Anda di halaman 1dari 38

Kelompok 3

Sistem Desentralisasi Dan


Otonomi Daerah & Peran
Eksekutif Dan Legislatif
Dalam Pengelolaan
Keuangan Negara
Anggota Kelompok
1. Bahagia Sapetu 210611040004
2. ⁠Vincent Arrelios 210611040126
3. ⁠Chenly Makalikis 210611040295
4. ⁠Nirma Rumuneh 210611040319
5. ⁠Jeed Keintjem 210611040372
6. ⁠Yulfina Makadolang 210611040383
7. Ferdio Kambey 210611040386
Konsep Desentralisasi
Desentralisasi berasal dari bahasa latin yaitu :
De = Lepas
Centrum = Pusat
Sehingga jika digabung maka desentralisasi menurut bahasa
latin mempunyai arti terlepas dari pusat.

Menurut UU No. 23 Tahun 2014 pasal 1 ayat 6


Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban
daerah otonom untuk mengatur sendiri Urusan
Pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam
sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tujuan Desentralisasi
Tujuan Utama Desentralisasi adalah :

Tujuan Politik, yang ditujukan untuk menyalurkan


partisipasi politik di tingkat daerah untuk
terwujudnya stabilitas polotik nasional ;
Tujuan Ekonomi, untuk menjamin bahwa
pembangunan akan dilaksanakan secara efektif
dan efisien di daerah - daerah dalam rangka
mewujudkan kesejahteraan sosial.
Perlunya Desentralisasi di Indonesia
Luasnya wilayah Indonesia
Ketidak mampuan pemerintah pusat
menyelenggaran semua urusan pemerintah
Indonesia yang pluralistic
Agar terciptanya daya guna dan hasil guna
pemerintah dan pembangunan
Bentuk - bentuk Desentralisasi
Dekonsentrasi
Menurut Rondinelli dan Cheema (1983), Dekonsentrasi merupakan
pelimpahan tanggung jawab pemerintah pusat kepada daerah.
Dekonsentrasi ini bisa berjalan pada skala yang bervariasi dan pada
tingkat otonomi yang berbeda. Misalnya, dekonsentrasi mungkin
tidak sepenuhnya menerima masukan atau input lokal dalam
pembuatan keputusan karena hal itu hanya mengikuti administrasi
yang dijalankan pada tingkatan tersebut.

Contoh: Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat, pelayanan pajak,


dinas perhubungan.
Bentuk - bentuk Desentralisasi
Delegasi

Menurut Rondinelli dan Cheema (1983), desentralisasi adalah


delegasi terhadap organisasi semi-otonom, yang mencakup "delegasi
pembuatan keputusan dan otoritas manajemen bagi fungsi-fungsi
organisasi tertentu yang tidak berada di bawah kontrol langsung da
ri pemerintah pusat". Organisasi pada otoritas ini bisa didelegasikan
baik kepada perusahaan publik, otoritas yang mempunyai tujuan
yang lebih dari satu dan juga tujuan tung gal, seperti otoritas transit,
atau unit-unit implementasi proyek.
Contoh delegasi adalah mencakup: perusahaan penyediaan air atau
PDAM yang dipercaya dan diberi tanggung jawab untuk
merencanakan, mengonstruksikan, dan menjalankan skema
penyediaan air bahkan dengan ukuran tertentu.
Bentuk - bentuk Desentralisasi
Devolusi
Menurut Rondinelli dan Cheema (1983), devolusi adalah bentuk
desentralisasi yang paling lazim terjadi di negara-negara
berkembang dan telah menjadi pilihan dari pemerintah Indonesia.
Devolusi berusaha menciptakan atau memperkuat tingkat atau unit
pemerintahan yang mandiri melalui devolusi fungsi dan otoritasnya.
Dalam prosesnya, pemerintah pusat melepaskan kontrol terhadap
fungsi tertentu, dan jika perlu menciptakan lapisan pemerintahan
baru. Dalam bentuknya yang paling ideal, devolusi mencakup
pemerintahan daerah yang sifatnya otonom yang menjadi institusi
demokratis, yang ada dalam hubungan tidak hierarkis dengan
bentuk-bentuk pemerintahan yang lain.
Karakteristik Devolusi

Pertama, unit-unit lokal pemerintah bersifat otonom, independen, dan


jelas-jelas dirasakan sebagai tingkatan pemerintahan yang terpisah
dengan otoritas pusat yang hanya memiliki sedikit atau tidak ada
sama sekali kontrol terhadapnya.

Kedua, pemerintah daerah batas-batas geografis yang diakui secara


jelas dan legal yang di dalamnya mereka melaksanakan otoritas dan
melaksanakan fungsi-fungsi publik

Ketiga, pemerintah daerah memiliki status korporat dan kekuasaan


untuk menjamin sumber daya untuk melaksanakan fungsi-fungsi
mereka.
Keempat, devolusi mengimplikasikan kebutuhan untuk
"mengembangkan pemerintah daerah sebagai institusi" dalam
pengertian bahwa mereka dirasakan oleh masyarakat di daerah
tersebut sebagai organisasi yang memberikan pelayanan yang
memuaskan kebutuhan-kebutuhan mereka dan sebagai unit
pemerintahan yang atasnya mereka memiliki beberapa pengaruh.

Terakhir, yang kelima, devolusi adalah sebuah susunan yang di


dalamnya ada hubungan resiprokal, hubungan yang saling
menguntungkan dan bermanfaat, dan hubungan yang terkoordinasi
antara pemerintah pusat dan daerah.

Contoh Devolusi: Pemerintah daerah yang memiliki otoritas pusat.


Bentuk - bentuk Desentralisasi
Partnership (Persekutuan)

Partnership (Persekutuan) dapat diartikan sebagai berntuk kerja


sama antara dua belah pihak atas dasar kesepakatan
Prinsip: Kerjasama, kesetaraan, keterbukaan, kepercayaan dan
hubungan timbal balik yang saling menguntugkan.

Contoh Persekutuan:
Public Private Partnership (PPP) Pasal 5 Perpres: 38/2015:
transportasi, jalan, air minum, dll
Bentuk - bentuk Desentralisasi
Privatisasi/Divestasi
Privatisasi adalah penjualan saham Persero, baik sebagian maupun
seluruhnya, kepada pihak lain dalam rangka meningkatkan kinerja
dan nilai perusahaan, memperbesar manfaat bagi negara dan
masyarakat, serta memperluas pemilikan saham oleh masyarakat.

Menurut Adam dkk., (1992), privatisasi bisa dicapai dengan cara:


pertama, penjualan asset oleh negara baik dengan hibah atau parsial;
kedua, transfer asset pada sektor privat dengan menggunakan
prosedur leasing; dan ketiga, pengenalan aturan kontrak
manajemen dalam suatu perusahaan.
Konsep Otonomi daerah
Istilah otonomi berasal dari penggalan dua kata bahasa Yunani,
yakni autos yang berarti sendiri dan nomos yang berarti undang-
undang.
Otonomi bermakna membuat perundang- undangan sendiri.

Menurut UU No. 23 Tahun 2014 pasal 1 ayat 6


Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri Urusan
Pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam
sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia
Tujuan Otonomi daerah
Sudut pandang pemerintah pusat :

Pendidikan politik.
Pelatihan kepemimpinan
Menciptakan stabilitas politik
Mewujudkan demokratisasi sistem pemerintahan di
daerah.
Tujuan Otonomi daerah
Sudut pandang pemerintah daerah :

Membuka kesempatan bagi masyarakat untuk


berpartisipasi dalam berbagai aktivitas politik di
tingkat lokal.
Pelaksanaan otonomi daerah diharapkan akan
meningkatkan kemampuan pemerintah daerah
dalam memperhatikan masyarakatnya.
Pemerintah daerah akan lebih banyak mengetahui
berbagai masalah yang dihadapi masyarakatnya.
Alasan Perlunya Otonomi Daerah
Pertama, dari segi politik, pemberian otonomi dipandang untuk
mencegah penumpukan kekuasaan di satu tangan yang akhirnya
menimbulkan pemerintahan tirani dan totaliter serta anti-
demokratis.

Kedua, dari segi demokrasi, otonomi diyakini dapat


mengikutsertakan rakyat dalam proses pemerintahan sekaligus
mendidik rakyat menggunakan hak dan kewajibannya dalam
penyelenggaraan pemerintahan sehari-hari.
Ketiga, dari segi teknis organisasi pemerintahan, otonomi
dipandang sebagai cara untuk mencapai pemerintahan yang
efektif dan efisien serta lebih responsible.

Keempat, dari segi manajemen sebagai salah satu unsur


administrasi, suatu pelimpahan wewenang dan kewajiban
memberikan pertanggungjawaban bagi penyelesaian suatu tugas
sebagai hal yang wajar.
Prinsip Otonomi Daerah
Otonomi Seluas-luasnya
Prinsip ini memberikan wewenang bagi daerah untuk mengatur
urusan rumah tangganya dan pemerintahannya sendiri. Namun,
kebebasan itu juga harus tetap menyesuaikan dengan peraturan
perundang-undangan.

Otonomi Nyata
Prinsip ini akan memberikan wewenang untuk menangani urusan
pemerintahan yang didasarkan atas tugas, wewenang, dan
kewajiban yang secara riil atau nyata sudah terlihat potensinya
untuk terus berkembang.
Otonomi Bertanggung Jawab
Prinsip ini mengharuskan sebuah sistem penyelenggaraan
pemerintahan harus menyesuaikan dan memerhatikan adanya
tujuan dari pemberian otonomi. Tujuannya adalah untuk
memberdayakan masing-masing daerahnya untuk
menyejahterakan masyarakat luas.
Asas Otonomi Daerah
Asas Desentralisasi
Asas desentralisasi adalah penyerahan wewenang kepada
pemerintah daerah otonom dari pemerintah pusat untuk mengatur
urusan pemerintahan atau rumah tangga daerahnya sendiri.

Asas Dekonsentrasi
Asas dekonsentrasi adalah kegiatan pelimpahan berbagai urusan dan
wewenang yang dimiliki oleh pemerintah pusat kepada kepala
daerah atau gubernur.
Tugas Pembantuan
Tugas pembantuan merupakan penugasan kepada pemerintah
daerah kepada daerah otonom seperti kota, kabupaten, atau
desa untuk melaksanakan tugas tertentu.
Hak Otonomi Daerah
Hak otonomi daerah dijelaskan di dalam Undang-Undang No.32
Tahun 2004 Pasal 22. Dalam aturan tersebut hak yang dimiliki oleh
daerah dalam menjalankan otonomi daerah antara lain:

Mengelola urusan pemerintahannya sendiri.


Melakukan pemilihan kepala daerah.
Mengelola aparatur daerah sendiri.
Mengelola sumber daya yang dimiliki daerah sendiri.
Menarik pajak dan retribusi daerah sebagai salah satu
pendapatan daerah.
Mendapatkan pendapatan lain dari sumber yang sah.
Mendapatkan pembagian hasil pengelolaan berbagai macam
sumber daya alam.
Mendapatkan hak lainnya yang telah diatur dalam peraturan
perundang undangan
Kewajiban Otonomi daerah
Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Pasal 22. Kewajiban itu antara
lain:

Melindungi dan menjaga persatuan dan kesatuan NKRI.


Meningkatkan kualitas hidup masyarakat daerahnya sendiri.
Mewujudkan pemerataan dan keadilan di daerah.
Meningkatkan kualitas pelayanan dan menyediakan fasilitas
pendidikan.
Mengembangkan kehidupan demokrasi masyarakat di daerah.
Menyediakan fasilitas umum yang layak.
Menyelenggarakan jaminan sosial di tingkat daerah.
Merencanakan dan menyusun tata ruang daerah.
Melestarikan lingkungan hidup.
Melestarikan nilai budaya.
Mengatur segala macam administrasi kependudukan.
Kewajiban lainnya tercantum di dalam peraturan perundang -
undangan.
Manfaat Otonomi Daerah
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat daeran.
Meningkatkan kreativitas dan inovasi masyarakat agar bisa
membuat daerah sendiri lebih unggul.
Meningkatkan pengawasan dan kontrol terhadap kegiatan
masyarakat.
Memudahkan pengaturan administrasi yang ditetapkan
pemerintah pusat.
Mendapatkan pendapatan daerah secara mandiri.
Tidak terjadi tumpang tindih kekuasaan ketika ada kebijakan
dari pemerintah pusat.
Meningkatkan efisiensi kinerja pemerintah pusat.
Pemerintah daerah lebih leluasa dalam melakukan
pembangunan, tetapi tetap sesuai dengan aturan yang ada.
Kebijakan akan lebih tepat sasaran karena pemerintah daerah
pasti lebih mengetahui kondisi daerahnya sendiri.
Pelaksanaan kebijakan sesuai dengan kebutuhan dan
kepentingan masyarakat.
Peran Eksekutif Dalam
Pengelolaan Keuangan Negara
Dari ketentuan tersebut dapat dimaknai bahwa :

Presiden mendelegasikan kekuasaan dalam pengelolaan


keuangan negara ini kepada Menteri Keuangan, Menteri dan
Pimpinan Lembaga Negara, serta Kepala Daerah (gubernur,
bupati atau walikota). Dengan demikian, dalam pelaksanaannya,
tidak akan terjadi pemusatan kekuasaan pengelolaan keuangaan
negara hanya di tangan Presiden.
Pengelolaan keuangan negara akan berjalan efektif dan efisien
apabila terdapat perencanaan yang baik. Oleh karena itu,
Presiden Republik Indonesia selaku kepala pemerintahan akan
menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(RAPBN) setiap tahun
Kewenangan Presiden Dalam
pengelolaan keuangan negara
Kewenangan Umum Kewenangan Khusus

Penetapan arah, kebijakan umum, Keputusan/kebijakan teknis dalam


strategi, dan prioritas pengelolaan pengelolaan Didelegasikan
APBN Lembaga APBN Menteri serta
Negara Gubernur/Bupati/Walikota
Kewenangan ini ditangani Presiden
& di akhir tahun
dipertanggungjawabkan ke pemilik
kedaultan melalui DPR.
Pendelegasian Kewenangan
Pengelolaan Keuangan Negara
Dikuasakan kepada Menteri Keuangan, selaku pengelola fiskal dan
Wakil Pemerintah dalam kepemilikan kekayaan negara yang
dipisahkan;

Dikuasakan kepada Menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna


Anggaran/Pengguna Barang kementrian negara/lembaga yang
dipimpinnya;

Diserahkan kepada gubernur/bupati/walikota selaku kepala


pemerintahan daerah untuk mengelola keuangan daerah dan mewakili
pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang
dipisahkan;
Peran dan Fungsi Presiden Sebagai
Pemegang Kekuasaan Atas
Pengelolaan keuangan Negara

Kekuasaan atas pengelolaan keuangan negara digunakan untuk mencapai


tujuan bernegara

"... melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah


Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial ..."
Peran legislatif Dalam
Pengelolaan Keuangan Negara
Hakikatnya, Presiden memegang kekuasaan tertinggi pengelolaan
keuangan negara sebagai bagian dari pemerintahan negara (Chief
Financial Officer) meliputi kewenangan secara umum dan secara khusus.
Pengelolaan keuangan negara secara umum tetap berada pada presiden
dan dipertanggungjawabkan kepada pemilik kedaulatan melalui Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) pada akhir tahun anggaran. Sementara itu,
kewenangan khusus dimandatkan kepada Menteri Keuangan untuk
mengatur lebih lanjut kepada menteri, pimpinan lembaga non
kementerian negara, pimpinan lembaga negara berdasarkan kebutuhan
masing-masing. Pemerintah menyusun APBN setiap tahun dalam rangka
penyelenggaraan fungsi pemerintahan untuk mencapai tujuan bernegara.
A P B N adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang
disetujui oleh DPR.
Siklus Anggaran
Siklus APBN adalah rangkaian kegiatan dalam proses APBN yang dimulai
pada saat APBN mulai disusun sampai dengan APBN disahkan dengan
undang- undang. Pelaksanaan siklus APBN saling beririsan antar tahun
anggaran.

Tahapan siklus anggaran:


Penyusunan anggaran oleh Pemerintah
Pengolahan anggaran di DPR yang berakhir dengan pengesahan
anggaran
dengan undang-undang
Pelaksanaan anggaran oleh Pemerintah • Pengawasan atas
pelaksanaan anggaran
Pengesahan perhitungan anggaran dengan undang-undang
Peran Penting DPR RI
Dalam Perumusan dan
Pembahasan Anggaran
Membahas dan menetapkan bidang-bidang prioritas dalam
rencaana Kerja Pemerintah yang merupakan dokumen
perencanaan kementrian/lembaga untuk periode 1 tahun

Membahas kerangka ekonomi makro dan pokok kebijakan


fiskal yang digunakan sebagai acuan bagi kementrian dalam
menyusun usulan anggaran

Membahas dan menetapkan alokasi anggaran untuk fungsi


program, dan kegiatan kementrian dan lembaga.
Ada Pertanyaan ?
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai