kedudukan yang tinggi, sehingga menurut UUD 1945, putusan hakim haruslah
putusannya pula hakim akan memastikan hukumnya atas sesuatu haka tau
sesuatu benda, hukumnya pula atas sesuatu perbuatan atau tindakan.” 1 Tertulis
Kekuasaan Kehakiman:
Segala putusan hakim selain harus memuat alasan dan dasar putusan
tersebut, memuat pula pasal tertentu dari peraturan perundang-
1
Rudi Suparmono, Peran Serta Hakim dalam Pembelajaran Hukum, Majalah Hukum
Varia Peradilan Tahun XX Nomor 246 Mei 2006, Hlm. 10
undangan yang bersangkutan atau sumber hukum tak tertulis yang
dijadikan dasar untuk mengadili.
Dalam Hukum Acara Pidana yang diatur dalam Kitab-Undang-
Undang Hukum acara Pidana (KUHAP) mengatur tentang alat bukti yang
Jenis alat bukti yang sah tertulis jelas dalam Pasal 184 ayat (1)
a. Keterangan Saksi
b. Keterangan Ahli
c. Surat
d. Petunjuk
e. Keterangan Terdakwa
Salah satu dari alat bukti yang sah adalah keterangan terdakwa. Hal itu
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, akan tetapi untuk hukum acara
Acara Pidana (KUHAP) yang berarti walau delik korupsi ini adalah delik
khusus, tetapi hukum acara yang digunakan masih hukum acara yang sama
Sofyan Basir selaku Direktur Utama PT. PLN (Persero), majelis hakim
memutus bahwa terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan
tindak pidana korupsi, kolusi dan nepotisme seperti yang didakwakan oleh
penuntut umum.
2
Lilik Mulyadi, Putusan Hakim dalam Hukum Acara Pidana (Teori, Praktik, Teknik
Penyusunan dan Permasalahan), PT. Citra Adi Bakti, Bandung, 2002, hlm. 119.
3
Kusmariansyah, Dasar Pertimbangan Hakim Menyatakan Surat Dakwaan Batal Demi
Hukum dalam Tindak Pidana Korupsi, Skripsi Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah
Palembang, 2014, Hlm. 31
Penuntut umum mendakwa terdakwa Sofyan Basir dengan dua
dakwaan, yaitu:
ke-2 KUHP.
KUHP.
Santoso, Ir. Mimin Insani, Audrey Ratna Justianty alias Ine, Tahta
Setya Novanto.
2. Keterangan Ahli Dr. Rocky Marbun, S.H., M.H. dan Abdul Ficar
Terhadap surat dakwaan dan alat bukti yang dihadirkan oleh penuntut
beberapa alat bukti. Alat bukti yang dihadirkan terdakwa diantaranya adalah:
1. Saksi a de charge Dr. Fahmi Radi MBA dan Sunarsip M.E., A.k.
M.Hum, Dr. Mudzakkir S.H., M.H., Dr. Chairul Huda, S.H., M.H
surat dan keterangan terdakwa serta barang bukti lainnya, maka diperoleh fakta
Komisi VII DPR RI yang membidangi Energi, Riset dan Teknologi serta
Lingkungan Hidup.
40.045,552 (empat puluh juta empat puluh lima ribu lima ratus lima puluh
dua) lembar saham dan juga memiliki anak Perusahaan PT Samantha Batu
kesepakatan dengan Chec, Ltd untuk memberikan fee sebagai agen dalam
kepada:
Serikat)
b. SN yaitu Setya Novanto akan mendapatkan 24% dari 2,5 %
Serikat).
Nusantara DPR RI, dan pada kesempatan tersebut Setya Novanto meminta
Saragih yang akan diambilkan dari fee agen yang diperolehnya sebesar 2,5
%.
Sofyan Basir Proyek PLTGU Jawa III, akan tetapi dijawab oleh Sofyan
Basir bahwa Proyek PLTGU Jawa III sudah ada kandidat pemenangnya,
Bahwa pada awal tahun 2017 Eny Maulani Saragih dan Joanes
dengan Eny Maulani Saragih dan Johanes Budisutrisno Kotjo dan pada
dengan tahun 2026 dan Terdakwa Sofyan Basir meminta Nicke Widyawati
untuk melanjutkannya.
Bahwa pada tanggal 29 Maret 2017 Eny Maulani Saragih dan Johanes
Peranap Kabupaten Indragiri Hulu Riau masuk dalam Rencana Kerja dan
2015 yang diajukan kepada PT PLN Persero dan sesuai dengan Perpres
termasuk diantaranya proyel PLTU MT. Riau-1, dimana listrik yang akan
Konsorsium.
ruang kerja Terdakwa Sofyan Basir yang didampingi ole Supangkat Iwan
IPP sesuai dengan Perpres Nomor 4 Tahun 2016 sebagai acuan dari PT
PLN (Persero) serta akan bekerjasama juga dengan Chec, Ltd. untuk
teknis dan administrasi untuk dilakukan proses due dilligence oleh pihak
001/SBB/MOU-PLNBB/2017.
Chec, Ltd., dan Philip Cecile Rickard Direktur Utama BNR, Ltd., yang inti
perjanjiannya bahwa PT PJBI, Chec, Ltd., dan BNR, Ltd., sepakat untuk
PJB dan PLN Batubara yang bertujuan untuk menaikkan posisi tawar anak
yaitu tanggal 6 Oktober 2017 berisi tentang masa kontrak 25 tahun dengan
tarif dasar USD5,4916 (lima koma empat sembilan satu enam dollar
Amerika Serikat) per kwh dan segera membentuk perusahaan proyek yang
melaporkannya ke Idrus Marham yang pada saat itu menjabat Sekjen Parta
Kotjo sebesar USD2.500.000,00 (dua juta lima ratus ribu dollar Amerika
PT PJBI, Chec, Ltd., dan BNR, Ltd., dan dimasukkan ketentuan tambahan
dalam Pasal 3.3 yaitu para pihak sepakat dan memahami bahwa
matters).
dengan BNR, Ltd., dan Chec, Ltd., dan untuk kepentingan Munaslub
Rp4.750.000.000,00 (empat milyar tujuh ratus lima puluh juta rupiah) dan
(lima ratus juta rupiah) pada tanggal 13 Juli 2018, kemudian Petugas KPK
Bahwa dari keseluruhan uang yang diterima oleh Eny Maulani Saragih
Muhammad Sarmudji yang pada saat itu sebagai Wakil Sekretaris Steering
keterangan saksi, keterangan ahli, alat bukti surat, dan keterangan terdakwa.
Sedangkan untuk barang bukti dan petunjuk akan dihubungkan satu sama lain
unsur-unsurnya adalah:
tentang Kepegawaian;
c. Orang yang menerima gaji atau upah dari Keuangan Negara atau
Daerah;
d. Orang yang menerima gaji atau upah dari satu korporasi yang
e. Orang yang menerima gaji atau upah dari korporasi lain yang
dan pejabat lain yang berfungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan
c. Menteri;
d. Gubernur;
e. Hakim;
Terdakwa, barang bukti surat serta barang bukti lainnya, bahwa Terdakwa
Sofyan Basir adalah Direktur Utama PT PLN (Persero) yang telah menanda
tangani Kesepakatan Proyek Independent Power Producer (IPP) Pembangkit
Jawa Bali Investasi (PT PJBI) dengan BNR dan Cina Huadian Engeneering
dalam keadaan sehat jasmani dan rohani dan apa yang didakwakan kepada
Korupsi atas nama Eny Maulani Saragih yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap sebagai anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia (DPR R.I.) periode tahun 2014 s.d. tahun 2019 berdasarkan
September 2014, dan kedudukan Eny Maulani Saragih dalam perkara a quo
yang dimaksud dengan “Hadiah” adalah menurut tata bahasa lebih mengacu
4
Adami Chazawi, Hukum Pidana Materiil dan Formil Korupsi di Indonesia Cetakan
kedua, Penerbit Bayumedia, 2005, Hlm.173-174 dan 198-199.
Menimbang, bahwa menurut R. Wiyono yang dimaksud dengan
hadiah adalah sesuatu yang mempunyai nilai, sedangkan yang
dimaksud dengan janji adalah tawaran sesuatu yang diajukan dan akan
dipenuhi oleh si pemberi tawaran. Sesuatu adalah baik berupa benda
berwujud, misalnya uang, mobil, televisi atau tiket pesawat terbang
atau benda tidak berwujud misalnya hak yang termasuk dalam hak
atas kekayaan intelektual (HAKI) maupun fasilitas untuk bermalam di
suatu hotel berbintang, sedangkan janji adalah tawaran sesuatu yang
diajukan dan akan dipenuhi oleh si pemberi tawaran. Hal ini sejalan
dengan Putusan Hoge Raad tanggal 25 April 1916, yang menyatakan
hadiah adalah segala sesuatu yang mempunyai arti.5
surat dan barang bukti lainnya, bahwa terkait dengan belum ditanggapinya
tahun 2016 untuk meminta bantuan agar diberikan jalan untuk berkoordinasi
kerja Ketua Fraksi Golongan Karya (Golkar) Gedung Nusantara DPR R.I.,
saat itu selaku anggota Komisi VII DPR R.I. yang membidangi energi, riset
dan teknologi, dan lingkungan hidup yang merupakan mitra kerja dari PT PLN
untuk mengawal Johanes Budisutrisno Kotjo dalam proyek PLTU, dan Johanes
5
R. Wijono, Pembahasan Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,
cetakan Pertama, Penerbit Sinar Grafika, 2005, Hlm.46-47 dan 86.
Budisutrisno menjanjikan untuk memberikan hadiah berupa uang kepada Eni
Maulani Saragih yang rencananya akan diambilkan dari bagian fee agen yang
akan diperoleh dari China Huadian Engineering Company, Ltd. (CHEC, Ltd.)
sebesar 2,5% dan hal ini disanggupi oleh Eni Maulani Saragih;
dolar Amerika Serikat), SN yaitu Setya Novanto mendapatkan 24% dari 2,5%
(enam juta dolar Amerika Serikat), PR yaitu Philip Cecile (CEO PT Samantaka
juta seratus dua puluh lima ribu dolar Amerika Serikat), Rudy yaitu Rudy
sejumlah USD1.000.000,00 (satu juta dolar Amerika Serikat); dan Other yaitu
pihak-pihak lain yang membantu akan mendapatkan 3,5% dari 2,5% sejumlah
USD875.000,00 (delapan ratus tujuh puluh lima ribu dolar Amerika Serikat);
Menimbang, bahwa terkait dengan janji untuk memberikan fee atau
hadiah dari Johanes Budisutisno Kotjo kepada Eni Maulani Saragih yang total
jumlahnya yang telah diterima baik untuk kepentingan Munaslub Partai Golkar
diusung oleh Partai Golkar, berupa uang secara bertahap seluruhnya sejumlah
Rp4.750.000.000,00 (empat miliar tujuh ratus lima puluh juta rupiah) yang
diterimanya melalui Tahta Maharaya yang merupakan tenaga ahli dari Eni
miliar rupiah), tanggal 8 Juni 2018 sebesar Rp250.000.000,00 (dua ratus lima
puluh juta rupiah) dan tanggal 13 Juli 2018 uang sejumlah Rp500.000.000,00
Menimbang, bahwa dari total jumlah uang yang diterima oleh Eni
Maulani Saragih Rp4.750.000.000,00 (empat miliar tujuh ratus lima puluh juta
rupiah), dimana sejumlah Rp713.000.000,00 (tujuh ratus tiga belas juta rupiah)
diserahkan kepada Muhammad Sarmudji yang pada saat itu menjabat wakil
sekretaris steering committe Munaslub Partai Golkar Tahun 2017 dan sisanya
miliar tujuh ratus lima puluh juta rupiah) oleh Eni Maulani Saragih, dan
kepada Muhammad Sarmudji yang pada saat itu menjabat wakil sekretaris
steering committe Munaslub Partai Golkar Tahun 2017, maka dengan demikian
Tindak Pidana Korupsi Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap, sehingga unsur delik “menerima hadiah atau janji” telah
Ad.3. Unsur padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau janji
kewajibannya:
diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan untuk menggerakkan agar
Terdakwa alat bukti surat dan barang bukti lainnya, maka diperoleh fakta
pertimbangan unsur menerima Hadiah atau Janji yaitu Eni Maulani Saragih
Indonesia periode 2014 sampai dengan 2019 telah menerima pemberian dari
Johanes Budisutrisno Kotjo yang totalnya berjumlah Rp4.750.000.000,00
Eni Maulani Saragih yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap tersebut,
dilakukan;
Lengkap Pasal Demi Pasal Penerbit Politeia Bogor halaman 75-76 yaitu
sengaja harus ada, sehingga orang yang secara kebetulan dengan tidak
kejahatan harus timbul dari orang yang diberi bantuan , kesempatan, daya
upaya, atau keterangan itu, jika niat nya timbul dari orang memberi bantuan
keterangan Terdakwa dan barang bukti surat serta barang bukti lainnya, maka
diperleh fakta hukum bahwa Terdakwa Sofyan Basir adalah Direktur Utama
PJBI) dengan BNR dan Cina Huadian Engineering Company Limited (Chec
ltd);
Saragih yang merupakan anggota komisi VII DPR R.I. dan memiliki mitra
1 dan menjanjikan akan memberikan fee kepada Eni Maulani Saragih untuk
agent yang akan diterima oleh Johanes Budisutrisno Kotjo dari perusahaan
Chec, Ltd.
Budissutrisno Kotjo untuk memberikan Fee kepada Eni Maulani Saragih yang
akan diambilkan dari fee agent sebesar 2,5 % yang diterima Johanes
sebagaimana yang rincian atau catatan dari Johanes Budisutrisno Kotjo yang
sudah menjadi Fakta Hukum sebesar USD25.000.000,00 (dua puluh lima juta
oleh Setya Novanto tidak mengetahui tentang adanya catatan tersebut dan
Sofyan Basir selaku Direktur Utama PT PLN (Persero) sebagai Pihak yang
Pembangkit Jawa Bali Investasi (PT PJBI) dengan BNR dan Cina Huadian
Engeneering Company Limited (Chec ltd) tidak tercantum atau bukan sebagai
pihak yang menerima fee, dan Terdakwa Sofyan Basir tidak mengetahui dan
tidak memahami akan adanya fee yang akan diterima oleh Johanes
Budisutrisno Kotjo serta kepada siapa saja fee tersebut akan diberikan, hal ini
sesuai dengan apa yang disampaikan baik oleh Eni Maulani Saragih maupun
oleh Johanes Budisutrisno Kotjo bahwa uang yang diterima oleh Eni Maulani
Saragih yang berasal dari Johanes Budisutrisno Kotjo, Terdakwa Sofyan Basir
Maulani Saragih dan Johanes Budisutrisno Kotjo yang juga perkaranya sudah
Pusat yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap tentang bahwa Terdakwa
tersebut, hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 185 ayat (1) Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana yang mengatakan Keterangan saksi sebagai alat
(empat milyar tujuh ratus lima puluh juta rupiah) adalah tanpa sepengetahuan
Terdakwa Sofyan Basir dan tidak ada kaitan dengan Proyek PLTU MT Riau-1,
Tahun 2017, dan hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Eni Maulani
Saragih dan Johanes Budisutrisno Kotjo bahwa Terdakwa Sofyan Basir tidak
Sofyan Basir tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak
sudah tepat.
Jika dilihat dari kronologi atau kasus posisi yang di tulis oleh penuntut
umum, setelah terdakwa Sofyan Basir dikenalkan oleh saksi Eni Mauliani
karena dengan jabatannya sebagai Direktur Utama PT. PLN (Persero) ia sudah
sudah memberi sarana agar saksi Johanes Budisutrisno Kotjo (diputus bersalah
Basir adalah tidak terpenuhinya unsur keempat dari unsur-unsur dalam Pasal
Tindak Pidana Korupsi, yaitu unsur Pasal 56 ke-2 KUHP : dengan sengaja
sebesar 2,5% yang akan diberi oleh saksi Johanes Budisutrisno Kotjo kepada
Eni Mauliani Saragih didapat dari pihak China Huadian Enginering Company
Ltd., tidak diketahui oleh terdakwa Sofyan Basir. Begitu pula dengan
pembagian fee yang lainnya yang merupakan catatan pribadi dari saksi Johanes
Budisutrisno Kotjo tanpa sepengetahuan terdakawa Sofyan Basir. Dengan kata
lain, proyek yang diberikan oleh terdakwa Sofyan Basir kepada saksi Johanes
Hal ini sejalan dengan tidak adanya alat bukti lain yang menunjukkan
adanya unsur bahwa terdakwa Sofyan Basir menerima pemberian hadiah atau
yang dihadirkan oleh penuntut umum dan advocat terdakwa, sudah tepat jika
majelis hakim memutus bebas terdakwa Sofyan Basir karena unsur Pasal 12
huruf a yang didakwakan tidak terpenuhi. Selain itu, kurangnya alat bukti yang
mungkin suatu proyek besar diberikan secara cuma-cuma tanpa adanya hadiah
atau janji apapun, namun pembuktian dalam persidangan (alat bukti dan
suatu perkara.
suatu perkara. Putusan hakim tidak boleh terlepas dari unsur hukum yang
berlaku dan dakwaan yang didakwakan oleh penuntut umum. Artinya dakwaan
penuntut umum sangat penting dalam suatu putusan, karena putusan hakim
sendiri harus sesuai dengan dakwaan dari penuntut umum, tidak boleh diluar
Salah satu yang harus dimuat dalam surat putusan pemidanaan adalah
peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar pemidanaan.
Pasal-pasal yang didakwakan oleh Penuntut Umum menjadi dasar
pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan.
6
Syarifah Dewi Indawati S, Dasar Pertimbangan Hukum Hakim Menjatuhkan Putusan Lepas dari
Segala Tuntutan Hukum Terdakwa dalam Perkara Penipuan (Studi Putusan Pengadilan Tinggi
Denpasar Nomor 24/PID/2015/PT.DPS), Jurnal Verstek Volume 5 Nomor 2 Bagian Hukum
Universitas Sebelas Maret, 2015, Hlm. 268.
7
Praditha Rika Negara, Pertimbangan Hukum Oleh Hakim dalam Menjatuhkan Putusan Terhadap
Anak yang Melakukan Penyalahgunaan Narkotika, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2014,
Hlm. 5.
haruslah meyakini apakah terdakwa melakukan perbuatan pidana
atau tidak sebagaimana yang termuat dalam unsur-unsur tindak
pidana yang didakwakan kepadanya.
lainnya, begitu juga persesuaian antara keterangan saksi dengan alat bukti yang
merupakan alat bukti yang pertama dan paling utama, sehingga jika dilihat dari
keterangan saksi Johanes Budisutrisno Kotjo dan Eni Mauliani Saragih yang
menyatakan bahwa terdakwa tidak tahu mengenai uang fee dan tidak menerima
apapun dari kedua saksi tersebut, maka wajar jika hakim memutus bebas
Berlaku
pidana tingkat satu atau tahap pemeriksaan di pengadilan negeri. Pada Bab I
1. Putusan bebas (vrijspraak);
2. Putusan lepas dari segala tuntutan hukum (onslag van recht
vervolging); dan
3. Putusan pemidanaan (veroordeling).8
akhir yang terbagi menjadi tiga saja. Dalam praktik peradilan, manifestasi
1. Penetapan; dan
2. Putusan yang berupa:
a. Putusan sela; dan
b. Putusan akhir.9
ditemukan eksepsi dari advocat terdakwa. Pada dasarnya putusan sela tidak
wajib, sama seperti eksepsi dari advocat terdakwa. Sehingga setelah dakwaan,
tersebut barulah hakim dapat menilai bahwa terdakwa bersalah atau tidak atas
8
Salim Hs, Perkembangan Teori Dalam Ilmu Hukum, Rajawali Pos, Jakarta, 2012, hlm.
149.
9
Lilik Mulyadi, Hukum Acara Pidana (Suatu Tinjauan Khusus Terhadap Surat
Dakwaan, Eksepsi dan Putusan Pengadilan), PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2002, hlm. 142-
143
Jika pengadilan berpendapat bahwa dari hasil pemeriksaan di sidang,
kesalahan terdakwa atas perbuatan yang didakwakan kepadanya tidak
terbukti secara sah dan meyakinkan, maka terdakwa diputus bebas.
sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana, maka putusan bebas dapat
karena keseluruhan alat bukti akan dilihat korelasinya dengan alat bukti yang
tidak akan berarti jika tidak ditemukan korelasinya dengan alat bukti lain dan
perbuatan terdakwa.
atau tidak melakukan suatu perbuatan. Hal ini merupakan salah satu kebebasan
hakim yang tidak boleh ada campur tangan pihak lain. “Kebebasan hakim tidak
bersifat mutlak, maka kebebasan hakim tidak boleh terlepas dari unsur tanggung
jawab. Kebebasan hakim bukanlah kebebasan yang mutlak dan tanpa batas yang
10
Menurut Kees Bertens dikutip oleh Firman Floranta Adonara, “Prinsip Kebebasan
Hakim dalam Memutus Perkara Sebagai Amanat Konstitusi”, Jurnal Konstitusi, Volume 12,
Nomor 2, Juni 2015, hlm. 221.
Undang-Undang 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
3. Unsur padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau janji
kewajibannya;
unsur kedua sudah terpenuhi. Pertama karena pekerjaan terdakwa Sofyan Basir
sebagai Direktur PT. PLN (Persero) yang merupakan karyawan BUMN atau
penyelenggara negara. Kedua unsur menerima hadiah atau janji oleh Eni
Maulani Saragih telah terpenuhi, bukan terdakwa Sofyan Basir yang menerima
hadiah atau janji. Sehingga selanjutnya terdakwa Sofyan Basir diperiksa untuk
unsur keempat, yaitu peran terdakwa Sofyan Basir sebagai yang memberikan
Sofyan Basir adalah Direktur Utama PT. PLN (Persero) yang telah menanda
Jawa Bali Investasi (PT PJBI) dengan BNR dan Cina Huadian Engineering
MT Riau-1, namun menurut keterangan saksi Eni Maulani Saragih dan Johanes
Pidana Korupsi Pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap tentang bahwa terdakwa Sofyan Basir tidak mengetahui
adanya penerimaan fee secara bertahap tersebut, hal ini sesuai dengan
(1) Keterangan saksi sebagai alat bukti ialah apa yang saksi nyatakan
di siding pengadilan.
(2) Keterangan seorang saksi saja tidak cukup untuk membuktikan
bahwa terdakwa bersalah terhadap perbuatan yang didakwakan
kepadanya.
(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak berlaku
apabila disertai dengan suatu alat bukti yang sah lainnya.
Dilakukannya pembuktian untuk mengetahui apakah terdakwa telah
bersalah atau sebaliknya, maka dilakukan adanya pembuktian dalam
persidangan yang kemudian hakim dapat memeriksa dan memutus
perkara tersebut. Sistem pembuktian dalam perkara pidana mengacu
pada KUHAP. Sistem pembuktian ini menganut sistem pembuktian
negatif dimana salah atau tidaknya terdakwa ditentukan oleh
keyakinan hakum yang didasarkan dengan cara dan alat-alat bukti
yang sah menurut Undang-Undang.11
11
M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan Dan Penerapan KUHAP, Sinar
Grafika, Jakarta, 2012, Hlm. 280
Mengacu pada KUHAP, setelah peneliti menganalisis putusan tersebut
dan membaca pada bagian keterangan saksi dan alat bukti lainnya, memang
tidak ada alat bukti yang secara spesifik memojokkan terdakwa bersalah
Alat bukti lain selain daripada keterangan saksi, merupakan alat bukti yang
digunakan dalam Putusan saksi Eni Maulani Saragih dan Johanes Budisutrisno
Kotjo. Sehingga setelah diteliti oleh majelis hakim, tidak ditemukan korelasi
antara keterangan saksi dan alat bukti lainnya yang meyakinkan hakim bahwa
terdakwa Sofyan Basir tidak mengetahui mengenai fee yang diberikan oleh
Johanes Budisutrisno Kotjo kepada beberapa orang. Selain itu terdakwa Sofyan
Basir tidak menerima sepeserpun fee dari Johanes Budisutrisno Kotjo dan tidak
ada alat bukti lain yang dapat menyangkal kesaksian saksi Eni Maulani Saragih
merupakan putusan bebas dan sudah berdasarkan hukum yang berlaku, yaitu
dengan ketentuan Pasal 191 ayat (1) KUHAP karena tidak ditemukan korelasi
antara keterangan saksi dengan alat bukti lainnya yang menyatakan bahwa