Sebutkan dan jelaskan empat (4) asas dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah *
a. Sentralisasi
-Konsep statis, sentralisasi merupakan suatu keadaan dalam organisasi dimana dalam
pengambilan kebijakan dan pelaksanaannya berlangsung di puncak hirarki
• Fungsi sentralisasi adalah terdapatnya hukum yang berlaku nasional atau keseragaman
kebijakan
• Terdapat lembaga yang bekerja untuk kepentingan nasional yang cakupannya secara
nasional juga
b. Desentralisasi
adalah pelimpahan kekuasaan dan kewenangan dari pusat kepada daerah dimana
kewenangan yang bersifat otonom diberi kewenangan dapat melaksanakan
pemerintahanya sendiri tanpa intervensi dari pusat
• Ada 2 pengertian konsep desentralisasi
-Konsep statis, suatu keadaan dalam organisasi dimana pengambil kebijakan dan
pelaksanaannya tersebar di seluruh pelosok wilayah negara
c. Dekonsentrasi
-Konsep statis, proses pengambilan kebijakan berada di puncak hirarki organisasi, tetapi
proses pelaksanaan kebijakan tersebar di luar puncak hirarki organisasi atau tersebar di
seluruh pelosok wilayah
-Hukum nasional tetap efektif melalui aparatur pemerintah pusat yang ada di daerah
• Asas dekonsentrasi tidak melahirkan daerah otonom tetapi wilayah administratif sebagaimana
diatur dalam pasal 1 angka 13 UU no 23 tahun 2014 “ wilayah administratif adalah wilayah kerja
perangkat pemerintah pusat termasuk gubernur sebagai wakil pemerintah pusat untuk
menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat di
daerah dan wilayah kerja gubernur dan bupati/walikota dalam melaksanakan urusan
pemerintahan umum di daerah”
• Diatur dalam:
-Pasal 1 huruf f, dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah kepada gubernur
sebagai wakil pemerintah dan/atau perangkat pusat di daerah
Gubernur mempu
d. Tugas pembantu
• Sifat tugas pembantuan hanya bersifat “membantu” dan tidak dalam konteks hubungan “atasan
bawahan”, tetapi dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah tidak mempunyai hak untuk
menolak
Diatur dalam:
-Pasal 1 huruf d UU no 5 tahun 1974, tugas pembantuan adalah tugas untuk turut serta
dalam melakukan urusan pemerintahan yang ditugaskan kepada pemerintah daerah
oleh pemerintah atau pemerintah daerah tingkat atasnya dengan kewajiban
mempertanggungjawabkan kepada yang menugaskan
-Pasal 1 huruf g UU no 22 tahun 1999, tugas pembantuan adalah penugasan dari
pemerintah kepada daerah dan desa, dari daerah ke desa untuk melaksanakan tugas
tertentu yang disertai pembiayaan, sarana dan prasarana serta sumber daya manusia
dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya dan mempertanggungjawabkan kepada
yang menugaskan
-Pasal 1 butir 9 UU no 32 tahun 2004, tugas pembantuan adalah penugasan dari pemerintah
kepada daerah dan/atau desa, dari pemerintah propinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa,
serta dari pemerintah kabupaten kota kepada desa untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu
-Pasal 1 angka 11 UU no 23 tahun 2014, tugas pembantuan adalah penugasan dari pemerintah
pusat kepada daerah otonom untuk melaksanakan sebagian urusan pemerintahan yang menjadi
wewenangan pemerintah pusat atau dari pemerintah daerah provinsi kepada daerah
kabupaten/kota untuk melaksanakan sebagian urusan pemerintahan yang menajdi kewenangan
daerah provinsi
b. Delegasi
• Pendelegasian diberikan biasanya antara organ pemerintahan satu dengan organ
pemerintahan lain, dan biasanya pihak pemberi wewenang kedudukan lebih tinggi dari
pihak yang diberikan wewenang
• Pasal 1 angka 23 UU no 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintah “delegasi
adalah pelimpahan Kewenangan dari Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang
lebih tinggi kepada Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang lebih rendah dengan
tanggung jawab dan tanggung gugat beralih sepenuhnya kepada penerima delegasi.
c. Mandat
• Yaitu pemberian tugas antara pemberi mandat kepada penerima mandat untuk atas
nama melakukan perbuatan keputusan administrasi negara
• Umumnya mandat diberkan dalam hubungan kerja internal antara atasan dan
bawahan dan tidak terjadi peralihan wewenang
• Pasal 1 angka 24 UU no 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintah “Mandat
adalah pelimpahan Kewenangan dari Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang
lebih tinggi kepada Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang lebih rendah dengan
tanggung jawab dan tanggung gugat tetap berada pada pemberi mandat”