Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS KASUS TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN PADA PUTUSAN

PENGADILAN NEGERI BALE BANDUNG NOMOR


812/PID.B/2016/PN.BLB
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Ujian Akhir Semester Psikologi Hukum

Dosen Pengampu : Burhanudin S.Sy., M.H

Disusun oleh :
Firda Nisa Syafithri
1173010057

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA (AHWAL SYAKHSIYAH)


FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2020
ABSTRAK

Pembunuhan merupakan kejahatan yang sangat berat dan cukup


mendapat perhatian di dalam kalangan masyarakat. Berita di surat kabar,
majalah dan surat kabar online sudah mulai sering memberitakan terjadi nya
pembunuhan. Tindak pidana pembunuhan di kenal dari zaman ke zaman dan
karena bermacam-macam faktor. Psikologi hukum memiliki prinsip untuk
memahami tingkah laku individu terhadap hukum, menentukan bagaimana
individu harus bertingkah laku, serta mengembangkan metode-metode untuk
pengendalian tingkah laku individu.
Dakwaan yang diberikan oleh jaksa penuntut umum adalah berkenaan
dengan pembunuhan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas
nyawa orang lain serta pencurian diwaktu malam dalam sebuah rumah atau
pekarangan tertutup yang ada rumahnya yang dilakukan oleh orang yang ada
disitu tidak diketahui atau tidak dikehendaki oleh yang berhak
Kesimpulannya Pada kasus tindak pidana pembunuhan ini, locus delicti
nya pada 9 Juni 2016 dan tempus delicti di Kediaman Terdakwa. Adapun
ancaman yang diajukan Jaksa Penuntut Umum itu 7 Tahun 5 Bulan, namun
hakim menetapkan hukuman menjadi 17 Tahun Kurungan penjara. Sebab Akibat
atau ajaran kausalitas dalam kasus ini adalah bahwa terdawa Angi Saepudin
Alias Kojek Bin Yuyun Karya tersebut diatas terbukti secara sah dan meyakinkan
bersalah melakukan tindak pidana “pembunuhan berencana” dan “pencurian
dalam keadaan memberatkan” terhadap Iwan Kustiawan sebagai korban.

Kata Kunci : Psikologi Hukum, Tindak Pidana Pembunuhan

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Kasus Posisi
1) Jenis Perkara : Pembunuhan
2) Identitas Terdakwa :
- Nama lengkap : ANGI SAEPUDIN Bin YUYUN KARYA
- Tempat lahir : Bandung
- Umur/tanggal lahir : 21 Tahun/28 Februari 1995
- Jenis kelamin : Laki-laki
- Kebangsaan : Indonesia
- Tempat tinggal : Gang Masjid II RT.03 RW.04 Kelurahan Babakan
Surabaya, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung
- Agama : Islam
- Pekerjaan : Buruh
3) Dakwaan :
- Dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa
orang lain yaitu korban IWAN KUSTIAWAN
- Pencurian diwaktu malam dalam sebuah rumah atau pekarangan
tertutup yang ada rumahnya yang dilakukan oleh orang yang ada disitu
tidak diketahui atau tidak dikehendaki oleh yang berhak
B. Fakta-Fakta Hukum
1. Bahwa sejak hari Kamis tanggal 9 Juni 2016 sekira jam 5.00 wib
Terdakwa bekerja sebagai tukang angkat galon dan menjaga warung di
rumah saksi Nani Surani dan korban Iwan Kustiawan di Perumahan
Pondok Mutiara Jalan Pondok Mutiara I Nomor 8 Rt.01 Rw.23 Kelurahan
Cibabat, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi;
2. Bahwa pada waktu Terdakwa bekerja di rumah saksi Nani Surani dan
korban Iwan Kustiawan tersebut, Terdakwa sudah membawa senjata tajam
berupa celurit yang disimpan didalam tasnya;
3. Bahwa pada sore harinya hari Kamis tanggal 9 Juni 2016 sekitar pukul
17.45 Wib saksi Nani Surani menyuruh Terdakwa untuk membelikan nasi

1
2

putih sebanyak 3 (tiga) bungkus untuk buka puasa, lalu saksi Nani Surani,
korban Iwan Kustiawan dan Terdakwa makan buka puasa, namun menurut
Terdakwa nasi yang diberikan oleh saksi Nani Surani kepada Terdakwa
dicampur dengan nasi yang sudah keras dan telur yang sudah basi,
sehingga Terdakwa sakit hati, namun keterangan Terdakwa tersebut
dibantah oleh saksi Nani Surani;
4. Bahwa selanjutnya sekira pukul 19.00 wib saksi Nani Surani pergi sholat
tarawih ke Mesjid yang jaraknya lebih kurang 50 (lima puluh) meter dari
rumah saksi Nani Surani;
5. Bahwa melihat kondisi korban yang sakit disertai rasa sakit hati Terdakwa
karena menurut Terdakwa diberi makan nasi beserta lauknya yang sudah
basi dan kondisi yang sepi, lalu timbul niat Terdakwa melakukan
penusukan dan pencurian di warung rumah korban;
6. Bahwa selanjutnya ketika saksi Nani Surani berada di Mesjid, yang ada
dirumah hanya korban Iwan Kustiawan yang sedang sakit struck dan
Terdakwa, dan sewaktu korban sedang duduk di sofa lalu Terdakwa
menusuk ke bagian leher korban sebanyak 4 kali dan bagian dada korban
sebanyak 1 kali dengan menggunakan senjata tajam jenis clurit yang sudah
Terdakwa persiapkan hingga korban mengalami luka-luka;
7. Bahwa setelah korban tidak berdaya lalu Terdakwa mengambil 13 (tiga
belas) bungkus rokok berbagai merk yang berada di etalase tempat jualan
korban, uang yang berada di meja makan sejumlah Rp615.000,00 (enam
ratus lima belas ribu rupiah), 2 (dua) buah Handphon jenis Blackberry dan
Nokia dan memasukkannya kedalam tas yang Terdakwa bawa, dan
mengambil kunci sepeda motor beserta sepeda motor Honda Beat Nomor
Pol D-6812-KY beserta helmnya, lalu terdakwa pergi membawa barang-
barang tersebut kerumah kontrakan Terdakwa;
8. Bahwa selanjutnya pisau clurit yang Terdakwa gunakan untuk menusuk
korban, Terdakwa buang ke sungai di Gang Mesjid III. Bandung sewaktu
perjalanan mau ke Cicadas Bandung;
3

9. Bahwa sekitar pukul 19.30 wib ketika saksi Nani Surani sholat tarawih di
Mesjid diberitahu oleh security perumahan yang bernama Deni bahwa
suami saksi yang bernama Iwan Kustiawan dalam keadaan berdarah
dirumah, lalu saksi Nani Surani langsung kerumah untuk memastikan dan
dirumah ternyata benar korban Iwan Kustiawan sudah berlumuran darah
dan korban Iwan Kustiawan sempat mengatakan bahwa korban ditusuk
oleh Terdakwa dan barangbarangya diambil oleh Terdakwa;
10. Bahwa ketika saksi Nani Surani sampai dirumah, Terdakwa sudah tidak
ada lagi dirumah;
11. Bahwa selanjutnya korban dibawa ke Rumah Sakit Advent Bandung dan
dirawat selama 7 (tujuh) hari dan setelah itu korban meninggal dunia
C. Rumusan Masalah
1) Peraturan apa saja yang berhubungan dengan kasus pembunuhan pada
putusan Pengadilan Negeri Bale Bandung Nomor 812/Pid.B/2016/PN.Blb
?
2) Peraturan mana yang sangat relevan dengan kasus pembunuhan pada
putusan Pengadilan Negeri Bale Bandung Nomor 812/Pid.B/2016/PN.Blb
?
3) Bagaimana hakim dalam memeriksa dan memutus kasus pembunuhan
pada putusan Pengadilan Negeri Bale Bandung Nomor
812/Pid.B/2016/PN.Blb ? Apakah majlis hakim menerapkan psikologi
hukum dalam putusannya ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Teori Kasus Tindak Pidana Pembunuhan
Pembunuhan adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dan
beberapa orang yang mengakibatkan seseorang dan beberapa orang meninggal
dunia.1 Tindak pidana pembunuhan, di dalam kitab Undang-undang Hukum
Pidana termasuk ke dalam kejahatan terhadap nyawa. Kejahatan terhadap nyawa
(misdrijven tegen het leven) adalah berupa penyerangan terhadap nyawa orang
lain.2
Menurut Ramianto yang dikutip dari Anwar dalam bukunya Hukum
Pidana Bagian Khusus (KUHP, Buku II), pembunuhan (doodslage), yaitu
menghilang jiwa seseorang. Sedangkan menurut Wojoqwasito sebagaimana yang
dikutip oleh Rahmat Hakim, dalam buku Hukum Pidana Islam, pembunuhan
adalah perampasan nyawa seseorang, sedangkan menurut Hakim Rahman yang
mengutif dari Abdul Qodir Aulia adalah perbuatan seseorang yang
menghilangkan kehidupan atau hilangnya roh adami akibat perbuatan manusia
yang lain. Jadi, pembunuhan adalah perampasan atau peniadaan nyawa seseorang
oleh orang lain yang mengakibatkan tidak berfungsinya seluruh anggota badan di
sebabkan ketiadaan roh sebagai unsur utama untuk menggerakan tubuh.3
Adapun tindak pidana pembunuhan yang dimuat dalam KUHP adalah
sebagai berikut4 :
a. Pembunuhan biasa (pasal 338), yang berbunyi :
“Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam
karena pembunuhan dengan penjara paling lama lima belas tahun”.
b. Pembunuhan dengan pemberatan (pasal 339), yang berbunyi :
“Pembunuhan yang diikuti, disertai atau didahului oleh suatu tindak
pidana, yang dilakukan dengan maksud untuk mempersiapkan atau

1
Zainudin Ali, Hukum Pidana Islam, ( Jakarta: Sinar Grafika, 2007 ), hlm. 24
2
http://repository.uin-suska.ac.id/19540/7/7.%20BAB%20II%20%281%29.pdf diakses pada
Kamis, 9 Juli 2020 Pukul 03.09
3
Rahmat Hakim, Hukum Pidana Islam, ( Bandung: Pustaka Setia, 2010 ), hlm. 113
4
Penghimpun Solahuddin, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Acara Pidana dan Perdata
(KUHP, KUHAP dan KUHPdt), ( Jakarta : Visimedia, 2008 ), Cet. 1, hlm. 82-84.

4
5

mempermudah pelaksanaannya, atau untuk melepaskan diri sendiri


maupun peserta lainnya dari pidana bila tertangkap tangan, ataupun
untuk memastikan penguasaan barang yang diperolehnya secara melawan
hukum, diancam dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana
penjara selama waktu tertentu paling lama dua puluh tahun”.
c. Pembunuhan berencana (pasal 340), yang berbunyi :
“Barang siapa dengan sengaja dan dengan direncanakan terlebih dahulu
merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan berencana,
dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau pidana
penjara selama waktu tertentu paling lama dua puluh tahun”.
d. Pembunuhan bayi oleh ibunya (pasal 341), yang berbunyi : “
Seorang ibu yang karena takut akan diketahui bahwa dia melahirkan anak
dengan sengaja menghilangkan nyawa anaknya pada saat anak itu
dilahirkan atau tidak lama kemudian, diancam karena membunuh anak
sendiri, dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun”.
e. Pembunuhan bayi berencana (pasal 342), yang berbunyi :
“Seorang ibu yang untuk melaksanakan keputusan yang diambilnya
karena takut akan diketahui bahwa dia akan melahirkan anak,
menghilangkan nyawa anaknya pada saat anak itu dilahirkan atau tidak
lama kemudian, diancam karena melakukan pembunuhan anak sendiri
dengan berencana, dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun”.
f. Pembunuhan atas permintaan yang bersangkutan (pasal 344), yang
berbunyi: “Barang siapa merampas nyawa orang lain atas permintaan
sungguh-sungguh dari orang itu sendiri, diancam dengan pidana penjara
paling lama dua belas tahun”.
g. Membujuk/membantu agar orang bunuh diri (pasal 345), yang berbunyi :
“Barang siapa dengan sengaja membujuk orang lain untuk bunuh diri,
menolongnya dalam perbuatan itu atau memberi sarana kepadanya untuk
itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun kalau orang
itu jadi bunuh diri”.
h. Pengguguran kandungan atas izin ibunya (pasal 346), yang berbunyi
6

“Seorang wanita yang dengan sengaja menggugurkan atau mematikan


kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan
pidana penjara paling lama empat tahun”.
i. Pengguguran kandungan dengan tanpa izin ibunya (pasal 347), yang
berbunyi: (1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau
mematikan kandungan seorang wanita tanpa persetujuan wanita itu,
diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun (2) Jika
perbuatan itu mengakibatkan wanita itu meninggal, dia diancam dengan
pidana penjara paling lama lima belas tahun
j. Matinya kandungan dengan izin perempuan yang mengandung (348), yang
berbunyi: (1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau
mematikan kandungan seorang wanita dengan persetujuan wanita itu,
diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan (2)
Jika perbuatan itu mengakibatkan wanita itu meninggal, dia diancam
dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun
k. Dokter / bidan / tukang obat yang membantu pengguguran/matinya
kandungan (pasal 349), yang berbunyi : “Jika seorang dokter, bidan atau
juru obat membantu melakukan kejahatan tersebut dalam pasal 346,
ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan yang
diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan
dalam pasal-pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut
haknya untuk menjalankan pekerjaannya dalam mana kejahatan itu
dilakukan”
B. Aturan Hukum Tentang Kasus
1. Pasal 340 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
2. Pasal 363 ayat (1) ke-3 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
3. Pasal 365 ayat (3) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
4. Pasal 338 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
5. Pasal 339 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
7

A. Analisis Peraturan Relevan Dengan Kasus Tindak Pidana Pembunuhan


Dalam kasus pembunuhan pada putusan Pengadilan Negeri Bale
Bandung Nomor 812/Pid.B/2016/PN.Blb yang menyelesaikan perkara
pembunuhan atas nama terdakwa Angi Saepudin Alias Kojek Bin Yuyun
Karya yang identitasnya telah diakui okleh yang bersangkutan terbukti bersalah
secara sah menurut hukum melakukan tindak pidana pembunuhan berencana
dan pencurian dengan pemberatan sebagaimana diatur dan diancam pidana
sebagai berikut :
1) Sebagaimana diatur dalam Pasal 340 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
yang unsur-unsurnya adalah sebagai berikut:
a. Barangsiapa
b. Menghilangkan jiwa orang lain
c. Dengan sengaja
d. Dengan direncanakan terlebih dahulu
2) Sebagaimana diatur dalam Pasal 363 ayat (1) ke-3 Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana yang unsur-unsurnya adalah sebagai berikut:
a. Barangsiapa;
b. Mengambil barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan
orang lain;
c. Dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum;
d. Dilakukan pada waktu malam dalam sebuah rumah atau pekarangan
tertutup yang ada rumahnya, yang dilakukan oleh orang yang ada
disitu tidak diketahui atau tidak dikehendaki oleh yang berhak
3) Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal
338, 365 ayat (3) dan 339 KUHP.
B. Analisis Penerapan Psikologi Hukum Dalam Kasus Tindak Pidana
Pembunuhan
Psikologi hukum memiliki prinsip untuk memahami tingkah laku individu
terhadap hukum, menentukan bagaimana individu harus bertingkah laku, serta
mengembangkan metode-metode untuk pengendalian tingkah laku individu.
Maka dalam hal ini erat kaitannya dengan subject hukum yang terkadang
8

melakukan bebrapa penyimpangan, diantara melakukan pembunuhan yang


sudah jelas termasuk kedalam kategori tindak pidana.
Tindak pidana pembunuhan adalah suatu perbuatan yang dengan sengaja
maupun tidak, menghilangkan nyawa orang lain. Perbedaan cara melakukan
perbuatan tindak pidana pembunuhan ini terletak pada akibat hukum nya,
ketika perbuatan tindak pidana pembunuhan ini dilakukan dengan sengaja
ataupun direncanakan terlebidahulu maka akibat hukum yaitu sanksi pidana
nya akan lebih berat dibandingkan dengan tindak pidana pembunuhan yang
dilakukan tanpa ada unsur unsur pemberat yaitu direncanakan terlebidahulu.
Pembunuhan berencana sesuai Pasal 340 KUHP adalah suatu pembunuhan
biasa seperti Pasal 338 KUHP, akan tetapi dilakukan dengan direncanakan
terdahulu.
Pembunuhan merupakan kejahatan yang sangat berat dan cukup mendapat
perhatian di dalam kalangan masyarakat. Berita di surat kabar, majalah dan
surat kabar online sudah mulai sering memberitakan terjadi nya pembunuhan.
Tindak pidana pembunuhan di kenal dari zaman ke zaman dan karena
bermacam-macam faktor. Zaman modern ini tindak pidana pembunuhan malah
makin marak terjadi. Tindak pidana pembunuhan berdasarkan sejarah sudah
ada sejak dulu, atau dapat dikatakan sebagai kejahatan klasik yang akan selalu
mengikuti perkembangan kebudayaan manusia itu sendiri.
Berikut kejahatan yang dilakukan dengan sengaja terhadap jiwa orang lain
menurut Satochid Kartanegara. Terdiri dari :
1. Pembunuhan dengan sengaja/pembunuhan biasa (Doodslag)
2. Pembunuhan dengan sengaja dan yang direncanakan lebih dahulu (Moord)
3. Pembunuhan atas permintaan yang sangat dan tegas dari orang yang
dibunuh
4. Dengan sengaja menganjurkan atau membantu atau memberi sarana kepada
orang lain untuk membunuh.
5. Gegualificeerderdoodslag pasal 339.5

5
Satochid Kartanegara, Hukum Pidana I, (Jakarta, Balai Lektur Mahasiswa, 1999)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tindak pidana pembunuhan yang tidak sengaja itu diatur dalam Pasal 338
KUHP yang isinya ”Barang siapa yang dengan sengaja dan dengan rencana lebih
dahulu merampas nyawa orang lain diancam karena pembunuhan dengan rencana
(“moord”), dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama
waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun.”.
Ddalam tindak pidana terbagi kepada delik dolus dan delik culpa. Delik
dolus adalah kejahatan tindak pidana yang disengaja dan direncanakan, sedangkan
dolus culpa adalah tindak pidana kejahatan yang tidak sengaja atau terjadi karena
adanya kelalaian beberapa pihak. Ruang lingkup tindak pidana terbagi menjadi
berdasarkan waktu atau biasa disebut dengan locus delicti dan berdasarkan tempat
(tempus delicti)
Maka kesimpulannya, pada kasus tindak pidana pembunuhan diatas, itu
locus delicti nya pada 9 Juni 2016 dan tempus delicti di Kediaman Terdakwa.
Adapun ancaman yang diajukan Jaksa Penuntut Umum itu 7 Tahun 5 Bulan,
namun hakim menetapkan hukuman menjadi 17 Tahun Kurungan penjara. Sebab
Akibat atau ajaran kausalitas dalam kasus ini adalah bahwa terdawa Angi
Saepudin Alias Kojek Bin Yuyun Karya tersebut diatas terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “pembunuhan berencana” dan
“pencurian dalam keadaan memberatkan” terhadap Iwan Kustiawan sebagai
korban.

B. Saran
Dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, namun saya
sebagai penulis menghrapakan kritik dan saran yang membangun bagi para
pembaca. Makalah ini diharapkan dapat diajdikan bahan refersnsi atau acuan
dalma mengerjakan tugas makalah lainnya yang memeiliki tema yang sama
berkenaan dengan pembunuhan. Serta dapat memeberikan wawasan lebih luas
kepada khlayak umum dan masyrakat.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ali. Zainudin, 2007. Hukum Pidana Islam. Jakarta: Sinar Grafika.


Hakim Rahmat. 2010. Hukum Pidana Islam. Bandung: Pustaka Setia.
Kartanegara, Satochid, 1999. Hukum Pidana I. Jakarta, Balai Lektur Mahasiswa.
Solahuddin, 2008. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Acara Pidana dan
Perdata (KUHP, KUHAP dan KUHPdt),Cet I. Jakarta : Visimedia.
http://repository.uin-suska.ac.id/19540/7/7.%20BAB%20II%20%281%29.pdf
diakses pada Kamis, 9 Juli 2020 Pukul 03.09

10

Anda mungkin juga menyukai