Anda di halaman 1dari 3

DESENTRALISASI SEBAGAI BENTUK PELIMPAHAN KEWENANGAN

Seperti yang sudah diketahui bahwa desentralisasi tergolong sebagai azas otonomi sebagaimana
yang tercantum didalam undang-undang tentang pemerintahan daerah.

Yang dimaksud dengan desentralisasi menurut Rondinelli) adalah pemindahan wewenang


perencanaan, pembuatan keputusan, dan administrasi dari pemerintah pusat kepada organisasi-
organisasi lapangannya, unit-unit pemerintah daerah, organisasi setengah swatantra-otorita,
pemerintah daerah, dan non pemerintah daerah.

Mengacu pada definisi tersebut dapat dipahami bahwa desentralisasi merupakan perpindahan
kewenangan dalam banyak hal dari satu pihak ke pihak lain. Dalam definisi ini dijelaskan bahwa
perpindahan kewenangan tersebut dari pemilik kewenangan yaitu pemerintah pusat kepada
organisasi-organisasi ataupun unit yang lain. Unit-unit yang lain sebagaimana telah disebutkan
Rondinelli adalah unit yang dibentuk/ disahkan oleh pemerintah pusat dan juga unit tersebut
diberikan kewenangan untuk urusan tertentu. Yang menentukan kewenangan apa saja yang dapat
dimiliki oleh unit unit tersebut adalah pemilik kekuasaan tersebut, yaitu pemerintah. Dan
kewenangan tersebut agar dapat dijalankan oleh unit-unit tersebut maka harus dijamin oleh
peraturan perundang-undangan.

Mengacu pada definisi yang telah dipaparkan oleh Rondinelli, terdapat 4 bentuk desentralisasi,
antara lain sebagai berikut:

Pertama adalah delegesi kepada penguasa otorita dimana adanya pemilihan kewenangan
perencanaan dan pembuat keputusan. Kedua adalah Dekonsentrasi wewenang administrasi.
Ketiga, Devolusi kepada pemerintah daerah. Dan yang keempat, Pemindahan fungsi dari
pemerintah kepada swasta.

4 Bentuk Desentralisasi merupakan perpindahan kewenangan yang dibedakan oleh bentuk dan
jenis kewenanganngannya termasuk siapa yang memperoleh kewenangan tersebut

1. Dekonsentrasi

Penyerahan sejumlah kewenangan atau tanggungjawab administrasi kepada tingkat yang lebih
rendah dalam kementrian atau badan pemerintah. Dalam hal ini Rondinelli menyepakati bahwa
kewenangan yang terbatas terjadi pada dekonsentrasi, dimana penerima kewenangan tersebut
hanya memiliki keleluasaan dalam urusan-urusan administratif, sedangkan urusan-urusan lebih
substantif lainnya diserahkan kepada unit yang berbeda.

2. Delegasi

Perpindahan tanggungjawab fungsi-fungsi tertentu kepada organisasi diluar struktur birokrasi


regular dan hanya dikontrol oleh pemerintah pusat secara tidak langsung. Dalam hal ini
kewenangan tersebut dipindahkan kepada unit lain yang sengaja dibentuk ataupun terbentuk
untuk urusan-urusan tertentu. Contoh: Urusan pemilu diserahkan kepada KPU, urusan korupsi
diserahkan kepada KPK, dan unit-unit lainnya.

3. Devolusi

Sama dengan definisi desentralisasi yang kita pahami selama ini ataupun desentralisasi
sebagaimana yang tercantum dalam undang-undang pemerintahan daerah yaitu pembentukan dan
penguatan unit-unti pemerintahan subnasional dengan aktivitas yang secara substansial berada
diluar kontrol pemerintah pusat. Artinya pemerintahan subnasional tersebut memiliki
kewenangan tertentu untuk urusan-urusan yang sudah dijamin oleh peraturan perundang-
undangan. Sehingga segala sesuatu yang berkaitan dengan urusan yang telah dimandatkan
kepada pemerintah subnasional tadi menjadi tanggung jawab sipenerima kewenangan itu sendiri.

4. Privatisasi/ Swastanisasi

Memberikan demua tanggungjawab atas fungsi-fungsi kepada organisasi nonpemerintah atau


perusahaan swasta yang independent dari pemerintah terkait dengan urusan-urusan publik.
Dalam hal ini pemerintah tetap bertanggung jawab untuk membuktikan agar unit yang
memperoleh kewenangan tersebut mampu menjamin terpenuhinya hak-hak publik yang tidak
dapat dipenuhi oleh pemerintah. Tentunya tanggungjawab tersebut diatur melalui beragam
regulasi mengenai kewenangan tersebut.

5 Alasan pentingnya desentralisasi pentibg terhadap sebuah negara:

1. Mengatasi keterbatasan karena perencanaan pembangunan yang bersifat sentralistik.


Dalam hal ini keterbatasan yang dimaksud adalah pembangunan yang terpusat yang berakibat
pada sulitnya mengindentifikasi kebutuhan masyarakat secara luas yang seharusnya dapat diatasi
melalu desentralisasi.

2. Memotong jalur birokrasi yang rumit seperti prosedur terstruktur dari pemerintah pusat.

Melalui pemangkasan jalur birokrasi pada desentralisasi diharapkan dapat mendorong efisiensi
pelayanan dan berakibat dapar mendorong investasi pada sebuah negara sehingga mampu
mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi di negara bersangkutan.

3. Memberikan fungsi yang dapat meningkatkan pemahaman pejabat daerah atas pelayanan
publik yang diemban.

Melalui desentralisasi, pejabat diharuskan untuk lebih dekat secara emosional bukan hanya
geografis kepada masyarakat setempat. Para pemimpin ditingkat lokal diahruskan untuk lebih
sensitif dan juga responsif terhadap keutuhan lokal.

4. Memungkinkan representasi yang lebih luas dari berbagai kelompok politik, etnis keagamaan
dalam perencanaan pembangunan.

Berkaitan dengan poin ketiga, adanya hubungan emosional yang cukup dekat antara pemerintah
daerah dan juga masyarakat. Dekatnya hubungan tersebut mempermudah jangkauan masyarakat
untuk terlibat dalam pemerintahan secara aktif.

5. Meningkatkan kemampuan maupun kapasitas pemerintahan serta lrmbaga privat di daerah.

Dalam hal ini desentralisasi mengharuskan adanya sinergi-sinergitas antar lembaga baik
pemerintah maupun nonpemerintah dalam mendorong kualitas pelayanan di tingkat lokal. Dalam
menjaga hubungan yang harmonis, maka diperlukan jalur birokrasi yang tidak terlalu rumit
sebagaimana yang telah disampaikan pada poin kedua, bahwa jalur birokrasi yang ringkas
diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi ditingkat lokal. Hal ini dikarenakan
kondisi tersebut mampu mendorong tumbuhnya lembaga-lembaga komersil dan sosial ditingkat
lokal yang akan meningkatkan kualitas pelayanan publik.

Anda mungkin juga menyukai