Anda di halaman 1dari 12

ASAS ASAS PEMERINTAHAN DAERAH DI INDONESIA

Fakultas Syari’ah, Universitas Islam Negeri Salatiga, Jalan Nakula Sadewa V No. 9 Kota
Salatiga 50722

Oleh:
Muhammad Dliyaul Fajri, Nderek Beliau, Iga Muqtafio

ABSTRACT
This paper aims to explain and understand the four principles of local governance in
Indonesia, namely centralization, decentralization, deconcentration, and auxiliary tasks, and
identify the advantages and disadvantages of each principle. In a vast and diverse context
such as Indonesia, effective local governance arrangements are key in achieving equitable
development and strengthening national unity. This research uses an analytical descriptive
approach to elaborate the definition of each principle of local government, provide examples
of their application, and analyze their advantages and disadvantages based on relevant
literature and practices in the field. The results are expected to provide a deeper
understanding of how these principles are implemented in local government in Indonesia and
their implications for the effectiveness of public administration and community participation.
Keywords: Centralization, Decentralization, Deconcentration, Medebewind
ABSTRAK
Paper ini bertujuan untuk menjelaskan dan memahami empat asas pemerintahan
daerah di Indonesia, yaitu sentralisasi, desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantu,
serta mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan masing-masing asas tersebut. Dalam
konteks yang luas dan beragam seperti Indonesia, pengaturan pemerintahan daerah yang
efektif menjadi kunci dalam mencapai pembangunan yang merata dan memperkuat kesatuan
nasional. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif analitis untuk mengurai definisi
dari masing-masing asas pemerintahan daerah, memberikan contoh penerapannya, serta
menganalisis kelebihan dan kekurangan mereka berdasarkan literatur yang relevan dan
praktik yang terjadi di lapangan. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan pemahaman
yang lebih mendalam tentang bagaimana asas-asas ini diimplementasikan dalam
pemerintahan daerah di Indonesia dan implikasinya terhadap efektivitas administrasi publik
serta partisipasi masyarakat.
kata kunci : Sentralisasi, Desentralisasi, Dekonsentrasi, Tugas Pembantu
I. PENDAHULUAN kekuasaan eksekutif yang diserahkan
Indonesia merupakan negara kepada pemerintah kekuasaan legislatif
kesatuan yang memiliki bentuk negara kepada parlemen, dan kekuasaan yudikatif
yaitu Undang- Undang Dasar Negara kepada badan peradilan. sedangkan
Republik Indonesia (UUD 1945) yang pembagian secara vertikal adalah suatu
sampai kapanpun sepakat untuk tidak ada pembagian kekuasaan antara pemerintah
perubahan dan juga amandemen yang akan nasional atau pusat dengan satuan
diajukan. Banyaknya keanekaragaman pemerintah lainnya yang lebih rendah.
yang dimiliki oleh Negara Indonesia, Pembagian kekuasaan secara
sehingga memiliki banyak daerah daerah vertikal yang ada di Indonesia dapat dilihat
yang bahkan jika pemerintahan difokuskan secara jelas di dalam UUD 1945 pasal 1
kepada pusat maka kemungkinan besar ayat 1, pasal 4 ayat 1, dan juga didalam
akan terjadi adanya pelepasan daerah yang pasal 18 ayat 1. konsep dari pembagian
kemudian ingin memerdekakan dirinya kekuasan merupakan suatu konsep yang
sendiri. Dan lepas dari jangkauan dianut secara formal dan legal pada
Indonesia. Negara Kesatuan Republik Indonesia,
Maka dari itu butuh adanya dapat disimpulkan pula pembagian
Pembagian kekuasaan negara yang kekuasaan ini ada dua yaitu antara
nantinya diharapkan agar tidak adanya pemerintah pusat dan juga pemerintahan
kebertumpukan kekuasaan pada satu badan daerah.
saja. Dalam kekuasaannya negara hukum Dalam penyelenggaraan
terdiri atas 2 negara kesatuan, yang pemerintahan daerah tidak terlepas dari
pertama ada sentralisasi dan desentralisasi penyelenggaraan pemerintahan pusat,
serta negara federal yang kemudian terbagi karena pemerintahan daerah merupakan
lagi menjadi pemerintahan federal dan bagian dari penyelenggaraan pemerintahan
juga pemerintahan negara bagian. negara. Dengan demikian asas
Tatanan Teoritis atau biasa dikenal penyelenggaraan pemerintahan berlaku
dengan dengan adanya pembagian juga dalam penyelenggaraan pemerintahan
kekuasaan secara horizontal dan juga daerah, termasuk asas-asas
secara vertikal. pembagian kekuasaan penyelenggaraan pemerintah daerah sesuai
horizontal merupakan suatu pembagian dengan ketentuan peraturan
kekuasaan dalam suatu negara dibagi dan perundang-undangan tentang
juga diserahkan kepada tiga badan yang pemerintahan daerah.
memiliki kedudukan yang sejajar, yaitu
Selalu ada pasang surut dalam A. ASAS SENTRALISASI
pelaksanaan pemerintahan daerah, dengan Sentralisasi adalah sistem
sejumlah masalah otonomi dan hubungan manajemen yang memusatkan seluruh
kerja kelembagaan yang kurang sempurna wewenang sejumlah kecil manajer atau
antara pusat dan daerah. UU No. 11 belum yang berada di posisi puncak dalam
menyelesaikan masalah ini mengenai struktur organisasi kepada satu manajer
Pemerintahan Daerah (UU Pemda 2014), umum.Dalam bidang pemerintahan,
di mana hubungan antara pusat dan daerah pengertian sentralisasi adalah suatu sistem
malah dibuat semakin rumit. Hal ini pemerintahan saat segala kekuasaan dan
bertentangan dengan apa yang diharapkan wewenang dipegang oleh pemerintah
dari sebuah undang-undang, yaitu pusat. Dalam hal ini, pemerintah pusat
membangun legitimasi dan ketertiban adalah presiden dan kabinetnya. Menurut
melalui kompetensi. Desentralisasi dan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
otonomi daerah adalah dua prinsip sentralisasi adalah penyatuan segala
pemerintah daerah yang dimaksudkan sesuatu ke suatu tempat (daerah dan
untuk memberikan otoritas dan sebagainya) yang dianggap sebagai pusat.
kemandirian lebih kepada pemerintah Sederhananya, sentralisasi adalah sistem
daerah. Implementasi asas-asas ini belum pemerintah yang semua kekuasaan berada
selalu berjalan lancar di semua daerah, di pusat.
karena adanya perbedaan dalam Tujuan dari adanya sentralisasi
pemahaman dan bantuan dari pemerintah adalah : (a) Mencegah setiap daerah
tertinggi kepada daerah naungannya. menjadi mandiri yang berpotensi pada
Adanya keterlibatan pemerintah konflik kepentingan atau bahkan
daerah dalam penyelenggaraan memisahkan diri, (b) Memudahkan
urusan-urusan pemeritahan. untuk penerapan kebijakan umum dan
mengetahui asas asas penyelenggaraan pelaksanaannya di setiap daerah, (c)
pemerintahan daerah dapat dilihat dari Memudahkan dan mempercepat proses
berbagai pengaturan dan juga doktrin pengambilan keputusan yang secara tidak
doktrin yang ada. Beberapa asas itu langsung menunjukkan suatu
dikenal dengan penyelenggaraan kepemimpinan yang kuat.1
pemerintahan yaitu: asas sentralisasi, asas
1
desentralisasi, asas dekonsentrasi dan juga Meilani Teniwut, Asas Sentralisasi dan
Desentralisasi,
tugas pembantu. https://mediaindonesia.com/humaniora/556246/pen
gertian-dan-perbedaan-sentralisasi-dan-desentralisa
II. PEMBAHASAN si. di akses pad tanggal 14 maret 2023
Dalam penerapannya asas sentrliasi Contoh penerapan asas sentralisasi
memiliki kelebihan yaitu: (a) menjadi di Indonesia juga dapat dirasakan
landasan kesatuan kebijakan lembaga atau diantaranya seperti : (a) Lembaga
masyarakat, (b) dapat mencegah nafsu Keamanan Negara yaitu TNI (Tentara
memisahkan diri dari negara dan dapat Nasional Indonesia) yang melakukan
meningkatkan rasa persatuan, (c) perlindungan pada Indonesia di tiga titik
meningkatkan rasa persamaan dalam yaitu darat, laut dan juga udara, (b) Bank
perundang-undangan, pemerintahan dan Indonesia (BI) sebagai pusat pengaturan
pengadilan sepanjang meliputi seluruh kebijakan moneter dan juga fiskal,
kepentingan seluruh wilayah dan bersifat (c) Pada sistem pemerintahan lama
serupa, (d) terdapat hasrat lebih Indonesia di era Orde Baru yang
mengutamakan umum daripada menempatkan seluruh kekuasaan di
kepentingan daerah, golongan atau pemerintah pusat.4
perorangan, masalah keperluan umum B. ASAS DESENTRALISASI
menjadi beban merata dari seluruh pihak, Lahirnya konsep desentralisasi
(e) tenaga yang lemah dapat dihimpun merupakan upaya untuk mewujudkan
menjadi suatu kekuatan yang besar, (f) seuatu pemerintahan yang demokratis dan
meningkatkan daya guna dan hasil guna mengakhiri pemerintahan yang
dalam penyelenggaraan pemerintahan sentralistik. Pemerintahan sentralistik
meskipun hal tersebut belum merupakan menjadi tidak populer karena telah dinilai
suatu kepastian. 2 tidak mampu memahami dan memberikan
Selain itu asas sentralisasi juga penilaian yang tepat atas nilai-nilai yang
memiliki kekurangan sebagai berikut : (a) hidup dan berkembang di daerah.
mengakibatkan terbengkalainya Desentralisasi adalah pembentukan
urusan-urusan pemerintahan yang jauh daerah otonom dengan kekuasaan
dari pusat, (b) menyuburkan tumbuhnya kekuasaan tertentu dan bidang-bidang
birokrasi (dalam arti negatif) dalam kegiatan tertentu yang diselenggarakan
pemerintahan, (c) memberatkan tugas dan berdasarkan pertimbangan, inisiatif, dan
tanggungjawab pemerintah pusat .3 administrasi sendiri, sehingga akan

2
dijumpai proses pembentukan daerah yang
Muhammad Fauzan, Hukum Pemerintahan
Daerah Kajian tentang Hubungan Keuangan antara berhak mengatur kepentingan daerahnya.
Pusat dan Daerah.( Yogyakarta:UII PRESS 2006),
h. 68 Ketika dilihat dari segi aspek
3
S.H. Sarundajang, Babak Baru Sistem
Pemerintahan Daerah.( Jakarta : Kata Hasta, 2005),
4
h. 56 Meilani Teniwut, Op.Cit
pemberin wewenang, maka desentralisasi pemusatan kekuasaan. Ini memungkinkan
akan memberikan wewenang kepada respon yang lebih cepat terhadap
pemerintah daerah untuk melaksanakan kebutuhan masyarakat, (b) Efektivitas
atau menangani urusan urusan Birokrasi: Desentralisasi meningkatkan
pemerintahan tertentu sebagai urusan efektivitas birokrasi. Lebih jauh lagi, ini
rumah tangga sendiri. seperti yang dapat memberikan keuntungan bagi
diharapkan dengan diselenggarakan asas organisasi partisipatif, (c) Inovasi:
desentralisasi sebagai berikut: (a) dalam Khususnya bagi pemerintah daerah yang
rangka peningkatan efesiensi dan diberi wewenang, desentralisasi dapat
efektivitas penyelenggaraan pemerintahan, mendorong inovasi, terutama dalam hal
(b) sebagai wahana pendidikan politik pelayanan publik, (d) Etos Kerja :
masyarakat di daerah, (c) dalam rangka Desentralisasi menghasilkan etos kerja
memelihara keutuhan negara kesatuan atau yang lebih tinggi, memperkuat komitmen,
integrasi nasional, (d) untuk mewujudkan dan meningkatkan produktivitas.
demokrasi dalam penyelenggaraan Disamping kelebihan kelebihan
pemerintahan yang dimulai dari daerah, (e) tadi, dalam desentralisasi juga terdapat
guna memberikan peluang bagi banyak kelemahan kelemahan yang
masyarakat untuk membentuk karir dalam tentunya wajib diantisipasi dalam
bidang politik dan pemerintahan, (f) pelaksanaanya seperti: (a) Biaya Besar :
sebagai wahana yang diperlukan untuk Implementasi desentralisasi memerlukan
memberikan peluang bagi masyarakat biaya yang signifikan, (b) Sifat
untuk berpartisipasi dalam proses Kedaerahan: Desentralisasi dapat
perencanaan dan pelaksanaan memunculkan sifat kedaerahan, yang dapat
pemerintahan, (g) sebagai sarana yang mengganggu keserasian tujuan nasional,
diperlukan untuk mempercepat (c) Waktu Perundingan: Proses
pembangunan di daerah. guna perundingan antara pemerintah pusat dan
mewujudkan pemerintahan yang bersih daerah memerlukan waktu yang cukup
5
dan berwibawa lama, (d) Potensi Penyalahgunaan
Beberapa kelebihan desentralisasi Wewenang Desentralisasi membuka
yang dapat dikemukakan: (a) Fleksibilitas: peluang untuk penyalahgunaan wewenang
Desentralisasi jauh lebih fleksibel daripada di tingkat daerah.6

5 6
Syaukani, Manullang,M, Kuhn Thomas, Otonomi Eka Suaib dan La Husen Zuada. 2015. Fenomena
Daerah dalam Negara Kesatuan, ( Jakarta: Pustaka Bosisme Lokal di Era Desentralisasi: Studi
Pelajar, 2004), h. 67 Hagemoni Politik Nur Alam di Sulawesi Tenggara.
Dengan memperhatikan adanya Otonomi Khusus: Beberapa daerah juga
kelebihan dan juga kekuarangan dari asas menerima dana istimewa atau dana
desentralisasi ini memberikan beberapa otonomi khusus dari pemerintah pusat.
terapan didalamnya seperti : (a) Dana ini digunakan untuk mempercepat
Manajemen Berbasis Sekolah : Dalam pembangunan dan memajukan daerah
sektor pendidikan, desentralisasi secara mandiri. Contoh penerapan
memungkinkan lembaga pendidikan, desentralisasi ini adalah melalui alokasi
seperti sekolah, untuk mengambil dana khusus untuk daerah tertentu. (e)
keputusan secara mandiri. Konsep ini Pilkada: Pelaksanaan pemilihan kepala
diterapkan melalui manajemen berbasis daerah (Pilkada) merupakan contoh nyata
sekolah, di mana sekolah memiliki dari desentralisasi. Pemilihan kepala
otonomi dalam mengatur program daerah dilakukan oleh masyarakat
pembelajaran, pengelolaan sumber daya, setempat, dan hasilnya memengaruhi
dan pengambilan keputusan yang sesuai kebijakan dan pengelolaan daerah secara
dengan kebutuhan local. (b) Pemekaran langsung. (f) Pembentukan Perda:
Daerah : Desentralisasi memungkinkan Pemerintah daerah memiliki kewenangan
pembentukan daerah otonom baru melalui untuk mengeluarkan Peraturan Daerah
pemekaran. Contohnya adalah pemekaran (Perda) yang mengatur berbagai aspek
kabupaten atau kota menjadi dua atau kehidupan di wilayah mereka. Contoh
lebih wilayah administratif yang lebih penerapan asas desentralisasi ini adalah
kecil. Ini bertujuan untuk lebih efektif melalui pembentukan Perda yang sesuai
mengurus urusan pemerintahan di tingkat dengan kebutuhan dan karakteristik
local. (c) Penetapan Daerah Otonomi daerah7
Khusus (Otsus): Beberapa daerah di C. ASAS DEKONSENTRASI
Indonesia, seperti Papua dan Aceh,
Ketika pelimpahan wewenang yang
memiliki status otonomi khusus. Ini berarti
kemudian tidak dianggap sebagai bagaian
mereka memiliki kewenangan lebih besar
dari desetralisasi, dalam artian yang luas.
dalam mengatur urusan pemerintahan dan
Maka Dekonsetrasi diasosiasikan sebagai
keuangan mereka sendiri. Contoh
kebalikan dari desentralisasi dalam artian
penerapan asas desentralisasi ini adalah
lebih menekankan pada distribusi
melalui pengaturan Otsus di daerah-daerah
7
tersebut (d) Dana Istimewa atau Dana Abdul rozaq “Pengertian Desentralisasi, Macam,
Tujuan, dan Contohnya”,
https://dosenppkn.com/pengertian-desentralisasi/#g
Jurnal Penelitian Politik LIPI, Sulawesi Tenggara oogle_vignette, diakses pada tanggal 14 Maret
Volume 12 No. 2 2024.
kekuasaan pusat yang memperkuat dan merupakan pelengkap negara dalam
menstabilkan kekuasan pusat di daerah. tingkatan lebih kepada bawahannya guna
Dekonsentrasi sendiri diletakkan pada untuk melancarkan pekerjaan didalam
wilayah wilayah provinsi dan dalam melaksanakan tugas pemerintahan, seperti
kedudukannya sebagai wilayah halnya dalam pelimpahan kekuasaaan
administrasi untuk kemudian wewenang menteri kepada gubernur,
melaksanakan kewenangan pemerintahan gubernur kepada bupati/ Wali Kota, hingga
yang dilimpahkan kepada gubernur seterusnya. 9
sebagai wakil dari pemerintahan tingkat Sesuai dengan UU no.5 (F) tahun
provinsi. menurut Smit kebijakan 1974, menyatakan bahwa “ Dekonsentrasi
dekonsentrasi disebut juga dengan Feld adalah suatu pelimpahan wewenang dari
Administration. memiliki arti bahwa ada pemerintahan atau kepala wilayah atau
dua cara agar dapat terbentuknya wilayah atasan Instansi Vertikal tingakat atas
pemerintahan yang harus ditempuh oleh kepada pejabata pejabat daerahnya” .
pemerintah pusat. ketika suatu wilayah selain itu tertulis juga dalam UU no.22
hanya diberikan tanggung jawab untuk tahun 1999 menyatakan bahwa
melaksanakan suatu kewenangan tertentu “dekonsentrasi merupakan pelipahan
saja maka unit tersebut maka dinamakan wewenang dari gubernur sebagai wakil
Functional Field Administrasion. pemerintahan dan atau perangkat pusat
sedangkan unit wilayah yang diberi daerah”. sedangkan dalam UU no.32
tanggung jawab untuk kemudian tahun 2004 Pasal 1 Ayat 8 menjelaskan
melakukan berbagai kewenagan pusat Dekonsetnrasi adalah pelimpahan
yang ada di daerah (multi functions) maka wewenang pemerintahan oleh pemerintah
unit tersebut dinamakan dengan Integrated kepada Gubernur sebagi wakil dari
Field Administration.8 pemerintah dan/ kepada instansi vertikal
Jika dilihat dari sisi duwilayah tertentu.10
keTatanegaraan Menurut R.D.H Dekonsentrasi merupakan
Koesoemahatmadja beliau memberikan perangkat yang tetap akan dibutuhkan
sebuah garis batasan mengenai apa yang dalam proses penyelenggraan pemerinthan
dimaksud dengan dekonstentrasi terlebih pada negara kesatuaan. Karena
merupakan pelimpahan wewenang yang Asas ini memiliki Kelebihan yaitu (a)

9
R.D.H. Koesoemahatmadja, Pengantar Ke Arah
8
Andi Pitono, Asas Demokrasi dan Asas Tugas SIstem Pemerintahan Daerah Di Indonesia,
Pembantuan dalam Penyelenggaraan Pemerintahan, (Bandung: Bina Cipta, 1979), h.14
10
Jurnal Kebijakan Publik, vol. 3 no1, 2012, h.104 Muhammad Fauzan,Op.Cit, h.41
Dapat mengurangi keluhan-keluhan yang right place karena dana dekonsentrasi
terjadi didaerah, dan protes- protes dalam harus dipersiapkan dan
kebijaksanaan pemerintah pusat, (b) aparat dipertanggungjawabkan sesuai dengan
dekonsentrasi dapat membantu pemerintah jenis pekerjaan, dan kondisi ini
dalam merumuskan perencanaan dan membutuhkan profesionalisme dalam
pelaksanaan melalui aliran informasi yang bekerja. (d) standar dana yang tidak
lebih intensif yang disampaikan dari proporsional antara pemerintah pusat
daerah kepada pusat. (c) dekonsentrasi dengan pemerintah daerah, (e) adanya
memiliki intraksi secara langsung baik dari kebutuhan dana yang lebih besar guna
pemerintah pusat maupun dari rakyat yang untuk melakukan pemekaran daerah, (f)
berada di daerah. Sesuai juga dengan apa adanya kesulitan pegawai dalam sistem
yang menjadi acuan dalam UU no.20 sepaatis dalam integritas sistem, (g) selain
tahun 1999 adalah untuk menjaga agar itu juga adanya masalah kebijakn
hubungan yang serasi antara pusat dan pemerintah kepada pemerintah daerah
daerah, untuk melaksanakan tugas tugas yang sangat sulit, terutama dalam masalah
pemerintah tertentu.11 koordinasi dan sinkronisasi. 12
Disamping adanya kelebihan Dalam Asas ini juga dapat
kelebihan yang dimiliki oleh asas ditemukan dalam beberapa kegiatan
dekonsentrasi tentunya juga memiliki kegiatan yang ada disekitar contohnya
masalah masalah tersendiri : (a) adanya ketika adanya pelayanan publik dimana
overlaping kewenangan dan urusan antara pemerintah daerah diberikan wewenang
tugas pemerintahan pusat dengan untuk menyediakan pelayanan, sesuai
pemerintahan yang ada didaerah, (b) Dana dengan kebutuhan karakteristik
yang dihasilkan atas adanya dekonsentrasi masyarakat setempat. selain itu juga dalam
lebih sulit untuk dipertanggungjawabkan pengawasan dan juga pembinaan dimana
mengenaai kewenangan yang kemudian meskipun pemerintah pusat tetap
menjadi urusan atau tugas dan fungsi bertanggung jawab atas pengawasan dan
fungsi yang melekat pada badan badan juga pembinaan pemerintah daerah, asas
ataupun lembaga lembaga yang lebih dekonsentrasi ini juga memungkinkan
tinggi ataupun kepada yang lebih rendah untuk mengambil keputusan lebih mandiri
sebagai penerima kegiatan dekonsentrasi, tanpa menggantungkan adanya otoritas
(c) adanya masalah the right man on the 12
Rahyunir Rauf, Asas Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Dekonsentrasi,
Desentralisasi, Dan Tugas Pembantunya),
11
Ibid, h. 55 (Yogyakarta : Nusamedia, 2018), h.65-67
yang diturunkan dari pusat. selanjutnya dan/atau pemerintah desa didanai dari
ada wewenang administratif dimana APBN bagian anggaran
pemerintah pusat dapat memberikan kementerian/lembaga melalui dana tugas
sebuah delegasi kepada pemerintah daerah pembantuan. Urusan pemerintahan yang
untuk menjalankan tugas tugas tertentu ditugaskan dari pemerintah provinsi
(pelayanan kesehatan, perencanaan kepada pemerintah kabupaten/kota
pembangunan, pengelolaan sumber daya dan/atau pemerintah desa didanai dari
alam)13 APBD provinsi. Urusan pemerintahan
D. TUGAS PEMBANTU yang ditugaskan dari pemerintah
Tugas Pembantuan adalah istilah kabupaten/kota kepada pemerintah desa
yang digunakan untuk menyebut tugas didanai dari APBD kabupaten/kota.15
yang dihibahkan oleh Lembaga pusat Pendanaan dalam rangka tugas
kepada daerah-daerah di bawahnya dalam pembantuan dialokasikan untuk kegiatan
bentuk bantuan-bantuan yang menunjang yang bersifat fisik. Semua barang yang
berjalannya tanggung jawab pemerintah. dibeli atau diperoleh dari pelaksanaan dana
Penerima tugas diwajibkan untuk tugas pembantuan merupakan barang milik
memberikan rincian pelaksanaan tugas dan negara. Barang milik negara dapat
meminta pertanggungjawaban kepada dihibahkan kepada daerah. Penghibahan,
pemberi tugas. Pada paragraf pertama penatausahaan, penggunaan dan
Peraturan Nomor: Tugas pembantuan pemanfaatan barang dalam Pasal 57 ayat
didefinisikan sebagai pemerintah pusat (2) PP 7/2008, merupakan bagian yang
memberikan kewajiban terhadap daerah tidak terpisahkan dari pengelolaan barang
otonom untuk melaksanakan beberapa milik negara/daerah16
tugas pusat yang sesuai berdasarkan Pasal Arah pemberian tugas pembantuan
23 Undang-Undang Pemerintah Daerah menurut Undang-Undang Nomor 32
tahun 2014.14 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
Urusan pemerintahan yang dapat adalah sebagai berikut: (a) Pemerintah
ditugaskan dari Pemerintah kepada Pusat dapat memberi tugas pembantuan
pemerintah provinsi atau kabupaten/kota kepada daerah (Propinsi, Kabupaten/ Kota)
13
Tim PKP2A III LAN, Kewenangan dan Desa (b) Pemerintah Propinsi dapat
Dekonsentrasi dalam Penyelenggaraan Otonomi
memberi tugas pembantuan kepada
Daerah dan Permasalahan Penyelenggaraannya Di
Daerah, Jurnal Borneo Administrator, Vol. 4 no.1, Kabupaten/ Kota dan Desa; (c) Kabupaten
h.9
14
Djaenuri dan Enceng. (2012). Konsep-Konsep
15
Dasar Pemerintah Daerah. Jurnal Sistem Ibid, h.30
16
Pemerintah Daerah, vol.1 no.49, h.45 Ibid.
dapat memberi tugas pembantuan kepada baik jika ditugaskan khusus pada pihak
Desa, sedangkan Kota dapat memberi pemerintah daerah.19
tugas pembantuan kepada Desa apabila di
Penerapan asas ini harus dilakukan
wilayah Kota terdapat Desa.17
dengan pertimbangan yang matang untuk
Adanya tugas pembantu juga
memastikan bahwa tugas tersebut
memiliki beberapa keunggulan dibandin
didelegasikan kepada orang yang tepat
yang lain antaranya seperti : (a) Mampu
dengan sumber daya yang memadai untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas
menyelesaikannya. (a) Dana Bantuan
penyelenggaraan pembangunan dan juga
Operasional Kesehatan. Bantuan
pelaksanaan pelayanan umum untuk
Operasional Kesehatan (BOK) yang
masyarakat luas. (b)Mampu melancarkan
merupakan bantuan pemerintah pusat
terlaksananya tugas dan juga
kepada pemerintah daerah untuk
mempermudah masalah terselesaikan
mendukung operasional puskesmas, saat
dengan memberikan bantuan dalam
ini telah memasuki tahun ke-7. (b)
mengembangkan proses pembangunan
Pembangunan Pasar dan/atau
daerah termasuk desa menggunakan
Pengembangan Pasar Termasuk Renovasi.
pendekatan karakteristik dan potensinya.18
Hal ini mengacu pada Peraturan Menteri
Adanya keterbatasan kemampuan Perdagangan nomor
pemerintah pusat maupun pemerintah 42/M-DaG/PER/10/2010 Tahun 2010
daerah sehingga program ini seringkali tak tentang Pengelolaan Kegiatan
berjalan optimal. Suatu urusan cenderung Pembangunan dan Pengembangan Sarana
sulit terlaksana secara maksimal jika tak Distribusi Melalui Dana Tugas
mengikutsertakan pihak dari pemerintah Pembantuan. Dalam hal ini Mendag
daerah. Oleh karena kebutuhan masyarakat menugaskan kepada gubernur atau
yang dinamis dan terus berkembang maka bupati/wali kota untuk melaksanakan
urusan pemerintahan jauh lebih berdaya kegiatan pembangunan dan pengembangan
guna dengan tingkat keberhasilan yang sarana distribusi (pasar), melalui tugas
pembantuan bidang perdagangan. 20

III. PENUTUP
17
Sadu Wasistiono, Etin Indrayani, dan Andi
Pitono, Memahami Asas Tugas Pembantuan,
(Bandung: Fokus Media, 2006), h. 2.
18
Yusdianto, Hubungan Kewenangan Pusat dan
Daerah Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun
19
2014 tentang Pemerintahan Daerah. Jurnal Ilmu Ibid.
20
Hukum,2015, vol.2 no.3, h. 489: Muhammad Fauzan, op.cit, h.78
Indonesia, sebagai negara kesatuan Harapan yang disampaikan melalui
dengan keragaman besar, membutuhkan paper ini adalah untuk memberikan
pembagian kekuasaan untuk mencegah rekomendasi kebijakan yang dapat
perpecahan dan memperkuat bhineka meningkatkan sinergi antara pemerintah
tunggal ika. Menurut pasal 18 UUD RI pusat dan daerah dalam rangka
1945 sebelum amandemen, pemerintah memaksimalkan pelayanan kepada
daerah diberi otonomi untuk mengatur masyarakat. Dengan memahami kelebihan
urusan lokal, berlandaskan pada prinsip dan kekurangan dari setiap asas
sentralisasi, desentralisasi, dekonsentrasi, pemerintahan daerah, diharapkan dapat
dan tugas pembantu. ditemukan formula yang paling sesuai
untuk diterapkan di berbagai daerah di
Sentralisasi, di mana pemerintah
Indonesia, mengingat keragaman geografis
pusat memegang kekuasaan, dapat
dan sosial budaya yang dimiliki. Penelitian
mencegah konflik tetapi kurang cocok
ini juga berharap dapat menjadi referensi
untuk Indonesia karena mengurangi
bagi pembuat kebijakan dalam mengambil
partisipasi publik dan tidak sesuai dengan
keputusan yang berpihak pada peningkatan
keragamannya. Desentralisasi
kesejahteraan masyarakat, efisiensi
memungkinkan otonomi daerah dengan
administrasi, dan penguatan demokrasi
kekuasaan tertentu, mengurangi birokrasi
lokal.
buruk namun bisa membuat pengambilan
keputusan menjadi bertele-tele. DAFTAR PUSTAKA
Dekonsentrasi adalah pelimpahan
Enceng, and Djaenuri. “Konsep-Konsep
wewenang pemerintah pusat ke daerah,
Dasar Pemerintah Daerah.” Jurnal
meningkatkan kontak langsung dengan
Sistem Pemerintah Daerah, vol. 1,
rakyat tetapi menyulitkan koordinasi.
no. no.49, 2012, pp. 20-67.
Tugas pembantuan adalah ketika
Fauzan, Muhammad. Muhammad Fauzan,
pemerintah pusat menugaskan daerah
Hukum Pemerintahan Daerah
otonom untuk melaksanakan tugas
Kajian tentang Hubungan
tertentu, meningkatkan efisiensi
Keuangan antara Pusat dan
pembangunan dan pelayanan publik
Daerah. Yogyakarta, UII PRESS,
namun terkadang terhambat oleh
2006.
keterbatasan kemampuan pemerintah.
Koesoemahatmadja, R.D.H. Pengantar Ke
Arah SIstem Pemerintahan Daerah
Di Indonesia. Bandung, Bina Desentralisasi.” Media Indonesia, 7
Cipta, 1979. February 2023,
Pitono, Andi. “Asas Demokrasi dan Asas https://mediaindonesia.com/humani
Tugas Pembantuan dalam ora/556246/pengertian-dan-perbed
Penyelenggaraan Pemerintahan.” aan-sentralisasi-dan-desentralisasi.
Jurnal Kebijakan Publik, vol. 3, Accessed 19 March 2024.
no. 01, 2012, p. 104. Tim PKP2A III LAN. “Kewenangan
Rauf, Rahayunir. Asas Penyelenggaraan Dekonsentrasi dalam
Pemerintahan Daerah Penyelenggaraan Otonomi Daerah
(Dekonsentrasi, Desentralisasi, dan Permasalahan
Dan Tugas Pembantunya). Penyelenggaraannya Di Daerah.”
Yogyakarta, Nusa Media, 2018. Jurnal Borneo Administrator, vol.
Rozaq, Abdul. “Pengertian Desentralisasi, 4, no. no.1, 2008, pp. 1-15.
Macam, Tujuan, dan Contohnya.” Wasistiono, Sadu, et al. Memahami Asas
DosenPPKN.Com, 18 January Tugas Pembantuan. Bandung,
2024, Fokus Media, 2006.
https://dosenppkn.com/pengertian- Yusdianto. “Hubungan Kewenangan Pusat
desentralisasi/#google_vignette. dan Daerah Menurut
Accessed 19 March 2024. Undang-Undang Nomor 23 Tahun
Sarundajang, S.H. Babal Baru Sistem 2014 tentang Pemerintahan
Pemerinthan Daerah. Jakarta, Kata Daerah.” Jurnal Ilmu Hukum, vol.
Harsa, 2005. 2, no. no.3, 2014, pp. 478-492.
Suaib, Eka, and La Husen Zuada.
“Fenomena Bosisme Lokal di Era
Desentralisasi: Studi Hagemoni
Politik Nur Alam di Sulawesi
Tenggara.” Jurnal Penelitian
Politik LIPI, vol. 12, no. 2.
Syaukani Manullang, and Kuhn Thomas.
Otonomi Daerah dalam Negara
Kesatuan. Jakarta, Pustaka Pelajar,
2004.
Teniwut, Meilani. “Pengertian dan
Perbedaan Sentralisasi dan

Anda mungkin juga menyukai