Anda di halaman 1dari 21

MATERI HUKUM PEMDA UAS Pemerintah Pusat, kepada instansi vertikal

di wilayah tertentu, dan/atau kepada


gubernur dan bupati/wali kota sebagai
PERTEMUAN 1 penanggung jawab urusan pemerintahan
umum.
UU Pemda di Indonesia :
Pembagian kekuasaan
1. UU No 1 Tahun 1945
2. UU No 22 Tahun 1948 Berdasarkan UUD 1945, bentuk negara yang
3. UU No1 Tahun 1957 digunakan di Indonesia adalah bentuk negara
4. UU No 18 Tahun 1965 kesatuan yang menganut asas desentralisasi. Pasal
5. UU No 5 Tahun 1974 1 Ayat (1) UUD 1945 menyatakan, Negara
6. UU N0 22 Tahun 1999 Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk
7. UU No 32 Tahun 2004 Republik. Penggunaan asas desentralisasi dalam
8. UU No 23 Tahun 2014 NKRI ditunjukan dengan adanya pembagian daerah
sebagaimana tertuang dalam Pasal 18 Perubahan
Arah penyelenggaraan Daerah Kedua UUD 1945
• untuk mempercepat terwujudnya Pasal 18
kesejahteraan masyarakat
1) Negara KRIdibagi atas daerah- daerah
• melalui peningkatan pelayanan, Propinsi dan daerah-daerah Propinsi itu
pemberdayaan, dan peran serta dibagi atas Kabupaten dan Kota, yang
masyarakat, serta peningkatan daya saing tiap-tiap Propinsi, Kabupaten dan Kota
daerah dengan memperhatikan prinsip mempunyai pemerintahan daerah yang
demokrasi, pemerataan, keadilan, dan diatur dg UU;
kekhasan suatu daerah dalam sistem NKRI
2) Pemda Prop, Daerah Kabupaten dan Kota
Asas Penyelenggaraan Pemerintahan II mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan menurut asas otonomi dan
1. asas desentralisasi, (sudah disampaikan )
tugas pembantuan. (3), (4)
2. asas dekonsentrasi,
(5). Pemda menjalankan otonomi seluas-luasnya,
3. asas tugas pembantuan (medebewind) kecuali urusan pemerintahan yang oleh UU
ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat.
4. asas Kebijaksanaan (vrijsbestuur)
(6) Pemerintahan daerah berhak menetapkan
Pemerintah Daerah : Pemerintah Daerah peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain
adalah kepala daerah sebagai unsur untuk melaksanakan otonomi dan tugas
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang pembantuan.
memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah otonom. (7)Susunan dan tata cara penyelenggaraan
Jadi, kepala daerah sebagai unsur pemerintahan daerah diatur dalam UU.
penyelenggara pemerintahan daerah
Pasal 18 A
melaksanakan urusan pemerintahan menurut
asas otonomi dan tugas pembantuan dengan (1) Hubungan wewenang antara pemerintah pusat
prinsip otonomi seluas-luasnya. dan pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan
kota, atau antara provinsi dan kabupaten dan kota,
Asas pemhan daerah
diatur dengan undang-undang dengan
• Desentralisasi adalah penyerahan Urusan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah.
Pemerintahan oleh Pemerintah Pusat
(2) Hubungan keuangan, pelayanan umum,
kepada daerah otonom berdasarkan Asas
pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya
Otonomi.
lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintahan
• Dekonsentrasi adalah pelimpahan daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan
sebagian Urusan Pemerintahan yang selaras berdasarkan undang-undang.
menjadi kewenangan Pemerintah Pusat
kepada gubernur sebagai wakil
 Bukan merupakan hubungan antara dua
subyek hukum (publiek rechtspersoon)
yang masing-masing mandiri
Pasal 18 B
□Satuan pemerintahan territorial dekonsentrasi
(1) Negara mengakui dan menghormati satuan- tidak mempunyai wewenang mandiri
satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus
□Satuan territorial dekonsentrasi merupakan satu
atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-
kesatuan wewenang dengan departemen atau
undang.
kementerian yang bersangkutan
(2) Negara mengakui dan menghormati kesatuan-
□Sifat wewenang satuan pemerintahan territorial
kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak
dekonsentrasi adalah delegasi  pelimpahan
tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai
wewenang pemerintahan dari suatu organ
dengan perkembangan masyarakat dan prinsip
pemerintahan kepada organ pemerintahan lainnya,
Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur
sebagai wewenang sendiri atau mandat = organ
dalam undang-undang.
pemerintahan mengizinkan kewenangannya
Penyelenggaraan PEMDA dijalankan oleh organ lain atas namanya

Penyelenggaraan pemda sebagai wujud adanya □Tidak ada wewenang yang berdasarkan atribusi =
hubungan pemerintah pusat dengan pemerintah Terjadi pemberian wewenang pemerintahan yang
daerah dalam pelaksaan desentralisasi baru oleh sustu ketentuan dalam peraturan
perundang-undangan
Penyelenggaraan desentralisasi menuntut
persebaran urusan oleh pemerintah pusat kepada HPD menurut dasar otonomi territorial
daerah otonom
• Otonomi teritorial merupakan satu satuan
pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas- mandiri
luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri
• Satuan pemerintahan tersebut ada dalam
urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan
lingkungan negara kesatuan berhak
tugas pembantuan
melakukan tindakan hukum sebagai
HUBUNGAN ANTARA PUSAT DAN subyek hukum untuk mengatur dan
DAERAH mengurus fungsi pemerintahan

Dalam prakteknya sering menimbulkan upaya tarik • Seluruh fungsi kenegaraan dan
menarik kepentingan (spanning of interest) pemerintahan ada dalam lingkungan
pemerintah pusat yang kemudian
Dalam negara kesatuan, Pemerintah Pusat selalu dipencarkan kepada satuan-satuan
memegang kendali atas berbagai urusan otonomi
pemerintahan sangat jelas sekali.
• bersifat administrasi negara
Karena adanya pemencaran penyelenggaraan
negara dan pemerintahan atau pemencaran Persamaan HPD konsep dekonsentrasi
kekuasaan (spreading van macht) territorial dengan otonomi territorial

Bentuk hubungan antara Pusat dan Daerah • Sama-sama sekedar menyelenggarakan


pemerintahan di bidang administrasi
• hubungan Pusat dan Daerah menurut dasar belaka (administratief rechtstelijke),
dekonsentrasi territorial bukan bersifat kenegaraan
(staatsrechtstelijke)
• hubungan Pusat dan Daerah menurut dasar
otonomi territorial Kewajiban pemerintah pusat
• hubungan Pusat dan Daerah menurut • Pemerintah pusat dalam hal ini berwenang
dasar-dasar federal. dan berkewajiban memberikan
perencanaan umum, petunjuk-petunjuk
HPD menurut dasar dekonsentrasi territorial
serta biaya.

• Perencanaan lebih rinci, khusus mengenai


pengawasan dari kegiatan tersebut
dipercayakan kepada pejabat atau aparatur  Otonomi daerah bertujuan untuk
pemerintah pusat yang ada di daerah meningkatkan partisipasi masyarakat

 Akuntabilitas penyelenggaraan
pemerintah. Jaminan partisipasi
masyarakat dalam bentuk peraturan daerah
Urusan pemerintahan absolut/mutlak belum menjadi kebutuhan dan kewajiban
bagi pemerintah daerah.
a.    politik luar negeri;
 Dalam perencanaan pembangunan dan
b.    pertahanan; anggaran, misalnya masih dipandang hal
c.    keamanan; yang eksklusif dominan pemerintah dan
harus dirahasiakan keberadaanya dari
d.    yustisi; akses publik. Pada sisi lain, kesempatan
masyarakat untuk melakukan kontrol tidak
e.    moneter dan fiskal nasional; dan terwujud
f.     agama. CIRI PEMDA ADMINISTRASI
Bentuk Pemerintahan Daerah • Administrasi dan apartur pemerintah di
• Pemerintahan Daerah yang dilaksanakan daerah dapat menjamin hubungan yang
atas dasar demokrasi serasi antara pemerintahan pusat dan
pemerintahan daerah sebagai satu
• Pemerintahan Daerah administrasi kesatuan politik, ekonomi dan sosbud
Pemda yang dilaksanakan atas dasar demokrasi • Administrasi dan aparatur pemerintah di
daerah diciptakan sebagai sarana bagi
• Prinsip demokrasi, agar tugas pokok
pemerintah untuk mencapai tujuan yang
pemerintahan didaerah didukung oleh
telah ditetapkan
potensi masyarakat melalui
pengembangan Social • Bukan daerah otonom,
understanding,/pemahaman sosial, Social
Suport,Social responsibility/ tanggung • Melaksanakan dekonsentrasi
jawab, bagi terwujudnya social PERTEMUAN 2
partisipation
Hubungan pusat dan daerah II
• Adanya pembagian kekuasaan dalam
sistem pemerintahan demokrasi • Pemerintahan daerah dalam
menyelenggarakan urusan pemerintahan
• Pemda melaksanakan desentralisasi memiliki hubungan dengan pemerintah
• Melahirkan otonomi daerah pusat dan dengan pemerintahan daerah
lainnya.
Hakekat otonomi di tingkat lokal
• Hubungan keuangan, pelayanan umum,
• adalah untuk memperkecil intervensi pemanfaatan sumber daya alam, dan
pemerintah pusat kepada daerah. Dalam sumber daya lainnya dilaksanakan secara
negara kesatuan (unitarisme) otonomi adil dan selaras
daerah itu diberikan oleh pemerintah pusat
(central government) sedangkan Penyelenggaraan PEMDA
pemerintah hanya menerima penyerahan • Penyelenggaraan pemda sebagai wujud
dari pemerintah pusat. adanya hubungan pemerintah pusat
• Berbeda dengan otonomi daerah di dengan pemerintah daerah dalam
negara federal, di mana otonomi daerah pelaksaan desentralisasi
sudah melekat pada negara-negara bagian. • Penyelenggaraan desentralisasi menuntut
TUJUAN OTONOMI DAERAH persebaran urusan oleh pemerintah pusat
kepada daerah otonom
 pemerintahan daerah menjalankan melaksanakan tugas – tugas yang menjadi
otonomi seluas-luasnya untuk mengatur urusan masing – masing.
dan mengurus sendiri urusan
4. Hubungan pengawasan merupakan
pemerintahan berdasarkan asas otonomi
konsekuensi yang muncul dari pemberian
dan tugas pembantuan
kewenangan, agar keutuhan Negara
Kesatuan terjaga.

LATAR BELAKANG HUBUNGAN PUSAT 5. Keempat dimensi tersebut memberkan


DAERAH implikasi terhadap pengaturan yang saling
tarik - menarik dan kemudian
1. Muncul akibat dikeluarkanya UU No. 22 memunculkan apa yang oleh Bagirmanan
Tahun 1999 UU disebut dengan spaning antara Pemerintah
2. Otonomi seluas luasnya Pusat dengan Pemerintah Daerah

3. Daerah ingin merdeka , ingin memisahkan HUBUNGAN PUSAT DAERAH


diri, di dukung adanya gerakan reformasi ( Buku Dr Fauzan Hub P dan D.
Aceh, Papua)
1. Hubungan kewenangan
4. Daerah ingin merdeka , ingin memisahkan
diri, di dukung adanya gerakan reformasi 2. Hubungan pengawasan

5. Kondisi daerah tidak kondusif 3. Hubungan keuangan

PEMBAGIAN KEWENANGAN URUSAN 4. Hubungan dalam susunan organisasi


PEMERINTAHAN pemerintah

• UU No 22/ 1999, pasal 7, kewenangan HUBUNGAN KEWENANGAN


daerah adalah seluruh bidang
• Kewenangan bukan kekuasaan
pemerintahan, kecuali
• Kewenangan adalah hak dan kewajiban
• UU. No 32/2004 Bab III, Pasal 10 s/d 18,
Pasal 10 ayat (1) Pemerintahan daerah • Kekuasaan adalah hak untuk berbuat atau
menyelenggarakan urusan pemerintahan tidak berbuat atau kemampuan untuk
yang menjadi kewenanganya, kecuali memaksakan kehendak
• UU 23 Tahun 2014, • Seberapa besar kewenangan pemerintah
daerah
Empat dimensi hubungan pemerintah pusat dan • Kewenangan negara federal dan negara
daerah kesatuan
1. Pembagian kewenangan untuk • Prinsip negara kesatuan ialah kewenangan
menyelenggarakan urusan–urusan pemerintah pusat untuk turut campur
pemerintahan tersebut akan sangat terhadap persoalan-persoalan di daerah
mempengaruhi sejauh mana Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah memiliki Richard Batley dan Gerry Stoker menyatakan
wewenang untuk menyelenggarakan terdapat tiga model hubungan kewenangan
urusan–urusan pemerintahan. Pemerintah Pusat dan Daerah, yaitu:

2. pembagian kewenangan ini membawa 1. Model Otonami Relatif


implikasi kepada hubungan keuangan dan
Model relatif adalah model yang
perimbangan keuangan antara Pemerintah
memberikan kebebasan pada pemerintah daerah
Pusat dan Pemerintah Daerah.
dan pada saat yang sama tidak mengingkari realitas
3. Implikasi terhadap hubungan kelembagaan negara – negara bangsa. Kesimpulannya adalah
antara Pusat dan Daerah mengharuskan memberikan kebebasan bertindak pada pemerintah
kehati – hatian mengenai besaran daerah dalam kerangkan kerja kekuasaan dan
kelembagaan yang diperlukan untuk kewajiban yang telah ditentukan.
2. Model Agensi nyata, sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
 Daerah hanya sebagi agen pelaksana yang nyata dari daerah maupun Pemerintah Pusat
kebijakan dari pemerintah pusat serta pertumbuhan kehidupan masyarakat yang
 Perkembangan Pengawasan dan terjadi.
pengaturan oleh pemerintah pusat 5. Prinsip Otonomi yang nyata, dinamis, dan
 Pengaturan diatur oleh pemerintah pusat bertanggung jawab. Prinsip ini merupakan
 Tidak ada peluang untuk berkreasi salah satu variasi dari sistem otonomi
terhadap daerahnya nyata.
3. Model Interaksi
Menurut Arthur Mass terdapat dua jenis pembagian
 Ruang lingkup hubungan tidak ditentukan kekuasaan:

 Tergantung dari hubungan yang 1.Capital Division of Power


menguntungkan Pembagian kekuasaan secara horizontal antara
legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
 Tanggung jawab masing-masing otoritas
sulit ditentukan 2. Areal Division Power
 Dalam pelaksanaanya dilakukan melalui Kewenangan berdasarkan fungsi moneter dan
diskusi-diskusi hubungan luar negeri diberikan kepada Pemerintah
Pusat, sedangkan fungsi yang lain kepada negara
 Dalam prakteknya lebih menguntungkan
bagian dan fungsi–fungsi tertentu kepada
pemerintah pusat
Pemerintah Daerah.
 Analisa tentang UU Pemda yang saudara  Urusan Pemerintahan Absolut :
ketahui, UU Tersebut lebih condong
menngunakan teori yang mana? Asas nya
apa yang digunakan 1. Pertahanan
2. Keamanan
Simpulan : Berdasarkan ketiga model tersebut
3. Agama
Indonesia cenderung model relatif, dimana
4. Yustisi
pemerintah pusat masih dalam posisi melakukan
5. Politik Luar Negeri
pengawasan sekalipun terbatas atas
6. Moneter Fiskal
penyelenggaraan pemerintahan daerah, sementara
pemerintahan daerah diberi keleluasaan atau Perubahan krusial UU 23/2014
kemandirian menjalankan fungsinya.
• tentang pembagian urusan pemerintahan
PERTEMUAN 3 antara Pemerintah Pusat, Pemerintahan
Daerah Propinsi, dan Pemerintahan
1. PEMBAGAIAN URUSAN OTONOMI
Daerah Kabupaten/Kota. Dari sisi hukum,
Sistem residu (teori sisa).
perubahan tersebut dapat dikelompokan ke
Secara umum telah ditentukan lebih dahulu yang dalam dua aspek yakni perubahan formal
menjadi wewenang dan tugas pemerintah pusat, dan perubahan materiil.
sedangkan sisanya merupakan urusan rumah tangga • Perubahan materiil (substansi) yang terjadi
daerah. adalah perubahan hal-hal sebagai berikut:
Perubahan klasifikasi urusan
2. Sistem Materiil. Pemerintahan
Tugas pemerintah daerah ditetapkan satu persatu klasifikasi urusan pemerintahan
secara limitatif dan terperinci. Di luar dari tugas itu
merupakan urusan Pemerintah Pusat. • Berdasarkan UU Nomor 23 tahun 2014
terdiri dari 3 urusan ;
3. Sistem Formal
1. . Urusan pemerintahan absolut adalah
Dalam sistem ini, urusan rumah tangga daerah Urusan Pemerintahan yang sepenuhnya
tidak secara apriori ditetapkan dalam atau dengan menjadi kewenangan Pemerintah Pusat. 
Undang – Undang.
2. Urusan pemerintahan konkuren adalah
4. Sistem Otonomi Riil Urusan Pemerintahan yang dibagi antara
Dalam sistem ini penyerahan urusan atau tugas dan Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi dan
kewenangan daerah berdasarkan pada faktor yang Daerah kabupaten/kota.
3.  Urusan pemerintahan umum adalah 2. Efisiensi
Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Presiden sebagai kepala 3. Eksternalitas
pemerintahan.
4. Kepentingan Strategis Nasional

Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kriteria pembagian urusan


Pemerintahan dengan memperhatikan
pertanggungjawaban Pemerintah pemerintahan
Perubahan klasifikasi urusan Pemerintahan
daerah Provinsi, dan pemerintahan daerah
UU 32/2004 kabupaten/ kota dalam penyelenggaraan urusan
Pemerintahan tertentu kepada masyarakat.
1. Urusan yang menjadi kewenangan
Pemerintah (Pusat) Apabila dampak penyelenggaraan bagian urusan
pemenntahan secara langsung hanya dialami secara
2. Urusan yang menjadi kewenangan
lokal (satu kabupaten/kota), maka pemerintahan
Pemerintah Daerah a. Urusan Wajib b.
Urusan Pilihan daerah kabupaten/kota bertanggungjawab mengatur
dan mengurus urusan pemerintahan tersebut.
3. Urusan Pemerintahan Sisa Sedangkan apabila dampak penyelenggaraan
bagian urusan pemerintahan secara langsung
UU N0 23 /2014
dialami oleh lebih dari satu kabupaten/kota dalam
1. Urusan Pemerintahan Absolut (Pemerintah satu provinsi, maka pemerintahan daerah provinsi
Pusat) yang bersangkutan bertanggung jawab mengatur
dan mengurus urusan pemerintahan tersebut; dan
2. Urusan Pemerintahan Konkuren
apabila dampak penyelenggaraan urusan
(Pemerintahan Daerah) a. Urusan Wajib
pemerintahan dialami lebih dari satu provinsi
Urusan terkait Pelayanan Dasar , Urusan
yang tidak terkait Pelayanan Dasar b. dan/atau bersifat nasional maka Pemerintah
Urusan Pilihan bertanggung jawab untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan dimaksud.
3. Urusan Pemerintahan Umum
(kewenangan Presiden) Eksternalitas

PERUBAHAN KEWENANGAN Eksternmalitas adalah kriteria pembagian urusan


pemerintahan dengan memperhatikan dampak yang
 kriteria UU 32/2004 : timbul sebagai akibat dari penyelenggaraan suatu
1. a. Eksternalitas urusan pemerintahan.

2. b. akuntabilitas, dan Apabila dampak yang ditimbulkan bersifat lokal,


maka urusan pemerintahan tersebut menjadi
3. efisiensi dengan memperhatikan kewenangan pemerintahan daerah
keserasian hubungan antar susunan kabupaten/kota.Sedangkan apabila dampaknya
pemerintahan bersifat lintas kabupaten/kota dan/atau regional
 UU 23/2014, prinsip : maka urusan pemerintahan itu menjadi
kewenangan pemerintahan provinsi; dan apabila
1. Akuntabilitas dampaknya bersifat lintas provinsi dan/atau
nasional, maka urusan itu menjadi kewenangan
2. Efisiensi
Pemerintah.
3. Eksternalitas
KRITERIA EFISIENSI
4. kepentingan strategis nasional kriteria
• Pendekatan dalam pembagian urusan
PRINSIP PEMBAGIAN URUSAN P – D pemerintahan dengan
mempertimbangkan tersedianya
Pasal 13 ayat 1 UU. No 23 Tahun 2104 urusan
sumber daya (personil, dana dan
pemerintahan konkuren antara pemerintah pusaT
peralatan) untuk mendapatkan ketepatan,
dan daerah didasarkan pada prinsip:
kepastian dan kecepatan hasil yang dicapai
1. Akuntabilitas dalam peyelenggaraan bagian urusan
(manfaat yang dirasakan masy, besar 2. Urusan Pemerintahan yang penggunanya
kecilnya resiko yang hrs dihadapi lintas Daerah kabupaten/kota;

• Efisiensi adalah kriteria pembagian urusan 3. Urusan Pemerintahan yang manfaat atau
pemerintahan dengan memperhatikan daya dampak negatifnya lintas Daerah
guna tertinggi yang dapat diperoleh dari kabupaten/kota; dan/atau
penyelenggaraan suatu urusan
pemerintahan.  4. Urusan Pemerintahan yang penggunaan
Apabila urusan pemerintahan lebih sumber dayanya lebih efisien apabila
berdayaguna ditangani pemerintahan dilakukan oleh Daerah Provinsi.
daerah kabupaten/kota, maka diserahkan C. Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota:
kepada pemerintahan daerah
kabupaten/kota, sedangkan apabila akan 1. Urusan Pemerintahan yang lokasinya
lebih berdayaguna bila ditangani dalam Daerah kabupaten/kota;
pemerintahan daerah provinsi, maka
2. Urusan Pemerintahan yang penggunanya
diserahkan kepada pemerintahan daerah
dalam Daerah kabupaten/kota;
provinsi. Sebaliknya apabila suatu urusan
pemerintahan akan berdayaguna bila 3. Urusan Pemerintahan yang manfaat atau
ditangani Pemerintah maka akan tetap dampak negatifnya hanya dalam Daerah
menjadi kewenangan Pemerintah. kabupaten/kota; dan/atau
Kepentingan Strategis Nasional 4. Urusan Pemerintahan yang penggunaan
sumber dayanya lebih efisien apabila
Penyelenggaraan suatu urusan pemerintahan
dilakukan oleh Daerah kabupaten/kota.
ditentukan berdasarkan pertimbangan dalam rangka
menjaga keutuhan dan kesatuan bangsa, menjaga Perubahan yang lain
kedaulatan negara, implementasi hubungan luar
negeri, pencapaian program startegis nasional, serta • Pada Bidang Energi dan Sumber Daya
pertimbangan lain yang diatur dalam ketentuan Mineral yang semula kewenangan di bagi
peraturan perundang-undangan. antara Pemerintah Pusat, Pemerintahan
Daerah Propinsi, dan Pemerintahan
Bagaimana di bidang kepegawaian? Adanya ASN Daerah Kabupaten/Kota, kini hanya
diberikan kepada Pemerintah Pusat dan
Pengadaan PNS pusat melalui kementerian dll
Pemerintahan Daerah Propinsi.
Pengaturan kriteria pembagian urusan
• Kewenangan Kabupaten/Kota yang
pemerintahan kongkuren
hilang diantaranya adalah membuat
A. Pemerintah Pusat : Perda terkait ESDM, pemberian izin
(kecuali panas bumi), pembinaan dan
1. Urusan Pemerintahan yang lokasinya pengawasan.
lintas Daerah provinsi atau lintas negara;
Bidang kelautan
2. Urusan Pemerintahan yang penggunanya
lintas Daerah provinsi atau lintas negara;  Pada bidang kelautan yang semula
kewenangan di bagi antara Pemerintah
3. Urusan Pemerintahan yang manfaat atau Pusat, Pemerintahan Daerah Propinsi, dan
dampak negatifnya lintas Daerah provinsi Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota,
atau lintas negara; kini hanya diberikan kepada Pemerintah
4. Urusan Pemerintahan yang penggunaan Pusat dan Pemerintahan Daerah Propinsi.
sumber dayanya lebih efisien apabila  Kewenangan Kabupaten/Kota yang
dilakukan oleh Pemerintah Pusat; dan/atau
hilang diantaranya adalah pelaksanaan
5. Urusan Pemerintahan yang peranannya kebijakan, penataan ruang laut,
strategis bagi kepentingan nasional. pengawasan dan penegakan hukum,
koordinasi pengelolaan dan
B. Pemerintahan Daerah Propinsi : pemanfaatan, dan perizinan (kecuali
ijin usaha perikanan).
1. urusan Pemerintahan yang lokasinya lintas
Daerah kabupaten/kota;
Bidang kehutanan memutuskan tindakan perbaikan
dibutuhkan untuk melihat bahwa
• Pada bidang kehutanan yang semula sumber daya manusia dimanfaatkan
kewenangan di bagi antara Pemerintah dengan seefiktif dan seefiesien
Pusat, Pemerintahan Daerah Propinsi, dan mungkin didalam mencapai tujuan.
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota,
kini hanya diberikan kepada Pemerintah
Pusat dan Pemerintahan Daerah Propinsi.
Tujuan pengawasan
• Kewenangan Kabupaten/Kota yang
hilang diantaranya adalah inventarisasi  Memberi jaminan ketetapan pelaksanaan
hutan, pengelolaan taman hutan, tugas sesuai dengan rencana tersebut,
pertimbangan teknis, pemberian izin kebijaksanaan dan perintah
dan lain sebagainya  Menjalankan koordinasi aktivitasi
Kepentingan Strategis Nasional
 Mencegah pemborosan dan
penyelenggaraan suatu urusan pemerintahan penyelewengan
ditentukan berdasarkan pertimbangan dalam rangka
 Menjamin terwujud kepuasan masyarakat
menjaga keutuhan dan kesatuan bangsa, menjaga
atas barang dan jasa yang dihasilkan
kedaulatan negara, implementasi hubungan luar
negeri, pencapaian program startegis nasional, serta  Membina kepercayaan masyarakat kepada
pertimbangan lain yang diatur dalam ketentuan kepemimpinan organisasi “pemerintah”.
peraturan perundang-undangan.
Fungsi Pengawasan
Permasahan perbatasan
Fungsi dari pengawasan adalah untuk memberikan
 permasalahan yang biasa terjadi pada nilai, analisis, merekomendasikan dan juga
daerah otonomi baru adalah perbatasan menyampaikan hasil surat/laporan yang berkaitan
antar wilayah. Karena data yang dengan bidang pekerjaan organisasi atau lembaga,
digunakan masih menggunakan metode yang sudah diteliti.
lama tidak menggunakan titik koordinat,
“sangat sulit menentukan batas wilayah Ernie dan Saefullah (2005:12), fungsi dari
suatu daerah apabila daerah tersebut pengawasan antara lain:
dimekarkan”.
1. Mengevaluasi keberhasilan dan
 Permasalahan daerah perbatasan wilayah pencapaian tujuan dan juga target sesuai
tidak usah diperebutkan, karena wilayah dengan indikator yang di tetapkan.
tersebut masih wilayah Indonesia yang 2. Mengambil langkah klarifikasi dan
seharusnya dipermasalahkan adalah batas koreksi terhadap penyimpanan yang bisa
wilayah Indonesia diambil oleh negara saja ditemukan.
lain. 3. Menjalankan berbagai alternatif solusi
terhadap berbagai maslaah yang
PERTEMUAN 4 berhubungan dengan pencapakai tujuan
perusahaan.
HUBUNGAN PENGAWASAN
HUBUNGAN P-D PENGAWASAN (2)
 Pengawasan merupakan suatu proses
untuk memastikan bahwa seluruh  Konsekwensi bentuk negara
kegiatan yang berjalan sudah sesuai
dengan apa yang telah direncanakan  Pengawasan merupakan bagian dari ilmu
sebelumnya. manajemen
 Definisi pengawasan yaitu suatu  Tujuan pengawasan adalah untuk
upaya sistematis manajemen untuk menjamin agar kegiatan yang dilakukan
melakukan perbandingan kinerja sesuai dengan rencana yang telah
standar, rencana atau tujuan yang ditentukan
sudah ditentukan sebelumnya untuk
menetapkan apakah kinerja sejalan
dengan standar tersebut dan untuk
 Tujuan pengawasan (Hukum) untuk gan negara yang akan membebankan dan 
menghindari kekeliruan2, baik disengaja merugikan negara lebih besar
maupun tidak lebih bermanfaat dan bermakna jika dilaku
kan oleh atasan langsung, sehingga penyi
mpangan yang kemungkinan dilakukan
akan terdeteksi lebih awal

Prinsip Pengawasan B. Pengawasanm represif

 prinsip pengawasan adalah tidak memberi pengawasan yang dilakukan terhadap suatu
kegiatan setelah kegiatan itu dilakukan,
sanksi
dilakukan audit dengan pemeriksaan terhadap
 Memberikan solusi terhadap temuan
pelaksanaan pekerjaan di tempat dan meminta
 memberi rekomendasi kepada pejabat laporan pelaksanaan kegiatan
yang berwenang
Pengawasan model ini lazimnya dilakukan pada
JENIS PENGAWASAN akhir tahun anggaran,

1. Intern dan ekstern Dilakukan oleh aparatur pemerintah yang lebih


tinggi
2. Preventif Represif,
Tindakan dalam pengawasan represif dapat berakib
3. Hukum at pencabutan apabila ketetapan pemerintah
tersebut bertentangan dengan peraturan perundang-
4. Politik
undangan yanglebih tinggi
5. Sosial
Pengawasan itu telah ditetapkan terlebih dahulu
6. Langsung untuk standar keberhasilan yangakan dicapai

7. Aktif dan pasif C. Penyelenggaraan pengawasan pada


pemerintah daerah
Jenis pengawasan pusat dan daerah
 dilaksanakan oleh aparat pengawas intern
A. Pengawasan preventif . mencegah terjadinya pemerintah
penyimpangan.
 Pengawasan terhadap peraturan daerah
1. Misalnya dengan mengadakan
dan peraturan kepala daerah. dengan 2
pengawasan terhadap persiapan rencana
(dua) cara sebagai berikut:
kerja, rencanaanggaran, rencana
 
penggunaan tenaga dan sumber-sumber
lainnya. Pengawasan preventifdilakukan 1. Pengawasan terhadap rancangan peraturan
oleh aparatur pemerintah yang lebih tinggi daerah, sebelum disahkan oleh kepala
terhadap keputusan-keputusan daerah terlebih dahulu dievaluasi oleh
dariaparatur yang lebih rendah. menteri dalam negeri untuk rancangan
peraturan daerah provinsi dan oleh
2. Pengawasan dilakukan sebelum
gubernur terhadap rancangan peraturan
dikeluarkannya suatu keputusanatau
daerah kabupaten/kota. Mekanisme ini
ketetapan administrasi negara atau
dilakukan agar pengaturan tentang hal-hal
peraturan lainnya dengan cara pengesahan
tersebut dapat mencapai daya guna
terhadapketetapan atau peraturan tersebut.
danhasil guna yang optimal 
Apabila ketetapan atau peraturan tersebut
belum disahkanmaka ketetapan atau 2. Setiap peraturan daerah wajib
peraturan tersebut belum mempunyai disampaikan kepada menteri dalam negeri
kekuatan hukum. untuk provinsi dan gubernur untuk kabupa
ten/kota untuk memperoleh klarifikasi.
3. Lazimnya, pengawasan ini dilakukan pem
Peraturan daerah yang bertentangan
erintah dengan maksud untuk menghindari 
dengan kepentingan umum dan peraturan
adanya penyimpangan pelaksanaan keuan
yang lebih tinggi dapat dibatalkan sesuai  Mekanisme pengawasan yang dilakukan
dengan mekanisme yang berlaku oleh pemerintah pusat terhadap peraturan
daerah disebut dengan executive review

PERKEMBANGAN PENGAWASAN
Analisis jenis pengawasan pusat daerah
 Pengawasan formil Pengawasan terhadap Perda
kebenaran formil merupakan pengawasan
menurut hak rechtimatigheid dan  Pengawasan Preventif, merupakan upaya
pemeriksaan kebenaran materiil tentang untuk menghindari terjadinya kesalahan
maksud dan tujuan pengeluaran atau kekeliruan,
doelmatigheid.dan pengawasan materiil
 Pengawasan Represif , upaya untuk
 Analisa teori kewenangan jenis apa yang memperbaiki tindakan pemerintahan
paling tepat untuk melakukan pengawasan apabila telah terjadi kesalahan atau
Pusat dan Daerah kekeliruan5
PENGAWASAN PEMERINTAHAN PEJABAT YANG BERWENANG
MENGAWASI
PADA MASA UU 18 Tahun 1965
 Prosedur pengawasan peraturan daerah
PADA MASA UU No 5 Tahun 1974
khususnya peraturan daerah
PADA MASA UU N0 22 Tahun 1999 kabupaten/kota di bidang perizinan
mengacu pada ketentuan-ketentuan yang
PADA MASA UU No 32 Tahun 2004 telah diatur didalam UU No. 23/2014.
PADA MASA UU No 23 Tahun 2014  Pasal 91 ayat (2) UU No.23/2014
menyebutkan bahwa pengawasan terhadap
Pengawasan dalam penyelenggaraan pemda
peraturan daerah kabupaten/kota
 Pelaksanaan pengawasan adalah dilakukan oleh Gubernur sebagai wakil
peningkatan pendayagunaan aparatur pemerintah pusat.
negara
DASAR HUKUM PENGAWASAN
 Dimensi pengawasan pusat dan daerah
 Prosedur pengawasan preventif menurut
adalah upaya untuk mengontrol
UU No.23/2014 dilakukan dalam tahap
penyelenggaraan pemda
penetapan.
 Fungsi pengawasan dalam organisasi
 Mekanisme penetapan rancangan
pemerintahan adalah agar adanya
peraturan daerah kabupaten/kota menjadi
keserasian antara penyelenggaraan tugas
peraturan daerah diatur dalam Pasal 242
pemerintahan daerah dengan pemerintah
juncto Pasal 245 UU No.23/2014.
pusat
Sementara itu, pengawasan represif
JENIS PENGAWASA PUSAT DAERAH peraturan daerah kabupaten/ kota telah
diatur secara khusus di dalam Pasal 249
 Urgensi Pengaturan Perizinan Dalam sampai dengan Pasal 252 UU No.23/2014
Peraturan Daerah
PROSEDUR PENGAWASAN P-D
 Pengawasan Pemerintah Pusat Terhadap TERHADAP PERDA
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota Di
Bidang Perizinan  Bupati/walikota wajib menyampaikan
Peraturan daerah Kabupaten/Kota kepada
gubernur sebagai wakil pemerintah pusat
paling lambat 7 (tujuh) hari setelah • Pemerintah pusat memiliki hubungan
ditetapkan. keuangan dengan daerah untuk membiayai
penyelenggaraan urusan pemerintahan
 Peraturan daerah Kabupaten/Kota yang daerah yang diserah kandan atau
bertentangan dengan ketentuan peraturan ditugaskan kepada daerah pasal 2 ayat 1.
perundang-undangan yang lebih tinggi,
• Daerah dalam penyelenggaraanurusan
kepentingan umum, dan/atau kesusilaan
pemerintahan yang diserahkan oleh
dibatalkan oleh gubernur sebagai wakil
pemerintah pusat memiliki hubungan
pemerintah pusat. keuangan dengan daerah yang lain pasal
21 ayat 1.
Keuangan daerah dalam otonami daerah
 Dalam hal gubernur sebagai wakil
pemerintah pusat tidak membatalkan • Keuangan Daerah : adalah semua hak dan
peraturan daerah kabupaten/kota yang kewajiban daerah dalam rangka
bertentangan dengan ketentuan penyelenggaraan pemerintahan daerah
perundang-undangan yang lebih tinggi, yang dapat dinilai dengan uang termasuk
kepentingan umum, dan/atau kesusilaan, di dalamnya segala bentuk kekayaan yang
menteri membatalkan Peraturan daerah berhubungan dengan hak dan kewajiban
kabupaten/kota. daerah tersebut.

 Pembatalan Peraturan daerah Tujuan otonomi daerah adalah untuk


kabupaten/kota ditetapkan dengan meningkatkan kesejahteraan rakyat daerah
keputusan gubernur sebagai wakil dengan mendekatkan pelayanan publik di
pemerintah pusat. daerah.
• Perimbangan keuangan pusat dan daerah
 Paling lama 7 (tujuh) hari setelah
merupakan konsekuensi dari desentralisasi
keputusan pembatalan, kepala daerah penyerahan urusan pusat dan daerah.
harus menghentikan pelaksanaan
Peraturan daerah dan selanjutnya DPRD • Prinsip money follow function yang
bersama kepala daerah mencabut bermakna pendanaan harus mengikuti
Peraturan daerah tersebut. pembagian urusan dan tanggung jawab
dari masing-masing tingkat Pemerintahan
 Dalam hal penyelenggara pemerintahan
HUBUNGAN KEUANGAN
daerah kabupaten/kota tidak dapat
menerima keputusan pembatalan  UUD 1945, Pasal 23, hal 98, penafsiran
Peraturan daerah kabupaten/kota dengan
alasan yang dapat dibenarkan oleh  Keuangan negara, arti sempit (APBN)
ketentuan peraturan perundang-undangan,
 Arti luas bersumber (APBN,APBD,
bupati/walikota dapat mengajukan BUMN, BUMD)
keberatan kepada Menteri paling lambat
14 (empat belas) hari sejak keputusan  Pendekatan sistematik dan sosiologis yaitu
pembatalan. sistem pengurusan dan
pertanggungjawaban

 Substansi hub keu pusat daerah adalah


PERTEMUAN 5 adanya perimbangan keuangan
HUBUNGAN KEUANGAN PUSAT DAN Keuangan negara
DAERAH
 Hak dan kewajiban yang dapat dinilai
dengan uang

Hub keuangan pusat daerah UU No 23 Tahun  Hak negara :


2014
1. Menciptakan uang
• .Dasar Hukum
2. Mendatangkan hasil
• Konsep Keuangan Negara
3. Melakukan pemungutan
• Skema Hubungan Keuangan
4. Hak meminjam dan memaksa Pendapatan Dari Lain-lain Pendapatan Asli
Daerah yang Sah
Kewajiban negara :
 Hasil Penjualan Aset Daerah yang Tidak
1. Menyelenggarakan tugas neg u kepg Dipisahkan
umum
 Penerimaan Jasa Giro
2. Membayar hak2-hak tagihan ph ke tiga
 Pendapatan Dari Pengembalian

 Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum

SUMBER PENDAPATAN KEUANGAN  Pendapatan Dari Hasil dari Pemanfaatan


DAERAH (222-234) Kekayaan Daerah

pasal 5, penerimaan daerah  Pendapatan BLUD

a.Pendapatan Asli Daerah; B. Dana perimbangan

b.Dana Perimbangan; dan  Dana perimbangan adalah pendanaan


daerah yang alokasi dana yang berasal dari
c.Lain-lain Pendapatan. pendapatan APBN
(3)Pembiayaan bersumber dari:  Berdasarkan UU No.33 Tahun 2004,
perimbangan keuangan diartikan sebagai
a.Sisa lebih perhitungan anggaran Daerah; suatu sistem pembagian keuangan yang
b.Penerimaan Pinjaman Daerah; adil, proporsional, demokratis, transparan,
dan efisien dalam rangka pendanaan
c.Dana Cadangan Daerah; dan penyelenggaraan desentralisasi dengan
mempertimbangkan potensi, kondisi, dan
d.Hasil penjualan kekayaan Daerah yang kebutuhan daerah serta besaran pendanaan
dipisahkan. penyelenggaraan dekonsentrasi dan tugas
Sumber Keuangan Daerah pembantuan.

A. Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang meliputi: Tujuan dana perimbangan

1. hasil pajak daerah  Dana Perimbangan bertujuan untuk


menciptakan keseimbangan keuangan
2. Hasil Retribusi Daerah antara Pemerintah Pusat dan Daerah dan
antara Pemerintahan Daerah
3. Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil
Pengelolaan Milik Daerah yang  Tujuan pemberian dana perimbangan
Dipisahkan. adalah agar daerah bisa mencukupi
kebutuhan aktivitas dan program
4. PendapatanLain-Lain Asli Daerah yang desentralisasi
Sah
 Dana perimbangan selain dimaksudkan
B. Dana Perimbangan : untuk membantu daerah dalam mendanai
1. Dana Alokasi umum kewenangannya juga bertujuan untuk
mengurangi ketimpangan sumber
2. Dana Bagi Hasil pendanaan pemerintahan antara pusat dan
daerah serta untuk mengurangi
3. Dana Alokasi khususus kesenjangan pendanaan pemerintahan
Pajak daerah antar daerah.

1. Dasar hukum UU Jenis dana perimbangan

2. Jenis pajak daerah  DAU adalah dana yang alokasinya


bertujuan untuk menciptakan kemampuan
3. Beda Pajak dan keuangan yang sama rata antara satu
daerah dan daerah lain
4. Retribusi
 DAK bertujuan membiayai program- f.Pertambangan panas bumi.20-80%
program khusus daerah yang sesuai
dengan prioritas Negara. Dana Alokasi Umum (DAU)

  DBH, Dana ini dialokasikan berdasarkan Dana yang berasal dari APBN, alokasinya :
persentase tertentu. Tujuannya tetap untuk  Pemerataan kemampuan keuangan antar
mendanai pelaksanaan desentralisasi suatu Daerah untuk membiayai kebutuhan
dayereh (DBH PBB (Pajak Bumi dan pengeluarannya dalam rangka pelaksanaan
Bangunan), DBH BPHTB (Bea Perolehan Desentralisasi. dengan memperhatikan
Hak atas Tanah dan Bangunan), DBH PPh pemerataan dengan memperhatikan
WPOPDN (Wajib Pajak Orang Pribadi potensi daerah, luas daerah, keadaan
Dalam Negeri). geografi, jumlah penduduk, dan tingkat
pendapatan masyarakat di daerah,
sehingga perbedaan antara daerah yang
maju dan daerah yang belum berkembang
dapat diperkecil.
Skema hub keuangan
 pemerataan keuangan daerah untuk
(1)Dana Perimbangan terdiri atas: pelayanan dasar
a.Dana Bagi Hasil; Dana Alokasi Khusus (DUK)
b.Dana Alokasi Umum; dan  Dana yang berasal dari APBN, yang
c.Dana Alokasi Khusus. dialokasikan kepada Daerah untuk
membantu membiayai kebutuhan tertentu.
(2)Jumlah Dana Perimbangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan setiap tahun  Dana Alokasi Khusus bertujuan untuk
anggaran dalam APBN. membantu membiayai kebutuhan-
kebutuhan khusus Daerah.
Dana perimbangan terdiri
 Daerah tertentu adalah daerah-daerah
 Dana Bagi Hasil adalah bagian daerah dari yang mempunyai kebutuhan yang bersifat
penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan, khusus, yang merupakan urusan daerah
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan dan penerimaan dari sumber Kriteria DUK
daya alam.
 Pengalokasian Dana Alokasi Khusus
 Dana Bagi Hasil merupakan alokasi yang didasarkan pada penetapan kriteria-
pada dasarnya memperhatikan potensi kriteraia tertentu yang ditetapkan oleh
Daerah penghasil Pemerintah, sebagaimana ditegaskan pada
Pasal 40 bahwa:
Dana bagi hasil bersumber
 Pemerintah menetapkan kriteria DAK
(1) Pajak yaitu : yang meliputi kriteria umum kemampuan
keuangan daerah), kriteria khusus(per Per
a. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB); 90 -10% UU an, karakteristi) , dan kriteria teknis
b. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (kementrian Negara)
(BPHTB);80 % untuk provinsi dan kota/kab dan
 wajib menyediakan dana pendampingan
c. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 dan Pasal 29 10 %
Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan PPh
 kecuali daerah tertentu
Pasal 21.
Lain lain Pendapatan daerah
(2) sumber daya alam berasal dari:
a.Pendapatan Hibah
a.Kehutanan;20-80%
Pendapatan hibah merupakan bantuan yang tidak
b.Pertambangan umum;20-80%
mengikat yang bersumber dari luar negeri
c.Perikanan; 20-80% dilakukan melalui Pemerintah,

d.Pertambangan minyak bumi; 84 5-15,5% (1)Pendapatan hibah sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 43 merupakan bantuan yang tidak mengikat.
e.Pertambangan gas bumi; dan 69,5-30 5%
(2)Hibah kepada Daerah yang bersumber dari luar  Dalam Peraturan Pemerintah No. 105
negeri dilakukan melalui Pemerintah. tahun 2000, menyebutkan bahwa
keuangan daerah adalah semua hak
(3)Hibah dituangkan dalam suatu naskah perjanjian dan kewjiban daerah dalam rangka
antara Pemerintah Daerah dan pemberi hibah. penyelenggaraan pemerintah daerah
(4)Hibah digunakan sesuai dengan naskah yang dapat dinilai dengan uang
perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat temasuk didalamnya segala bentuk
kekayaan lain yang berhubungan
dengan hak dan kewajiban daerah
tersebut dalam kerangka APBD.
 Dalam melaksanakan kekuasaannya,
kepala daerah melimpahkan sebagian
atau seluruh kekuasaan keuangan
daerah kepada para pejabat perangkat
daerah.
b.Dana Darurat
 Semua sumber keuangan yang melekat
 Dana yang berasal dari Pemerintah dan pada setiap urusan pemerintah yang
bersumber dari APBN untuk keperluan diserahkan kepada daerah menjadi sumber
mendesak karena persitiwa bencana keuangan daerah.
nasional atau peristiwa luar biasa yang
ditetapkan oleh Presiden yang tidak dapat  Daerah diberikan hak untuk mendapatkan
ditanggulangi oleh Daerah yang sumber keuangan yang antara lain berupa :
bersangkutan dengan hanya kepastian tersedianya pendanaan dari
menggandalkan pada sumber APBD Pemerintah sesuai dengan urusan
pemerintah yang diserahkan;
 dinyatakan Krisis solvabilitas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Kewenangan kepala daerah
ditetapkan oleh Pemerintah setelah
berkonsultasi dengan DPR. Kepala daerah adalah pemegang kekuasaan
pengelolaan keuangan daerah dan meliputi
C. Perusahaan daerah pemerintahan daerah dalan daerah yang dipisahkan
pasa .
 Hasil Perusahaan Milik Daerah,
merupakan  hasil pengelolaan kekayaan Pendapatan daerah bersumber dari Pendapatan asli
daerah yang dipisahkan. Jenis penerimaan daerah meliputi ; 1. Pajak daerah" 2. retribusi
yang termasuk hasil pengelolaan kekayaan daerah" 3. hsil pengelolaan kekayaan daerah yang
daerah lainnya yang dipisahkan antara lain dipisahkan dan 4. ,lain-lain pendapatan asli daerah
bagian laba, deviden dan penjualan saham yang sah. b. Pendapatan transfer" lain-
milik daerah. lainpendapatan daerah yang sah pasal

 Pendapatan Asli Daerah yang sah, antara Pendapatan transfer sebagaimana dimaksud pada
lain hasil penjualan asset negara dan jasa ayat 1 huru6 b meliputi ; a. Tranfer
giro. pemerintahpusah terdiri atas dana perimbangan"
dana otonomi khusus" dana desa. b. Transfer antar
D. pinjaman daerah terdiri atas pendapatan bagi hasil dan
bantuan keuangan.
 PemDa dapat melakukan pinjaman yang
berasal dari penerusan pinjaman hutang Kewengan keuangan daerah
LN dari Men Keu an Pemerintah pusat
setelah memperoleh pertimbangan Men ,  kewenangan memungut dan
Pem Da dapat melakukan penyertaan mendayagunakan pajak dan retribusi
modal pada suatu BUM Pemerintah daerah dan hak untuk mendapatkan bagi
dan/atau milik swasta. Pem- DA dapat hasil dari sumber-sumber daya nasional
memiliki BUMD yang. pembentukan, yang berada di daerah dan dana
penggabungan, pelepasan kepemilikan, perimbangan lainnya;
dan/atau pembubarannya ditetapkan
dengan Perda yang berpedoman Pe UU-an  hak untuk mengelola kekayaan Daerah
dan mendapatkan sumber-sumber
Keuangan daerah pendapatan lain yang sah serta sumber-
sumber pembiayaan.
 Pemerintah menerapkan prinsip uang Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah yang
mengikuti fungsi. berkeadilan dan transparan/seknas

Pengelolaan Keuangan Daerah 1. Trasparansi

Di dalam Undang-Undang yang mengatur 2. Akuntanbilitas


Keuangan Negara, terdapat penegasan di
bidang pengelolaan keuangan, yaitu bahwa 3. Partisipasi
kekuasaan pengelolaan keuangan negara 4. Kesetaraan
adalah sebagai bagian dari kekuasaan
pemerintahan 5. Uang mengikuti kegunaan
Kepala daerah (gubernur/bupati/walikota) 6. Sederhana
adalah pemegang kekuasaan pengelolaan
keuangan daerah dan bertanggungjawab atas 7. Inspiratif
pengelolaan keuangan daerah sebagai bagian
dari kekuasaan pemerintahan daerah
Kemampuan melaksanakan otonomi
PERTEMUAN 6
 Kemampuan keuangan daerah, artinya
daerah harus memiliki kewenangan dan
kemampuan untuk menggali sumber-
sumber keuangan, mengelola dan HUBUNGAN STRUKTUR ORGANISASI
menggunakan keuangan sendiri yang HUBUNGAN DALAM
cukup memadai untuk membiayai SUSUNAN ORGANISASI PEMDA
penyelenggaraan pemerintahannya.
• External structur, tersusun, prop, kab/kota
 Ketergantungan kepada bantuan pusat dan desa/Kota kecil, marga yang berhak
harus seminimal mungkin agar mengatur dan mengurus RT sendiri
Pendapatan Asli Daerah (PAD) harus
menjadi bagian sumber keuangan terbesar, • Internal stuctur, alat kelengkapan organ
yang didukung oleh kebijakan pemda (DPRD dan Pemerintah Daerah)
perimbangan keuangan pusat dan daerah,
sehingga peranan pemerintah daerah Hubungan structural pusat daerah
menjadi lebih besar.
1. Hubungan struktural
Hubungan Situasional” dalam pelaksanaan
• merupakan hubungan yang didasarkan
otonomi daerah
pada tingkat dan jenjang di pemerintahan.
 Pola Hubungan Instruktif, peranan Pemerintah daerah dalam bertugas
pemerintah puasat lebih dominan dari menyelanggarakan urusan daerah bersama
pada kemandirian pemerintah daerah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(daerah yang tidak mampu melaksanakan (DPRD) yang berdasarkan asas otonom
otonomi daerah) dan tugas pembantuan.

 Pola Hubungan Konsultif, campur tangan • Presiden merupakan penyelenggaran


pemerintah pusat sudah mulai berkurang, urusan pemerintahan di tingkat pusat.
karena daerah dianggap sedikit lebih Presiden dibantu para menteri untuk
mampu melaksanakan otonomi. menjalankan pemerindah. Kepala daerah
merupakan penyelenggara urusan daerah
 Pola Hubungan Partisipatif, peranan masing-masing.
pemerintah pusat semakin berkurang,
mengingat daerah yang bersangkutan • Dalam negara kesatuan, pemerintah
tingkat kemandiriannya mendekati mampu daerah adalah dependent dan subordinate
melaksanakan urusan otonomi. terhadap pemerintah pusat.

 Pola Hubungan Delegatif, campur tangan


pemerintah pusat sudah tidak ada karena 2. Hubungan fungsional
daerah telah benar-benar mampu dan
mandiri dalam melaksanakan urusan  Hubungan fungsional merupakan
otonomi daerah. hubungan yang didasarkan dengan fungsi
yang dimiliki oleh masing-masing
pemerintah. Hubungan tersebut saling a. persetujuan bersama dalam pembentukan Perda;
memengaruhi dan bergantung antara satu
dengan yang lain. b. penyampaian laporan keterangan
pertanggungjawaban kepada DPRD;
 Hubungan tersebut juga terletak pada visi,
misi, tujuan hingga fungsi yang dimiliki c. persetujuan terhadap kerja sama yang akan
masing-masing pemerintah. dilakukan Pemerintah Daerah;
d. rapat konsultasi DPRD dengan kepala daerah
 Visi dan misi yang dimiliki , bersama-
sama untuk melindungi dan memberi secara berkala; dan
ruang kebebasan kepada daerah untuk e. bentuk lainnya sesuai dengan ketentuan
mengolah dan mengurusi rumah peraturan perundang-undangan.
tangganya.
(3) Penyampaian laporan keterangan
pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf b tidak dapat dijadikan sarana
pemberhentian kepala daerah.

3. Hubungan internal struktur


Pemerintahan daerah Perangkat Daerah IV
• Susunan organisasi perangkat daerah
 Pemerintahan daerah adalah
ditetapkan dalam Perda dengan
penyelenggaraan urusan pemerintahan
memperhatikan faktor-faktor tertentu dan
oleh pemerintah daerah dan DPRD
berpedoman pada Peraturan Pemerintah.
menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan dengan prinsip otonomi • Sekretariat daerah dipimpin oleh
seluas-luasnya Sekretaris Daerah. Sekretaris daerah
mempunyai tugas dan kewajiban
 dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan
membantu kepala daerah dalam menyusun
Republik Indonesia
kebijakan dan mengkoordinasikan dinas
 sebagaimana dimaksud dalam Undang- daerah dan lembaga teknis daerah.
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Dinas Daerah V
Tahun 1945.
• Dinas daerah merupakan unsur pelaksana
Unsur pelaksana pemerintahan daerah otonomi daerah.
1. Pemerintah daerah • Kepala dinas daerah bertanggung jawab
2. DPRD kepada kepala daerah melalui Sekretaris
Daerah.
Desentralisasi
• Lembaga teknis daerah merupakan unsur
• Desentralisasi adalah penyerahan pendukung tugas kepala daerah dalam
wewenang pemerintahan oleh Pemerintah penyusunan dan pelaksanaan kebijakan
kepada daerah otonom untuk mengatur daerah yang bersifat spesifik, berbentuk
dan mengurus urusan pemerintahan dalam badan, kantor, atau rumah sakit umum
sistem Negara Kesatuan Republik daerah. Kepala badan, kantor, atau rumah
Indonesia sakit umum
• Apa kaitanya hubungan pusat dan daerah Perangkat daerah
dilaksanakan dengan memberikan
desentralisasi ini dikaitkan dengan • Lembaga teknis daerah: unsur
hubungan penyelenggaraan pemda pendukung tugas kepala daerah
(kantor, badan, rumah sakit)
Hubungan kerja Pasal 207
• Kecamatan: mendapatkan pelimpahan
(1) Hubungan kerja antara DPRD dan kepala wewenang dari kepala daerah untuk
daerah didasarkan atas kemitraan yang sejajar. menangani sebagian urusan otonomi
daerah.
(2) Hubungan kemitraan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diwujudkan dalam bentuk: • Kelurahan: mendapatkan pelimpahan
wewenang dari kepala daerah
KEPALA DAERAH  DPT 2-6 juta, syarat minimal dukungan
sebanyak 8,5 persen
• Setiap daerah dipimpin oleh kepala daerah
 DPT 6-12 juta syarat minimal 7,5 persen,
• Kepala daerah Provinsi, disebut Gubernur
 DPT 6-12 juta syarat minimal dan 6,5
• Kepala daerah Kabupaten disebut Bupati
persen
• Kepala daerah untuk kota disebut
 Syarat dukungan tersebut haruslah
Walikota
tersebar di lebih dari 50 persen jumlah
• Kepala daerah dibantu oleh wakil kepala kabupaten/kota di provinsi tersebut
daerah dipilih dalam satu pasangan
Syarat calon bupati dan wali kota
• DPT 0-250.000, syarat minimal
dukungannya sebesar 10 persen.
• DPT 250.000-500.000, syarat minimal
dukungan sebanyak 8,5 persen.
• Daerah dengan jumlah DPT 500.000 - 1
Pemilihan kepala daerah juta syarat minimalnya 7,5
UU No. 5 Tahun 1974 tentang UU Pokok-pokok • DPT lebih dari 1 juta. persen, dan 6,5
Pemerintahan di daerah persen
UU. No 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan • haruslah tersebar di lebih dari 50 persen
Daerah jumlah kecamatan di kabupaten/kota yang
bersangkutan.
UU. No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, Pasal 56 (1)Kepala Daerah dipilih dalam Syarat Pasangan Calon Perseorangan
satu pasangan calon, scr demokratis
1. UU No.12 Tahun 2008 Pasal 59 ayat (2b),
UU 23 Tahun 2014 Pemerintahan Daerah point d, “ kabupaten/kota dengan jumlah
penduduk lebih dari 1.000.000 (satu juta)
Putusan MK
jiwa harus didukung sekurang-kurangnya
1. Putusan‐Putusan MK:No. 072‐073 /PUU‐ 3% (tiga persen)”.
II/2004 Pemilukada
2. Contoh perhitungannya adalah: 2.140.096
2. No. 14‐17/PUU‐V/2007 Pidana Pejabat
jiwa X 3% = 64.203 dukungan. Jumlah
Publik
dukungan tersebut harus tersebar di lebih
3. Nomor 4/PUU‐VII/2009
dari 50 % (lima puluh) persen jumlah
4. No. 5/PUU‐V/2007calon perseorangan
Kecamatan di Kabupaten Brebes. (Pasal
5. UU Nomor 22 Tahun 2007 tentang
59 ayat (2d) Undang-Undang Nomor 12
Penyelenggara Pemilu
Tahun 2008).
6. Undang‐Undang Nomor 12 Tahun 2008
tentang Perubahan Kedua atas No 32/2004 Syarat calon kepda
Pemilukada Pemilihan diselenggarakan oleh KPUD.
• Langsung , jujur, adil , rahasia • Syarat‐syarat Pasal 58 UU No. 32 Tahun
2004:Tidak pernah dijatuhi pidana penjara
• Demokratis
karena tindak pidana yang diancam 5
• Kepala daerah yang berasal dari PNS tahun atau lebih.

• Kepala daerah boleh berasal dari calon • Belum pernah menjabat sebagai kepala
independen daerah atau 2 kali dalam masa jabatan
yang sama
Pelihan Gubernur/wa gub Independen
Per KPU 3 Tahun 2017 • Pasangan calon tidak dapat ditarik atau
mengundurkan diri, kecuali berhalangan
 DPT 0-2 juta, syarat minimal dukungan tetap.
sebesar 10 persen.
KEDUDUKAN
Kepala Daerah dan DPRD  Kepala Daerah diberhentikan tetap ,
diganti oleh wakil kepala daerah
UU No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok- pokok
Pemerintahan di daerah, Mengisi kekosongan jabatan
UU. No 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan • Kekosongan wakil kepala daerah lebih
Daerah dari 18 bulan , wakil kepala daerah dipilih
oleh DPRD dari 2 calon yang diajukan
UU. No 32 Tahun 2004 dan UU No 23 Tahun 2014 parpol atau gabungan parpol yang
tentang Pemerintahan, kedudukanya setara, karena calonnya terpilih. Untuk calon
hubungananya merupakan hub kerja yang setara perseorangan diajukan oleh Kepala
dan bersifat kemitraan mitra Daerah
• Kekosongan Kepala Daerah dan Wakil ,
Sekda sebagai pelaksana tugas harian,
Pemilukada dilaksanakan paling lambat 6
bulan.
Tindakan penyidik
 Persetujuan tertulis Presiden atas
pemintaan penyidik. 60 hari tidak turun,
dapat dimulai penyidikan.
PERTANGGUNGJAWABAN  Pengecualian: (dilaporkan ke Presiden
• Merupakan konskuensi pemilihan kepala 2x24)Tertangkap tangan melakukan tindak
daerah, pidana kejahatan;

• Kepada pejabat yang mengangkat  Disangka melakukan tindak pidana yang


diancam hukuman mati atau telah
• Kepala daerah propinsi kepada Presiden melakukan tindak pidana kejahatan
melalui, menteri dalam Negeri terhadap keamanan negara
• Kepala Daerah Kabupaten dan Kota
kepada Menteri Dalam Negeri melalui
Gubernur PERTEMUAN 7

PEMBERHENTIAN KEPALA PEMERINTAHAN DESA


DAERAH
UU No. 5 Tahun 1974 tentang UU Pokok-pokok
FILOSOFI DESA
Pemerintahan di daerah,
Desa lahir setelah cocok tanam dikenal manusia
UU. No 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah Desa sebagai tempat untuk menetap atau bermukim
memang erat berhubungan dengan pertannian
UU. No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah,diusulkan kepada presiden berdasarkan Sebab cocok tanam berbeda dengan pemburuan-
putusan MA, atas pendapat DPRD memaksa orang disuatu tempat uuntuk memelihara
tanaman dan menunggui hasil panennya
UU No 23 Tahun 2014
Erat kaitan antara eksistensi desa dan pertanian ini
Pemberhentian sementara
mengidentifikasikan desa dengan pertanian.
Diberhentikan sementara oleh Presiden tanpa
Pendapat umum cenderung menyatakan bahwa
melalui usulan DPRD jika didakwa melakukan
masyarakat desa adalah petani dan petani adalah
korupsi, terorisme, makar, atau tindak pidana
masyarakat desa.
terhadap keamanan negara. Diberhentikan jika
sudah berkekuatan hukum tetap Desa dan Yang Disamakan
 Kepala Daerah diberhentikan Desa dan PEMDES (UU 32/2004)
sementara ,Wakil sebagai pelaksana tugas.
Desa atau yang disebut dengan nama lain,
 Kepala dan Wakil diberhentikan selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan
sementara , Penjabat masyarakat hukum yang memiliki batas-batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan (2) Pemilihan kepala Desa secara serentak
mengurus kepentingan masyarakat setempat yang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
diakui dan dihormati dalam system Pemerintahan dilaksanakan bergelombang paling banyak 3
NKRI. (tiga) kali dalam jangka waktu 6 (enam) tahun.
Dalam pemerintahan daerah dan kabupaten/kota (3) Dalam hal terjadi kekosongan jabatan
dibentuk pemerintahan desa yang terdiri dari kepala Desa dalam penyelenggaraan pemilihan
pemerintah desa dan badan permusyawaratan dea.
kepala Desa serentak, bupati/walikota
Pembentukan, penghapusan, dan/atau menunjuk penjabat kepala Desa.
penggabungan Desa dengan memperhatikan asal
usulnya atas Prakarsa masyarakat. (4) Penjabat kepala Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) berasal dari pegawai
Indikator / Karakteristik negeri sipil di lingkungan pemerintah daerah
kabupaten/kota.
Karakteristik Masyarakat Desa
Jabatan Kepala Desa
 Besarnya peranan kelompok primer
 Faktor geografik yang menentukan 1. Kepala Desa memegang jabatan selama 6
sebagai dasar pembentukan (enam) tahun terhitung sejak tanggal
kelompok/asosiasi pelantikan.
 Hubungan lebih bersifat intim dan awet
 Homogen 2. Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada
 Mobilitas sosial rendah ayat (1) dapat menjabat paling lama 3
 Keluarga lebih ditekankan fungsinya (tiga) kali masa jabatan secara berturut-
sebagai unit ekonomi turut atau tidak secara berturut-turut.
 Populasi anak dalam porsi yang lebih
besar. 3. Ketentuan periodisasi masa jabatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
Struktur Organisasi berlaku di seluruh wilayah Indonesia.
 Pemerintah desa terdiri atas kepala desa 4. Ketentuan periodisasi masa jabatan
dan perangkat desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
 Perangkat desa terdiri dari Sekretaris Desa termasuk masa jabatan kepala Desa yang
dan Perangkat Desa lainnya (Kepala
dipilih melalui musyawarah Desa.
Urusan; Pembangunan, Pemerintahan)
 Sekretaris desa sebagaimana dimaksud 5. Dalam hal kepala Desa mengundurkan
diisi dari pegawai negeri sipil yang diri sebelum habis masa jabatannya atau
memenuhi persyaratan diberhentikan, kepala Desa dianggap telah
 Kepala desa dipilih langsung oleh dan dari menjabat 1 (satu) periode masa jabatan.
Penduduk Desa WNI yang syarat
selanjutnya dan tata cara pemilihannya Laporan Pertanggung Jawaban
diatur dengan Perda yang berpedoman
Kepada Peraturan Pemerintah. 1. menyampaikan laporan penyelenggaraan
Pemerintahan Desa setiap akhir tahun
Urusan Pemerintahan Desa anggaran kepada bupati/walikota;
 Urusan pemerintahan yang menjadi 2. menyampaikan laporan penyelenggaraan
kewenangan kabupaten/kota yang
Pemerintahan Desa pada akhir masa
diserahkkan pengaturannya kepada desa.
jabatan kepada bupati/walikota;
 Tugas pembantuan dari Pemerintah,
pemerintah provinsi, dan/atau pemerintah 3. menyampaikan laporan keterangan
kabupaten/kota. penyelenggaraan pemerintahan secara
 Urusan pemerintahan lainnya yang oleh tertulis kepada Badan Permusyawaratan
peraturan perundang-undangan diserahkan Desa setiap akhir tahun anggaran.
kepada desa.
Perangkat Desa
Pemilihan Kepala Desa PP 43 Tahun 2014

 Pemilihan kepala desa dilaksanakan secara  Perangkat Desa yang berkedudukan


serentak di seluruh wilayah sebagai unsur pembantu Kepala Desa
kabupaten/kota terdiri dari:
 Sekretariat Desa yang dipimpin oleh anggaran pendapatan dan belanja
Sekretaris Desa; desa.

 Pelaksana Kewilayahan yang jumlahnya Penghasilan


ditentukan secara proporsional; dan
• Penghasilan tetap kepala desa dan
 Pelaksana Teknis, paling banyak 3 (tiga) perangkat desa dianggarkan dalam
seksi. Anggaran Pendapatan dan Belanja (APB)
Desa yang bersumber dari Alokasi Dana
Syarat Perangkat Desa Desa (ADD), yang merupakan pendapatan
yang bersumber dari Anggaran
• PP 43/2014 menegaskan, perangkat desa
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN),
diangkat dari warga desa yang memenuhi
dan ditransfer melalui Anggaran
persyaratan:
Pendapatan dan Belanja Daerah
• Berpendidikan paling rendah Sekolah Kabupaten/Kota.
Menengah Umum atau yang sederajat;
• Pengalokasian ADD untuk Kepala Desa
• Berusia 20 tahun – 42 tahun; dan perangkat desa menggunakan
perhitungan sebagai berikut: a. ADD yang
• Terdaftar sebagai penduduk desa dan berjumlah kurang dari Rp 500.000.000
paling tidak telah bertempat tinggal digunakan maksimal 60%; b. ADD RP
selama 1 (satu) tahun sebelum 500 juta – Rp 700 juta digunakan
pendaftaran; dan maksimal 50%; c. ADD Rp 700 juta – Rp
• Syarat lain yang ditentukan dalam 900 juta digunakan maksimal Rp 40%;
peraturan daerah kabupaten/kota. dan d. ADD di atas Rp 900 juta digunakan
maksimal 30%
Keuangan Desa
Penghasilan Tetap
Keuangan desa adalah semua hal dan
kewajiban desa yang dapat dinilai dengan • Bupati/Walikota menetapkan besaran
uang, serta segala sesuatu baik berupa uang penghasilan tetap
maupun berupa barang yang dapat dijadikan 1. a. Kepala Desa; b. Sekretaris Desa paling
milik desa berhubung dengan pelaksanaan hak sedikir 70% dari penghasilan Kepala Desa
dan kewajiban. setiap bulan;
Hak dan Kewajiban sebagaimana dimaksud 2. Perangkat Desa paling sedikit 50% dari
menimbulkan pendapatan, belanja dan penghasilan tetap Kepala Desa setiap
pengelolaan keuangan desa. bulan,” Pasal 81 Ayat (4a,b,c
Sumber pendapatan desa sebagaimana 3. PP 43/2014 menyebutkan juga tentang
diamksud pada ayat (2) terdiri atas : tunjangan Kepala Desa, bahwa, selain
menerima penghasilan tetap, Kepala Desa
 Pendapatan asli desa
dan Perangkat Desa menerima tunjangan
 Bagi hasil pajak daerah dan retribusi
dan penerimaan lain yang sah, yang dapat
daerah kabupaten/kota.
bersumber dari APB Desa.
 Bagian dari dana perimbangan keuangan
pusat dan daerah yang diterima oleh Pengelolaan Keuangan Desa
kabupaten/kota
 Bantuan dari pemerintah, pemerintah - Pedoman pengelolaan keuangan desa
provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota ditetapkan oleh Bupati/Walikota
 Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga dengan berpedoman pada peraturan
- Belanja desa digunakan untuk perundang-undangan
mendanai penyelenggaraan - Desa dapat mendirikan badan usaha
pemerintahan desa dan pemberdayaan milik desa sesuai dengan kebutuhan
masyarakat desa. - Badan usaha milik desa berpedoman
- Pengelolaan keuangan desa dilakukan pada peraturan perundang-undangan
oleh kepala desa yang dituangkan
dalam peraturan desa tentang
- Badan usaha milik desa dapat
melakukan pinjaman sesuai peraturan
perundang-undangan.

Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

Badan Permusyawaratan Desa berfungsi


menetapkan pertauran desa bersama kepala desa,
menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.

Anggota badan permusyawaratan desa adalah wakil


dari penduduk desa bersangkutan yang ditetapkan
dengan cara musyawarah.

Pimpinan badan permusyawaratan desa dipilih dari


dan oleh anggota badan permusyawaratan desa.

Masa jabatan anggota badan permusyawaratan desa


adalah 6 (enam) tahun dan dapat dipilih lagi untuk
1 (satu) kali masa jabatan berikutnya.

Syarat dan tata cara penetapan anggota dan


pimpinan badan permusyawaratan desa diatur
dalam Perda yang berpedoman pada Peraturan
Pemerintah.

Kerjasama

Desa dapat mengadakan kerja sama untuk


kepentingan desa yang diatur dengan keputusan
bersama dan dilaporkan kepada Bupati/Walikota
melalui camat.

Kerja sama antar desa dan desa dengan pihak


ketiga, dilakukan sesuai dengan kewenangannya

Kerja sama desa dengan pihak ketiga dapat


dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.

Untuk pelaksanaan kerja sama, dapat dibentuk


badan kerja sama.

Anda mungkin juga menyukai