PENDAHULUAN
1.1 Latar B
Beelakang
Manu
Manusi
siaa dida
didala
lam
m kehi
kehidu
dupa
pann
nnya
ya akan
akan sela
selalu
lu beru
berusa
saha
ha untu
untuk
k
mendapatkan kemudahan dalam mengatasi setiap masalah yang dihadapinya.
Tiap tahun selalu bermunculan penemuan demi penemuan penting dari para
ahli akan adanya mesin-mesin berteknologi canggih. Apalagi sekarang ini,
saat teknologi mengalami lompatan yang begitu tinggi dibandingkan setengah
abad yang lalu saat industri mulai menunjukkan diri dengan
dike
dikemb
mban
angka
gkann
nnya
ya mesi
mesin
n mesi
mesin
n yang
yang mamp
mampu
u mena
menang
ngani
ani sega
segala
la jeni
jeniss
pekerjaan yang tidak mampu ditangani oleh manusia, dari peralatan yang
memb
membut
utuhk
uhkan
an kete
keteli
liti
tian
an yang
yang tingg
tinggii samp
sampai
ai denga
dengan
n peral
peralat
atan
an denga
dengan
n
pembebanan yang besar. Keberadaan mesin mesin berteknologi canggih itu
senant
senantias
iasaa mering
meringanka
ankan
n kerja
kerja manusi
manusia.
a. Contoh
Contohnya
nya dahulu
dahulu semua
semua pekerj
pekerjaa
menggunakan tenaga manusia, seperti memecah batu menjadi batu kerikil
dahul
dahulu
u meng
menggun
gunak
akan
an palu
palu seba
sebaga
gaii alat
alat untu
untuk
k peme
pemeca
cahn
hnya
ya agar
agar dapa
dapatt
dijadi
dijadikan
kan batu
batu keriki
kerikil,
l, tetapi
tetapi karena
karena semaki
semakin
n pesatn
pesatnya
ya teknol
teknologi
ogi saat
saat ini
dibuatlah “Mesin Pemecah Batu untuk Krikil”. Ini merupakan bagian dari
alternatif manusia untuk memudahkan mereka dalam bekerja sehingga lebih
cepat mengomset batu kerikil kepada konsumen.
Kini mesin Pemecah batu ini dapat dilakukan dengan teknik konveyer
yang dapat menghemat waktu dan tenaga. Mesin pemecah batu ini secara
otomatis tak terlepas dari peran komponen-komponen elemen mesin seperti
poros, motor listrik,bantalan, poros, pasak, puli dan sabuk-V dan lain-lain.
Dimana keuntungan mesin ini adalah:
1. Meng
Menghe
hema
matt wakt
waktu
u dan
dan tenag
tenagaa bila
bila diba
dibandi
ndingk
ngkan
an denga
dengan
n konvensional
(alat tradisional) yang akan memakan waktu lebih lama dan tenaga lebih
banyak.
2. Lebi
Lebih
h prak
prakti
tiss dan
dan efis
efisie
ien.
n.
Deng
Dengan
an ditu
ditunj
njan
ang
g perkem
perkemba
banga
ngan
n tekn
teknol
olog
ogii komuni
komunika
kasi
si,, maka
maka
penyebaran akan adanya mesin ini dengan begitu cepatnya diketahui banyak
orang sehingga penggunaannya sudah mulai menyebar. Hal ini disebabkan
juga karena mesin ini memang benar-benar meringankan kerja manusia.
1.2 Tujuan
1.2.
.2.1 Tujuan Um
Umum
Adapun tujuan umum perencanaan ini adalah:
1. Menambah wawasan mahasiswa mengenai mesin-mesin
produksi yang dapat menunjang perkuliahan.
2. Mengetahui dan memahami cara kerja mesin peme
emecah batu
atu
(Stone Hammer).
1.2.2
.2.2 Tuju
ujuan Khusus
sus
Adapun tujuan khusus perencanaan ini adalah:
1. Untu
Untuk
k mer
meren
enca
cana
naka
kan
n tra
trans
nsmi
misi
si daya
daya dari
dari mesi
mesin
n pem
pemec
ecah
ah bat
batu
u
sehingga dihasilkan mesin yang dapat bekerja secara efektif
dan efisien dengan kapasitas dan efisiensi yang maksimal.
1.3 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari tulisan ini adalah:
1. Maha
Mahasi
sisw
swaa mamp
mampu
u mene
menera
rapk
pkan
an dan
dan mneg
mnegap
apli
lika
kasi
sika
kan
n teor
teorii dari
dari mata
mata
kuliah elemen mesin yang telah didapatkan dalam perkuliahan.
2. Mahasi
Mahasiswa
swa mampu
mampu merencen
merencenakan
akan setiap
setiap elemen
elemen mesin dan bagian
bagian utama
dari mesin.
3. Membuka
Membuka pola
pola pikir mahasis
mahasiswa
wa dalam
dalam merenc
merencana
anakan
kan suatu
suatu mesin yang
mampu membantu pekerjaan menjadi lebih mudah.
4. Menjadikan
Menjadikan mahasi
mahasiswa
swa lebih
lebih mandiri
mandiri,, kreatif
kreatif dan inovatif.
inovatif.
1.4 Batasan masalah
Adapun Batasan masalah dalam perencanaan elemen mesin ini adalah
hanya merencanakan sistem transmisi dari mesin pemecah batu yang terdiri
dari:
1. Poros
2. Bantalan
3. Pasak
4. Puli
5. Sabuk-V
Gambar 1.1 Mesin penepung
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 POROS
Poros
Poros merupak
merupakan
an salah
salah satu
satu bagian
bagian terpen
terpentin
ting
g dari
dari setiap
setiap mesin,
mesin,
karena pada hampir semua mesin, poros memegang peranan utama di dalam
meneru
meneruska
skan
n tenaga
tenaga bersam
bersama-s
a-sama
ama dengan
dengan putara
putaran
n transm
transmisi
isi dalam
dalam setiap
setiap
mesin.
2.1.
2.1.1
1 Maca
Macam-
m-ma
maca
cam
m poro
poross
Poros untuk meneruskan
kan daya dikla
klasifikasikan
kan menur
nurut
pembebanannya sebagai berikut:
1. Poros Transmisi
Poros
Poros ini mendapat
mendapat beban
beban puntir
puntir murni
murni atau
atau puntir
puntir dan lentur
lentur,,
disini daya yang ditransmisikan harus melalui kopling, roda gigi,
sabuk dan sproket rantai.
2. Spindel
Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin
perkakas di mana beban utamanya berupa puntiran.
3. Gandar
Poros
Poros sepert
sepertii yang dipasa
dipasang
ng dianta
diantara
ra roda
roda roda
roda kereta
kereta barang,
barang,
dimana tidak mendapat beban puntir bahkan kadang kadang tidak
boleh berputar.
Menuru
Menurutt bentukny
bentuknya,
a, poros
poros dapat
dapat digolo
digolongka
ngkan
n atas
atas poros
poros lurus
lurus
umum, poros engkol sebagai poros utama dari mesin totak dan lain
lain
lain.. Poro
Poross luwe
luwess untu
untuk
k tran
transm
smis
isii daya
daya keci
kecill agar
agar terd
terdap
apat
at
kebebasan bagi perubahan arah dan lain lain.
2.1.2 Hal-hal
Hal-hal yang
yang penti
penting
ng dalam
dalam peren
perencana
canaan
an poros
poros transm
transmisi
isi
1. Ke
Keku
kuat
atan
an poro
poross
Suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir atau lentur
atau gabungan antara puntir dan lentur. Selain itu ada juga poros
yang mendapat beban tarik atau tekan seperti poros baling-baling
kapal atau turbin. Kelelahan, tumbukan atau pengaruh konsentrasi
tegangan bila diameter poros diperkecil juga perlu diperhatikan.
2. Ke
Keka
kaku
kuan
an poro
poross
Meskip
Meskipun
un sebuah
sebuah poros
poros mempuny
mempunyai
ai kekuata
kekuatan
n yang cukup,
cukup, tapi
tapi
jika lenturan atau defleksi puntirnya terlalu besar akan
mengakibatkan ketidak telitian karena untuk mencapai ketelitian
yang maksim
maksimum,
um, kekakua
kekakuan
n juga
juga perlu
perlu diperh
diperhati
atikan.
kan. Kekaku
Kekakuan
an
poros itu sendiri juga berfungsi untuk mencegah lenturan atau
defleksi puntir.
3. Puta
Putara
ran
n kri
kriti
tiss
Bila putaran suatu mesin dinaikkan maka pada suatu harga putaran
tertentu dapat terjadi getaran yang luat biasa besarnya, putaran ini
sering disebut dengan putaran kritis. Akibat dari putaran kritis ini
akan
akan dapat
dapat meng
mengak
akib
ibat
atkan
kan keru
kerusa
sakan
kan pada
pada poros
poros dan bagia
bagian
n
bagian lainnya sehingga dalam perencanaan putaran kerja poros
harus lebih rendah dari putaran kritis.
4. korosi
Bahan bahan tahan korosi harus dipilih untuk poros propeller dan
pompa bila terjadi kontak dengan fluida yang korosif. Sedangkan
untuk poros poros yang terancam korosi dan poros poros mesin
yang
yang seri
sering
ng berhen
berhenti
ti lama
lama samp
sampai
ai batas
batas tert
terten
entu
tu dapat
dapat pula
pula
dilakukan perlindungan terhadap korosi.
5. Bahan
han poro
oros
Poros untuk mesin biasanya dibuat dari baja batang yang ditarik
dingin dan difinis, baja karbon konstruksi mesin (Bahan S–C) yang
dihasi
dihasilka
lkan
n dari
dari ingot
ingot dan di-kil
di-killl (baja
(baja yang
yang dioksi
dioksidas
dasii dengan
dengan
ferosilicon dan dicor, kadar karbon terjamin). Meskipun demikian,
bahan ini kelurusannya agak kurang tetap dan dapat mengalami
deformasi karena tegangan yang kurang seimbang (misalnya diberi
alur
alur pasak,
pasak, karena
karena ada tegang
tegangan
an sisa
sisa didala
didalam
m terasn
terasnya)
ya) tetapi
tetapi
penarikan dingin membuat permukaan poros menjadi keras dan
keku
kekuat
atan
anny
nyaa bert
bertam
amba
bah
h besa
besar.
r. Poro
Poross yang
yang dipa
dipaka
kaii untu
untuk
k
meneruskan putaran tinggi dan beban berat umumnya dibuat dari
baja paduan dengan pengerasan yang sangat tahan terhadap
keausan.
2.1.
2.1.3
3 Poro
Poross deng
dengan
an beb
beban
an pun
punti
tirr
Jika diketahui bahwa poros yang direncanakan tidak mendapat
beban lain kecuali torsi, maka diameter poros tersebut dapat lebih kecil
dari yang dibayangkan.
Mes
Meskipu
kipun
n dem
demikian
kian,, jika dipe
diperrkir
kirakan
akan akan
akan ter
terjadi
jadi
pembebanan berupa lenturan, tarikan, atau tekanan, misalnya jika
sebuah sabuk, rantai atau roda gigi dipasangkan pada poros motor,
maka
maka kemung
kemungkin
kinan
an adanya
adanya pembeb
pembebanan
anan tambah
tambahan
an terseb
tersebut
ut perlu
perlu
diperhitungkan dalam faktor keamanan yang diambil. (Sularso hal. 7
tabel 1.6).
= 5,13 kg 2 ...............................................3
T T
τ =
(
π ds 3
16 ) ds mm
untu
untuk
k sela
selanj
njut
utny
nya,
a, tegan
teganga
gan
n gese
geserr yang
yang diij
diijin
inka
kan
n (τd) dihi
dihitu
tung
ng
berdasarkan kekuatan tarik (σ
(σB) dengan hasil kali antara faktor koreksi
Sf1 dan Sf2. Harga Sf1 adalah 5,6 untuk bahan SF dengan kekuatan yang
dijamin, dan 6,0 untuk bahan S-C dengan pengaruh masa, dan baja
paduan. Harga Sf2 adalah 1,3 sampai 3,0. Harga σB dapat dilihat dari
tabel (Sularso hal. 3 tabel 1.1 dan tabel 1.2)
Tabel 1.1 Baja Karbon untuk konstruksi mesin dan baja difinis
dingin untuk poros.
=
σB
kg
τ 2 ..........................................................4
d
sf1 × sf 2 mm
Kemu
Kemudi
dian
an,, kead
keadaan
aan mome
momen
n punt
puntir
ir itu
itu send
sendir
irii juga
juga haru
haruss
ditinjau, faktor koreksi Kt dipilih sebesar 1,0 jika beban dikenakan
secara halus, 1,0-1,5 jika terjadi sedikit kejutan atau tumbukan, dan
1,5-3,0 jika beban dikenakan dengan kejutan atau tumbukan besar
(Sularso hal. 8).
Dari persamaan untuk mencari tegangan geser diperoleh rumus
untuk menghitung diameter poros (d
(ds) sebagai berikut: (Sularso hal. 8)
1
5,1 3
ds = Kt .Cb.T ( mm ) ........................................................
τd
.5
harga faktor koreksi Cb = 1,2 – 2,3, jika diperkirakan akan terjadi
pemakaian dengan beban lentur. (jika diperkirakan tidak akan terjadi
pembebanan lentur maka Cb diambil 1,0): (Sularso hal. 8).
Dalam pengujian perhitungan, apakah sudah aman atau tidak
yang
yang berpen
berpengar
garuh
uh disini
disini adalah
adalah harga
harga faktor
faktor konsent
konsentras
rasii teganga
tegangan
n
dengan alur pasak (α) dan poros bertangga (β). Harga α diperoleh dari
gambar 1.2 (Sularso hal. 9 gambar 1.2)
hal 11). Dimana r disini adalah harga jari jari untuk ukuran alur pasak.
Selanjutnya ukuran pasak dan alur pasak dapat ditentukan dari tabel
1.8 (Sularso hal. 10).
Tabel 1.8 ukuran pasak
.......................................7
5,1 × T
dimana τ = 3 ...................................................................8
ds
2.2 PASAK
2.2.
2.2.1
1 Maca
Macam-
m-ma
maca
cam
m Pasa
Pasak
k
Pasa
Pasak
k adal
adalah
ah suat
suatu
u elem
elemen
en mesi
mesin
n yang
yang dipa
dipaka
kaii untu
untuk
k
meneta
menetapka
pkan
n bagian
bagian bagian
bagian mesin
mesin sepert
sepertii roda
roda gigi,
gigi, sproket
sproket,, puli,
puli,
kopling dan lain lain pada poros. Momen diteeruskan dari poros ke naf
atau dari naf ke poros.
Pasak pada umumnya pasak dapat digolongkan atas beberapa
macam sebagai berikut :
Menuru
Menurutt letakn
letaknya
ya pada
pada poros
poros dapat
dapat dibedak
dibedakan
an antara
antara pasak
pasak
pelana, pasak rata, pasak benam, dan pasak singgung,
singgung , yang umumnya
persegi empat. Dalam arah memanjang dapat berbentuk prismatis atau
berbentuk tirus. Pasak benam prismatis ada yang khusus dipakai
sebagai
sebagai pasak luncur.
luncur. Di sampin
samping
g macam
macam di atas
atas ada pula pasak
pasak
tembereng dan pasak jarum.
Pasak luncur memungkinkan pergeseran aksial roda gigi, dan
lain
lain lain
lain pada
pada porosn
porosnya,
ya, sepert
sepertii pada
pada seplai
seplain.
n. Yang
Yang paling
paling umum
umum
dipakai
dipakai adalah
adalah pasak
pasak benam
benam yang dapat
dapat meneru
meneruska
skan
n momen
momen yang
yang
besar. Untuk momen dengan tumbukan, dapat dipakai pasak singgung.
2.2.2 Hal-hal
Hal-hal pen
penting
ting dan tata cara pere
perencan
ncanaan
aan pasak
pasak
Pasak
Pasak benam
benam mempuny
mempunyai
ai bentuk
bentuk penampa
penampang
ng segi
segi empat
empat di
mana terdapat bentuk prismatis dan tirus yang kadang kadang diberi
kepala
kepala untuk memudahkan pencabutannya.
pencabutannya. Kemiringan
Kemiringan pada pasak
tirus
tirus umumnya
umumnya sebesar
sebesar 1/100, dan pengerjaannya
pengerjaannya harus hati hati agar
naf tidak menjadi eksentrik. Pada pasak yang rata, sisi sampingnya
harus pas dengan alur pasak agar pasak tidak menjadi goyah dan
rusa
rusak.
k. Untu
Untuk
k pasa
pasak,
k, umum
umumny
nyaa dipi
dipili
lih
h bahan
bahan yang
yang memp
mempuny
unyai
ai
kekuat
kekuatan
an tarik
tarik lebih
lebih dari (kg/mm2), lebih
dari 60 (kg/mm lebih kuat dari porosn
porosnya.
ya.
Kadang kadang sengaja dipilih bahan yang lebih lemah untuk pasak,
sehingga pasak akan lebih dahulu rusak dari pada poros atau nafnya.
Ini disebabkan harga pasak yang murah serta mudah menggantinya.
Jika
Jika mome
momen
n renc
rencana
ana dari
dari poros
poros adal
adalah
ah T (kg.mm
(kg.mm),
), dan
diameter poros adalah ds (mm), maka gaya tangensial F (kg) pada
permukaan poros adalah: (Sularso hal. 25)
T
F =
ds .................................................................................9
2
Menuru
Menurutt lamban
lambang
g pasak
pasak yang
yang diperl
diperliha
ihatka
tkan
n dalam
dalam gambar
gambar
(Sularso hal. 25 gambar 1.5), gaya geser bekerja pada penampang
mendatar b x l (mm2) oleh gaya F (kg).
dari
dari harga
harga tekana
tekanan
n permuk
permukaan
aan yang diijinkan pa (kg/mm2),
diijinkan
panjang pasak yang diperlukan dapat dihitung dari: (Sularso hal. 27)
F
pa ≥ ..................................................................13
l × ( t1ataut2 )
1. SABUK
Jarak yan
yang jauh antara kedua poro
oros sering tidak
memungk
memungkink
inkan
an trasmi
trasmisi
si langsu
langsung
ng dengan
dengan roda
roda gigi.
gigi. Dalam
Dalam hal
demi
demiki
kian
an,, cara
cara tran
transm
smis
isii puta
putara
ran
n atau
atau daya
daya yang
yang lain
lain dapat
dapat
ditera
diterapka
pkan,
n, dimana
dimana sebuaah
sebuaah sabuk
sabuk luwes
luwes atau
atau rantai
rantai dibeli
dibelitka
tkan
n
sekeliling puli atau sproket pada poras.
Tran
Transm
smis
isii deng
dengan
an elem
elemen
en mesi
mesin
n yang
yang luwe
luwess dapa
dapatt
digolongkan
digolongkan atas transmisi
transmisi sabuk, trasmisi
trasmisi rantai,
rantai, dan transmisi
transmisi
kabel
kabel atau
atau tali.
tali. Dari
Dari macam-
macam-mac
macam
am transm
transmis
isii dibagi
dibagi atas
atas tiga
tiga
kelompok. Dalam kelompok pertama, sabuk rata dipasang pada
puli silinder dan meneruskan momen antara dua poros yang
jaraknya dapat sampai 10 (m) dengan perbandingan putaran antara
1/1 sampai 7/1. Kelompok terakhir
terakhir terdiri dari atas sabuk dengan
gigi
gigi yang
yang digera
digerakkan
kkan dengan
dengan sproket
sproket pada jarak
jarak pusat
pusat sampai
sampai
mencap
mencapai
ai 2 (m),
(m), dan meneru
meneruska
skan
n putara
putaran
n secara
secara tepat
tepat dengan
dengan
perbandingan antara 1/1 sampai 6/1. sabuk rata yang banyak ditulis
dalam buku-buku lama belakangan ini pemakainnya tidak seberapa
luas lagi.
Sebagia
Sebagian
n besar
besar trans
transmis
misii sabuk
sabuk menggun
menggunakan
akan sabuk-
sabuk-V
V
karena mudah penanganannya dan harganyapun murah. Kecepatan
sabuk direncanakan untuk 10 sampai 20 (m/s) pada umumnya, dan
maksimum sampai 25 (m/s).
6
Jarak sumbu poros dan panjang keliling sabuk berturut turut
adalah C (mm) dan L (mm) : (Sularso hal. 170)
π (D p − dp )
2
L = 2C + (D p + dp) + .........................................17
2 4C
b+ b
2
−8(D p − dp)
2
......................................................18
C =
8
Dimana:
b = 2L − π Dp + dp ................................................................19
Untu
Untuk
k meng
menghi
hitu
tung
ng diam
diamet
eter
er ling
lingka
kara
ran
n jara
jarak
k bagi
bagi puli
puli
digunakan rumus sebagai berikut: (Sularso hal. 177)
dp = diameter minimum puli yang dianjurkan dalam tabel.
Dp = i x dp.................................................................................20
Diameter luar puli dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut: (Sularso hal. 177)
dk = dp + (Kt x K).....................................................................21
Dk = Dp + (Kt x K)....................................................................22
dima
dimana
na:: K adal
adalah
ah fakt
faktor
or korek
koreksi
si yang
yang dapa
dapatt dili
diliha
hatt dala
dalam
m tabe
tabell
(Sularso hal. 166 tabel 5.2).
.........................................................23
C
Untuk dapat memelihara tegangan yang cukup dan sesuai pada
sabuk, jarak poros puli harus dapat disetel ke dalam maupun ke luar
(Sularso hal. 174 gambar 5.10).
Daerah
Daerah penyete
penyetelan
lan untuk
untuk masing
masing masing
masing penampa
penampang
ng sabuk
sabuk
diberikan dalam tabel (Sularso hal. 174 tabel 5.8).
Pemb
Pembat
atas
asan
an ukur
ukuran
an puli
puli seri
sering
ng dike
dikena
nakan
kan pada
pada panj
panjan
ang
g
susunan puli atau lebar puli. Panjang maksimum susunan puli Lmax
adalah perlu untuk memenuhi persamaan berikut ini: (Sularso hal.
177).
1
Lmax = (d p + Dp ) ≥C
2
............................................................24
1
C = ( dk + Dk ) > 0
2
Jika db dan Db berturut turut adalah diameter naf puli kecil dan
puli besar, ds1 dan ds2 berturut
berturut turut adalah diameter poros penggerak
penggerak
dan yang yang digerakkan, maka (Sularso hal. 177)
5
dB ≥d s1 +10( mm )
3
...............................................................25
5
DB ≥ d s 2 +10( mm )
3
2.4 BANTALAN
Bant
Bantal
alan
an adal
adalah
ah elem
elemen
en mesi
mesin
n yang
yang menu
menump
mpu
u poros
poros berb
berbeb
eban
an,,
sehing
sehingga
ga putara
putaran
n atau
atau geraka
gerakan
n bolak
bolak balikn
baliknya
ya dapat
dapat berlan
berlangsu
gsung
ng dengan
dengan
halu
halus,
s, aman
aman dan
dan panj
panjan
ang
g umur
umur.. Bant
Bantal
alan
an haru
haruss cuku
cukup
p koko
kokoh
h untu
untuk
k
memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. Jika
bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh sistem akan
menuru
menurun
n atau
atau tak dapat
dapat bekerja
bekerja secara
secara semest
semestiny
inya.
a. Jadi,
Jadi, bantala
bantalan
n dalam
dalam
permesinan dapat disamakan peranannya dengan pondasi pada ged ung.
2.4.
2.4.1
1 Klas
Klasif
ifik
ikas
asii Bant
Bantal
alan
an
Bantalan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Atas
Atas Dasa
Dasarr Gerak
erakan
an Bant
Bantal
alan
an Terha
erhada
dap
p Poro
Poross
a. Bantalan luncur.
Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros
dan bantala
bantalan
n kare
karena
na permuk
permukaan
aan poros
poros ditump
ditumpu
u oleh
oleh
permukaan bantalan dengan perantaraan lapisan pelumas.
b. Bantalan gelinding.
gelinding.
Pada
Pada bantala
bantalan
n ini terjad
terjadii geseka
gesekan
n gelind
gelinding
ing antara
antara
bagian yang berputar dengan yang diam melalui elemen
gelinding seperti bola (peluru), rol atau rol jarum, dan rol
bulat.
2. Atas Dasar Arah Beban
ban Terhad
hadap Poros
a. Bant
Bantal
alan
an radi
radial
al..
Arah
Arah beban
beban yang
yang ditump
ditumpu
u bantala
bantalan
n ini adalah tegak
tegak
lurus sumbu poros.
b. Bantalan aksial.
Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah sejajar
dengan sumbu poros.
c. Bant
Bantal
alan
an geli
gelindi
nding
ng khus
khusus
us..
Bant
Bantal
alan
an ini
ini dapat
dapat menum
menumpu
pu beban
beban yang
yang arah
arahnya
nya
sejajar dan tegak lurus dengan sumbu poros.
2.4.2
2.4.2 Jeni
Jenis-j
s-jen
enis
is Banta
Bantalan
lan Ge
Geli
lindi
nding
ng
Bant
Bantal
alan
an gelin
gelindi
ding
ng memp
mempuny
unyai
ai keunt
keuntun
ungan
gan dari
dari gese
geseka
kan
n
gelind
gelinding
ing yang sangat
sangat kecil
kecil diband
dibanding
ingkan
kan dengan
dengan bantala
bantalan
n luncur
luncur..
Seperti diperlihatkan dalam gambar (Sularso hal. 129 gambar 4.15),
elemen
elemen gelinding seperti
seperti bola atau rol, dipasang
dipasang di antara cincin
cincin luar
dan cincin dalam. Dengan memutar salah satu cincin tersebut, bola
atau
atau rol
rol akan
akan memb
membuat
uat gerak
gerakan
an geli
gelindi
nding
ng sehi
sehingg
nggaa gese
geseka
kan
n di
antaranya akan jauh lebih kecil. Untuk bola atau rol, ketelitian tinggi
dalam bentuk
bentuk dan ukuran merupakan
merupakan keharusan.
keharusan. Karena luas bidang
bidang
kont
kontak
ak anta
antara
ra bola
bola atau
atau rol
rol deng
dengan
an cinc
cincin
inny
nyaa sang
sangat
at kecil
kecil maka
maka
besarnya beban per
pe r satuan luas atau tekanannya menjadi sangat tinggi.
Dengan demikian bahan yang dipakai harus mempunyai ketahanan
dan kekerasan yang tinggi.
Bant
Bantal
alan
an gelin
gelindi
ding
ng,, seper
seperti
ti pada
pada bant
bantal
alan
an lunc
luncur
ur,, dapa
dapatt
diklasifikasikan atas : bantalan radial, yang terutama membawa beban
radial dan sedikit beban aksial, dan bantalan aksial yang membawa
beban yang sejajar sumbu poros. Menurut bentuk elemen
gelindingnya, dapat pula dibagi atas bantalan bola dan bantalan rol.
Demi
Demiki
kian
an pula
pula dapat
dapat dibe
dibeda
dakan
kan menur
menurut
ut banya
banyakn
knya
ya baris
baris dan
konstruksi dalamnya. Bantalan yang cincin dalam dan cincin luarnya
dapat saling dipisahkan disebut macam pisah.
Dalam praktek, bantalan gelinding
gelinding standar
standar dipilih
dipilih dari katalog
bantalan, seperti yang terlihat pada tabel di atas (Sularso hal 143).
Ukuran
Ukuran utama bantalan gelinding adalah diameter
diameter lubang, diameter
diameter
luar, lebar, dan lengkungan sudut. Pada umumnya diameter lubang
diam
diambi
bill deba
debagai
gai patoka
patokan,
n, denga
dengan
n mana
mana diam
diamet
eter
er luar
luar dan
dan leba
lebarr
digabungkan. Nomor nominal bantalan gelinding terdiri dari nomor
dasar dan pelengkap. Nomor dasar yang terdapat merupakan lambang
jenis, lambang ukuran (lambang lebar, diameter luar), nomor diameter
lubang,
lubang, dan lambang
lambang sudut
sudut kontak
kontak.. Lambang
Lambang lamban
lambang
g pelengk
pelengkap
ap
mencaku
mencakup
p lambang
lambang sangka
sangkar,
r, lamban
lambang
g sekat
sekat (sil),
(sil), bentuk
bentuk cincin
cincin,,
pemasangan, kelonggaran, dan kelas. Jika hal hal tersebut tidak
diperinci, maka lambang lambang di atas tidak dituliskan. Lambang
jenis menyatakan jenis bantalan. Lambang ukuran menyatakan lebar
untuk
untuk bantala
bantalan
n radial
radial dan tinggi
tinggi untuk
untuk bantala
bantalan
n aksial
aksial;; dapat
dapat juga
juga
menyat
menyataka
akan
n diamet
diameter
er luar
luar dari
dari bantal
bantalan
an bantal
bantalan
an terseb
tersebut.
ut. Nomor
Nomor
diameter lubang dinyatakan dengan dua angka.
Ada dua macam kapasitas nominal, yaitu kapasitas nominal
dinami
dinamiss spesif
spesifik
ik dan kapasi
kapasitas
tas nomina
nominall statis
statis spesif
spesifik.
ik. Misal
Misalkan
kan
sejumlah bantalan membawa beban tanpa variasi dalam arah yang
tetap. Jika bantalan tersebut adalah bantalan radial, maka bebannya
adalah radial murni, cincin luar diam dan cincin dalam berputar. Jika
bantalan tersebut adalah bantalan aksial, maka kondisi bebannya
adalah aksial murni, satu cincin diam dan cincin yang lain berputar.
Jumlah putaran adalah 1.000.000 (atau 33,3 rpm selama 500 jam).
Setela
Setelah
h menjal
menjalani
ani putara
putaran
n terseb
tersebut,
ut, jika
jika 90% dari
dari jumlah
jumlah bantala
bantalan
n
tersebut tidak menunjukkan kerusakan karena kelelahan oleh beban
gelinding pada cincin atau elemen gelindingnya, maka besarnya beban
tersebut dinamakan kapasitas nominal dinamis spesifik (C
(C), dan umur
yang bersangkutan
bersangkutan disebut
disebut umur nominal. Jika bantalan
bantalan membawa
membawa
beban dalam keadaan diam dan pada titik kontak yang menerima
teganga
tegangan
n maksi
maksimum
mum besarn
besarnya
ya deform
deformasi
asi perman
permanen
en pada elemen
elemen
gelinding
gelinding ditambah besarnya deformasi cincin menjadi 0,0001 kali
diameter elemen gelinding, maka beban tersebut dinamakan kapasitas
nominal statis spesifik (C
(Co).
=
33,3 3
fn ..........................................................................29
n
Faktor umur adalah: (Sularso hal. 136)
C
fh = fn × .............................................................................30
Pr
Umur nominal Lh adalah: (Sularso hal. 136)
3
Lh = 500 ( f h ) ...........................................................................31
BAB III
PEMBAHASAN
4,8
T1 = 9,74 x 105 2000
T1 = 2338 kg.mm
c. Bahan poros yang digunakan
digunakan adalah baja batang yang difinis
difinis dingin (S 35
C-D) dengan kekuatan tarik (σB) = 53 kg/mm2 untuk faktor koreksi Sf1
adalah 6 (untuk bahan SC) dan untuk pengaruh konsentrasi tegangan yang
cukup besar, perlu diambil faktor yang dinyatakan sebagai Sf2 dengan
harga sebesar (1,3 – 3,0), maka penulis mengambil 3 (Sularso hal 8)
d. Tegang
Tegangan
an gese
geserr yang
yang dii
diizin
zinkan
kan (τa1)
σB 53
τa1 = = = 2,94 kg / mm 2
Sf 1 .Sf 2 6. 3
e. Mene
Menent
ntuk
ukan
an dia
diame
mete
terr poro
poross (d
(ds1)
1 1
5.1 3 5,1 3
d s1 = Kt .Cb.T = .1,5.2.2338 = 20 mm
τa1 2,94
Dimana :
Kt = Faktor koreksi karena terjadi sedikit kejutan dan tumbukan (1,0 - 1,5)
Cb = Faktor koreksi karena terjadi sedikit beban lentur (1,2 - 2,3)
f. Anggapl
Anggaplah
ah diamet
diameter
er bagian
bagian yang
yang menjad
menjadii tempat
tempat banta
bantalan
lan = 25mm
D − ds 25 − 20
Jari-jari filet (r
(r) = = 2,5mm
2 2
D 25
= = 1, 25
ds 20
4,5kg/mm2
τ . Cb Kt = 1,5.2.1,5 = 4,5kg/mm
Sf1
j. Suatu poros akan aman digunakan apabila τa . > τ . Cb Kt (Sularso
α
4,8
T2 = 9,74 x 105 1800
T2 = 2597kg.mm
2597kg.mm
c. Bahan
Bahan poros
poros yang digunak
digunakan
an dalam
dalam perenca
perencanaan
naan adalah
adalah baja
baja batang
batang yang
difinis dingin (S 35 C-D) dengan kekuatan tarik (σB) = 53 kg/mm2 untuk
faktor
faktor koreksi
koreksi Sf1 adal
adalah
ah 6 (unt
(untuk
uk baha
bahan
n SC)
SC) dan untu
untuk
k penga
pengaru
ruh
h
kons
konsen
entr
tras
asii tega
teganga
ngan
n yang
yang cukup
cukup besa
besar,
r, perl
perlu
u diam
diambi
bill fakt
faktor
or yang
yang
dinyatakan
dinyatakan sebagai
sebagai Sf2 dengan harga sebesar (1,3 – 3,0), maka penulis
mengambil 3 (Sularso hal 8)
d. Tegang
Tegangan
an gese
geserr yang
yang dii
diizin
zinkan
kan (τa2)
σB 53
τa2 = = = 2,94 kg / mm 2
Sf 1 .Sf 2 6. 3
e. Mene
Menent
ntuk
ukan
an dia
diame
mete
terr poro
poross (d
(ds2)
1 1
5 .1 3 5,1 3
. d s2 = .Kt .Cb.T = .1,5.2.2599 = 23,8mm ≈ 24 mm
τa 2 2,94
Dimana :
Kt = Faktor koreksi karena terjadi sedikit kejutan dan tumbukan (1,0 –
1,5)
Cb =Faktor koreksi karena terjadi sedikit beban lentur (1,2-2,3)
f. Anggapl
Anggaplah
ah diamet
diameter
er bagian
bagian yang
yang menjad
menjadii tempat
tempat banta
bantalan
lan = 30mm
D − ds 30 − 24
Jari-jari filet (r
(r) = = = 3mm
2 2
D 30
= = 1, 25
ds 24
5,1.T 5,1.2597
τ = 3
= 3
= 0,95Kg / mm2
( d s2 ) ( 24 )
Sf 2 3
τa . = 2,94 = 3,15kg / mm 2
α 2,8
2,85kg/mm2
τ . Cb.Kt = 0,95.2.1,5 = 2,85kg/mm
Sf1
j. Suatu poros akan aman digunakan apabila .τa . > τ . Cb Kt (Sularso
α
e. Teka
Tekana
nan
n perm
permuk
ukaa
aan
n yang
yang diiz nkan (Pa) = 8kg/mm2, untu
diiziinkan untuk
k poro
poross
berdiameter kecil (Sularso hal 27)
f. Panjang pa
pasak (l
(l)
F
τ ka ≥
b.l1
233,8
= ≤ 3,2 ∴l1 ≥ 12mm
6.l1
233,8
= ≤8 ∴l 2 ≥ 10, 4 mm
l 2 .2,8
g. l =10,4
=10,4mm
mm
h. lk = 17mm
17mm
b 6
i. = = 0,3
d s1 20
b
Penamp
Penampang
ang pasak
pasak dapat
dapat dikata
dikatakan
kan baik,
baik, apabila
apabila 0,25
0,25 < < 0,35
d s1
(Sularso hal 28). Karena 0,25 < 0,3 < 0,35 maka (BAIK)
lk 17
j. = = 0,85
d s1 20
lk
Panjang pasak dianggap sesuai, apabila 0,75 < < 1,5 (Sularso hal
d s1
28).
Karena 0,75 < 0,85 < 1,5 maka (BAIK)
Kesimpulan :
1) Ukur
Ukuran
an pasak
pasak : b x h = 6 x 6
2) Panj
Panjan
ang
g pasa
pasak
k = 17
17mm
3) bahan pasak
pasak : S45C,
S45C, dicelupd
dicelupdingin
ingin,, dan dilunakkan.
dilunakkan.
2. Pasak pada poros yang digerakkan
Daya (P) = 4,0425 kW
Faktor koreksi (fc) = 1,2
Putaran pully (n
(n2) = 1800 rpm
Daya rencana (Pd) = 4,8 kW
T = 2597 kg.mm2
Dimeter poros (d
(ds2) = 24mm
24mm
Bahan poros (S 35 C-D) dengan σB = 53 kg/mm2, Sf1 = 6, Sf2 = 3
2,94kg/mm2
τa = 2,94kg/mm
Kt = 1,5 ; Cb = 2
a. Gaya
Gaya tang
tangen
enssial F (kg)
T 2597
F = = = 216,4kg
d s2 24
2 2
b. Penampang pasak = b x h = 7 x 7
Kedalaman alur pasak pada poros t1 = 4,0 mm
Kedalaman alur pasak pada naf t2 = 3,5 mm
Didapat dari tabel 1.8 (Sularso hal 10)
c. Baha
Bahan
n pasa
pasak
k S 45 C dice
dicellup ding
dingin
in dan
dan dilu
diluna
nakk
kkan
an,, deng
dengan
an σB =
58kg/mm2 Tabel 1.1 (Sularso hal 3)
58kg/mm
Sfk1 = 6 ; Sfk2 = 3 (Sularso hal 25)
d. Tegang
Tegangan
an geser
geser yang
yang dii
diizin
zinkan
kan
σB 58
τ ka = = = 3, 2 kg /mm2
Sfk1 .Sfk 2 6 .3
e. Teka
Tekana
nan
n perm
permuk
ukaa
aan
n yang
yang dii
diizinkan (Pa) = 8kg/mm2, unt
zinkan untuk poro
poross
berdiameter kecil (Sularso hal 27)
f. Panjag pasak (l)
F
τ ka ≥
b.l1
216,4
= ≤ 3, 2 ∴l1 ≥ 101,4 mm
8.l1
2597
= ≤8 ∴l 2 ≥ 93mm
l 2 .3,3
g. l = 93mm
93mm
h. lk = 20mm
20mm
b 7
i. = = 0,29
d s2 25
b
Penamp
Penampang
ang pasak
pasak dapat
dapat dkatak
dkatakan
an baik,
baik, apabila
apabila 0,25 < < 0,35
ds2
lk
Panjang pasak dianggap sesuai, apabila 0,75 < < 1,5 (Sularso hal 28)
ds 2
5
dB ≥ 20 + 10
3
dB ≥ 43,3mm
43,3mm
Diameter bos atau naf puli yang digerakkan (DB)
5
DB ≥ d s2 + 10
3
5
DB ≥ 24 + 10
3
DB ≥ 50mm
50mm
10. Kecepatan
Kecepatan keliling
keliling sabuk
sabuk –V (v
(v)
π .d .n1 π .100.2000
v = = = 10,5m / s
60.1000 60000
(109 + 119)
220 − >0
2
= 106mm
106mm ; karna 106mm
106mm > 0 (BAIK)
12. Kapasitas
Kapasitas daya yang ditransmisi
ditransmisikan
kan (Po)
Po = 4,8kW
4,8kW
13. Panjang
Panjang keliling
keliling sabuk
sabuk (L)
L)
π 1
L = 2C + (D + d ) +
p p
(D − d )
p p
2
2 4C
3,14 1
L = 2.220 + + (110 + 100 ) + (110 −100 ) 2
2 4.220
= 769,8mm ≈ 770mm
b + b2 − 8( D p − d p ) 2
C =
8
Dimana b :
b = 2L – 3,14 (Dp - dp)
= 2 . 770 – 3,14 (110 - 100)
=880,6mm
=880,6mm
Maka :
C = = 220mm
8
16. sudut
sudut kontak
kontak
180
0
− 57( D p − d p )
O=
C
180
0
− 57 (110 −100 ) 0
O= = 177
220
Dp −dp
Berdasarkan harga (O) = 1800,
didapat sudut kontak puli kecil (O
C
dan faktor koreksi (Ko) = 1. Tabel 5.7 (Sularso hal 174)
17. Jumlah
Jumlah sabuk
sabuk (N)
Pd 4,8
N = = =1
Po .K o 4,8.1
N = 1 buah
18. Daerah penyetela
penyetelan
n jarak sumbu poros
Dari tabel 5.8 (Sularso hal 174), utuk sabuk dengan No 30 dan panjang (L)
L)
= 770mm
770mm didapat :
∆Ci = 20 mm, (penyetelan kesebelah dalam dari letak standar)
Kesimpulan :
a. Sabuk
Sabuk yang
yang diguna
digunaka
kan
n adalah
adalah type
type A deng
dengan
an No 30 dan
dan panjan
panjang
g
(L)
L) = 770mm
770mm
b. Jumlah sabuk (N) = 1 buah
c. Diam
Diamet
eter
er pul
puli :
1. Diamet
Diameter
er nomi
nominal
nal puli
puli pengg
penggera
erak
k (d
(dp) = 100mm
100mm
2. Dimete
Dimeterr nomina
nominall puli
puli yang
yang digera
digerakka
kkan
n (Dp) = 110mm
110mm
3. Diamet
Diameter
er luar
luar puli
puli pengger
penggerak
ak (dk) = 109mm
109mm
4. Diamet
Diameter
er luar
luar puli
puli yang
yang diger
digerakk
akkan
an (Dk) = 119mm
119mm
5. Diamet
Diameter
er bos
bos atau
atau naf
naf puli
puli peng
pengger
gerak
ak (d
(dB) = 43mm
43mm
6. Diamet
Diameter
er bos atau
atau naf puli
puli yang
yang diger
digerakka
akkan
n (DB) = 50mm
50mm
Sehingga :
Ft = Fr tan α ; diasumsikan α = 200 , gaya radial Fr adalah :
Ft 39,3
Fr = =
0
= 108kg
tan α tan 20
Fa
(untuk baris tunggal, bila ≤ e ). Tabel 4.9 (Sularso hal 135)
vFr
Maka :
Pr = X . V . Fr + Y . Fa
= 1 . 1 . 108 + 0
= 108kg
108kg
c. Menen
Menentu
tukan
kan fakt
faktor
or umur
umur (fh)
C 790
. fh = fn = 0,25 = 1,83
Pr 108
2. Bantalan
Bantalan pada poros
poros yang
yang digerak
digerakkan
kan
a. Diam
Diamet
eter
er poro
poross (d
(ds2) = 24mm
24mm
b. Putaran poros (n
(n2) = 1800 rpm
c. Diamet
Diameter
er yang
yang menja
menjadi
di tempa
tempatt bantal
bantalan
an = 30mm
30mm
Berdasarkan bentuk poros yang memerlukan gesekan yang sangat kecil,
maka direncanakan bantalan gelinding bola radial alur dalam baris tunggal.
Tabel 4.14 (Sularso hal 143), dengan data :
a. Nomo
Nomorr ban
banta
tala
lan
n : 600
6006
6
b. Diameter dalam (d
(d) : 30mm
30mm
c. Diam
Diamet
eter
er luar
uar (D)
D) : 55mm
55mm
d. Lebar (B)
B) : 13mm
13mm
e. Jari
ari – jari
ari : 1,5
1,5mm
mm
f. Kapasi
Kapasitas
tas nomina
nominall dina
dinamis
mis spesif
spesifik
ik (C) = 1030kg
1030kg
g. Kapasi
Kapasitas
tas nomi
nominal
nal stat
statis
is spes
spesifi
ifik
k (C
(Co) = 740kg
740kg
Umur bantalan rencana didapat dari tabel 4.11 (Sularso hal 137), karna
pemakaian yang terus menerus, maka diambul umur bantalan (Lha) = 30000
jam dengan interval (20000 - 30000).
Perhitungan perencanaan bantalan sbb :
a. Menen
Menentu
tukan
kan fak
fakto
torr kecep
kecepat
atan
an (fn)
1 1
33,3 3 33,3 3
fn = = 1800 = 0,264
n2
b. Menentukan beban ekivalen dinamis (Pr)
Pr = X . V . Fr + Y . Fa
Dimana Fa adalah beban aksial yang dialami oleh poros dan besarnya
besarnya
sama
sama denga
dengan
n nol.
nol. Fr adal
adalah
ah gaya
gaya radi
radial
al yang
yang dise
disebab
babka
kan
n oleh
oleh
perputaran poros. Dari hubungan antara daya yang ditransmisikan P
(kW), gaya keliling (Ft) dan kecepatan keliling (v
(v), maka gaya radial
dapat dicari dengan persamaan :
102 .P 102 .4,0425
Ft = = = 39 ,3kg
v 10,5
Sehingga :
Ft = Fr tan α ; diasumsikan α = 200 , gaya radial Fr adalah :
Ft 39,3
Fr = =
0
= 108kg
tan α tan 20
Untuk beban putar pada cincin dalam v = 1. Faktor X = 1, dan Y = 0,
Fa
(untuk
(untuk baris
baris tungga
tunggal,
l, bila
bila ≤ e ). Tabel
Tabel 4.9
4.9 (Sul
(Sular
arso
so hal 135)
135)
vFr
sehingga :
Pr = X . V . Fr + Y . Fa
= 1 .1 .108 + 0
= 108kg
108kg
c. Menentukan faktor umur (fh)
C 1030
fh = fn = 0,26 = 2,5
Pr 108
Dari hasil perhitungan perencanaan diatas,maka didapatkan data seperti pada tabel
berikut :
1. POROS
DIAMETER
NO NAMA BAGIAN BAHAN
ds1 (mm) ds2 (mm)
2. PASAK
UKURAN PANJANG
NO NAMA BAGIAN BAHAN PASAK b x h PASAK
(mm) (mm)
1 Pasak pada poros S 45 C 6x6 17
penggerak
2 Pasak pada poros yang S 45 C 7x7 20
digerakkan
3. PULLY
DIAMETER
4. SABUK
Panjang
Type No
NO NAMA BAGIAN BAHAN Sabuk
Sabuk Sabuk
(mm)
1 Sabuk – V R. Canvas A 30 770
5. BANTALAN
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari perencanaan mesin penepung diatas adalah :
1. Poro
Poross peng
pengge
gera
rak
k
Berdasarkan
Berdasarkan daya 4,0425 kW dan putaran poros (n
(n1) 2000 rpm, serta
menggunakan bahan poros S 35 C-D maka dapat disimpulkan :
a. Daya re
rencan
cana (Pd) : 4,8 kW
b. Momen rencana (T
(T) : 2338 kg.mm
c. Tega
Teganga
ngan
n geser
geser yang
yang dii
diizi
zinka
nkan
n (τ
(τa1) : 2,94 kg/mm2
d. Diam
Diamet
eter
er poro
poross (ds1) : 20 mm
e. Tega
Tegang
ngan
an gese
geserr (τ
(τ) : 1,5 kg/mm2
2. Poro
Poross yang
yang dig
diger
erak
akka
kan
n
Berdasarkan
Berdasarkan daya 4,0425 kW dan putaran poros (n
(n2) 1800 rpm, serta
menggunakan bahan poros S 35 C-D, maka dapat disimpulkan :
a. Daya re
rencan
cana (pd) : 4,8 kW
b. Momen rencana (T
(T) : 2597 kg.mm
c. Tega
Teganga
ngan
n geser
geser yang
yang dii
diizi
zinka
nkan
n (τ
(τa2) : 2,94 kg/mm
d. Diam
Diamet
eter
er poro
poross (ds2) : 24 mm
e. Tega
Tegang
ngan
an gese
geserr (τ
(τ) : 0,95 kg/mm2
3. Pasak
Pasak pada
pada por
poros
os pen
pengge
ggera
rak
k
Berdasarkan diameter poros (d
(ds1) 20 mm,sert
mm,sertaa menggunakan
menggunakan bahan
pasak S 45 C, dan dengan mengambil ukuran pasak 6 x 6, maka dapat
dapa t
disimpulkan :
a. Gaya
Gaya tan
tange
gens
nsia
iall (F) : 233,8 kg
c. Tekanan
Tekanan permuk
permukaan
aan yang diizin
diizinkan Pa) : 8 kg/mm2
kan (Pa)
d. Panj
Panjan
ang
g pasa
pasak
k : 17
4. Pasak
Pasak pada
pada por
poros
os yang
yang diger
digerak
akkan
kan
Berdasarkan diameter poros (d
(ds2) 24 mm,
mm, serta menggunakan bahan
pasak S 45 C, dan dengan mengambil ukuran pasak 7 x 7, maka dapat
disimpulkan :
a. Gaya
Gaya tan
tange
gens
nsia
iall (F) : 216,4 kg
c. Tekanan
Tekanan permuk
permukaan
aan yang diizin
diizinkan Pa) : 8 kg/mm2
kan (Pa)
d. Panj
Panjan
ang
g pasak
pasak yang
yang aktif
aktif : 20 mm
5. Bant
Bantal
alan
an peng
pengge
gera
rak
k
Berdasarkan putaran poros (n
(n1), dan diameter poros (d
(ds1) 20 mm,
mm, maka
dapat disimpulkan :
a. Nomo
Nomorr bant
bantal
alan
an : 6005
6005
b. Diameter dalam (d
(d) : 25 mm
c. Diam
Diamet
eter
er luar
uar (D)
D) : 47 mm
d. Leba
Lebarr bant
bantal
alan
an (B)
B) : 12 mm
e. Jari-jari (r) : 1 mm
f. Baha
Bahan
n bant
bantal
alan
an : peru
perung
nggu
gu
6. Banta
Bantala
lan
n yan
yang
g dige
digera
rakk
kkan
an
Berdasarkan putaran poros (n
(n2), dan diameter poros (d
(ds2) 24 mm,
mm, maka
dapat disimpulkan :
a. Nomo
Nomorr bant
bantal
alan
an : 6006
6006
b. Diameter dalam (d
(d) : 30 mm
c. Diam
Diamet
eter
er luar
uar (D)
D) : 55 mm
d. Leba
Lebarr bant
bantal
alan
an (B)
B) : 13 mm
e. Jari-jari (r) : 1,5 mm
f. Baha
Bahan
n bant
bantal
alan
an : peru
perung
nggu
gu
7. Pull
Pully
y dan
dan V – Be
Belt
lt
Berdasarkan daya 4,0425 kW, dan putaran antar kedua poros (n
(n1) 2000
rpm, (n
(n2) 1800 rpm, serta mengambil nomor sabuk 30 dengan type-A,
maka dapat disimpulkan :
a. Diam
Diamet
eter
er puly
puly peng
pengger
gerak
ak (dp) : 100 mm
b. Diameter luar puly penggerak (d
(dk) : 109 mm
c. Diam
Diamet
eter
er puly
puly yan
yang
g dige
digera
rakk
kkan
an (Dp) : 110 mm
d. Diamet
Diameter
er luar
luar puly
puly yang
yang diger
digerakk
akkan
an (Dk) : 119 mm
e. Kece
Kecepat
patan
an kel
kelil
ilin
ing
g sab
sabuk
uk (v
(v) : 10,5 m/s
f. Panja
njang sa
sabuk (L)
L) : 770 mm
4.2 Sara
Saran
n
Sebagai mata kuliah yang bersifat aplikasi, maka kuliah perencanaan mesin akan
sangat
sangat membant
membantu
u para
para mahasi
mahasiswa
swa untuk
untuk lebih
lebih memaham
memahamii mata
mata kuliah
kuliah yang
menjadi persyaratan serta memberikan kesempatan bagi para mahasiswa untuk
berfikir kreatif dalam memikirkan hal-hal yang perlu direncanakan pada suatu
mesin. Mengingat pentingan mata kuliah ini maka, kami mengharapkan semua
pihak yang berkepentingan dalam mata kuliah ini agar bisa mengoptimalkan
semua aspek dalam mata kuliah ini sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak
sesuai dengan yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1
Tabel 1.6 Faktor-faktor koreksi daya yang akan
akan ditransmisikan
(Sularso hal 7)
Lampiran 2
Tabel 1.1 Baja karbon untuk konstruksi mesin dan baja batang yang difinis
dingin untuk poros (Sularso hal 3)
S30C Penormalan 48
Baja karbon S35C Penormalan 52
konstruksi S40C Penormalan 55
mesin S45C Penormalan 58
(JIS G 4501) S50C Penormalan 62
S55C Penormalan 66
Ditarik dingin,
Batang baja S35C-D - 53 digerinda,
yang difinis S45C-D - 60 dibubut, atau
Lampiran 3
Gbr. 1.1 faktor konsentrasi tegangan α
untuk pembebanan puntir statis
dari suatu poros bulat dengan
alur pasak persegi yang diberi
filet (Sularso hal 9)
Lampiran 4
Lampiran 5
Table 1.8 ukuran pasak
(Sularso hal 10)
*/ harus dipilih dari angka-angka berikut sesuai dengan daerah yang bersangkutan dalam tabel. 6, 8,
10, 12, 14, 16, 18, 20, 22, 25, 28, 32, 36, 40, 45, 50, 56, 63, 70, 80, 90, 100, 110, 125, 140, 160,
180, 200, 220, 250, 280, 320, 360, 400.
(Sumber : Sularso,1979
Diameter
nominal
Penampang ( Diameter
αo W* Lo K Ko E f
sabuk V lingkaran
jarak bagi,
dp)
71 – 100
34 11,95
1011 –
A 36 12,12
125 9 ,2 4 ,5 8, 0 15,0 10,0
38 12,30
>126
125 – 160 34 15,86
B 161 – 200 36 16,07
12,5 5,5 9, 5 19,0 12,5
>201 38 16,29
200 – 250 34 21,18
C 251 – 315 36 21,45
16,9 7,0 12,0 25,5 17,0
>316 38 21,72
34
355 – 450 30,77
D 36
>451 31,14 24,6 9 ,5 15,5 37,0 24,0
34
500 – 630 36,95
E 36
> 631 37,45 28,7 12,7 19,3 44,5 29,0
Lampiran 7
Tabel 5.3 (b) Panjang Sabuk V Standar
(Sularso hal 168)
Lampiran 8
Tabel 5.4 Diameter minimum puli yang diijinkan dan dianjurkan dalam (mm).
(Sularso hal 169)
Penampang A B C D E
Lampiran 9
Lampiran 11
Lampiran 12
Tabel 4.14 ukuran bantalan gelinding
(Sularso hal 143)