9/Ags/2021
57
Lex Crimen Vol. X/No. 9/Ags/2021
Pasal 351 Ayat (3) Kitab Undang- sebagainya).8 Seseorang apabila telah
Undang Hukum Pidana? melakukan penganiayaan, maka harus memiliki
kesengajaan dalam melakukan suatu perbuatan
C. Metode Penelitian yang menimbulkan rasa sakit maupun luka
Jenis penelitian yang digunakan adalah pada tubuh orang lain atau merugikan
penelitian yuridis normatif. kesehatannya. Menurut para ahli atau sarjana
hukum, terdapat beberapa pengertian tentang
PEMBAHASAN penganiayaan, yaitu:
A. Bentuk-Bentuk Perbuatan Melawan Hukum 1. Hooge raad
Yang Merupakan Tindak Pidana Penganiayaan adalah setiap perbuatan
Penganiayaan yang dilakukan dengan sengaja untuk
Perbuatan melawan hukum menimbulkan rasa sakit atau luka kepada
(wederrechtelijk) dalam konteks hukum pidana, orang lain dan semata-mata menjadi tujuan
menurut pendapat dari Satochid Kartanegara dari orang itu. Perbuatan tersebut tidak
dibedakan menjadi: boleh merupakan suatu alat untuk
1. Wederrechtelijk formil, yaitu apabila mencapai suatu tujuan yang
sesuatu perbuatan dilarang dan diancam diperkenankan.
dengan hukuman oleh undang-undang. 2. M. H. Tirtaamidjaja9
2. Wederrechtelijk materiil, yaitu sesuatu Menganiaya adalah dengan sengaja
perbuatan mungkin wederrechtelijk, menyebabkan sakit atau luka pada orang
walaupun tidak dengan tegas dilarang dan lain, akan tetapi suatu perbuatan yang
diancam hukuman oleh undang-undang. menyebabkan sakit atau luka pada orang
Schaffmeister, sebagaimana dikutip oleh lain tidak dapat dianggap sebagai
Andi Hamzah berpendapat bahwa melawan penganiayaan kalau perbuatan itu
hukum yang tercantum dalam rumusan delik dilakukan untuk menambah keselamatan
menjadi bagian inti delik sebagai melawan badan.
hukum secara khusus. Contohnya, Pasal 372 3. Doctrine
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Melawan Penganiayaan, yaitu setiap perbuatan yang
hukum sebagai unsur tidak disebutkan dalam dilakukan dengan sengaja untuk
rumusan delik, tetapi menjadi dasar untuk menimbulkan rasa sakit atau luka pada
menjatuhkan pidana sebagai melawan hukum orang lain.
secara umum. Contohnya, Pasal 351 Kitab Menurut ilmu pengetahuan hukum pidana,
Undang-Undang Hukum Pidana. Pendapat dari unsur-unsur penganiayaan antara lain sebagai
Schaffmeister ini benar-benar diterapkan dalam berikut:
hukum positif di Indonesia.6 1. Adanya kesengajaan.
Tindak pidana terhadap tubuh dalam Kitab 2. Adanya perbuatan.
Undang-Undang Hukum Pidana, disebut 3. Adanya akibat perbuatan (yang dituju),
dengan penganiayaan. Penganiayaan dari segi yaitu:
tata bahasa merupakan suatu kata sifat yang a. Rasa sakit pada tubuh.
berasal dari kata dasar aniaya. Penganiayaan itu b. Luka pada tubuh.
sendiri berasal dari kata benda aniaya yang Unsur pertama berupa unsur subjektif
menunjukkan subjek atau pelaku penganiayaan (kesalahan), sedangkan unsur kedua dan ketiga
itu.7 merupakan unsur objektif.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tindak pidana penganiayaan adalah
penganiayaan adalah perlakuan sewenang- kejahatan terhadap tubuh dan segala
wenang (penyiksaan, penindasan, dan perbuatan-perbuatannya, sehingga menjadikan
luka atau rasa sakit pada tubuh bahkan sampai
menimbulkan kematian. Penganiayaaan dalam
6Hamzah,
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana diatur
A. Pengantar Dalam Hukum Pidana Indonesia.
Hlm. 168.
7Marpaung, L. 2002. Tindak Pidana Terhadap Nyawa Dan 8Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Tubuh (Pemberantas Dan Prevensinya). Jakarta: Sinar 9Tirtaamidjaja.1955. Pokok-Pokok Hukum Pidana. Jakarta:
Grafika. Hlm. 5. Fasco. Hlm. 174.
58
Lex Crimen Vol. X/No. 9/Ags/2021
dalam buku II (dua) BAB XX (dua puluh) mulai mendatangkan bahaya maut; terus-
Pasal 351 sampai dengan Pasal 355 dengan menerus tidak cakap lagi melakukan
uraian sebagai berikut: jabatan atau pekerjaan; tidak lagi
1. Penganiayaan biasa (Pasal 351 Kitab memakai salah satu pancaindera;
Undang-Undang Hukum Pidana) kudung (rompong), lumpuh, berubah
Bunyi Pasal 351 Kitab Undang-Undang pikiran (akal) lebih dari empat minggu
Hukum Pidana, yaitu: lamanya; menggugurkan atau
1. Penganiayaan dihukum dengan membunuh anak dari kandungan ibu.”
hukuman penjara selama-lamanya dua b. Pasal 351 Ayat (3) Kitab Undang-
tahun delapan bulan atau denda Undang Hukum Pidana ini pidananya
sebanyak-banyaknya Rp 4.500,- diperberat apabila perbuatan pelaku
2. Jika perbuatan itu menjadikan luka tersebut menyebabkan matinya orang.
berat, sitersalah dihukum penjara Matinya orang dalam tindak pidana ini
selama-lamanya lima tahun. merupakan akibat yang bukan
3. Jika perbuatan itu menjadikan mati merupakan tujuan atau kehendak dari
orangnya, dia dihukum penjara selama- si pelaku.
lamanya tujuh tahun. c. Pasal 351 Ayat (4) Kitab Undang-
4. Dengan penganiayaan disamakan Undang Hukum Pidana merupakan
merusak kesehatan orang dengan perluasan dari pengertian
sengaja. penganiayaan. Sengaja merusak atau
5. Percobaan melakukan kejahatan ini merugikan kesehatan orang ditafsirkan
tidak dapat dihukum. sebagai melakukan perbuatan dengan
Menurut S. R. Sianturi, unsur kesalahan di maksud agar orang lain menderita
sini harus dilakukan dengan sengaja. Pelaku suatu penyakit.12
mengetahui tindakan yang dilakukannya d. Pasal 351 Ayat (5) Kitab Undang-
dan menghendaki sakit atau luka pada Undang Hukum Pidana menyebutkan
objek tersebut.10 Hukum terhadap bahwa percobaan melakukan kejahatan
seseorang, selain adanya suatu perbuatan tidak dapat dipidana.
yang diancam pidana, juga terdapat sikap 2. Penganiayaan ringan (Pasal 352 Kitab
batin salah. Hal ini sesuai dengan asas tiada Undang-Undang Hukum Pidana)
pidana tanpa kesalahan. Asas ini Penganiayaan ringan menurut M. Sudradjat
menunjukkan bahwa seseorang hanya Bassar adalah:13
dapat dihukum atas perbuatannya apabila a. Tidak mengakibatkan sakit atau
dirinya terdapat kesalahan.11 menyebabkan terhalangnya orang
a. Pasal 351 Ayat (2) Kitab Undang- menjalankan jabatannya atau mata
Undang Hukum Pidana menyebutkan pencahariannya.
tentang luka berat yang tidak b. Tidak direncanakan terlebih dahulu.
dikehendaki. Luka berat yang dimaksud c. Tidak menggunakan benda
tidak menjadi tujuan atau timbul di luar membahayakan nyawa atau kesehatan
kehendak pelaku. Pengertian mengenai orang.
luka berat dapat dilihat dalam rumusan d. Tidak dilakukan terhadap orang tua,
Pasal 90 Kitab Undang-Undang Hukum istri, suami, anak-anak atau pegawainya
Pidana: yang sedang melakukan kewajibannya.
“Yang dikatakan luka berat pada tubuh, 3. Penganiayaan berencana (Pasal 353 Kitab
yaitu: penyakit atau luka, yang tak Undang-Undang Hukum Pidana)
boleh diharapkan akan sembuh lagi Bunyi pasal tersebut, yaitu:14
dengan sempurna atau yang dapat
12Anwar, H. A. K. M., Op. Cit., hlm. 104.
10Sianturi, S. R. 1983. Tindak Pidana Di KUHP Berikut 13Bassar, M. S., Op. Cit., hlm. 136.
Uraiannya. Jakarta: Alumni AHM-PTHM. Hlm. 503. 14Soesilo, R. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
11Maramis, F. 2013. Hukum Pidana Umum Dan Tertulis Di Serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal.
Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hlm. 113. Bogor: Politeia. Hlm. 245-246.
59
Lex Crimen Vol. X/No. 9/Ags/2021
60
Lex Crimen Vol. X/No. 9/Ags/2021
61
Lex Crimen Vol. X/No. 9/Ags/2021
tindak pidana yang dimaksud dalam Pasal 351 keterikatan dan saling ketergantungan antarsub
Ayat (3) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, sistem peradilan pidana, yaitu lembaga
maka sanksinya adalah pidana penjara paling kepolisian, kejaksaan, pengadilan dan lembaga
lama tujuh tahun. pemasyarakatan.25 Sanksi pidana adalah sanksi
Hukum merupakan bagian dari perangkat yang tajam karena bisa mengenai harta benda,
kerja sistem sosial. Fungsi sistem sosial ini kehormatan, badan bahkan nyawa seseorang.
adalah untuk mengintegrasikan kepentingan Maknanya hukum pidana selain melindungi
anggota masyarakat, sehingga tercipta suatu benda hukum juga mengadakan perlukaan
keadaan yang tertib. Hal ini mengakibatkan terhadap pelanggar.
bahwa tugas hukum adalah mencapai keadilan, Menjatuhkan pidana terhadap seseorang
yaitu keserasian antara nilai kepentingan tidaklah cukup dengan dilakukannya suatu
hukum (rechtszekerheid).21 tindak pidana, akan tetapi harus pula adanya
Tata hukum Indonesia adalah tata hukum kesalahan atau sikap batin yang dapat dicela
yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia atau tidak patut untuk dilakukan. Asas
yang terdiri atas aturan-aturan hukum yang kesalahan merupakan asas fundamental dalam
ditata atau disusun sedemikian rupa, dan hukum pidana. Kesalahan atau schuld, fault
aturan-aturan itu antara satu dan lainnya saling berarti suatu perilaku yang tidak patut yang
berhubungan dan saling menentukan.22 Aturan secara objektif dapat dicela kepada pelakunya.
hukum terdiri atas peristiwa dan akibat yang Kesalahan merupakan dasar yang mensahkan
oleh aturan hukum tersebut dihubungkan, dipidananya seorang pelaku. Kesalahan adalah
sehingga dengan demikian peristiwa hukum alasan pemidanaan yang sah menurut undang-
merupakan peristiwa yang akibatnya diatur undang. Sifat hubungan antara kesalahan
oleh hukum. dengan dipidana menjadi nyata dengan melihat
Soedjono Dirdjosisworo pernah kesalahan sebagai dasar pidana. Kesalahan
mengatakan, bahwa peristiwa hukum adalah pidana menjadi untuk dapat dipidananya suatu
semua peristiwa atau kejadian yang dapat kejahatan dan inilah inti sesungguhnya dari
menimbulkan akibat hukum antara pihak yang hukum pidana.26
mempunyai hubungan hukum.23 Akibat hukum Contoh tindak pidana penganiayaan yang
adalah akibat yang ditimbulkan oleh peristiwa mengakibatkan kematian:
hukum atau suatu akibat yang ditimbulkan oleh 1. Kasus penganiayaan seorang guru seni
adanya suatu hubungan hukum. Akibat hukum oleh salah seorang siswanya karena sakit
yang terjadi karena perbuatan hukum yang hati setelah mendapatkan teguran. Kasus
dilakukan oleh subjek hukum terhadap objek ini terjadi pada tahun 2018 di Sampang.
hukum, segala akibat perjanjian yang telah 2. Kasus penganiayaan yang terjadi saat
diadakan oleh para pihak tertentu mengenai sosialisasi mengenai batas-batas
hal tertentu, maka telah lahir suatu akibat kepemilikan tanah. Pelaku tidak terima
hukum yang melahirkan lebih jauh segala hak dengan penjelasan korban dan langsung
dan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh menyerangnya dengan senjata tajam.
para subjek hukum yang bersangkutan untuk Menurut para saksi, pelaku sudah dalam
menepati isi perjanjian tersebut.24 keadaan mabuk sebelum datang ke acara
Menurut Muladi, sistem peradilan pidana sosialisasi tersebut. Kasus ini terjadi di
akan melibatkan penegakan hukum pidana baik kampung Bakan pada tahun 2019 dan
hukum pidana substantif, hukum pidana formil pelakunya dikenakan hukuman sesuai
maupun hukum pelaksanaan pidana. ketentuan dalam Pasal 351 Ayat (3) Kitab
Bentuknya baik yang bersifat preventif, Undang-Undang Hukum Pidana tentang
represif, maupun kuratif sehingga akan tampak Penganiayaan.
62
Lex Crimen Vol. X/No. 9/Ags/2021
63
Lex Crimen Vol. X/No. 9/Ags/2021
Ali, M. 2011. Dasar-Dasar Hukum Pidana. Marpaung, L. 2002. Tindak Pidana Terhadap
Jakarta: Sinar Grafika. Nyawa Dan Tubuh (Pemberantas Dan
Anwar, H. A. K. M. 1986. Hukum Pidana Bagian Prevensinya). Jakarta: Sinar Grafika.
Khusus (KUHP Buku II). ,Jilid I. Bandung: Mertokusumo, S. 1986. Mengenal Hukum.
Alumni. Yogyakarta: Liberty.
Ariman, H. M. R. dan Raghib, F. 2016. Hukum Moeljatno. 1985. Asas-Asas Hukum Pidana.
Pidana. Malang: Setara Press. Jakarta: Bina Aksara.
Asshidiqie, J. dan Safa’at, A. 2006. Teori Hans Muladi. 1995. Kapita Selekta Sistem Peradilan
Kelsen Tentang Hukum. Jakarta: Sekjen Pidana. Semarang: Badan Penerbit
dan Kepaniteraan MK-RI. Undip.
Badan Pusat Statistik. 2020. Statistik Kriminal Notonagoro. 1987. Pancasila Ilmiah Populer.
2020 (Criminal Statistics 2020). Jakarta: Jakarta: Pantjuran Tudjuh.
BPS. Panjaitan, S. P. 1998. Dasar-Dasar Ilmu Hukum
Bassar, M. S. 1984. Tindak-Tindak Pidana (Asas, Pengertian Dan Sistematika).
Tertentu Di Dalam Kitab Undang- Palembang: Universitas Sriwijaya.
Undang Hukum Pidana. Bandung: Pariaman, H. M. H. B. S. Dt.T. 1983. Psikiater
Remadja Karya. Dan Pengadilan Psikiatri Forensik
Chazawi, A. 2002. Pelajaran Hukum Pidana Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Bagian I. Jakarta: Raja Grafindo Poernomo, B. 1983. Asas-Asas Hukum Pidana.
Persada. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Dirdjosisworo, S. 1994. Pengantar Ilmu Hukum. ___________. 1992. Azas-Azas Hukum Pidana.
Jakarta: Raja Grafindo Persada. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Effendy, O. U. 2002. Ilmu Komunikasi Teori Dan Prodjodikoro, W. 1986. Asas-asas Hukum
Praktek. Bandung: PT Remaja Pidana Di Indonesia. Bandung: Eresco.
Rosdakarya. Rumini, S dan Sundari, S. 2004. Perkembangan
Freidmen, L. M. 2001. American Law An Anak & Remaja. Jakarta: Rineka Cipta.
Introduction/Pengantar Hukum Saleh, K. W. 1983. Tindak Pidana Korupsi Dan
Amerika. Terjemahan Basuki, W. Suap. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Jakarta: Tata Nusa Jakarta. Saleh, R. 1981. Perbuatan Pidana Dan
Hamzah, A. Pengantar Dalam Hukum Pidana Pertanggungan Jawab Pidana, Dua
Indonesia. Pengertian Dasar Dalam Hukum Pidana.
_________. 2010. Asas-Asas Hukum Pidana. Jakarta: Aksara Baru.
Jakarta: Rineka Cipta. Schaffmeister, D., dkk. 1995. Hukum Pidana.
Huda, C. 2006. Dari Tiada Pidana Tanpa Yogyakart: Liberty.
Kesalahan Menuju Kepada Tiada Sianturi, S. R. 1983. Tindak Pidana Di KUHP
Pertanggungjawaban Pidana Tanpa Berikut Uraiannya. Jakarta: Alumni
Kesalahan. Jakarta: Kencana. AHM-PTHM.
Ishaq, H. 2019. Hukum Pidana. Depok: PT. ___________. 1986. Asas-Asas Hukum Pidana
Grafindo Persada. Di Indonesia Dan Penerapannya.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Alumni Ahaem-Petehaem.
Kartanegara, S. Hukum Pidana Kumpulan Soekanto, S dan Mamudji, S. 2001. Penelitian
Kuliah, Bagian Satu. Balai Lektur Hukum Normatif (Suatu Tinjauan
Mahasiswa. Singkat). Jakarta: Rajawali Pers.
Kholik, M. A. 2002. Buku Pedoman Kuliah Soesilo, R. 1991. Kitab Undang-Undang Hukum
Hukum Pidana. Yogyakarta: Fakultas Pidana (KUHP) Serta Komentar-
Hukum Universitas Islam Indonesia. Komentarnya Lengkap Pasal Demi
Lamintang, P. A. F. 1984. Dasar-Dasar Hukum Pasal. Bogor: Politeia.
Pidana Indonesia. Bandung: Sinar Baru. Syahrani, R. 2009, Rangkuman Intisari Ilmu
Maramis, F. 2013. Hukum Pidana Umum Dan Hukum. Bandung, Citra Aditya Bakti.
Tertulis Di Indonesia. Jakarta: Raja Takdir. 2013. Mengenal Hukum Pidana.
Grafindo Persada. Penerbit Laskar Perubahan.
64
Lex Crimen Vol. X/No. 9/Ags/2021
65