KELAS :A
NPM : 194301074
MATA KULIAH : Hukum Pidana Lanjut
DOSEN : Dr. Bonarsius Saragih, S.H., M.H.
LAMPIRAN KASUS:
PUTUSAN
Nomor 1013/Pid.B/2018/PN Kis
ANALISIS KASUS:
Terdakwa BUDI IHSAN Als BUDI tersebut diatas, telah terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “pengulangan pencurian” sebagaimana
dalam dakwaan alternatif pertama. Menetapkan barang bukti berupa: - 1 (satu) unit sepeda
motor Honda Spacy wama merah BK 9310VAJ; Dirampas untuk Negara. - 1 (satu) buah
dompet warna coklat yang berisikan KTP an. Rizky Ariansyah Lubis, SIM A an Rizky
Ariansyah Lubis, Kartu Indonesia Sehat (KIS) an Rizky Ariansyah Lubis dan ATM BRI;
Dikembalikan kepada pemiliknya Saksi Rizky Ariansyah Lubis.
Dari segi bahasa (etimologi) pencurian berasal dari kata curi yang mendapat awalan
pe- dan akhiran –an. Kata curi sendiri artinya mengambil milik orang lain tanpa izin atau
dengan tidak sah, biasanya dengan sembunyi-sembunyi. Pencurian dalam Kamus Hukum
adalah mengambil milik orang lain tanpa izin atau dengan tidak sah, biasanya dengan
sembunyi-sembunyi. Menurut pasal 362 KUHP pencurian adalah:
Barangsiapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan
orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam karena
pencurian, dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana denda paling banyak
sembilan ratus rupiah.
Kasus ini termasuk kedalam Pengulangan Tindak Pidana (Recidive). Dijelaskan dalam
Kamus Hukum Recidive diartikan sebagai ulangan kejahatan, kejadian bahwa seseorang yang
pernah dihukum karena melakukan suatu kejahatan, melakukan lagi suatu kejahatan.
Recidive adalah kelakuan seseorang yang mengulangi perbuatan pidana sesudah
dijatuhi pidana dengan keputusan hakim yang mempunyai kekuatan hukum tetap karena
perbuatan pidana yang telah dilakukanya lebih dahulu. Seseorang yang sering melakukan
perbuatan pidana, dan karena dengan perbuatan-perbuatanya itu telah dijatuhi pidana bahkan
lebih sering dijatuhi pidana,disebut residivist. Kalau residive menunjukkan pada kelakuan
mengulangi perbuatan pidana, maka residivist menunjuk kepada orang yang melakukan
pengulangan perbuatan pidana.
Jadi, recidive itu terjadi apabila seseorang telah melakukan perbuatan pidana dan
terhadap perbuatan pidana tersebut telah dijatuhi dengan putusan hakim. Putusan tersebut
telah dijalankan akan tetapi setelah ia selesai menjalani pidana dan dikembalikan kepada
masyarakat, dalam jangka waktu tertentu setelah pembebasan tersebut ia kembali melakukan
perbuatan pidana.
Kasus ini termasuk ke dalam kelompok jenis kejahatan dalam Pasal 486 KUHP yang
pada umumnya mengenai kejahatan terhadap harta benda dan pemalsuan. Adapun hukuman
untuk pelaku pengulangan, sebagaimana disebutkan dalam Pasal 486 KUHP adalah hukuman
yang ditetapkan untuk tindak pidana yang bersangkutan, ditambah sepertiganya, baik
hukuman penjara maupun denda