Anda di halaman 1dari 3

SURAT DAKWAAN

NO. REG.PERKARA: PDM. 60/PmALA/Epo.1/0894.

Terdakwa:
Nama Lengkap : Budi bin Suah Bin Suah.
Umur/tgl. Lahir : 45 tahun.
Jenis kelamin : Laki-laki.
Kebangsaan : Indonesia.
Tempat Tinggal : Jakarta
Agama : Islam.
Pekerjaan : Penguasaha
Pendidikan : Sarjana

a. Dakwaan:

PRIMAIR:
Budi bin Suah (terdakwa) dan Angie bin Sondang (Korban) telah menikah secara agama
pada tanggal 31 Januari 2011. Selanjutnya sekitar 8 bulan setelah pernikahan, Budi bin Suah
mengalami pertengkaran hebat dengan korban. Kejadian pertengkaran tersebut, seringkali
diceritakan kepada Cecep bin Aan yang merupakan sopir pribadi dari Budi bin Suah . Pada
bulan April 2013, Budi bin Suah mengatakan kepada Cecep bin Aan bahwa Budi bin Suah
sudah merasa jenuh dan meminta untuk mencarikan orang yang dapat memberi pelajaran
terhadap Angie bin Sondang . Cecep bin Aan menghubungi saksi Danang bin Hendro bin
Selen, yang menyarankan kepada Cecep bin Aan untuk melakukan pembunuhan dengan cara
dirampok di taksi dan meminta bayaran sebanyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
Mereka merencanakan bagaimana agar mengeksekusi Angie bin Sondang , dengan
mengadakan rapat di Tower casablanca lantai 10 unit BE. Dengan rencana yang matang
maka dibagi pun tugas mereka :
Adapun tugas maupun peran dari masing-masing peserta tindak pidana ialah sebagai berikut;
1. Saksi Danang bin Hendro bertugas sebagai sopir yang menunggu di lobby untuk membawa
peti yang berisi korban
2. Saksi Gito bin Wandah: bertugas sebagai pelaku yang masuk ke dalam kamar Angie bin
Sondang untuk melakukan pembiusan terhadap korban
3. Saksi Haris bin Lini: bertugas untuk memegangi korban, ketika dilakukan pembiusan
Selain ketiga peserta tersebut, tim eksekutor mengajak pula Iwan Bin seden untuk mengawasi
di lorong, pada saat terjadinya penculikan.
Pada Tanggal 30 September 2013, Budi bin Suah mengirimkan pesan singkat Blackberry
messenger kepada Cecep bin Aan yang menginformasikan, bahwa korban akan pulang dari
Bandung kira-kira jam 22.00 WIB. Sekitar pukul 22.00 WIB, Cecep bin Aan mendapatkan
kabar dari Danang bin Hendro , jika korban sudah naik taksi dan sedang menuju Apartemen
Kuningan. Dengan adanya kabar itu, Gito bin Wandah dan Haris bin Lini bergerak masuk
kedalam kamar korban untuk mempersiapkan penculikan. Sedangkan, Iwan ditugaskan
untuk menunggu korban di depan Lobby apartemen Kuningan untuk membuntuti korban,.
Pada pukul 22.30 WIB, korban sampai di apartemen Kuningan dan seketika itu pula, diikuti
oleh Iwan. Sementara itu, Cecep bin Aan pergi ke lantai 9 melalui lift lorong c yang tidak
menggunakan kartu akses untuk memantau perkembangan pelaksanaan Eksekusi. Setelah
korban telah sampai di kamarnya, Gito bin Wandah langsung membekap korban dari
belakang yang menyebabkan korban terjatuh. Haris bin Lini yang melihat korban terjatuh,
langsung memukul bagian belakang kepala korban dengan menggunakan besi sebanyak tujuh
kali. Korban yang telah dipukul sebanyak tujuh kali ternyata masih tetap berteriak, yang
menimbulkan kecurigaan dari penghuni apartemen lainnya. Selang beberapa menit, satpam
menggedor pintu korban, karena panik kedua pelaku langsung lari melalui balkon kamar.
Akan tetapi, pada saat akan melarikan Haris bin Lini terpeleset dan terjatuh dari balkon
kamar. Budi bin Suah yang saat terjadinya kejadian berada di Singapura, menanyakan hasil
pelaksanaan kepada Cecep bin Aan . Dengan adanya pemberitahuan pelaksanaan yang tidak
sesuai rencana, Budi bin Suah meminta Cecep bin Aan untuk menghapus semua kontak
Blackberry messenger terkait hal ini dan membuang telepon genggam serta kartu teleponnya.
Kemudian pada sorenya, tanggal 1 Oktober 2013 Cecep bin Aan bertemu dengan tim Danang
bin Hendro (kecuali Gito bin Wandah) untuk membagi sisa uang hasil pembayaran tersebut
sebesar Rp 170.000.000 (seratus tujuh puluh juta rupiah) menjadi 4 bagian sama rata. Oleh
karenanya, masing-masing mendapatkan nominal sebesar Rp. 40.000.000,00 (empat puluh
juta rupiah). Sedangkan sisanya sebesar Rp 10.000.000 (sepuluh juta rupiah), akan diberikan
kepada keluarga Haris bin Lini yang telah meninggal dunia.

SUBSIDAIR:
Bahwa terdakwa Budi bin Suah Bin Fulan serta tim eksekutor bayaran nya, pada waktu dan
tempat sebagaimana diuraikan dalam dakwaan primair diatas dengan sengaja merencanakan
pembunuhan berencana terhadap Angie bin Sondang bin daong , dengan memerintah
beberapa orang sebagai eksekutornya , dan juga mengakibatkan seseorang meninggal akibat
melarikan diri, meski korban yang dituju hanya mengalami luka-luka namun tetap Budi bin
Suah dapat dikenakan dakwaan sebagai percobaan pembunuhan berencana, Tegasnya siapa
saja bisa melakukan kejahatan pembunuhan. pelaku tindak pidana percobaan pembunuhan
dapat dipertanggungjawabkan dan dijatuhi pidana kepadanya. Adapun sanksi pidana
terhadap pelaku tindak pidana percobaan pembunuhan diatur dalam----------------------- Pasal
338 jo Pasal 53 Ayat (3) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Setelah
terpenuhinya syarat bertanggungjawab oleh keadaan jiwa pelaku dan telah terbuktinya
perbuatan tindak pidana percobaan pembunuhan maka pelaku dapat
mempertanggungjawabkan perbuatannya dengan pidana penjara yang ditentukan oleh
mejelis hakim setelah melalui proses persidangan-------------------------------

LEBIH SUBSIDAIR:
Bahwa terdakwa Budi bin Suah Bin fulan Budi bin Suah Bin Fulan serta tim eksekutor
bayaran nya, pada waktu dan tempat sebagaimana diuraikan dalam dakwaan primair
diatas dengan sengaja menganiaya atau menimbulkan rasa sakit/luka terhadap orang lain
yang bernama Angie bin Sondang bin Daong, dengan membius dan melakukan penculikan
dan memukul bagian belakang kepala korban dengan menggunakan besi sebanyak tujuh kali,
mencoba untuk membunuh namun tertolong karena teriakan korban, dimana hal ini yang
merupakan Tindak Pidana Pasal 338 jo Pasal 53 Ayat (3) Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP). Setelah terpenuhinya syarat bertanggungjawab oleh keadaan jiwa pelaku
dan telah terbuktinya perbuatan tindak pidana percobaan pembunuhan maka pelaku dapat
mempertanggungjawabkan perbuatannya dengan pidana penjara yang ditentukan oleh
mejelis hakim setelah melalui proses persidangan-------------------------------
tindak pidana percobaan pembunuhan. Di dalam KUHP hanya dirumuskantentang dasar
hukum percobaan melakukan kejahatan secara umum, yaitu Pasal 53 KUHP yang berbunyi
sebagai berikut:-------------
1. Mencoba melakukan kejahatan dipidana, jika niat untuk itu telah ternyata dan adanya
permulaan pelaksanaan dan tidak selesainya pelaksanaan itu, bukan semata-mata
disebabkan karena kehendaknya sendiri; 2. Maksimum pidana pokok terhadap kejahatan,
dalam percobaan dikurangi sepertiga; 3. Jika kejahatan diancam pidana mati atau pidana
penjara seumur hidup, dijatuhkan pidana penjara paling lama lima belas tahun;

Jakarta, ………………..
Jaksa Penuntut Umum

KNA

Anda mungkin juga menyukai