proposal penelitian
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
itu sendiri. Prinsip pada negara kesatuan ialah bahwa yang memegang
5
proposal penelitian
1
pemerintah pusat (central government), tanpa adanya gangguan oleh
(local government).1
1
Kewenangan “zelfwetgeving” diberikan batasan pengertian sebagai kewenangan daerah
membentuk peraturan perundang-undangan sendiri. Kewenangan “zelfbestuur” diartikan sebagai
salah satu usaha pemerintah dalam mengambil tindakan buat melayani kesejahteraan umum,
bahwa “Zelfbestuur” adalah kewenangan untuk melakukan pemerintahan sendiri. Berkaitan dengan
sentralisasi dan desentralisasi.
proposal penelitian 52
fungsional. Satuan-satuan pemerintahan yang lebih rendah diserahi dan
kewenangan pada daerah otonom yang diberikan otonomi yang luas dan
pakar dalam mengkaji dan melihat penerapan asas ini dalam pelaksanaan
proposal penelitian 53
kewenangan dan kekuasaan; (2) desentralisasi sebagai pelimpahan
kekuasaan atau wewenang ini terjadi bukan dari pemerintah pusat, tetapi
dari badan yang lebih tinggi kepada badan yang lebih rendah. Dalam arti
proposal penelitian 54
administrasi/pemerintah kepada yang lain; (2) penjabat yang
keputusan atau isi keputusan itu; serta (4) penjabat yang menyerahkan
proposal penelitian 55
pemerintahan diartikan sebagai pelimpahan wewenang pemerintah pusat
kekuasaan perundangan.8
pusat.
8
Ateng Sjafruddin, Pemerintah Daerah dan Pembangunan, (Bandung : Sumur Press, 1973),
hlm. 8-9.
proposal penelitian 56
pelayanan masyarakat disetiap daerah. Konsensus yang tercipta
Hal ini merupakan amanat tertulis dan tidak tertulis dalam penyusunan
proposal penelitian 57
pemberian delegasi kepada alat perlengkapan dari lembaga hukum publik
dari tingkat tertinggi ke tingkat yang lebih rendah dalam hierarkhi territorial
negara (... that decentralization involves one or mare division of the state’s
proposal penelitian 58
formally constitued local authority. Secara singkat, desentralisasi
wewenang.
lebih efisien dan efektif dalam hal locally specific plans, inter-
10
Benyamin Hoessein, 1999, Hubungan Penyelenggaraan Pemerintahan Pusat dengan
Pemerintahan Daerah, Artikel, Jurnal Bisnis dan Birokrasi No. 1/Vol. I.
proposal penelitian 59
organizational coordination, experimentation and innovation, motivation of
serta menjalankan peraturan yang dibuat oleh dewan yang lebih tinggi.
11
Mark Turner & David Hulme, “Governance, Administration and Development”, (New York,
MacMillan Press Ltd., 1997), hlm. 72.
12
Dany Burns et.al, The Politic of Decentralisation revitalising local democracy, 1st,
(Houndmills, Published The Mcmillan Press Ltd. 1994), hlm. 4. Lihat Jon Pierre dan B.Guy Peters,
Governance, Politics and the State, 1st, (New York, Published Martin’s Press, 2000), hlm. 1.
13
Yamin, Proklamasi dan Konstitusi Republik Indonesia (cet.IV), (Jakarta, Djambatan, 1960),
hlm. 168.
proposal penelitian 60
karena konstitusi disusun dalam kerangka negara kesatuan harus
negara kesatuan.
jenis fungsinya.
14
Bayu Surianingrat, Desentralisasi dan Dekonsentrasi Pemerintahan di Indonesia Suatu
Analisis, Jilid I, (Jakarta, Dewaruci Press, 1981), hlm. 6-7.
proposal penelitian 61
yang berbeda. Kaidah yang berlaku sah untuk seluruh wilayah negara
disebut kaidah sentral (central norms) dan yang berlaku pada wilayah
untuk mengatur rumah tangganya sebab kaidah hukum yang berlaku sah
kaidah hukum.
proposal penelitian 62
keputusan pusat lainnya yang tidak berbentuk peraturan, yang tidak dapat
keputusan pusat lainnya yang tidak berbentuk peraturan, yang tidak dapat
proposal penelitian 63
penyerahan sebagian dari kekuasaan pemerintah pusat pada alat-alat
sendiri.15
15
Ateng Syafruddin, Titik Berat Otonomi Daerah pada Daerah Tingkat II dan
Perkembangannya, (Bandung, Mandar Maju, 1991), hlm. 4.
proposal penelitian 64
atau badan nasional yang sektoral. Menurut Kartasapoetra, dekonsentrasi
“public coorporation”.
proposal penelitian 65
negara di pusat kepada instansi bawahan, guna melaksanakan pekerjaan
sekarang ini, antara lain UU No. 1 Tahun 1945, UU No. 22 Tahun 1948,
1965 tidak menegaskan secara jelas dan eksplisit dalam batang tubuhnya,
proposal penelitian 66
adalah tugas melaksanakan peraturan perundang-undangan tingkat lebih
atas tingkatannya.19
pemerintah kepada daerah dan desa dan dari daerah ke desa untuk
17
Lihat makna yang termaktub dalam Pasal 24 dan Pasal 25 UU No. 22 Tahun 1948.
18
Lihat makna yang termaktub dalam Pasal 32 UU No. 1 Tahun 1957.
19
Lihat makna yang termaktub dalam Pasal 48 UU No. 18 Tahun 1965.
20
Lihat makna yang termaktub dalam Pasal 1 Hurup (d) UU No. 5 Tahun 1974.
21
UU No. 22 Tahun 1999 menegaskan dalam Bab I Pasal 1 hurup g bahwa tugas
pembantuan adalah penugasan dari pemerintah kepada daerah dan desa dan dari daerah ke desa
untuk melaksanakan tugas tertentu yang disertai pembiayaan, sarana dan prasarana serta sumber
daya manusia dengan kewajiban melaporkan pelaksanaanaya dan mempertanggung jawabkannya
kepada yang menugaskan. UU No. 32 Tahun 2004 menegaskan dalam Bab I Pasal 1 point 9
bahwa Tugas pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan/atau desa dari
pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa serta dari pemerintah kabupaten/kota
kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu..
proposal penelitian 67
Dari paparan pengertian tugas pembantuan yang termaktub dalam
hukum, maka yang lebih tepat adalah kaidah tugas pembantuan yang
22
Lihat makna yang termaktub dalam UU No. 5 Tahun 1974 Pasal 12 ayat (1) dan (2)
disebutkan bahwa : a) dengan peraturan perundang-undangan, pemerintah dapat menugaskan
kepada pemerintah daerah untuk melaksanakan urusan tugas pembantuan; b) dengan praturan
daerah, pemerintah Dati I dapat menugaskan kepada pemerintah Dati II untuk melaksanakan tugas
pembantuan.
23
Penjelasan UU No. 5 Tahun 1974, menyebutkan : bahwa tidak semua urusan pemerintahan
dapat diserahkan kepada daerah menjadi urusan rumah tangganya. Jadi beberapa urusan
pemerintahan masih tetap merupakan urusan pemerintah pusat. Akan tetapi adalah berat sekali
bagi pemerintah pusat untuk menyelenggarakan seluruh urusan pemerintahan di daerah yang
masih menjadi wewenang dan tanggungjawabnya itu atas dasar dekonsentrasi, mengingat
terbatasnya kemampuan perangkat pemerintah pusat di daerah. Dan juga ditinjau dari segi
dayaguna dan hasil guna adalah kurang dapat dipertanggungjawabkan apabila semua urusan
pemerintah pusat di daerah harus dilaksanakan sendiri oleh perangkatnya di daerah karena hal itu
akan memerlukan tenaga dan biaya yang sangat besar jumlahnya. Lagi pula, mengingat sifatnya
berbagai urusan sulit untuk dapat dilaksanakan dengan baik tanpa ikut sertanya pemerintah daerah
yang bersngkutan.
proposal penelitian 68
bentuk penugasan yang diatur dengan peraturan perundang-undangan; c)
bersangkutan; (2) tidak ada perbedaan pokok antara otonomi dan tugas
proposal penelitian 69
(membuat perda), juga mencakup zelfbestuur (pemerintahan sendiri). Van
boleh diatur dan diurus secara bebas dan mandiri itu, menjadi
image bakal munculnya ide negara bagian dalam negara federasi (federal
negara federal.
proposal penelitian 70
Di sisi lain, Soehino berpandangan bahwa cakupan otonomi
24
Soehino, Perkembangan Pemerintahan di Daerah, (Yokyakarta, Liberty, 1980), hlm 50. M.
Nasroen, Masalah-Masalah Sekitar Otonomi Daerah, (Jakarta, Wolters, 1951), hlm. 28.
proposal penelitian 71
tidaklah dapat menapikan wadah negara kesatuan. Makna otonomi yang
hal dan masalah-masalah yang harus diatur pemerintah pusat itu sendiri
dan segala sesuatu yang tidak termasuk keharusan itu, pada pokoknya
defenisi yang sah bahwa mengurus dan mengatur rumah tangga otonomi
(tiga) hal, yaitu harus serasi dengan pembinaan politik dan kesatuan
pusat dan daerah atas dasar keutuhan negara kesatuan; harus dapat
proposal penelitian 72
secara sistematik, tujuan dan cita-cita pelaksanaan pemerintahan di
tidak hanya ada pada pucuk pemerintahan negeri, melainkan juga pada
(menjalankan peraturan yang dibuat oleh dewan yang lebih tinggi). Hal ini
menjadi penting, karena keperluan tiap tempat dalam satu negeri tidak
25
Mohammad Hatta, Ke Arah Indonesia Merdeka, Jilid I, (Jakarta, Bulan Bintang, 1976), hlm.
103. Amrah Muslimin, Ikhtisar Perkembangan Otonomi Daerah 1903-1978, (Jakarta, Djambatan,
1960), hlm. 15, 16.
proposal penelitian 73
tertentu (sama desentralisasi territorial), fungsional (sama yang lain) dan
pemerintahan daerah.
proposal penelitian 74
lokal mempunyai satu dari dua arti, yaitu (1) pemerintahan dari semua
bagian dari negara dengan memakai alat-alat lokal yang disetujui dan
bagian dari sistim sentralisasi, disebut pemerintahan negara local dan (2)
Tata
Kepemerintahan yang baik merupakan isu sentral yang paling
proposal penelitian 75
pemerintahan agar tidak melenceng dari tujuan semula. Tuntutan untuk
yang baru, melainkan suatu asas atau prinsip yang telah berusia ratusan
masyarakat. 27
kegiatan, atau prose, dan system, tetapi juga berarti cara kekuasaan
26
Sadu Wasistiono, 2003, Kapita Selekta Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah,
Bandung: Fokus Media, Hal. 23
27
Kasman Abdullah. 2002. Penyelenggaraan Pemerintahan Dalam Konsep Good
Governance, Jurnal Meritokrasi Vol. 1 No. 1, Makassar: Fakultas Hukum Universitas
Hasanuddin, hal. 65.
28
Lembaga Administrasi Negara, 2008, Manajemen Pemerintahan Daerah, LAN RI, Jakarta
proposal penelitian 76
administratif sebagai instrumen kebijakan publik dan proses interaksi
social politik. Dengan kata lain, governance adalah proses dengan cara
pelayanan yang baik, adil, dan inklusif dan tidak hanya sekedar
proposal penelitian 77
“government” menunjuk pada suatu organisasi pengelolaan berdasarkan
kewenangan tertinggi (negara dan pemerintah). Konsep governance
melibatkan tidak sekedar pemerintah dan negara tapi juga peran berbagai
aktor di luar pemerintah dan negara, sehingga pihak-pihak yang terlibat
juga sangat luas. Lebih lanjut dikemukakan bahwa Governance adalah
mekanisme pengelolaan sumber daya ekonomi dan sosial yang
melibatkan pengaruh sektor negara dan sektor non pemerintah dalam
suatu kegiatan kolektif. 29
Governance
diterjemahkan menjadi tata pemerintahan yaitu penggunaan
wewenang ekonomi, politik dan administrasi guna mengelola urusan-
urusan negara pada semua tingkat. Tata pemerintahan mencakup seluruh
mekanisme, proses dan lembagalembaga dimana warga dan kelompok-
kelompok masyarakat mengutarakan kepentingan mereka, menggunakan
hak hukum, memenuhi kewajiban dan menjembatani perbedaan-
perbedaan diantara mereka. 30
pilar yakni politik, ekonomi dan admnistrasi. Pilar pertama yaitu tata
29
Joko Widodo, 2001, Good Governance (Telaah dan Dimensi Akuntabilitas dan Kontrol
Birokrasi Pada Era Desentralisasi dan Otonomi Daerah), Surabaya, Insan Cendekia, Hal.
18
30
Lalolo Krina. 2003, Indikator dan Tolok Ukur Akuntabilitas, Transparansi dan
Partisipasi, Sekretariat Pengembangan Kebijakan Nasional Tata Kepemrintahan yang
Baik, Jakarta: BAPPENAS. Hal 6
proposal penelitian 78
implementasi proses, kebijakan yang telah diputuskan oleh institusi
politik.31
berfungsi efektif dan efisien dalam upaya mencapai tujuan yang telah
berorientasi pada dua hal yaitu, Pertama orientasi ideal negara yang
31
Lembaga Administrasi Negara dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan,
2000, Akuntabilitas Dan Good Goverenance” Jakarta, Lembaga Admnistrasi Negara dan
Badan Penagwas Keuangan dan Pembangunan, Hal.5
32
Lembaga Administrasi Negara dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.
Op.Cit.Hal.5
proposal penelitian 79
fungsional dari pemerintahan yang efektif dan efisien dalam pelaksanaan
masyarakat.33
tidak ada yang sangat dominan yang menentukan gerak aktor lain. Pesan
33
Legal Searching. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 Tentang Pendidikan
dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil. Legal Searching BKD Jawteng. 2007
proposal penelitian 80
pada tingkat yang berbeda. Menurut UNDP, governance atau tata
3. Masyarakat (society).
atau tidak terduga. Ada aturan-aturan main yang diikuti oleh berbagai
aktor yang berbeda. Salah satu aturan main yang penting adalah adanya
sebab itu, karena melibatkan banyak pihak dan tidak bekerja berdasarkan
34
Ibid, Hal . 6
35
Sadu Wasistiono, Op.Cit, Hal.31
proposal penelitian 81
dominasi pemerintah, maka pelaku-pelaku diluar pemerintah harus
antara negara, pasar dan masyarakat. Memang sampai saat ini, sejumlah
pluralisme.
Membangun
good governance adalah mengubah cara kerja state,
membuat pemerintah accountable, dan membangun pelaku- pelaku di luar
negara cakap untuk ikut berperan membuat sistem baru yang bermanfaat
secara umum. Dalam konteks ini, tidak ada satu tujuan pembangunan
yang dapat diwujudkan dengan baik hanya dengan mengubah
karakteristik dan cara kerja institusi negara dan pemerintah. 36
36
Lalolo Krina. Op.Cit. Hal. 7
proposal penelitian 82
rupa sehingga memungkinkan kepentingan masyarakat bisa terjamin
dengan baik. 37
mencakup:
masyarakat serta menhjadi alat control yang baik dan konstruktif bagi
birokrasi pemerintahan;
konstruktif.
ringan.38
37
Asmawi Rewansyah, 2010. Reformasi Birokrasi dalam rangka Good Governance. Jakarta:
CV. Yusaintanas Prima, hlm 91
38
Asmawi Rewansyah, 2010. Reformasi Birokrasi dalam rangka Good Governance. Jakarta:
CV. Yusaintanas Prima, hlm 91
proposal penelitian 83
Dalam perkembangannya, United Nation Development Programme
39
Adisasmita. 2011. Manajemen Pemerintah Daerah. Yogyakarta: Graha ilmu
proposal penelitian 84
yang efisien, kebebasan informasi dan ekspresi, sistem yudisial yang adil
1. Mengikutsertakan semua;
konsensus masyarakat;
pembangunan.
hukum.
40
Bappenas. Artikel: Pemikiran Tentang Good Governance.ha1.1.www.Bappenas.go.id
proposal penelitian 85
politik dan hak-hak, dan lebih mengacu kepada manajemen ekonomi
untuk kerangka kerja aturan dan institusi yang dapat diperhitungkan dan
sipil yang kuat dan partisipatoris dan pelaksanaan terhadap aturan hukum.
fungsinya. 41
41
Ibid. Hal 4
proposal penelitian 86
keadilan, dan supremasi hukum oleh Nabi Muhammad SAW ketika beliau
atas hidup, hak atas milik dan kehormatan. Ditekankan juga bahwa
jawab. Hal ini dapat diwujudkan Indonesia bila ada konsensus mengenai
proposal penelitian 87
daerah untuk tetap menjamin keutuhan hak dan kewajiban masyarakat
baik, yaitu:
penyelenggaraan Negara;
proposal penelitian 88
3. Asas kepentingan umum, yaitu asas yang mendahulukan
7. Asas akuntabilitas, yaitu asas dimana setiap kegiatan dan hasil akhir
1. Kepastian hukum;
2. Kemanfaatan;
3. Ketidakberpihakan;
proposal penelitian 89
4. Kecermatan;
6. Keterbukaan;
dengan “asas kepastian hukum” adalah asas dalam negara hukum yang
penyelenggaraan pemerintahan.
proposal penelitian 90
Yang dimaksud dengan “asas kecermatan” adalah asas yang
kepentingan pribadi atau kepentingan yang lain dan tidak sesuai dengan
yang memberikan pelayanan yang tepat waktu, prosedur dan biaya yang
proposal penelitian 91
jelas, sesuai dengan standar pelayanan, dan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
staattenbund).
proposal penelitian 92
Susunan negara kesatuan dengan federal dari syarat
44
Juan J. Linz, “Democracy, Multinationalism, and Federalism”, Makalah yang disampaikan dalam
International Conference yang diterima Towards Structural Refores for Democratization in
Indonesia, Problems and Prospects, diselenggarakan oleh Center for Democracy, Jakarta: 12-14
Agus 1998, hlm. 9
proposal penelitian 93
akan timbul permasalahan bagi keabsahan negara dan penindasan
Hal ini tercermin dari bentuk negara yang dianut, apakah bentuk
pemerintah pusat akan menjadi terbatas atau limitatif, dan daerah memiliki
limitatif. Pola general competence dan ultra vires digunakan pada negara
proposal penelitian 94
decentralized government, as we have defined it, is a semi-dependent
organization. It has some freedom to act without refeming to the center for
approval, but its status is not comparable with that of a sovereign state.
The local authority power, and even its existence, flow from a decision of
decides.45
45
Philip Mawhood (ed), Local Government in tthe Third World : The experience of Tropical
Africa, London-UK. Wiley, Chichester, .
proposal penelitian 95
tetap dibutuhkan untuk mengawasi dan mengendalikan pemerintahan
secara menyeluruh.
dalam negara kesatuan dan federal, dapat dilihat dalam hal berikut ini.
lander).
4. Pada negara kesatuan, prinsip umum dan daftar urusan ada juga yang
powers dimiliki oleh negara bagian. Cara ini dianut oleh negara Amerika
proposal penelitian 96
sedangkan reserve of powers berada di pemerintah federal, cara ini dianut
menuju kepada semua negara kesatuan dari pada jika berada di negara-
negara bagian. Jadi, dapat dilihat tiga ciri khas dari negara federal, yaitu
proposal penelitian 97
organisasi sendiri dalam rangka konstitusi federal, sedangkan kesatuan
yang berdaulat.
proposal penelitian 98
memperlihatkan adanya bentuk campuran antara negara kesatuan
proposal penelitian 99
federal arrangement. Daniel Dhakidae berpandangan bahwa bentuk
negara federal bukan sesuatu yang aneh di dunia ini. Kalau defenisi
dalam wujud tugas dan kewajiban yang harus dipikul oleh daerah dalam
46
Jimly Asshiddiqie, Pengantar Pemikiran UUD Negara Kesatuan RI, (Jakarta, The Habibie
Center, 2001), hlm. 28.
10
proposal penelitian
0
mengatur dan mengurus kepentingan dan aspirasi masyarakat setempat,
tetapi tidak dimungkinkan adanya daerah yang bersifat negara yang dapat
desentralisasi.
10
proposal penelitian
1
Salah satu permasalahan yang penting untuk dipecahkan dalam
diartikan sebagai bidang pemerintahan atau sektor atau bagian lebih kecil
tertentu.
47
Robert J. Bennett (ed), Decentralization Local Governments and Markets, (Oxford,
Clarendom, 1990).
10
proposal penelitian
2
Rod Haque & Martin Harrop48 menjelaskan bahwa dalam suatu
meliputi ada tidaknya manfaat dari skala ekonomi (economic scale), ada
48
Rod Haque, Martin Harrop, Comparative Government and Politics An Introduction, 5th, (New
York, Palgrave, 2001).
49
Steve Leach, Howard Davis, Enabling or Disabling Local Government, (Philadelphia,
Buckingham, 1996).
10
proposal penelitian
3
pada tujuan dan peran pemerintah daerah, karena ini akan mempengaruhi
rancangan pembagian.
dan peran pemerintah daerah dimasa yang akan datang, yaitu (1) dimensi
sama lainnya; serta (7) dalam batas-batas mana organisasi negara (serta
10
proposal penelitian
4
pembentukannya oleh peraturan perundang-undangan tingkat atasan
landasan hukum, diatur dan dijamin hak-hak dan kewajiban dasar warga
Implementasi fungsi dan peran aparat ini tentunya didasarkan pada aspek
51
Mochtar Kusumaatmadja, Hukum, Masyarakat dan Pembinaan Hukum Nasional, (Bandung,
Binacipta, 1986), hlm. 25. Lihat Sjachran Basah, Perlindungan Hukum Terhadap Sikap Tindak
Administrasi Negara, Orasi Ilmiah, diucapkan pada Dies Natalies XXIX Universitas Padjajaran,
Bandung, pada Tanggal 24 Desember 1986, hlm. 4. Wujud sikap tindak administrasi negara bisa
bersifat biasa serta bisa bersifat yang meliputi hukum perdata dan hukum publik.
10
proposal penelitian
5
Sikap tindak administrasi negara harus memenuhi syarat-syarat
penuaian tugas yang baik, antara lain yuridiksitas, yaitu sebagai syarat
tidak boleh melawan atau melanggar hukum dalam arti luas, serta
tanpa dasar atau pangkal suatu ketentuan UU (tertulis) dalam arti luas.
10
proposal penelitian
6
sarana yang cocok yang dibingkai dalam peraturan-peraturan perundang-
tertentu.
hadapan hukum. Untuk itu, setiap tindakan atau aktivitas pejabat atau
melakukan suatu tindakan. Dari hal yang telah disebutkan di atas, akan
10
proposal penelitian
7
penting dalam sebuh negara hukum dan demokrasi, yang secara
dipahami dalam makna bahwa setiap tindakan pejabat atau badan tata
54
Bagir Manan, Hubungan Antara Pusat dan Daerah Berdasarkan Asas Desentralisasi
Menurut UUD 1945, Disertasi, Bandung, Unpad, 1990, hlm. 5.
55
Lihat makna yang termaktub dalam UU No.22 Tahun 1999, Pasal 1 hurup a, bahwa
pemerintah (pemerintah pusat) adalah perangkat NKRI yang terdiri dari presiden beserta para
menterinya. Pasal 1 hurup b, bahwa pemerintah daerah adalah kepala daerah beserta perangkat
daerah otonom yang lain sebagai badan eksekutif daerah. Pasal 1 hurup d, bahwa pemerintahan
daerah adalah penyelenggara pemerintahan daerah otonom oleh pemerintah daerah dan DPRD
menurut asas desentralisasi.
10
proposal penelitian
8
negara atau pemerintah dalam arti yuridis, yaitu sebagai pelaksana atau
publik, dapat digolongkan dalam dua jenis, yaitu delegasi yang berarti
yang berarti utusan yang telah diserahi wewenang publik untuk mewakili
telah mengalihkan wewenang secara total itu sudah tidak dapat lagi turut
10
proposal penelitian
9
federasi, mempunyai perbedaan yang asasi dibandingkan dengan
dan utama.
pembantuan.
11
proposal penelitian
0
negara, atas namanya sendiri boleh melakukan tindakan-tindakan yang
56
Jimly Asshiddiqie, Format Kelembagaan Negara dan Pergeseran Kekuasaan dalam UUD
1945, (Yogyakarta, FH UII-press, 2004), hlm. 30.
11
proposal penelitian
1
komptensi mutlak), sebagai lawan dari distributie van rechtmacht. Pada
dalam suatu peraturan pemerintah, tetapi tidak di dahului oleh suatu pasal
11
proposal penelitian
2
Kekuasaan pemerintahan bersumber dari originale legislator yang
wewenangnya baik kepada organ yang sudah ada maupun yang baru
dibentuk.58
organ pemerintahan yang berwenang untuk itu dan ada hubungannya dengan kekuasaan
pemerintahan yang dilakukan secara bersama).
58
H.D. van wijk, Hoofdstukken...., Ibid., hlm. 55. Pembentuk UUD, Parlemen-pembuat UU
dalam arti formal, mahkota, serta organ-organ dari organisasi pengadilan umum). Sedangkan
pembentuk UU yang diwakilkan (mahkota, menteri-menteri, organ-organ pemerintahan yang
berwenang untuk itu dan ada hubungannya dengan kekuasaan pemerintahan yang dilakukan
secara bersama.
11
proposal penelitian
3
Atribusi digambarkannya sebagai pemberian kewenangan kepada
atau tidak berbuat sesuatu yang apabila perlu, disertai pidana dan sanksi
pemaksa.
tujuan dan sasaran yang jelas serta dilakukan secara bertahap dan
11
proposal penelitian
4
pendirian negara, maka aktivitas aparatur sangat berpengaruh dalam
sikap tindak administrasi negara dan juga melindungi negara itu sendiri.
administrasi negara.
badan atau pejabat pemerintahan yang satu kepada badan atau pejabat
karena bila pemberi delegasi ingin menarik kembali wewenang yang telah
yang sama. Wewenang yang diperoleh dari delegasi itu dapat pula disub-
11
proposal penelitian
5
Menurut Heinrich Triepel,60 bahwa pendelegasian dalam pengertian
60
Heinrich Triepel, Delegation Und Mandat Im-offeentlichen Recht, (Stuttgart, Berlin, 1942),
hlm. 23.
11
proposal penelitian
6
jenis pendelegasian dengan menyerahkan sesuatu kompetensi, tetapi
kompetensi itu.
dua pemangku satu wewenang yang sama, tetapi wewenang pihak yang
kekuasaan perundang-undangan.
saat itu ditunjuk untuk menjalankannya, kepada satu organ lain yang sejak
11
proposal penelitian
7
sedang atribusi terjadi pemberian kewenangan dari pihak yang sendiri
yang diwakili. Hanya saja pada mandat, mandans tetap berwenang untuk
dianggap perlu.
11
proposal penelitian
8
pada pemberi kuasa sebab pemberi kuasa yang memberikan petunjuk,
perwakilan, mandataris berbuat atas nama yang diwakili. Hanya saja pada
mandataris pada dasarnya bukan orang lain dari mandans. Selain kepada
61
Soewoto, Kekuasaan dan Tanggungjawab Presiden selaku Mandataris MPR, Yuridika-FH-
UNAIR, No. 5 Tahun II, Agustus-September, 19987, hlm.7.
62
Pendapat Bohtlingk sebagaimana dikutif dalam Harun Alrasid, Masalah…., Op. Cit., hlm.87.
Pemberian mandat ini dapat dilihat pada saat Presiden Soekarno memberikan kepada Menteri
Sjafruddin Prawiranegara untuk membentuk pemerintah darurat RI di Sumatera Barat, maka
berdasarkan mandat tersebut, pada tanggal 22 Desember 1948 dibentuk pemerintah Darurat RI di
Halaban. Bisa juga dilihat dalam Surat perintah Sebelas Maret Tahun 1966 yang merupakan
pemberian kuasa (mandat) dari Presiden Soekarno kepada Letjen Soeharto.
11
proposal penelitian
9
golongan jabatannya. Hanya saja dengan pemberian mandat ada pihak
hanya penguasa atau badan yang berwenang bisa membuat norma yang
membuat dan subtansi norma yang lebih rendah (the inferior norm).
Norma yang lebih tinggi (the higher norm) menentukan norma yang lebih
rendah (the lower norm). Norma yang lebih rendah berlaku karena dibuat
berdasarkan norma yang lebih tinggi. Norma yang lebih rendah berlaku,
atau negara. Negara adalah komunitas yang dibentuk oleh tata hukum.
63
Hans Kelsen, 1978, …..Op. Cit., hlm. 194. “Only a compotent authority can create valid
norms and such competence can only be based on a norm that authorizes the issuing of norms”
12
proposal penelitian
0
berlapis juga berkelompok-kelompok, yaitu norma fundamental
dan Nawiasky tunduk pada ketentuan yang lebih tinggi, yaitu dibatasi oleh
Bromley, bersifat operasional. Jadi dari pendapat dari ketiga orang ini,
64
Daniel W. Bromley, Economic Interest and institutions : The Conceptual Foundation of
Public Policy, (New York, Basil Blackell, 1989), hlm. 18-19.
12
proposal penelitian
1
“paksaan” (coercion). Strausz-Hupe merumuskan kekuasaan sebagai
paksaan itu bertolak dari diktum yang tersohor dari Lord Acton:
Talcott Parsons, Robert S. Lynd dan Marion Levy, Jr. Kelompok ini
12
proposal penelitian
2
“pemilihan fasilitas-fasilitas untuk mengawasi”, tetapi keperluannya ialah
66
Talcott Parsons, “The Distribution of Power in American Society”, World Politics, 1957, hlm
140.
12
proposal penelitian
3
keputuan-keputusan diambil oleh mereka yang berkuasa dan mempunyai
gejala kekuasaan.
konsep elite, yaitu suatu kelas yang terdiri dari mereka yang berhasil
Konsep elite dari Mills tidak bertolak dari pengertian nilai, tetapi institution
(pranata).67
12
proposal penelitian
4
satu sama lain untuk mempengaruhi pemerintah. Lebih penting lagi, ada
kebebasan, hak-hak asasi dan sebagainya. Mac Iver lebih tandas lagi
dalam arti tertentu lebih unggul dari pada badan eksekutif dan yudikatif,
68
David B. Trumman, The Government Process A Study of Public Opinion and Interest
Groups, 1951, hlm. 40.
69
Geoffrey Marshall, Constitutional Theory, (Oxford, Clarendom Press, 1971), hlm. 97-100.
12
proposal penelitian
5
oleh sebab itu muncul ketidaksepakatan deskripsi Montesquieu tentang
peradilan.70
12
proposal penelitian
6
melaksanakan UU (eksekutif); dan kekuasaan federatif. Locke
atribusi umum negara (this was not a separate power, but general
yang berbeda untuk menjamin hak individual, namun Locke mengakui bila
suatu keseimbangan.
72
John Locke, Two Tretises of Civil Government, (Cambridge University Press, 1998), hlm.
107. Locke mengatakan bahwa “Balancing the power of government by placing several parts of it
different hands”.
12
proposal penelitian
7
Ahli hukum berkebangsaan Perancis bernama Montesquieu (1689-
1755), dalam bukunya De L’Esprit des Lois terbit Tahun 1748, atas
tangan yang sama, maka tidak ada kebebasan, namun tidak ada
73
Koentjoro Poerbopranoto, Sistem Pemerintahan Demokrasi, (Bandung, Eresco, 1987), hlm.
23.
12
proposal penelitian
8
Bertentangan dengan apa yang terdapat dalam Konstitusi Inggris
merupakan doktrin hukum (legal doctrine) dari pada dalil politik (political
mencapai tujuan.
he insisted on the need for the sub-ordination of the body executing the
74
Montesquieu, De L’Esprit…, Ibid., hlm. 164. Pada bab VI volume XI.
75
J.J.Rousseau, Du Contract Social, (Ronald Grimsley, ed., Oxford, 1972), Book I, ch. IV, hlm.
153.
12
proposal penelitian
9
law to the body making it”. Perlunya sub-ordinasi lembaga yang
76
Sir Ivor Jennings, The Law and the Constitutions, (London, Univ. of London Press, 1956),
hlm. 267. Lihat Soehino, Hukum Tata Negara, (Yogyakarta, Liberty, 1985), hlm.25-26.
13
proposal penelitian
0
Philips mengajukan pertanyaan: 1. Apakah orang-orang atau badan-
power, executive power, dan sebagainya tidak berarti bahwa UUD 1945
negara yang ditetapkan dalam UUD 1945 lebih dari tiga, sehingga timbul
kemungkinan bahwa suatu organ mempunyai fungsi lebih dari pada satu
berkembang pada saat itu, walaupun UUD 1945 tidak secara tegas
77
Ismail Suny, Pembagian Kekuasaan Negara, (Jakarta, Aksara Baru, 1985), hlm. 4. Ismail
Suny, “Upaya Mewujudkan Demokrasi Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia Pasca
Proklamsi 17 Agustus 1945”, Makalah, Disampaikan Pada Seminar Hukum Dalam Konteks
Perubahan UUD 1945, Kerjasama BP-MPR dengan FH-UI, Bandar Lampung, 24-26 Maret 2000,
hlm. 8-10. Sementara Harun Alrasid memandang bahwa penjelasan UUD 1945 bukan merupakan
bagian dari konstitusi karena tidak dibuat oleh PPKI.
78
Moh. Kusnardi & Bintan R. Saragih, Susunan Pembagian Kekuasaan Menurut Sistem UUD
1945, (Jakarta, Gramedia, 1988), hlm. 32.
13
proposal penelitian
1
memisahkan ketiga kekuasaan sebagaimana yang dikehendaki
Montesquieu.
kekuasaan dalam arti formil, oleh karena pemisahan kekuasaan itu tidak
dipertahankan dalam arti prinsipil. Dengan kata lain, UUD 1945 hanya
sebagai suatu unsur organisasi, tetapi pembagian fungsi itu tidak boleh
yaitu legislatif, eksekutif dan federatif (Bab XII dari bukunya yang berjudul
13
proposal penelitian
2
Diilhami oleh pendapat Locke, Montesquieu dalam bukunya L ‘Esprit des
sendiri dan bukan bagian dari eksekutif seperti Locke. Legislatif adalah
bahwa ketiga kekuasaan itu masing-masing terpisah satu sama lain, baik
13
proposal penelitian
3
Tersebarnya kekuasaan kepada beberapa lembaga negara akan tercipta
pemerintah.
ditangan rakyat.
Menurut Nagel, ada dua hal penting dalam melihat dan mengkaji
13
proposal penelitian
4
dalam kedaulatan serta jangkauan kekuasaan (domain of power)
79
Jack H. Nagel, The Discriptive Analisis of Power, (New Haven, Yale University Press, 1975),
hlm. 75. Morris R. Cohen, Law and The Social Order : Essays in Legal Philosophy, (USA,
Transactional Books, 1982), hlm. 41.
13
proposal penelitian
5
seiring perkembangan paham konstitusionalisme (contutionalism) yang
power.
kekuasaan. Sejalan dengan ini, Sri Sumantri menyatakan bahwa tidak ada
satupun negara di dunia ini yang tidak mempunyai konstitusi atau UUD,
13
proposal penelitian
6
sebagai pembagian kekuasaan secara vertikal. Pembagian dan
13
proposal penelitian
7
badan. Sementara, cara areal division of power pembagian kekuasaan
kekuasaan ini didasari oleh suatu UU. Oleh karena itu, Hans Antlov
otonom.82
dengan cara ini terjadi antara pemerintah federal dan negara bagian, yang
13
proposal penelitian
8
pemerintahan yang dengan sengaja dibuat sulit bagi pemerintah pusat
adalah suatu badan atau ‘kamar’ yang lebih luas dalam legislatif dapat
berbasis wilayah yang berasal dari satu sumber selain dari konstitusi dan
dapat ditarik kembali oleh sumber tersebut atau dapat pula melalui
83
M. A. Muthalib dan Mohd. Akbar Ali Khan, Theory of Local Government, (New Delhi,
Sterling Publisher Private Limited, 1982), hlm. 99-100. Lihat R. Kranenburg, Algemene Staatleer,
(Harlem Willink, 1951), hlm. 154-155. Lihat Bagir Manan, Menyonsong Fajar Otonomi Daerah,
(Yogyakarta, FH-UII, 2001), hlm. 35.
13
proposal penelitian
9
pembagian kekuasaan antara pemerintah negara bagian dengan
antara negara bagian dengan daerah otonom dalam negara federal hanya
pemerintah federal dengan negara bagian dalam negara federal ada yang
bersifat eksklusif bagi masing-masing pihak dan ada yang bersifat shared
loncatan untuk melihat ciri-ciri pokok dari negara federal. 84 Asas yang
14
proposal penelitian
0
badan pemerintahan yang lainnya. Jadi, urusan-urusan dalam negara
14
proposal penelitian
1
pemerintahan. Interaksi antara kedaulatan hukum dan kedaulatan negara
diwujudkan dalam simbolistik negara saat ini, yaitu negara hukum yang
wujud aturan hukum yang harus ditaati oleh siapa saja dan keputusan
negara harus tunduk pada hukum. Kelima, ajaran kedaulatan rakyat, yang
14
proposal penelitian
2
sumber kekuasaan dalam menyelenggarakan negara atau
pemerintahan.86
dalam suatu negara dan apa yang menjadi obyek atau sasaran dalam
yakni urusan yang dilakukan oleh pemerintah pusat bersifat limitatif dan
rendah. Kedua, pola ultra vires atau otonomi terbatas adalah urusan-
86
Solly Lubis, Ilmu Negara, (Bandung, Alumni, 1981), hlm. 49-51. JH. Rapar, Filsafat Politik
Augustinus, (Jakarta, Rajawali Press, 1989), hlm. 26. Benedit Anderson, Gagasan Tentang
Kekuasaan dan Wibawa, (Jakarta, Sinar Harapan, 1986), hlm. 44. Sjachran Basah, Ilmu Negara,
Pengantar Metode dan Sejarah Perkembangan, (Bandung, Citra Aditya, 1992), hlm. 139-141.
87
H. L. A. Hart, The Concept of Law, (London, The Clarendon Press, 1979), hlm. 49.
14
proposal penelitian
3
menjadi kewenangan pemerintah pusat. Pembatasan ini dilakukan dalam
elit politik nasional, elit politik daerah, perlawanan dari birokrasi senior
88
Benyamin Hoessein, “Restrukturisasi Pemerintahan Daerah Dalam Rangka Meningkatkan
Pembangunan Lokalitas”, Makalah pada Seminar Kebijakan Perimbangan Keuangan Pusat dan
Daerah Dalam Rangka Restrukturisasi Perekonomian Nasional dan Otonomi Daerah, Juni 2001.
Antlov mengemukakan tentang negara kesatuan, yaitu : “the powers held by local and regional
have been received from above, and can be withdrawn through new legislation, without any need
for concent from the communes or provinces concerned”.
89
Goran Hyden, No Short Cuts to Progress : African Development in Perspective, (London,
Heinemann, 1983), chapter 4.
14
proposal penelitian
4
Jimly Asshiddiqie menjelaskan bahwa dalam rangka kebijakan
daerah.
tiga pendekatan, yaitu : pertama, ultra vires, yang dapat dikaji menurut
90
Jimly Asshiddiqie, 2000, Otonomi Daerah dan Parlemen di Daerah, disampaikan dalam
Lokakarya tentang Peraturan Daerah dan Budget Bagi Anggota DPRD se Provinsi (baru) Banten
yang diselenggarakan oleh Institute for Advencement of Strategis and Sciences (IASS).
14
proposal penelitian
5
kabupaten/kota. Ketiga, campuran, yang dikaji menurut pembagian
general comptence.
adalah semua urusan daerah menjadi wajib dan harus disertai dengan
competence akan muncul urusan wajib dan bukan urusan wajib. Urusan
services, sedangkan yang bukan urusan wajib berarti urusan yang sesuai
dengan kebutuhan atau urusan lain seperti urusan dari suatu daerah.
tidak lain adalah untuk terlaksananya jaminan atas pelaksanaan HAM. Ini
berarti bahwa dalam bidang yudikatif tidak boleh ada campur tangan, baik
bentuk dari pelbagai macam tindakan penguasa, meliputi dua bidang yang
berbeda, yaitu bidang yang menentukan tujuan yang akan dicapai atau
dari tujuan atau tugas yang sudah ditetapkan itu. Kedua bidang itu
berhubungan erat satu sama lain dalam dua tahap. Tahap pertama,
14
proposal penelitian
6
kehidupannya, tahap ini yang dinamakan bidang politik, sedangkan tahap
membagi kebijaksanaan politik itu dalam dua arti yaitu politik sebagai
ethic, artinya memilih suatu tujuan yang hendak dicapai dan dalam hal ini
adalah sama dengan menentukan tujuan dari pada negara, dan politik
politie (polisi).92
91
Hans Kelsen, Pure Theory of Law, Berkley, Univ. of California Press, 1978, hlm. 27.
92
C. van Vollenhoven, Staatsrecht Overzee, (Amsterdam, Stenfert Kroeses, 1934), hal. 104–
125, 243.
14
proposal penelitian
7
negara merupakan pelembagaan dari kepentingan umum, yang dapat
dijamin. Kalau tidak, tidak akan ada kekuasaan politik yang bisa efektif.
merealisasikan ide besar yang menjadi tujuan dari gerak sejarah umat
93
Frans Magnis Suseno, Etika Politik : Prinsip-Prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern,
(Jakarta, Gramedia, 2001), hlm. 52.
14
proposal penelitian
8
manusia yang sekarang berproses menjadi manusia yang bisa
itulah negara harus dipatuhi. Pemikiran Hegel ini, diteruskan oleh teori
masyarakat.
14
proposal penelitian
9
memerintah. Sedangkan legitimasi demokratis yang berdasarkan prinsip
kedaulatan rakyat.
apa yang adil dan apa yang tidak. Sedangkan Machiavelli (1469-1527)
Machielli tidak melihat dua hal, pertama, bahwa kekuasaan yang hanya
raja mau lestari, tetapi pendekatan ini terlalu sempit. Sementara Hobbes
15
proposal penelitian
0
Berbeda dengan Machiavelli, Hobbes menempatkan pertanyaan
disini perlu kita membedakan antara dua istilah, yaitu scope of power dan
pada kegiatan, tingkah laku serta sikap dan keputusan yang menjadi
oleh Harold D. Laswell dan Abraham Kaplan dalam buku Power and
15
proposal penelitian
1
keyakinan dari pihak anggota (masyarakat) bahwa sudah wajar bagi dia
15
proposal penelitian
2
menyesuaikan diri pada aturan-aturan dan prosedur-prosedur hukum
97
C.W. van Der and A.M. Doner , Handboek van het Nederlance Staatsrecht, (Zwolle, 1989),
hlm. 493.
15
proposal penelitian
3
atau atas nama negara sebagai titik awalnya, tidak merefleksikan dampak
bahwa segi baik dari teori Montesquieu ialah pembagian fungsi. Menurut
15
proposal penelitian
4
(pemerintahan dalam arti sempit), politie (polisi), rechtspraak (mengadili),
lebih luas, tidak hanya menjalankan UU saja. Dalam suatu negara hukum
atau membuat peraturan. Fungsi bestuur lebih luas dari pada lapangan
peraturan) itu. Oleh Van Vollenhoven, sifat bestuur itu dinyatakan sebagai
15
proposal penelitian
5
suatu masyarakat, dapat membentuk negara atau tidak. Berdasarkan
selalu merupakan bagian dari negara. Istilah negara (state) pada zaman
Yunani Purba masih bersifat Polis-polis atau The Greek State, yaitu pada
dengan suatu benteng tembok untuk menjaga serangan musuh dari luar
negara itu sebagai suatu tata susunan yang objektif, termuat keadilan bagi
umum, dan tidak hanya melayani kebutuhan pada penguasa negara yang
“Negara itu merupakan kesatuan tata hukum atau norm ordening (behoren
ordening) yaitu tata yang memberikan pedoman tingkah laku manusia apa
Rechtslehre , maka objek dari pada staatlehre sama dengan objek dari
pada rechtslehre.
15
proposal penelitian
6
hukum (rechtsstaat, government of law).98 Di samping penggunaan kata
rechtsstaat, juga dipakai istilah the rule of law sebagai mana dikemukakan
manusia;
Controle).101
98
Muh.Yamin, Proklamasi dan Konstitusi Republik Indonesia, Ghaliah Indonesia, Jakarta,
1982, hlm. 72.
99
Mauro Cappeletti, Judicial Review in The Contemporari Word, the Bobbs-Marill Company,
Inc, New York, 1971, hlm. 42.
100
S.F. Marbun & Moh. Mahfud MD, Pokok-Pokok Hukum Administrasi Negara, Liberty,
Yogyakarta, 1987, hlm. 44.
101
Sri Soemantri. M, Bunga Rampai Hukum Tata Negara Indonesia, Alumni, Bandung, 1992,
hlm.29-30.
15
proposal penelitian
7
1. Menghormati dan melindungi hak-hak manusia;
3. Tertib hukum;
Keempat hal yang terdapat dalam pola itu saling kait mengkait,
serta saling berhubungan erat dengan fungsi negara hukum dalam arti
yang ada.103
hukum ( subject to the law ). Tidak ada kekuasaan di atas hukum ( above
to the law ), semuanya ada di bawah hukum ( under the rule of law ).
102
Padmo Wahyono, Indonesia Negara Yang Berdasarkan Atas Hukum, Pidato Pengukuhan
Guru Besar Tanggal 17 Nopember 1979, Fakultas Hukum Universitas Indonesia, hlm. 6, Sjachran
Basah, Eksistensi dan Tolok Ukur Badan Peradilan Administrasi Di Indonesia, Alumni, Bandung,
1985, hlm. 148.
103
Bagir Manan dan Kuntana Magnar, Beberapa Masalah Hukum Tata Negara Indonesia,
Alumni, Bandung, 1993, 128.
15
proposal penelitian
8
Dalam hubungan inilah, tidak boleh ada kekuasaan yang sewenang-
power). Karena itu ajaran negara berdasar atas hukum memuat unsur
wenangan.
State), tugas pemerintah bukan lagi sebagai penjaga malam dan tidak
boleh pasif tetapi harus aktif turut serta dalam kegiatan masyarakat,
November 2001, rumusan seperti ini juga terdapat dalam Konstitusi RIS
15
proposal penelitian
9
Nomokrasi Islam, dan Negara Hukum (Indonesia),106 dan kelima istilah
tersendiri.
yang sama yaitu rechtsstaat. Istilah etat de droit atau rechtsstaat yang
according to law atau the rule of law mencoba mengungkapkan suatu ide
ungkapan the state according to law atau according to the rule of law.108
106
Muhammad Tahir Azhary, Negara Hukum, Suatu Studi tentang Prinsip-prinsipnya Dilihat
dari Segi Hukum Islam,Implementasinya pada Periode Negara Madinah dan Masa Kini , Bulan
Bintang, Jakarta, 1992, hlm.73-74.
107
O. Notohamidjojo, Makna Negara Hukum, Badan Penerbit Kristen, Jakarta, 1970, hlm. 27;
Azhari, Negara Hukum Indonesia: Analisis Yuridis Normatif Tentang Unsur-unsurnya, UI-Press,
1995, hlm. 30.
108
Allan R.Brewer – Carias, Judicial Review in Comparative Law, Cambridge University
Press, 1989, hlm.7.
109
Padmo Wahyono, Guru Pinandita, Jakarta, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, 1984, hlm. 67.
16
proposal penelitian
0
bahwa : “Republik Indonesia ialah negara hukum (rechtsstaat, government
menggunakan istilah negara hukum sama dengan the rule of law, dalam
keadilan bagi seluruh rakyat ... penegakan the rule of law itu harus dalam
arti materiil.”111
the rule of law sebagai konsepsi dari pada rechtsstaat, etat de droit,
rule of law terutama dipelopori oleh Inggris dengan sistem common law.115
110
Muhammad Yamin, Proklamasi dan Konstitusi Republik Indonesia, Jakarta, Ghalia
Indonesia, 1982, hlm. 72.
111
Sunaryati Hartono, Apakah the Rule of Law, Bandung, Alumni, 1976, hlm. 35.
112
Sudargo Gautama, Pengertian Negara Hukum, Bandung, Alumni, 1983, hlm. 3.
113
Ismail Suny, Mencari Keadilan, Jakarta, Ghalia Indonesia, 1982, hlm. 123.
114
Moh.Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia, Jakarta,
Pusat Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum UI, 1988, hlm. 161; Bandingkan dengan A.Hamid
S.Attamimi, Teori Perundang-undangan di Indonesia, Pidato Pengukuhan Guru Besar Ilmu Hukum
pada FH UI, Jakarta, 25 April 1992, hlm. 8, Attamimi menyatakan bahwa “… arti rechtsstaat yang
berasal dari Bahasa Jerman dan dalam Bahasa Inggris diterjemahkan dengan ‘a state based on
law’ atau ‘a state governed by law’”.
115
Sumrah, “Penegakan Hak Asasi Manusia Ditinjau dari Pelaksanaan the Rule of Law”,
dalam Eddy Damian, Rule of Law dan Praktek Penahanan di Indonesia, Alumni, Bandung, 1968,
hlm. 33-34.
16
proposal penelitian
1
Istilah negara hukum dalam pandangan Crince Le Roy, sama dengan the
negara hukum, sesungguhnya diawali oleh tulisan Plato, tentang “no moi”.
dengan concept of legality atau etat de droit dalam sistem hukum Eropa
terkenal setelah karya A.V. Dicey, pada tahun 1885 yang terkenal
116
R.Crince Le Roy, De Vierde Macht, alih bahasa Departemen Hukum Tata Negara Fakultas
Hukum Unair, Surabaya, 1976, hlm. 17; dalam kalimat: “Dalam suatu negara hukum – suatu
negara yang dikuasai oleh asas “rule of law”.
117
Van der Pot – Donner, bewerkt door L.Prakke, met mederwerkin van J.L.De Reede en
G.J.M.van Wissen, Handboek van Het Nederlandse Staatsrecht, Zwalle, W.E.J.Tjeenk Willink,
1989, hlm. 158.
16
proposal penelitian
2
hukum kontinental yang disebut civil law. Jelas berbeda dengan istilah
evolusioner, dan bertumpu pada faham atau sistem hukum common law.
tidak perlu dipertentangkan lagi, oleh karena menuju pada sasaran yang
Selain faham rechtsstaat dan the rule of law, juga dikenal dengan
individu. Oleh karena itu, selain istilah rechtsstaat atau the rule of law di
perbedaan latar belakang faham antara rechtsstaat dan the rule of law,
namun lahirnya istilah “negara hukum”, tidak terlepas dari pengaruh kedua
16
proposal penelitian
3
Dengan tidak mengecilkan usaha untuk mencerminkan istilah yang khas
moral.
119
S.E. Finer, Comparative Government, (London : Penguin, 1978), hlm. 64-65.
16
proposal penelitian
4
4. Ada jaminan terhadap hak-hak asasi manusia.
120
Sri Sumantri M, Ketetapan MPR(S) Sebagai Salah Satu Sumber Hukum Tata Negara,
(Bandung : Remaja Karya, 1988), hlm. 2.
121
Bagir Manan, Hubungan Antara Pusat dan Daerah Berdasarkan Asas Desentralisasi
Menurut UUD 1945, Disertasi, Universitas Padjajaran, Bandung, 1990, hlm. 42.
122
Soenarko, Susunan Negara Kita (IV), (Jakarta : Jambatan, 1955), hlm. 1-2.
16
proposal penelitian
5
Pada dasarnya, konsepsi kerakyatan (kedaulatan rakyat) tidak dapat
disebut “negara hukum demokratis”. Ini dapat dilihat seperti dalam Pasal 1
ayat (1) Konstitusi RIS “Republik Indonesia Serikat yang merdeka dan
masyarakat (korektif).
123
Sjachran Basah, Perlindungan Hukum Terhadap Sikap-Tindak Administrasi Negara, Orasi
Ilmiah diucapkan pada Dies Natalies XXIX Universitas Padjajaran, Bandung, 24 Septeber 1986,
(Bandung : Alumni, 1992), hlm. 13-14.
124
Tahir Azhari, Negara Hukum, Bulan Bintang, Jakarta, 1992, hlm. 73-74.
16
proposal penelitian
6
formil, J. Stahl mengemukakan pandangan negara hukum material, Dicey
muncul paham polizei staat sebagai reaksi terhadap masa ancient regiem,
masa Louis XIV, di Prancis terkenal dengan ungkapan “L’etat c’est moi”
tetapi juga berlaku di negeri Belanda di bawah raja Philip II. Demikian
halnya juga di Inggris sejak masa pemerintahan sejak raja William, sudah
semakin lemah. Hal itu terjadi karena dalam peperangan dan penaklukan
sudah tanpak sejak Henry II, yakni pada tahun 1164 menghasilkan
16
proposal penelitian
7
dengan Magna Charta pada tahun 1215, sebagai cikal bakal munculnya
Bill of Rights yang dibuat pada masa raja William, pada tahun 1689.
demikian, ketentuan tentang apa yang hendak dijamin oleh hukum atau
apa yang ingin diselamatkan dengan the rule of law itu, merupakan latar
dengan the rule of law. Dalam konsep Anglo Saxon, ungkapan “the rule of
law” pada dasarnya sama maknanya dengan apa yang oleh sistem hukum
droit”, yang artinya “the laws which govern and not men”.
Sementara itu sistem hukum Anglo Saxon atau the rule of law
menyatakan bahwa : “... the etat de droit came into being on the continent
directly linked to the medieval doctrine of the “Reign of Law” ...”. (... etat de
raja. Pada zaman Romawi, kekuasaan yang menonjol dari raja ialah
16
proposal penelitian
8
membuat peraturan melalui keputusan-keputuasan raja. Kekuasaan itu
adalah mengadili.
Konsep negara hukum Anglo Saxon atau the rule of law, dapat
Introduction to the Study of the Law of the Constitution, yang terbit pada
negara hukum sudah lama ada, dan diawali dengan tulisan Plato tentang
Carias, yaitu: “…, Dicey did not invent dinotion of the rule of law although
he was the first writer to systematize and analyse the principle”. (…Dicey
16
proposal penelitian
9
Dicey menjelaskan bahwa: “The absolute supremacy or
125
wide discretionary authority on the part of the government” (supremasi
pemerintah).
sama dari semua golongan kepada “ordinary law of the land” yang
dilaksanakan oleh “ordinary court”. Juga dapat berarti bahwa tidak ada
sama. The rule of law dalam pengertian ini, bahwa para pejabat negara
that all individuals, including public officials, are governed by the ordinary
17
proposal penelitian
0
of law, konstitusi bukanlah sumber tetapi merupakan konsekuensi dari
tentang the rule of law, intinya adalah “common law” sebagai dasar
the rule of law, yaitu : “First, … all governmental action must be taken
17
proposal penelitian
1
handed between government and citizen, …. And fifth, … that no one
Dalam pandangan Wade, hal yang penting dari the rule of law
bukan sesuatu kewenangan yang tanpa batas, tetap dalam bingkai hukum
dilarang menggunakan privilege yang tidak perlu atau bebas dari aturan
the making of particular laws should be guided by open, stable, clear and
Pemikiran yang reaktif ini lahir sebagai suatu sistem rasional yang
126
H.W.R.Wade, Administrative Law, Oxford, 1984, hlm. 22-24.
127
Brewer– Carias, op. cit., hlm. 41; dikutip dari Joseph Raz, “The Rule of Law and its
Virtue”, 93 Law Quarterly Review, 1977, hlm.198-202.
17
proposal penelitian
2
revolusioner, yang bertumpu pada sistem hukum kontinental yang disebut
“civil law” atau “modern Romawi law”. Ciri negara hukum pada masa itu
(liberty) menurut Kant adalah “the free selfassertion of each – limited only
staat” atau negara polisi. Kalangan yang bereaksi terhadap “polizei staat”
kaum borjuis agar negara hanya berfungsi sebagai penjaga tata tertib dan
128
P. de Haan, Th.G.Druksteen, R.Fernhout, Bestuursrecht in de Sosiale Rechtsstaat, Deel I,
Kluwer-Deventer, 1986, hlm. 8.
17
proposal penelitian
3
Walaupun Kant menolak polizei staat, tetapi masih dapat menerimanya
negara hukum liberal, atau sering juga disebut dengan istilah “klassiek
selfassertion of each – limited only by the like liberty of all”. Dari prinsip
129
Gottfried Dietze, Two Concepts of Rule of Law, Indianapolis, Liberty Inc., 1973, hlm. 22.
130
S.W.Couwenberg, Westers Staatsrecht als Emancipatie Proces, Samson, Alphen aan den
Rijn, 1977, hlm. 25.
131
Azhari, Negara Hukum Indonesia, UI-Press, 1995, 46.
17
proposal penelitian
4
liberty ini, kemudian melahirkan prinsip selanjutnya yaitu “freedom from
hukum yang demokratis, adalah negara saling percaya antara rakyat dan
(openbaarheidsbeginsel).133
bebas, yang tidak hanya memutus sengketa antara rakyat tetapi juga
17
proposal penelitian
5
pemisahan kekuasaan supaya terhindar dari terpusatnya kekuasaan
kekuasaan lain, yang dapat juga difahami dengan lebih luas bahwa
17
proposal penelitian
6
(b) dalam menjalankan tugasnya, pemerintah harus berdasarkan atas
undang-undang (wetmatigbestuur);
134
Padmo Wahjono, Pembangunan Hukum di Indonesia, Jakarta, In – Hill Co., 1989, hlm. 51.
17
proposal penelitian
7
Konsep negara hukum dalam faham rechtsstaat ini, pada abad ke
perhatian besar dari para pemikir di benua Eropa. Salah satu diantaranya
antara asas dan aspek negara hukum. Unsur yang dianggap penting
“aspek”. Asas negara hukum menurut faham Scholten adalah (a) ada hak
tiga kekuasaan negara yang harus dipisahkan satu sama lain, yaitu
135
Paul Scholten, Verzamelde Geschriften, Zwolle, W.E.J.Tjeenk Willink, Deel I, 1949,
hlm.383-384.
17
proposal penelitian
8
setiap orang akan mendapatkan jaminan bahwa pemerintah akan
yang berlaku.
bahwa negara modern tidak hanya negara hukum dalam pengertian abad
136
D.H.M.Meuwissen, Elementen van Staatsrecht, Zwolle, Tjink Willink, 1975, hlm. 139;
Couwenberg mengatakan : “… in de democratische sociale rechtsstaat in politicologische literatuur
angeduit als welvaarsstaat of verzogingstaat”, lihat S.W.Couwenberg, Moderne Constitutioneel
Recht en Emancipatie van den Mens, deel I, van Gorcum. Assen, 1981, hlm. 41.
137
H.R. Lunshof, Welzijn, Wet, Wetgever, Tjeenk Willink, Zwolle, 1989, hlm. 23.
17
proposal penelitian
9
1. Pemisahan antara pembentuk undang-undang, pelaksana undang-
3. Asas legalitas.
18
proposal penelitian
0
hak-hak sosial. Sementara dalam faham sosiale rechtsstaat menghendaki
satu dengan yang lainnya. Hak-hak sosial, ekonomi dan kultural mendapat
adalah suatu konsep yang hendak mengimbangi konsep rule of law yang
18
proposal penelitian
1
berkembang di Uni Soviet selama masa New Economic Policy (1921-
dengan konsep rechtsstaat dan the rule of law. Ciri utama socialist
18
proposal penelitian
2
diungkapkan di dalam hukum. Hukum hanya bernilai dalam hubungan
dengan tatanan yang dilayaninya untuk membentuk dan isi aturan hukum
nilai karena melayani kepentingan negara socialist. Hukum itu penting dan
pemikiran marxist.
rinci diatur tentang hak-hak dasar atau hak-hak asasi manusia, misalnya
lain-lain.138 Demikian juga dalam konstitusi Uni Soviet juga diatur tentang
138
The Constitution of the PRC, Ch. II: The Fundamental Rights, Pasal 33-56.
139
Prajudi Atmosudirdjo, dkk., Konstitusi Soviet, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1986.
18
proposal penelitian
3
Sampai dengan saat ini secara konsepsional terdapat lima konsep
Nomokrasi Islam, dan Negara Hukum Pancasila. 140 Kelima prinsip negara
“negara hukum”, tidak ditemukan dalam naskah asli UUD 1945, namun
yang ditetapkan pada tanggal 9 November 2001, dalam Pasal 1 ayat (3),
hukum”, rumusan seperti ini juga terdapat dalam Konstitusi RIS 1949 dan
UUDS 1950.141
dalam sistem hukum Inggris, meskipun ungkapan legal state atau state
according to law atau the rule of law mencoba mengungkapkan suatu ide
140
Muhammad Tahir Azhary, Negara Hukum,, Negara Hukum: Suatu Studi tentang Prinsip-
prinsipnya Dilihat dari Segi Hukum Islam,Implementasinya pada Periode Negara Madinah dan
Masa Kini , (Jakarta : Bulan Bintang, 1992), hlm.73-74.
141
Jimly Assiddiqie, Konsolidasi Naskah UUD 1945 Setelah Perubahan Keempat, (Jakarta :
Pusat Studi HTN dan HAN Fakultas Hukum UI , 2002), hlm. 3.
142
O. Notohamidjojo, Makna Negara Hukum, (Jakarta : Badan Penerbit Kristen, 1970), hlm.
27; Azhari, Negara Hukum Indonesia: Analisis Yuridis Normatif Tentang Unsur-unsurnya, (Jakarta :
UI-Press, 1995), hlm. 30.
18
proposal penelitian
4
yang dasarnya sama. Dalam terminologi Inggris, dikenal dengan
ungkapan the state according to law atau according to the rule of law.143
hukum yang demokratis sesungguhnya istilah ini adalah tidak tepat, sebab
sama dengan the rule of law, dalam kata-kata: “...agar supaya tercipta
suatu negara hukum yang membawa keadilan bagi seluruh rakyat ...
penegakan the rule of law itu harus dalam arti materiil.”147 Dalam
143
Allan R.Brewer – Carias, Judicial Review in Comparative Law, (London : Cambridge
University Press, 1989), hlm.7.
144
Padmo Wahyono, Guru Pinandita, Jakarta, (Jakarta : Badan Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, 1984), hlm. 67.
145
Muhammad Yamin, Proklamasi dan Konstitusi Republik Indonesia, (Jakarta, Ghalia
Indonesia, 1982), hlm. 72.
146
O. Notohamidjojo, Makna Negara Hukum, (Jakarta, Penerbit Kristen, 1970), hlm.27.
147
Sunaryati Hartono, Apakah the Rule of Law, (Bandung, Alumni, 1976), hlm. 35.
148
Sudargo Gautama, Pengertian Negara Hukum, (Bandung, Alumni, 1983), hlm. 3.
18
proposal penelitian
5
Ismail Suny, menggunakan istilah the rule of law dalam pengertian
negara hukum,149 sementara itu, istilah “government of law, but not man”
dipakai di Amerika Serikat.150 Pada sisi lain Sumrah, melihat bahwa istilah
the rule of law sebagai isi dan konsepsi dari pada rechtsstaat, etat de
sedangkan the rule of law terutama dipelopori oleh Inggris dengan sistem
sama dengan the rule of law.152 Demikian pula halnya Mauro Capelletti,
essential to the rule of law (rechtsstaat) anywhere.” 153 yang berarti bahwa
tentang negara hukum, sesungguhnya sudah ada dan diawali oleh tulisan
149
Ismail Suny, Mencari Keadilan, Jakarta, (Ghalia Indonesia, 1982), hlm. 123.
150
Moh.Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia, (Jakarta,
Pusat Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum UI, 1988), hlm. 161; Bandingkan dengan
A.Hamid S.Attamimi, Teori Perundang-undangan di Indonesia, Pidato Pengukuhan Guru Besar
Ilmu Hukum pada FH UI, Jakarta, 25 April 1992, hlm. 8,
151
Sumrah, “Penegakan Hak Asasi Manusia Ditinjau dari Pelaksanaan the Rule of Law”,
dalam Eddy Damian (ed.), Rule of Law dan Praktek Penahanan di Indonesia, (Bandung : Alumni,
1968), hlm. 33-34.
152
R.Crince Le Roy, De Vierde Macht, alih bahasa Departemen Hukum Tata Negara Fakultas
Hukum Unair, Surabaya, 1976, hlm. 17.
153
Mauro Capelletti, Judicial Review in the Contemporary World, (New York, The Balbs-
Merrill Company, Inc., 1971), hlm. 42.
18
proposal penelitian
6
pada abad ke 19. Sesuai dengan diungkapkan van der Pot-Donner,
istilah “the rule of law” menjadi terkenal setelah karya A.V. Dicey,
dalam pandangan Hadjon, pada dasarnya kedua istilah atau faham itu
dilahirkan oleh latar belakang sistem hukum yang berbeda. Faham atau
disebut civil law. Berbeda halnya dengan istilah atau paham the rule of
pada faham atau sistem hukum common law. Namun demikian dalam
dipertentangkan lagi, oleh karena menuju pada sasaran yang sama, yaitu
Selain faham rechtsstaat dan the rule of law, juga dikenal dengan
18
proposal penelitian
7
menempatkan hukum sebagai alat untuk mewujudkan sosialisme dengan
Oleh karena itu, selain istilah rechtsstaat atau the rule of law itu, di
istilah tersendiri, yakni the principle of socialist legality,155 atau sering juga
rechtsstaat dan the rule of law, namun tidak dapat dibantah bahwa
“Demokrasi Pancasila”.
155
Rene David and John E.C. Brierley, Major Legal System in the World Today, An
Introduction to the Comparative Study of Law, Third Edition, (London, Stevens & Sons, 1985), hlm.
208.
156
M. Scheltema, De Rechtsstaat Herdacht, Tjeenk Willink, Zwolle, 1989, hlm. 16.
18
proposal penelitian
8
warganya dengan cara yang berbeda-beda. Negara hukum adalah suatu
karena itu unsur negara hukum berakar pada sejarah dan perkembangan
suatu bangsa. Setiap negara memiliki sejarah yang tidak sama, oleh
dalam Pasal 1 ayat (1), dengan tegas dan jelas terdapat ungkapan
dan dalam Bab I bagian I, Pasal 1 ayat (1) UUDS 1950. Kedua UUD
157
H.A.K. Pringgodigdo, Tiga Undang-undang Dasar, Cet. ke-5, Jakarta, PT. Pembangunan,
1981, hlm.19.
158
Padmo Wahjono, Indonesia Negara Berdasarkan Atas Hukum, Cet. ke-2, Jakarta, Ghalia
Indonesia, 1986, hlm. 8.
18
proposal penelitian
9
dikemukakan tentang negara hukum, namun yang penting ialah pokok-
pokok yang sama dari berbagai pendapat yang ada tersebut. Atas dasar
negara yang tidak terbatas, dan sistem Garis-garis Besar Haluan Negara.
Indonesia tidak terlepas dari pengaruh paham Anglo Saxon dan Eropa
159
Daniel S.Lev, Hukum dan Politik di Indonesia, Kesinambungan dan Perubahan, Jakarta,
LP3ES, 1990, hlm. 384.
19
proposal penelitian
0
menyimpang dari pengertian Negara Hukum pada umumnya
bernegara....”
yang khas atau faham Indonesia, tanpa harus menambahkan atribut yang
lain, setelah kata “negara hukum”. Pengertian yang mendasar dari negara
hukum, di mana kekuasaan tumbuh pada hukum dan semua orang sama
160
Bandingkan dengan Pasal 3 UUD 1945 (Amandemen ketiga 2001).
161
Mochtar Kusumaatmadja, Pemantapan Cita Hukum dan Asas Hukum Nasional di Masa
Kini dan Masa Yang Akan Datang, Makalah, Jakarta, 1995, hlm. 1 dan 2.
19
proposal penelitian
1
hukum, dan tercapainya tujuan hukum. Konstitusionalisme ini dalam
dalam paham the rule of law dikenal dengan asas supremacy of law; atau
all power came from the law and that no man, be he King or Minister or
dari hukum dan bahwa tidak ada orang, baik itu raja atau menteri atau
sangat penting bagi menentukan ada atau tidak adanya kesatuan yuridis
19
proposal penelitian
2
tertib masyarakat, yang merupakan suatu keseluruhan yang saling
ialah suatu tertib hukum. Dengan demikian, suatu hukum positif tidak
terhadap hak asasi. Dimensi hukum, dalam negara hukum harus tercipta
suatu tertib hukum dan perlindungan hukum bagi setiap orang tanpa
diskriminasi.
dan represif melalui lembaga penegak hukum, guna untuk menjamin tertib
163
Bagir Manan, “Pemikiran Negara Berkonstitusi di Indonesia”, Makalah, yang di sampaikan
pada Temu Ilmiah Nasional Mahasiswa Hukum Se-Indonesia, FH Unpad, Bandung, 6 April 1999,
hlm. 2.
19
proposal penelitian
3
hukum, penegakan hukum, dan pencapaian tujuan hukum, ketertiban dan
dalam UUD 1945 yang terdiri dari DPR, DPD, Presiden, MA, Mahkamah
Constitutions claim to prosses the authority not of law only but of supreme
dari logika “bahwa sifat dasar dari konstitusi mempunyai otoritas terhadap
konstitusi, bukan sebagai hukum biasa yang lebih dulu ada sebelum
legislatif.
164
K.C.Wheare, Moderen Constitutions, Oxford University Press, New York Toronto, London,
1975, hlm. 57.
19
proposal penelitian
4
Fungsi konstitusi menurut K.C. Wheare, adalah “…is to regulate
disebutkan dalam UUD 1945 yakni MPR yang terdiri dari Anggota DPR
yang akibatnya jika salah satu bagian tidak bekerja dengan baik, akan
Pemerintahan itu sendiri mempunyai dua arti, yaitu dalam arti yang
luas dan dalam arti yang sempit. Pemerintahan dalam arti yang luas
19
proposal penelitian
5
sendiri, yang meliputi baik tugas eksekutif, yudikatif maupun tugas
legislatif. Atau dengan kata lain adalah seluruh aktifitas yang dijalankan
eksekutif saja.
suatu negara.
horisontal.
19
proposal penelitian
6
Menurut Kranenburg, berdasarkan hubungan antara alat-alat yang
telah diserahi tugas, maka demokrasi terbatas itu masih dapat dibagi ke
dalam :
berganti dalam waktu yang relatif singkat, sebagaimana yang terjadi pada
19
proposal penelitian
7
teratur, maka kementerian akan mendapat kepercayaan yang besar dan
Pada sistem ini, eksekutif secara tegas dipisahkan bebas dari Dewan
kekuasaan yang tegas ini, Woodrow Wilson telah menunjukkan suatu titik
19
proposal penelitian
8
menyedihkan dalam saat-saat darurat”166. Juga Laski mengeritik tentang
dengan berdasarkan teori dan praktek. Menurut Laski, dilihat dari sudut
memuaskan.
166
Woodrow Wilson, Congressional Government, A Study in American Politics, lihat, ibid,
hal.105, di bawah catatan no.1
167
Redaksi Karya Anda, Kamus Internasional Populer, Karya Anda, Surabaya.
19
proposal penelitian
9
Perwakilan Rakyat. Jadi daris segi tehnis, ”referendum pada dasrnya
kehendak rakyat170.
168
Saifuddin Zuhri, Referendum dan Angkatan Sepertiga Anggota MPR, Kompas, 9 April
1981
169
Joeniarto,SH, Demokrasi dan Sistem Pemerintahan Negara, Yayasan Badan Penerbit
Gajahmada, Yogyakarta, 1967, hal.64
170
Perhatikan pelaksanaannya pada beberapa Negara, khususnya di Swiss
20
proposal penelitian
0
Berbeda dengan Kranenburg yang membagi demokrasi itu dalam
20
proposal penelitian
1
penyesuaian antara Parlemen dan eksekutif dapat dengan mudah dicapai.
20
proposal penelitian
2