Npm : 1903101010054
ABSTRAK
BAB 1
PENDAHULUAN
Berdasarkan informasi yang terdapat di berbagai media, baik media cetak maupun
elektronik, akhir-akhir ini tigkat kejahatan atau kriminalitas yang terjadi di Indonesia
menunjukan adanya kecenderungan terus meningkat. Salah satu kejahatan yang cukup sering
terjadi adalah tidak pidana penganiayaan, bahkan sampai mengakibatkan matinya korban.
Maka tuntutan hukuman kepada pelaku tindak pidana tersebut harus benar benar
memberikan rasa keadilan bagi korban, keluarga korban, bahkan kepada pelaku itu sendiri
agar dapat memberikan efek jera.
B. METODE
Sumber hukum primer, yaitu keterangan yang diperoleh melalui undang-undang yang berlaku
sesuai dengan permasalahan yang dibahas dalam tulisan ini. Sumber hukum yang dipakai
didalam penelitian ini ialah UUD 1945, Kitab Undang-Undang Hukum
Caran pengumpulan bahan dilakukan dengan cara yaitu: Pengumpulan bahan hukum
dilakuan dengan mencari bahan hukum studi dokumentasi dengan cara mencari putusan
hakim dan studi kepustakaan dengan teknik mencatat.
Data yang telah terkumpul selanjutnya akan dikaji dan dianalisis secara deskriptif yaitu
menggambarkan secara sistematis permasalahan-permasalahan yang dibahas berdasarkan
pada norma-norma yang berlaku. Jadi dari analisis sumber hukum tersebut dapat ditarik
suatu kesimpulan yang benar.
C. KASUS POSISI
Adapun duduk perkara dari Putusan Nomor 40/Pid.B/2013/PN olm adalah sebagai
berikut:
Kasus ini berawal ketika saksi Melvin Ataupah dan korban Ritnal Rasi datang Ponain
hendak pulang menuju Apren dengan mengendarai sepeda motor Honda Supra X 125 yang
dikemudikan oleh korban, karena hujan saksi Melvin Ataupah dan korban Ritnal Rasi berhenti di
depan garasi mobil milik saksi Viktor Laku alias Cardoso untuk berteduh.
Setelah sepeda motor Honda supra x 125 berhenti saksi Melvin Ataupah langsung turun dari
sepeda motor dan masuk ke garasi mobil milik saksi Viktor Laku alias Cardoso sedangkan
korban Ritnal Rasi masih memarkirkan sepeda motor Honda supra x dipinggir jalan aspal.
Karena melihat korban Ritnal Rasi terdakwa keluar dari dalam rumah saksi Viktor Laku alias
Cardoso dan berjalan menghampiri korban Ritnal Rasi lalu terdakwa langsung memukul korban
Ritnal Rasi sebanyak 1 (satu) kali dengan menggunakan tangan kanan mengenai pipi bagian
kanan korban Ritnal Rasi lalu korban Ritnal Rasi menghindar dengan cara berlari meninggalkan
terdakwa dan terdakwa mengejar serta mengambil sebatang kayu lamtoro kering yang berada
didekat garasi mobil saksi.
Saksi Viktor Lakapu alias Cardoso kemudian langsung melemparkan kayu lamtoro kering
tersebut kearah korban Ritnal Rasi dari jarak sekitar 5 (lima) meter dan mengenai kepala bagian
belakang korban Ritnal Rasi sehingga korban Ritnal Rasi terjatuh keaspal dengan posisi
tertelungkup. Pada saat korban Ritnal Rasi terjatuh, terdakwa datang mendekati korban dan
menendang korban Ritnal Rasi sebanyak 1 (satu) kali kearah bagian dada sebelah kanan korban
Ritnal Rasi sehingga korban langsung pingsan.
Akibat perbuatan Terdakwa korban dirawat di Puskesmas Oekabiti dan mengalami luka
sebagaimana dalam Visum et Repertum Nomor 440.353 /42 /PKO / 2013 tanggal 28 Desember
2013 yang dibuat dan ditandatangani oleh dr. Anti. Pada tanggal 28 Desember 2012 pukul 20.13
wita, korban Ritna Rasi dirawat di RSUD Prof.Dr.W.Z.Yohanes Kupang hingga tanggal 29
Desember 2012 pukul 01.00 wita, sebagaimana Resume Medis dan perawatan Instalasi Gawat
Darurat RSUD Prof.Dr.W.Z.Yohanes Kupang tanggal 14 Februari 2013 yang dibuat dan
ditandatangani oleh dr. Rainoldy Wangi, MH.Kes.
Pergantian dokter jaga IGD berlangsung pukul 21.00 wita, pasien dirawat oleh dr. Rainoldy
Wangi, MH.Kes dengan keadaan pasien masih sama seperti sebelumnya. Tanggal 29 Desember
2012 pukul 00.30 wita, keadaan umum pasien tiba-tiba menurun, kesadaran motorik 1 verbal 1
eye 1 dan pasien henti nafas, resusitasi jantung paru dengan obat-obatan selama setengah jam.
Pasien dinyatakan meninggal pada tanggal 29 Desember 2012 pukul 01.00 wita, oleh dr.
Rainoldy Wangi MH.Kes dihadapan keluarga. Perbuatan Terdakwa diatur dan diancam pidana
sebagaimana dalam Pasal 351 ayat (2) KUHP. Menimbang, bahwa terhadap surat Dakwaan
Penuntut Umum tersebut Penasihat Hukum maupun Terdakwa tidak mengajukan keberatan.
Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil-dalil dakwaannya, Penuntut Umum telah
menghadirkan saksi-saksi dipersidangan yang memberi keterangan dibawah sumpah sesuai tata
cara agamanya masing-masing. Setelah mendengar keterangan 6 orang saksi di persidangan
dalam menjelaskan kesaksiannya. menimbang bahwa dipersidangan Penuntut Umum juga
mengajukan bukti Surat berupa, Visum Et Repertum Nomor 440.353 /42/PKO / 2013 tertanggal
28 Desember 2012, Rujukan Medik Nomor 440.443/263/PKO / 11 tertanggal 28 Desember 2012
Surat keterangan Nomor 33/812.2/445/2013, tertanggal 25 Januari 2013, Surat Resume Medis
dan perawatan instalasi Gawat Darurat RSUD Prof. Dr. W.Z.Yohanes Kupang, tertanggal 14
Februari 2013.
Menimbang, bahwa bukti –bukti surat tersebut dipersidangan telah dibacakan dan atas
pembacaan bukti surat tersebut saksi-saksi maupun Terdakwa membenarkan. Pertimbangan
Majelis Hakim. Menimbang, bahwa oleh karena dakwaan Penuntut Umum bersifat alternatif dan
dilihat dari hasil Visum et repertum Nomor 440.353 /42/PKO / 2013 tertanggal 28 Desember
2012 , surat Rujukan Medik Nomor 440.443/263/PKO / 11 tertanggal 28 Desember 2012 , Surat
keterangan Nomor 33/812.2/445/2013, tertanggal 25 Januari 2013 dan Surat Resume Medis dan
perawatan instalasi Gawat Darurat RSUD Prof. Dr. W.Z.Yohanes Kupang, tertanggal 14
Februari 2013.
Bahwa berdasarkan keterangan ahli dan bukti-bukti surat tersebut maka korban meninggal akibat
kemungkinan adanya pendarahan di bagian batang otak atau otak bagian belakang, akibat dari
adanya trauma tumpul yang terjadi sekitar tengkuk belakang. Menimbang, bahwa Terdakwa
diajukan kepersidangan berdasarkan surat Dakwaan Penuntut Umum yang tersusun secara
Alternatif yaitu, Kesatu Perbuatan ia Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam
Pasal 351 ayat (3) KUHP. Atau kedua Perbuatan ia Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam
pidana dalam Pasal 351 ayat (2) KUHP.
Menimbang, bahwa oleh karena surat Dakwaan Penuntut Umum disusun dalam bentuk Alternatif
maka berdasarkan konsekwensi hukum acara pidana maka dakwaan tersebut memberikan
opsi/pilihan kepada Majelis untuk memilih dakwaan yang tepat yang dipertanggungjawabkan
kepada terdakwa sehubungan dengan fakta hukum dipersidangan, berdasarkan hal itu maka
Majelis Hakim memilih dakwaan pertama Penuntut Umum yaitu Pasal 351 (3) KUHP yang
unsur-unsurnya satu Unsur Barang Siapa, kedua Unsur Penganiayaan yang mengakibatkan
matinya orang.
Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan barang siapa adalah menunjuk pada subyek hukum
pendukung hak dan kewajiban serta kepadanya dapat dipertanggungjawabkan atas apa yang
diperbuatnya. Menimbang bahwa yang dimaksud Penganiayaan yang mengakibatkan matinya
orang Undang-Undang tidak memberi ketentuan apakah yang diartikan dengan “Penganiayaan”
(mishandeling) itu, Menurut Yurisprudensi “Penganiayaan” yaitu sengaja menyebabkan perasaan
tidak enak (penderitaan), rasa sakit (pijn), atau luka atau dapat mengakibatkan kematian.
Pasal 351 ayat (3) KUHP tersebut memberikan pengertian apabila mengakibatkan kematian dan
kematian itu bukan maksud dari pelaku tetapi merupakan akibat dari perbuatan pelaku.
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum tersebut diatas maka Majelis berpendapat dan
berkeyakinan kematian korban merupakan akibat dari perbuatan terdakwa yang melemparkan
kayu dan mengenai tengkuk belakang korban dengan demikian unsur penganiayaan yang
mengakibatkan mati tersebut di atas telah terpenuhi.
D. IDENTIFIKASI MASALAH
Penulisan studi kasus ini terbatas hanya dalam ruang lingkup hukum pidana
terhadap putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap tentang perkara pidana
penganiayaan yang mengakibatkan matinya korban Nomor 40/Pid.B/2013/PN olm.
Berdasarkan ruang lingkup penelitian diatas, maka yang menjadi tujuan dari
penulisan studi kasus ini adalah :