Anda di halaman 1dari 60

PUTUSAN

Nomor 139/Pid.B/2019/PNBks
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Negeri Bekasi yang mengadili perkara pidana dengan acara


pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama telah menjatuhkan putusan sebagai berikut
dalam perkaraTerdakwa :
Nama : Harry Aris Sandigon / Haris
Simamora
Tempat /Tanggal Lahir : Se Intan, 15 Desember Juli
1995
Umur : 23 tahun
Jenis kelamin : Laki- Laki
Kebangsaan : Indonesia
Agama : kristen
Pendidikan : SMA
Alamat :Kota Lama, Kel. Kota Lama, KecKunto
Darussalam, Kab. Rokan Hulu, Prov.
Riau; (Domisili) Jl. Mangunharja,
Kel. Pasir Limus, Kec. Cikarang
Barat, Kab. Bekasi, Prov. Jawa Barat
Pekerjaan : Kryawan Swasta
Kebangsaan : Indonesia

Terdakwa telah ditahan berdasarkan Surat Perintah/Penetapan Penahanan:


1. Penyidik sejak tanggal 15 November 2018 sampai dengan tanggal
4 Desember 2018;
2. Penyidik sejak tanggal 10 Desember 2018Terdakwa dilakukan pembantaran;
3. Penyidik sejak tanggal 19 Desember 2018 sampai dengan tanggal
7 Januari 2019;
4. Penyidik Perpanjangan Oleh Penuntut Umum sejak tanggal 5 Desember
2018 sampai dengan tanggal 13 Januari 2019;
5. Penyidik Perpanjangan Pertama Oleh Ketua Pengadilan Negeri sejak tanggal
23 Januari 2019 sampai dengan tanggal 21 Februari 2019;
6. Penuntut Umum sejak tanggal 21 Februari 2019 sampai dengan tanggal
12 Maret 2019;
7. Hakim Pengadilan Negeri sejak tanggal 5 Maret 2019 sampai dengan tanggal
3 April 2019;
8. Perpanjangan Ketua Pengadilan Negeri, sejak tanggal 4 April 2019 sampai
dengan tanggal 02 Juni 2019;
9. Perpanjangan pertama Ketua Pengadilan Tinggi sejak tanggal 03 Juni 2019
sampai dengan tanggal 02 Juli 2019;
10. Perpanjangan kedua Ketua Pengadilan Tinggi sejak tanggal 03 Juli 2019
sampai dengan tanggal 1 Agustus 2019

Penasihat Hukum Neng Dewi, S.H., M.H., Harris, S.H., M.H., Advokat
pada Kantor Advokat Putri law firm&partners, yang beralamat di biru muda no 22,
Setiabudi, Jakarta Selatan , berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 11 Maret
2019 ;
Pengadilan Negeri tersebut;

Setelah membaca:
- Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Bekasi Nomor 139/Pid.B/2019/PN Bks
tanggal 05 Maret 2019 tentang Penunjukan Majelis Hakim;
- Penetapan Ketua Majelis Hakim Nomor 139/Pid.B/2019/PN Bks tanggal 06
Maret 2019 tentang Penetapan Hari Sidang;
Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Bekasi Nomor 139/Pid.B/2019/PN.Bks
tanggal 10 Juni 2019 Penunjukan Majelis Hakim Baru;
- Berkas perkara dan surat-surat lain yang bersangkutan;

Setelah mendengar keterangan Saksi-Saksi dan Terdakwa serta


memperhatikan bukti surat dan barang bukti yang diajukan di persidangan dan
tuntutan dariJaksa Penuntut Umum;

Menimbang, bahwa Terdakwa diajukan ke persidangan oleh Pen untut Umum


didakwa berdasarkan Surat Dakwaan sebagai berikut:

DAKWAAN :
Primair :
Kesatu :
Bahwa ia terdakwa HARRY ARIS SANDIGON alias HARRIS alias ARI, pada
hari Senin tanggal 12 November 2018 sekira pukul 23.45 Wib sampai dengan hari
Selasa tanggal 13 November 2018 sekira pukul 00.30 Wib, atau setidak-tidaknya
pada waktu lain dalam bulan Novembertahun 2018, bertempat di Jl.Bojong Nangka 2
Rt.02 Rw.07 Kel. Jati Rahayu Kec. Pondok Melati Kota Bekasi, atau setidak-tidaknya
dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Bekasi yang berwenang memeriksa dan
mengadili, dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas
nyawa orang lainyaitu 4 orang korban bernama DAPERUM NAINGGOLAN, MAYA
BORU AMBARITA, SARAH MARISA PUTRI NAINGGOLAN dan YEHEZKIEL ARYA
PASKAH NAINGGOLAN, yang dilakukan dengan cara-cara dan kejadiannya sebagai
berikut:
- Bahwa berawal pada hari Senin tanggal 12 November 2018 sekira pukul
14.00 Wib, terdakwa di chat WhatsApp oleh korban MAYA BORU AMBARITA
“Kamu datang sekarang, besok kita mau belanja ke Tanah Abang jam 7 pagi”,
lalu dijawab oleh terdakwa “Yaudah kak saya ke sana”, kemudian sekira
pukul

21.00 WIB Sampai di rumah korban DAPERUM NAINGGOLAN dan MAYA BORU
AMBARITA yang beralamat di Jl.Bojong Nangka 2 Rt.02 Rw.07 Kel. Jati
Rahayu Kec. Pondok Melati Kota Bekasi, selan jutnya terdakwa mengetuk
pintu rumah dan yang membukakan pintu adalah anaknya yaitu korban
SARAH MARISA PUTRI NAINGGOLAN, kemudian terdakwa masuk ke dalam
rumah lalu mengobrol bersama korban DAPERUM NAINGGOLAN dan MAYA
BORU AMBARITA di ruang keluarga sambil menonton televisi, kemudian
sekira pukul 23.30 Wib pada saat sedang mengobrol terdakwa mendengar
kata-kata yang tidak enak didengar yang diucapkan oleh korban DAPERUM
NAINGGOLAN yaitu “Nginap atau ngga kamu? kalau kamu nginap nanti gak
enak sama abang kita Doglas”, kemudian korban MAYA BORU AMBARITA
berkata kepada terdakwa ”terserah mau nginap atau ngga, soalnya ini bukan
rumah kita, kita cuma numpang di sini”, lalu korban DAPERUM NAINGGOLAN
berkata kepada korban MAYA BORU AMBARITA “udah tau kamu klo nginap
di sini abang saya gak suka”, kemudian korban DAPERUM NAINGGOLAN
berkata kepada terdakwa dengan bahasa Batak yang artinya “Kamu tidur di
belakang aja kayak sampah kamu!”, yang menjadikan terdakwa emosi serta
marah dan berpikir untuk menghabisi nyawa korban DAPERUM
NAINGGOLAN.
- Bahwa selanjutnya sekira pukul 23.45 Wib terdakwa pergi ke dapur dan
menemukan sebuah linggis yang berada di bawah wastafel lalu mengambil
linggis tersebut, kemu dian terdakwa melihat korban DAPERUM
NAINGGOLAN sedang dalam posisi tiduran sambil menonton televisi di ruang
keluarga sedangkan korban MAYA BORU AMBARITA sedang tidur
berlawanan arah di sebelahnya, kemudian secara sadar dan dalam keadaan
emosi terdakwa memukul kepala bagian atas korban DAPERUM
NAINGGOLAN dengan menggunakan linggis sebanyak 1 kali sehingga
menyebabkan korban DAPERUM NAINGGOLAN pingsan, setelah itu korban
MAYA BORU AMBARITA terbangun dari tidur lalu terdakwa memukul kepala
korban MAYA BORU AMBARITA menggunakan linggis sebanyak 1 kali,
namun dikaren akan korban MAYA BORU AMBARITA masih sadar kemudian
terdakwa memukul kembali kepala korban MAYA BORU AMBARITA
menggunakan linggis sebanyak 2 kali, setelah keduanya pingsan lalu
terdakwa memukul kembali korban DAPERUM NAINGGOLAN sebanyak 2
kali, setelah itu terdakwa menusuk leher korban DAPERUM NAINGGOLAN
menggunakan bagian linggis yang tajam sebanyak 3 kali sehingga
menyebabkan darah keluar sangat banyak, selanjutnya terdakwa juga
menusuk leher korban MAYA BORU AMBARITA dengan menggunakan
bagian linggis yang tajam seban yak 3 kali, kemudian setelah kedua korban
tersebut tidak bernyawa lalu terdakwamenutup wajah kedua korban yang
penuh darah dengan menggunakan bantal, selanjutnya kedua anak
korban yaitu korban SARAH MARISA PUTRI NAINGGOLAN dan
YEHEZKIEL ARYA PASKAH NAINGGOLAN keluar dari
kamar tidurnya karena mendengar suara gaduh, kemudian terdakwa menyuruh
kedua anak tersebut untuk masuk kembali ke kamarnya namun korban SARAH
MARISA PUTRI NAINGGOLAN sempat bertanya kepada terdakwa “Mama
kenapa?” , lalu dijawab oleh terdakwa “Mama sedang sakit, kamu masuk
kamar saja”, setelah itu terdakwa duduk di sofa di ruang keluarga sambil
memikirkan perbuatan yang baru dilakukannya.
- Bahwa selanjutnya pada hari Selasa tanggal 13 November 2018 sekira pukul
00.30 Wib, terdakwa yang merasa takut perbuatannya telah diketahui oleh
korban SARAH MARISA PUTRI NAINGGOLAN dan YEHEZKIEL ARYA
PASKAH NAINGGOLAN kemudian berpikir untuk menghabisi pula nyawa
keduanya, niat tersebut ditindaklanjuti oleh terdakwa dengan masuk ke kamar
tidur korban SARAH MARISA PUTRI NAINGGOLAN dan YEHEZKIEL ARYA
PASKAH NAINGGOLAN untuk menyuruh keduanya tidur kembali, selanjutn ya
terdakwa terdiam di kamar dan beberapa saat kemudian terdakwa menutup
wajah korban SARAH MARISA PUTRI NAINGGOLAN menggunakan sebuah
selimut warna pink yang ada di dalam kamar lalu mencekik leher korban
SARAH MARISA PUTRI NAINGGOLAN dengan menggunakan kedua tangan
sampai tidak berdaya dan sudah tidak bernapas lagi, setelah itu terdakwa
menghampiri dan menutup wajah korban YEHEZKIEL ARYA PASKAH
NAINGGOLAN menggunakan sebuah selimut warna pink lalu mencekik korban
YEHEZKIEL ARYA PASKAH NAINGGOLAN dengan menggunakan kedua
tangan sampai tidak bernapas lagi.
- Bahwa berdasarkan Visum et Repertum Nomor:
R/363/SK.B/XI/2018/IKFtanggal 03 Desember 2018 yang ditandatangani oleh
Tim Kedokteran Forensik dari Rumah Sakit Bhayangkara TK.I R. SAID
SUKANTO Jakarta (sebagaimana terlampir dalam berkas perkara) telah
melakukan pemeriksaan jenazah DAPERUM NAINGGOLAN dan diperoleh
kesimpulan ditemukan luka terbuka pada leher, terpotongnya pembuluh nadi
leher, kerongkongan dan tenggorok akibat kekerasan tajam. Ditemukan pula
luka terbuka pada kepala, wajah, memar-memar pada wajah, luka-luka lecet
pada leher dan patah tulang mata kanan akibat kekerasan tumpul. Sebab
mati orang ini akibat kekerasan tajam pada leher yang memotong pembuluh
nadi utama leher sehingga menyebabkan pendarahan. Kekerasan tumpul
pada kepala memperburuk keadaan .
- Bahwa berdasarkan Visum et Repertum Nomor:

R/365/SK.B/XI/2018/IKFtanggal 19 November 2018 yang ditandatangani dari


Rumah Sakit Bhayangkara TK.I R. SAID SUKANTO Jakarta
(sebagaimana terlampir dalam berkas perkara) telah melakukan
pemeriksaan jenazah MAYA SOFYA AMBARITA dan diperoleh
kesimpulan ditemukan luka terbuka pada wajah, kepala dan patah
tulang tengkorak akibat kekerasan tumpul. Ditemukan luka terbuka
pada leher, terpotongnya pembuluh nadi utama leher, kerongkongan,
batang tenggorok dan tulang leher akibat kekerasan tajam. Sebab
kematian orang ini akibat kekerasan tajam pada leher yang memotong
pembuluh nadi utama leher sehingga menyebabkan pendarahan,
kekerasan tumpul di kepala yang merusak jaringan otak memperburuk
keadaan .
- Bahwa berdasarkan Visum et Repertum Nomor:
R/365/SK.B/XI/2018/IKFtanggal 19 November 2018 yang ditandatangani oleh
Tim Kedokteran Forensik dari Rumah Sakit Bhayangkara TK.I R. SAID
SUKANTO Jakarta (sebagaimana terlampir dalam berkas perkara) telah
melakukan pemeriksaan jenazah SARAH MARISA PUTRI NAINGGOLAN dan
diperoleh kesimpulan ditemukan luka lecet pada leher dan luka memar pada
leher, serta kepala, resapan darah pada kulit leher dan kepala, dan patahnya
tulang lidah akibat kekerasan tumpul. Tampak tanda-tanda perbendungan.
Sebab mati adalah akibat kekerasan tumpul pada leher yang menutup jalan
nafas sehingga menyebabkan mati lemas.
- Bahwa berdasarkan Visum et Repertum Nomor:
R/366/SK.B/XI/2018/IKFtanggal 03 Desember 2018 yang ditandatangani oleh
Tim Kedokteran Forensik dari Rumah Sakit Bhayangkara TK.I R. SAID
SUKANTO Jakarta (sebagaimana terlampir dalam berkas perkara) telah
melakukan pemeriksaan jenazah YEHEZKIEL ARYA PASKAH NAINGGOLAN
dan diperoleh kesimpulan ditemukan luka lecet pada leher dan cuping
hidung, resapan darah pada leher, bintik pendarahan pada kulit kepala
bagian dalam akibat kekerasan tumpul. Sebab mati akibat kekerasan tumpul
pada leher dan mulut yang menutup saluran napas sehingga menyebabkan
mati lemas. Perkiraan kematian empat sampai delapan jam setelah makan
terakhir.

Perbuatan terdakwa sebagaimana di atur dan di ancam pidana dalam


Pasal340 KUHPidana.
Dan
Kedua :
Bahwa ia terdakwa HARRY ARIS SANDIGON alias HARRIS alias ARI, pada
hari Selasa tanggal 13 November 2018 sekira pukul 03.00 Wib, atau setidak-tidaknya
pada waktu lain dalam bulan Novembertahun 2018, bertempat di Jl.Bojong Nangka 2
Rt.02 Rw.07 Kel. Jati Rahayu Kec. Pondok Melati Kota Bekasi, atau setidak-
tidaknyad
dalam daerah Negeri Bekasi yang berwenang memeriksa dan mengadili,
mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang
lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, di waktu malam
dalam sebuah rumah atau pekarangan tertutup yang ada rumahnya, yang
dilakukan oleh orang yang ada di situ tidak diketahui atau tidak dikehendaki
oleh yang berhak, yang dilakukan dengan cara-cara dan kejadiannya sebagai
berikut:
- Bahwa berawal pada hari Senin tanggal 12 November 2018 sekira pukul
14.00 Wib, terdakwa di chat WhatsApp oleh korban MAYA BORU AMBARITA
“Kamu datang sekarang, besok kita mau belanja ke Tanah Abang jam 7 pagi”,
lalu dijawab oleh terdakwa “Yaudah kak saya ke sana”, kemudian sekira pukul
21.00 Wib terdakwa sampai di rumah korban DAPERUM NAINGGOLAN dan
MAYA BORU AMBARITA yang beralamat di Jl.Bojong Nangka 2 Rt.02 Rw.07
Kel. Jati Rahayu Kec. Pondok Melati Kota Bekasi, selanjutnya terdakwa
mengetuk pintu rumah dan yang membukakan pintu adalah anaknya yaitu
korban SARAH MARISA PUTRI NAINGGOLAN, kemudian terdakwa masuk ke
dalam rumah lalu mengobrol bersama korban DAPERUM NAINGGOLAN dan
MAYA BORU AMBARITA di ruang keluarga sambil menonton televisi,
kemudian sekira pu kul 23.30 Wib pada saat sedang mengobrol terdakwa
mendengar kata-kata yang tidak enak didengar yang diucapkan oleh korban
DAPERUM NAINGGOLAN yaitu “Nginap atau ngga kamu? kalau kamu
nginap nanti gak enak sama abang kita Doglas”, kemudian korban MAYA
BORU AMBARITA berkata kepada terdakwa ”terserah mau nginap atau ngga,
soalnya ini bukan rumah kita, kita cuma numpang di sini”, lalu korban
DAPERUM NAINGGOLAN berkata kepada korban MAYA BORU AMBARITA
“udah tau kamu klo nginap di sini abang saya gak suka”, kemudian korban
DAPERUM NAINGGOLAN berkata kepada terdakwa dengan bahasa Batak
yang artinya “Kamu tidur di belakang aja kayak sampah kamu!”.
- Bahwa setelah terdakwa selesai melakukan perbuatannya seperti diuraikan
dalam dakwaan kesatu, selanjutnya terdakwa memutuskan untuk keluar dari
kamar korban SARAH MARISA PUTRI NAINGGOLAN dan YEHEZKIEL
ARYA
PASKAH NAINGGOLAN kemudian terdakwa duduk kembali di sofa ruang
keluarga sambil merenungkan perbuatan yang telah terdakwa lakukan sel
ama kurang lebih 1 jam, kemudian terdakwa menuju ke kamar tidur korban
DAPERUM NAINGGOLAN untuk mengambil uang dari laci lemari milik
korban DAPERUM NAINGGOLAN sebanyak Rp 2.000.000,- (dua juta rupiah)
serta 4 (empat) buah handphone milik korban DAPERUM NAINGGOLAN
yaitu 1 (satu) unit handphone Samsung Note N7100 warna hitam, 1 (satu)
unit handphone merk Samsung Core 2 warna hitam, 1 (satu) unit
handphonesamsungamsung dan 1 (unit) handphone Samsung yang
tidak diketahui jenisnya, kemudian terdakwa juga melihat ada kunci mobil
korban DAPERUM NAINGGOLAN yang diletakan di dalam laci lemari
tersebut, setelah itu terdakwa ambil kunci mobil Nissan X-trail warna silver
No.Pol : B 1075 UOG milik korban kemudian terdakwa memasukkan semua
barang- barang milik korban DAPERUM NAINGGOLAN ke dalam tas
selempang warna biru dongker milik terdakwa, kemudian pada hari Selasa
tanggal 13 November 2018 sekira pukul 03.00 Wib, terdakwakeluar rumah
korban dengan membawa linggis beserta barang-barang milik korban
DAPERUM NAINGGOLAN yaitu uang tunai Rp 2.000.000,- (dua juta rupiah)
serta 4 (empat) buah handphone dan kunci mobil Nissan X-trail warna silver
No.Pol : B 1075 UOG melalui pintu samping, kemudian terdakwa menuju ke
mobil Nissan X-trail warna silver No.Pol : B 1075 UOG milik korban DAPERUM
NAINGGOLAN yang berada di parkiran kontrakan milik saksi DOGLAS
NAINGGOLAN, setelah itu terdakwa membuka pintu mobil bagian kiri
belakang penumpang lalu meletakkan linggis dan tas selempang warna biru
dongker di jok bagian tengah mobil, kemudian terdakwa membuka pagar
kontrakan selanjutnya kembali ke mobil dan menjalankan mobil Nissan X-trail
warna silver No.Pol : B 1075 UOG keluar kontrakan untuk melarikan diri.

Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 363
ayat (1) ke-3 KUHPidana.
Subsidair :
Kesatu :
Bahwa ia terdakwa HARRY ARIS SANDIGON alias HARRIS alias ARI, pada
hari Senin tanggal 12 November 2018 sekira pukul 23.45 Wib sampai dengan hari
Selasa tanggal 13 November 2018 sekira pukul 00.30 Wib, atau setidak-tidaknya
pada waktu lain dalam bulan Novembertahun 2018, bertempat di Jl.Bojong Nangka 2
Rt.02 Rw.07 Kel. Jati Rahayu Kec. Pondok Melati Kota Bekasi, atau setidak-tidaknya
dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Bekasi yang berwenang memeriksa dan
mengadili, dengan sengaja merampas nyawa orang lainyaitu 4 orang korban
bernama DAPERUM NAINGGOLAN, MAYA BORU AMBARITA, SARAH MARISA
PUTRI NAINGGOLAN dan YEHEZKIEL ARYA PASKAH NAINGGOLAN, yang
dilakukan dengan cara-cara dan kejadiannya sebagai berikut:

- Bahwa berawal pada hari Senin tanggal 12 November 2018 sekira pukul
14.00 Wib, terdakwa di chat WhatsApp oleh korban MAYA BORU AMBARITA
“Kamu datang sekarang, besok kita mau belanja ke Tanah Abang jam 7 pagi”,
lalu dijawab oleh terdakwa “Yaudah kak saya ke sana”, kemudian sekira
pukul
21.00 Wib terdakwa sampai di rumah korban DAPERUM NAINGGOLAN
danmAYA BORU yang beralamat di Jl.Bojong Nangka 2 Rt.02 Rw.07 Kel. Jati
Rahayu Kec. Pondok Melati Kota Bekasi, selanjutnya terdakwa mengetuk pintu
rumah dan yang membukakan pintu adalah anaknya yaitu korban SARAH
MARISA PUTRI NAINGGOLAN, kemudian terdakwa masuk ke dalam rumah lalu
mengobrol bersama korban DAPERUM NAINGGOLAN dan MAYA BORU
AMBARITA di ruang keluarga sambil menonton televisi, kemudian sekira pukul
23.30 Wib pada saat sedang mengobrol terdakwa mendengar kata-kata yang tidak
enak didengar yang diucapkan oleh korban DAPERUM NAINGGOLAN yaitu
“Nginap atau ngga kamu? kalau kamu nginap nanti gak enak sama abang kita
Doglas”, kemudian korban MAYA BORU AMBARITA berkata kepada terdakwa
”terserah mau nginap atau ngga, soalnya ini bukan rumah kita, kita cuma
numpang di sini”, lalu korban DAPERUM NAINGGOLAN berkata kepada korban
MAYA BORU AMBARITA “udah tau kamu klo nginap di sini abang saya gak suka”,
kemudian korban DAPERUM NAINGGOLAN berkata kepada terdakwa dengan
bahasa Batak yang artinya “Kamu tidur di belakang aja kayak sampah kamu!”,
yang menjadikan terdakwa emosi serta marah.
- Bahwa selanjutnya sekira pukul 23.45 Wib terdakwa pergi ke dapur dan
menemukan sebuah linggis yang berada di bawah wastafel lalu mengambil
linggis tersebut, kemudian terdakwa melihat korban DAPERUM
NAINGGOLAN sedang dalam posisi tiduran sambil menonton televisi di ruang
keluarga sedangkan korban MAYA BORU AMBARITA sedang tidur
berlawanan arah di sebelahnya, kemudian secara sadar dan dalam keadaan
emosi terdakwa memukul kepala bagian atas korban DAPERUM
NAINGGOLAN dengan menggunakan linggis sebanyak 1 kali sehingga
menyebabkan korban DAPERUM NAINGGOLAN pingsan, setelah itu korban
MAYA BORU AMBARITA terbangun dari tidur lalu terdakwa memukul kepala
korban MAYA BORU AMBARITA menggunakan linggis sebanyak 1 kali,
namun dikaren akan korban MAYA BORU AMBARITA masih sadar kemudian
terdakwa memukul kembali kepala korban MAYA BORU AMBARITA
menggunakan linggis sebanyak 2 kali, setelah keduanya pingsan lalu
terdakwa memukul kembali korban DAPERUM NAINGGOLAN sebanyak 2
kali, setelah itu terdakwa menusuk leher korban DAPERUM NAINGGOLAN
menggunakan bagian linggis yang tajam sebanyak 3 kali sehingga
menyebabkan darah keluar sangat banyak, selanjutnya terdakwa juga
menusuk leher korban MAYA BORU AMBARITA dengan menggunakan
bagian linggis yang tajam seban yak 3 kali, kemudian setelah kedua korban
tersebut tidak bernyawa lalu terdakwa menutup wajah kedua korban yang
penuh darah dengan menggunakan bantal, selanjutnya kedua anak
korban yaitu korban SARAH MARISA PUTRIEZKIEL ARYA PASKAH
NAINGGOLAN keluar dari kamar tidurnya karena mendengar suara
gaduh, kemudian terdakwa menyuruh kedua anak tersebut untuk
masuk kembali ke kamarnya namun korban SARAH MARISA PUTRI
NAINGGOLAN sempat bertanya kepada terdakwa “Mama kenapa?” ,
lalu dijawab oleh terdakwa “Mama sedang sakit, kamu masuk kamar
saja”, setelah itu terdakwa duduk di sofa di ruang keluarga sambil
memikirkan perbuatan yang baru dilakukannya.
- Bahwa selanjutnya pada hari Selasa tanggal 13 November 2018 sekira pukul
00.30 Wib, terdakwa masuk ke kamar tidur korban SARAH MARISA PUTRI
NAINGGOLAN dan YEHEZKIEL ARYA PASKAH NAINGGOLAN untuk
menyuruh keduanya tidur kembali, selanjutnya terdakwa menutup wajah
korban SARAH MARISA PUTRI NAINGGOLAN menggunakan sebuah selimu
t warna pink yang ada di dalam kamar lalu mencekik leher korban SARAH
MARISA PUTRI NAINGGOLAN dengan menggunakan kedua tangan sampai
tidak berdaya dan sudah tidak bernapas lagi, setelah itu terdakwa
menghampiri dan menutup wajah korban YEHEZKIEL ARYA PASKAH
NAINGGOLAN menggunakan sebuah selimut warna pink lalu mencekik
korban YEHEZKIEL ARYA PASKAH NAINGGOLAN dengan menggunakan
kedua tangan sampai tidak bernapas lagi.
- Bahwa berdasarkan Visum et Repertum Nomor:
R/363/SK.B/XI/2018/IKFtanggal 03 Desember 2018 yang ditandatangani oleh
Tim Kedokteran Forensik dari Rumah Sakit Bhayangkara TK.I R. SAID
SUKANTO Jakarta (sebagaimana terlampir dalam berkas perkara) telah
melakukan pemeriksaan jenazah DAPERUM NAINGGOLAN dan diperoleh
kesimpulan ditemukan luka terbuka pada leher, terpotongnya pembuluh nadi
leher, kerongkongan dan tenggorok akibat kekerasan tajam. Ditemukan pula
luka terbuka pada kepala, wajah, memar-memar pada wajah, luka-luka lecet
pada leher dan patah tulang mata kanan akibat kekerasan tumpul. Sebab
mati orang ini akibat kekerasan tajam pada leher yang memotong pembuluh
nadi utama leher sehingga menyebabkan pendarahan. Kekerasan tumpul
pada kepala memperburuk keadaan .
- Bahwa berdasarkan Visum et Repertum Nomor:
R/365/SK.B/XI/2018/IKFtanggal 19 November 2018 yang ditandatangani oleh
Tim Kedokteran Forensik dari Rumah Sakit Bhayangkara TK.I R. SAID
SUKANTO Jakarta (sebagaimana terlampir dalam berkas perkara)telah
melakukan pemeriksaan jenazah MAYA SOFYA AMBARITA dan diperoleh
kesimpulan ditemukan luka terbuka pada wajah, kepala dan patah tulang
tengkorak akibat kekerasan tumpul. Ditemukan luka terbuka pada leher,
terpotongnya pembuluh nadi utama leher, kerongkongan, batang
tenggorokAkibat kekerasan tajam. Sebab kematian orang ini akibat
kekerasan tajam pada leher yang memotong pembuluh nadi utama
leher sehingga menyebabkan pendarahan, kekerasan tumpul di
kepala yang merusak jaringan otak memperburuk keadaan .
- Bahwa berdasarkan Visum et Repertum Nomor:
R/365/SK.B/XI/2018/IKFtanggal 19 November 2018 yang ditandatangani oleh
Tim Kedokteran Forensik dari Rumah Sakit Bhayangkara TK.I R. SAID
SUKANTO Jakarta (sebagaimana terlampir dalam berkas perkara) telah
melakukan pemeriksaan jenazah SARAH MARISA PUTRI NAINGGOLAN dan
diperoleh kesimpulan ditemukan luka lecet pada leher dan luka memar pada
leher, serta kepala, resapan darah pada kulit leher dan kepala, dan patahnya
tulang lidah akibat kekerasan tumpul. Tampak tanda-tanda perbendungan.
Sebab mati adalah akibat kekerasan tumpul pada leher yang menutup jalan
nafas sehingga menyebabkan mati lemas.
- Bahwa berdasarkan Visum et Repertum Nomor:
R/366/SK.B/XI/2018/IKFtanggal 03 Desember 2018 yang ditandatangani oleh
Tim Kedokteran Forensik dari Rumah Sakit Bhayangkara TK.I R. SAID
SUKANTO Jakarta (sebagaimana terlampir dalam berkas perkara) telah
melakukan pemeriksaan jenazah YEHEZKIEL ARYA PASKAH NAINGGOLAN
dan diperoleh kesimpulan ditemukan luka lecet pada leher dan cuping
hidung, resapan darah pada leher, bintik pendarahan pada kulit kepala
bagian dalam akibat kekerasan tumpul. Sebab mati akibat kekerasan tumpul
pada leher dan mulut yang menutup saluran napas sehingga menyebabkan
mati lemas. Perkiraan kematian empat sampai delapan jam setelah makan
terakhir. Perbuatan terdakwa sebagaimana di atur dan di ancam pidana dalam
Pasal338 KUHPidana.

Dan
Kedua :

Bahwa ia terdakwa HARRY ARIS SANDIGON alias HARRIS alias ARI, pada
hari Selasa tanggal 13 November 2018 sekira pukul 03.00 Wib, atau setidak-tidaknya
pada waktu lain dalam bulan Novembertahun 2018, bertempat di Jl.Bojong Nangka 2
Rt.02 Rw.07 Kel. Jati Rahayu Kec. Pondok Melati Kota Bekasi, atau setidak-tidaknya
dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Bekasi yang berwenang memeriksa dan
mengadili, mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian
kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum,
di waktu malam dalam sebuah rumah atau pekarangan tertutup yang ada
rumahnya, yang dilakukan oleh orang yang ada di situ tidak diketahui atau
tidakDikehendak oleh yang berhak, yang dilakukan dengan cara-cara dan
kejadiannya sebagai berikut:
- Bahwa berawal pada hari Senin tanggal 12 November 2018 sekira pukul
14.00 Wib, terdakwa di chat WhatsApp oleh korban MAYA BORU AMBARITA
“Kamu datang sekarang, besok kita mau belanja ke Tanah Abang jam 7 pagi”,
lalu dijawab oleh terdakwa “Yaudah kak saya ke sana”, kemudian sekira
pukul
21.00 Wib terdakwa sampai di rumah korban DAPERUM NAINGGOLAN dan
MAYA BORU AMBARITA yang beralamat di Jl.Bojong Nangka 2 Rt.02 Rw.07
Kel. Jati Rahayu Kec. Pondok Melati Kota Bekasi, selanjutnya terdakwa
mengetuk pintu rumah dan yang membukakan pintu adalah anaknya yaitu
korban SARAH MARISA PUTRI NAINGGOLAN, kemudian terdakwa masuk ke
dalam rumah lalu mengobrol bersama korban DAPERUM NAINGGOLAN dan
MAYA BORU AMBARITA di ruang keluarga sambil menonton televisi,
kemudian sekira pukul 23.30 Wib pada saat sedang mengobrol terdakwa
mendengar kata-kata yang tidak enak didengar yang diucapkan oleh korban
DAPERUM NAINGGOLAN yaitu “Nginap atau ngga kamu? kalau kamu
nginap nanti gak enak sama abang kita Doglas”, kemudian korban MAYA
BORU AMBARITA berkata kepada terdakwa ”terserah mau nginap atau ngga,
soalnya ini bukan rumah kita, kita cuma numpang di sini”, lalu korban
DAPERUM NAINGGOLAN berkata kepada korban MAYA BORU AMBARITA
“udah tau kamu klo nginap di sini abang saya gak suka”, kemudian korban
DAPERUM NAINGGOLAN berkata kepada terdakwa dengan bahasa Batak
yang artinya “Kamu tidur di belakang aja kayak sampah kamu!”.
- Bahwa setelah terdakwa selesai melakukan perbuatannya seperti diuraikan
dalam dakwaan kesatu, selanjutnya terdakwa memutuskan untuk keluar dari
kamar korban SARAH MARISA PUTRI NAINGGOLAN dan YEHEZKIEL
ARYA
PASKAH NAINGGOLAN kemudian terdakwa duduk kembali di sofa ruang
keluarga sambil merenungkan perbuatan yang telah terdakwa lakukan sel
ama kurang lebih 1 jam, kemudian terdakwa menuju ke kamar tidur korban
DAPERUM NAINGGOLAN untuk mengambil uang dari laci lemari milik
korban DAPERUM NAINGGOLAN sebanyak Rp 2.000.000,- (dua juta rupiah)
serta 4 (empat) buah handphone milik korban DAPERUM NAINGGOLAN
yaitu 1 (satu) unit handphone Samsung Note N7100 warna hitam, 1 (satu)
unit handphone merk Samsung Core 2 warna hitam, 1 (satu) unit handphone
Samsung A6 warna hitam dan 1 (unit) handphone Samsung yang tidak
diketahui jenisnya, kemudian terdakwa juga melihat ada kunci mobil korban
DAPERUM NAINGGOLAN yang diletakan di dalam laci lemari tersebut,
setelah itu terdakwa ambil kunci mobil Nissan X-trail warna silver No.Pol : B
1075 UOG milik korban kemudian terdakwa memasukkan semua barang-
Barang milik korban DAPERUM NAINGGOLAN ke dalam tas selempang
warna biru dongker milik terdakwa, kemudian pada hari Selasa tanggal 13
November 2018 sekira pukul 03.00 Wib, terdakwakeluar rumah korban dengan
membawa linggis beserta barang-barang milik korban DAPERUM
NAINGGOLAN yaitu uang tunai Rp 2.000.000,- (dua juta rupiah) serta 4
(empat) buah handphone dan kunci mobil Nissan X-trail warna silver No.Pol :
B 1075 UOG melalui pintu samping, kemudian terdakwa menuju ke mobil
Nissan X-trail warna silver No.Pol : B 1075 UOG milik korban DAPERUM
NAINGGOLAN yang berada di parkiran kontrakan milik saksi DOGLAS
NAINGGOLAN, setelah itu terdakwa membuka pintu mobil bagian kiri
belakang penumpang lalu meletakkan linggis dan tas selempang warna biru
dongker di jok bagian tengah mobil, kemudian terdakwa membuka pagar
kontrakan selanjutnya kembali ke mobil dan menjalankan mobil Nissan X-trail
warna silver No.Pol : B 1075 UOG keluar kontrakan untuk melari kan diri.
Perbuatan terdakwa sebagaimana di atur dan di ancam pidana dalam
Pasal363 ayat (1) ke-3 KUHPidana.

Menimbang, bahwa untuk membuktikan dakwaannya Penuntut Umu m telah


mengajukan Saksi-saksi sebagai berikut:
1. Saksi Hilarius Bruno Sumance dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan
sebagai berikut:
- Bahwa saksi membenarkan seluruh Berita Acara Penyidikan;
- Bahwa saksi tidak kenal dengan Terdakwa;
- Bahwa saksi mengetahui peristiwa tersebut setelah kejadian di kontrakan;
- Bahwa saksi merupakan penghuni kontrakan yang ditinggali korban;
- Bahwa kontrakan tersebut berjumlah 28 (dua puluh delapan) pintu yang pada
saat itu terisi 10 (sepuluh) pintu;
- Bahwa korban sebagai pengelola kontrakan;
- Bahwa korban tinggal di kamar bagian depan bersama dengan istri dan 2
(dua) orang anak;
- Bahwa saksi pulang kerja jam 22.00 WIB pada saat itu hanya bertemu orang
beli gas;
- Bahwa saksi tidak mendengar suara ribut pada malam hari namun pagi hari
jam 06.30 WIB saksi mendengar suara ribut dilantai bawah kemudian saksi
turun sudah banyak orang kemudian saksi melihat korban ( Nainggolan)
berada di dekat jendela dan istrinya berada di samping jenazah
Nainggolan;Bahwa saksi melihat jenazah korban berlumuran darah
segar dan saksi melihat jenazah sudah dalam keadaan terbuka;
- Bahwa disekitar kamar korban sudah banyak orang untuk melihat;
- Bahwa saksi tidak melihat ketika jenazah dibawa pihak berwenang karena
saksi sudah berangkat ke kantor;
- Bahwa saksi pada hari Senin malam tidur pukul 22.30 WIB;
- Bahwa sebelum tidur saksi mendengar suara gerbang terbuka dan saksi
melihat yang membuka gerbang yaitu korban (Nainggolan);
- Bahwa pemilik kontrakan adalah saudara korban (Nainggolan);
- Bahwa di parkiran kontrakan ada 3 (tiga) mobil yaitu X-Trail, BRV dan mobil
box;
- Bahwa pagi hari mobil Nissan X-Trail tidak ada di parkiran kontrakan;
- Bahwa saksi melihat jendela dan kamar korban sudah tidak terkunci atau
sudah dibuka;
- Bahwa saksi tidak hafal dengan wajah Terdakwa;
- Bahwa saksi jarang melihat Terdakwa di kontrakan korban;
- Bahwa yang melaporkan kejadian tersebut yaitu warga sekitar dan yang
pertama mendatangi TKP yaitu anggota dari Babinsa;
- Bahwa saksi sudah tinggal di kontrakan selama1 (satu) tahun;
- Bahwa saksi kenal dengan dokter Feby;
- Bahwa yang pertama melihat korban ialah dokter Feby yang kemudian
berteriak untuk memanggil warga;
- Bahwa pada saat itu saksi hanya melihat korban melalui jendela kontrakan
saksi;
- Bahwa jendela kontrakan tersebut tidak dapat dimasuki orang;
- Bahwa saksi tidak kenal dan tidak pernah melihat Terdakwa sebelumnya;
Terhadap keterangan saksi, Terdakwa menyatakan tidak keberatan dan
membenarkannya;

2. Saksi Mangaratua Sidabutar dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan


sebagai berikut:
- Bahwa saksi membenarkan seluruh Berita Acara Penyidikan;
- Bahwa saksi bekerja dengan korban Daperum Nainggolan;
- Bahwa pada hari Senin pagi saksi pergi bersama dengan Daperum
Nainggolan untuk mengantar barang dagangan;
- Bahwa Maya (Istri korban Daperum Nainggolan) pernah bercerita kepada
saksi tentang Terdakwa yang dapat membantu saksi untuk memasukkan
saksi untuk bekerja di PT yang berlokasi di daerah Cikarang;
Bahwa maya memanggil saksi dan mengatakan membalas agar Whatsapp
Terdakwa kemudian saksi disuruh Terdakwa untuk men yiapkan dokumen
lamaran dan saksi akan diban tu u n tuk masuk di perusahaan tersebut oleh
Terdakwa dengan membayar uang sejumlah Rp.1.500.000,- (satu juta lima
ratus ribu rupiah);
- Bahwa Terdakwa sebelumnya mengatakan akan bertemu dirumah korban
Daperum Nainggolan akan tetapi kemudian Terdakwa mengajak saksi untuk
bertemu di Cikarang;
- Bahwa saksi mendapat telepon dari saudara di Cianjur yang mengatakan
bahwa Terdakwa memberitahu kejadian pembunuhan tersebut melalui
Whatsapp kepada saksi dengan menggunakan Nomor handphone milik
korban Daperum Nainggolan;
- Bahwa kemudian saksi menuju rumah korban Daperum Nainggolan dengan
mengajak Terdakwa untuk melihat ke rumah korban Daperum Nainggolan
dan sesampainya rumah korban Daperum Nainggolan sudah banyak orang
yang datang untuk melihat selanjutnya pada saat itu juga saksi langsung
diamankan oleh polisi;
- Bahwa saksi terakhir kali bertemu dengan para korban yaitu pukul 17.00 WIB;
- Bahwa saksi sebelumnya tidak pernah kenal dan bertemu dengan Terdakwa,
saksi hanya berkomunikasi dengan Terdakwa melalui telepon dengan
kepentingan untuk mencarikan pekerjaan;
- Bahwa Maya (Istri korban Daperum Nainggolan) sempat bercerita kepada
saksi akan bertemu dengan Terdakwa dirumah korban Daperum Nainggolan
pada hari Senin malam karena hari Selasa pagi Maya (Istri korban Daperum
Nainggolan) akan pergi ke Tanah Abang;
- Bahwa saksi bekerja dengan korban Daperum Nainggolan kurang lebih
selama 4 (empat) bulan;
- Bahwa saksi bekerja dengan korban Daperum Nainggolan apabila korban
Daperum Nainggolan akan mengirim barang berupa rokok ke daerah Tanjung
Priok;
- Bahwa pada saat hari Selasa setelah kejadian tidak melihat mobil X-Trail di
kontrakan korban Daperum Nainggolan;
- Bahwa pada hari Senin sore sebelum Saksi pulang Saksi masih melihat
mobil X-Trail tersebut;
- Bahwa saksi mengirim barang berupa rokok bersama dengan korban
menggunakan mobil Box;
- Bahwa handphone yang digunakan korban Daperum Nainggolan yaitu merk
Samsung A6 dan membenarkan barang bukti tersebut;
Bahwa nomor handphone korban Daperum Nainggolan dibeli bersama-sama
dengan saksi;
- Bahwa nomor handphone korban Daperum Nainggolan sudah tidak di
simpan di handphone saksi;
- Bahwa saksi menerima pesan melalui whatsapp dari Terdakwa dengan
menggunakan nomor whatsapp korban Daperum Nainggolan;
- Bahwa saksi mempunyai hubungan saudara dengan Maya (Istri korban
Daperum Nainggolan);
- Bahwa saksi bekerja dengan korban Daperum Nainggolan apabila mendapat
telepon dari korban Daperum Nainggolan untuk mengirim barang;
- Bahwa dalam 1 (satu) minggu saksi melakukan pengiriman sebanyak 5 (lima)
kali;
- Bahwa saksi mendapat upah Rp80.000,00 (delapan puluh ribu) dari korban
Daperum Nainggolan dalam 1 (satu) kali pengiriman;
- Bahwa saksi pada saat ini tinggal di daerah Glodok;
- Bahwa saksi tidak nyaman tinggal di kontrakan korban Daperum Nainggolan;
- Bahwa korban Daperum Nainggolan bertempat tinggal di kontrakan Douglas
yang merupakan kakak dari korban Daperum Nainggolan;
- Bahwa saksi pernah menginap di kontrakan korban Daperum Nainggolan
sebanyak 1 (Satu) kali;
- Bahwa pada saat kejadian saksi sampai di TKP pukul 12.00 WIB;
- Bahwa pada hari Selasa siang saksi dibawa oleh anggota kepolisian
menggunakan mobil polisi kemudian dibawa berkeliling Bekasi untuk
selanjutnya hari Rabu saksi dibawa ke hotel daerah Bekasi dan menginap
selama semalam bersama dengan Kakak dan Adik Terdakwa setelah itu pada
hari Kamis saksi dibawa ke Resmob Polda Metro Jaya;
- Bahwa selama saksi bekerja dengan korban Daperum Nainggolan saksi tidak
pernah menceritakan mengenai Terdakwa;
- Bahwa saksi mendapat cerita mengenai Terdakwa dari korban Maya (istri
korban Daperum Nainggolan);
Terhadap keterangan saksi, Terdakwa menyatakan tidak keberatan dan
membenarkannya;

3. Saksi Douglas Naninggolan dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan


sebagai berikut:
- Bahwa saksi membenarkan seluruh Berita Acara Penyidikan;
- Bahwa saksi dalam hal ini adalah sebagai pemilik kontrakan sejak tahun 2012;
- Bahwa saksi tidak mengenal Terdakwa;
- Bahwa Terdakwa tidak pernah bekerja dengan saksi;
- Bahwa saksi tidak pernah bertemu dengan Terdakwa;
Bahwa benar korban Daperum Nainggolan sebagai pengurus kontrakan milik
saksi;
- Bahwa saksi dan korban Daperum Nainggolan sebagai saudara kandung;
- Bahwa saksi mendengar dan mendapat informasi atas peristiwa pembu n u
han pada pagi hari;
- Bahwa saksi tinggal 1 (Satu) kavling bersama dengan korban Daperum
Nainggolan;
- Bahwa saksi mengetahui peristiwa tersebut dari saudara saksi melalui
handphone;
- Bahwa pada saat itu saksi tidak diperbolehkan anggota kepolisian untuk
melihat korban kemudian setelah itu saksi dibawa oleh anggota kepolisian ke
Polda Metro Jaya;
- Bahwa 1 (satu) minggu kemudian saksi kembali kerumah;
- Bahwa saksi melihat jenazah korban Daperum Nainggolan pada saat
pemakaman;
- Bahwa saksi melihat mobil dikontrakan saksi sudah hilang;
- Bahwa mobil yang hilang tersebut jenis Nissan X-Trail;
- Bahwa pada hari Senin pagi saksi tidak berada di rumah;
- Bahwa kontrakan milik saksi berjumlah 27 (dua puluh tujuh) pintu;
- Bahwa kontrakan milik saksi tersebut tidak terisi seluruhnya;
- Bahwa saksi sering melihat saudara dari Istri korban Daperum Nainggolan
datang berkunjung ke kontrakan;
- Bahwa saksi tidak pernah melihat Terdakwa datang ke kontrakan;
- Bahwa mobil yang dibawa Terdakwa adalah mobil milik saksi;
- Bahwa mobil tersebut terparkir dikontrakan dan kunci mobil tersebut disimpan
oleh korban Daperum Nainggolan;
- Bahwa saksi mengetahui mobil X-Trail tersebut dibawa Terdakwa
berdasarkan informasi dari media sosial;
- Bahwa sepengetahuan saksi Terdakwa memiliki hubungan saudara dengan
Korban Maya (istri korban Daperum Nainggolan);
- Bahwa kunci kontrakan seluruhnya dipegang oleh korban Daperum
Nainggolan;
- Bahwa saksi hanya memegang kunci pagar kontrakan tersebut;
- Bahwa yang saksi ketahui pagar kontrakan ditutup pukul 24.00 WIB oleh
korban Daperum Nainggolan;
- Bahwa pada pagi hari setelah kejadian pembunuhan tersebut saksi melihat
kamar korban Daperum Nainggolan sudah dalam keadaan Terbuka;
- Bahwa korban Daperum Nainggolan merupakan saudara kandung saksi;
- Bahwa saksi adalah anak ke-6 dari 11 bersaudara;
Bahwa korban Daperumainggolan merupakan anak bungsu dikeluarga;
- Bahwa korban Daperum Nainggolan dan istri korban Daperum Nainggolan
tidak pernah bercerita sedang bermasalah dengan orang lain;
- Bahwa saksi tidak pernah melarang saudara dari istri korban Daperum
Nainggolan untuk tidak menginap di kontrakan;
- Bahwa warung yang dikelola korban Daperum Nainggolan saat ini adalah
warung milik saksi;
Terhadap keterangan saksi, Terdakwa menyatakan tidak keberatan dan
membenarkannya;

4. Saksi Mugia Yarry Junanda, S.I.K., dibawah sumpah pada pokoknya


menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa saksi membenarkan seluruh Berita Acara Penyidikan;
- Bahwa saksi yang melakukan penangkapan terhadap Terdakwa dan saksi
yang melakukan olah TKP atas tindak pidana Pembunuhan tersebut;
- Bahwa saksi melakukan olah TKP tersebut pada hari Selasa, Pukul 09.00
WIB;
- Bahwa saksi tidak masuk ke dalam rumah korban Daperu m Nainggolan;
- Bahwa saksi tidak masuk kedalam kamar hanya melihat korban Daperum
Nainggolan dari jendela;
- Bahwa saksi melihat korban perempuan yang mengalami luka pada bagian
wajah;
- Bahwa saksi mengenali dan mengetahui foto-foto korban seperti di dalam
BAP;
- Bahwa saksi sempat melakukam introgasi terhadap orang yang berada di
sekitar TKP;
- Bahwa saksi mendapatkan penjelasan dan informasi bahwa ada seseorang
yang menggunakan nomor handphone milik korban;
- Bahwa kemudian berdasarkan informasi yang saksi terima kemudian saksi
melakukan pencarian orang tersebut di daerah Garut;
- Bahwa saksi menemukan Terdakwa di bawah Gunung Guntur yang pada
saat itu sedang tidur;
- Bahwa saksi menangkap Terdakwa dengan membawa tas yang berisi
Handphone dan kartu identitas;
- Bahwa pada saa saksi melakukan introgasi terhadap Terdakwa dan Terdakwa
belum mengakui perbuatannya kemudian setelah dibawa ke kantor Polisi
Terdakwa mengakui perbuatannya tersebut;
- Bahwa saksi menemukan Terdakwa sedang tidur menggunakan sarung dan
kaos polos;
Bahwa pada saat Terdakwa di Pondok Gunung Guntur saksi tidak melihat keadaan
Terdakwa;
- Bahwa saksi datang ke TKP sebagai penyidik;
- Bahwa pada saat itu saksi tidak membawa surat perintah penyelidikan;
- Bahwa saksi melakukan interogasi di belakang rumah korban;
- Bahwa pada saat itu saksi melakukan interogasi terhadap 3 (tiga) yang
merupakan keluarga korban;
- Bahwa kemudian saksi mendapatkan informasi dari rekan saksi terkait
dengan handphone korban yang telah digunakan oleh orang lain;
- Bahwa kemudian pada hari Rabu malam saksi menuju ke Gunung Guntur
untuk mencari Terdakwa dan menemukan barang bukti handphone dari
dalam tas yang dibawa oleh Terdakwa;
Terhadap keterangan saksi, Terdakwa menyatakan tidak keberatan dan
membenarkannya;

5. Saksi Roy Rolando Andarek. S. Trk.., dibawah sumpah pada pokoknya


menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa saksi membenarkan seluruh Berita Acara Penyidikan;
- Bahwa pada saat itu saksi telah melakukan penyelidikan atas kejadian
pembunuhan yang dilakukan oleh Terdakwa dan mendatangi TKP pada hari
selasa bersama dengan rekan dari Resimob Polda Metro Jaya;
- Bahwa pada saat saksi melakukan penyelidikan saksi masuk ke dalam rumah
korban dan tidak melihat jenazah korban karena sudah dibawa ke Rumah
Sakit akan tetapi kondisi TKP tersebut dalam keadaan berlumuram darah di
kasur dan di lantai kamar korban;
- Bahwa kemudian setelah melakukan penyelidikan di TKP saksi mendapat
perintah untuk pergi menuju Garut guna melakukan penyelidikan terhadap
Terdakwa;
- Bahwa berdasarkan informasi dari masyarakat bahwa ada yang melihat
Terdakwa di daerah Garut tepatnya berada di Pondok Gunung Guntur;
- Bahwa pada saat saksi melakukan interogasi terhadap Terdakwa, Terdakwa
tidak mengakui nama Terdakwa yang sebenarnya kemudian pada saat
Terdakwa dibawa sampai ke Polda Metro Jaya Terdakwa baru mengakui
nama aslinya;
- Bahwa Terdakwa ditangkap pada saat sedang tidur bersama dengan dengan
temannya yang kemudian mengatakan Terdakwa bernama Harry;
- Bahwa pada saat dilakukan penangkapan Terdakwa dalam kondisi jari
telunjuk Terluka;
- Bahwa berdasarkan penangkapan terhadap Terdakwa ditemukan barang
bukti berupa Handphone, dompet dan kunci mobil jenis Nisan X-Trail;

Halaman 22 dari 70 Putusan Nomor 139/Pid.B/2019/PN Bks


- m olah TKP;
- Bahwa saksi berada di dalam TKP sebagai Penyidik;
- Bahwa saksi pergi ke Garut bersama dengan saksi Mugi dan saksi Ridwan;
- Bahwa saksi sampai di Garut sekitar dini hari dan kemudian pada pukul 13.00
WIB saksi mendapatkan informasi mengenai keberadaan Terdakwa kemudi an
saksi sampai di Gunung Guntur pada pukul 21.00 WIB yang selanjutnya
menuju ke Posko pemberhentian Gunung Guntur sambil melakukan
pengecekan nama-nama orang yang pergi ke Gunung Guntur;
- Bahwa saksi menemukan Terdakwa sedang tidur di Pondokan bersama
dengan teman-temannya kemudian saksi membawa Terdakwa ke warung
untuk melakukan interogasi;
- Bahwa saksi membawa surat perintah pada saat saksi melakukan
penangkapan;
Terhadap keterangan saksi, Terdakwa menyatakan tidak keberatan dan
membenarkannya;

6. Saksi Jamal Septianda dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai


berikut:
- Bahwa, saksi kenal dengan Terdakwa sejak tanggal 13 November 2018 di
Pondok Amera Jl. Mangkunegara RT.02 RW.001 Kel. Mekar Mukti Kec.
Cikarang Utara Kab. Bekasi saksi kenal dengan Terdakwa dalam rangka
saudara Terdakwa mencari kontrakan serta saksi tidak ada hubungan
keluarga dengannya;
- Bahwa Terdakwa mendatangi Pondok Amera beralamat di Jl. Mangkunegara
RT.02 RW.001 Kel. Mekar Mukti Kec. Cikarang Utara Kab. Bekasi Jawa Barat
hanya seorang diri;
- Bahwa kondisi tubuh Terdakwa pada saat mencari kontrakan di Pondok
Amera beralamat di Jl. Mangkunegara RT.02 RW.001 Kel. Mekar Mukti Kec.
Cikarang Utara Kab. Bekasi Jawa Barat dalam kondisi sehat tetapi jari
telunjuk sebelah kiri diperban;
- Bahwa yang dilakukan Terdakwa selama berada di Pondok Amera beralamat
di Jl. Mangkunegara RT.02 RW.001 Kel. Mekar Mukti Kec. Cikarang Utara
Kab. Bekasi Jawa Barat yaitu Terdakwa mencari kamar kontrakan yang masih
kosong kemudian melakukan pengecekan terhadapkamar yang masih koson
g yang terletak dilantai 2 kamar Nomor : B.208 setelah setuju dengan kondisi
kamar kontrakan selanjutnya Terdakwa menyerahkan uang kepada saksi
sebesar Rp. 400.000,- (empat ratus ribu rupiah) sebagai uang muka;
pengecekan kamar kontrakan yang masih kosong, Terdakwa juga
menjelaskan bahwa Terdakwa mempunyai teman yang mengontrak di
Pondok Amera bernama Opie Gustriana;
- Bahwa pada saat Terdakwa memesan kamar kontrakan di Pondok Amera
tidak menyerahkandata diri Terdakwa tetapi hanya memberikan Nomor hp
yaitu 081321087551;
- Bahwa Terdakwa menjelaskan kepada saksi penyebab luka pada jari telunjuk
sebelah kiri yang diperban;
- Bahwa Terdakwa mendatangi Pondok Amera dengan menggunakan 1 (satu)
unit mobil merk Nissan Xtrail warna Silver No. Pol B-1075-UOG;
- Bahwa ketika Terdakwa meninggalkan Pondok Amera Terdakwa tidak
membawa mobil yang digunakan yaitu 1 (Satu) unit mobil merk Nissan Xtrail
warna Silver No. Pol B-1075-UOG tetapi dititipkan di Pondok Amera dengan
alasan saudara Terdakwa akan mengisi/menempati kamar kontrakan yang
sudah dipesan;
Terhadap keterangan saksi, Terdakwa menyatakan tidak keberatan dan
membenarkannya;

Menimbang, bahwa Terdakwa di persidangan telah memberikan keterangan


yang pada pokoknya sebagai berikut:
- Bahwa saksi membenarkan seluruh Berita Acara Penyidikan;
- Bahwa Terdakwa mendatangi kerumah korban hari Senin sekira pukul
21.00 WIB;
- Bahwa Terdakwa datang sendiri;
- Bahwa sesampainya di rumah korban Terdakwa tidak langsung masuk ke
rumah korban;
- Bahwa Terdakwa datang ke rumah korban berdasarkan perintah dari korban
Maya untuk diajak belanja;
- Bahwa yang membuka pintu rumah yaitu anak korban;
- Bahwa Terdakwa datang membawa Martabak dan buah untuk korban;
- Bahwa sampai di dalam rumah Terdakwa kemudian korban Daperum
Nainggolan bertanya kepada korban “ngapain kesini?” Terdakwa menjawab
datang kesini karena disuruh oleh korban Maya. Selanjutnya korban Daperu
m Nainggolan mengatakan kepada Terdakwa bahwa “kamu jangan sering-seri
n g datang kesini karena rumah ini milik Dogalas Nainggolan jangan datang
lagi kesini”;
- Bahwa pada saat korban Daperum Nainggolan mengatakan hal tersebut
korban Daperum Nainggolan menggunakan nada tinggi dan kemudian
Terdakwa dilarang untuk tidur di kamar selanjutnya korban Daperum

kepada Terdakwa dengan kata-kata “kamu tidak berguna, kamu seperti


sampah”;
- Bahwa kemudian pada saat Terdakwa minum ke dapur dan Terdakwa duduk
sebentar, lalu Terdakwa melihat dibawah Wastafel ada besi panjang (linggis)
selanjutnya Terdakwa membawa besi tersebut langsung menghampiri korban
Daperum Nainggolan dengan memukul besi kebagian kepala korban Daperu
m Nainggolan setelah itu korban Maya terbangun dan Terdakwa menyuruh
korban Maya diam kemudian memukulnya. Korban Daperum Nainggolan
dalam keadaan merintih kesakitan kemudian anak-anak korban Daperum
Nainggolan bangun dan Terdakwa menyuruh untuk masuk ke dalam kamar
setelah anak-anak tidur kemudian Terdakwa menutup wajah anak-anak
korban Daperum Nainggolan dengan bantal dan sprei;
- Bahwa benar, sebelum pergi dari rumah korban Terdakwa mengambil u ang,
handphone dan kunci mobil X-Trail milik korban Daperum Nainggolan;
- Bahwa Terdakwa keluar rumah korban Daperum Nainggolan pada pukul
04.00 WIB;
- Bahwa Terdakwa membuang linggis tersebut di pintu air daerah Cikarang;
- Bahwa pada saat meninggalkan rumah korban Terdakwa dalam keadaan
berlumuran darah dan pada saat itu menggunakan pakaian berwarna hitam
setelah sampai di rumah kos Terdakwa mandi dan pergi ke klinik untuk
mengobati luka yang ada di tangan Terdakwa;
- Bahwa kemudian Terdakwa mencari kontrakan untuk menyimpan mobil X-
Trail milik korban Daperum Nainggolan selanjutnya Terdakwa menuju ke
Terminal untuk pergi ke daerah Garut;
- Bahwa sebelumnya Terdakwa mempunyai masalah dengan korban Daperum
Nainggolan yaitu karena korban Daperum Nainggolan sering menjelek-
jelekan keluarga Terdakwa dan Terdakwa sering tersinggung dengan
perkataan korban Daperum Nainggolan;
- Bahwa Terdakwa sebelumnya tidak pernah menginap di rumah korban
Daperum Nainggolan;
- Bahwa Terdakwa main ke rumah korban Daperum Nainggolan sudah lebih
dari 3 (tiga) kali;
- Bahwa pada saat Terdakwa di dapur Terdakwa hanya menatap ke arah
korban Daperum Nainggolan dan Terdakwa pada saat itu sempat melamun
selama 5 (lima) menit untuk memikirkan perkataan korban Daperum
Nainggolan;
- Bahwa pada saat melihat besi di dapur tersebut, Terdakwa berfikir akan
memukul kepala bagian belakang korban Daperum Nainggolan;

- Bahwa terdakwa membenci dengan korban Daperum Nainggolan sejak menikah


dengan korban Maya;
- Bahwa Terdakwa merantau ke Jakarta sejak tahun 2014;
- Bahwa Terdakwa menusuk leher korban Daperum Nainggolan dengan
menggunakan Linggis bangian Runcing;
- Bahwa benar Terdakwa membawa handphone milik korban Daperum
Nainggolan sampai ke Garut;
- Bahwa Terdakwa memukul korban Daperum Nainggolan karena kesal;
- Bahwa Terdakwa memukul kepala korban Daperum Nainggolan sebanyak 3
(tiga) kali;
- Bahwa Terdakwa memukul kepala korban Maya sebanyak 1 (satu) kali;
- Bahwa Terdakwa memukul korban dengan tujuan agar tidak berdaya dan
tidak dapat melawan Terdakwa;
- Bahwa setelah Terdakwa menusuk korban Daperum Nainggolan kemudian
Terdakwa duduk memikirkan perbuatannya;
- Bahwa Terdakwa pada saat itu mencekik leher anak-anak korban Daperum
Nainggolan;
- Bahwa Terdakwa mengambil handphone milik korban Daperum Nainggolan
dengan tujuan menghilangkan percakapan Terdakwa dengan korban;
- Bahwa Terdakwa mengambil mobil tersebut agar dapat pergi dari rumah
tanpa terlihat oleh orang lain;
- Bahwa Terdakwa keluar rumah pada pukul 04.00 WIB;
- Bahwa Terdakwa mengenal korban Daperum Nainggolan di Pekanbaru;
- Bahwa korban Daperum Nainggolan dan korban Maya menikah di Samosir;
- Bahwa korban Maya sebelum menikah dengan korban Daperum Nainggolan
tinggal di Pekanbaru;
- Bahwa rumah Terdakwa dengan korban Maya berjarak tempuh sekitar 2 (dua)
jam perjalanan;
- Bahwa keluarga Terdakwa dengan keluarga korban Maya mempunyai
hubungan sangat dekat;
- Bahwa Terdakwa merantau ke Jakarta sekitar akhir tahun 2014;
- Bahwa keluarga dari korban Maya ada yang meminta untuk mencarikan
pekerjaan;
- Bahwa tujuan Terdakwa datang ke rumah korban Daperum Nainggolan
karena atas dasar perintah korban Maya untuk diajak belanja ke Tanah
Abang;
- Bahwa pada hari minggu Terdakwa datang diajak korban Maya untuk
beribadah dan pada hari itu korban Daperum Nainggolan tidak ada dirumah
ngi oleh korban Maya pada hari Minggu malam pu ku l

22.00 WIB kemudian dihubungi melalui Whatsapp chat dengan mengatakan


bahwa Terdakwa harus datang ke rumah korban Maya pada hari Senin;
- Bahwa Terdakwa datang pukul 21.00 WIB ;
- Bahwa Terdakwa didampingi oleh Penasihat Hukum Terdakwa pada saat
diperiksa oleh Penyidik;
- Bahwa Terdakwa mencabut keterangan Terdakwa di BAP terkait
kedatangannya ke rumah korban Daperum Nainggolan dengan niat untuk
menghabisi nyawa korban Daperum Nainggolan dan keluarganya;

Menimbang, bahwa dipersidangan Penasihat Hukum Terdakwa mengajukan


saksi yang meringankan (a de charge) sebagai berikut :
1. Saksi Renol Saputra Damanik dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan
sebagai berikut:
- Bahwa saksi tidak ada hubungan keluarga dengan Terdakwa;
- Bahwa hubungan saksi dengan Terdakwa sebagai teman kecil Terdakwa;
- Bahwa sejak tahun 2015 saksi sudah tidak berhubungan dengan Terdakwa;
- Bahwa saksi sudah tidak berhubungan dengan Terdakwa karena tempat
tinggal saski di Tambun sedangkan Terdakwa tinggal di Cikarang sehingga
sulit untuk bertemu;
- Bahwa Terdakwa tidak pernah mengkonsumsi minum minuman keras;
- Bahwa saksi kenal Terdakwa sejak kelas 2 SMA di Pekanbaru;
- Bahwa rumah saksi berjarak 2 (dua) KM dari rumah Terdakwa;
- Bahwa selama berteman sikap Terdakwa baik, jujur, sopan dan selalu
mengingatkan teman yang salah;
- Bahwa Terdakwa rajin beribadah ke Gereja dengan orangtuanya;
Terhadap keterangan saksi, Terdakwa memberikan pendapat keterangan saksi
benar;

2. Saksi Bisgel Situmorang dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan


sebagai berikut:
- Bahwa Terdakwa pernah bercerita memiliki saudara kandung di Bekasi;
- Bahwa Terdakwa tidak pernah bercerita mengenai saudara Terdakwa yang
bernama Maya Boru Ambarita;
- Bahwa Terdakwa sering bercerita tentang keluarga;
- Bahwa Terdakwa tidak pernah bercerita hal lain kecuali keluarga dan
Terdakwa tidak pernah mengatakan mempunyai musuh;
- Bahwa saksi mengenal Terdalwa pada tahun 2014;
- Bahwa saksi mengenal Terdakwa dibengkel milik tetangga karena Terdakwa
pernah bekerja dibengkel milik tetangga saksi yang bernama Simamora;

- Bahwa trdakwa sehari-hari baik, tidak pernah berkelahi dan tidak pernah
minum minuman keras;
- Bahwa saksi sering bertemu dan mengobrol dengan Terdakwa;
- Bahwa saksi sering bertemu dengan Terdakwa karena rumah saksi
bersebelahan dengan bengkel tempat kerja Terdakwa;
Terhadap keterangan saksi, Terdakwa memberikan pendapat keterangan
saksi benar;

Menimbang, bahwa Penuntut Umum mengajukan barang bukti sebagai


berikut:
- 1 (satu) unit Mobil Nissan Xtrail warna Silver Nopol B 1075 UOG;
- 1 (satu) buah kunci mobil Nissan Xtrail;
- 1 (satu) unit Handphone Samsung note n7100 warna hitam;
- 1 (satu) unit Handphone Nokia C3 warna putih kombinasi hitam;
- 1 (satu) unit handphone Samsung A6 warna hitam;
- 1 (satu) unit Handphone Samsung core2 warna hitam;
- 1 (satu) unit Handphone Samsung J1 warna putih.
- 1 (satu) unit sepeda motor Honda warna hitam kombinasi merah muda.
- 1 (satu) unit Handphone Oppo warna Hitam;
- 1 (satu) pcs baju kaos warna hitam milik HARRIS SIMAMORA;
- 1 (satu) pcs Celana Jeans Panjang berwarna hitam milik HARRIS
SIMAMORA;
- 1 (satu) buah sandal jepit merk Ando Size 42 milik HARRIS SIMAMORA;
- 1 (satu) buah tas slempang warna biru;
- 1 (satu) buah Sprai Motif garis-garis;
- 2 (dua) buah sarung bantal warna biru dan motif batik;
- 1 (satu) buah selimut warna merah;
- 1 (satu) buah gagang pintu terbuat dari stainless;
- 1 (satu) buah sarung bantal bercorak TRANSFORMER;
- 1 (satu) buah sarung bantal bercorak DORAEMON;
- 1 (satu) buah kerudung berwarna putih gading;
- 1 (satu) buah kran air berwarna putih;
- 1 (satu) bilah golok bersarung kayu dengan panjang + 36 cm;
- 1 (satu) buah gunting stainless dengan panjang + 16 cm;
- 1 (satu) buah sprei bercorak boneka;
- 1 (satu) buah casing HP;
- 1 (satu) pcs celana pendek warna merah;
- 1 (satu) pcs kaos warna abu-abuberkerah merah bertuliskan KASAD CUP KE
IV;
- 1 (satu) pcs kaos biru dongker bertuliskan VIKING ADIVERAW;

hitam bertuliskan PT. USRA TAMPI INDONESIA;


- 1(satu) setel baju tidur anak warna biru milik korban a.n SARAH MARISA
PUTRI NAINGGOLAN;
- 1 (satu) setel baju tidur anak warna kuning a.n YEHEZKEIL ARYA
NAINGGOLAN;
- 1 (satu) pcs celana dalam warna merah muda milik korban MAYA BORU
AMBARITA;
- 1 (satu) pcs celana pendek warna merah milik korban a.n DAPERUM
NAINGGOLAN;
- 1 (satu) pcs Baju kaos warna hitam milik korban a.n DAPERUM
NAINGGOLAN;
- 1 (satu) pcs baju tidur warna hitam milik korban a.n MAYA BORU AMBARITA;
- 1 (satu) pcs celana pendek warna merah.

Terhadap barang bukti yang diperlihatkan di persidangan tersebutdiatas


dibenarkan oleh Terdakwa;

Setelah mendengar Tuntutan Pidana yang diajukan oleh Penuntut Umum


yang pada pokoknya sebagai berikut:
1. Menyatakan Terdakwa HARRY ARIS SANDIGON alias HARRIS alias ARI
telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
“dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain” dan
“mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya kepunyaan orang lain, dengan
maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, di waktu malam dalam sebuah
rumah, yang dilakukan oleh orang yang ada di situ tidak diketahui atau tidak
dikehendaki oleh yang berhak” sebagaimana dimaksud dalam Pasal 340
KUHPidana dan Pasal 363 ayat (1) ke-3 KUHPidana.
2. Menjatuhkan pidana oleh karena itu terhadap Terdakwa HARRY ARIS
SANDIGON alias HARRIS alias ARI dengan pidana mati dan dengan perin
tah agar Terdakwa tetap berada dalam tahanan.
3. Menyatakan barang bukti, berupa :
- 1 (satu) unit Mobil Nissan Xtrail warna Silver Nopol B 1075 UOG;
- 1 (satu) buah kunci mobil Nissan Xtrail;
- 1 (satu) unit Handphone Samsung Note n7100 warna hitam;
- 1 (satu) unit Handphone Nokia C3 warna putih kombinasi hitam;
- 1 (satu) unit handphone Samsung A6 warna hitam;
- 1 (satu) unit Handphone Samsung core2 warna hitam;
Agar dikembalikan kepada pemiliknya yang berhak melalui saksi
DOUGLAS NAINGGOLAN.
- 1 (satu) unit Handphone Samsung J1 warna putih.

pada pemiliknya yang berhak yaitu saksi


MANGARATUA SIDABUTAR.
- 1 (satu) unit sepeda motor Honda warna hitam kombinasi merah
muda. Agar dirampas untuk Negara.
- 1 (satu) unit Handphone Oppo warna Hitam;
- 1 (satu) pcs baju kaos warna hitam milik HARRIS SIMAMORA;
- 1 (satu) pcs Celana Jeans Panjang berwarna hitam milik HARRIS
SIMAMORA;
- 1 (satu) buah sandal jepit merk Ando Size 42 milik HARRIS SIMAMORA;
- 1 (satu) buah tas slempang warna biru;
- 1 (satu) buah Sprai Motif garis-garis;
- 2 (dua) buah sarung bantal warna biru dan motif batik;
- 1 (satu) buah selimut warna merah;
- 1 (satu) buah gagang pintu terbuat dari stainless;
- 1 (satu) buah sarung bantal bercorak TRANSFORMER;
- 1 (satu) buah sarung bantal bercorak DORAEMON;
- 1 (satu) buah kerudung berwarna putih gading;
- 1 (satu) buah kran air berwarna putih;
- 1 (satu) bilah golok bersarung kayu dengan panjang + 36 cm;
- 1 (satu) buah gunting stainless dengan panjang + 16 cm;
- 1 (satu) buah sprei bercorak boneka;
- 1 (satu) buah casing HP;
- 1 (satu) pcs celana pendek warna merah;
- 1 (satu) pcs kaos warna abu-abuberkerah merah bertuliskan KASAD CUP
KE IV;
- 1 (satu) pcs kaos biru dongker bertuliskan VIKING ADIVERAW;
- 1 (satu) pcs Jaket warna hitam bertuliskan PT. USRA TAMPI INDONESIA;
- 1(satu) setel baju tidur anak warna biru milik korban a.n SARAH MARISA
PUTRI NAINGGOLAN;
- 1 (satu) setel baju tidur anak warna kuning a.n YEHEZKEIL ARYA
NAINGGOLAN;
- 1 (satu) pcs celana dalam warna merah muda milik korban MAYA BORU
AMBARITA;
- 1 (satu) pcs celana pendek warna merah milik korban a.n DAPERUM
NAINGGOLAN;
- 1 (satu) pcs Baju kaos warna hitam milik korban a.n DAPERUM
NAINGGOLAN;
- 1 (satu) pcs baju tidur warna hitam milik korban a.n MAYA BORU
AMBARITA;

endek warna merah.


Agar dirampas untuk dimusnahkan;
4. Membebankanbiaya perkarakepada Negara.

Setelah mendengar pembacaan Nota Pembelaan Penasihat Hukum Terdakw


a yang pada pokoknya sebagai berikut :

I. PENDAHULUAN
Majelis Hakim Yang Mulia,
Sdr. Penuntut Umum Yang Kami Hormati,
Serta Sidang Yang Terhormat.

Assalamualaikum Wr. Wb. dan Salam Sejahtera


Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Swt.
karena atas berkat rahmat dan karunianyalah sehingga kita masih diberikan
kesempatan untuk menghadiri jalannya persidangan pada hari ini.
Tak lupa juga kami menyampaikan penghargaan yang setinggi tingginya
kepada Sdr. Penuntut Umum yang telah melaksanakan tugasnya sebagai Abdi
Negara, yang telah dengan segala upaya telah membantu menemukan kebenaran
yang ditinjau dari sudut kepentingannya sebagai penuntut umum yaitu dari
pandangan yang subyektif dari sisi yang objektif terhadap perkara yang kita hadapi
sekarang ini. Berbeda dengan kami Pembela atau Penasihat Hukum yang
mempunyai pandangan yang objektif dari posisi yang subjektif, namun hendakn ya
pembelaan yang kami ajukan ini dinilai semata mata sebagai analisa perkara yang
sedang kita hadapi sebagai persoalan hukum, khususnya hukum acara pidana dilihat
dari sudut pembelaan. Tentunya nota pembelaan ini bukanlah suatu yang hendak
membela kesalahan Terdakwa agar bebas diluar pertimbangan-pertimbangan hukum
tetapi suatu ikhtiar agar sebelum yang Mulia Majelis Hakim memberi putusan telah
mendapatkan gambaran, bukti-bukti dan segala sesuatunya atas meninggalnya
korban. Jadi nota pembelaan ini adalah salah satu alat peradilan untuk membantu
Majelis Hakim untuk sampai pada suatu keyakinan, dan dengan keyakinan ini
kesalahan atas suatu perbuatan dapat ditentukan secara benar, adil, dan baik bagi
Terdakwa, keluarga korban dan masyarakat.

engucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut memperlancar


jalannya persidangan ini termasuk kepada para wartawan yang memberi perhatian
besar terhadap perkara ini sehingga perkara ini dapat diiku ti secara berimbang dan
dapat diposisikan sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
Bahwa Terdakwa dihadapkan ke persidangan dan didakwa oleh Penuntut
Umum dengan dakwaan Kumulatif sesuai Surat Dakwaan Nomor: PDM-
45/II/Bkasi/02/2019 tanggal 04 februaru 2019 sebagai berikut :
PRIMER
Kesatu : Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana
dalamPasal 340 KUHPidana.
Kedua : Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana
dalamPasal 363 ayat (1) ke-3 KUHPidana.
SUBSIDAIR
Kesatu : Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana
Pasal 338 KUHPidana.
Kedua : Perbuatan Terdakwa sebagaimana dan diancam pidana dalam
Pasal 363 ayat (1) ke-3 KUHPidana.
Setelah melalui proses pembuktian, Penuntut Umum telah menuntut Terdakwa
dengan Surat Tuntutan NO. REG. PERK: PDM-45/II/Bkasi/02/2019 tanggal 27 Mei
2019 yang isinya adalah:Menyatakan Terdakwa HARRY ARIS SANDIGON alias
HARRIS alias ARI telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan
tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 340 KUHPidana dan Pasal 363
ayat (1) ke-3 KUHPidana, sebagaimana Dakwaan Primer, sehingga kemudian
Penuntut Umum telah menuntut Terdakwa HARRY ARIS SANDIGON alias HARRIS
alias ARI dengan “pidana mati”.
Surat tuntutan Penuntut Umum yang mengajukan tuntutan pidana mati
terhadap Terdakwa seolah -olah menunjukkan Penuntut Umum sangat percaya diri
terhadap pembuktian yang diajukannya dalam persidangan, padahal dalam
kenyataannya selama persidangan yang telah berlangsung sebanyak 16 (enam
belas) kali, Penuntut Umum hanya mampu menghadirkan saksi -saksi sebanyak 6
(enam) orang dari 20 (dua puluh) orang saksi yang ada dalam Berita Acara
Pemeriksaan (BAP), bahkan ada satu persidangan harus ditunda karena
tidaksatupun saksi yang diajukan Penuntut Umum hadir. Diluar bukti saksi,
sebenarnya Penuntut Umum tidak mampu untuk membuktikan apapun lagi, selain
dari bukti surat yang hanya berupa Visum et Repertum yang sebenarnya telah ada
pada saat tingkat penyidikan perkara, bahkan hingga Penuntut Umum mengajuka

berupa alat benda tumpul yang disebut “linggis” yang merupakan alat yang
langsung dipakai untuk melakukan pembunuhan dalam perkara aquo, tidak pernah
dapat dibuktikan Penuntut Umum dalam persidangan.
Karenanya, tuntutan Penuntut Umum yang mengajukan pidana mati terh adap
Terdakwa berdasarkan pembuktian yang lemah di persidangan sangatlah berlebihan,
dan sebenarnya sangat bertentangan dengan konstitusi Negara kita yang tertuan g
dalam Pasal 28 huruf A UUD 1945 menyatakan: “setiap warga negara memiliki hak
untuk hidup, mempertahankan hidup dan kehidupannya”.
Hak untuk hidup yang digariskan dalam Pasal 28 A dinyatakan sebagai
bagian dari hak mutlak setiap orang dan termasuk dalam kategori non-
derogable rights yaitu hak yang tidak dapat dikurangi dalam kondisi apapun
seperti yang dirumuskan dalam Pasal 28 I ayat (1) “Hak untuk hidup, hak untuk tidak
disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak
diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak
dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak
dapat dikurangi dalam keadaan apa pun.” Dengan pencantuman hak hidup dalam
UUD 1945, maka hak hidup sebagai hak absolut dan mutlak (non-derogable rights)
menjadi hak konstitusional karena statusnya yang lebih tinggi dalam hierarki norma
hukum. Implikasi hukum lebih lanjut dari konstitusionalitas hak hidup, maka segala
kebijakan dan tindakan pemerintahan harus tunduk kepada ketentuan mengenai h ak
hidup. Pada saat yang bersamaan, tidak boleh ada lagi kebijakan yang tertuang
dalam bentuk undang-undang ataupun peraturan perundang-undangan lainnya
bertentangan dengan ketentuan hak hidup sebagai hak konsti tusional.
Sejalan dengan hal tersebut, produk hukum pertama mengenai jaminan hak
hidup sebagai bagian dari hak yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun
diatur dalam Pasal 4 UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia yang
menyatakan: “Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kebebasan pribadi,
pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui
sebagai pribadi dan persamaan di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas
dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat
dikurangi dalam keadaan apapun dan oleh siapapun.”
Namun, walaupun dalam Konstitusi maupun Undang-Undang Hak Asasi
Manusia telah ditegaskan “Hak untuk Hidup tidak dapat dikurangi dalam keadaan
apapun dan oleh siapapun”, beberapa ketentuan perundangan di Indonesia masih
menerapkan hukuman pidana mati, salah satunya KUHPidana. Pemberlakuan
hukuman pidana mati didalam KUHPidana sebenarnya hanyalah warisan dari
Belanda karena KUHPidana adalah berasal dari Wetboek van Strafrecht voor
Inlanders (Indonesiers) diundangkan pada 1915 dan mulai berlaku pada 1 Januari
1918. Setelah kemerdekaan, melalui UU No. 1 Tahun 1946 tentang Peraturan
Hukum

tanggal 26 Februari 1946, Undang-Undang Hukum Pidana Hindia Belanda


yang berlaku di Indonesia diberlakukan di Indonesia. Ketentuan ini memuat aturan
pada pasal peralihan yang menyatakan bahwa semua peraturan hukum pidana yang
bertentangan dengan kedudukan Republik In donesia tidak berlaku, mengubah
namaWetboek van Strafrect voor Nederlandsch-Indie menjadi Wetboek van Strafrecht
(WvS) atau KUHPidana, serta mengubah beberapa kata dan menghapus beberapa
pasal dalam WvS. UU No. 1 Tahun 1946 Undang- undang ini mulanya hanya berlaku
di Jawa dan Madura, melalui Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1946 tertanggal 8
Agustus 1946 KUHPidana mulai diberlakukan untuk daerah Provinsi Sumatera.
Kemudian pada 1958, KUHPidan a ini dinyatakan berlaku di seluruh wilayah
Indonesia mulai 2 September 1958 dengan diterbitkannya UU No. 73 Tahun 1958
tentang Menyatakan Berlakunya Undang- Undang No. 1 Tahun 1946 Republik
Indonesia tentang Peraturan Hukum Pidana untuk Seluruh Wilayah Republik
Indonesia dan Mengubah Undang -Undang Hu kum Pidana. Jadi sebenarnya
pemberlakuan pidana mati di Indonesia hanyalah warisan sejarah KUHP dari
Belanda, padahal di Negara Belanda sendiri pidana mati telah dihapuskan sejak
tahun 1870, oleh karenanya tidak ada cukup alasan yang memadai atas masih
dipertahankan hukuman mati di Wetboek van Strafrecht voor Indonesie (WvSI) dalam
KUHPidana. Jadi tuntutan pidana mati yang dituntut Penuntut Umum dengan dasar
pembuktian yang lemah dalam perkara aquosebenarnya sangat disadari oleh
Penuntut Umum bertentangan dengan Konstitusi dan Undang -Undang Hak Asasi
Manusia, namun karena perkara aquo memang menarik perhatian masyarakat dan
menjadi salah satu pertimbangan Penuntut Umum menjadi hal-hal yang
memberatkan dalam surat tuntutannya maka demi memenuhi asas publisitas
Penuntut Umum tetap menuntut pidana mati dalam surat tuntutannya.
Apabila Penuntut Umum konsisten dalam penegakan tujuan hukum itu sendiri ,
seharusnya Penuntut Umum lebih mempertimbangkan asas yang terkandu n g dalam
tujuan hukum yaitu asas keadilan, asas kepastian hukum dan asas manfaat.
Walaupun dengan tuntutan pidana mati yang diajukan Penuntut Umum, asas
keadilan dan kepastian hukum dapat dicapai, namun tuntutan pidana mati tersebut
akan melanggar asas manfaat, karena dengan umur Terdakwa yang masih umur 23
(dua puluh tiga) tahun, masih bisa diharapkan Terdakwa dikemudian hari akan
bertobat dan menjadi manusia yang berguna bagi sesama, nusa dan bangsa,
sehingga tuntutan pidana mati terhadap Terdakwa tidak membawa manfaat apapun
bagi korban maupun keluarganya, namun hanya rasa puas untuk menuntaskan
dendam dalam hati.
Gadis Arivia adalah Dosen Etika dan Etika Terapan, Departemen Filsafat,
Universitas Indonesia, Jakarta, dalam tulisan berjudul “Argumentasi Moral Menolak
Hukuman Mati” yang dirilis pada tanggal 24 Februari 2015 yang dipublikasikan di
DW Made for minds tanggal 26 Februari 2015, menyatakan :
“Saya berpendapat hukuman mati tidak dapat dibenarkan secara moral. Alasan dasar
hukuman mati adalah pembalasan dendam atau anggapan bahwa hukuman harus
setimpal dengan perbuatannya. Ini yang disebut dengan teori retributivism. Teori ini
melihat kebelakang (perbuatan yang telah dilakukan) dan hukuman yang diterima
harus sesuai dengan perbuatan tersebut.
Akan tetapi hukuman apakah yang dapat dianggap setimpal atau sesuai?
Bagi saya pertanyaan moral yang sesungguhnya adalah, apakah hukuman mati
berkeadilan dan berguna? Jadi pertanyaan tidak hanya melulu bertumpu pada alasan
hukum yang berlaku. Hukum yang berlaku tidak memastikan adanya keadilan.
Banyak negara melalui kajian yang panjang menganggap hukuman mati adalah
tindakan yang biadab dan tidak berperikemanusiaan. Bukan saja saat dieksekusi

mah
menimbulkan sakit yang luar biasa (apalagi ketika tidak segera mati). Membuat orang
menunggu bertahun-tahun lamanya untuk menantikan kepastian kematiannya
menimbulkan siksaan batin yang luar biasa.
Sebagai negara yang memegang teguh prinsip Ketuhanan yang Maha Esa, apakah

Republi
manusia berhak mengambil nyawa orang lain secara kejam? Apakah manusia yang
menentukan besar kecilnya dosa seseorang? Apakah ada manusia yang tidak
pernah membuat kesalahan?

k
Tuhan maha besar dan maha mengampuni, bukankah itu yang dibisikan orang tua
kita sejak kita di dalam kandungan? Cukup seseorang dipenjara hingga seumur
hidup bila ia bersalah. Tolak hukuman mati!”

on
Ahli hukum acara pidana Profesor Andi Hamzah dalam seminar “Menyelisik

Agun
Keadilan yang Rentan: Hukuman Mati dan Penerapan Fair Trial di Indonesia” yang

Ind
digelar ICJR di Jakarta Pusat pada tanggal 16 Januari 2019,menjelaskan penerapan
hukuman mati di Indonesia sebenarnya hanya layak diberlakukan pada perkara

g
tindak pidana kejahatan luar biasa. "Misalnya, terorisme [adalah kejahatan luar biasa]
yang bisa dilakukan hukuman mati.”
Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) periode 2012
- 2017, Roichatul Aswidah dalam seminar 'Hukuman Mati di Negara Demokrasi',
di Kampus Unika Atma Jaya, Jakarta, pada tanggal 17 Mei 2016, mengatakan :
Hukuman mati itu inkonstitusional. Menurut konstitusi, hak hidup
merupakan salah satu hak yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun”

II. FAKTA PERSIDANGAN DAN ANALISA FAKTA PERSIDANGAN.


Majelis Hakim Yang Mulia,
Sdr. Penuntut Umum Yang Kami Hormati
Dalam persidangan perkara aquo yang telah berlangsu ng sebanyak 16 (en am
belas) kali persidangan mulai dari pembacaan dakwaan hingga pembacaan tu ntu tan
Penuntut Umum, fakta-fakta yang terungkap ternyata sangat sederhana bahkan
lemah (kalau tidak bias dikatakan sumir) dari sisi pembuktiannya karena tidak cukup
fakta materil yang dapat mengungkap kejadian yang sebenarnya. Hanya karena
adanya Keterangan Terdakwa yang secara jujur mengakui perbuatannya, maka
perkara aquo dapat diungkap kebenarannya.
Adapun fakta persidangan yang dapat kami uraikan alam Nota Pembelaan ini
adalah sebagai berikut :

1. KETERANGAN SAKSI.
Dalam persidangan , Penuntut Umum telah mengajukan 5 (lima) orang saksi
yaitu : Saksi HILARIUS BRUNO SUMANCE, Saksi MANGARATUA SIDABUTAR,
Saksi DOGALAS NAINGGOLAN, Saksi IPTU ROY ROLANDO ANDAREK, s.TrK.,
Saksi AKP MUGIA YARRY JUNANDA, S.I.K., dan 1 (satu) keterangan saksi
dibacakan yaitu : Saksi JAMAL SEPTIANDA, sedangkan dari Penasehat Hukum telah
mengajukan Saksi meringankan yaitu : Saksi RENOL SAPUTRA DAMANIK dan
Saksi BISGEL SITUMORANG.
Kiranya dalam pembelaan ini, mengingat fakta keterangan saksi dan
keterangan Terdakwa telah dicatat dengan lengkap dan seksama oleh Sdr. Panitera
Pengganti, maka kami beranggapan tidak perlu kami ketengahkan kembali secara
terperinci dan tersendiri dalam Nota Pembelaan yang kami ajukan. Hal ini
dimaksudkan untuk menghindari pengulangan yan g tidak efektif kecuali untuk
penegasan, maka kami mohon agar berita acara persidangan mengenai keterangan
saksi-saksi yang telah dicatat oleh Panitera Pengganti dapat dianggap menjadi
bagian dari nota pembelaan/pledoi ini dan merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan. Dan untuk penegasannya, maka kami dapat uraikan kesimpulan fakta-
fakta yang terungkap dari keterangan saksi-saksi tersebut sebagai berikut :
- Dari 5 (lima) orang saksi yang diajukan Penuntut Umum dipersidangan, hanya
3 (tiga) orang yang menjadi saksi fakta, yaitu : Saksi HILARIUS BRUNO
SUMANCE, Saksi MANGARATUA SIDABUTAR, Saksi DOGALAS
NAINGGOLAN, sedangkan 2 (dua) saksi lainnya adalah saksi verbalisan yan g
bertugas menangkap Terdakwa yaitu Saksi IPTU ROY ROLANDO ANDAREK,
s.TrK., dan Saksi AKP MUGIA YARRY JUNANDA, S.I.K.
- Dari keterangan 3 (tiga) orang saksi fakta tersebut terungkap fakta bahwa
tidak ada satu saksipun dari ketiga saksi yang mengenal dan pernah bertemu
dengan Terdakwa Harry Aris Sandigon dan juga tidak adasaksipun yang
melihat langsung kejadian pembunuhan terhadap korban yang bernama

DAPERUM nAENGGOLAN, MAYA BORU AMBARITA, SARAH MARISA


PUTRI NAINGGOLAN dan YEHEZKIEL ARYA PASKAH NAINGGOLAN.
- Dari 3 (tiga) orang saksi fakta yang diajukan Penuntut Umum dipersidangan
tersebut, terungkap fakta bahwapada saat terjadinya peristiwa
pembunuhanterhadap korban yang bernama DAPERUM NAINGGOLAN,
MAYA BORU AMBARITA, SARAH MARISA PUTRI NAINGGOLAN dan
YEHEZKIEL ARYA PASKAH NAINGGOLAN, pada hari Selasa tanggal 13
Nopember 2018, hanya satu saksi yaitu Saksi HILARIUS BRUNO SUMANCE
yang melihat langsung melalui jendela rumah mayat keempat korban pada
pagi harinya sekitar pukul 06.30 WIB.
- Dari ketiga saksi fakta hanya dapat diperoleh keterangan bahwa memang
benar terjadi pembunuhan terhadap korban yang bernama DAPERUM
NAINGGOLAN, MAYA BORU AMBARITA, SARAH MARISA PUTRI
NAINGGOLAN dan YEHEZKIEL ARYA PASKAH NAINGGOLAN, pada hari
Selasa tanggal 13 Nopember 2018 dirumah korban yang beralamat di Jl.
Bojong Nangka 2 Rt 02 Rw 07 Kel. Jati Rahayu, Kec. Pondok Melati, Kota
Bekasi.
- Dari 2 (dua) orang saksi verbalisan yang bertugas menangkap Terdakwa,
hanya dapat diperoleh fakta bahwa pada saat Terdakwa ditangkap pada hari
Rabu tanggal 14 Nopember 2018 sekitar pukul 22.00 WIB di Gunung Guntur,
Garut, Jawa Barat, dari badan Terdakwa ditemukan barang-barang berupa :
 1 (satu) unit HP Oppo warna silver;
 1 (satu) unit HP Samsung warna hitam;
 1 (satu) buah dompet warna hitam;
 1 (satu) buah tas selempang warna biru dongker yang didalamnya
terdapat
1 (satu) buahkunci mobil Nissan X-trail;
- Dari keterangan satu orang saksi yang dibacakan dipersidangan, diperoleh
fakta bahwa Terdakwa mendatangi Pondok Ameera di Jl. Mangkunegara
Rt.002 Rw.01 Kel. Mekar Mukti Kec. Cikarang Utara, Kab. Bekasi pada
tanggal
13 Nopember 2018 menggunakan 1 (satu) unit mobil Nissan X-trail warna
Silver No. Pol. B-1075-UOG dan meninggalkan mobil tersebut di Pondok
Ameera, dan terungkap juga fakta baha Terdakwa telah membayar uang
sebesar Rp. 400.000,- (empat ratus ribu rupiah) kepada saksi sebagai uang
muka kamar kontrakan yang terletak di Lantai 2 kamar nomor B.208.
 ANALISA KETERANGAN SAKSI.
Dalam ketentuan Pasal 185 ayat (1) KUHAP disebutkan : “Keterangan saksi
sebagai alat bukti ialah apa yang saksi nyatakan di sidang pengadil an”, sehingga
sesuai dengan ketentuan tersebut maka keterangan saksi yang dapat dipakai

Sebagai alat bukti dalam persidangan aquo hanyalah 5 (lima) orang saksi yaitu :
Saksi HILARIUS BRUNO SUMANCE, Saksi MANGARATUA SIDABUTAR, Saksi
DOGALAS NAINGGOLAN, Saksi IPTU ROY ROLANDO ANDAREK, s.TrK., Saksi
AKP MUGIA YARRY JUNANDA, S.I.K., sedangkan 1 (satu) keterangan saksi yang
dibacakan yaitu keterangan Saksi JAMAL SEPTIANDA tidak dapat dipakai sebagai
alat bukti dalam persidangan aquo.
Berkaitan dengan ketentuan Pasal 185 ayat (1) KUHAP tersebut diatas, maka
keterangan saksi-saksi lainnya yang tercantum dalam Berita Acara Pemeri ksaan
yang tidak dapat dihadirkan dalam persidangan aquo, haruslah ditolak demi hukum
sebagai alat bukti dalam persidangan aquo.
Bahwa dari keterangan 5 (lima) saksi yang dapat diterima sebagai alat bukti
dalam perkara aquo, diperoleh fakta materil bahwa terjadi peristiwa pembunuhan
terhadap 4 (empat) korban masing-masing bernama DAPERUM NAINGGOLAN,
MAYA BORU AMBARITA, SARAH MARISA PUTRI NAINGGOLAN dan YEHEZKIEL
ARYA PASKAH NAINGGOLAN, pada hari Selasa tanggal 13 Nopember 2018
dirumah korban yang beralamat di Jl. Bojong Nangka 2 Rt 02 Rw 07 Kel. Jati Rahayu,
Kec. Pondok Melati, Kota Bekasi, akan tetapi siapa yang membunuh dan dengan
cara bagaimana korban dibunuh tidak dapat diungkap fakta materil.
Bahwa dengan demikian, dari alat bukti keterangan saksi tidak diperoleh bu kti
langsung bahwa Terdakwalah yang melakukan pembunuhan terhadap 4 (empat)
korban masing-masing bernama DAPERUM NAINGGOLAN, MAYA BORU
AMBARITA, SARAH MARISA PUTRI NAINGGOLAN dan YEHEZKIEL ARYA
PASKAH NAINGGOLAN.

2. SURAT.
Bahwa selain mengajukan saksi-saksi, Sdr. Penuntut Umum juga telah
mengajukan surat sebagai alat bukti dalam perkara ini yaitu:
- Visum et Repertum Nomor: R/363/SK.B/XI/2018/IKF tanggal 03Desember
2018 yang ditanda tangani oleh Tim Kedokteran Forensik dari Rumah Sakit
Bhayangkara TK.I.R. SAID SUKANTO Jakarta (sebagaimana terlampir dalam
berkas) telah melakukan pemeriksaan jenazah DAPERUM NAINGGOLAN dan
diperoleh kesimpulan ditemukan luka terbuka pada leher, terpotongya
pembuluh nadi leher, kerongkongan dan tenggorok akibat kekerasan tajam.
Ditemukan pula luka terbuka pada kepala, wajah, memar-memar pada wajah,
luka-luka lecet pada leher dan patah tulang mata kanan akibat kekerasan
tumpul. Sebab mati orang ini akibat kekerasan tajam pada leher yang
memotong pembuluh nadi utama leher sehingga menyebabkan pendarahan.
Kekerasan tumpul pada kepala memperburuk keadaan.

nomor: R/364/SK.B/XI/2018/IKF tanggal 19 November 2018 yang ditanda


tangani oleh Tim Kedokteran Forensik dari Rumah Sakit Bhayangkara TK.I.R.
SAID SUKANTO Jakarta (sebagaimana terlampir dalam berkas) telah
melakukan pemeriksaan jenazah MAYA SOFYA AMBARITA d an diperoleh
kesimpulan ditemukan luka terbuka pada wajah, kepala dan patah tulang
tengkorak akibat kekerasan tumpul. Ditemukan luka terbuka pada leher,
terpotongnya pembuluh nadi utama leher, kerongkongan, batang tenggorok
dan tulang leher akibat kekerasan tajam. Sebab mati orang ini akibat
kekerasan tajam pada leher yang memotong pembuluh nadi utama leher
sehingga menyebakan pendarahan, kekerasan tumpul dikepala yang meru
sak jaringanotak memperburuk keadaan.
- Visum et Repertum Nomor: R/365/SK.B/XI/2018/IKF tanggal 19
November2018 yang ditanda tangani oleh Tim Kedokteran Forensik dari
Rumah Sakit Bhayangkara TK.I.R SAID SUKANTO Jakarta (sebagaimana
terlampir dalam berkas) telah melakukan pemeriksaan jenazah SARAH
MARISA PUTRI NAINGGOLAN dan diperoleh kesimpulan ditemukan luka
lecet pada leher dan luka memar pada leher, serta kepala, resapan darah
pada kulit leher dan kepala dan patahnya tulang lidah akibat kekerasan
tumpul. Tampak tanda-tanda perbendungan. Sebab mati adalah akibat
kekerasan tumpul pada leher yang menutup jalan nafas sehingga
menyebakan mati lemas.
- Visum Et Repertum Nomor: R/366/SK.B/XI/2018/IKF tanggal 03 Desember
2018 yang ditanda tangani oleh Tim Kedokteran Forensik dari Rumah Sakit
Bhayangkara TK.I.R SAID SUKANTO Jakarta (sebagaimana terlampir dalam
berkas) telah melakukan pemeriksaan jenazah YEHEZKIEL ARYA PASKAH
NAINGGOLAN dan diperoleh kesimpulan ditemukan luka lecet pada leher dan
cuping hidung, resapan darah pada leher, bintik pendarahaan pada kulit
kepala bagian dalam akibat kekerasan tumpul. Sebab mati adalah akibat
kekerasan tumpul pada leher dan mulut yang menutup saluran nafas
sehingga menyebakan mati lemas. Perkiraan kematian empat sampai delapan
jam setelah makan terakhir.
 ANALISA BUKTI SURAT :
Bahwa bukti surat yang dihadirkan Penuntut Umum dalam perkara aquo
berupa 4 (empat) Visum Et Repertum atas nama korban masing-masing DAPERUM
NAINGGOLAN, MAYA BORU AMBARITA, SARAH MARISA PUTRI NAINGGOLAN
dan YEHEZKIEL ARYA PASKAH NAINGGOLAN, yang seluruhnya ditanda tangani
oleh Tim Kedokteran Forensik dari Rumah Sakit Bhayangkara TK.I.R SAID
SUKANTO Jakarta, dapat diterima sebagai bukti surat dalam perkara aquo sesuai
ketentuan Pasal 187 ayat huruf a KUHAP.

B a h w a d a r i b u k t i - b u k t i t e r s e b u t diperoleh fakta materil penyebab kematian


korban masing-masing DAPERUM NAINGGOLAN, MAYA BORU AMBARITA,
SARAH MARISA PUTRI NAINGGOLAN dan YEHEZKIEL ARYA PASKAH
NAINGGOLAN yang dapat dibagi dalam 2 (dua) bagian yaitu :
- Korban DAPERUM NAINGGOLAN dan MAYA BORU AMBARITA, penyebab
kematian adalah akibat kekerasan tajam pada leher yang memotong
pembuluh nadi utama leher sehingga menyebakan pendarahan, kekerasan
tumpul dikepala yang merusak jaringan otak memperburuk keadaan .
- Korban SARAH MARISA PUTRI NAINGGOLAN dan YEHEZKIEL ARYA
PASKAH NAINGGOLAN, penyebab kematian adalahakibat kekerasan tumpul
pada leher yang menutup jalan nafas sehingga menyebakan mati lemas.
Bahwa dari keempat korban, hanya satu korban yang bernama YEHEZKIEL
ARYA PASKAH NAINGGOLAN diungkap perkiraan kematian sekitar empat samapi
delapan jam setelah makan terakhir, sedangkan tiga korban lainnya tidak terungkap
perkiraan kematiannya.
Bahwa dengan demikian dari alat bukti surat ini juga tidak dapat diungkap fakta
materil serta tidak diperoleh bukti langsung bahwa Terdakwalah yang melakukan
pembunuhan terhadap 4 (empat) korban masing-masing bernama DAPERUM
NAINGGOLAN, MAYA BORU AMBARITA, SARAH MARISA PUTRI NAINGGOLAN
dan YEHEZKIEL ARYA PASKAH NAINGGOLAN.

3. PETUNJUK.
Bahwa alat bukti petunjuk diatur dalam Pasal 188 KUHAP yang berbunyi :
1. Petunjuk adalah perbuatan, kejadian atau keadaan, yang karena persesuaiannya,
baik antara yang satu dengan yang lain, maupun dengan tindak pidana itu sendiri,
menandakan bahwa telah terjadi suatu tindak pidana dan siapa pelakunya.
2. Petunjuk sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat diperoleh dari :
a. Keterangan Saksi;
b. Surat;
c. Keterangan Terdakwa.
3. Penilaian atas kekuatan pembuktian dari suatu petunjuk dalam setiap keadaan
tertentu dilakukan oleh hakim dengan arif lagi bijaksana, setelah ia mengadakan
pemeriksaan dengan penuh kecermatan dan keseksamaan berdasarkan hati
nuraninya.
Bahwa dari ketentuan Pasal 188 KUHAP tersebut diatas, khususnya ayat (3)
yang secara eksplisit menyebut penilaian atas kekuatan pembuktian dari suatu
petunjuk dalam setiap keadaan tertentu dilakukan oleh hakim dengan arif lagi
bijaksana, maka yang dapat menggunakan alat bukti petunjuk hanyalah Majelis
Hakim yang mengadili dan memeriksa perkara aquo.

Dlam surat tuntutannya yang menggunakan alat bukti petunjuk dalam menuntut
pidana mati terhadap Terdakwa, patut menurut hukum untuk ditolak karena
kewenangan menggunakan alat bukti petunjuk bukanlah pada tangan Penuntut
Umum.
Dan sejalan dengan hal tersebut, maka Penasehat Hukum juga tidak akan
menguraikan alat bukti petunjuk dalam nota pembelaan ini, namun sepenuhnya
menyerahkan kepada Majelis Hakim untuk menggunakannya, dengan harapan
digunakan dengan penuh kehati-hatian, dengan arif bijaksana serta harus lebih du lu
mengadakan pemeriksaan dengan penuh kecermatan dan keseksamaan
berdasarkan hati nuraninya.

4. KETERANGAN TERDAKWA.
Terdakwa dalam persidangan memberikan keterangan yang pada pokoknya:
- Bahwa benar Terdakwa ditangkap petugas Kepolisian yang berpakaian
preman pada hari Rabu tanggal 14 november 2018 sekira jam 22.00 wib, di
Basecamp Gunung Guntur, Garut, Jawa Barat, ketika Terdakwa sedang tidur
dan selanjutnya Terdakwa di bawah ke Kantor Polda Mmetro Jaya;
- Bahwa benar Terdakwa yang melakukan pembunuhan terhadap korban
DAPERUM NAINGGOLAN, korban MAYA SOFYA AMBARITA, korban
SARAH MARISA PUTRI NAINGGOLAN dan korban YEHEZKIEL ARYA
PASKAH NAINGGOLAN.
- Bahwa benar, Terdakwa adalah merupakan saudara sepupu korban MAYA
BORU AMBARITA.
- Bahwa pada tanggal 12 November 2018 sekira jam 14.00 wib, Terdakwa
disuruh datang ke rumah korban DAPERUM NAINGGOLAN dan MAYA
SOFYA AMBARITA yang beralamat di Jl. Bojong Nangka 2 RT 02/RW 07,
Kel. Jati Rahayu, Kec. Pondok Melati Kota Bekasi melalui pesan whatsapp
oleh korban MAYA SOFYA AMBARITA “ kamu datang sekarang besok kita
mau belanja ke Tanah Abang jam 7 pagi” lalu Terdakwa menjawab
“Yaudah kak saya kesana”, kemudian sekitar jam 21 Wib Terdakwa sampai
di rumah korban dan yang membukakan pintu adalah anak korban SARAH
MARISA PUTRI NAINGGOLAN, kemudian Terdakwa masuk ke dalam rumah
lalu mengobrol bersama DAPERUM NAINGGOLAN dan MAYA SOFYA
AMBARITA di ruang keluarga sambil nonton televisi, kemudian sekira jam
23.30 wib pada saat ngobrol Terdakwa mendengar kata-kata yang tidak enak
didengar diucapkan oleh korban DAPERUM NAINGGOLAN yaitu “ nginap
atau nggak kamu?
Kalau kamu nginap nanti gak enak sama abang kita Doglas”, kemudian
korban MAYA SOFYA AMBARITA berkata kepada Terdakwa “terserah mau

Nginap atau enggak, soalnya ini bukan rumah kita, kita cuma numpang
disini” lalu korban DAPERUM NAINGGOLAN berkata “udah tau kamu kalau
nginap disini abang saya tidak suka”, kemudian korban berkata kepada
Terdakwa dalam bahasa Batak yang artinya “kamu tidur dibelakang aja
kayak sampah kamu”.
- Kemudian sekira jam 23.45 wib Terdakwa pergi ke dapur hendak minum dan
melihat sebuah linggis yang berada dibawah washtafel lalu mengambil l
inggis tersebut, kemudian Terdakwa kembali keruang keluarga dan melihat
korban DAPERUM NAINGGOLAN sedang dalam posisi tiduran sambil
menonton televisi diruang keluarga sedangkan korban MAYA SOFYA
AMBARITA sedang tidur berlawanan arah disebelahnya, kemudian Terdakwa
secara spontan memukul bagian kepala korban DAPERUM NAINGGOLAN
dengan menggunakan linggis sebanyak 1 kali sehingga membuat korban
DAPERUM NAINGGOLAN menggelepar, tiba-tiba korban MAYA SOFYA
AMBARITA terbangun dari tidur lalu terdakwa memukul kepala korban MAYA
SOFYA AMBARITA dengan linggis sebanyak 1 kali, namun karena kedua
korban masih sadar kemudian Terdakwa memu kul kembali kedua korban
menggunakan linggis sebanyak 2 kali, setelah itu keduanya pingsan.
- Karena mendengar suara gaduh kedua anak korban SARAH MARISA PUTRI
NAINGGOLAN dan YEHEZKIEL ARYA PASKAH NAINGGOLAN keluar dari
kamar tidurnya dan menanyakan kepada Terdakwa “mama kenapa?” lalu
dijawab Terdakwa “mama sedang sakit, kamu masuk kamar saja” sambil
membawa keduanya masuk kamar sambil disuruh tidur kemudian Terdakwa
menutup wajah korban SARAH MARISA PUTRI NAINGGOLAN
menggunakan selimut warna pink yang ada didalam kamar lalu mencekik
leher korban dengan menggunakan kedua tangannya hingga tidak bernafas
lagi, setelah i tu Terdakwa menghampiri dan menutup wajah korban
YEHEZKIEL ARYA PASKAH NAINGGOLAN dengan selimut warna pink itu
juga lalu mencekik leher korban dengan menggunakan kedua tanggannya
sampai tidak bernafas.
- Setelah membunuh kedua anak korban Terdakwa kembali ke ruang televisi
kemudian menusuk leher korban DAPERUM NAINGGOLAN menggunakan
bagian linggis yang tajam sebanyak 3 kali sehingga mengeluarkan banyak
darah, selanjutnya Terdakwa juga menusuk leher korban MAYA SOFYA
AMBARITA juga menggunakan bagian linggis yang tajam sebanyak 3 kali,
kemudian setelah kedua korban tersebut bernyawa Terdakwa menutup wajah
kedua korban yang penuh darah dengan bantal.
- Setelah melaksanakan pembunuhan tersebut, kemudian Terdakwa duduk di
sofa ruang keluarga sambil merenungkan perbuatan yang telah Terdakwa
lakukan selama kurang lebih 1 (satu) jam. Kemudian Terdakwa beranjak ke

DAPERUM NAINGGOLAN dan mengambil uang dari laci sebanyak Rp.


2.000.000,- (dua juta rupiah) dan melihat kunci mobil Nissan X- trail didalam
laci, lalu mengambilnya, selanjutnya Terdakwa mengumpulkan 4 (empat)
handphone milik korban DAPERUM NAINGGOLAN dan MAYA SOFYA
AMBARITA, kemudian memasukkan semua barang-barang kedalam tas
selempang warna biru dongker milik Terdakwa, kemudian pada hari Selasa
tanggal 13 Nopember 2018 sekitar pukul 03.00 WIB, terdakwa keluar rumah
korban dengan membawa linggis beserta barang-barang milik korban,
kemudian Terdakwa menuju mobil Nissan X-trail warna silver No. Pol. B 1075
UOG milik korban DAPERUM NAINGGOLAN yang berada diparkiran
kontrakan, setelah itu Terdakwa membuka pintu mobil bagian kiri belakang
penumpang lalu meletakkan linggis dan tas selempang warna biru dongker di
jok bagian tengah mobil, kemudian Terdakwa membuka pagar kontrakan
selanjutnya kembali ke mobil dan menjalankan mobilNissan X-trail warna
silver No. Pol. B 1075 UOG keluar kontrakan untuk melarikan diri.
- Bahwa setelah Terdakwa keluar kontrakan lalu menuju kearah kalimalang
untuk membuang linggis yang digunakan untuk menghabisi nyawa korb an,
selanjutnya Terdakwa mencari kontrakan di Cikarang kemudian menitipkan
mobil di kontrakan, kemudian Terdakwa pergi menuju ke Gunung GunturGaru
t Jawa Barat untuk menenangkan diri.
- Bahwa Terdakwa mengambil 4 (empat) buah handphone milik korban
Daperum dengan tujuan agar jejak Terdakwa tidak diketahui.
- Bahwa Terdakwa mengambil uang tunai Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah)
milik korban DAPERUM NAINGGOLAN dengan tujuan untuk dipergunakan
pada saat melarikan diri.
- Bahwa benar Terdakwa sempat melakukan ch at via whatsapp dengan saksi
MANGARATUA SIDABUTAR menggunakan HP milik DAPERUM
NAINGGOLAN.
- Bahwa Terdakwa menyesali perbuatannya membunuh korban DAPERUM
NAINGGOLAN, korban MAYA SOFYA AMBARITA, korban SARAH MARISA
PUTRI NAINGGOLAN dan korban YEHEZKIEL ARYA PASKAH
NAINGGOLAN.
 ANALISA KETERANGAN TERDAKWA.
Bahwa dalam ketentuan Pasal 189 ayat (1) KUHAP disebutkan : “Keterangan
Terdakwa ialah apa yang terdakwa nyatakan di sidang tentang perbuatan yang ia
lakukan atau ia ketahui sendiri atau alami sendiri.”
Bahwa persidangan mendengar keterangan Terdakwa dilakukan pada hari
Senin tanggal 29 April 2019, dan dalam persidangan yang yang diterangkan
Terdakwa adalah sesuai dengan Keterangan Terdakwa yang dikutip Penasehat

Ini (kurang lebih bisa dicocokkan dengan berita acara persidangan yang dibuat oleh
Panitera Pengganti).
Dalam persidangan ini, Terdakwa juga menyatakan dengan tegas telah
mencabut Keterangan Terdakwa yang termuat dalam Berita Acara Pemeriksaan
(BAP) Tersangka tanggal 31 Desember 2018, dengan alasan BAP tersebut dibuat
penyidik terhadap Terdakwa tanpa didampingi Penasehat Hukum.
Bahwa dari Keterangan Terdakwa yang termuat dalam Nota Pembelaan ini,
kurang lebih isinya hampir sama dengan Keterangan Terdakwa yang termuat dalam
surat Tuntutan Penuntut Umum, hanya terdapat perbedaan mencolok dalam
Keterangan Terdakwa mengenai urutan Terdakwa melakukan pembunuhan antara
yang Keterangan yang terdapat dalam Nota Pembelaan ini dengan Keterangan
Terdakwa yang termuat dalam surat tuntutan Penuntut Umum.
Keterangan Terdakwa mengenai urutan Terdakwa melakukan pembunuhan
yang termuat dalam Nota Pembelaan ini adalah keterangan Terdakwa yang
diterangkan Terdakwa dalam persidangan hari Senin tanggal 29 April 2019, yang
menjawab pertanyaan yan g diajukan Penuntut Umum maupun Majelis Hakim
(mohon periksa berita acara sidang hari Senin tanggal 29 April 2019), sedangkan
keterangan Terdakwa mengenai urutan Terdakwa melakukan pembunuhan yang
diuraikan Penuntut Umum dalam surat tuntutannya dalam bagian Keterangan
Terdakwa butir 4, 5 dan 6 ternyata hanya mengutip Keterangan Tersangka yang
termuat dalam BAP Tersangka pada hari Kamis tanggal 15 Nopember 2018.
Bahwa keterangan Terdakwamengenai urutan Terdakwa melakukan
pembunuhan yang diuraikan Penuntut Umum dalam surat tuntutannya dalam bagian
Keterangan Terdakwa butir 4, 5 dan 6 yang hanya mengutip Keterangan Tersangka
yang termuat dalam BAP Tersangka pada hari Kamis tanggal 15 Nopember 2018,
telah melanggar ketentuan Pasal 189 ayat (1) KUHAP, oleh karenanya Keterangan
Terdakwa tersebut sudah sepatutnya untuk ditolak.
Bahwa dari keterangan Terdakwa yang disampaikan pada persidangan hari
Senin tanggal 29 April 2019, terungkap fakta materil bahwa Terdakwa secara jujur
dan terus terang dan dengan rasa menyesal telah melakukan pembunuhan terhadap
saudara sepupu dan keponakannya yaitu korban DAPERUM NAINGGOLAN, korban
MAYA SOFYA AMBARITA, korban SARAH MARISA PUTRI NAINGGOLAN dan
korban YEHEZKIEL ARYA PASKAH NAINGGOLAN.
Bahwa dari keterangan Terdakwa yang disampaikan pada persidangan hari
Senin tanggal 29 April 2019 tersebut juga terungkap fakta materil, bahwa Terdakwa
melakukan pembunuhan kepada keempat korban adalah dalam keadaan seketika
dan berturut-turut tanpa jeda waktu, dan niat Terdakwa membunuh timbul seketika
ketika melihat linggis dibawah washtafel, akibat perasaan marah dari Terdakwa
karena sudah diejek dan dihina korban DAPERUM NAINGGOLAN dengan

Kamu tidur di belakang aja kayak sampah kamu”dan korban DAPERUM


NAINGGOLAN juga turut menghina orang Tua Terdakwa.
Bahwa dari keterangan Terdakwa tersebut diatas juga terungkap fakta materil
Terdakwa telah mengambil barang milik korban DAPERUM NAINGGOLAN berupa
uang sebesar Rp. 2.000.000,-, (dua juta rupiah), 4 (empat) buah handphone dan
membawa serta mobilNissan X-trail warna silver No. Pol. B 1075 UOG, namun
semua pengambilan barang-barang tersebut dilakukan Terdakwa hanya untuk
menghilangkan barang bukti dan dapat melarikan diri.
Bahwa adanya pengakuan secara jujur dan terus terang dari Terdakwa telah
melakukan pembunuhan kepada korban DAPERUM NAINGGOLAN, korban MAYA
SOFYA AMBARITA, korban SARAH MARISA PUTRI NAINGGOLAN dan korban
YEHEZKIEL ARYA PASKAH NAINGGOLAN, dan pengakuan jujur telah mengambil
barang milik korban DAPERUM NAINGGOLAN guna dapat melarikan diri dan
menghilangkan barang bukti, tidaklah cukup untuk membuktikan Terdakwa telah
bersalah melakukan perbuatan yang didakwakan kepadanya sesuai ketentuan Pasal
189 ayat (4) KUHAP, melainkan pengakuan jujur Terdakwa tersebut masih harus
disertai alat bukti lainnya untuk cukup membuktikan Terdakwa bersalah melakukan
perbuatan yang didakwakan, dan untuk pembuktiannya Penasehat Hukum
menyerahkan sepenuhnya kepada pertimbangan Majelis Hakim yang Mulia.

III. ANALISA YURIDIS


Majelis Hakim Yang Mulia,
Sdr. Penuntut Umum Yang Kami Hormati,
Serta Sidang Yang Terhormat.
Setelah kami menguraikan fakta-fakta persidangan serta analisa fakta
persidangan tersebut diatas, maka sekarang tibalah saatnya kami menguraikan
analisa yuridis terhadap seluruh fakta persidangan.
Bahwa dakwaan Penuntut Umum terhadap Terdakwa HARRY ARIS
SANDIGON alias HARRIS alias ARI dilakukan Penuntut Umum seolah -olah den gan
menebar jala seluas-luasnya, sehingga dakwaannya pun dibuat dalam bentuk
dakwaan Kumulatif Alternatif sesuai Surat Dakwaan Nomor: PDM-45/II/Bkasi/02/2019
tanggal 04 Maret 2019 sebagai berikut :
PRIMER: Kesatu : Pasal 340 KUHPidana.
Kedua : Pasal 363 ayat (1) ke-3 KUHPidana.
SUBSIDAIR: Kesatu : Pasal 338 KUHPidana.
Kedua : Pasal 363 ayat (1) ke-3 KUHPidana.
LEBIH SUBSIDAIR : Pasal 365 ayat (3) KUHPidana.
Dalam surat tuntutannya, Penuntut Umum dengan percaya diri yang tinggi
telah menyatakan seluruh unsur-unsur pidana dalam Dakwaan Primer telah

terbukti secara sah meyakinkan bahwa Terdakwa telah melakukan tindak pidana
“pembunuhan berencana” dan “pencurian dengan pemberatan”sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 340 KUHPidana dan Pasal 363 ayat (1) ke-3 KUHPidana.
Bahwa klaim Penuntut Umum dalam surat tuntutannya tersebut sah -sah saja
seandainya Penuntut Umum menguraikan pembuktian unsur yang dilakukannya
sesuai fakta persidangan yang sesungguhnya serta mengikuti aturan hukum yang
berlaku, namun dalam kenyataannya uraian pembuktian unsur yang dilakukan
Penuntut umum dalam surat tuntutannya justru tidak sesuai dengan fakta yang
terungkap di persidangan serta melakukan pelanggaran terhadap aturan hukum yang
berlaku, khususnya Pasal 185 ayat (1), 188 dan 189 ayat (1) KUHAP.
Kesalahan Penuntut Umum dalam menguraikan pembuktian unsur Pasal 340
KUHPidana khususnya unsur Ad.2 Unsur “dengan sengaja dan dengan direncanakan
terlebih dahulu” yang terdapat pada halaman 21 dan 22 surat tuntutan Penuntut
Umum. Dan poin paling penting yang mendahului kesalahan pembuktian unsur yan g
dilakukan oleh Penuntut Umum adalah uraian pada aliena terakhir halaman 21
sampai halaman 22 yang menguraikan sebagai berikut :
“Merujuk pada pendapat ahli hukum/doctrinal dan yurisprudensi tersebut
diatas, apabila dihubungkan dengan hasil pemeriksaan di depan persidangan melalui
keterangan Saksi HILARIUS BRUNO SUMANCE,
Saksi MANGARATUA SIDABUTAR, Saksi DOGALAS NAINGGOLAN, Saksi
IPTU ROY ROLANDO ANDAREK, S.TrK., Saksi AKP MUGIA YARRY JUNANDA,
S.I.K., Saksi JAMAL SEPTIANDA yang telah bersesuaian dengan keterangan
terdakwa; maka telah diperoleh adanya fakta hukum bahwa ketika terdakwa datang
ke rumah korban DAPERUM NAINGGOLAN kemudian mendengar kata-kata dengan
bahasa Batak yang artinya “Kamu tidur dibelakang aja kayak sampah kamu” yang
menjadikan terdakwa marah serta emosi, selanjutnya beberapa menit kemudian
terdakwa pergi ke dapur sambil terus menatap korban DAPERUM NAINGGOLAN
lalu pada saat di dapur melihat sebuah linggis yang kemudian digunakan untuk
memukul serta menusuk korbanDAPERUM NAINGGOLAN dan MAYA BORU
AMBARITA. Begitu pula pada saat korban SARAH MARISA PUTRI NAINGGOLAN
dan korban YEHEZEKIEL ARYA PASKAH NAINGGOLAN keluar dari kamar karena
mendengar suara gaduh, Terdakwa menyuruh keduanya masuk ke kamar lalu
kembali Terdakwa pergi keruang tamu memikirkan apa yang telah dilakukannya,
karena terdakwa merasa takut perbuatannya telah diketahui oleh korban SARAH
MARISA PUTRI NAINGGOLAN danYEHEZEKIEL ARYA PASKAH
NAINGGOLAN kemudian
menghabisi pula nyawa keduanya. Dari fakta-fakta tersebut maka dapat disimpulkan
adanya jeda waktu berpikir bagi terdakwa untuk melanjutkan atau tidak melanjutkan
perbuatannya.”

uraian tersebut diatas adalah uraian urutan pembunuhan yang dilakukan


Terdakwa yang diperoleh Penuntut Umum dari Keterangan Terdakwa dalam Berita
Acara Pemeriksaan (BAP) Tersangka yang dibuat oleh Penyidik, padahal dalam
Keterangan Terdakwa yang yang diterangkan Terdakwa dalam persidangan hari
Senin tanggal 29 April 2019 pada saat sidang pemeriksaan Terdakwa, Terdakwa
telah menerangkan uraian kejadian saat terjadinya pembunuhan adalah sebagai
berikut :
- Kemudian sekira jam 23.45 wib Terdakwa pergi ke dapur hendak minum dan
melihat sebuah linggis yang berada dibawah washtafel lalu mengambil l
inggis tersebut, kemudian Terdakwa kembali keruang keluarga dan melihat
korban DAPERUM NAINGGOLAN sedang dalam posisi tiduran sambil
menonton televisi diruang keluarga sedangkan korban MAYA SOFYA
AMBARITA sedang tidur berlawanan arah disebelahnya, kemudian Terdakwa
secara spontan memukul bagian kepala korban DAPERUM NAINGGOLAN
dengan menggunakan linggis sebanyak 1 kali sehingga membuat korban
DAPERUM NAINGGOLAN menggelepar, tiba-tiba korban MAYA SOFYA
AMBARITA terbangun dari tidur lalu terdakwa memukul kepala korban MAYA
SOFYA AMBARITA dengan linggis sebanyak 1 kali, namun karena kedua
korban masih sadar kemudian Terdakwa memukul kembali kedua korban
menggunakan linggis sebanyak 2 kali, setelah itu keduanya pingsan.
- Karena mendengar suara gaduh kedua anak korban SARAH MARISA PUTRI
NAINGGOLAN dan YEHEZKIEL ARYA PASKAH NAINGGOLAN keluar dari
kamar tidurnya dan menanyakan kepada Terdakwa “mama kenapa?” lalu
dijawab Terdakwa “mama sedang sakit, kamu masuk kamar saja” sambil
membawa keduanya masuk kamar sambil disuruh tidur kemudian Terdakwa
menutup wajah korban SARAH MARISA PUTRI NAINGGOLAN
menggunakan selimut warna pink yang ada didalam kamar lalu mencekik
leher korban dengan menggunakan kedua tangannya hingga tidak bernafas
lagi, setelah i tu Terdakwa menghampiri dan menutup wajah korban
YEHEZKIEL ARYA PASKAH NAINGGOLAN dengan selimut warna pink itu
juga lalu mencekik leher korban dengan menggunakan kedua tanggannya
sampai tidak bernafas.
- Setelah membunuh kedua anak korban Terdakwa kembali ke ruang televisi
kemudian menusuk leher korban DAPERUM NAINGGOLAN menggunakan
bagian linggis yang tajam sebanyak 3 kali sehingga mengeluarkan banyak
darah, selanjutnya Terdakwa juga menusuk leher korban MAYA SOFYA
AMBARITA juga menggunakan bagian linggis yang tajam sebanyak 3 kali,
kemudian setelah kedua korban tersebut bernyawa Terdakwa menutup wajah
kedua korban yang penuh darah dengan bantal.

Setelah melaksanakan pembunuhan tersebut, kemudian Terdakwa duduk di


sofa ruang keluarga sambil merenungkan perbuatan yang telah Terdakwa
lakukan selama kurang lebih 1 (satu) jam.
Jadi dari Keterangan Terdakwa yang disampaikan dalam persidangan urutan
kejadian pembunuhan yang benar adalah :
- Pertama sekali Terdakwa memukul kepala korban DAPERUM NAINGGOLAN
satu kali, dan ketika korban MAYA BORU AMBARITA bangun, Terdakwa juga
memukul kepala MAYA BORU AMBARITA satu kali, sehingga keduanya
menggelepar, kemudian korban memukul kepala korban DAPERUM
NAINGGOLAN dan korban MAYA BORU AMBARITA masing-masing dua kali
sehingga keduanya pingsan.
- Pada saat keduanya pingsan (belum mati) SARAH MARISA PUTRI
NAINGGOLAN dan YEHEZKIEL ARYA PASKAH NAINGGOLAN bangun
karena suara ribut, dan kemudian keduanya disuruh Terdakwa tidur sambil
membawa ke tempat tidur. Dan ketika sampai di tempat tidur lalu Terdakwa
mencekikSARAH MARISA PUTRI NAINGGOLAN dan YEHEZKIEL ARYA
PASKAH NAINGGOLAN sampai mati, dan setelah itu Terdakwa kembali
keruang keluarga, lalu menusuk leher korban DAPERUM NAINGGOLAN dan
korban MAYA BORU AMBARITA sehingga keduanya juga mati.
- Setelah keempat korban meninggal dunia, barulah Terdakwa duduk di sofa
lebih kurang satu jam sambil merenungkan perbuatannya.
Jadi dalam pelaksanaan pembunuhan keempat korban tidak ada jeda waktu, dan
yang meninggal terlebih dahulu justru korban SARAH MARISA PUTRI
NAINGGOLAN dan korban YEHEZKIEL ARYA PASKAH NAINGGOLAN baru
kemudian korban DAPERUM NAINGGOLAN dan korban MAYA BORU AMBARITA.
Dan saat Terdakwa melakukan pembunuhan tersebut, justru pelaku tidak sempat
berpikir karena berlangsung seketika dan cepat, sehingga ketika Terdakwa duduk di
sofa selama lebih kurang 1 jam, justru Terdakwa merenung karena tidak menyangka
dapat melakukan pembunuhan sedemikian rupa. Jadi dalam pembunuhan korban
SARAH MARISA PUTRI NAINGGOLAN,korban YEHEZKIEL ARYA PASKAH
NAINGGOLAN, korban DAPERUM NAINGGOLAN dan korban MAYA BORU
AMBARITA sama sekali tidak dapat dibuktikan adanya unsur perencanaan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 340 KUHPidana.
Perbedaan antara pembunuhan dan pembunuhan yang direncanakan terlebih
dahulu terletak dalam apa yang terjadi di dalam diri si pelaku sebelum pelaksanaan
menghilangkan jiwa seseorang. Mengenai unsur dengan rencana terlebih dahulu,
pada dasarnya mengandung 3 (tiga) syarat yaitu :
a) Memutuskan kehendak dalam suasana tenang pada saat memutuskan untuk
membunuh itu dilakukan dalam suasana tidak tergesa-gesa. Indikatornya

Berhak sebagaimana diputusakan kehendak untuk membunuh telah dipikirkan


dan di pertimbangkan, telah dikaji untung ruginya. Pemikiran dan
pertimbangan seperti itu hanya dapat dilakukan apabila ada dalam suasana
tenang. Ia memikirkan dan mempertimbangkan dengan mendalam itulah ia
akhirnya memutuskan kehendak untuk berbuat, sedangkan perbuatannya
tidak diwujudkan ketika itu.
b) Ada tersedia waktu yang cukup sejak timbulnya kehendak sampai dengan
pelaksanaan kehendak. Waktu yang cukup dalam hal ini adalah relative,
dalam arti tidak diukur dari lamanya waktu tertentu melainkan bergantung
pada keadaan atau kejadian konkrit yang berlaku. Tidak perlu singkat, tidak
mempunyai kesempatan lagi untuk berpikir-pikir, karena tergesa-gesa, waktu
yang demikian tidak menggambarkan adanya hubunga antara pengambilan
putusan dan kehendak untuk membunuh dengan pelaksanaan pembu
nuhan. Mengenai adanya cukup waktu, di maksudkan adanya kesempatan
untuk memikirkan dengan tenang untung ruginya perbuatan itu dan
sebagainya.
c) Pelaksanaan kehendak (perbuatan) dalam suasana tenang, syarat ini
dimaksudkan suasana hati dalam melaksanakan pembunuhan itu tida k dalam
suasana yang tergesa-gesa, amarah yang tinggi, rasa takut yang berlebihan,
dan lain sebagainya.
Dari seluruh uraian juridis diatas dapat disimpulkan Terdakwa tidak terbukti
melakukan perbuatan sebagaimana dalam Dakwaan Primer, karena tidak terbukti
adanya unsur “merencanakan terlebih dahulu” dalam perbuatan Terdakwa.
Bahwa namun demikian, karena Terdakwa telah mengakui secara jujur dan
terus terang perbuatannya yang telah melakukan pembunuhan terhadap korban
SARAH MARISA PUTRI NAINGGOLAN,korban YEHEZKIEL ARYA PASKAH
NAINGGOLAN, korban DAPERUM NAINGGOLAN dan korban MAYA BORU
AMBARITA serta mengakui telah mengambil barang milik korban DAPERUM
NAINGGOLAN berupa uang sebesar Rp. 2.000.000,-, (dua juta rupiah), 4 (empat)
buah handphone dan membawa serta mobilNissan X-trail warna silver No. Pol. B
1075 UOG, maka Terdakwa dapat mengakui telah melakukan perbuatan
sebagaimana dalam Dakwaan Subsidair, sehingga terbukti secara sah dan
meyakinkan melakukan Tindak Pidana Pembunuhan dan Tindak Pidana Pencurian
dengan pemberatan sebagaimana dimaksud dalamPasal 338 KUHPidana danPasal
363 ayat (1) ke-3 KUHPidana.

IV. PENUTUP DAN PERMOHONAN


Majelis Hakim Yang Mulia,
Kami Penasehat Hukum Terdakwa sangat paham dan mengerti, Putusan
atas perbuatan Terdakwa yang telah mengakui melakukan perbuatan Tindak
Pidana

Pembunuhan dan tindak pidana Pencurian dengan pemberatan sebagaimana


dimaksud dalamPasal 338 KUHPidana danPasal 363 ayat (1) ke-3 KUHPidana,
akan sangat berat, namun mohon dapat dipertimbangkan lebih dahulu, hal-hal yang
meringankan Terdakwa, antara lain :
- Bahwa Terdakwa bersikap sopan di dalam persidangan ;
- Bahwa Terdakwa mengakui dan menerangkan dengan sejujurnya atas
perbuatan yang dilakukan sehingga persidangan berjalan lancar;
- Bahwa Terdakwa masih muda dan mesih mempunyai harapan di masa
depan akan dapat berguna bagi masyarakat, nusa dan bangsa;
- Bahwa Terdakwa belum pernah dihukum;
Maka :
Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan dan juga
analisis yang telah kami paparkan diatas, kami selaku Penasihat Hukum
Terdakwa dengan segala kerendahan hati, memohon kepada Majelis Hakim
yang mengadili dan memeriksa perkara a quo untuk dapat menjatuhkan
Putusan dengan hukuman pidanayang seringan-ringannya bagi Terdakwa.
Atau,
SUBSIDAIR :Jika Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-
adilnya (ex aequo et bono).

Setelah mendengar permohonan tertulis Terdakwa yang pada pokoknya


menyatakan menyesal dan berjanji tidak akan lagi mengulangi perbuatannya serta
memohon keringanan hukuman;

Setelah mendengar tanggapan Penuntut Umum terhadap Nota Pembelaan


Penasihat Hukum Terdakwa yang pada pokoknya tetap pada tuntutan pidana ;

Setelah mendengar Tanggapan Penasihat Hukum Terdakwa terhadap


tanggapan Penuntut Umum yang pada pokoknya tetap pada Nota Pembelaannya ;

Menimbang, bahwa Terdakwa telah didakwa oleh Penuntut Umum dengan


Dakwaan Kombinasi yaitu dakwaan Komulatif dengan dakwaan Subsidair, maka
Majelis Hakim terlebih dahulu mempertimbangkan Dakwaan Primair Kesatu
sebagaimana diatur dalam Pasal 340 KUHPidana dan Kedua : Pasal 363 ayat (1) ke-
3 KUHPidana, yang unsur-unsurnya adalah sebagai berikut :
1. Unsur Barang Siapa ;
2. Unsur Dengan Sengaja dan Dengan Rencana Terlebih Dahulu;
3. Unsur Merampas Nyawa Orang

Lain; Dan

4. Unsur Mengambil Barang Sesuatu

Yang Seluruhnya Atau Sebagian

Kepunyaan OrangLain ;

2. Unsur Dengan Maksud Untuk Dimiliki Secara Melawan Hukum;


3. Unsur Di Waktu Malam Dalam Sebuah Rumah Atau Pekarangan Tertutup Yan
g Ada Rumahnya, Yang Dilakukan Oleh Orang Yang Ada Di Situ Tidak Diketah
u i Atau Tidak Dikehendaki Oleh Yang Berhak;

Menimbang, bahwa untuk membuktikan apakah Terdakwa terbukti melaku kan


perbuatan sebagaimana dakwaan Penuntut Umum tersebut di atas, maka Majelis
Hakim akan mempertimbangkan semu a unsur yang ada dalam dakwaan Kombinasi
tersebut dihubungkan dengan fakta-fakta hukum tentang perbuatan Terdakwa di
persidangan ;

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Terdakwa dan keterangan Saksi -


Saksi, berikut barang bukti serta adanya Petunjuk yang diperoleh dari persesuaian di
antara alat-alat bukti dan barang bukti tersebut di persidangan, maka Majelis Hakim
memperoleh fakta-fakta hukum tentang perbuatan Terdakwa sebagai berikut:
- Bahwa ketika Terdakwa datang ke rumah korban DAPERUM NAINGGOLAN
pada hari Senin tanggal 12 Nopember 2018 sekitar Pkl.21.00 WIB Terdakwa
mendengar kata-kata korban DEPERUM NAINGGOLAN dengan nada tinggi
dalam bahasa Batak yang artinya “Kamu tidur di belakang aja, kayak sampah
kamu!” yang menjadikan Terdakwa marah serta emosi, selanjutnya beberapa
menit kemudian sekira pukul 23.45 WIB Terdakwa pergi ke dapur hendak
minum sambil duduk sebentar dan mata Terdakwa terus menatap korban
DAPERUM NAINGGOLAN yang sedang tiduran di depan televsi di ruang
keluarga , lalu pada saat Terdakwa melihat sebuah besi linggis di bawah
wasthafel , Terdakwa mengambil linggis tersebut lalu Terdakwa melangkah ke
ruang keluarga menuju ke arah korban DAPERUM NAINGGOLAN dan MAYA
SOFYA AMBARITA, dan Terdakwa langsung memukul dengan cara
mengayunkan besi linggis ke arah kepala korban DAPERUM NAINGGOLAN
sebanyak satu kali sehingga korban DAPERUM NAINGGOLAN menggelepar.
Kemudian ketika korban MAYA SOFYA AMBARTA yang tidur di sebelah
korban DAPERUM NAINGGOLAN terbangun, seketika Terdakwa juga
memukul dengan cara mengayunkan besi linggis, dan ketika Terdakwa melihat
kedua korban masih sadar, lalu Terdakwa kembali memukul dengan
mengayunkan besi linggis ke arah kepala korban DAPERUM NAINGGOLAN
maupun korban MAYA SOFYA AMBARITA , setelah terkena pukulan yang
kedua tersebut, kedua korban tidak sadar ( pingsan )

- bahwa karena mendengar suara ribut di ruang keluarga, kedua anak korban
yaitu SARAH MARISA PUTRI NAINGGOLAN dan YEHEZEKEL ARYA
PASKAH NAINGGOLAN keluar dari kamar tidurnya, dan bertanya kepada
Terdakwa “ Mama kenapa ? “ lalu dijawab oleh Terdakwa “ Mama sedang
sakit. Kamu masuk kamar saja ! “ sambil membawa kedua anak korban masuk
ke kamar tidur dan menyuruh keduanya tidur, namun selanjutnya Terdakwa
menutupi wajah korban SARAH MARISA PUTRI NAINGGOLAN dengan
selimut warna Pink sambil kedua tangan Terdakwa mencekik leher korban
SARAH MARISA PUTRI NAINGGOLAN sampai tidak bernafas lagi, kemudian
Terdakwa menghampiri korban YEHEZIKEL ARYA PASKAH NAINGGOLAN
lalu Terdakwa juga menutup wajah korban YEHEZIKEL ARYA PASKAH
NAINGGOLAN dengan selimut warna Pink yang tadi dipakai untuk menutup
wajah korban SARAH MARISA PUTRI NAINGGOLAN , sambil kedua tangan
Terdakwa mencekik leher korban YEHEZIKEL ARYA PASKAH
NAINGGOLAN sampai tidak bernafas lagi;

- Bahwa setelah melihat korban YEHEZIKEL ARYA PASKAH NAINGGOLAN


dan korban SARAH MARISA PUTRI NAINGGOLAN tidak bernafas lagi,
selanjutnya Terdakwa kembali ke ruang keluarga, lalu mengambil besi linggis
yang dipakai Terdakwa untuk memukul korban DAPERUM NAINGGOLAN
dan korban MAYA SOFYA AMBARITA, dan dengan besi linggis tersebut,
Terdakwa menusuk leher korban DAPERUM NAINGGOLAN sebanyak 3
(tiga) kali tusukan menggunakan bagian linggis yang tajam sehingga
mengeluarkan darah, lalu Terdakwa juga menusuk leher korban MAYA
SOFYA AMBARITA sebanyak 3 ( tiga ) kali seperti yang dilakukannya pada
korban DAPERUM NAINGGOLAN ;

- Bahwa setelah memastikan kedua korban yaitu DAPERUM NAINGGOLAN


dan korban MAYA SOFYA AMBARITA mati, Terdakwa lalu menutupi wajah
kedua korban tersebut dengan bantal , dan selanjutnya Terdakwa duduk di
sofa ruang keluarga kurang lebih 1 ( satu ) jam ;

- Bahwa kemudian Terdakwa masuk ke kamar tidur korban DAPERUM


NAINGGOLAN lalu Terdakwa mengambil uang dari laci lemari milik korban
DAPERUM NAINGGOLAN sebanyak Rp.2 juta serta 4 ( empat ) buah
handphone milik korban DAPERUM NAINGGOLAN yaitu 1 unit HP Samsung
Note N7100 warna hitam, 1 unit HP merk Samsung Core 2 warna hitam, 1 un
i t HP Samsung A6 warna hitam dan 1 unit HP Samsung yang tidak diketahui
spec-nya, selanjutnya Terdakwa juga mengambil kunci mobil Nissan X-Trail
warna Silver No.Pol. B 1075 UOG dan Terdakwa memasukkan semua
barangmilik korban ke

dalam tas selempang warna biru donker milik Terdakwa ;

- Bahwa pada hari Selasa sekira pukul 03.00 WIB, Terdakwa ke luar dari rumah
korban DAPERUM NAINGGOLAN dengan membawa mobil Nissan X-Trail
milik korban DAPERUM NAINGGOLAN serta barang-barang milik korban
DAPERUM NAINGGOLAN yang ada dalam tas selempang milik Terdakwa
tersebut, dan juga besi linggis yang digunakan untuk membunuh korban
DAPERUM NAINGGOLAN dan korban MAYA SOFYA AMBARITA ;

- Bahwa setelah Terdakwa keluar dari kontrakan lalu menuju ke arah


Kalimalang untuk membuang linggis yang digunakan untuk membunuh
korban DAPERUM NAINGGOLAN dan korban MAYA SOFYA AMBARITA ;

- Bahwa Terdakwa selanjutnya mencari rumah kontrakan di Cikarang untuk


menitipkan Mobil Nissan X-Trail milik korban DAPERUM NAINGGOLAN, lalu
Terdakwa pergi menuju Gunung Guntur Garut Jawa Barat ;

- Bahwa Terdakwa pernah melakukan Chatt melalui Whatsaap dengan Saksi


MANGATAR SIDABUTAR menggunakan nomor HP milik korban DAPERUM
NAINGGOLAN yaitu pada hari Selasa tanggal 13 Nopember 2018 sekira pukul
11.30 WIB, di mana Saksi MANGATAR SIDABUTAR curiga ketika menerima
Whatsapp dari nomor HP milik korban DAPERUM NAINGGOLAN ;

- Bahwa pada saat ditangkap oleh Saksi IPTU ROY ROLAND ANDAREK,S.IK
dan saksi AKP MUGIA YARRY JUNANDA,SIK,di Gunung Guntur, Terdakwa
pada awalnya menyangkal bahwa ia adalah bernama HARRY ARIS
SANDIGON ;

- Bahwa Terdakwa sudah tidak suka terhadap sikap korban DAPERUM


NAINGGOLAN sejak korban DAPERUM NAINGGOLAN menikah dengan
korban MAYA SOFYA AMBARITA ;

- Bahwa berdasarkan Visum et Repertum Nomor R/363/SK.B/XI/2018/IKF


tanggal 03 Desember 2018 yang ditandatangani oleh Tim Kedokteran Forensik
dari Rumah Sakit Bhayangkara TK.I R. SAID SUKANTO Jakarta
( sebagaimana terlampir dalam berkas perkara ) telah melakukan pemeriksaan
jenasah DAPERUM NAINGGOLAN dan diperoleh kesimpulan ditemukan lu
ka terbuka pada leher, terpotongnya pembuluh nadi leher, kerongkongan dan
tenggorok akibat kekerasan tajam. Ditemukan pula luka terbuka pada kepala,
wajah, memar-memar pada wajah, luka-luka lecet pada leher dan patah tulan
g mata kanan akibat kekerasan benda tumpul. Sebab mati orang ini akibat
kekerasan tajam pada leher yang memotong pembuluh nadi utama
lehersehingga menyebabkan pendaharan. Kekerasan tumpul pada
kepala memperburuk keadaan ;

- Bahwa berdasarkan Visum et Repertum Nomor R/364/SK.B/XI/2018/IKF


tanggal 19 Nopember 2018 yang ditanda tangani oleh Tim Kedokteran
Forensik dari Rumah Sakit Bhayangkara TK.I R.SAID SUKANTO Jakarta
( sebagaimana terlampir dalam berkas perkara ) telah melakukan pemeriksaan
jenasah MAYA SOFYA AMBARITA dan diperoleh kesimpulan ditemukan luka
terbuka pada wajah, kepala dan patah tulang tengkorak akibat kekerasan
tumpul. Ditemuka luka terbuka pada leher, terpotongnya pembuluh nadi
utama leher, kerongkongan, batang tenggorok dan tulang leher akibat
kekerasan tajam. Sebab kematian orang ini akibat kekerasan tajam pada leher
yang memotong pembuluh nadi utama leher sehingga menyebabkan
pendarahan, kekerasan tumpul di kepala yang merusak jaringan otak
memperburuk keadaan ;

- Bahwa berdasarkan Visum et Repertum Nomor /365/SK.B/XI/2018/IKJ tanggal


19 Nopember 2018 yang ditandatangani oleh Tim Kedokteran Forensik dari
Rumah Sakit Bhayangkara TK.I R.SAID SUKANTO Jakarta ( sebagaimana
terlampir dalam berkas perkara ) telah melakukan pemeriksaan jenasah
SARAH MARISA PUTRI NAINGGOLAN dan diperoleh kesimpulan ditemukan
luka lecet pada leher dan luka memar pada leher, serta kepala, resapan
darah pada kulit kepala dan patahnya tulang lidah akibat kekerasan tumpul.
Tampak tanda-tanda perbendungan. Sebab mati adalah akibat kekerasan
tumpu l pada leher yang menutup jalan nafas sehingga menyebabkan mati
lemas ;

- Bahwa berdasarkan Visum et Repertum Nomor R/366/SK.B/XI/2018/IKF


tanggal 03 Desember 2018 yang ditandatangani oleh Tim Kedokteran Forensik
dari Rumah Sakit Bhayangkara TK.I R.SAID SUKANTO Jakarta
( sebagaimana terlampir dalam berkas perkara ) telah melakukan pemerikaan
jenasah YEHEZIKEL ARYA PASKAH NAINGGOLAN dan diperoleh
kesimpulan ditemukan luka lecet pada leher dan cuping hidung, resapan
darah pada leher, bintik pendarahan pada kulit kepala bagian dalam akibat
kekerasan tumpul. Sebab mati akibat kekerasan tumpul pada leher dan mulut
yang menutup saluran nafas sehingga menyebabkan mati lemas. Perkiraan
kematian empat sampai delapan jam setelah makan terakhir ;

Menimbang, bahwa selanjutnya terhadap fakta-fakta hukum tentang perbuatan


Terdakwa yang terbukti di persidangan tersebut akan dihubungkan dengan unsur-
unsur dalam dakwaan Primair Kesatu Penuntut Umum sebagai berikut :

Ad.1. Unsur Barang Siapamemang bahwa unsur“ Barang Siapa ” adalah dimaksudkan
mengenai seseorang yang yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum yang mempunyai
identitas sebagai mana dalamSurat Dakwaan dan telah ternyata dalam persidangan
berdasarkan keterangan Terdakwa, ia Terdakwa membenarkan identitas sebaimana
dalam surat dakwaan tersebut adalah dirinya , sehingga memang ia Terdakwa lah yang
dimaksud oleh Penuntut Umum sebagai pelaku perbuatan pidana dalam uraian
dakwaannya ;
Menimbang, bahwa selanjutnya unsur “ Barang Siapa “ juga berkaitan den gan
orang yang apabila orang tersebut terbukti memenuhi unsur tindak pidana yang
didakwakan terhadapnya . Dengan demikian untuk membuktikan unsur “ Barang
Siapa “ harus dibuktikan terlebih dahulu unsur lainnya , sehingga apabila unsur-unsur
lainnya tersebut telah terpenuhi , maka unsu r “ Barang Siapa “ akan menunjuk pada
diri Terdakwa, akan tetapi sebaliknya apabila unsur-unsur lainnya tidak terpenuhi,
maka unsur “ Barang Siapa “ tidak terpenuhi pula ;

Menimbang, bahwa uraian pertimbangan tersebut merujuk pada pendapat


Lamintang yang menyebutkan “ untuk menjabarkan sesuatu rumusan delik ke dalam
unsur-unsurnya, maka yang mula-mula dapat dijumpai adalah disebutkan sesuatu
tindakan manusia, maka dengan tindakan itu seseorang telah melakukan sesuatu
tindakan yang terlarang oleh UU “, sehingga selanjutnya untuk membuktikan apakah
benar Terdakwa telah melakukan perbuatan sebagaimana uraian di dalam surat
Dakwaan Penuntut Umum, maka haruslah juga mempertimbangkan tentang teori
Pemidanaan, pertanggungjawaban dan kesalahan dan pembuktian di depan
persidangan ;

Menimbang, bahwa syarat-syarat pokok dari sesuatu delik atau tindak pidana
adalah :

a. Dipenuhinya semua unsur dari delik seperti yang terdapat di dalam rumusan
delik ;

b. Dapat dipertangungjawabkannya Si Pelaku atas perbuatannya ;

c. Tindakan dari Pelaku tersebut haruslah dilakukan dengan sengaja atau tidak
disengaja ;

d. Pelaku tersebut dapat dihukum ;

Menimbang, bahwa syarat-syarat tersebut oleh Lamintang disebut “


Begeleidende omstandigen atau vergezellende onstandigen atau keadaan-keadaan
penyerta atau keadaan yang menyertai sesuatu tindakan ;

Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan di atas, maka Majelis


Hakim berpendapat apakah unsur “ Barang Siapa “ terpenuhi atau tidak
akantergantung dari terbukti atau tidaknya unsur-unsur berikutnya sebagaimana
uraian di bawah ini ;

Ad.2. UnsurDengan Sengaja Dan Dengan Rencana Terlebih Dahulu;

Menimbang, bahwa mengenai unsur “ Dengan Sengaja “ dalam literatur


dikenal 2 ( dua ) Teori Kesengajaan yaitu Teori Kehendak ( Wilstheorie ) yang
diajarkan oleh Von Hippel ( ahli hukum Jerman ) menerangkan bahwa Sengaja
adalah kehendak untuk membuat suatu perbuatan dan kehendak untk menimbulkan
akibat dari perbuatan itu, dengan demikian jika seseorang melakukan perbuatan
tertentu, maka kehendak orang tersebut adalah menimbulkan akibat atas
perbuatannya, di mana seseorang tersebut melakukan perbuatan tersebut justru
karena ia menghedaki akibatnya “. Selanjutnya yang kedua adalah Teori
Pengetahuan / Membayangkan ( Voorstellingtheorie ) yang diajarkan oleh Frank (
ahli hukum Jerman ) dengan karangannya yaitu Vorstelung un Wille in der Moderner
Doluslehre , menerangkan bahwa Tidaklah mungkin sesuatu akibat atau hal ihwal
yang menyertai itu tidak dapat dikatakan oleh pembuatnya tentu dapat
dikehendakinya pula, karena manusia hanya dapat membayangkan / menyangka
terhadap akibat atau hal ikhwal yang menyertainya. Sehingga menurut teori
Pengetahuan ini pelaku tindak pidana tidak harus menghendaki akibatnya ,
melainkan hanya dapat membayangkan/ menyangka ( Vorstellen ) bahwa akibat
perbuatannya itu akan timbul, sudah cukup untuk menyatakan pelaku “
menghendaki dan mengetahui “.

Menimbang, bahwa kemudian jika dilihat dari segi sifatnya, maka dikenal 2
(dua) Teori yaitu Teori Kesengajaan Berwarna (Gekleurd) dan Teori Kesengajaan
Tidak Berwarna ( Kleurloos ), di mana yang dimaksud dengan Teori Kesengajaan
Berwarna adalah Bilamana kesengajaan melakukan sesuatu perbuatan mencakup
pengetahuan si Pelaku bahwa perbuatannya melawan hukum ( dilarang ). Jadi harus
ada hubungan antara keadaan batin pelaku dengan sifat melawan hukumnya
perbuatan, artinya untuk menyatakan adanya kesengajaan untuk berbuat jahat
diperlukan syarat bahwa pada saat melakukan perbuatan pidana, si Pelaku ada
kesadaran bahwa perbuatannya dilarang dan/atau dapat dipidana.

Menimbang, bahwa yang kedua adalah Teori Kesengajaan Tidak Berwarna


(Kleurloos) yaitu bahwa untuk adanya kesengajaan Pelaku perbuatan yang
dilarang/dipidana tidak disyaratkan bahwa ia perlu tahu bahwa perbuatannya
terlarang, sehingga bisa saja si Pelaku dikatakan telah berbuat dengan sengaja,
walaupun ia tidak mengetahui bahwa perbuatannya tersebut dilarang atau
bertentangan dengan hukum
menimbang bahwa jika dikaitkan dengan doktrin Fiksi Hukum ( Azas yang
menganggap semua orang tahu hukum ) yang dianut di Indonesia, maka Teori
Kesengajaan Tidak Berwarna inilah yang sesuai , sehingga berdasarkan uraian
teori Kesengajaan berdasarkan jenis dan sifatnya maka dapat disimpulkan sistem
pidana di Indonesia ( KUHP ) menganut Teori
Pengetahuan/Membayangkan ( Voorstellingstheorie ) dan Teori Kesengajaan Tidak
Berwarna ( Kleurloos ) di mana untuk menilai apakah pelaku tindak pidana sengaja
melakukan perbuatannya adalah dengan menilai apakah Pelaku tindak
pidana membayangkan/menyangka ( voorstellen ) akibat dari perbuatannya
tersebut, dan tidak menjadi masalah apakah akibat perbuatannya sesuai dengan
bayangan atau pun sangkaan atau pun tujuan Pelaku , dan tidak menjadi soal
apakah Pelaku mengetahui perbuatannya tersebut melanggar hukum atau tidak

Menimbang, bahwa dalam KUHP sendiri tidak memberikan pengertian


tentang Kesengajaan, namun di dalam Memorie van Toelitchting ( MvT ) disebutkan
bahwa “Pidana pada umumnya hendaknya dijatuhkan hanya pada barang siapa
yang melakukan perbuatan yang dilarang, dengan dikehendaki dan diketahui “,
sehingga berdasarkan penjelasan tersebut Kesengajaan diartikan sebagai “
Menghendaki dan Mengetahui (Willens en Wettens) artinya seseorang yang
melakukan suatu tindakan dengan sengaja, harus menghendaki serta menginsyafi
tindakan tersebut dan/atau akibatnya ;

Menimbang, bahwa mengenai unsur “ Dengan Rencana Terlebih Dahulu “ di


dalam perumusan delik adalah merupakan unsur yang memberatkan ancaman
pidana/hukuman , jadi bukanlah unsur yang menentukan ada tidaknya perbuatan
pidana, namun hanya merupakan suatu unsur tambahan , sehingga tidak terbukti n
ya unsur dimaksud tidak menyebabkan perbuatan pidana dimaksud tidak pernah
dilakukan;

Menimbang, bahwa di dalam literatur hukum pidana dijelaskan perihal u nsur “


Dengan Rencana Terlebih Dahulu , yaitu :
1. Memutuskan kehendak dalam suasana tenang ;
2. Ada tersedia waktu yang cukup sejak timbulnya kehendak sampai dengan
pelaksanaan kehendak ;
3. Pelaksanaan kehendak ( perbuatan ) dalam suasana tenang .

Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan Memutuskan Kehendak Dalam


Suasana Tenang adalah pada saat memutuskan kehendak untuk melakukan
perbuatan dilakukan dalam suasana yang tenang. Tidak terburu-buru atau tiba-tiba ,
tidak dalam keadaan terpaksa atau emosi yang tinggi. Melainkan telah dipikirkan
dandipertimbangkan yang akhirnya memutuskan kehendak untuk berbuat;
Menimbang, bahwa yang dimaksud Ada tersedia waktu yang cukup sejak
timbulnya kehendak sampai dengan pelaksaan kehendak adalah bahwa waktu yang
cukup terebut relatif, tidak terlalu singkat, dan juga tidak terlalu lama, sebab jika
terlalu singkat maka tidak mempunyai kesempatan untuk berpikir dan jika terlalu lama
sudah tidak lagi menggambarkan ada hubungan antara pengambilan keputusan
kehendak untuk melakukan perbuatan dengan pelaksaan perbuatan;
Menimbang, bahwa yang dimaksud pelaksaan kehendak/perbuatan secara
tenang adalah pada saat melakukan perbuatan tidak dalam suasana yang tergesa-
gesa dan rasa takut yang berlebihan;
Menimbang, bahwa sebagaimana fakta –fakta hukum tentang perbuatan
Terdakwa yang terbukti di persidangan, Terdakwa sejak lama memang ada perasaan
tidak suka dengan korban DAPERUM NAINGGOLAN, apalagi pada saat Senin
malam tanggal 12 Nopember 2018 sekira pukul 21.00 WIB ketika Terdakwa datang
ke rumah korban DAPERUM NAINGGOLAN atas permintaan korban MAYA SYOFIA
AMBARITA, korban DAPERUM NAINGGOLAN menunjukkan sikap ketidaksukaan
akan kehadiran Terdakwa tersebut dengan menanyakan kepada Terdakwa dengan
nada tinggi “ Nginap atau tidak kamu ? Kalau nginap nanti kita gak enak sama
abang kita Douglas “ dan ketika pertanyaan korban DAPERUM NAINGGOLAN itu
dijawab oleh korban MAYA SYOFIA AMBARITA “ terserah mau nginap atau nggak,
soalnya ini bukan rumah kita, kita Cuma numpang di sini “ korban DAPERUM
NAINGGOLAN mengatakan “ Udah tau kamu, kalau nginap di sini abang saya gak
suka “ sambil berkata kepada Terdakwa “ Kamu tidur di belakang saja, kayak
sampah kamu “ dengan bahasa Batak. Ucapan korban DAPERUM NAINGGOLAN
tersebut memicu kekesalan dan kemarahan Terdakwa kepada korban DAPERUM
NAINGGOLAN ;
Menimbang, bahwa beberapa saat setelah Terdakwa mendengar kata-kata
korban DAPERUM NAINGGOLAN tersebut, Terdakwa sempat ke dapur untuk
mengambil minum dan duduk di kursi sambil arah tatapan mata Terdakwa tertuju
pada korban DAPERUM NAINGGOLAN yang sedang rebahan di ruang keluarga
sambil menonton televisi yang di sebelahnya ada korban MAYA SOFYA AMBARITA
sedang tidur ;
Menimbang, bahwa sebagaimana telah diterangkan oleh Terdakwa di
persidangan, ia Terdakwa ketika melihat sebatang besi linggis di bawah wasthafel di
dapur, lalu Terdakwa mengambil besi linggis tersebut dan mendekati ke arah korban
DAPERUM NAINGGOLAN dan seketika memukulkan besi linggis dengan
mengayunkannya ke arah kepala korban DAPERUM NAINGGOLAN, lalu ketika
korban MAYA SYOFIA AMBAR AMBARITA terbangun langsung dipukul juga oleh
Terdakwa memakai besi linggis ke arah kepala sehingga korban DAPERUM

Dan korban MAYA SYOFIA AMBARITA mengerang kesakitan, namun kembali


Terdakwa memukulkan besi linggis masing-masing sekali ke arah kedua korban ;
Menimbang, bahwa berikutnya setelah Terdakwa menyekap dan mencekik
korban SARAH MARISA PUTRI NAINGGOLAN dan korban YEHEZIKEL ARYA
PASKAH NAINGGOLAN sampai mati lemas di kamar, Terdakwa yang melihat korban
DAPERUM NAINGGOLAN dan korban MAYA SYOFIA AMBARITA pingsan,
langsung menusukkan besi linggis ke leher korban DAPERUM NAINGGOLAN dan
leher korban MAYA SYOFIA AMBARITA masing-masing sebanyak 3 ( tiga ) kali
sehingga menyebabkan pendarahan hebat ;
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti hasil Visum et Repertum Tim
Kedokteran Forensik RS Bhayangkara TK.I R. SAID SUKANTO yang dilakukan
terhadap jenasah ke-empat korban, terdapat persesuaian antara luka-luka yang
dialami ke-empat korban yaitu DAPERUM NAINGGOLAN, MAYA SYOFIA
AMBARITA, SARAH MARISA PUTRI NAINGGOLAN dan YEHEZIKEL ARYA
PASKAH NAINGGOLAN beserta kesimpulan penyebab luka-luka serta penyebab
kematiannya dikaitkan dengan perbuatan yang dilakukan Terdakwa ;
Menimbang, bahwa menurut Majelis Hakim terdapat jarak waktu antara
timbulnya amarah dan kekesalan pada diri Terdakwa oleh perkataan korban
DAPERUM NAINGGOLAN dengan perbuatan yang dilakukan Terdakwa yaitu sekitar
15 ( limabelas ) menit, di mana pada saat korban DAPERUM NAINGGOLAN berkata
dengan nada tinggi pada Terdakwa “ Kamu tidur di belakang saja, kayak sampah
kamu ! “pada sekira pukul 23.30 WIB , tidak seketika itu juga Terdakwa langsung
memukul korban DAPERUM NAINGGOLAN, melainkan setelah Terdakwa beberapa
saat duduk di dapur dan minum pada sekira pukul 23.45 WIB, sambil mata Terdakwa
menatap ke arah korban DAPERUM NAINGGOLAN yang sedang tiduran melihat TV
di ruang keluarga , dan ketika Terdakwa melihat ada besi linggis di bawah wasthafell,
selanjutnya Terdakwa melakukan perbuatannya sebagaimana uraian di atas yang
berakibat pada kematian ke-empat korban, sehingga jelas adanya tenggang waktu
bagi Terdakwa untuk mengurungkan perbuatanya setelah mendengar kata-kata kasar
korban DIPERUM NAINGGOLAN tersebut , namun Terdakwa tetap melakukannya ;
Menimbang, bahwa apalagi terdapat fakta ketika Terdakwa usai membekap
korban SARAH MARISA PUTRI NAINGGOLAN dan korban YEHEZIKEL ARYA
PASKAH NAINGGOLAN sampai mati lemas, Terdakwa yang melihat korban
DAPERUM NAINGGOLAN dan korban MAYA SYOFIA AMBARITA dalam keadaan
pingsan/tidak berdaya/terkapar, justru Terdakwa kembali melakukan perbuatannya
dengan menusukkan besi linggis di bagian tajamnya ke leher kedua korban masin
g- masing sebanyak 3 ( tiga ) kali, padahal terdapat tenggang waktu bagi
Terdakwa

tersebut karena Terdakwa sebenarnya telah melihat korban DAPERUM


NAINGGOLAN dan korban MAYA SYOFIA AMBARITA tidak berdaya ;
Menimbang, bahwa jika fakta tentang perbuatan Terdakwa tersebut
dihubungkan dengan Teori Kesengajaan dan literatur mengenai perbuatan yang
direncanakan terlebih dahulu sebagaimana di atas, maka Majelis Hakim berpendapat
perbuatan Terdakwa telah memenuhi unsur Dengan Sengaja dan Dengan Rencana
Terlebih Dahulu “ ;
Menimbang, bahwa sehingga Majelis Hakim tidak sependapat dengan Nota
Pembelaan Penasehat Hukum Terdakwa yang menyatakan perbuatan Terdakwa
tidak memenuhi unsur ‘ Dengan Rencana Terlebih Dahulu “ dengan alasan perbuatan
Terdakwa dilakukan dengan spontan dan tidak ada jeda waktu , tidak sempat berpikir
dan berlangsung dengan cepat , sebab pada fakta yang telah dipertimbangkan di
atas, terbukti perbuatan Terdakwa tidak dilakukan seketika setelah Terdakwa
mendengar kata-kata kasar korban DAPERUM NAINGGOLAN, namun ada jarak
waktu , di mana kata-kata kasar korban DEPERUM NAINGGOLAN pada Terdakwa
adalah terjadi sekira pukul 23.30 WIB sedangkan perbuatan Terdakwa memukul dan
menusuk korban DAPERUM NAINGGOLAN dan korban MAYA SYOFIA AMBARITA
serta menyekap sampai mati lemas korban SARAH MARISA PUTRI NAINGGOLAN
dan korban YEHEZIKEL ARYA PASKAH NAINGGOLAN dilakukan sesaat setelah
pukul 23.45 WIB , sehingga ada jarak waktu kurang lebih 15 ( lima belas ) menit sejak
Terdakwa terpicu kekesalan dan amarahnya pada korban DEPERUM NAINGGOLAN
dengan perbuatan yang dilakukan Terdakwa ;
Menimbang, bahwa jika melihat dan mempertimbangkan luka-luka yang
dialami korban DAPERUM NAINGGOLAN dan korban MAYA SYOFIA AMBARITA
serta luka-luka bekas cekikan leher korban SARAH MARISA PUTRI NAINGGOLAN
dan korban YEHEZIKEL ARYA PASKAH NAINGGOLAN sebagaimana tertuang
dalam Visum et Repertum pada jenasah ke-empat korban, diperoleh petunjuk yang
didapat dari adanya patahnya tulang tengkorak, terpotongnya pembuluh nadi leher,
kerongkongan dan tenggorok, patah tulang mata kanan, tulang leher ke-empat
korban , di mana petunjuk tersebut membuktikan perbuatan Terdakwa dilandasi oleh
kemarahan yang luar biasa pada korban DAPERUM NAINGGOLAN dan
dilampiaskan menggunakan alat besi linggis , lalu karena takut perbuatannya
diketahui , Terdakwa juga mencekikan tangannya pada korban SARAH MARISA
PUTRI NAINGGOLAN dan korban YEHEZIKEL ARYA PASKAH NAINGGOLAN , dan
semestinya Terdakwa mengetahui akibat perbuatannya adalah akan mengaki batkan
kematian pada korban
Menimbang bahwa berdasarkan uraian pertimbangan tersebut di atas, Majelis
Hakim berpendapat unsur “Dengan Sengaja dan Dengan Rencana Terlebih Dahulu”
telah terpenuhi.
Ad.3. Unsur Merampas Nyawa Orang Lain;

Menimbang, bahwa sebagaimana fakta hukum di persidangan, pada jenasah


korban DAPERUM NAINGGOLAN, korban MAYA SYOFIA AMBARITA, korban
SARAH MARISA PUTRI NAINGGOLAN dan korban YEHEZIKEL ARYA PASKAH
NAINGGOLAN telah dilakukan pemeriksaan oleh Tim Kedokteran Forensik Rumah
Sakit Bhayangkara TK.I R.SAID SUKANTO masing-masing :
1. berdasarkan bukti Visum et Repertum No.R/363/SK.B/XI/2018/IKJ tanggal 03
Desember 2018 atas nama korban DAPERUM NAINGGOLAN dengan
kesimpulan sebab mati adalah kekerasan tajam pada leher yang memotong
pembuluh nadi utama leher sehingga menyebabkan pendarahan ; kekerasan
tumpul pada kepala memperburuk keadaan ;
2. berdasarkan bukti Visum et Repertum No.R/364/SK.B/XI/2018/IKJ tanggal 19
Nopember 2018 atas nama korban MAYA SYOFIA AMBARITA dengan
kesimpulan sebab mati adalah akibat kekerasan tajam pada leher yang
memotong pembuluh nadi utama leher, sehingga menyebabkan pendarahan,
kekerasan tumpul pada kepala memperburuk keadaan ;
3. berdasarkan bukti Visum et Repertum No.R/365/SK.B/XI/2018/IKJ tanggal 19
Nopember 2018 atas nama korban SARAH MARISA PUTRI NAINGGOLAN
dengan kesimpulan sebab mati adalah akibat kekerasan tumpul pada leher
yang menutup jalan nafas sehingga menyebabkan mati lemas ;
4. berdasarkan bukti Visum et Repertum No.R/366/SK.B/XI/2018/IKJ tanggal 03
Desember 2018 atas nama korban YEHEZIKEL ARYA PASKAH
NAINGGOLAN dengan kesimpulan sebab mati adalah akibat kekerasan
tumpul pada leher yang menutup jalan nafas sehingga menyebabkan mati
lemas ;

Menimbang, bahwa jika sebab kematian ke-empat korban yaitu DAPERUM


NAINGGOLAN, korban MAYA SYOFIA AMBARITA, korban SARAH MARISA PUTRI
NAINGGOLAN dan korban YEHEZIKEL ARYA PASKAH NAINGGOLAN
dihubungkan dengan keterangan Terdakwa yang melakukan perbuatannya kepada
ke-empat korban yaitu pada korban DEPERUM NAINGGOLAN dan korban MAYA
SYOFIA AMBARITA dengan cara memukul atau mengayunkan besi linggis pada
kepala kedua korban masing-masing sebanyak dua kali dan menusuk leher korban
masing-masing sebanyak 3 ( tiga ) kali maka terdapat persesuaian sebagaimana
ditemukan luka-luka terbuka pada bagian kepala kedua korban, pada wajah,
terpotongnya pembuluh nadi utama , luka terbuka pada leher ,
terpotongnyakerongkongan, batang tenggorok patah tulang tengkorak pada
pemeriksaan jenasah kedua korban ;
Menimbang, bahwa hal demikian pula sebagaimana tersebut di atas juga
terdapat persesuaian antara perbuatan Terdakwa pada korban SARAH MARISA
PUTRI NAINGGOLAN dan pada korban YEHEZIKEL ARYA PASKAH NAINGGOLAN
dengan cara Terdakwa menyekap dan mencekik leher kedua korban sampai kedua
korban mati lemas, di mana pada pemeriksaan jenasah kedua korban ditemukan
adanya kekerasan tumpul pada leher dan mulut yang menutup saluran nafas
sehingga menyebabkan kedua korban mati lemas ;
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan tersebut di atas,
terdapat hubungan kausalitas antara akibat perbuatan dengan penyebabnya yaitu
adanya kematian atau hilangnya nyawa korban DEPERUM NAINGGOLAN, korban
MAYA SYOFIA AMBARITA, korban SARAH MARISA PUTRI NAINGGOLAN dan
korban YEHEZIKEL ARYA PASKAH NAINGGOLAN dengan penyebabnya yaitu
perbuatan Terdakwa yang memukul kepala sebanyak dua kali dan menusuk leher
sebanyak tiga kali pada korban DEPERUM NAINGGOLAN dan korban MAYA
SYOFIA AMBARITA dengan memakai besi linggis , lalu perbuatan Terdakwa
membekap dan mencekik leher korban SARAH MARISA PUTRI NAINGGOLAN dan
korban YEHEZIKEL ARYA PASKAH NAINGGOLAN sampai tidak lagi bernafas ;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka Majelis
Hakim berpendapat unsur “Merampas Nyawa Orang Lain” telah terpenuhi.
Menimbang, bahwa oleh karena unsur “ Dengan Sengaja dan Dengan
Rencana Terlebih Dahulu “ serta unsur “ Merampas Nyawa Orang Lain “ telah
terpenuhi, maka dengan demikian telah terbukti adanya perbuatan pidana yang
menunjuk Terdakwa sebagai pelakunya, sehingga memang Terdakwa-lah sebagai

Agun
Barang Siapa yang didakwa melakukan perbuatan Dengan Sengaja dan Dengan

Ind
Rencana Terlebih Dahulu , oleh karenanya unsur “ Barang Siapa “ dengan sendirinya
telah terpenuhi pula ;

g
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan
Dakwaan Kedua sebagaimana uraian di bawah ini ;
Ad.1. Unsur Barang Siapa ;

Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa dalam dakwaan Kedua Primair


incasu adalah sama orangnya dengan Terdakwa dalam dakwaan Kesatu Primair,
maka Majelis Hakim mengambil alih pada pertimbangan mengenai unsur “ Barang
Siapa “ sebagaimana uraian di atas, dengan tetap mempertimbangkan apakah
perbuatan Terdakwa memenuhi unsur-unsur sebagaimana dakwaan incasu ;

Ad.2. Unsur Mengambil Barang Sesuatu Yang Seluruhnya Atau Sebagian


Kepunyaan Orang Lain.

menimbang bahwa berdasarkanketerangan Terdakwa dan adanya


bukti petunjuk yang diperoleh dari persesuaian antara keterangan saksi-saksi ,
serta barang bukti di persidangan bahwa benar, diperoleh fakta-fakta hukum
sebagai berikut:
- Bahwa Terdakwamenuju ke kamar tidur korban DAPERUM NAINGGOLAN
untuk mengambil uang dari laci lemari milik korban DAPERUM
NAINGGOLAN sebanyak Rp 2.000.000,- (dua juta rupiah) serta 4 (empat)
buah handphone milik korban DAPERUM NAINGGOLAN yaitu 1 (satu) unit
handphone Samsung Note N7100 warna hitam, 1 (satu) unit handphone
merk Samsung Core 2 warna hitam, 1 (satu) unit handphone Samsung A6
warna hitam dan 1 (unit) handphone Nokia C3 warna putih kombinasi hitam,
kemudian Terdakwa juga melihat ada kunci mobil korban DAPERUM
NAINGGOLAN yang diletakkan di dalam laci lemari tersebut, setelah itu
terdakwa ambil kunci mobil Nissan X-trail warna silver No.Pol : B 1075 UOG
milik korban kemudian Terdakwa memasukkan semua barang-barang milik
korban DAPERUM NAINGGOLAN ke dalam tas selempang warna biru
dongker milik Terdakwa, kemudian pada hari Selasa tanggal 13 November
2018 sekira pukul 03.00 Wib, Terdakwa keluar rumah korban dengan
membawa linggis beserta barang-barang milik korban DAPERUM
NAINGGOLAN yaitu uang tunai Rp 2.000.000,- (dua juta rupiah) serta 4
(empat) buah handphone dan kunci mobil Nissan X-trail warna silver No.Pol :
B 1075 UOG melalui pintu samping, kemudian Terdakwa menuju ke mobil
Nissan X-trail warna silver No.Pol : B 1075 UOG milik korban DAPERUM
NAINGGOLAN yang berada di parkiran kontrakan milik saksi DOGLAS
NAINGGOLAN, setelah itu Terdakwa membuka pintu mobil bagian kiri
belakang penumpang lalu meletakkan linggis dan tas selempang warna biru
dongker di jok bagian tengah mobil, kemudian Terdakwa membuka pagar
kontrakan selanjutnya kembali ke mobil dan menjalankan mobil Nissan X-trail
warna silver No.Pol : B 1075 UOG keluar kontrakan untuk melarikan diri.

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas unsur “mengambil


barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain ” telah
terpenuhi.

Ad.3. Unsur Dengan Maksud Untuk Dimiliki Secara Melawan Hukum;

Menimbang, bahwa sebagaimana fakta di persidangan Terdakwa mengambil


uang tunai sejumlah Rp 2.000.000,- (dua juta rupiah) dari lemari korban DAPERUM
NAINGGOLAN adalah untuk digunakan ketika melarikan diri, sedangkan men
gambil 4 (empat) buah handphone milik korban DAPERUM NAINGGOLAN yaitu 1
(satu) unit handphone Samsung Note N7100 warna hitam, 1 (satu) unit
handphone merksamsung, dan 1 (satu) unit handphone Samsung A6 warna hitam
dan 1 (unit) handphone Nokia C3 warna putih kombinasi hitam dengan tujuan agar
jejak Terdakwa tidak diketahui;
Menimbang, bahwa selanjutnyaTerdakwa menggunakan uang yang diambil
dari laci lemari korban DEPERUM NAINGGOLAN untuk membayar kontrakan seol ah
uang milik Terdakwa sendiri , padahal Terdakwa memperolehnya adalah tanpa sei jin
dan sepengetahuan pemiliknya ;
Dengan demikian unsur “DenganMaksud Untuk Dimiliki Secara Melawan
Hukum” telah terpenuhi.

Ad.4. Unsur di Waktu Malam Dalam Sebuah Rumah Atau Pekarangan Tertutup
Yang Ada Rumahnya, Yang Dilakukan Oleh Orang Yang Ada Di Situ Tidak
Diketahui atau Tidak Dikehendaki Oleh Yang Berhak;

Menimbang, bahwa sebagaimana fakta di persidangan, Terdakwa ada di


rumah korban DAPERUM NAINGGOLAN sekira pukul 21.00 WIB sampai dengan
sekira pukul 03.00 WIB di mana setelah Terdakwa selesai melakukan perbuatannya
seperti diuraikan dalam Dakwaan kesatu, selanjutnya Terdakwa menuju ke kamar
tidur korban DAPERUM NAINGGOLAN untuk mengambil uang dari laci lemari milik
korban DAPERUM NAINGGOLAN sebanyak Rp 2.000.000,- (dua juta rupiah) serta 4
(empat) buah handphone milik korban DAPERUM NAINGGOLAN yaitu 1 (satu) unit
handphone Samsung Note N7100 warna hitam, 1 (satu) unit handphone merk
Samsung Core 2 warna hitam, 1 (satu) unit handphone Samsung A6 warna hitam
dan 1 (unit) handphone Nokia C3 warna putih kombinasi hitam, kemudian terdakwa
juga melihat ada kunci mobil korban DAPERUM NAINGGOLAN yang diletakan di
dalam laci lemari tersebut, setelah itu terdakwa ambil kunci mobil Nissan X-trail
warna silver No.Pol : B 1075 UOG milik korban kemudian terdakwa memasukkan
semua barang-barang milik korban DAPERUM NAINGGOLAN ke dalam tas
selempang warna biru dongker milik terdakwa, kemudian pada hari Selasa tanggal
13 November 2018 sekira pukul 03.00 Wib, Terdakwakeluar rumah korban dengan
membawa linggis beserta barang-barang milik korban DAPERUM NAINGGOLAN
yaitu uang tunai Rp 2.000.000,- (dua juta rupiah) serta 4 (empat) buah handphone
dan kunci mobil Nissan X-trail warna silver No.Pol : B 1075 UOG melalui pintu
samping, kemudian terdakwa menuju ke mobil Nissan X-trail warna silver No.Pol : B
1075 UOG milik korban DAPERUM NAINGGOLAN yang berada di parkiran
kontrakan milik saksi DOGLAS NAINGGOLAN, setelah itu Terdakwa membuka pintu
mobil bagian kiri belakang penumpang lalu meletakkan linggis dan tas selempang
warna biru dongker di jok bagian tengah mobil, kemudian Terdakwa membuka pagar
kontrakan selanjutnya kembali ke mobil dan menjalankan mobil Nissan X-trail warna
silver No.Pol : B 1075 UOG keluar kontrakan untuk melarikan diri.

menimbang bahwa rangkaian perbuatan Terdakwa mengambil barang-barang


milik korban DAPERUM NAINGGOLAN tersebut;
Dengan demikian unsur “diwaktu malam dalam sebuah rumah atau
pekarangan tertutup yang ada rumahnya, yang dilakukan oleh orang yang ada di situ
tidak diketahui atau tidak dikehendaki oleh yang berhak” telah terpenuhi;

Menimbang, bahwa oleh karena semua unsur dari Pasal 340 KUHPidan a dan
Pasal 363 Ayat (1) ke-3 KUHPidana telah terpenuhi, maka Terdakwaharuslah
dinyatakan telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana
sebagaimana didakwakan dalam dakwaan Primair Kesatu dan Kedua;

Menimbang, bahwa oleh karena dakwaan Primair telah terbukti maka


Dakwaan Subsidair dan Lebih Subsiair tidak perlu dipertimbangkan lagi;

Menimbang, bahwa dalam persidangan, Majelis Hakim tidak menemukan hal-


hal yang dapat menghapuskan pertanggungjawaban pidana, baik sebagai alasan
pembenar dan atau alasan pemaaf, makaTerdakwa harus
mempertanggungjawabkan perbuatannya;

Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa mampu bertanggung jawab, maka


harus dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana;

Menimbang, bahwa terhadap barang bukti yang diajukan di persidangan untuk


selanjutnya dipertimbangkan sebagai berikut:

Menimbang, bahwa barang bukti berupa :


- 1 (satu) unit Mobil Nissan Xtrail warna Silver Nopol B 1075 UOG;
- 1 (satu) buah kunci mobil Nissan Xtrail;
- 1 (satu) unit Handphone Samsung note n7100 warna hitam;
- 1 (satu) unit Handphone Nokia C3 warna putih kombinasi hitam;
- 1 (satu) unit handphone Samsung A6 warna hitam;
- 1 (satu) unit Handphone Samsung core2 warna hitam;
- 1 (satu) unit Handphone Samsung J1 warna putih.
- 1 (satu) unit sepeda motor Honda warna hitam kombinasi merah muda.
- 1 (satu) unit Handphone Oppo warna Hitam;
- 1 (satu) pcs baju kaos warna hitam milik HARRIS SIMAMORA;
- 1 (satu) pcs Celana Jeans Panjang berwarna hitam milik HARRIS
SIMAMORA;
- 1 (satu) buah sandal jepit merk Ando Size 42 milik HARRIS SIMAMORA;
- 1 (satu) buah tas slempang warna biru;
- 1 (satu) buah Sprai Motif garis-garis;
- 2 (dua) buah sarung bantal warna biru dan motif batik;
- 1 (satu) buah selimut warna merah;...

- Satu buah gagang pintu terbuat dari stainless;


- 1 (satu) buah sarung bantal bercorak TRANSFORMER;
- 1 (satu) buah sarung bantal bercorak DORAEMON;
- 1 (satu) buah kerudung berwarna putih gading;
- 1 (satu) buah kran air berwarna putih;
- 1 (satu) bilah golok bersarung kayu dengan panjang + 36 cm;
- 1 (satu) buah gunting stainless dengan panjang + 16 cm;
- 1 (satu) buah sprei bercorak boneka;
- 1 (satu) buah casing HP;
- 1 (satu) pcs celana pendek warna merah;
- 1 (satu) pcs kaos warna abu-abuberkerah merah bertuliskan KASAD CUP KE
IV;
- 1 (satu) pcs kaos biru dongker bertuliskan VIKING ADIVERAW;
- 1 (satu) pcs Jaket warna hitam bertuliskan PT. USRA TAMPI INDONESIA;
- 1(satu) setel baju tidur anak warna biru milik korban a.n SARAH MARISA
PUTRI NAINGGOLAN;
- 1 (satu) setel baju tidur anak warna kuning a.n YEHEZKEIL ARYA
NAINGGOLAN;
- 1 (satu) pcs celana dalam warna merah muda milik korban MAYA BORU
AMBARITA;
- 1 (satu) pcs celana pendek warna merah milik korban a.n DAPERUM
NAINGGOLAN;
- 1 (satu) pcs Baju kaos warna hitam milik korban a.n DAPERUM
NAINGGOLAN;
- 1 (satu) pcs baju tidur warna hitam milik korban a.n MAYA BORU AMBARITA;
- 1 (satu) pcs celana pendek warna merah.
Akan ditentukan sebagaimana dalam amar putusan dengan merujuk pada
ketentuan pasal 191 ayat (1) KUHAP , di mana khusus mengenai barang bukti
1 (satu) unit sepeda motor Honda warna Hitam kombinasi merah muda yang oleh
Penuntut Umum agar Dinyatakan Dirampas Untuk Negara, Majelis Hakim tidak
sependapat dengan alasan barang bukti tersebut tidak ada keterkaitan dengan
kejahatan yang dilakukan oleh Terdakwa, sehingga haruslah dikembalikan
kepada pihak darimana barang bukti tersebut disita ;

Menimbang, bahwa demikian pula dengan barang bukti 1 (satu ) unit


Handphone Oppo warna Hitam, yang oleh Penuntut Umum agar Dinyatakan
Dirampas Untuk Dimusnahkan, Majelis Hakim tidak sependapat dengan alasan,
barang bukti berupa Handphone milik Terdakwa tersebut bukanlah barang bu kti yang
digunakan sebagai alat untuk melakukan kejahatan ( Instrumentalia Delicht ) dan
tindakan keterkaitan dengan kejahatan yang dilakukan Terdakwa, sehingga harusah
dikembalikan kepada darimana barang bukti tersebut disita ;

Menimbang, bahwa untuk menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa maka perlu


dipertimbangkan terlebih dahulu hal-hal yang memberatkan dan yang meringankan
Terdakwa :
Hal-hal yang memberatkan:
- Bahwa Terdakwa berusaha menghilangkan jejak setelah melakukan
perbuatannya , bahkan ketika ditangkap Polisi di Gunung Guntur, Terdakwa
menyangkal bahwa ia adalah bernama Harry alias Harris Sandigon ;
- Bahwa Terdakwa membuang barang bukti besi linggis yang digunakannya
untuk membunuh korban DAPERUM NAINGGOLAN dan korban MAYA
SYOFIA AMBARITA , hal mana tidak sesuai dengan keterangan Terdakwa
yang merasa menyesal dan merenung kurang lebih satu jam usai melakukan
pembunuhan, namun Terdakwa tidak menunjukkan penyesalannya tersebut
dengan meneyerahkan diri pada pihak berwajib tapi justru melarikan diri ;
- Bahwa perbuatan Terdakwa menimbulkan penderitaan yang mendalam dan
berkepanjangan bagi keluarga korban .
- Bahwa perbuatan Terdakwa dilakukan secara sadis.
- Bahwa perbuatan Terdakwa menyebabkan 4 orang korban kehilangan harta
benda & nyawa, 2 orang diantaranya masih berusia anak yaitu korban Sarah
(9 tahun) dan korban Arya (7 tahun).

- Bahwa perbuatan Terdakwa menimbulkan kegoncangan sosial dan


terusiknya solidaritas kemanusiaan ;

Hal-hal yang meringankan:


- Tidak ada hal yang meringankan , sebab walaupun Terdakwa kooperatif dan
terus terang di persidangan, yang menurut Penasehat Hukum Terdakwa tan
pa adanya keterus terangan Terdakwa maka pelaku pembunuhan tidak akan
terungkap, namun Majelis Hakim tidak sependapat, dengan alasan bahwa
melalui persesuaian di antara alat-alat bukti dan barang bukti di persidangan
tanpa pengakuan Terdakwa pun melalui bukti Petunjuk , pemeriksaan
perkara incasu akan dapat mengungkap siapa pelakunya, hal mana juga
terbukti ketika Terdakwa pada saat awal ditangkap di Gunung Guntur juga
menyangkal identitasnya , namun setelah ditunjukkan bukti-bukti lain misalnya
tentang fakta adanya Chatt Whatssap yang dilakukan Terdakwa dengan saksi
MANGARATUA SIDABUTAR dengan menggunakan nomor milik korban
DAPERUM NAIGGOLAN Terdakwa tidak dapat menyangkal lagi ;

Menimbang, berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas, maka


Majelis Hakim berpendapat pidana yang akan dijatuhkan pada diri Terdakwa selain

Sebagai bentuk pertanggung jawaban atas perbuatan Terdakwa secara setimpal, ju ga


bertujuan agar menghindari tuntutan atau reaksi yan g bersifat balas dendam (extra
legal execution) ;

Menimbang, bahwa akhirnya Majelis Hakim juga berlindung dan memohon


kepada Dzat yang Maha Adil dalam memutuskan perkara ini ;

BISMILLAHI TAWAKKALTU 'ALALLAHI, ALLAHUMMA INNI A'UDZUBIKA AN


ADHILLA AW UDHALLA AW AZILLA AU UZALLA AW AZHLIMA AW UZHLAMA AW
AJHALA AU YUJHILA 'ALAYYA.” “Dengan nama Allah aku bertawakkal kepada
Allah. Ya Allah! Aku berlindung kepada Engkau dari tergelincir atau digelincirkan
orang, dari menganiaya atau dianiaya orang, dari kebodohanku sendiri atau dibodoh i
orang” ;
Memperhatikan, Pasal 340 KUHPidana dan Pasal 363 Ayat (1) ke-3
KUHPidanadan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidan a
serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan.

MENGADILI:

1. Menyatakan Terdakwa HARRY ARIS SANDIGON Alias HARRIS Alias ARI telah
terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
“Pembunuhan berencana dan Pencurian dalam keadaan memberatkan”;
2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa HARRY ARIS SANDIGON Alias
HARRIS Alias ARI dengan Pidana Mati;
3. Menetapkan Terdakwa tetap berada dalam tahanan;
4. Menetapkan barang bukti berupa :
- 1 (satu) unit Mobil Nissan Xtrail warna Silver Nopol B 1075 UOG;
- 1 (satu) buah kunci mobil Nissan Xtrail;
- 1 (satu) unit Handphone Samsung note n7100 warna hitam;
- 1 (satu) unit Handphone Nokia C3 warna putih kombinasi hitam;
- 1 (satu) unit handphone Samsung A6 warna hitam;
- 1 (satu) unit Handphone Samsung core2 warna hitam;
dikembalikan kepada pemiliknya yang berhak melalui saksi DOUGLAS
NAINGGOLAN.
- 1 (satu) unit Handphone Samsung J1 warna putih.
dikembalikan kepada pemiliknya yang berhak yaitu saksi MANGARATUA
SIDABUTAR.
- 1 (satu) unit sepeda motor Honda warna hitam kombinasi merah muda.
dikembalikan kepada pihak yang Berhak
- 1 (satu) unit Handphone Oppo warna
Hitam;
dikembalikan kepada pihak yang Berhaksatu
pcs kaos warna hitam hitam milik HARRIS
SIMAMORA;
- 1 (satu) pcs Celana Jeans Panjang berwarna hitam milik HARRIS
SIMAMORA;
- 1 (satu) buah sandal jepit merk Ando Size 42 milik HARRIS SIMAMORA;
- 1 (satu) buah tas slempang warna biru;
- 1 (satu) buah Sprai Motif garis-garis;
- 2 (dua) buah sarung bantal warna biru dan motif batik;
- 1 (satu) buah selimut warna merah;
- 1 (satu) buah gagang pintu terbuat dari stainless;
- 1 (satu) buah sarung bantal bercorak TRANSFORMER;
- 1 (satu) buah sarung bantal bercorak DORAEMON;
- 1 (satu) buah kerudung berwarna putih gading;
- 1 (satu) buah kran air berwarna putih;
- 1 (satu) bilah golok bersarung kayu dengan panjang + 36 cm;
- 1 (satu) buah gunting stainless dengan panjang + 16 cm;
- 1 (satu) buah sprei bercorak boneka;
- 1 (satu) buah casing HP;
- 1 (satu) pcs celana pendek warna merah;
- 1 (satu) pcs kaos warna abu-abu berkerah merah bertuliskan KASAD CUP KE
IV;
- 1 (satu) pcs kaos biru dongker bertuliskan VIKING ADIVERAW;
- 1 (satu) pcs Jaket warna hitam bertuliskan PT. USRA TAMPI INDONESIA;
- 1(satu) setel baju tidur anak warna biru milik korban a.n SARAH MARISA
PUTRI NAINGGOLAN;
- 1 (satu) setel baju tidur anak warna kuning a.n YEHEZKEIL ARYA
NAINGGOLAN;
- 1 (satu) pcs celana dalam warna merah muda milik korban MAYA BORU
AMBARITA;
- 1 (satu) pcs celana pendek warna merah milik korban a.n DAPERUM
NAINGGOLAN;
- 1 (satu) pcs Baju kaos warna hitam milik korban a.n DAPERUM
NAINGGOLAN;
- 1 (satu) pcs baju tidur warna hitam milik korban a.n MAYA BORU AMBARITA;
- 1 (satu) pcs celana pendek warna merah.
dirampas untuk dimusnahkan.
5. Membebankan biaya perkara kepada Negara;

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim


Pengadilan Negeri Bekasi, pada hari SENIN, tanggal 29 JULI 2019, oleh kami

Ketua, NENG DEWI, S.H., RINA AMELIA, S.H.,M.H.,dan YAYANG HAELISMAN,S.H.,


M.H.,masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan tersebut diucapkan pada hari
RABU, tanggal 31 JULI 2019dalam persidangan yang dinyatakan terbuka untuk
umum oleh Hakim Ketua tersebut dengan didampingi Hakim-Hakim Anggota,
.Panitera Pengganti pada Pengadilan Negeri tersebut, dihadiri KRISMA MONALIA,
S.H.,M.H Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri KotaBekasi, di hadapan
TerdakwadanPenasihatHukumTerdakwa.
m
Hakim – Hakim Anggota, Hakim Ketua,

ak
1. Rina Amelia, S.H., M.H.

Neng Dewi,S.H

2. Yayang Haelisman, S.H., M.H.

Panitera Pengganti,

Krisma Monalia, S.H., M.H.

KRONOLOGI KASUS

Pada hari Selasa, 13 November 2018 ditemukan satu keluarga tewas dibunuh di Jalan Bojong Nangka 2,
RT 002 RW 07, Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, Jawa Barat. Mereka
ditemukan tergeletak bersimbah darah oleh saksi yang bernama Feby Liga Rukiani. Awalnya saksi
melihat pukul 03.30 WIB gerbang kontrakan dan televisi di rumah korban menyala. Karena curiga, saksi
mencoba memanggil dari luar rumah korban dan menelepon korban tapi tidak ada yang menjawab.
Selanjutnya pada saat saksi ingin berangkat kerja pukul 06.30 WIB dirinya makin curiga, karena
penasaran saksi mengintip melalui jendela rumah korban dan melihat sudah banyak korban yang
tergeletak dengan banyak darah. Melihat hal itu, saksi langsung melaporkan pada ketua RT dan anggota
Polsek Pondok Gede Bekasi. Anggota Polsek Pondok Gede dating dan segera mengidentifikasi korban-
korban tersebut. Diketauhi ada 4 korban dalam pembunuhan itu dan mereka satu keluarga. Mereka
adalah Diperum Nainggolan (38), Maya Boru Ambarita (37), Sarah Boru Nainggolan (9), dan Arya
Nainggolan (7). Saat itu belum diketahui dalang dibalik pembunuhan keji tersebut. Polisi pun mulai
menggali informasi dan mencari tersangka. Singkat cerita besoknya pada hari Rabu, 14 November 2018
polisi berhasil menangkap pelaku pembunuhan satu keluarga tersebut. Tersangka bernama Haris
Simamora (30) diketahui telah membunuh Diperum Nainggolan (38) suami, Maya Boru Ambarita (37)
istri, Sarah Boru Nainggolan (9) anak pertama, dan Arya Nainggolan (7) anak kedua. Haris ditangkap
saat mendaki gunung Guntur di Garut, Jawa Barat. Haris berada dirumah atau saung, dia mengaku ingin
mendaki gunung. Polisi pun menggeledah dan menemukan kunci mobil, HP dan uang sebanyak Rp. 4
juta. Saat ditangkap, Haris mengelak tak bersalah tapi polisi tetap membawa Haris ke Mapolda Metro
Jaya untuk dimintai keterangan dan didalami kasusnya. Selama 2 hari Haris ditahan dan polisi terus
mencari informasi tentang Haris. Lalu akhirnya pada Jumat, 16 November 2018 Haris mengaku
membunuh keluargaDiperum.

Setelah Haris mengaku, pihak kepolisian memastikan akan memeriksa kondisi psikologis Haris
Simamora. Haris diperiksa guna untuk mengetahui kejiwaannya. Menurut pemeriksaan polisi, Haris
secara sadar melakukan pembunuhan itu dan tidak berpengaruh apapun. Ia sama sekali tidak berada
dalam pengaruh alkohol dan narkoba. Kepada polisi, Haris mengaku membunuh karena dendam
terhadap korban. Haris dendam dikarenakan beberapa hal, Haris merasa penghasilannya diambil oleh
korban. Haris dulunya merupakan “Bapak Kost”
dirumahkostyangterletakdiJalanBojongNangka2,PondokGede,Bekasi.Tapikemudian

digantikan oleh korban Diperum Nainggolan dan Maya Ambarita yang merupakan kaka ipar pelaku.
Meski tidak bekerja lagi sebagai pengelola kos, Haris terkadang berkunjung ke kos- kosan tersebut untuk
menginap. Saat menginap, Haris mengaku sering mendapatkan penghinaan dari Diperum dan istrinya.
Penghinaan tersebut seperti dikatakan ‘tidak berguna’. Ia merasa sakit hati dengan hal itu, disisi lain
Haris makin sakit hati saat ia dibangunkan di pagi hari dengan menggunakan kaki.

Saat kejadian pembunuhan, Haris mengatakan ia membunuh 2 korban Diperum dan Maya
menggunakan linggis. Saat Haris menghabisi nyawa kedua korbannya itu, tiba tiba kedua anaknya
bangun dan ingin mengecek keadaan orang tua nya di ruang tengah. Haris pun langsung menghalangi
langkah kedua anak tersebut dan menuntunnya untuk kembali tidur. Haris menenangkan kedua anaknya
dengan mengatakan “Tidur lagi sana. Mama cuma sakit kok”. Tak hanya menenangkan, Haris juga
menidurkan keduanya agar tertidur lagi. Namun saat keduanya mulai tertidur, Haris justru mencekik
kedua nya hingga tewas.
Setelah menghabisi keempat korban tersebut, Haris Simamora pun pergi dengan menggunakan mobil
Nissan X-Trail yang terpakir di depan rumah korban dan membawa linggis yang ia jadikan senjata untuk
membunuh korban Diperum dan Maya. Haris mengaku membuang linggis tersebut di kawasan
Kalimalang untuk menghapus bukti.

“Tindak pidana untuk pelaku Haris Simamora (30) yaitu pembunuhan berencana dan pencurian dengan
kekerasan yang menyebabkan kematian, di mana pasal yang diterapkan adalah Pasal 365 Ayat 3,
kemudian 340 dan 338 KUHP dengan ancaman hukuman mati," ujar Wakil Kapolda Metro Jaya Brigjen
Wahyu Hadiningrat di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Jumat(16/11/2018).

Sumber:file:///C:/Users/user/Downloads/FebriyantiSantoso_52416010_Akuntansi%20(1).pdf

Anda mungkin juga menyukai