Disusun Oleh :
Asrullah
2021220018
TI. 203
TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS TEKNOLOGI AKBA MAKASSAR
2022
1
Kata Pengantar
Daftar Isi
Kata Pengantar............................................................................................................................................2
2
BAB I............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG............................................................................................................................4
A. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................................5
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada hakikatnya manusia tidak luput dari suatu kesalahan, kesalahan
manusia tersebut terjadi akibat kelalaian maupun faktor kesengajaan yang
dilakukan oleh para manusia itu sendiri. Kesalahan yang dilakukan oleh
manusia bisa terjadi dalam suatu tindak pidana kejahatan di
masyarakat.Beberapa contoh kasus tindak pidana dalam masyarakat yaitu
tindak pidana pencurian, tindak pidana pembunuhan, tindak pidana
pemerkosaan dan tindak pidana penganiayaan. Banyaknya tindak pidana
yang dilakukan oleh para pelaku dikarenakan lemah dan kurangnya
pengetahuan yang dimiliki oleh pelaku sehingga dapat merugikan orang lain
dan diri sendiri. Selain beberapa tindak pidana tersebut terdapat salah
satu contoh tindak pidana lainnya yaitu tindak pidana pemerasan.
Kata “pemerasan” dalam bahasa Indonesia berasal dari kata dasar “peras”
yang bisa bermakna meminta uang dan jenis lain dengan ancaman. Tindak
pidana pemerasan ditentukan dalam Bab XXII Pasal 368 KUHP tentang
Tindak Pidana Pemerasan yaitu:
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa
Indonesia,Balai Pustaka, Jakarta, 2002, hlm. 855
“Barangsiapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau
orang lain secara melawan hukum, memaksa seseorang dengan kekerasan
atau ancaman kekerasan untuk memberikan sesuatu barang, yang
seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang itu atau orang lain, atau
supaya membuat utang atau menghapuskan piutang, diancam karena
pemerasan, dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun”.
Tindak pidana pemerasan sebenarnya terdiri dari dua macam tindak pidana,
yaitu tindak pidana pemerasan (afpersing) dan tindak pidana pengancaman
(afdreiging).Kedua macam tindak pidana tersebut mempunyai sifat yang sama, yaitu
suatu perbuatan yang bertujuan memeras orang lain. Justru karena sifatnya yang sama
itulah kedua tindak
pidana ini biasanya disebut dengan nama yang sama, yaitu "pemerasan"
serta diatur dalam bab yang sama. Walaupun demikian, tidak salah kiranya apabila
orang menyebut, bahwa kedua tindak pidana tersebut mempunyai sebutan sendiri,
yaitu "pemerasan" untuk tindak pidana yang diatur dalam Pasal 368 KUHP.2
4
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian tindak pidana pemerasan ?
2. Apa saja unsur-unsur tindak pidana pemerasan ?
3. Apa contoh kasus Pada bentuk korupsi pemerasan?
4. Apa sanksi tindak idana pemerasan?
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
yang diancam tanpa melihat apakah barang tersebut sudah benar-benar dikuasai
oleh orang yang mengancam atau belum. Pengancaman dianggap telah terjadi,
apabila orang yang diancam itu telah menyerahkan barang/benda yang dimaksud
kepada si pengancam sebagai akibat pengancaman terhadap dirinya. Penyerahan
barang tersebut tidak harus dilakukan sendiri oleh orang yang diancam kepada
pengancam, penyerahan barang tersebut dapat saja terjadi dan dilakukan oleh orang
lain selain dari orang yang diancam.
· Supaya memberi hutang
Berkaitan dengan pengertian “memberi hutang” dalam rumusan pasal ini perlu
kiranya mendapatkan pemahaman yang benar. Memberi hutang disini mempunyai
pengertian bahwa si pengancam memaksa orang yang diancam untuk membuat
suatu perikatan atau suatu perjanjian. Yang menyebabkan orang yang diancam
harus membayar sejumlah uang tertentu. Jadi, yang dimaksud memberi hutang
dalam hal ini bukanlah berarti dimaksudkan untuk mendapatkan uang (pinjaman)
dari orang yang diancam tetapi untuk membuat suatu perikatan yang berakibat
timbulnya kewajiban bagi orang yang diancam untuk membayar sejumlah uang
kepada pengancam atau orang lain yang dikehendaki.
· Untuk menghapus hutang
Unsur “untuk menghapus hutang” dengan menghapusnya piutang yang
dimaksudkan adalah menghapus atau meniadakan perikatan yang sudah ada dari
orang yang diancam kepada pengancam atau orang tertentu yang dikehendaki
pengancam.
b. Unsur Subjektif yang meliputi unsur-unsur sbb :
· Unsur “untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain”. Yang dimaksud untuk
menguntungkan diri sendiri atau orang lain adalah menambah baik bagi dirinya
sendiri maupun bagi orang lain dari kekayaan semula. Menambah kekayaan disini
tidak perlu benar-benar telah terjadi, tetapi cukup apabila dapat dibuktikan, bahwa
maksud pelaku adalah menguntungkan diri sendiri atau orang lain.
Tindak pidana pemerasan yang diatur dalam Pasal 368 ayat (2) terdiri dari unsur-
unsur sebagai berikut :
a. Berdasarkan ketentuan Pasal 368 ayat (2) KUHPidana tindak pidana pemerasan
diperberat ancaman pidananya apabila:
· Jika perbuatan itu dilakukan pada waktu malam hari dalam sebuah rumah atau
pekarangan tertutup yang ada rumahnya atau apabila pengancaman dilakukan
dijalan umum atau diatas kereta api atau truk yang sedang berjalan. Ketentuan ini
berdasarkan Pasal 366 ayat (2) jo 366 ayat (2) ke-1 KUHPidana dengan ancaman
pidana selama dua belas tahun penjara.
· Jika perbuatan itu dilakukan oleh dua orang atau lebih secara bersama-sama sesuai
dengan ketentuan Pasal 366 ayat (2) jo Pasal 365 ayat (2) ke-2 KUHPidana dengan
ancaman pidana 12 tahun penjara.
· Jika masuk ke tempat melakukan kejahatan dilakukan dengan cara membongkar,
merusak atau memanjat, memakai anak kunci palsu, perintah palsu atau jabatan
(seragam) palsu. Sesuai dengan ketentuan Pasal 368 ayat (2) Jo pasal 365 ayat (2)
ke-3 KUHPidana dengan penjara dua belas tahun
7
· Jika perbuatan itu mengakibatkan terjadinya luka berat, sebagaimana diatur dalam
Pasal 368 ayat (2) Jo Pasal 365 ayat (2) ke-4 KUHPidana ancaman pidananya dua
belas tahun penjara.
· Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya orang diatur dalam ketentuan Pasal 368
ayat (2) Jo Pasal 365 ayat (3) KUHPidana dengan ancaman pidana lebih berat yaitu
lima belas tahun penjara.
· Tindak pidana pemerasan tersebut telah menimbulkan luka berat atau kematian
serta dilakukan oleh dua orang atau lebih secara bersama-sama dengan disertai hal-
hal yang memberatkan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 365 ayat (1) dan ayat
(2) KUHPidana. Berdasarkan Pasal 368 ayat (2) Jo Pasal 365 ayat (1) dan ayat (2)
KUHPidana. Berdasarkan Pasal 365 ayat (2) Jo Pasal 365 ayat (4) KUHPidana tindak
pidana yang lebih berat lagi, yaitu dengan tindak pidana mati, pidana seumur hidup
atau pidana selama waktu tertentu paling lama 20 tahun penjara.
Kejadian itu berawal ketika korban mendapat telepon pada hari Jumat (9/10) dari
seseorang yang mengaku sebagai Kasat Narkoba Polres Klungkung. Saat itu pria
yang mengaku Kasat tersebut menyatakan sanggup membebaskan adik korban
Made Yudiana (31) yang tersangkut kasus narkoba dan sedang dalam proses di
Polres Klungkung dengan meminta imbalan sebesar Rp 10 juta. Tanpa berpikir
panjang korban langsung memercayai dan menuju ke ATM untuk mentransfer uang
Rp 10 juta ke rekening Kasat gadungan tersebut.
Usai mentransfer uang, korban menunggu adiknya namun tidak kunjung dibebaskan.
Korban pun lantas menanyakan ke pihak Reskrim Polres Klungkung dan mendapat
jawaban bahwa tidak ada yang meminta uang. Merasa dirinya tertipu, korban lalu
melaporkan kejadian tersebut ke Polres Klungkung.
8
untuk tidak mudah percaya terhadap orang yang mengaku sebagai polisi. Nyoman
pun menyayangkan kejadian itu karena korban begitu mudah percaya dan tidak
melakukan kroscek terlebih dahulu.
2. Seorang pemuda asal Sumber, Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, Rabu (7/7),dibekuk
polisi lantaran diduga kerap memeras di rumah keluarga artis dan pelawak
Nunung “Srimulat”. Pemuda bernama Andi Rismanto alias Ambon yang dikenal
sebagai preman kampung meminta jatah Rp 150 ribu per minggu dengan alasan
iuran keamanan. Saat dimintai keterangan, ia hanya bisa tertunduk lesu. Pemuda
bertato ini ditangkap aparat Kepolisian Sektor Banjarsari, menyusul laporan salah
seorang kerabat Nunung. Dari keterangan saksi, tersangka sering memeras di rumah
keluarga tersebut. Jika tidak dituruti, maka pelaku tidak segan melakukan
kekerasan. Perilaku tersangka pun dianggap meresahkan, Tidak hanya keluarga
Nunung “Srimulat” yang menjadi korban, tapi juga warga lain di kawasan tersebut.
Dari pengakuan tersangka, uang yang di peroleh digunakan untuk membeli rokok dan
minuman keras. Selain menangkap tersangka, polisi menyita barang bukti uang
sebesar Rp 20 ribu dan kartu tanda penduduk milik tersangka. Atas perbuatannya,
tersangka dijerat pasal pemerasan denganancaman hukuman maksimal sembilan
tahun penjara.
9
terintegrasi, dan penanganan lebih tegas terhadap percaloan yang berindikasi
pemerasan."Program quick wins sampai Desember akan diukur terus proses dan
perkembangannya setiap bulan," tambah Bambang.Dalam kesempatan yang sama,
Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
(BNP2TKI) Gatot Abdullah Mansyur menyambut baik keputusan pembubaran
BPKTKI yang terletak di Tangerang, Banten itu."Tentang pengosongan BPKTKI itu
menurut saya suatu terobosan yang luar biasa," tutur Bambang.Sebelumnya pada
Selasa 9 September, KPK, UPK4, dan tiga belas kementerian/lembaga telah
mengadakan rapat koordinasi terkait topik yang sama di gedung KPK, Jakarta.Dalam
rakor tersebut, dibahas 40 rencana aksi yang harus diimplementasikan 13 K/L yang
meliputi lima hal. Kelima hal itu yakni pembenahan infrastruktur peraturan dan
dokumen perjanjian pengelolaan TKI, pembenahan kualitas kelembagaan dan
operasional Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS),
pembenahan infrastuktur pemerintah dalam mendorong layanan dan perlindungan
kepada TKI, penguatan peran komunitas dalam monitoring perlindungan TKI, serta
pembenahan infrastruktur bandar udara untuk menunjang perlindungan terhadap
TKI.Dalam inspeksi mendadak di Bandara Soekarno Hatta Tangerang bulan Agustus
lalu, KPK mengamankan 18 orang, di antaranya oknum Polri dan TNI Angkatan Darat,
terkait dengan penyediaan pelayanan publik untuk TKI.Para oknum polisi dan TNI
diamankan di terminal kedatangan internasional, saat mencoba memeras para TKI
yang baru tiba di Tanah Air untuk merayakan Idul Fitri bersama
keluarganya.Modusnya adalah, dengan memaksa para TKI menukarkan valuta asing
dengan nilai kurs yang jauh di atas nilai tukar resmi maupun dengan memaksa
menggunakan taksi gelap bandara dengan harga selangit.KPK juga menemukan
bahwa di Terminal III Soetta (terminal khusus TKI hingga 2007), terdapat kelemahan
yang berpotensi terjadinya tindak pidana korupsi.Modusnya seperti kurs valas yang
lebih rendah dari umumnya penukaran uang yang merugikanTKI, mahalnya tarif
angkutan darat yang disediakan Kemenakertrans, tidak jelasnya waktu tunggu sejak
membeli tiket sampai dengan berangkat, hingga banyaknya praktik pemerasan,
penipuan dan berbagai perlakuan buruk lainnya.
10
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Peranan Tim Saber Pungli Dalam Memberantas Pungutan Liar dan Pemerasan adalah
meniminalkan pungutan liar agar tidak terjadi pidana dan ketertiban dalam
masyarakat terjaga.
2. Faktor yang menyebabkan terjadinya Pungutan Liar dan Pemerasan karena adanya
Menyalahgunakan wewenang. Faktor Mental. Karakter atau perilaku seseorang dalam
bertindak dan melakukan kontrol terhadap dirinya sendiri. Faktor Ekonomi.
Penghasilan yang dapat dikatakan tidak bisa untuk mencukupi keperluan hidup yang
tidak berbanding dengan tugas/jabatan yang dijalankan seseorang tersebut menjadikan
terdorong untuk melakukan pungli. Faktor Kultural dan Budaya Organisasi. Budaya
yang ada di sebuah lembaga yang berjalan secara terus menerus pada pungutan liar
dan penyuapan bisa menjadi sebab terjadinya pungutan liar menjadi hal yang biasa.
Terbatasnya sumber daya manusia dan lemahnya sistem yang mengotrol dan
mengawasi dari atasan.
3. Hambatan dalam upaya penegakan hukum terhadap pelaku pungli dan Pemerasan
dimana hambatannya adalah penegakan hukum di dalam negeri yang masih lemah,
adanya tumpang tindih dan kurangnya kerja sama antarlembaga negara, adanya
indikasi intervensi politik baik dari jajaran eksekutif maupun legislatif, belum tumbuh
dan berkembangnya budaya antikorupsi, sedangkan Upaya yang dilakukan dalam
menanggulangi terjadinya pungutan liar meliputi : pemberian sanksi yang tegas
kepada pelaku baik itu sanksi jabatan maupun sanksi hukum, agar memberikan efek
11
jera kepada para pelaku. Meningkatkan kesejahteraan pengawai negeri golongan
menengah kebawah, meningkatkan pembinaan internal mengenai kode etik dan
disiplin kepada petugas, meningkatkan pengetahuan dan sosialisasi masalah hukum
khususnya peraturan yang berkenaan meningkatkan kesadaran hukum terhadap
masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
http://www.merdeka.com/peristiwa/ngaku-kasat-narkoba-made-dibekuk-usai-peras-
korban-rp-10-juta.html
https://regional.kompas.com/read/2022/04/22/060500178/polisi-wonogiri-yang-
tertembak-karena-kasus-pemerasan-terancam-hukuman
https://makassar.sindonews.com/read/748971/710/kejaksaan-diminta-sanksi-
tegas-oknum-jaksa-yang-diduga-peras-kades-di-bone-1650452647
https://daerah.sindonews.com/read/690491/193/komplotan-pelaku-pemerasan-
ratusan-juta-di-sangihe-diringkus-2-oknum-polisi-diduga-terlibat-1645225348
https://metro.sindonews.com/read/670459/170/modus-pemerasan-pria-ini-
terekam-kamera-pura-pura-tertabrak-mobil-1643371289
12