Penyelenggaraan pemda sebagai wujud adanya □Tidak ada wewenang yang berdasarkan atribusi =
hubungan pemerintah pusat dengan pemerintah Terjadi pemberian wewenang pemerintahan yang
daerah dalam pelaksaan desentralisasi baru oleh sustu ketentuan dalam peraturan
perundang-undangan
Penyelenggaraan desentralisasi menuntut
persebaran urusan oleh pemerintah pusat kepada HPD menurut dasar otonomi territorial
daerah otonom
• Otonomi teritorial merupakan satu satuan
pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas- mandiri
luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri
• Satuan pemerintahan tersebut ada dalam
urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan
lingkungan negara kesatuan berhak
tugas pembantuan
melakukan tindakan hukum sebagai
HUBUNGAN ANTARA PUSAT DAN subyek hukum untuk mengatur dan
DAERAH mengurus fungsi pemerintahan
Dalam prakteknya sering menimbulkan upaya tarik • Seluruh fungsi kenegaraan dan
menarik kepentingan (spanning of interest) pemerintahan ada dalam lingkungan
pemerintah pusat yang kemudian
Dalam negara kesatuan, Pemerintah Pusat selalu dipencarkan kepada satuan-satuan
memegang kendali atas berbagai urusan otonomi
pemerintahan sangat jelas sekali.
• bersifat administrasi negara
Karena adanya pemencaran penyelenggaraan
negara dan pemerintahan atau pemencaran Persamaan HPD konsep dekonsentrasi
kekuasaan (spreading van macht) territorial dengan otonomi territorial
Akuntabilitas penyelenggaraan
pemerintah. Jaminan partisipasi
masyarakat dalam bentuk peraturan daerah
Urusan pemerintahan absolut/mutlak belum menjadi kebutuhan dan kewajiban
bagi pemerintah daerah.
a. politik luar negeri;
Dalam perencanaan pembangunan dan
b. pertahanan; anggaran, misalnya masih dipandang hal
c. keamanan; yang eksklusif dominan pemerintah dan
harus dirahasiakan keberadaanya dari
d. yustisi; akses publik. Pada sisi lain, kesempatan
masyarakat untuk melakukan kontrol tidak
e. moneter dan fiskal nasional; dan terwujud
f. agama. CIRI PEMDA ADMINISTRASI
Bentuk Pemerintahan Daerah • Administrasi dan apartur pemerintah di
• Pemerintahan Daerah yang dilaksanakan daerah dapat menjamin hubungan yang
atas dasar demokrasi serasi antara pemerintahan pusat dan
pemerintahan daerah sebagai satu
• Pemerintahan Daerah administrasi kesatuan politik, ekonomi dan sosbud
Pemda yang dilaksanakan atas dasar demokrasi • Administrasi dan aparatur pemerintah di
daerah diciptakan sebagai sarana bagi
• Prinsip demokrasi, agar tugas pokok
pemerintah untuk mencapai tujuan yang
pemerintahan didaerah didukung oleh
telah ditetapkan
potensi masyarakat melalui
pengembangan Social • Bukan daerah otonom,
understanding,/pemahaman sosial, Social
Suport,Social responsibility/ tanggung • Melaksanakan dekonsentrasi
jawab, bagi terwujudnya social PERTEMUAN 2
partisipation
Hubungan pusat dan daerah II
• Adanya pembagian kekuasaan dalam
sistem pemerintahan demokrasi • Pemerintahan daerah dalam
menyelenggarakan urusan pemerintahan
• Pemda melaksanakan desentralisasi memiliki hubungan dengan pemerintah
• Melahirkan otonomi daerah pusat dan dengan pemerintahan daerah
lainnya.
Hakekat otonomi di tingkat lokal
• Hubungan keuangan, pelayanan umum,
• adalah untuk memperkecil intervensi pemanfaatan sumber daya alam, dan
pemerintah pusat kepada daerah. Dalam sumber daya lainnya dilaksanakan secara
negara kesatuan (unitarisme) otonomi adil dan selaras
daerah itu diberikan oleh pemerintah pusat
(central government) sedangkan Penyelenggaraan PEMDA
pemerintah hanya menerima penyerahan • Penyelenggaraan pemda sebagai wujud
dari pemerintah pusat. adanya hubungan pemerintah pusat
• Berbeda dengan otonomi daerah di dengan pemerintah daerah dalam
negara federal, di mana otonomi daerah pelaksaan desentralisasi
sudah melekat pada negara-negara bagian. • Penyelenggaraan desentralisasi menuntut
TUJUAN OTONOMI DAERAH persebaran urusan oleh pemerintah pusat
kepada daerah otonom
pemerintahan daerah menjalankan melaksanakan tugas – tugas yang menjadi
otonomi seluas-luasnya untuk mengatur urusan masing – masing.
dan mengurus sendiri urusan
4. Hubungan pengawasan merupakan
pemerintahan berdasarkan asas otonomi
konsekuensi yang muncul dari pemberian
dan tugas pembantuan
kewenangan, agar keutuhan Negara
Kesatuan terjaga.
Akuntabilitas
• Efisiensi adalah kriteria pembagian urusan 3. Urusan Pemerintahan yang manfaat atau
pemerintahan dengan memperhatikan daya dampak negatifnya lintas Daerah
guna tertinggi yang dapat diperoleh dari kabupaten/kota; dan/atau
penyelenggaraan suatu urusan
pemerintahan. 4. Urusan Pemerintahan yang penggunaan
Apabila urusan pemerintahan lebih sumber dayanya lebih efisien apabila
berdayaguna ditangani pemerintahan dilakukan oleh Daerah Provinsi.
daerah kabupaten/kota, maka diserahkan C. Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota:
kepada pemerintahan daerah
kabupaten/kota, sedangkan apabila akan 1. Urusan Pemerintahan yang lokasinya
lebih berdayaguna bila ditangani dalam Daerah kabupaten/kota;
pemerintahan daerah provinsi, maka
2. Urusan Pemerintahan yang penggunanya
diserahkan kepada pemerintahan daerah
dalam Daerah kabupaten/kota;
provinsi. Sebaliknya apabila suatu urusan
pemerintahan akan berdayaguna bila 3. Urusan Pemerintahan yang manfaat atau
ditangani Pemerintah maka akan tetap dampak negatifnya hanya dalam Daerah
menjadi kewenangan Pemerintah. kabupaten/kota; dan/atau
Kepentingan Strategis Nasional 4. Urusan Pemerintahan yang penggunaan
sumber dayanya lebih efisien apabila
Penyelenggaraan suatu urusan pemerintahan
dilakukan oleh Daerah kabupaten/kota.
ditentukan berdasarkan pertimbangan dalam rangka
menjaga keutuhan dan kesatuan bangsa, menjaga Perubahan yang lain
kedaulatan negara, implementasi hubungan luar
negeri, pencapaian program startegis nasional, serta • Pada Bidang Energi dan Sumber Daya
pertimbangan lain yang diatur dalam ketentuan Mineral yang semula kewenangan di bagi
peraturan perundang-undangan. antara Pemerintah Pusat, Pemerintahan
Daerah Propinsi, dan Pemerintahan
Bagaimana di bidang kepegawaian? Adanya ASN Daerah Kabupaten/Kota, kini hanya
diberikan kepada Pemerintah Pusat dan
Pengadaan PNS pusat melalui kementerian dll
Pemerintahan Daerah Propinsi.
Pengaturan kriteria pembagian urusan
• Kewenangan Kabupaten/Kota yang
pemerintahan kongkuren
hilang diantaranya adalah membuat
A. Pemerintah Pusat : Perda terkait ESDM, pemberian izin
(kecuali panas bumi), pembinaan dan
1. Urusan Pemerintahan yang lokasinya pengawasan.
lintas Daerah provinsi atau lintas negara;
Bidang kelautan
2. Urusan Pemerintahan yang penggunanya
lintas Daerah provinsi atau lintas negara; Pada bidang kelautan yang semula
kewenangan di bagi antara Pemerintah
3. Urusan Pemerintahan yang manfaat atau Pusat, Pemerintahan Daerah Propinsi, dan
dampak negatifnya lintas Daerah provinsi Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota,
atau lintas negara; kini hanya diberikan kepada Pemerintah
4. Urusan Pemerintahan yang penggunaan Pusat dan Pemerintahan Daerah Propinsi.
sumber dayanya lebih efisien apabila Kewenangan Kabupaten/Kota yang
dilakukan oleh Pemerintah Pusat; dan/atau
hilang diantaranya adalah pelaksanaan
5. Urusan Pemerintahan yang peranannya kebijakan, penataan ruang laut,
strategis bagi kepentingan nasional. pengawasan dan penegakan hukum,
koordinasi pengelolaan dan
B. Pemerintahan Daerah Propinsi : pemanfaatan, dan perizinan (kecuali
ijin usaha perikanan).
1. urusan Pemerintahan yang lokasinya lintas
Daerah kabupaten/kota;
Bidang kehutanan memutuskan tindakan perbaikan
dibutuhkan untuk melihat bahwa
• Pada bidang kehutanan yang semula sumber daya manusia dimanfaatkan
kewenangan di bagi antara Pemerintah dengan seefiktif dan seefiesien
Pusat, Pemerintahan Daerah Propinsi, dan mungkin didalam mencapai tujuan.
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota,
kini hanya diberikan kepada Pemerintah
Pusat dan Pemerintahan Daerah Propinsi.
Tujuan pengawasan
• Kewenangan Kabupaten/Kota yang
hilang diantaranya adalah inventarisasi Memberi jaminan ketetapan pelaksanaan
hutan, pengelolaan taman hutan, tugas sesuai dengan rencana tersebut,
pertimbangan teknis, pemberian izin kebijaksanaan dan perintah
dan lain sebagainya Menjalankan koordinasi aktivitasi
Kepentingan Strategis Nasional
Mencegah pemborosan dan
penyelenggaraan suatu urusan pemerintahan penyelewengan
ditentukan berdasarkan pertimbangan dalam rangka
Menjamin terwujud kepuasan masyarakat
menjaga keutuhan dan kesatuan bangsa, menjaga
atas barang dan jasa yang dihasilkan
kedaulatan negara, implementasi hubungan luar
negeri, pencapaian program startegis nasional, serta Membina kepercayaan masyarakat kepada
pertimbangan lain yang diatur dalam ketentuan kepemimpinan organisasi “pemerintah”.
peraturan perundang-undangan.
Fungsi Pengawasan
Permasahan perbatasan
Fungsi dari pengawasan adalah untuk memberikan
permasalahan yang biasa terjadi pada nilai, analisis, merekomendasikan dan juga
daerah otonomi baru adalah perbatasan menyampaikan hasil surat/laporan yang berkaitan
antar wilayah. Karena data yang dengan bidang pekerjaan organisasi atau lembaga,
digunakan masih menggunakan metode yang sudah diteliti.
lama tidak menggunakan titik koordinat,
“sangat sulit menentukan batas wilayah Ernie dan Saefullah (2005:12), fungsi dari
suatu daerah apabila daerah tersebut pengawasan antara lain:
dimekarkan”.
1. Mengevaluasi keberhasilan dan
Permasalahan daerah perbatasan wilayah pencapaian tujuan dan juga target sesuai
tidak usah diperebutkan, karena wilayah dengan indikator yang di tetapkan.
tersebut masih wilayah Indonesia yang 2. Mengambil langkah klarifikasi dan
seharusnya dipermasalahkan adalah batas koreksi terhadap penyimpanan yang bisa
wilayah Indonesia diambil oleh negara saja ditemukan.
lain. 3. Menjalankan berbagai alternatif solusi
terhadap berbagai maslaah yang
PERTEMUAN 4 berhubungan dengan pencapakai tujuan
perusahaan.
HUBUNGAN PENGAWASAN
HUBUNGAN P-D PENGAWASAN (2)
Pengawasan merupakan suatu proses
untuk memastikan bahwa seluruh Konsekwensi bentuk negara
kegiatan yang berjalan sudah sesuai
dengan apa yang telah direncanakan Pengawasan merupakan bagian dari ilmu
sebelumnya. manajemen
Definisi pengawasan yaitu suatu Tujuan pengawasan adalah untuk
upaya sistematis manajemen untuk menjamin agar kegiatan yang dilakukan
melakukan perbandingan kinerja sesuai dengan rencana yang telah
standar, rencana atau tujuan yang ditentukan
sudah ditentukan sebelumnya untuk
menetapkan apakah kinerja sejalan
dengan standar tersebut dan untuk
Tujuan pengawasan (Hukum) untuk gan negara yang akan membebankan dan
menghindari kekeliruan2, baik disengaja merugikan negara lebih besar
maupun tidak lebih bermanfaat dan bermakna jika dilaku
kan oleh atasan langsung, sehingga penyi
mpangan yang kemungkinan dilakukan
akan terdeteksi lebih awal
prinsip pengawasan adalah tidak memberi pengawasan yang dilakukan terhadap suatu
kegiatan setelah kegiatan itu dilakukan,
sanksi
dilakukan audit dengan pemeriksaan terhadap
Memberikan solusi terhadap temuan
pelaksanaan pekerjaan di tempat dan meminta
memberi rekomendasi kepada pejabat laporan pelaksanaan kegiatan
yang berwenang
Pengawasan model ini lazimnya dilakukan pada
JENIS PENGAWASAN akhir tahun anggaran,
PERKEMBANGAN PENGAWASAN
Analisis jenis pengawasan pusat daerah
Pengawasan formil Pengawasan terhadap Perda
kebenaran formil merupakan pengawasan
menurut hak rechtimatigheid dan Pengawasan Preventif, merupakan upaya
pemeriksaan kebenaran materiil tentang untuk menghindari terjadinya kesalahan
maksud dan tujuan pengeluaran atau kekeliruan,
doelmatigheid.dan pengawasan materiil
Pengawasan Represif , upaya untuk
Analisa teori kewenangan jenis apa yang memperbaiki tindakan pemerintahan
paling tepat untuk melakukan pengawasan apabila telah terjadi kesalahan atau
Pusat dan Daerah kekeliruan5
PENGAWASAN PEMERINTAHAN PEJABAT YANG BERWENANG
MENGAWASI
PADA MASA UU 18 Tahun 1965
Prosedur pengawasan peraturan daerah
PADA MASA UU No 5 Tahun 1974
khususnya peraturan daerah
PADA MASA UU N0 22 Tahun 1999 kabupaten/kota di bidang perizinan
mengacu pada ketentuan-ketentuan yang
PADA MASA UU No 32 Tahun 2004 telah diatur didalam UU No. 23/2014.
PADA MASA UU No 23 Tahun 2014 Pasal 91 ayat (2) UU No.23/2014
menyebutkan bahwa pengawasan terhadap
Pengawasan dalam penyelenggaraan pemda
peraturan daerah kabupaten/kota
Pelaksanaan pengawasan adalah dilakukan oleh Gubernur sebagai wakil
peningkatan pendayagunaan aparatur pemerintah pusat.
negara
DASAR HUKUM PENGAWASAN
Dimensi pengawasan pusat dan daerah
Prosedur pengawasan preventif menurut
adalah upaya untuk mengontrol
UU No.23/2014 dilakukan dalam tahap
penyelenggaraan pemda
penetapan.
Fungsi pengawasan dalam organisasi
Mekanisme penetapan rancangan
pemerintahan adalah agar adanya
peraturan daerah kabupaten/kota menjadi
keserasian antara penyelenggaraan tugas
peraturan daerah diatur dalam Pasal 242
pemerintahan daerah dengan pemerintah
juncto Pasal 245 UU No.23/2014.
pusat
Sementara itu, pengawasan represif
JENIS PENGAWASA PUSAT DAERAH peraturan daerah kabupaten/ kota telah
diatur secara khusus di dalam Pasal 249
Urgensi Pengaturan Perizinan Dalam sampai dengan Pasal 252 UU No.23/2014
Peraturan Daerah
PROSEDUR PENGAWASAN P-D
Pengawasan Pemerintah Pusat Terhadap TERHADAP PERDA
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota Di
Bidang Perizinan Bupati/walikota wajib menyampaikan
Peraturan daerah Kabupaten/Kota kepada
gubernur sebagai wakil pemerintah pusat
paling lambat 7 (tujuh) hari setelah • Pemerintah pusat memiliki hubungan
ditetapkan. keuangan dengan daerah untuk membiayai
penyelenggaraan urusan pemerintahan
Peraturan daerah Kabupaten/Kota yang daerah yang diserah kandan atau
bertentangan dengan ketentuan peraturan ditugaskan kepada daerah pasal 2 ayat 1.
perundang-undangan yang lebih tinggi,
• Daerah dalam penyelenggaraanurusan
kepentingan umum, dan/atau kesusilaan
pemerintahan yang diserahkan oleh
dibatalkan oleh gubernur sebagai wakil
pemerintah pusat memiliki hubungan
pemerintah pusat. keuangan dengan daerah yang lain pasal
21 ayat 1.
Keuangan daerah dalam otonami daerah
Dalam hal gubernur sebagai wakil
pemerintah pusat tidak membatalkan • Keuangan Daerah : adalah semua hak dan
peraturan daerah kabupaten/kota yang kewajiban daerah dalam rangka
bertentangan dengan ketentuan penyelenggaraan pemerintahan daerah
perundang-undangan yang lebih tinggi, yang dapat dinilai dengan uang termasuk
kepentingan umum, dan/atau kesusilaan, di dalamnya segala bentuk kekayaan yang
menteri membatalkan Peraturan daerah berhubungan dengan hak dan kewajiban
kabupaten/kota. daerah tersebut.
DBH, Dana ini dialokasikan berdasarkan Dana yang berasal dari APBN, alokasinya :
persentase tertentu. Tujuannya tetap untuk Pemerataan kemampuan keuangan antar
mendanai pelaksanaan desentralisasi suatu Daerah untuk membiayai kebutuhan
dayereh (DBH PBB (Pajak Bumi dan pengeluarannya dalam rangka pelaksanaan
Bangunan), DBH BPHTB (Bea Perolehan Desentralisasi. dengan memperhatikan
Hak atas Tanah dan Bangunan), DBH PPh pemerataan dengan memperhatikan
WPOPDN (Wajib Pajak Orang Pribadi potensi daerah, luas daerah, keadaan
Dalam Negeri). geografi, jumlah penduduk, dan tingkat
pendapatan masyarakat di daerah,
sehingga perbedaan antara daerah yang
maju dan daerah yang belum berkembang
dapat diperkecil.
Skema hub keuangan
pemerataan keuangan daerah untuk
(1)Dana Perimbangan terdiri atas: pelayanan dasar
a.Dana Bagi Hasil; Dana Alokasi Khusus (DUK)
b.Dana Alokasi Umum; dan Dana yang berasal dari APBN, yang
c.Dana Alokasi Khusus. dialokasikan kepada Daerah untuk
membantu membiayai kebutuhan tertentu.
(2)Jumlah Dana Perimbangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan setiap tahun Dana Alokasi Khusus bertujuan untuk
anggaran dalam APBN. membantu membiayai kebutuhan-
kebutuhan khusus Daerah.
Dana perimbangan terdiri
Daerah tertentu adalah daerah-daerah
Dana Bagi Hasil adalah bagian daerah dari yang mempunyai kebutuhan yang bersifat
penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan, khusus, yang merupakan urusan daerah
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan dan penerimaan dari sumber Kriteria DUK
daya alam.
Pengalokasian Dana Alokasi Khusus
Dana Bagi Hasil merupakan alokasi yang didasarkan pada penetapan kriteria-
pada dasarnya memperhatikan potensi kriteraia tertentu yang ditetapkan oleh
Daerah penghasil Pemerintah, sebagaimana ditegaskan pada
Pasal 40 bahwa:
Dana bagi hasil bersumber
Pemerintah menetapkan kriteria DAK
(1) Pajak yaitu : yang meliputi kriteria umum kemampuan
keuangan daerah), kriteria khusus(per Per
a. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB); 90 -10% UU an, karakteristi) , dan kriteria teknis
b. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (kementrian Negara)
(BPHTB);80 % untuk provinsi dan kota/kab dan
wajib menyediakan dana pendampingan
c. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 dan Pasal 29 10 %
Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan PPh
kecuali daerah tertentu
Pasal 21.
Lain lain Pendapatan daerah
(2) sumber daya alam berasal dari:
a.Pendapatan Hibah
a.Kehutanan;20-80%
Pendapatan hibah merupakan bantuan yang tidak
b.Pertambangan umum;20-80%
mengikat yang bersumber dari luar negeri
c.Perikanan; 20-80% dilakukan melalui Pemerintah,
Pendapatan Asli Daerah yang sah, antara Pendapatan transfer sebagaimana dimaksud pada
lain hasil penjualan asset negara dan jasa ayat 1 huru6 b meliputi ; a. Tranfer
giro. pemerintahpusah terdiri atas dana perimbangan"
dana otonomi khusus" dana desa. b. Transfer antar
D. pinjaman daerah terdiri atas pendapatan bagi hasil dan
bantuan keuangan.
PemDa dapat melakukan pinjaman yang
berasal dari penerusan pinjaman hutang Kewengan keuangan daerah
LN dari Men Keu an Pemerintah pusat
setelah memperoleh pertimbangan Men , kewenangan memungut dan
Pem Da dapat melakukan penyertaan mendayagunakan pajak dan retribusi
modal pada suatu BUM Pemerintah daerah dan hak untuk mendapatkan bagi
dan/atau milik swasta. Pem- DA dapat hasil dari sumber-sumber daya nasional
memiliki BUMD yang. pembentukan, yang berada di daerah dan dana
penggabungan, pelepasan kepemilikan, perimbangan lainnya;
dan/atau pembubarannya ditetapkan
dengan Perda yang berpedoman Pe UU-an hak untuk mengelola kekayaan Daerah
dan mendapatkan sumber-sumber
Keuangan daerah pendapatan lain yang sah serta sumber-
sumber pembiayaan.
Pemerintah menerapkan prinsip uang Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah yang
mengikuti fungsi. berkeadilan dan transparan/seknas
• Kepala daerah boleh berasal dari calon • Belum pernah menjabat sebagai kepala
independen daerah atau 2 kali dalam masa jabatan
yang sama
Pelihan Gubernur/wa gub Independen
Per KPU 3 Tahun 2017 • Pasangan calon tidak dapat ditarik atau
mengundurkan diri, kecuali berhalangan
DPT 0-2 juta, syarat minimal dukungan tetap.
sebesar 10 persen.
KEDUDUKAN
Kepala Daerah dan DPRD Kepala Daerah diberhentikan tetap ,
diganti oleh wakil kepala daerah
UU No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok- pokok
Pemerintahan di daerah, Mengisi kekosongan jabatan
UU. No 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan • Kekosongan wakil kepala daerah lebih
Daerah dari 18 bulan , wakil kepala daerah dipilih
oleh DPRD dari 2 calon yang diajukan
UU. No 32 Tahun 2004 dan UU No 23 Tahun 2014 parpol atau gabungan parpol yang
tentang Pemerintahan, kedudukanya setara, karena calonnya terpilih. Untuk calon
hubungananya merupakan hub kerja yang setara perseorangan diajukan oleh Kepala
dan bersifat kemitraan mitra Daerah
• Kekosongan Kepala Daerah dan Wakil ,
Sekda sebagai pelaksana tugas harian,
Pemilukada dilaksanakan paling lambat 6
bulan.
Tindakan penyidik
Persetujuan tertulis Presiden atas
pemintaan penyidik. 60 hari tidak turun,
dapat dimulai penyidikan.
PERTANGGUNGJAWABAN Pengecualian: (dilaporkan ke Presiden
• Merupakan konskuensi pemilihan kepala 2x24)Tertangkap tangan melakukan tindak
daerah, pidana kejahatan;
Kerjasama