Menyatakan Terdakwa Mario Dandi Satrio terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah telah
melakukan tindak pidana penganiayaan sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal
355 Ayat (1) KUHP subsider Pasal 354 Ayat (1) KUHP lebih subsider Pasal 353 Ayat (2) KUHP
lebih lebih subsider Pasal 351 Ayat (2) KUHP dan/atau Pasal 76c juncto Pasal 80 Undang-
Undang Nomor 35 Tahun 2014.

2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa Mario Dandi Satrio dengan pidana penjara selama 12
tahun dikurangi selama Terdakwa berada dalam tahanan sementara dan dengan perintah
terdakwa tetap ditahan.
FAKTA PERSIDANGAN

Majelis Hakim yang Mulia,

Jaksa Penuntut Umum yang Kami Hormati,

Selama persidangan berlangsung telah diperoleh fakta-fakta sebagaimana terungkap dalam


persidangan, baik dalam keterangan saksi-saksi, keterangan Terdakwa maupun bukti lainnya yang telah
diajukan ke persidangan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) dan Kuasa Hukum Terdakwa yang telah
memperjelas posisi dan kedudukan Terdakwa.

Adapun hal-hal tersebut adalah sebagai berikut :

I. Keterangan Saksi

Kombes Ade menceritakan kasus ini terjadi pada Senin (20/2/2023) sekira pukul 20.30 di depan
atau sekitar rumah temannya David berinisial R di Komplek Grand Permata Cluster Boulevard,
Kelurahan Ulujami, Kecamatan Pesanggrahan. R dan orang tuanya, turut dijadikan saksi oleh polisi
dalam kasus ini."Kejadian kekerasan terhadap anak ini berawal dari adanya informasi yang diterima
oleh tersangka dari saudari A mantan pacar korban. Saudara A menyatakan ke tersangka bahwa
telah dilakukan perbuatan yang tidak baik kepada saksi A," tutur Kombes Ade dikutip dari
keterangannya, Kamis (23/2/2023).Dari informasi yang disampaikan A ke MDS, beberapa hari
sebelum kejadian penganiayaan, MDS sudah mencoba mengonfirmasi hal tersebut kepada si David.
Kemudian David tidak menjawab dan mengatakan tidak bisa bertemu. "Akhirnya pada tanggal 20
Februari, saksi A itu menghubungi lagi korban dan menyatakan ingin mengembalikan kartu pelajar
milik korban. Kemudian korban menyampaikan bahwa saat ini korban sedang berkunjung ke rumah
temannya saudara R," tutur Kombes Ade.

Setelah mendapatkan informasi keberadaan David, MDS dengan menggunakan kendaraannya


bersama si A dan seorang temannya lagi berinisial S mendatangi David. Di depan rumah R, A
menghubungi David, namun ia mengatakan enggan keluar dari rumah R."Kemudian tersangka juga
berkomunikasi dengan korban akhirnya korban keluar mengarah ke sebelah rumah dari bapak R
dan bapak N ini," ungkap Kombes Ade.

Sampai di belakang mobilnya tersangka yang merupakan mobil Robicon hitam, terjadi keributan.
MDS saat iru mengkonfirmasi benar tidaknya David telah melakukan perbuatan yang tidak baik
kepada mantan pacarnya si A. Akibatnya terjadi perdebatan.

"Akhirnya terjadi peristiwa kekerasan pada anak dengan cara pelaku menendang kaki korban
sehingga korban terjatuh, kemudian pelaku memukul korban berkali-kali menggunakan tangan
kanan pelaku. Kemudian saat korban sudah terjatuh, pelaku menendang kepala korban. Kemudian
menendang perut korban," ucap Kombes Ade.

Beberapa saat kemudian, datanglah orang tua temennya David yang berinisial R tadu dan ibu N
yang berada di sekitar TKP mencoba menolong korban. Bapak R lalu menghubungi satpam
kompleks. Satpam itu kemudian mendatangi tempat kejadian sambil dan menghubungi Polsek
Pesanggrahan.

"Kemudian Bapak R dan ibu N membawa korban ke rumah sakit Medika Permata Hijau untuk
melakukan pertolongan terhadap korban," ujar Kombes Ade.

Setelah mendapat laporan dari petugas pengamanan atau satpam di Grand Permata Cluster
Boulevard, petugas kepolisian dari Polsek Pesanggrahan datang dan langsung mengamankan orang-
orang yang ada di tempat kejadi, yaitu saudari A, pelaku si MDS, dan juga saksi S "Kemudian dibawa
ke Polsek, kendaraan juga dibawa kemudian dilakukan pemeriksaan. Kemudian penyidik ada yang
berangkat bersama Kapolsek Kebayoran Lama waktu itu karena lokasi Rumah Sakit Medika Permata
Hijau adalah di Kebayoran Lama," kata Kombes Ade.

II. Barang Bukti

barang bukti antara lain sepatu yang digunakan oleh pelaku atau tersangka,
handphone yang digunakan oleh tersangka untuk berkomunikasi, serta
kendaraan Rubicon milik tersangka, si MDS.

III. Keterangan terdakwa

Pelaku penganiayaan terhadap David Ozora (17), Mario Dandy Satriyo (20)
membuat pengakuan yang mengejutkan. Dalam sebuah video tiktok, hasil
wawancara salah satu televisi nasional, Mario Dandy Satriyo mengaku tidak
ada niat atau rencana sekali untuk memukul David Ozora.

Menurut Mario Dandy Satriyo, ia dan rekan-rekannya tidak ada rencana sama
sekali memukul David yang merupakan anak kecil dan tidak ada gunanya
mengania dia.

“Enggak ada rencana mau pukul, ngapain juga saya mau pukulin anak kecil,
awalnya kayak gitu kan,” kata David dari video tiktok @abraham_silabanreal
dikutip

Lebih lanjut, ia mengungkapak, jika ia dan rekan-rekannya memiliki niat


menganiaya David, tidak mungkin diajak ke tempat ngopi.

“Kalau ada niat mukulin dia (David) ngapain saya harus ajak dia ke tempat
kopi, itu ngapain,” ujarnya.
Ia mengatakan, dirinya smpat lupa terhadap David Ozora. Ia pun sempat
menanyakan kepada AG kabar tentang David. Dan pada akhirnya, AG
menjadwalkan pertemuan antara Mario Dandy Satriyo dan David.

“Saya udah lupa sama david, sampai tanggal 20 saya bilang ke AG...itu si
(david) apa kabar?” ucapnya.“Dijadwal lah sama AG, kartu pelajarku masih di
dia, kartu pelajar dia masih ada di aku, Di situ langsung langsung saya bisa
ketemu dengan dia (David), buat ngobrol,” sambungnya.

Sebelum menemui David, Mario Dandy Satriyo mengaku sudah memberitahu


AG dan Shane bahwa dirinya hanya ingin mengobrol. Ia juga membenarkan
bahwa Shane Lukas memang tidak mengetahui apa-apa dan bahkan Mario
Dandy Satriyo juga mengaku dirinya tak tahu. “Saya udah bilang juga ke shane
dan Ag saya bilang saya mau ngobrol, gitu,” ujarnya.“Maka enggak heran
kalau dibilang bilang shane ini enggak tau apa-apa, orang kita enggak ada
yang tau, say sendiri aja enggak tau,” sambungnya. Ia menambahkan, Shane
Lukas memang awalnya menolak untuk diajak pergi. Shane Lukas beralasan
tidak bisa pergi karena motornya rusak.“Nolaknya itu bukan enggak mau ikut,
nolaknya karena motornya rusak, terus Tjnya (uang elektroniknya) habis, Dia
ngak mau, ya udah, gue jemput aja ya, terus dia bilang ya udah jemput
aja.Benar-benar dia nggak tau apa-apa, enggak tau saya mau mukul, saya mau
apa enggak tau, AG saja enggak tau, saya juga enggak tau,” tandasnya

ANALISIS YURIDIS FAKTA PERSIDANGAN

 Bahwa mario dandy satrio tidak ada niatan atau rencana sekali untuk
memukuli David ozora

 Bahwa mario dandy satrio jika dan rekan rekan memiliki niatan menagniaya
David, tidak mungkin diajak ke tempat kopi

 Bahwa mario dandy satrio lupa dengan David ozora dan menanyakan
kabarnya kepada AG karena ingin mengembalikan kartu pelajar milik

 Bahwa sebelum menemui David, mario dandy satrio mengaku sudah


memberi tahu AG dan shane bahwa dirinya hanya ingin mengobrol. Ia juga
membenarkan bahwa shane lukas memang tidak mengetahui apa apa bahkan
mario dandy satrio juga mengaku bahwa dirinya tak tahu

PENUTUPAN

Majelis Hakim yang Mulia,

Jaksa Penuntut Umum yang Kami Hormati,

Berdasarkan uraian yang telah diuraikan di atas, kami Penasehat Hukum


Terdakwa memohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili
perkara ini agar menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan dan
memohon kepada kepada Majelis Hakim agar memutuskan sebagai berikut:

1. Meringankan hukuman Terdakwa Mario Dandy Satrio dari tuntutan pidana


sebagaimana yang dituntut oleh Jaksa Penuntut Umum

2. Memulihkan hak-hak Terdakwa, dalam kemampuan, kedudukan, harkat


serta martabatnya.

Atau

Apabila Majelis Hakim berpendapat lain mohon putusan seadil-adilnya sesuai


dengan ketentuan hukum yang berlaku.

Demikianlah Nota Pembelaan (Pleidoi) ini kami sampaikan, atas perkenan Ketua
Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bogor yang memeriksa dan mengadili perkara
ini, saya Penasehat Hukum Terdakwa mengucapkan Terima Kasih.

BOGOR 6 MEI 2023

HORMAT SAYA

KUASA HUKUM TERDAKWA


Ari Muladi

Anda mungkin juga menyukai