Anda di halaman 1dari 3

KEJAKSAAN NEGERI JAKARTA SELATAN

*UNTUK KEADILAN"

SURAT DAKWAAN
NO. 001 REG. 001 PERK. : PDM- /JKT.SEL/10/2013

I. IDENTITAS TERDAKWA

Nama Lengkap : BUDI


Tempat Lahir : Jakarta Selatan, 01-01-1985
Umur / Tanggal Lahir : 28 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Kebangsaan : Indonesia
Tempat Tinggal : Apartemen Kuningan Place, Jakarta Selatan
Agama : Islam
Pekerjaan : Pengusaha

II. PENAHANAN

Penyidik : Rutan Polsek Jakarta Selatan


Perpanjangan Penahanan : Rutan Polsek Jakarta Selatan
Jaksa Penuntut Umum : Kejaksaan Jakarta Selatan

III. DAKWAAN

______Bahwa terdakwa BUDI pada suatu hari pada bulan Agustus 2013 sekitar pukul 22.00
WIB bertempat di Pemerintahan Kabupaten Kuningan Jakarta Selatan atau setidak-tidaknya
pada tempat lain yang masih termasuk dalam Daerah Hukum Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan “Menguasai, Memiliki, Merencanakan kejahatan yang tidak ada hubungannya
dengan mata pencahariannya”, perbuatan mana terdakwa lakukan dengan cara-cara sebagai
berikut :
1. Bahwa awalnya terdakwa Budi dan korban Angie telah menikah secara agama pada
tanggal 31 Januari 2011. Selanjutnya sekitar 8 bulan setelah pernikahan, terdakwa Budi
mengalami pertengkaran hebat dengan korban. Kejadian pertengkaran tersebut, seringkali
diceritakan kepada saksi Cecep yang merupakan sopir pribadi dari terdakwa.
2. Bahwa selanjutnya Pada bulan April 2013, terdakwa mengatakan kepada saksi Cecep
bahwa terdakwa sudah merasa jenuh dan meminta untuk mencarikan orang yang dapat
memberi pelajaran terhadap korban. Saksi Cecep menghubungi saksi Danang, yang
menyarankan kepada saksi Cecep untuk melakukan pembunuhan dengan cara dirampok di
taksi dan meminta bayaran sebanyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah). Akan
tetapi, terdakwa tidak menyetujui pembunuhan dengan cara perampokan di taksi,
melainkan hanya menginginkan agar korban cukup diberi pelajaran.
3. Bahwa kemudian terdakwa pada bulan Agustus 2013 memberikan ide penculikan kepada
saksi Cecep, dengan cara membius korban serta memasukkannya ke dalam koper besar,
sehingga korban dapat diteror agar tidak menganggu terdakwa dikemudian hari. Dengan
adanya ide tersebut, maka saksi Cecep menyampaikannya kepada saksi Danang, saksi Gito
(DPO) dan saksi Haris (meninggal dunia). Setelah ide tersebut disetujui oleh tim
eksekutor, maka saksi Cecep ditugaskan untuk mencari obat bius dan membuat peti untuk
memasukkan tubuh korban. Selain itu, saksi Cecep juga ditugaskan untuk membeli 2 (dua)
1 buah gitar listrik dengan tujuan untuk mengelabui penghuni apartemen, agar tidak
mencurigai isi peti tersebut.
4. Bahwa Setelah saksi Cecep mendapatkan semua keperluan eksekusi, maka terdakwa
memberikan anak kunci kamar korban, telepon genggam beserta nomor barunya, bahkan
menyewakan apartemen di Tower Casablanca lantai 10 unit BE yang ditunjukkan untuk
rapat tim. Adapun tugas maupun peran dari masing-masing peserta tindak pidana ialah
sebagai berikut;
a. Saksi Danang bertugas sebagai sopir yang menunggu di lobby untuk membawa peti
yang berisi korban
b. Saksi Gito: bertugas sebagai pelaku yang masuk ke dalam kamar korban untuk
melakukan pembiusan terhadap korban
c. Saksi Haris: bertugas untuk memegangi korban, ketika dilakukan pembiusan Selain
ketiga peserta tersebut, tim eksekutor mengajak pula saksi Iwan untuk mengawasi di
lorong, pada saat terjadinya penculikan.
5. Bahwa kemudian Pada akhir bulan September 2013, Budi memberikan uang kepada
Cecep sebesar Rp 250.000.000 (dua ratus lima puluh juta rupiah) dengan rincian untuk
bayar Tim Danang sebesar Rp 200.000.000 (dua ratus juta rupiah) dan operasional tim
sebesar Rp 50.000.000 (lima puluh juta rupiah). Selain menyerahkan uang, Budi juga
menyampaikan kepada Cecep agar melakukan penculikan pada saat dirinya sedang berada
di Singapura. Pada tanggal 28 Sepetember 2013, Budi mengirimkan pesan singkat melalui
Blackberry messenger kepada Cecep, bahwa korban akan pergi ke Bandung dan akan
kembali ke Apartemen Kuningan pada minggu pagi, tangga 28 September 2013. Atas
informasi tersebut, Cecep menghubungi Danang dan Iwan untuk standby pada tanggal itu.
6. Bahwa selanjutnya Pada Tanggal 30 September 2013, terdakwa mengirimkan pesan
singkat Blackberry messenger kepada saksi Cecep yang menginformasikan, bahwa korban
akan pulang dari Bandung kira-kira jam 22.00 WIB. Sekitar pukul 22.00 WIB, saksi
Cecep mendapatkan kabar dari saksi Danang, jika korban sudah naik taksi dan sedang
menuju Apartemen Kuningan. Dengan adanya kabar itu, saksi Gito dan saksi Haris
bergerak masuk kedalam kamar korban untuk mempersiapkan penculikan. Sedangkan,
saksi Iwan ditugaskan untuk menunggu korban di depan Lobby apartemen Kuningan
untuk membuntuti korban.
7. Bahwa Pada pukul 22.30 WIB, korban sampai di apartemen Kuningan dan seketika itu
pula, diikuti oleh saksi Iwan. Sementara itu, saksi Cecep pergi ke lantai 9 melalui lift
lorong c yang tidak menggunakan kartu akses untuk memantau perkembangan
pelaksanaan Eksekusi. Setelah korban telah sampai di kamarnya, saksi Gito langsung
membekap korban dari belakang yang menyebabkan korban terjatuh. Saksi Haris yang
melihat korban terjatuh, langsung memukul bagian belakang kepala korban dengan
menggunakan besi sebanyak tujuh kali. Korban yang telah dipukul sebanyak tujuh kali
ternyata masih tetap berteriak, yang menimbulkan kecurigaan dari penghuni apartemen
lainnya. Selang beberapa menit, satpam menggedor pintu korban, karena panik kedua
pelaku langsung lari melalui balkon kamar. Akan tetapi, pada saat akan melarikan saksi
Haris terpeleset dan terjatuh dari balkon kamar.
8. Bahwa selanjutnya terdakwa yang saat terjadinya kejadian berada di Singapura,
menanyakan hasil pelaksanaan kepada saksi Cecep. Dengan adanya pemberitahuan
pelaksanaan yang tidak sesuai rencana, terdakwa meminta saksi Cecep untuk menghapus
semua kontak Blackberry messenger terkait hal ini dan membuang telepon genggam serta
kartu teleponnya.
9. Bahwa Kemudian pada sorenya, tanggal 1 Oktober 2013 saksi Cecep bertemu dengan tim
Danang (kecuali Gito) untuk membagi sisa uang hasil pembayaran tersebut sebesar Rp
170.000.000 (seratus tujuh puluh juta rupiah) menjadi 4 bagian sama rata. Oleh karenanya,
masing-masing mendapatkan nominal sebesar Rp. 40.000.000,00 (empat puluh juta
rupiah). Sedangkan sisanya sebesar Rp 10.000.000 (sepuluh juta rupiah), akan diberikan
kepada keluarga saksi Haris yang telah meninggal dunia.
Bahwa perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 340
KUHP Tentang Pembunuhan Berencana.

Jakarta Selatan, 31 Oktober 2013


JAKSA PENUNTUT UMUM

HERZUANDI, S.H

Anda mungkin juga menyukai