dan asasi, oleh sebab itu tidak lagi boleh diperlakukan secara semena-
(2002:487-488)
asas atau dasar dari penegakan hukum yang masih hidup dari dulu
yang tidak memberikan perbedaan antara yang kaya dan yang miskin,
penguasa
maupun rakyat jelata dalam hal penegakkan hukum guna mendapat
tingkah laku yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan oleh
dunia.
Penerapan dari asas Equality Before the Law dapat dilihat dalam
1) Posisi Kasus
Pada hari Senin, tanggal 30 Juni 2008 sekitar jam 11.00 Wita,
bin Machmud, terdakwa Muhtar bin Martani serta terdakwa Oddang bin
yakni:
sebagai berikut:
Kasus yang penulis bahas dalam skripsi ini yaitu tindak pidana
Pidana).
atau
dakwaan kedua melanggar Pasal 351 ayat (1) Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana Jo. Pasal 55 ayat (2) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana.
juga sebagai tindak pidana yang lain dan apalagi bila corak dari tindak
hanya satu tindak pidana tetapi sulit dipastikan tindak pidana apa yang
juga dapat
memilih yang mana yang tepat dipertanggungjawabkan kepada para
ayat
(2) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan bisa juga masuk
dalam rumusan Pasal 351 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
dari seluruh alat bukti maupun barang bukti yang ada. Fakta
berikut:
wettelijk).
dalam Pasal 184 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
yaitu:
1. Keterangan Saksi
2. Keterangan Ahli
3. Surat
4. Petunjuk
5. Keterangan Terdakwa
subsidair Pasal 170 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana atau
Pidana Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
demikian seterusnya.
sehingga tata urutan unsur-unsur Pasal 170 ayat (2) ke-1 Kitab Undang-
1. Barang siapa
2. Menggunakan kekerasan terhadap orang atau barang
3. Mengakibatkan luka-luka.
4. Dengan terang-terangan.
5. Dengan tenaga bersama.
dihadapan hukum.
Bahwa penuntut umum telah menghadapkan 6 (enam) terdakwa
tidak menyangkal.
orang yang sehat jasmani dan rohani serta akal pikirannya, oleh karena
itu majelis hakim menilai bahwa para terdakwa adalah orang-orang yang
terpenuhi.
halaman sel yang ditempati oleh saksi Sali Gau, saksi Anwar Said dan
menyebabkan luka-luka
terhadap diri saksi korban di dalam sel beratap maupun terbuka di sela
yang ditempati oleh saksi Sali Gau, Anwar dan Andi Rahman.
2008 terhadap saksi korban Dani bin Sarpa serta bukti foto yang berisi
bahwa luka lebam pada bagian tubuh tersebut disebabkan oleh benda
tumbul.
makjelis hakim menilai bahwa luka yang dialami oleh saksi korban tidak
termasuk atau kategori sebagai luka berat melainkan hanya luka memar
tempat, yaitu di dalam sel yang tidak ada atapnya dan dalam sel yang
ditempati oleh saksi Sali Gau, Anwar dan Andi Rahman dan menurut
keterangan saksi Mustaking bahwa ruang sela yang tidak ada atapnya
termasuk pula ruang sel tidak beratap dan sel yang ditempati oleh saksi
Sali Gau, Anwar dan Saksi Andi Rahman adalah tempat yang biasa
terpenuhinya seluruh unsur dalam Pasal 170 ayat (2) ke-1 Kitab
diancam pidana menurut ketentuan Pasal 351 ayat (1) Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang
351 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana jo. Pasal 55 ayat (1)
dan hal ini tidak ada kaitannya dengan tindakan kekerasan atau
penganiayaan yang dialami oleh Dani. Penyakit itu pula yang mendasari
selama 6 (enam) bulan. Atau dengan kata lain tindakan para terdakwa
Repertum yang ada dalam berkas perkara para terdakwa adalah luka
ringan. Dimana luka ringan bukan diatur dalam Pasal 351 ayat (1) Kitab
“Jatuh sakit (ziek) dan merasa sakit (pijn) yang menurut uraiannya
bahwa pijn adalah sakit yang tidak mengakibatkan jatuh sakit
merupakan penganiayaan yang masuk kategori yang diatur dalam
Pasal 352 KUHP.Bila dikaitkan dengan luka ringan yang diderita saksi
korban pada saat kejadian hanyalah luka memar dan berdarah akibat
luka pada bibir tergolong pada luka ringan.”
diancam kepada para terdakwa yakni Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab
pemukulan terhadap pipi dan perut serta menampar pipi korban Darmin
yang terbuka dan beratap yang ternyata sel beratap tersebut adalah
ketertiban umum.
secara terbuka, jika kekerasan tersebut telah terjadi dengan dapat dilihat
oleh umum, dan tidaklah perlu bahwa kekerasan itu harus dilakukan di
mengambil bagian itu telah dilakukan orang secara terbuka dan secara
dipersatukan.
primair melanggar Pasal 170 ayat (2) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana.
(empat) bulan.
tujuh tahun sedangkan pada pasal 351 ayat 1, adalah pasal tentang
yakni pasal 170 ayat 2 ke- 1 memang sudah terpenuhi. Namun jika
lima bulan, atau empat bulan. Sebagai sanksi untuk memberikan efek
Maka ada baiknya jika sanksi yang dijatuhkan adalah satu tahun ke atas
atau minimal dua tahun. Oleh karena jika mencermati sanksi antara
Pasal
170 dan Pasal 351 KUHP, maka dengan Pasal 351 pun sebenarnya
A. Kesimpulan
1. Aturan hukum terhadap tindak pidana yang dilakukan oleh anggota polisi
Pidana,dakwaan kedua melanggar Pasal 351 ayat (1) KUHP Jo. Pasal 55 ayat
Pidana.
B. Saran
asasi (human right)dan perlakuan yang sama antara penegak hukum sebagai
yang sama di depan hukum (equal before the law). Selain itu, juga dapat
masyarakat dalam rangka membangun relasi yang baik, agar tidak gampang
Ali, Achmad. 2010. Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori Peradilan
(Judicialprudence). Jakarta. Kencana Prenada Media Grup.
Chazawi, Adami. 2002. Pelajaran Hukum Pidana 1. Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada.
Huda, Chairul. 2008. Dari Tiada Pidana Tanpa Kesalahan Menuju Kepada
Tiada Pertanggungjawaban Pidana Tanpa Kesalahan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group
Situs Internet: