Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS PUTUSAN

PASAL 340 KUHP


PUTUSAN NOMOR : 691/Pid.B/2018/PN Stb

INSTRUKTUR PENGAMPU : CINDY MONIQUE, S.H.

Nama Kelompok :

1. Bintang Zaman Indrawi (475)

2. Muhammad Sobirin Ramadhan (497)

FAKULTAS HUKUM

LABORATORIUM HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIAH MALANG


DAFTAR ISI
1. Identitas Terdakwa..........................................................................................1
2. Ringkasan Kasus.............................................................................................2
3. Ringkasan Dakwaan.......................................................................................3
a. Jenis Dakwaan.............................................................................................3
b. Kesesuaian Dakwaan oleh Penuntut Umum.............................................4
4. Proses Pembuktian..........................................................................................5
a. Saksi a Charge...........................................................................................5
b.Saksi a De Charge.......................................................................................6
c. Alat Bukti.....................................................................................................6
5. Ringkasan Tuntutan........................................................................................7
a. Alasan PU Menuntut Dengan Pasal Tersebut.........................................7
b.Kesesuaian Tuntutan dengan Asas Keadilan, Kepastian, dan
Kemanfaatan...............................................8
6. Pertimbangan Hukum Hakim Pemeriksa Perkara......................................8
a. Teori yang Digunakan oleh Majelis Hakim..........................................9
b. Sumber Hukum dalam Putusan...............................................................9
c. Kesesuaian Alat Bukti dengan Fakta Persidangan...................................10
d. Pendapat Tentang Pertimbangan Hukum Hakim...................................10
7. Amar Putusan................................................................................................11
a. Bunyi Amar Putusan...................................................................................11
b. Jenis Putusan Majelis Hakim....................................................................12
c. Kesesuaian dengan Permintaan Umum.................................................12
8. Daftar Pustaka...............................................................................................13

ii
ANALISIS PUTUSAN No.691/Pid.B/2018/Pn Stb

1. Identitas Terdakwa
Dalam putusan pengadilan nomor 691/Pid.B/2018/PN Stb.
Mengidentifikasi identitas terdakwa :
1. Nama lengkap : Hendro Permana Putra alias Karebet
2. Tempat lahir : Sawit Hulu
3. Umur/Tanggal lahir : 28 tahun / 25 November 1989
4. Jenis kelamin : Laki-laki
5. Tempat tinggal : Dsn Banyu Urip Ds. Sei Litur Tasik Kec.
Sawit Seberang Kab. Langkat.
6. Agama : Islam
7. Pekerjaan : Mocok-mocok

2. Ringkasan Kasus
Pada hari kamis tanggal 12 April 2018 perkiraan pukul 20.00 WIB.
Terdakwa bersama-sama dengan saksi HENDRO Als ETONG, saksi
ALVIN SUGANDA, dan IDUL HERMIN berasa di rumah kosong yang
terletak di samping rumah saksi IDUL HERMIN, namun saat itu saksi
IDUL HERMIN sedang tidur lalu saksi HENDRO Als Entong mengajak
untuk merampok SANDIMIN lalu mereka bermalam di rumah kosong
tersebut. Pada keesokan harinya di hari Jumat tanggal 13 April 2018
sekira pukul 04.00 WIB. Terdakwa bersama kedua rekan bergerak dari
rumah kosong dengan mengendarai sepeda motor honda vario berwarna
merah hitam milik saksi ALVIN SUGANDA Als GONDO tiba di lokasi
sekira pada pukul 04.30 WIB. Terdakwa bersama kedua rekannya
membawa kayu broti yang didapat dari belakang rumah warga, namun
tidak terlaksana karena terdakwa HENDRO Als KAREBET meminta saksi
HENDRO Als ETONG untuk memukul korban SANDIMIN terlebih dahulu
namun tidak dilakukan oleh saksi, lalu korban lewat melintasi saksi
HENDRO Als ETONG dan kayu broti yang saksi dan terdakwa bawa
disembunyikan di dalam parit, sedangkan kayu yang dipegang oleh saksi
ALVIN SUGANDA Als GONDO disembunyikan di sawitan.
Bahwa pada keesokan harinya pada hari Sabtu tanggal 14 April 2018
dengan menggunakan sepeda motor yang sama terdakwa bersama kedua
rekan nya bergerak dari rumah kosong sekira pada pukul 04.00 WIB,
tiba di lokasi sekira pada pukul 04.30WIB, namun saat itu Terdakwa
dan kedua rekan nya tidak berjumpa dengan korban SANDIMIN.
Kemudian pada keesokan harinya pada hari Minggu tanggal 15 April

iii
2018 setiba nya di lokasi sekira pada pukul 04.40 WIB, namun tidak
menyadari bahwa korban SANDIMIN sudah melewati Terdakwa.
Bahwa pada keesokan harinya pada hari Senin tanggal 16 April 2018
dengan menggunakan sepeda motor yang sama Terdakwa dan kedua
rekan nya bergerak menuju lokasi dan tiba sekira pada pukul 04.30
WIB, dan saat itulah Terdakwa langsung memukul kepala korban
SANDIMIN dengan kayu broti dimana pada saat itu korban SANDIMIN
memakai topi berwarna hitam masih mengendarai sepeda motornya yang
sama mengakibatkan Korban SANDIMIN terjatuh dari sepeda motornya.
Setelah itu sepeda motor milik korban SANDIMIN dituntun oleh saksi
HENDRO Als Etong turun ke areal kebun sawit agar tidak dilihat oleh
orang yang melintas dimana along-along yang terdapat kotak fiber putih
didalamnya dibuang oleh Terdakwa ke dalam parit, dan pada saat itu
HENDRO Als ETONG menuntun sepeda motor milik korban SANDIMIN
diseret Terdakwa ke dalam sawitan dengan cara menarik kedua tangan
korban SANDIMIN dimana posisi korban dalam keadaan telungkup lalu
saksi HENDRO Als Etong memeriksa jaket dan celana milik korban,
saksi HENDRO Als Etong kembali ke jalan untuk mengambil kayu broti
namun pada saat itu saksi HENDRO Als Etong melihat saksi ALVIN
SUGANDA Als GONDO bersiap-siap pergi meninggalkan lokasi dengan
sepeda motornya. Saksi HENDRO Als Etong masih memegang kayu broti
menuju sepeda motor Korban SANDIMIN lalu sepeda motor Korban
dibawa ke jalan dan saksi HENDRO Als Etong melihat Terdakwa
memukul kepala korban SANDIMIN berkali-kali lalu terdakwa bersama
rekan nya sambil membawa kayu broti masing-masing.
Bahwa benar kemudian sekira 200 m saksi HENDRO Als Etong
menghentikan laju sepeda motor dan Terdakwa langsung turun
menyembunyikan 2 buah kayu broti disamping parit cucukan.
Kemudian sekira pukul 06.30 WIB Terdakwa dan saksi bertanya kepada
HENDRO Als Etong “apa dapat duitnya” lalu saksi menjawab “gak dapat
apa-apa, rasanya kayak makan taik”. Kemudian sekira pada pukul 15.00
WIB Terdakwa menjemput saksi menuju menuju bengkel pasar VI, dan
saat itu Terdakwa menatakan “Parangnya SANDIMIN hilang, aku mau
pergi kabur, abang apa ikut gak terlibat mukul”.
3. Ringkasan Dakwaan
Berdasarkan pada pasal 143 ayat (2( Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1981 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Dalam kasus
ini Terdakwa HENDRO PERMANA PUTRA Alias KAREBET, di dakwa dengan
dakwaan subsideritas, yaitu dakwaan yang memiliki beberapa tingkatan. Ini
berarti jika dakwaan utama (primair) terbukti, maka dakwaan berikutnya
(subsider) tidak perlu dipertimbangkan lagi. Dakwaan primair terhadap

iv
Sapandi adalah berdasarkan Pasal 340 Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP) juncto Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP, yang berkaitan dengan
pembunuhan yang direncanakan terlebih dahulu. Selanjutnya dalam
dakwaan kedua atau dakwaan subsider terdakwa Sapandi Alias Pandi
didakwa dengan ancaman pidana dalam Pasal 338 KUHP jo Pasal 55 ayat
(1) ke-1 KUHP tentang pembunuhan.
Tindak Pidana Pembunuhan Berencana yang diatur dalam
Pasal 340 Undang-Undang No.1 Tahun 1946 tentang Hukum Pidana yang
berbunyi: “Barangsiapa dengan sengaja dan dengan rencana terlebih
dahulu merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan
rencana, dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau
selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun." Terdapat beberapa
unsur delik dalam tindak pidana pembunuhan berencana, yang terdiri dari
2 (dua) macam, yaitu:
1. Unsur Subyektif
• Dengan sengaja;
• dengan rencana terlebih dahulu;
Unsur 340 dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1946 dimaksudkan unsur
Pasal 338 Undang-Undang No. 1 tahun 1946 tentang hukum pidana wajib
untuk dipenuhi sebelum pasal 340 Karena dalam pasal 340 KUHP
pembunuhan berencana dianggap sebagai pembunuhan yang berbeda dan
lain dengan pembunuhan biasa atau bentuk pokok.
2. Unsur Objektif
• Barang siapa
• Merampas nyawa orang lain
Unsur barang siapa adalah setiap orang (sebagai subyek hukum)
yang telah didakwa melakukan tindak pidana. unsur delik dalam pasal
tersebut sifatnya kumulatif, artinya untuk dapat dijatuhi pidana karena
pembunuhan berencana haruslah unsur “barangsiapa” dibuktikan dengan
unsur-unsur delik lainnya dalam delik yang didakwakan. Hal ini sesuai
dengan Putusan Mahkamah Agung RI No. 951 K/Pid/1982 tanggal 10
Agustus 1983 yang menyatakan bahwasannya unsur ini baru mempunyai
makna jika dikaitkan dengan unsur-unsur pidana lainnya, oleh karenanya

v
haruslah dibuktikan secara bersamaan dengan unsur-unsur lain dalam
perbuatan yang didakwakan dalam kaitan dengan unsur “barang siapa”.
Unsur merampas nyawa disini harus dapat dibuktikan,
dimana dalam dakwaan ini perbuatan menghilangkan nyawa orang lain itu
haruslah merupakan perbuatan yang aktif (mewujudkan perbuatan
tersebut dengan sebagian dari gerakan anggota tubuh) dan abstrak (tidak
menunjukkan bentuk konkrit tertentu). Dimana perbuatan tersebut harus
timbul suatu akibat yakni hilangnya nyawa orang lain. Pada unsur ini
dalam perbuatannya terdapat dua sifat yang harus dipenuhidiantaranya
terdapat sifat obyektif dan subyektif, sifat obyektif yaitu dilihat dari
perbuatan menghilangkan nyawa yang obyeknya adalah orang lain.
4. Proses Pembuktian
Pengertian saksi dalam Pasal 1 angka 26 Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1981 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)1 yang
berbunyi: “Saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna
kepentingan penyidikan, penuntutan dan peradilan tentang suatu perkara
pidana yang ia dengar sendiri, ia Iihat sendiri dan ia alami sendiri.”
Selanjutnya Pasal 1 angka 27 yang berbunyi: Keterangan saksi adalah
salah satu alat bukti dalam perkara pidana yang berupa keterangan dari
saksi mengenai suatu peristiwa pidana yang ia dengar sendiri, Ia lihat
sendiri dan ia alami sendiri dengan menyebut alasan dan pengetahuannya
itu.
a. Saksi a Charge
Proses pembuktian melibatkan saksi-saksi yang mendukung
dakwaan Penuntut Umum atau yang memberatkan pelaku. Adapun
beberapa saksi A charge atau saksi yang dihadirkan oleh penuntut
umum sebagai berikut :
1. Saksi DARMA YANTI alias YANTI
2. Saksi MISNAWATI alias WATI
3. Saksi ADE IRMA BR GULTOM
4. Saksi MUHAMMAD ALDI alias SONDON
5. Saksi TAUFIK ERRMADI

1
Pasal 1 angka 26 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Kitab Undang-Undang Hukum
Acara Pidana (KUHAP

vi
6. Saksi IDUK HERMIN alias BEDUL alias PENCIT
7. Saksi HENDRO alias ENTONG
8. Saksi ALVIN SUGANDA alias GONDO alias KELVIN

b. Saksi a De Charge
Saksi-saksi ini biasanya dihadirkan untuk memberikan kesaksian
yang meringankan terdakwa. Hal tersebut sesuai dengan isi Pasal 65
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Kitab Undang-Undang Hukum
Acara Pidana (KUHAP)2 yang berbunyi: “Tersangka atau terdakwa
berhak untuk mengusahakan dan mengajukan saksu dan atau
seseorang yang memiliki keahlian khusus guna memberikan
keterangan yang menguntungkan bagi dirinya.” Dalam putusan
tersebut, tidak ada informasi spesifik tentang saksi a de charge atau
kesaksiannya yang meringankan terdakwa.
c. Alat Bukti
Sesuai dengan Pasal 184 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1981 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)3, alat
bukti yang diakui antara lain keterangan saksi, keterangan ahli,
surat, petunjuk, dan keterangan terdakwa. Dalam kasus ini, alat
bukti yang digunakan meliputi keterangan saksi (seperti Saksi
Darma yanti), dan bukti surat seperti (Visum Ey Ravertum yang
menyatakan kematian korban)
Barang bukti yang diajukan dipersidangan meliputin :
1) 1 (satu potong baju kemeja warna hitam;
2) 1 (satu) potong jaket kulit hitam;
3) 1 (satu) potong celana keper warna cokelat;
4) 1 (satu) potong kaos singlet warna putih bercak darah;
5) 1 (satu) buah tas sandang warna cokelat;
6) 1 (satu) buab dompeet kulit warna cokelat;
7) 1 (satu) buah jam tangan merek Builida;
8) 1 (satu) buah topi warna hitam;
9) 1 (satu) buah keranjang Along-Along;
2
Pasal 65 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Pidana (KUHAP)
3
Pasal 184 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Kitab Undang-Undang Hukum
Acara Pidana (KUHAP)

vii
10) 1 (satu) buah piber ikan;
11) 1 (satu) unit sepeda Motor Honda Supra Fit Nomor Mesin
H842E1165784;
12) 1 (satu) unit Hp Merek Mito;
13) 3 (tiga) buah Kayu Broti;
14) 1 (satu) Motor Hona Vario BK 3745 SO;

5. Ringkasan Tuntutan
a. Alasan PU menuntut dengan Pasal Tersebut
Penuntut Umum (PU) menuntut terdakwa Hendro Permana Putra
alias Karebet, berdasarkan Pasal 340 Jo Pasal 55 ayat (1) Ke-1 KUHP
dengan pidana penjara seumur hidup, menurut saya alasan utama
PU yakin menggunakan pasal ini adalah sudah sesuai dikarenakan
kata direncanakannya merupakan sesuatu yang telah direncanakan terlebih
dahulu dalam kaitan dalam tindak pidana pembunuhan berencana. Pelaku
pembunuhan telah membuat suatu rencana pembunuhan terlebih dahulu
hal ini dilakukan untuk berjalanya aksi pembunuhan. Pelaku pembunuhan
akan Menyusun rencana pembunuhannya mulai dari siapa orang yang akan
dibunuh, waktu pembunuhan, tempat kejadian pembunuhan, cara
pembunuhan, alat yang akan dipakai untuk membunuh, rencana cadangan
untuk membunuh, serta akibat yang akan ditanggungnya setelah proses
pembunuhan terlaksanan.Maka dari itu penuntut umum memberikan
tuntutan pasal 340 karena dengan sengaja dan dengan rencana terlebih
dahulu merampas nyawa orang lain, diancam dengan pembunuhan dengan
rencana, dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau
selama waktu tertentu, paling lama 20 tahun.
Selanjutnya alasan menggunakan Pasal 340 Jo pasal 55 ayat (!) ke-1
adalah karena berdasarkan bukti dan kesaksian yang diajukan di
persidangan, terdapat keyakinan bahwa terdakwa terlibat dalam
rencana menghilangkan nyawa korban. Adapun alat bukti yang
menguatkan yaitu bukti surat berupa Visum Et Repertum Nomor :
08/IKF/IV/2018 tanggal 16 April 2018, yang ditandatangani oleh dr.
ISMURRIZAL, SH Sp.F Dokter pada Departemen Ilmu Kedokteran
Forensik dan Medikolegal Rumah Sakit Bhayangkara TK II Kota
Medan dengan kesimpulan telah diperiksa seorang laki laki dalam
keadaan meninggal dunia umur 50 Tahun Tn. Sandimin. Dalam
pemeriksaan terdapat warna kenerahan pada kepala bagian belakang,
telinga kanan terdapat dua luka memar, luka panjang dua sentimeter
dikepala bagian kanan. Dalam penyebab kematian korban korban
mati lemas akibat pendarahan yang banyak, yang disebabkan luka
sajam dileher disertai luka benda tumpul pada daerah kepala. Asas
kepastian hukum dalam KUHP memungkinkan Penuntut Umum
untuk mendasarkan tuntutannya pada pasal yang paling sesuai
dengan fakta yang terungkap selama proses persidangan.

viii
b. Kesesuaian Tuntutan dengan Asas Keadilann, Kepastian, dan
Kemanfaatan
Tuntutan yang diajukan oleh Penuntut Umum tampaknya sesuai
dengan asas keadilan, kepastian hukum, dan kemanfaatan. Hal
tersebut sesuai dengan isi Pasal 28D ayat (1) Undang-Undang Dasar
NRI Tahun 19454. Asas keadilan dipenuhi melalui proses hukum yang
adil dan transparan, di mana terdakwa diberikan kesempatan untuk
membela diri. Asas kepastian hukum terpenuhi melalui penggunaan
pasal yang jelas dan spesifik dalam KUHP yang sesuai dengan
tindakan yang dilakukan terdakwa. Terakhir, asas kemanfaatan
dicapai karena tuntutan bertujuan untuk memberikan keadilan bagi
korban dan masyarakat, serta mencegah tindakan serupa di masa
depan. Tuntutan ini dirancang untuk memastikan bahwa hukuman
yang dijatuhkan proporsional dengan kesalahan yang dilakukan,
serta memberikan efek jera bagi pelaku dan masyarakat umum.
6. Pertimbangan Hukum Hakim Pemeriksa Perkara
Adapun semua unsur-unsur telah terpenuhi yang antara lain yaitu
barang siapa (pelaku), dengan sengaja (memiliki niat), direncanakan
terlebih dahulu, dan juga unsur mengenai penyertaan. Oleh karena itu
pertimbangan dari majelis hakim yaitu menimbang, bahwa oleh karena
semua unsur dari Pasal 340 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana jo
Pasal 55 Ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana telah terpenuhi,
maka Terdakwa haruslah dinyatakan telah terbukti secara sah dan
meyakinkan melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakan dalam
dakwaan primair; Menimbang, bahwa oleh karena dakwaan primair
terbukti, maka dakwaan subsider tidak perlu dipertimbangkan lagi.
a. Teori yang Digunakan oleh Majelis Hakim
Majelis Hakim menggunakan pendekatan berdasarkan fakta
hukum yang diperoleh selama persidangan. Mereka
mempertimbangkan dakwaan primer yang didasarkan pada Pasal 340
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) jo Pasal 55 Ayat (1)
KUHP, yaitu pembunuhan yang direncanakan terlebih dahulu.
Pendekatan ini mencerminkan teori keadilan berbasis fakta yang
tersedia dan hukum yang berlaku
b. Sumber Hukum dalam Putusan
Sumber hukum yang digunakan oleh Majelis Hakim adalah Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Indonesia, terutama Pasal
340 dan Pasal 55 Ayat (1)5,

4
Pasal 28D ayat (1) Undang-Undang Dasar NRI Tahun 1945
5
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Indonesia, Pasal 340 dan Pasal 55 Ayat (1)

ix
c. Kesesuaian Alat Bukti dengan Fakta Persidangan
Cara hakim untuk melihat kesesuaian alat bukti dengan fakta di
persidangan adalah dengan menyesuaikan atau menyinkronkan
semua alat bukti yang ada satu persatu, dalam menjalankan cara ini
hakim mengedepankan asas audio et alteram partem atau
mendengarkan kedua belah pihak (penuntut umum dan penasihat
hukum).
d. Pendapat tentang Pertimbangan Hukum Hakim
Berdasarkan analisis atas putusan, tampaknya Majelis Hakim
telah mengikuti prosedur hukum yang berlaku secara tepat. Mereka
mempertimbangkan fakta-fakta yang ada, menyelaraskan dengan
pasal-pasal yang relevan dalam KUHP, dan memastikan bahwa
semua alat bukti dihargai sesuai dengan hukum acara pidana
(KUHAP). Dalam konteks ini, putusan Hakim tampaknya sesuai
dengan prinsip-prinsip keadilan, kepastian hukum, dan kemanfaatan,
memperhatikan baik kepentingan terdakwa maupun korban, serta
masyarakat luas.
7. Amar Putusan
a. Bunyi Amar Putusan
MENGADILI:
1. Menyatakan Terdakwa Hendro Permana Putra Alias Kareber
terbilto secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak
pidana “Turut Serta Melakukan Pembunuhan Berencana”;
2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa tersebut oleh karena itu
dengan pidana penjara selama 20 (dua puluh) tahun;
3. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah
dijalani terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang
dijatuhkan;
1. 1 (satu potong baju kemeja warna hitam;
2. 1 (satu) potong jaket kulit hitam;
3. 1 (satu) potong celana keper warna cokelat;
4. 1 (satu) potong kaos singlet warna putih bercak darah;
5. 1 (satu) buah tas sandang warna cokelat;
6. 1 (satu) buab dompeet kulit warna cokelat;
7. 1 (satu) buah jam tangan merek Builida;
8. 1 (satu) buah topi warna hitam;
9. 1 (satu) buah keranjang Along-Along;
10. 1 (satu) buah piber ikan;
11. 1 (satu) unit sepeda Motor Honda Supra Fit Nomor Mesin
H842E1165784;
12. 1 (satu) unit Hp Merek Mito;
13. 3 (tiga) buah Kayu Broti;
14. 1 (satu) Motor Hona Vario BK 3745 SO;

x
b. Jenis Putusan Majelis Hakim
Putusan ini masuk dalam jenis putusan pemidanaan yang
memutuskan pidana terhadap terdakwa dan membebankan biaya
perkara. Hal tersebut sesuai dengan Pasal 193 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP)
yang berbunyi: “Jika pengadilan berpendapat bahwa terdakwa
bersalah melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya,
maka pengadilan menjatuhkan pidana.” Ini menunjukkan bahwa
terdakwa dianggap bersalah atas tindak pidana yang didakwakan
kepadanya, sesuai dengan pasal-pasal yang telah disebutkan.
c. Kesesuaian Permintaan PU
Putusan ini kelihatannya sesuai dengan tuntutan Penuntut
Umum, yang mengajukan tuntutan berdasarkan Pasal 340 KUHP jo.
Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP. Amar putusan mencerminkan
pertimbangan hukum yang telah dilakukan oleh Majelis Hakim, yang
mempertimbangkan bukti dan kesaksian yang diajukan dalam
persidangan. Amar putusan ini kelihatannya sesuai dengan UU yang
berlaku, memperhatikan baik ketentuan KUHP maupun KUHAP.
Majelis Hakim tampaknya telah mempertimbangkan dengan saksama
bukti dan kesaksian yang diajukan dalam persidangan

8. Daftar Pustaka

Undang-Undang
Undang Nomor 8 Tahun 1981 Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Pidana (KUHAP)

xi
Pasal 65 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Kitab Undang-Undang
Hukum Acara Pidana (KUHAP)
Pasal 184 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)
Pasal 28D ayat (1) Undang-Undang Dasar NRI Tahun 1945
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Indonesia, Pasal 340 dan
Pasal 55 Ayat (1)

Putusan Mahkamah Agung


Putusan Mahkamah Agung republik Indonesia No.691/Pid.B/2018/PN
Stb

xii

Anda mungkin juga menyukai