I Gusti Ayu Devi Laksmi C.D.M., Ni Putu Rai Yuliartini, Dewa Gede Sudika Mangku
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui dan menganalisis penerapan unsur-unsur tindak pidana
pembunuhan berdasarkan Pasal 338 KUHP dalam perkara No.124/Pid.B/2019/PN.Sgr, serta (2)
mengetahui dan menganalisis pertimbangan Majelis Hakim dalam menjatuhkan hukuman terhadap
pelaku tindak pidana pembunuhan dalam perkara No.124/Pid.B/2019/PN.Sgr. Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian hukum empiris, dengan sifat penelitian deskriptif. Lokasi penelitian ini
dilaksanakan di Pengadilan Negeri Singaraja Kelas I B. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah dengan cara studi dokumen, observasi, dan wawancara. Teknik penentuan sampel yang
digunakan adalah teknik Non Probability Sampling dan penentuan subyeknya menggunakan teknik
purposive sampling. Teknik pengolahan dan analisis data secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa (1) penerapan unsur-unsur tindak pidana pembunuhan berdasarkan Pasal 338 KUHP dalam
perkara No.124/Pid.B/2019/PN.Sgr telah memenuhi semua unsur yang terdapat dalam Pasal 338 KUHP
yang mana ketiga unsur dalam Pasal 338 KUHP tersebut telah dengan jelas diuraikan dan dijelaskan
oleh Majelis Hakim, (2) pertimbangan Majelis Hakim dalam menjatuhkan hukuman terhadap pelaku
tindak pidana pembunuhan dalam perkara ini yaitu dengan mempertimbangkan keadaan yang
memberatkan, keadaan yang meringankan, surat dakwaan, dan fakta-fakta hukum yang muncul di
persidangan sehingga Majelis Hakim dapat menghasilkan kesepakatan yang bulat untuk menjatuhkan 14
(empat belas) tahun penjara kepada terdakwa.
Kata Kunci : Tindak Pidana, Pembunuhan, Pertimbangan Majelis Hakim, Penjatuhan Sanksi
ABSTRACT
This study aimed at (1) knowing and analyzing the implementation of crime of murder elements based on
Article 338 of Procedure Criminal of Law in the case No.124/Pid.B/2019/PN.Sgr, and (2) knowing and
analyzing consideration of the Penal of Judges in sentencing the murderer of the case
No.124/Pid.B/2019/PN.Sgr. This is an empirical law study, with descriptive qualitative approach. The
location of this study was in Singaraja District Court Class I B. The data collection was done by using
documentation, observation and interview. The samples were collected by using Non-Probability
Sampling technique and the subjects were determined by using purposive sampling technique. The data
processing and data analysis were done qualitatively. The findings showed that (1) the implementation of
48
e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Ilmu Hukum (Volume 3 Tahun No. 1 Tahun 2020)
crime of murder elements based on Article 338 of Procedure Criminal of Law in the case
No.124/Pid.B/2019/PN.Sgr has fulfilled the elements of Article 338 of Procedure Criminal of Law in which
the three elements in Article 338 of Procedure Criminal of Law has been clearly described and explained
by the Penal of Judges, (2) the consideration of Penal of Judges in sentencing the murderer in this case,
i.e. by considering the aggravating circumstances, mitigating circumstances, indictment, and legal facts
appeared at the trial so the Penal of Judges could produce unanimous agreement to sentence the
defendant for 14 (fourteen) years of jail.
Keywords : Criminal, Murder, Penal of Judges consideration, Sentence.
49
e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Ilmu Hukum (Volume 3 Tahun No. 1 Tahun 2020)
50
e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Ilmu Hukum (Volume 3 Tahun No. 1 Tahun 2020)
51
e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Ilmu Hukum (Volume 3 Tahun No. 1 Tahun 2020)
52
e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Ilmu Hukum (Volume 3 Tahun No. 1 Tahun 2020)
mengetahui bahwa tindak pidana tersangka tidak dalam keadaan mabuk atau
pembunuhan yang oleh pembentuk hal eksternal lain yang memberikan efek
Undang-undang telah disebut dengan kata lain kepada si tersangka.
doodslag itu mempunyai unsur-unsur Setiap tindakan pidana yang terdapat
sebagai berikut (Lamintang, 2018:28) : di dalam KUHP itu pada umumnya dapat
a. Unsur Subjektif : opzetelijk atau dijabarkan ke dalam unsur-unsur yang
dengan sengaja dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu
b. Unsur objektif: unsur subyektif dan unsur obyektif. Yang
1. Broven atau menghilangkan dimaksud dengan unsur subyektif adalah
2. Het leven atau nyawa unsur yang berasal dari dalam diri pelaku.
3. Een ander atau orang lain. Dimana asas hukum pidana menyatakan
Dimana dalam kasus ini pada hal bahwa “tidak ada hukum kalau tidak ada
unsur subyektifnya yaitu dapat tilihat bahwa kesalahan” (an act does not make a person
kesengajaanya terwujud dari kesadaran guilty unless the mind is guality or actus non
terdakwa untuk melakukan perbuatan facit reum nisi mens sit rea), kesalahan
dengan tujuan menimbulkan akibat yang dimaksud disini adalah kesalahan
kematian terhadap korban yang mana yang diakibatkan oleh kesengajaan
tersangka lakukan dengan cara membekap (intention/opzet/dolus) dan kealpaan
dan menutup seluruh wajah korban dengan (negligence or schuld). Sedangkan unsur
bantal yang berwarna ungu motif bunga objektif merupakan unsur dari luar diri
yang ada di atas kasur yang melakukan pelaku yang terdiri atas perbuatan manusia
dengan membekap mulut dan hidung berupa perbuatan aktif dan perbuatan
korban dan korban juga menekan dada posesif, omission (perbuatan yang
korban dengan lutut kiri dan menjepit membiarkan atau mendiamkan), akibat
dengan lutut kanan yang maksudnya agar (result), keadaan-keadaan (circumstances)
tubuh si korban tidak bergerak. yang berupa keadaan pada saat perbuatan
Kesengajaan disini juga didukung dengan dilakukan, keadaan setelah perbuatan
mencekik lebih keras sehingga si korban dilakukan, sifat dapat dihukum dan sifat
tidak memiliki daya. Dan yang terakhir melawan hukum (Marpaung. 2009:9-10).
dimana si terdakwa memberikan pukulan Mengenai delik pembunuhan diatur
dua kali pada leher korban yang merupakan dalam Pasal 338 KUHP yang menyatakan
bagian lemah dan sangat vital yang bahwa “ Barang siapa dengan sengaja
mengakibatkan si korban meninggal dunia. menghilangkan jiwa orang lain, dihukum,
Jika si pelaku tidak sengaja karena makar mati, dengan hukuman
melakukan perbuatan yang mengakibatkan penjara selama-lamanya lima belas tahun”
hilangnya nyawa si korban, seharusnya (Soesilo, 1995:240). Dengan melihat
terdakwa memberikan pertolongan kepada rumusan rumusan pasal tersebut kita dapat
si korban saat wajahnya mulai membiru dan melihat unsur-unsur tindak pidana
tubuhnya mulai lemas, bukan jurstu pembunuhan yang terdapat di dalamnya
memukulnya hingga si korban kehilangan yaitu: 1) unsur barang siapa; 2) unsur
nyawanya. dengan sengaja; 3) unsur merampas; 4)
Selanjutnya dalam unsur objektif dari unsur nyawa orang lain. Keempat unsur
penjabaran tindak pidana dalam kasus tersebut secara garis besar dapat dibagi
pembunuhan ini yaitu dimana si terdakwa menjadi unsur-unsur subjektif dan unsur-
melakukan perbuatannya dengan spontan unsur objektif. Unsur barang siapa dan
karena pada saat itu si terdakwa dalam unsur dengan sengaja adalah unsur
keadaan emosi dan tanpa berfikir untung subjektif, sedangkan unsur merampas dan
dan ruginya. Dalam keadaan emosi si unsur nyawa orang lain adalah unsur
tersangka tetap dianggap sadar karena objektif (Hiariej, 2016:131).
pada saat melakukan perbuatannya si
53
e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Ilmu Hukum (Volume 3 Tahun No. 1 Tahun 2020)
Penerapan unsur-unsur tindak pidana dan terperinci serta semua unsur delik telah
pembunuhan berdasarkan Pasal 338 dalam dapat dibuktikan seluruhnya oleh Majelis
perkara No.124/Pid.B/2019/PN.Sgr ini Hakim.
bahwa semua unsur yang ada di dalam
Pasal 338 KUHP telah terpenuhi dan telah Pertimbangan Majelis Hakim Dalam
dapat dibuktikan oleh Jaksa Penuntut Menjatuhkan Hukuman Terhadap Pelaku
Umum dan Majelis Hakim. Dimana unsur- Tindak Pidana Pembunuhan Dalam
unsur tersebut dapat dijabarkan sebagai Perkara No.124/Pid.B/2019/PN.Sgr
berikut: Penafsiran gramatikal dan pendapat
1. Barangsiapa, yang dimaksud para ahli mengemukakan bahwa “keadaan
dengan barang siapa dipersamakan yang memberatkan dan yang meringankan”
dengan setiap orang yang merupakan suatu sifat, perihal, susunan
merupakan subyek hukum yang atau situas yang berlaku yang berkaitan
melakukan tindak pidana dan dengan tindak pidana, diluar dari tindak
kepadanya dapat dimintakan pidananya itu sendiri, yang
pertanggungjawaban atas segala menggambarkan tingkat keseriusan tindak
perbuatannya secara hukum, dan pidananya atau tingkat bahaya si pelaku,
yang dimaksud dengan subyek yang mempengaruhi ukuran berat-
hukum oleh KUHP adalah terbatas ringannya pidana yang akan dijatuhi.
pada orang. Adapun karakteristik dari
2. Dengan sengaja, dimana pembuat keadaan yang memberatkan dan
Undang-undang tidak memberikan meringankan pidana ini adalah sebagai
penjelasan tentang apa yang berikut:
dimaksud dengan “sengaja”, akan 1. Bentuknya berupa sifat, perihal,
tetapi menurut Memorie van suasana atau situasi yang berlaku
Teolichting (MvT) yang dimaksud yang berkaitan dengan tindak
“dengan sengaja” atau “opzet” itu pidana, yang mana dapat diartikan
adalah “willen en weten” dimana bahwa segala sesuatu yang
seseorang yang melakukan suatu mempengaruhi tindak pidana atau
perbuatan dengan sengaja harus terpengaruh akibat tindak pidana
menghendaki (willen) perbuatan itu yang dapat berupa:
serta harus menginsafi atau 1) Suatu penyebab, pemicu,
mengerti (weten) akan akibat dari atau pendorong yang
perbuatan itu (Marpaung, 2009:13). berkaitan dengan tindak
3. Merampas nyawa orang lain, pidana;
dimana merampas nyawa orang lain 2) Dapat berupa segala sesuatu
dipersamakan dengan hal yang berlaku pada saat
mengakibatkan hilangnya nyawa/ dilakukannya tindak pidana;
jiwa seseorang akibat dari dan/atau
perbuatannya. 3) Segala dampak atau akibat
Berkaitan dengan penerapan unsur- dari dilakukannya tindak
unsur tindak pidana pembunuhan pidana tersebut.
berdasarkan Pasal 338 KUHP dalam 2. Rumusannya ditemukan diluar dari
perkara No.124/Pid.B/2019/PN.Sgr sudah tindakan pidananya itu sendiri. Jika
sesuai dan berpedoman dengan unsur- suatu rumusan perbuatan pidana
unsur yang tercantum dalam Pasal 338 dapat dilihat dari unsur-unsur tindak
KUHP tersebut. Pertimbangan yang pidana, maka rumusan keadaan
dilakukan oleh Majelis Hakim dalam memberatkan dan keadaan yang
menjabarkan unsur-unsur yang ada di meringankan ini berada di luar
dalam Pasal 338 KUHP sudah sangat jelas rumusan unsur-unsur tindak pidana,
54
e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Ilmu Hukum (Volume 3 Tahun No. 1 Tahun 2020)
55
e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Ilmu Hukum (Volume 3 Tahun No. 1 Tahun 2020)
56
e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Ilmu Hukum (Volume 3 Tahun No. 1 Tahun 2020)
57
e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Ilmu Hukum (Volume 3 Tahun No. 1 Tahun 2020)
Daftar Pustaka
Buku
Ali, H.Zainuddin. 2016. Metode Penelitian
Hukum. Jakarta: Sinar Grafika Offset.
Hiariej, Eddy O.S. 2016. Prinsip-Prinsip
Hukum Pidana (Edisi Revisi).
Yogyakarta: Cahaya Atma Pustaka.
Ishaq. 2017. Metode Penelitian Hukum.
Bandung: Alfabeta.
Lamintang, P.A.F. dan Lamintang, Theo.
2018. Delik-delik Khusus Kejahatan
Terhadap Nyawa, Tubuh, dan
Kesehatan. Jakarta: Sinar Grafika.
Marpaung, Leden. 2009. Asas-Teori-Praktek
Hukum Pidana. Jakarta: Sinar Grafika.
Moeljatno. 2009. Asas-Asas Hukum Pidana.
Jakarta: Rineka Cipta.
Waluyo, Bambang. 2008. Penelitian Hukum
Dalam Praktek. Jakarta: Sinar Grafika.
Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981
tentang Kita Undang-Undang Hukum
Acara Pidana (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1981
Nomor 79, Tambahan Lembaran
Republik Indonesia Nomor 3258)
58