NPM : 20108104
a. Judul : PUTUSAN
INDONESIA
4. Identitas Pemohon :
Identitas Pemohon H. Armansyah, S.E., M.M.
dalam hal ini berdasarkan Surat Kuasa Khusus bertanggal 5 Oktober 2021
memberi kuasa kepada M. Husni Chandra, S.H., M.Hum, Raju Diagunsyah,
1
S.H., Radiansyah, S.H., Yohannes P. Simanjuntak, S.H., M.H., Widodo,
S.H., M. Ibrahim Adha, S.H., M.H., Windu Rohima, S.H., M.H., dan Aster
Suzlita, S.H., dkk, kesemuanya merupakan Advokat dan konsultan yang
tergabung dalam Tim Advokasi Pos Bantuan Hukum (POSBAKUM) Dewan
Pimpinan Cabang Asosiasi Advokat Indonesia Kota Palembang (DPC AAI Kota
Palembang), dst yang beralamat di Jalan Gubernur H. Bastari Nomor 629
Kelurahan 8 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang, Sumatera
Selatan,bertindak bersama-sama maupun sendiri-sendiri, untuk dan atas nama
Pemberi Kuasa.
6. Duduk Perkara
a. Pendaftaran Perkara:
2
Akta Penerimaan Berkas Permohonan Nomor
45/PUU/PAN.MK/AP3/10/2021
b. Posita Gugatan :
I. KEWENANGAN MAHKAMAH
3
berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir
yang putusannya bersifat final untuk menguji Undang-
Undang terhadap Undang-Undang Dasar, memutus
sengketa kewenangan lembaga negara yang
kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar,
memutus pembubaran partai politik, dan memutus
perselisihan tentang hasil pemilihan umum”;
4
II. KEDUDUKAN HUKUM (LEGAL STANDING) DAN
KERUGIAN KONSTITUSIONAL PEMOHON/PARA
PEMOHON
Lembaga Negara.
5
Indonesia (vide Bukti P-3) sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 51 ayat (1) huruf (a) UU MK juncto Pasal
4 PMK 2/2021 yang memiliki hak konstitusional untuk
mendapat kepastian hukum dan perlakuan yang sama di
hadapan hukum, hak konstitusional untuk mendapatkan
kemudahan dan kesempatan yang sama demi keadilan,
dan hak konstitusional untuk mendapatkan
perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat
deskriminatif sebagaimana dijamin dalam Pasal 27 ayat
(1), 28D ayat (1), dan 28 H ayat (2) UUD 1945
KERUGIAN KONSTITUSIONAL PEMOHON/PARA
PEMOHON sebagai akibat EKSIS atau ADAnya Pasal
/ UU yang menjadi Objek Pengujian
6
Argumentasi & Fakta Hukum bahwa Pasal / Penjelasan
7
c. Petitum Permohonan :
PRIMER
SUBSIDER
d. Pembuktian Pemohon
6. Pertimbangan Hukumnya :
Pertimbangan Majelis Hakim pada pokoknya antara lain sebagai berikut:
Kewenangan Mahkamah
1) berdasarkan Pasal 24C ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara
9
Republik Indonesia Tahun 1945 (selanjutnya disebut UUD 1945), Pasal
10 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang
Mahkamah Konstitusi sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga Atas
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 216,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6554,
selanjutnya disebut UU MK), dan Pasal 29 ayat (1) huruf a Undang-
Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 157,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5076),
Mahkamah berwenang, antara lain, mengadili pada tingkat pertama dan
terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang
terhadap UUD 1945;
2) bahwa oleh karena permohonan Pemohon adalah permohonan untuk
menguji konstitusionalitas norma undang-undang, in casu Pasal 49 ayat
(1) huruf a dan Pasal 49 ayat (2) huruf b Undang-Undang Nomor 10
Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1998 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3790, selanjutnya disebut UU 10/1998) terhadap UUD 1945
maka Mahkamah berwenang mengadili permohonan a quo
1
0
MENGADILI:
1
3
(perhatikan Peraturan MK)
1. Keabsahan surat kuasa telah terpenuhi karena H. Armansyah, S.E.,
M.M. sebagai pemohon berdasarkan Surat Kuasa Khusus bertanggal
5 Oktober 2021, memberi kuasa kepada M. Husni Chandra, S.H.,
M.Hum, Raju Diagunsyah, S.H., Radiansyah, S.H., Yohannes P.
Simanjuntak, S.H., M.H., Widodo, S.H.,M. Ibrahim Adha, S.H.,
M.H., Windu Rohima, S.H., M.H., dan Aster Suzlita, S.H.,
kesemuanya adalah Advokat yang tergabung dalam Tim Advokasi
Pos Bantuan Hukum (POSBAKUM) Dewan Pimpinan Cabang
Asosiasi Advokat Indonesia Kota Palembang (DPC AAI Kota
Palembang) yang beralamat di Jalan Gubernur H. Bastari Nomor 629
Kelurahan 8 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang, Sumatera
Selatan
2. Keabsahan surat permohonan telah terpenuhi karena telat
memuat alasan permohonan dan permohonan wajib dengan
uraian jelas yang mengenai : a. pengujian undang-undang terhadap
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; b.
sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan
oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
c. pembubaran partai politik; d. perselisihan tentang hasil pemilihan
umum; atau e. pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden
diduga telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan
terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau
perbuatan tercela, dan/atau tidak lagi memenuhi syarat sebagai
Presiden dan/atau Wakil Presiden sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dan
sekurang-kurangnya harus memuat: a. nama dan alamat pemohon; b.
uraian mengenai perihal yang menjadi dasar permohonan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 30; dan c. hal-hal yang diminta untuk diputus.
1
4
Menimbang bahwa berdasarkan Pasal 24C ayat (1) Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (selanjutnya disebut UUD 1945), Pasal 10
ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah
Konstitusi sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 7
Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2003 tentang Mahkamah Konstitusi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2020 Nomor 216, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6554,
selanjutnya disebut UU MK), dan Pasal 29 ayat (1) huruf a Undang-Undang
Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5076), Mahkamah berwenang, antara lain, mengadili
pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji
undang-undang terhadap UUD 1945;
d. lembaga negara;
.
1
5
quo dan Pemohon memiliki kedudukan hukum untuk mengajukan permohonan a
quo, namun oleh karena permohonan Pemohon adalah kabur, maka Mahkamah
tidak mempertimbangkan lebih lanjut pokok permohonan Pemohon.
o Pasal 49 ayat (1) huruf a dan Pasal 49 ayat (2) huruf b Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
h. lembaga negara;
.
Ketiga Tentang Ppermohonan Pemohon Beralasan / tidak
berasalasan menurut hukum
Menimbang bahwa meskipun Mahkamah berwenang mengadili permohonan a
quo dan Pemohon memiliki kedudukan hukum untuk mengajukan permohonan a
quo, namun oleh karena permohonan Pemohon adalah kabur, maka Mahkamah
tidak mempertimbangkan lebih lanjut pokok permohonan Pemohon.
1
8