Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rajeeb Kemal Akbari

Kelas :A
NIM : 20410684
Kuliah Penugasan PDH 13 Juni 2023

1. Analisis surat dakwaan dalam perkara nomor 90/Pid.Sus-TPK/2018/PN.Jkt.Pst. di


Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat :

Berdasarkan analisis terhadap kasus Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat


No. 90/PID.SUS-TPK/2018/PN.JKT.PST, dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut:

Hakim di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dianggap telah membuat


pertimbangan hukum yang tepat. Mereka menetapkan Terdakwa Lucas, S.H., CN.
sebagai pelaku tindak pidana merintangi proses penyidikan yang dilakukan oleh
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Keputusan ini didasarkan pada minimal 2 alat
bukti, seperti teks percakapan via i-message yang ditemukan dalam iPhone, tiket
pesawat, kwitansi, dan keterangan saksi-saksi. Semua ini menunjukkan bahwa
Terdakwa Lucas, S.H., CN. memiliki peran penting sebagai pelaku utama dalam
melakukan tindakan perintangan penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Dalam Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum, Terdakwa didakwa dengan satu
dakwaan tunggal, yaitu melanggar Pasal 21 Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang telah
diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang
perubahan atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana.

Dalam Surat Tuntutan Jaksa Penuntut Umum, tuntutan terhadap Terdakwa


diuraikan sebagai berikut: Pertama, meminta kepada hakim untuk menyatakan bahwa
Terdakwa LUCAS bersalah secara bersama-sama melakukan tindak pidana korupsi
sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 21 Undang-Undang Nomor 31
Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas Undang-Undang
Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Juncto Pasal
55 ayat (1) ke-1 KUHPidana. Kedua, pidana yang diajukan terhadap Terdakwa
LUCAS adalah penjara selama 12 (dua belas) tahun dan denda sejumlah
Rp.600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah). Jika denda tersebut tidak dibayar, maka
akan diganti dengan pidana kurungan selama 6 (enam) bulan.

Dalam kasus ini, Terdakwa Lucas, S.H., CN., yang merupakan seorang
advokat, harus bertanggung jawab atas perbuatannya dalam melakukan tindak pidana
merintangi penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus Eddy
Sindoro. Eddy Sindoro adalah tersangka yang melakukan tindak pidana korupsi
dengan memberikan hadiah atau janji kepada pegawai negeri

2. Dokumen hukum untuk kepentingan melakukan analisis :

 Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana


(KUHAP).
 Undang – Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat.
 Undang – Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi.
 Undang – Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK).
 Undang – undang Nomor Tahun 1980 tentang tindak pidana suap
  Literatur Hukum Literatur hukum dapat merujuk ke literatur hukum yang
berkaitan dengan korupsi, tindak pidana korupsi, dan proses hukum dalam
sistem peradilan pidana Indonesia untuk memperdalam pemahaman tentang
aspek-aspek hukum yang terkait dengan kasus tersebut

3. alamat/link website dokumen :


 https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/47041/uu-no-8-tahun-1981
 https://www.mkri.id/public/content/infoumum/undang/pdf/
Anotasi_108_Anotasi%20Jefri%20UU%2018%20Tahun
%202003%20Advokat.pdf
 https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/45350/uu-no-31-tahun-1999
 https://simpuh.kemenag.go.id/regulasi/uu_30_02.pdf
 https://media.neliti.com/media/publications/23536-ID-korupsi-dan-upaya-
pemberantasannya.pdf

Anda mungkin juga menyukai