Anda di halaman 1dari 14

HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH SERTA PEMBAGIAN URUSAN

PEMERINTAHAN DALAM NKRI

Fakultas Syari’ah, Universitas Islam Negeri Salatiga, Jalan Nakula Sadewa V No. 9 Kota Salatiga 50722

Oleh : Abdul Jalil, Azzahra Rahma, Muhammad Ridho, Rahmat Sodikin

ABSTRACT

The power relationship between the central government and local governments within the
Unitary State of the Republic of Indonesia within the framework of maximum autonomy based on
the 1945 Constitution is that the Republic of Indonesia is a state of law based on constitutionalism.
In every legal act, the draft power relationship between the center and the regions must be
determined by laws and regulations. In terms of law, authority is the legal right and power of a
government, meaning that all state actions arising from that authority must be based on the
principle of legality. Authority as a form of power has legitimacy, meaning that authority relations
have legitimate power. Legal rules regarding the division of power between the central and
regional governments, as stipulated in Law Number 23 of 2014 concerning Regional Government.

Keywords : Local Government, Central Government, Authority.

ABSTRAK

Hubungan kekuasaan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah di dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia dalam kerangka otonomi maksimal berdasarkan UUD 1945 adalah
NKRI ialah negara hukum berdasarkan konstitusionalisme. Dalam setiap perbuatan hukum,
rancangan hubungan kekuasaan antara pusat dan daerah harus ditetapkan dengan peraturan
perundang-undangan. Dari segi hukum, kewenangan ialah hak dan kekuasaan hukum suatu
pemerintahan artinya semua tindakan negara yang timbul dari kewenangan tersebut harus
berdasarkan asas legalitas. Otoritas sebagai salah satu bentuk kekuasaan mempunyai legitimasi,
artinya hubungan otoritas mempunyai kekuasaan yang sah. Aturan hukum mengenai pembagian
kekuasaan antara pemerintah pusat dan daerah, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Kata Kunci : Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat, Kekuasaan.


I. PENDAHULUAN urusan pemerintahan yang berhubungan
dengan pelayanan dasar, seperti
Indonesia sebagai bangsa yang terdiri
pendidikan, kesehatan, dan tenaga kerja.
dari pulau-pulau yang dihubungkan oleh
Hubungan antara Pusat dan Daerah diatur
hubungan kolonial Belanda sedikit
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38
banyak dan dtempati oleh berbagai suku
tahun 2007, yang membagi urusan
bangsa yang berbeda keyakinan, agama,
pemerintahan antara Pemerintah Pusat,
dan hukum adat. Negara sebagai tempat
Pemerintah Daerah Provinsi, dan
tercapainya cita-cita dan tujuan nasional
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
disebut dengan pemerintah. Peran
Pemerintah Daerah memiliki
pemerintah adalah memimpin Tata kelola
kewenangan untuk melaksanakan urusan
dan penyelenggaraan yang baik demi
pemerintahan, yang diatur dengan
mencapai negara yang berdaulat
undang-undang Pemerintahan Daerah.
merupakan elemen penting dalam
Pembagian kewenangan antara Pusat dan
mencapai tujuan ini. Istilah Pemerintah
Daerah membawa implikasi kepada
dapat didefinisikan secara sempit untuk
hubungan keuangan, yang diserahkan ke
mencakup cabang eksekutif, atau secara
Daerah menjadi dasar pelaksanaan
luas untuk mencakup semua kekuasaan
Otonomi Daerah. Pemerintah Pusat
dalam suatu negara.
memiliki kewenangan untuk membentuk
Hubungan antara Pusat dan Daerah undang-undang, sedangkan Pemerintah
dalam Negara Kesatuan RI terdiri atas Daerah memiliki kewenangan untuk
tiga dimensi: kewenangan, kelembagaan, mengatur dan mengurus sendiri urusan
keuangan, dan pengawasan. Pemerintah pemerintahan menurut asas otonomi dan
Pusat memiliki kewenangan untuk tugas pembantuan. Hubungan antara
melaksanakan urusan-urusan Pusat dan Daerah juga memerlukan
pemerintahan yang berhubungan dengan kehati-hatian mengenai besaran
politik luar negeri, pertahanan, kelembagaan yang diperlukan untuk
keamanan, yustisi, moneter dan fiskal melaksanakan tugas-tugas yang menjadi
nasional, dan agama. Sementara itu, urusan masing-masing. Pengawasan
Pemerintah Daerah memiliki merupakan konsekuensi yang muncul
kewenangan untuk melaksanakan urusan- dari pemberian kewenangan, yang
memerlukan pemberian atau penyusunan diselenggarakan di pusat juga dapat
atau pengaturan yang sesuai. Pemerintah diselenggarakan secara Daerah.2
pusat tunduk pada pengawasan dan Pembagian wewenang, tugas, dan
pembatasan hukum. Sebagai pemegang tanggung jawab pengaturan maupun
kedaulatan negara, maka satuan pengendalian urusan pemerintahan akan
pemerintahan yang dibentuk di bawah lebih efektif dan sukses apabila dikuasai
pemerintah pusat harus tunduk pada dan dikendalikan oleh suatu
kewenangan pusat. Tanpa kepatuhan pemerintahan tertentu, begitu pula
organisasi dan kepatuhan terhadap sebaliknya. Satu-satunya batasan bagi
peraturan perundang-undangan yang daerah adalah tidak dapat mengatur
berlaku, maka akan terjadi duplikasi dan apapun yang diatur dengan undang-
konflik dalam penegakan kewenangan. undang atau peraturan yang lebih tinggi
di daerah. Apabila suatu kekuasaan yang
lebih tinggi kemudian mengatur sesuatu
II. PEMBAHASAN yang sebelumnya diatur oleh suatu
A. Sistem Rumah Tangga Formal. daerah, maka peraturan daerah itu tidak

Dalam sistem Rumah Tangga formal, akan relevan.3

tidak terdapat informasi yang pasti Dalam konteks pemerintahan NKRI


mengenai bagaimana pembagian (Negara Kesatuan Republik Indonesia),
kewenangan, tugas atau kewajiban antara istilah "sistem rumah tangga formal"
pemerintah pusat dan daerah untuk tidak umum digunakan. Merujuk pada
mengelola urusan publik tertentu.1
struktur dan dinamika rumah tangga yang
Prinsip dasar sistem anggaran formal umumnya ditemukan dalam sistem
adalah menjaga pemisahan mutlak antara pemerintahan Indonesia. Berikut adalah
fungsi pemerintah pusat dan daerah. Pada
prinsipnya, segala sesuatu yang dapat

1
Anom Wahyu Asmorojati, Hukum Pemerintahan 3
Abdul Rauf, Pembagian Kewenangan Pemerintah
Daerah dan Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Pusat-Daerah dalam Otonomi seluas-luasnya
Bingkai NKRI, (Kota Yogyakarta: UAD PRESS, menurut UUD 1945, Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum,
2020), hlm. 64. Vol. 9, No. 4, (2015), hlm. 584.
2
Bagir Manan, Hubungan antara Pusat dan Daerah
Menurut UUD 1945, (Jakarta: Pusataka Sinar
Harapan, 1994), hlm. 30.
beberapa elemen yang dapat Mahkamah Konstitusi (MK)
diidentifikasi : dan Mahkamah Agung (MA)
merupakan lembaga yudikatif
1. Konstitusi sebagai Fondasi:
yang independen.
Konstitusi Indonesia, yaitu
3. Komitmen pada Demokrasi:
Undang-Undang Dasar
Pemerintahan NKRI
Negara Republik Indonesia
berkomitmen pada prinsip-
(UUD NRI) menjadi landasan
prinsip demokrasi, termasuk
utama dalam sistem
pemilihan umum yang bebas
pemerintahan. Konstitusi ini
dan adil, kebebasan
menetapkan struktur
berekspresi, kebebasan pers,
pemerintahan, hak asasi
serta penghormatan terhadap
manusia, pembagian
hak asasi manusia.
kekuasaan, dan sistem hukum
4. Partisipasi Masyarakat:
negara.
Sistem pemerintahan
2. Pembagian Kekuasaan:
Indonesia juga mencakup
Seperti dalam sistem
partisipasi aktif dari
pemerintahan demokratis
masyarakat dalam proses
lainnya, Indonesia menganut
pengambilan keputusan
prinsip pembagian kekuasaan
politik. Ini tercermin dalam
antara eksekutif, legislatif,
proses pemilihan umum,
dan yudikatif. Presiden
partisipasi dalam organisasi
sebagai kepala negara dan
kemasyarakatan, dan
pemerintahan memegang
mekanisme konsultasi publik.
kekuasaan eksekutif,
5. Penegakan Hukum dan
sedangkan Majelis
Keadilan: Keadilan dan
Permusyawaratan Rakyat
penegakan hukum merupakan
(MPR), Dewan Perwakilan
aspek penting dalam sistem
Rakyat (DPR), dan Dewan
pemerintahan NKRI. Ini
Perwakilan Daerah (DPD)
termasuk independensi sistem
bertanggung jawab atas fungsi
peradilan, penegakan hukum
legislatif. Sementara itu,
yang adil, serta perlindungan
terhadap hak asasi manusia.
C. Sistem Rumah Tangga Nyata.
Meskipun tidak ada istilah "sistem
Dalam sistem ini, pelimpahan urusan,
rumah tangga formal" yang digunakan
pekerjaan, dan kekuasaan kepada daerah
secara khusus dalam konteks
berdasarkan pada faktor riil atau nyata.
pemerintahan NKRI, prinsip-prinsip di
Ditentukan dengan kebutuhan,
atas mencerminkan fondasi dasar dari
kemampuan daerah masing- masing,
sistem pemerintahan formal yang berlaku
pemerintah pusat yang sebenarnya, serta
di Indonesia.
pertumbuhan kehidupan daerah yang
B. Sistem Rumah Tangga Material. sedang berlangsung.5 Sistem Rumah
Tangga ini biasa juga disebut otonomi rill
Dalam sistem Rumah Tangga
atau otonomi nyata. Disebut “nyata”
Material, wewenang, tugas, dan tanggung
karena isi APBD didasarkan pada situasi
jawab dibagi secara halus, rata dan
dan faktor kehidupan nyata. Sedangkan
terstruktur antara Pemerintah pusat
sistem rumah tangga nyata berdasarkan
maupun pemerintah daerah. Persoalan
pada keadaan dan faktor yang nyata
pemerintah terkait urusan rumah tangga
maupun yang terjadi didalam
Daerah pasti akan terselesaikan. Sistem
pemerintahan. Sistem rumah tangga riil
rumah tangga Material pada pemikiran
merupakan titik tengah antara sistem
bahwa terdapat perbedaan mendasar
rumah tangga formal dan sistem rumah
antara urusan pemerintah pusat dan
tangga material. Adapun sistem rumah
urusan pemerintah daerah.4 Daerah
tangga nyata memiliki ciri-ciri, sebagai
dianggap mempunyai kewenangan
berikut :
tersendiri dalam urusan pemerintahan,
berbeda jauh dengan urusan 1. Adanya permasalahan
pemerintahan yang diatur dan dikelola mendasar yang muncul pada
oleh Pusat.

4
Ni’matul Huda, Pengawasan Pusat Terhadap Fakultas Hukum Unpad Bandung dengan DPD RI,
Daerah, (Yogyakarta:FH UII Press, 2007), hlm. 87. (Jakarta: Dewan Perwakilan Daerah Republik
5
Dewan Perwakilan Daerah, Pola Hubungan Pusat Indonesia, 2009), hlm. 37.
Dan Daerah, Kerjasama antara Pusat Studi Kajian
Negara
saat terbentuknya daerah maupun dasar
otonom . Penyelenggaraan konsultasi
2. Daerah dapat dikuasai dan dalam sistem pemerintahan
mengendalikan hal-hal lain, negara. permusyawaratan
kecuali hal-hal tersebut diatur harus dilakukan sampai ke
maupun dikendalikan oleh tingkat pemerintah daerah
pusat dan daerah yang lebih (termasuk desa).
tinggi dan, 2. Wujud hubungan pusat
3. Berdasarkan faktor aktual dengan masyarakat tidak
suatu daerah. boleh membatasi hak warga
setempat untuk berprakarya
Oleh karena itu, berdasarkan undang-
dan berinisiatif dalam
undang, mungkin terdapat perbedaan
pengorganisasian dan
daerah dalam isi rumah tangga daerah.
pengelolaan hal-hal yang
Berdasarkan penjelasan tersebut, terdapat
dianggap penting.
kriteria utama yang menjadi tolak ukur
3. Bentuk hubungan pusat
hubungan pusat-daerah berdasarkan
dengan daerah yang satu
desentralisasi berdasarkan UUD 1945 :
dengan daerah yang lain
1. Hubungan antara pemerintah tergantung pada keadaan
pusat dan pemerintah daerah khusus masing-masing
tidak boleh membatasi hak daerah.
penduduk daerah untuk 4. Bentuk hubungan antara pusat
secara leluasa ikut serta dalam maupun daerah berkaitan
pemerintahan daerah sesuai dengan terwujudnya keadilan
dengan pedoman dan prinsip dan kesejahteraan masyarakat
dasar Kerakyataan yang sosial di daerah tersebut.6
dipimpin oleh hikmat
Berdasarkan karakteristik yang
kebijaksanaan dalam
disebutkan di atas, tidak salah jika
pemusyawaratan perwakilan
berasumsi bahwa sistem rumah tangga

6
Yusdianto, Hubungan Kewenangan Pusat dan 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, Padjajaran
Daerah Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2, No. 3, (2015), hlm. 498.
nyata terdapat sistem tersendiri yang menjalankan hubungan luar
terpisah dari sistem rumah tangga formal negeri, membuat kebijakan
dan sistem rumah tangga material. luar negeri, dan mewakili
Sebagai titik tengah, sistem rumah tangga negara di tingkat
nyata diharapkan berfungsi mengatasi internasional.
kesulitan dan kelemahan yang melekat 2. Pertahanan dan Keamanan:
pada sistem rumah tangga formal dan Pemerintah pusat
material. bertanggung jawab atas
pertahanan negara, termasuk
D. Urusan Kewenangan Pusat.
angkatan bersenjata dan
Urusan pemerintahan terdiri atas keamanan nasional.
urusan pemerintahan yang sepenuhnya 3. Moneter dan Fiskal:
menjadi kewenangan Pemerintah dan Pengaturan moneter,
urusan pemerintahan yang dibagi kebijakan perbankan, dan
bersama antar tingkatan dan/atau susunan kebijakan fiskal termasuk
pemerintahan. 7
Dalam sistem penerimaan dan pengeluaran
pemerintahan Indonesia, terdapat anggaran negara menjadi
pembagian kewenangan antara wewenang pemerintah pusat.
pemerintah pusat (Nasional) dan 4. Hukum dan Kehakiman:
pemerintah daerah (provinsi, kabupaten, Penegakan hukum dan
dan kota) sesuai dengan prinsip administrasi peradilan
desentralisasi yang diatur dalam Undang- nasional menjadi tanggung
Undang Dasar 1945. Berikut adalah jawab pemerintah pusat.
beberapa urusan kewenangan pusat 5. Pendidikan Nasional:
dalam pemerintahan Indonesia: Kebijakan pendidikan

1. Politik Luar Negeri: nasional, kurikulum, dan

Pemerintah pusat memiliki standar pendidikan

wewenang penuh dalam

7
BAB II Urusan Pemerintah Pasal 2, Peraturan PEMERINTAHAN ANTARA PEMERINTAH
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI DAN
2007 Tentang PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA.
merupakan kewenangan 10. Pengaturan Agama: Meskipun
pemerintah pusat. Indonesia adalah negara
6. Kesehatan: Pengaturan dengan prinsip negara
kebijakan kesehatan nasional berdasarkan Pancasila,
dan pengawasan terhadap pemerintah pusat juga
kesehatan masyarakat memiliki kewenangan dalam
menjadi tanggung jawab pengaturan urusan agama
pemerintah pusat. tertentu, seperti urusan umat
7. Pengaturan Tenaga Kerja: Islam yang diatur melalui
Kebijakan ketenagakerjaan, Kementerian Agama.
standar kerja, dan peraturan E. Urusan Kewenangan Daerah.
mengenai hubungan industrial
Struktur hubungan yang sebelumnya
diatur oleh pemerintah pusat.
bersifat paternalistik, terpusat, pusat-
8. Transportasi dan
daerah, berubah menjadi Struktur
Infrastruktur: Pengaturan
hubungan yang bersifat desentralisasi
transportasi nasional,
yang berbasis kemitraan.8 Salah satu cara
pembangunan infrastruktur
untuk menunjukkan hal ini adalah dengan
strategis seperti jalan raya,
menegaskan bahwa pemerintah daerah
jembatan, dan pelabuhan
mempunyai kekuasaan untuk mengawasi
merupakan tanggung jawab
dan mengarahkan pemerintahannya
pemerintah pusat.
sendiri, serta menjalankan otonomi,
9. Pengaturan Sumber Daya
sehingga memperkuat otonomi daerah.
Alam: Pemerintah pusat
Kecuali urusan-urusan yang ditetapkan
memiliki kewenangan dalam
undang-undang sebagai urusan yang
pengelolaan sumber daya
menjadi kewenangan pemerintah,
alam yang bersifat nasional
diselenggarakan sekomprehensif
seperti minyak dan gas,
mungkin.9 Oleh karena itu, sebagaimana
tambang, dan kehutanan.
disebutkan di atas, kekuasaan mengatur

8
Syaukani, Otonomi Daerah dalam Kerangka 9
Prisca O. Rumokoy, “Politik Hukum Desentralisasi
Negara Kesatuan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Fiskal di Era Otonomi Daerah”, Jurnal Hukum
2009), hal. 171. Universitas Sam Ratulangi, Vol. 21, No. 33, (2013),
hal. 86
diri sendiri (selfregelen) dan mengatur 2. Delegasi, penyerahan
sendiri (selfbestuuren) urusan wewenang pemerintahan dari
pemerintahan pada dasarnya merupakan satu instansi pemerintah ke
perwujudan dari konsep otonomi daerah instansi pemerintah lainnya.
yang secara tegas diatur dalam UUD 3. Mandat, terjadi apabila suatu
1945. Dalam pemerintahan daerah instansi pemerintah
menjalankan kewenangannya untuk memberikan wewenang
mengelola dan menjalankan urusan kepada instansi lain untuk
politiknya sendiri, maka sumber melaksanakan
kewenangan menjadi penting, mengingat kewenangannya atas nama
dalam pembangunan negara kesatuan instansi lain.11
pelaksanaan pemerintahan daerah pada
Regulasi mengenai urusan
prinsipnya harus dilarang. Hal ini
pemerintah daerah di Indonesia diatur
bertentangan dengan pemikiran
dalam berbagai peraturan perundang-
pemerintah pusat. Terlebih lagi, dalam
undangan yang mengatur kewenangan,
konteks Indonesia sebagai negara hukum,
tugas, dan tanggung jawab pemerintah
sumber kekuasaan negara harus
daerah dalam menjalankan urusan
didasarkan pada ketentuan hukum yang
tersebut. Beberapa regulasi utama terkait
timbul dari peraturan hukum yang
urusan pemerintah daerah di Indonesia
bersifat situasional tertentu, seperti
antara lain:
atribusi, delegasi, dan mandat.10 Ketiga
metode tersebut dijelaskan sebagai 1. UU No. 23 Tahun 2014

berikut: tentang Pemerintahan Daerah:


Regulasi ini mengatur tentang
1. Atribusi, ketika badan
kewenangan, pembagian
legislatif memberikan
urusan pemerintahan antara
kewenangan negara kepada
pemerintah pusat dan
suatu lembaga pemerintah.
pemerintah daerah, serta tugas

10
Aminuddin Ilmar, Hukum Tata Pemerintahan, Daerah berdasarkan Undang-Undang No. 23 Tahun
(Jakarta: Kencana, 2014), hal. 111. 2014 tentang Pemerintahan Daerah”, Jurnal Legislasi
11
Ali Marwan HSB dan Elvyn Martha Julianthy, Indonesia, Vol. 15, No. 2, (2018), hal. 4
“Pelaksanaan Kewenangan Atribusi Pemerintahan
dan wewenang pemerintah mengatur urusan
daerah dalam menjalankan pemerintahan daerah.
urusannya. 5. Peraturan Gubernur (Pergub)
2. UU No. 32 Tahun 2004 dan Peraturan
tentang Pemerintahan Daerah: Bupati/Walikota
Regulasi ini juga mengatur (Perbup/Perwali): Merupakan
tentang kewenangan, tugas, peraturan yang dikeluarkan
dan tanggung jawab oleh Gubernur, Bupati, atau
pemerintah daerah, serta Walikota untuk melaksanakan
pembagian urusan ketentuan dalam Peraturan
pemerintahan antara Daerah dan mengatur lebih
pemerintah pusat dan lanjut mengenai pelaksanaan
pemerintah daerah. urusan pemerintahan daerah.
3. Peraturan Pemerintah (PP)
Sebagaimana diatur dalam Pasal 18
No. 18 Tahun 2016 tentang
ayat (6) UUD NRI Tahun 1945,
Pedoman Penyusunan
pemerintahan daerah memiliki hak untuk
Peraturan Daerah: Regulasi
menetapkan peraturan daerah dan
ini mengatur tentang tata cara
peraturan-peraturan lain dalam rangka
penyusunan peraturan daerah
melaksanakan otonomi dan tugas
oleh pemerintah daerah,
pembantuan.24 Dikarenakan hak untuk
termasuk dalam mengatur
menetapkan peraturan daerah tersebut
urusan pemerintahan di
pada dasarnya merupakan bagian dari
tingkat daerah.
pengejawantahan kewenangan daerah
4. Peraturan Daerah (Perda):
untuk mengatur dan mengurus sendiri
Merupakan peraturan yang
urusan pemerintahannya, maka
dikeluarkan oleh pemerintah
pembatasan sebagaimana dipaparkan di
daerah untuk mengatur
atas juga berlaku dalam konteks
kehidupan masyarakat di
pembentukan peraturan daerah.12
wilayahnya, termasuk dalam

12
Dian Agung Wicaksono dan Faiz Rahman, Pemerintahan Daerah dalam Melaksanakan Urusan
“Penafsiran terhadap Kewenangan Mengatur Pemerintahan melalui Pembentukan Peraturan
F. Urusan Pemerintah Daerah : umum menjadi kewenangan Presiden sebagai
Absolut, Konsekuen & kepala pemerintahan yang terkait
Pemerintahan Umum. pemeliharaan ideologi Pancasila, Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Urusan pemerintahan Absolut, yaitu
Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika,
Urusan Pemerintahan yang sepenuhnya
menjamin hubungan yang serasi berdasarkan
menjadi kewenangan Pemerintah Pusat,
suku, agama, ras dan antar golongan sebagai
dengan melaksanakannya secara sendiri
pilar kehidupan berbangsa dan bernegara
atau melimpahkan wewenang kepada
serta memfasilitasi kehidupan demokratis.
Instansi Vertikal yang ada di daerah atau
Presiden dalam pelaksanaan urusan
Gubernur sebagai Wakil Pemerintah
pemerintahan umum di Daerah melimpahkan
Pusat berdasarkan asas Dekonsentrasi.
kepada gubernur sebagai kepala
Meliputi: Politik Luar Negeri,
pemerintahan provinsi dan kepada
Pertahanan, Keamanan, Yustisi, Moneter
bupati/wali kota sebagai kepala pemerintahan
dan Fiskal Nasional dan Agama. Dalam
kabupaten/kota.13
menyelenggarakan urusan pemerintahan
absolut sebagaimana dimaksud pada ayat Penggaturan urusan pemerintah
(1), Pemerintah Pusat: konkuren menurut undang-undang no 23
tahun 2014 tentang pemerintah daerah
1. Melaksanakan sendiri.
Pengaturan urusan pemerintahan konkuren
2. Melimpahkan wewenang
yaitu pemerintah pusat dan daerah provinsi
kepada Instansi Vertikal yang
serta daerah kabupaten/kota, sebagai salah
ada diDaerah atau gubernur
satu unsur dari klasifikasi urusan
sebagai wakil Pemerintah
pemerintahan, merupakan upaya hukum guna
Pusat berdasarkan asas
dijadikan landasan hukum bagi pelaksanaan
Dekonsentrasi.
otonomi daerah berdasarkan prinsip
Disamping urusan pemerintahan akuntabilitas,efesiensi, dan eksternalitas
absolut dan urusan pemerinthan konkuren ,serta kepentingsn strstegi nasional.
dalam UU dikenal dengan adanya urusan Pemahaman kekuasaan dalam aspek hukum,
pemerintahan umum. Urusan pemerintahan dimaknai sebagai sebuah wewenang, tetapi

Daerah”, NEGARA HUKUM, Vol. 11, No. 2, 13


Penjelasan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
November, (2020), hlm. 236. 2014 tentang Pemerintahan, I.Umum, angka 3.
kekuasaan dalam pengertian ini bukanlah (Kesbangpol). Berikut ini dijelaskan
suatu kekuasaaan yang dapat berdiri sendiri, pemetaan kekuatan, kelemahan, tantangan
melainkan keberadaan kekuasaan tidak dapat dan peluang pembangunan urusan
dipisah dari lembaganya. Oleh karena itu, pemerintahan umum yang dipengaruhi oleh
kekuasaan dalam arti wewenang dikatakan faktor-faktor strategis yang berasal dari
sebagai suatu kekuasaan yang telah dalam organisasi, maupun yang bersumber
dilembagakan.14 Undang-Undang Nomor 23 dari luar organisasi . Pelaksanaan analisis
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, lingkungan strategis merupakan bagian dari
Pasal 13 ayat: komponen perencanaan strategis dan
merupakan suatu proses untuk memfokuskan
1. Pembagian urusan pemerintahan
organisasi pada posisi yang terarah dan serius
konkuren antara Pemerintah Pusat
menyelenggarakan fungsinya.Lingkup
dan Daerah provinsi serta Daerah
analisis lingkungan strategis meliputi
kabupaten/kota sebagaimana
Analisis Lingkungan Internal dan Analisis
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3)
Lingkungan Eksternal.15
didasarkan pada prinsip akuntabilitas,
efisiensi, dan eksternalitas, serta III. PENUTUP
kepentingan strategis nasional.
Indonesia merupakan negara yang
2. Berdasarkan prinsip sebagaimana
berbentuk kesatuan. Dimana pemimpin
dimaksud pada ayat (1) kriteria
negaranya di pimpin oleh seorang yang
Urusan Pemerintahan yang menjadi
Bernama presiden. Ada juga pemerintahan
kewenangan Pemerintah Pusat,
pusat yang dimana itu mengurus negaranya.
kewenangan daerah provinsi, dan
Akan tetapi, pemerintahan pusat dibantu juga
kewenangan Daerah kabupaten/kota.
oleh pemerintahan-pemerintahan daerah
Perencanaan Pembangunan Urusan dibawahnya yang di sebut sebagai provinsi
Pemerintahan Umum Di Wilayah Provinsi bahkan sampai ke kabupaten / kota. Dimana
Salah satu penyelenggara urusan pemerintahan daerah diberikan kekuasaan
pemerintahan umum di Provinsi adalah oleh pemerintahan pusat untuk bisa
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik memajukan SDA dan SDM masing-masing

14
H. murtir jeddawi, Dinamika Hukum Tata 15
Irfan ulputty, Analisis pembanagunana urusan
Pemerintahan yang Humanistik, (Bandung: sketsa pemerintahan umum,(Bandung: Institut pemerintahan
media 2002) ,hlm.5. dalam negeri 2018), hlm. 37-57
daerah. Mereka berhak mempunyai Otonomi seluas-luasnya menurut
peraturan-peraturan masing-masing, akan UUD 1945”. Fiat Justisia Jurnal
tetapi itu semua harus diajukan dulu kepada Ilmu Hukum. Vol. 9, No. 4, (2015).
pemerintahan pusat supaya diuji. Walaupun
Ni’matul Huda, Pengawasan Pusat Terhadap
mempunyai kekuasaan sendiri dalam
Daerah, (Yogyakarta:FH UII Press,
mengembangkan daerahnya, pemerintahan
2007), hlm. 87.
daerah juga harus mematuhi peraturan yang
ada di pemerintahan pusat. Maka dari itu Dewan Perwakilan Daerah. Pola Hubungan

antara pemerintahan pusat dan daerah Pusat Dan Daerah, Kerjasama

mempunyai hubungan yang sangat erat serta antara Pusat Studi Kajian Negara.

mempunyai pembagian urusan masing- Fakultas Hukum Unpad Bandung dengan


masing. Dimana semua itu telah tertuang di DPD RI. Jakarta: Dewan Perwakilan
UUD 1945 dan Peraturan-peraturan lainnya. Daerah Republik Indonesia. 2009.

Yusdianto. “Hubungan Kewenangan Pusat


dan Daerah Menurut Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014
Tentang Pemerintahan Daerah”.
Padjajaran Jurnal Ilmu Hukum. Vol.
2, No. 3, (2015).
DAFTAR PUSTAKA
BAB II Urusan Pemerintah Pasal 2.
Anom Wahyu Asmorojati. Hukum
Peraturan Pemerintah Republik
Pemerintahan Daerah dan Daerah
Indonesia Nomor 38 Tahun 2007.
Istimewa Yogyakarta dalam Bingkai
Tentang PEMBAGIAN URUSAN
NKRI. Kota Yogyakarta: UAD
PEMERINTAHAN ANTARA
PRESS. 2020.
PEMERINTAH PEMERINTAHAN
Bagir Manan. Hubungan antara Pusat dan DAERAH PROVINSI DAN
Daerah Menurut UUD 1945. Jakarta: PEMERINTAHAN DAERAH
Pusataka Sinar Harapan. 1994. KABUPATEN/KOTA.

Abdul Rauf. “Pembagian Kewenangan


Pemerintah Pusat-Daerah dalam
Syaukani. Otonomi Daerah dalam Kerangka G murtir jeddawi. Dinamika Hukum Tata
Negara Kesatuan. Yogyakarta: Pemerintahan yang Humanistik.
Pustaka Pelajar. 2009. Bandung: sketsa media. 2002.

Prisca O. Rumokoy. “Politik Hukum Irfan ulputty. Analisis pembanagunana


Desentralisasi Fiskal di Era Otonomi urusan pemerintahan umum.
Daerah”, Jurnal Hukum Universitas Bandung: Institut pemerintahan
Sam Ratulangi. Vol. 21, No. 33. dalam negeri. 2018.
(2013).

Aminuddin Ilmar. Hukum Tata


Pemerintahan. Jakarta: Kencana.
2014.

Ali Marwan HSB dan Elvyn Martha


Julianthy. “Pelaksanaan Kewenangan
Atribusi Pemerintahan Daerah
berdasarkan Undang-Undang No. 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah”. Jurnal Legislasi Indonesia.
Vol. 15, No. 2. (2018).

Dian Agung Wicaksono dan Faiz Rahman,


“Penafsiran terhadap Kewenangan
Mengatur Pemerintahan Daerah
dalam Melaksanakan Urusan
Pemerintahan melalui Pembentukan
Peraturan Daerah”. Jurnal NEGARA
HUKUM. Vol. 11, No. 2. (2020).

Penjelasan Atas Undang-Undang Nomor 23


Tahun 2014 tentang Pemerintahan,
I.Umum, angka 3.

Anda mungkin juga menyukai