Anda di halaman 1dari 87

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

MKDU 4111
KELOMPOK 3

MODUL 8 : OTONOMI DAERAH


KB. 1 : Pengertian Otonomi Daerah
KB. 2 : Hambatan-hambatan dalam pelaksanaan Otonomi Daerah
KB. 3 : Good Goverment Kunci Mewujudkan Otonomi Daerah

MODUL 9 : PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA INDONESIA


KB. 1 : Konflik dan Perang
KB. 2 : Pengantar Sistem Pertahanan Keamanan Negara Indonesia
KB. 3 : Sistem Pertahanan dan keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata)
KB. 4 : Upaya Penyelenggaraan Bela Negara dalam Kerangka Sistem
Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta
KB. 5 : Politik seta Strategi Pertahanan dan Keamanan
KB. 6 : Dwi Fungsi ABRI dalam Kenangan
MODUL 8 : OTONOMI DAERAH
Kegiatan Belajar 1 : Pengertian Otonomi Daerah
Disampaikan Oleh : Agus Santosa
Membahas Otonomi daerah maka tidak lepas dari system desentralisasi, desentralisasi bukan
merupakan system yang berdiri sendiri melainkan merupakan rangkaian kesatuan dari suatu
system yang lebih besar.

Bryant (1987) berpendapat bahwa ada dua bentuk desentralisasi yaitu yang bersifat administratif
dan politik.
a. Desentralisasi yang bersifat administratif yaitu pendelegasian wewenang pelaksanaan yang
diberikan kepada pejabat pusat di tingkat local.
b. Desentralisasi yang bersifat politik yaitu pendelegasian wewenang dalam pembuatan
keputusan dan control tertentu terhadap sumber daya yang diberikan kepada badan-badan
pemerintah regional dan local.

Konsep desentralisasi menurut Bryant menekankan kepada salah satu cara mengembangkan
kapasitas local,dapat kita aplikasikan dalam rangka mengembangkan pelaksanaan otonomi
daerah di Indonesia.
• Bryant,Rondinell (1988),ia membedakan empat bentuk desentralisasi yaitu :
1. deconcentration
2. delegation to semi-autonomous and prasstatal agencies,
3. devolution to local government, and
4. non government institutions

1. Menurut rondinelli desentralisasi dalam bentuk deconcentration pada hakekatnya


merupakan pembagian kewenangan dan tanggung jawab administrative antar departemen
pusat di lapangan, ia membedakan dua tipe deconsentrasi yaitu field administration
pejabat di lapangan diberikan keleluasaan untuk mengambil keputusan seperti
merencanakan ,membuat keputusan-keputusan rutin dan menyesuaikan pelaksanaan,
kebijaksanaan dalam kondisi setempat,kesemuanya ini dilakukan atas petunjuk
departemen pusat.
Dalam administrasi local ada dua tipe menurut rondinelli yaitu integrated local administration dan
unintegratedlocal administration.

a. Integrated local administration adalah salah satu bentuk dekonsentrasi dimana tenaga
dan staf dari departemen pusat ditempatkan di daerah berada langsung dibawah
perintah supervise eksekutif di daerah,tetapi diangkat danbertanggung jawab kepada
pemerintah pusat.
b. dalam unintegrated local administration ,tenaga dan staf departemen pusat yang
berada di daerah dan kepala eksekutif wilayah masing-masing berdiri sendiri.

2. Delegation to semi autonomous adalah suatu pelimpahan pengambilan keputusan dan


kewenangan manajerial untuk melakukan tugas-tugas khusus kepada suatu organisasi
yang tidak secara langsung berada di bawah pengawasan pemerintah pusat.

3. Devolution (devolusi) adalah pemerintah pusat membentuk unit-unit pemerintah diluar


pemerintahan pusat dengan menyerahkan sebagian fungsi-fungsi tertentu untuk
dilaksanakan secara mandiri.
• Privatisasi adalah tindakan pemberian kewenangan dari pemerintah kepada badan-badan
sukarela,swasta dan swadaya masyarakat,tetapi dapt pula peleburan badan-badan pemerintah
menjadi swasta.

Konsep desentralisasi menurut rondinelli didasarkan pada perhatian yang besar untuk memberikan
keleluasaan kewenangan dalamperencanaan administrasi kepada daerah. karena:

1. Hasil yang tidak memuaskanakibat perencanaan pembangunan dan kontrol administrasi


secara terpusat yang berjalan antara tahun 1950-1960.
2. Perlu dikembangkan cara-cara baru dalam mengelola program,proyek,serta administrasi
pembangunan yang mencakup strategi pertumbuhan dan pemerataan yang dijalankan
selama tahun 1970-an
3. Kebutuhan masyarakat yang semakin komplek, kegiatan pemerintahan yang semakin
meluas sehingga semakin sulit umtuk mencapai efisiensi dan efektivitas apabila kegiatan
pembangunan dikelola secara terpusat.
Dengan demikian konsep desentralisasi menurut Rondinelli ada kemiripan dengan konsep
yang sedang dikembangkan di Indonesia.

• R.Tresna yang berorientasi versi continental membagindesentralisasi menjadi dua yaitu


dekosentrasi atau desentralisasi jabatan (ambtelijke decentralisasie) dan desentralisasi
ketatanegaraan (staatkundigedecentralisasi).

• Dekonsentrasi adalah pemberian (pemasrahan) kekuasaan dalam kepegawaian untuk


kelancaran tugas semata.

• Desentralisasi ketatanegaraan merupakan pemberian kekuasaan yang mengatur bagi


daerah dalam lingkungannya untuk mewujudkan asas demokrasi pemerintahan negara.

• Tresna menyatakan bahwa desentralisasi mempunyai dua wajah yaitu:” Autonomie dan
medebewind atau zelfbestuur”
• Pendapat Rondinelli hampir sama dengan koesoemahatmadja(1979) yang membagi
desentralisasi menjadi dua yaitu dekonsentrasidan desentralisasi ketatanegaraan.

• Dekonsentrasi menurut koesoemahatmaja adalah pelimpahan kekuasaan dari alat


perlengkapan negara yang lebih atas atau tinggi kepada bawahannya guna melancarkan
pelaksanaan tugas pemerintah dimana rakyat tidak di ikut sertakan,sedangkan desentralisasi
an weww ketatanegaraan atau disebut juga desentralisasi politik adalah pelimpahan
kekuasaan perundangan dan pemerintah (regelende en bestuurendebevoegheid) kepada
daerah-daerah otonom dalam lingkungannya

• Desentralisasi ketatanegaraan atau desentralisasi politik terbagi dua yaitu desentralisasi


tutorial(territoriale decentralisatie) dan desentralisasi fungsional functionele decentralisatie)
• Desentralisasi teritorial yaitu pelimpahan kekuasaan untuk mengatur dan mengurus rumah
tangga daerah masing-masing (otonom)

• Desentralisasi fungsional yaitupelimpahan kekuasaan untuk mengatur dan mengurus sesuatu


atau beberapa kepentingsn tertentu

• Otonomi dan medebewind tersebut manifestasi atau perwujudan dianutnya desentralisasi


teritorial sebagai suatu sistem dalam pemerintahan

• Logemann berpendapat bahwa otonomi bermakna kebebasan atau kemaandirian tetapi


bukan kemerdekaan .Didalamnya terdapat 2 aspek utama yaitu pemberian tugas dan
kewenangan untuk menyelesaikan suatu urusan.Kedua,pemberian kepercayaan dan
wewenang untuk memikirkan dan menetapkan sendiri cara-cara penyelesaian tugas tersebut
Dengan demikian otonomi dapat diartikan sebagai kesempatan untuk menggunakan prakarsa
sendiri atas segala macam nilai yang dikuasai untuk mengurus kepentingan
umum(penduduk).
• Zelfbestuur di inggris diartikan sebagai segala kegiatan pemerintah ditiap bagian dari inggris
yang dilakukan oleh wakil-wakil dari pemerintah,di Belanda Zelfbestuur diartikan sebagai
pembantu penyelenggara kepentingsn-kepentingan dari pusat atau daerah yang tingkatannya
lebih tinggi oleh daerah yang tingkatannya lebih rendah.

• Jadi perwujudan desentralisasi pada tingkat daerah adalah’otonom daerah” sistem suatu
negara bangsa menganut desentralisasi dan sentralisasi tidak dilawankan dan karenanya
tidak bersifat dikotomis,melainkan merupakan sub-sub sistem dalam kerangka organisasi
negara,karenanya pula,suatu negara bangsa merupakan genusnya,sedangkan sentralisasi
,desentralisasi,dekonsentrasi dan tugas pembantuan merupakan spesiesnya.
• Dengan mengacu pada berbagai pendapat para pakar dan rumusan undang-undang
mengenai pengertian otonomi, maka yang di maksud otonomi daerah adalah pemerintah’
oleh,dari,dan untuk rakyat dibagian wilayah suatu negara bangsa melalui lembaga-lembaga
pemerintah formal ysng berada di luar pemerintah pusat.otonomi tersebut mencakup
kebijakan pengambilan keputusan politik dan keputusan administrasi.

• Keputusan politik adalah keputusan kebijaksanaan sedangkan keputusan administratif adalah


keputusan pelaksanaan kebijaksanaan administrasi dalam bentuk wewenang dalam
mengambil keputusan administrasi dan keuangan untuk menggali sumber daya keuangan
dan membelanjakan untuk tugas-tugas rutin dan pembangunan.Luas otonomi dalam masing-
masing aktifitas tergantung kepada kebijakan desentralisasi yang sesuia dengan konfigurasi
sosial politik negara yang bersangkutan.
Prinsip yang terkandung dalam negara kesatuan adalah pemerintah pusat berwenang
melakukan campur tangan dalam persoalan-persoalan daerah sepanjang hal itu
menyangkuthajat hidup masyarakat didaerah itu.Jadi tidak semua urusan diserahkan kepada
daerah untuk menjadi urusan rumah tangganya sendiri,tetapi ada sebagian urusan yang
dikecualikan yaitu pertahanan dan keamanan peradilan ‘moneter,luar negri.
MODUL 8 : OTONOMI DAERAH
Kegiatan Belajar 2
Hambatan-hambatan dalam pelaksanaan Otonomi Daerah

Disampaikan Oleh : Hilda


A. Perbedaan Konsep Dan Paradigma Otonomi
Daerah
1. Perbedaan Konsep
Variasi intepretasi konsep otonomi daerah terjadi karena adanya perbedaan
referensi teoretis.
a. Interpretasi menurut Mary Parker Follet
otonomi di identifikasikan dengan indenpendence dari suatu institusi.
b. Interpretasi menurut Holdway, Newberry, Hickson dan Heron
jumlah otoritas pengambilan keputusan yang dimiliki oleh suatu
organisasi
c. Interpretasi menurut Dworkin
keadaan dimana masyarakat membuat dan mengatur perundangannya
sendiri.
Akibat perbedaan Interpretasi istilah Otonomi tersebut,
terdapat kelompok yang menafsirkan otonomi sebagai
kemerdekaan/kebebasan dalam segala urusan yang
sekaligus menjadi hak daerah. Dengan kata lain, Otonomi
Daerah dianggap sebagai kemerdekaan daerah dari
belenggu pemerintahan pusat.
2. Perbedaan Paradigma
Menurut paradigma politik, otonomi birokrasi publik tidak
mungkin ada dan tidak akan berkembang karena adanya
kepentingan politik dari rezim yang berkuasa.
sedangkan menurut paradigma organisasi melihat bahwa
harus ada otonomi agar suatu birokrasi dapat tumbuh dan
berkembang menjaga kualitasnya seingga dapat memberikan yang
terbaik bagi masyarakat.
Respon terhadap kedua paradigma tersebut dikemukakan
oleh Terry., yang menyarankan agar otonomi harus dilihat dalam
paradigma “Konsektual” yakni mengaitkan otonomi dengan sistem
politik yang berlaku dan sekaligus kebutuhan masyarakat daerah.
B. Paradigma Birokrasi
Paradigma ini dengan ciri yang berstuktur sangat hierarkis dengan
tingkat diferensiasi yang tinggi, dispersi, otonomi yang sentrali dan formalisasi
yang tinggi (Standarisasi, prosedur, dan aturan ketat).

C. Lemahnya Kontrol Wakil


Peranan wakil rakyat dalam mengontrol eksekutif sangat tidak efektif
karena terkooptasi oleh elit eksekutif. Dimana birokrasi di daerah cenderung
melayani kepentingan pemerintah pusat di banding kepentingan masyarakat
lokal.
Oleh karena itu, perubahan telah dilakukan segera setelah pergantian
rezim “Orde Baru” Orde Reformasi.
Tetapi, semangat demokrasi yang timbul dan berkembang di era
reformasi ini tidak diikuti oleh strategi peningkatan kemampuan dan kualitas
wakil rakyat. Sehingga memberikan peluang bagi eksekutif unrtuk bertindak
leluasa yang menorbankan kepentingan publik demi kepentingan pribadi.

D. Kesalaha Strategi
Kemampuan pemerintah daerah sayang marjinal dalam melaksanakan
wewenangnya diakibatkan dominasi pemerintah pusat di daerah yang
berlebihan, sehingga pembangunan selama ini sangat sentralistik birokratis.
kurangnya integritas lembaga pemerintahan karena ketidaksiapan dan
ketidakmampuan saerah yang dahulu dijadikan alasan menunda otonomi kurang
diperhatikan.
MODUL 8 : OTONOMI DAERAH
Kegiatan Belajar 3
Good Goverment Kunci Mewujudkan Otonomi Daerah

Disampaikan Oleh : Desi Lisnasari


Dalam pelaksanaan “otonomi daerah”, salah satu kelemahan yang
dihadapi adalah standar penilaian kinerja pemerintahan, yaitu orientasi teoritis
paradigmatis yang mengarah pada birokrasi klasik yang mengutamakan cara
(means) daripada tujuan (ends).
Seharusnya kinerja pemerintah mengikuti paradigma reinventing
goverment (post bureaucratic) yang mengutamakan kinerja pada hasil akhir atau
tujuan atau visi organisasi dan bukan pada menandai input dan menjalankan
proses . (lihat Gaeber dan Osborne 1992).
Konsep Good Governance menurut KJ.S. Erdian (1974) adalah
terminologi yang digunakan untuk menggantikan goverment, istilah ini secara
khusus menggambarkan perubahan peran pemerintah dari pemberi pelayanan
(Provider) kepada “enabler atau fasilitator” dan perubahan kepemilikan dari milik
negara menjadi milik rakyat.
Fokus perhatian dari Good Governace adalah perbaikan kinerja dan
perbaikan kualitas.
Pada awalnya good governance dipromosikan oleh beberapa
organisasi multilateral seperti JICA, OECD, GTZ pada tahun 1991, kemudian
oleh PBB dan lembaga di bawah PBB (UNDP). Lembaga ini membuat Indikator
Good Governance (kepemerintahan yang baik dan amanah).

JICA, OECD, GTZ. UN.(PBB) World Bank UNDP.INDO


1. Demokrasi, 1. Kapabilitas 1. Akuntabilitas 1. Partisipasi
Desentralisasi Pemeritah Politik 2. Penegakan
peningkatan 2. Akuntabilitas 2. Kebebasan Hukum
kemampuan
3. Partisipasi Berkumpul 3. Transparansi
pemerintah
2. Hormat HAM dan Mayarakat dan 4. Keadilan
Patuh 4. Perhatian Berpartisipasi 5. Responsivitas
3. Hukum terhadap 3. Jaminan 6. Visis Strategis
4. Partisipasi Rakyat pemerataan Hukum 7. Akuntabilitas
Efesiensi, dan kemiskinan 4. Akuntabilitas 8. Supervisi /
akuntabilitas, 5. Ekonomi Pasar 5. Ketersediaan Evaluasi
transformasi validitas, 9. Efektivitas dan
5. Pengurangan
informasi Efesiensi
anggaran militer
6. Ekonomi Pasar 10. Profesionalisme
• Dalam rangka otonomi daerah nilai good governance dapat diketahui
sebagai kunci utama karena nilai-nilai terkandung dalam menekankan :

1. Visi Strategis 10. Demokrasi

2. Transparansi 11. Kerjasama dengan Organisasi


Masyarakat
3. Responsivitas
12. Komitmen pada pasar
4. Keadilan
13. Komitmen pada lingkungan
5. Konsensus 14. Desentralisasi
6. Efektivitas dan Efisiensi
7. Akuntabilitas
8. Kebebasan Berkumpul dan
Berpartisipasi
9. Penegakan Hukum
FISHBONE GOOD GOVERNANCE
MODUL 8 : OTONOMI DAERAH
Kegiatan Belajar 4
Capacity Building sebagai Akselerator
Good Governance untuk mewujudkan
Daerah Otonom

Disampaikan Oleh : Yowin


Sebagaimana ditetapkan bahwa pemberlakuan UU No. 22
Tahun 1999 tentang otonomi daerah waktunya kurang tepat. Lebih
banyak pertimbangan politis daripada pertimbangan teknis dalam
memutuskan. Walaupun undang-undang tersebut telah diberlakukan,
namun masih banyak kalangan yang kurang optimis dalam
mewujudkannya karena persiapan yang belum matang.
Dalam konteks paradigma kontekstual, otonomi daerah
hendaknya memungkinkan pemerintah daerah memberikan yang
terbaik bagi masyarakat daerah dengan tetap menjaga terpeliharanya
Negara Kesatuan Republik Indonesia. (Pembangunan daerah adalah
Pembangunan Nasional dan Pembangunan Nasional adalah
Pembangunan Daerah). Untuk itu pemerintah daerah dan legislatifnya
harus mempunyai kemampuan yang tinggi. Untuk memcapai hal
tersebut maka diperlukan capacity building.
A. PENGERTIAN CAPACITY BUILDING
Capacity Building untuk pemerintahan didefinisikan sebagai serangkaian
strategi yang di tujukan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan responsivitas dari
kinerja perintahan, dengan memusatkan perhatian kepada pengembangan dimensi
sumber daya manusia, penguatan organisasi, dan reformasi kelembagaan atau
lingkungan. Dari berbagai literature dapat di kumpulkan beberapa dimensi capacity
building bagi pemerintah antara lain
(1) pengembangan sumber daya manusia
(2) penguatan organisasi dan manajemen
(3) penyediaan sumber daya, sarana dan prasarana,
(4) network,
(5) lingkungan, dan
(6) mandat, kemampuan fisikal, dan program.
Sehubungan Dengan Itu Maka Pemerintah Daerah Perlu
Meyiapkan :

• Penetapan secara jelas visi dan misi daerah dan lembaga pemerintah
daerah; Perbaikan sistem kebijakan publik di daerah; Perbaikan struktural
organisasi pemerintah daerah; Perbaikan kemampuan manajerial dan
kepemimpinan pemerintah daerah; Pengembangan sistem akuntabilitas
internal dan eksternal;
• eksternal; Perbaikan budaya organisasi pemerintah daerah; Peningkatan
sumber daya manusia aparat pemerintah daerah; Pengembangan sistem
jaringan antarkabupaten/kota dengan pihak lain; Pengembangan,
pemanfaatan, dan pemeliharaan lingkungan pemerintah daerah yang
kondusif.
B. ELEMEN-ELEMEN CAPACITY BUILDIN

Pengembangan Visi dan Misi daerah dan Institut Pemerintahan Kabupaten/Kota


1. Pengembangan Kelembagaan Pemerintahan
2. Pengembangan SDM Aparat Pemerintahan
3. Pengembangan Network Pemerintahan
4. Pengembangan dan Pemanfaatan Lingkungan Pemerintahan

Dapat diringkas elemen-elemen penting dari capacity building tersebut


untuk mengakselerasi otonomi daerah dalam bentuk pohon capacity building
CAPACITY BUILDING
MODUL 9
PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA INDONESIA

Kegiatan Belajar 1 : Konflik dan Perang


Disampaikan Oleh : Neneng Fuji Sri Astuti
Menurut Quincy Wrigh (1941) dlm buku nya yang berjudul A STUDY OF WAR
volume 1, menyatakan, penyebab perang yakni:
1. Dunia yang mengerut
2. Percepatan jalannya sejarah
3. Pembaruan persenjataan perang
4. Peningktan demokrasi
A. BENTUK – BENTUK PERANG ;

1. Persengketaan antar bangsa – bangsa


Penyebabnya adalah pebedaan/pertentagan kepentingan nasional yang
dilator belakangi oleh factor sejarah,ideology,politik, ekonomi,sosial budaya,dan hankam
Contohnya yaitu:
 Persengketaan antara RI dengan Belanda tahun 1945 – 1949
 Perang dunia 1 yang berpusat di Eropa pada tahun 1914-1918
 Perang dunia 2 yang terjadi pada tahun 1939 – 1945
 Perang antara Irak – Iran tahun 1980 - 1988
 Perang antara Irak – Kuwait 1990
2. Persengketaa di dalam satu bangsa / Negara
Penyebabnya adalah:

a. perbedaan/pertentangan yang tidak mendasar,yaitu mengenai


persepsi,penilaian tentang pelaksaan /kebijakan.Jika penyebabnya
yang seperti ini biasa bias diselesaikan dengan diskusi.

b. perbedaan/pertentangan kepentingan yang mendasar,yaiyu


menyangkut dasar Negara,bantun Negara,dan tujuan
Negara.Pertentangan ini sulit diselesaikan sehingga berujung pada
kekerasan.
CONTOHNYA YAITU:

 Gerakan PKI Muso atau yang lebih dikenal dengan pemberontakan Madiun
tahun 1948
 Gerakan DI TII di Aceh tahun 1953
 G30S/PKI tahun 1965
 Gerakan RMS (Republik Maluku Selatan) tahun 1950
 Peristiwa PRRI PERMESTA tahun 1958
B. HAKIKAT PERANG DAN PERANG DEWASA INI
Perang adalah pertarungan antara dua kekuatan atau lebih yang saling
bertentangan dengan menonjolkan kekuatan bersenjata.
Sebab – sebabnya yaitu:
a) Perubahan dalam system dan moral
b) Perkembangan teknologi perang
c) Tumbuhnya kesadaran nasional dan demokrasi
d) Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang pesat
e) Pengalaman – pengalaman masa lampau sebagai akibat peperangan
Masalah Dalam Konsep Keseimbangan Diantara Nya: Masalah
Internal Dan Yuridiksi Dalam Negeri Yaitu Mengenai;
1. Prinsip inti dalam hubungan internasional.Prinsip ini memiliki dua sisi:
a. adanya garis yang membatasi perangai intrnasional
b. tindakan dalam negeri yang diambil pemerintah

2. Prinsip dalam negeri mengalami erosi,penyebabnya yaitu;


a. proses globalisasi,contohnya :
• Industry – industry yang bertenaga batu bara dengn kadar sulfur tinggi di
Pulau Batam.
• Penebangan hutan – hutan tropis
• Manipulasi di pasar modal
b. semkain meluasnya kepeduliaan dunia mengenai HAM
c. kenyataan sejarah:system politik dalam negeri suatu Negara dapat
membahayakan perdamaian

3. Perang dewasa ini.


Jenis – jenis perang dewasa ini :
a. Perang dingin (cold war),yaitu suatu bentuk perang yang pada umumnya
tidak menggunakan angkatan bersenjata langsung
b. Perang terbatas (limited war),yaitu suatu bentuk perang dengan masing –
masing pihak yang berperang secara sadar membatasi
tujuan,alat,kekuatan angkatan bersenjata
c. Perang umm (open war),yaitu sutau persengketaan bersenjata,dengan
masing – masing negara atau gabungan negara bersekutu mengerahkan
segenap kekuatan perang yang ada.
d. Perang pembebasan nasioanal(perang revolusioner),yaitu perang yang
dilakukan oleh rakyat negara itu sendiri.
4. Paham Bangsa Indonesia Tenatang Perang
a. Bangsa Indonesia mecintai perdamaian,tetapi lebih cinta kemerdekaan.
b. Persengketaan yang ada diselesaikan dengan cara damai.
c. Perang merupakan jalan terakhir yang harus ditempuh

5. Penggunaan Sarana dan Penentuam Sasaran


a. Penggunaan sarana perang
Pengunaan sarana perang ada 2 kelompok:
1) Kelompok Negara yang menitikberatkan pelaksaan perag kepada
kemampuan teknologi ,mengutamakan pengembangan senjata nuklir
2) Kelompok yang menitikberatkan pelaksanan perang kepada kemamppuan
tradisional,beranggapan bahwa factor – factor kekuatan terdapat pada
masyarakat.
b. Penentuan sasaran perang
1. Penghancuran system urat nadi lawan.
2. Pusat – pusat industry perang,konsentrasi pasukan,landasan peluncuran nuklir.
3. Kehidupan social secara keseluruhan
c. Sumber dan pola eskalasi ancaman
Ancaman yang dihadapi bangsa Indonesia:
1. Subversi dan pemberontakan dalam negeri
a. Bentuk subversi yang paling sederhana yaitu apabila suatau golongan dengan memanfaatkan
keresahan/memburuknya keadaan masyarakat.
b. Bentuk subversi yang mengorbankan sentiment kedaerah/menghasut masyarakat derah untuk
melepaskan diri dari pemerintah pusat.
2. Invasi dan Subversi dari luar negeri
Invasi pada dewasa ini sulit diterima oleh pendapat dunia/sulit dilaksanakan dan makin dihindari
karena:
a. Biaya sangat mahal
b. Adanya nilai – nilai moral baru
c. Timbulnya nasionalisme baru
d. Ancaman perang nuklir kecil kemungkinannya
B. PERANG PEMBEBASAN NASIONAL
Perang pembebasan nasional dilakukan melalui gerakan – gerakan fisik
bersenjata di seluruh wilayah dengan pola eskalasi ancaman dan kegiatan
musuh.
a. Kebhinekaan merupakan kerawanan
b. Kerawaan berkembangan menjadi ketegangan
c. Ketegangan meningkaat menjadi bentrokan
d. Bentrokan berkembang menjadi terror bersenjata
e. Terror bersenjata berkembang menjadi pemberontakan
f. Pemberontakan menjadi kudeta
Adapun pola eskalasi dibagi menjadi 2 tahap:

1. Tahap persiapan yaitu dimulai dengan babak penggalangan dan pematangan daerah
melalui kegiatan – kegiatan subversi
2. Tahapan pelaksanaan,yaitu dilaksanakan dengan operasi – operasi khusus dengan
tujuan penghancuran ojek – objek vital.Tahapan pelaksanaan ini meliputi :

a. Babak penggalangan dan pematangan wilayah


b. Babak penyiapan dan penyiapan fisik
c. Babak pencetus kekacauan
d. Operasi khusus
e. Operasi tempat
f. Operasi wilayah dan logistik.
MODUL 9
PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA INDONESIA

Kegiatan Belajar 2 :
Pengantar Sistem Pertahanan Keamanan
Negara Indonesia

Disampaikan Oleh : Nenden Siti Sarah


Pengantar Sistem Pertahanan Keamanan Negara
Indonesia

Sistem pertahanan dan keamanan tergantung pada


berbagai hal, termasuk konfigurasi geografi suatu negara.
Mari kita belajar sejarah perjuangan bangsa indonesia
dalam bidang pertahanan keamanan.
A. Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia, Khususnya
Di Bidang Pertahanan Keamanan Sejak Tahun 1945.

penentuan sistem pertahanan- pertahanan suatu


negara dilakukan berdasarkan 3 kemungkinan. Yaitu :
1. Peniruan dari sistem pertahanan keamanan bangsa lain
2. Pemilihan secara kebetulan dengan kemungkinan-
kemungkinan kurang sesuai dengan keadaan
sebenarnya dari negara dan bangsa yang memilihnya.
3. Usaha suatu bangsa di bidang pertahanan keamanan
berdasarkan falsafah, identitas, kondisi lingkungan dan
kemungkinan-kemungkinan yang mengancam
keselamatan dan kelangsungan hidup bangsa tersebut.
Sejarah Hankam Indonesia sejak tahun 1945
memberikan pengalaman- pengalaman diantaranya :

1. Pengalaman menanggulangi ancaman dari luar


2. Pengalaman dalam perlawanan bersenjata, mengatasi
penjajah dan menumpas pemberontakan
B. Faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi Sistem
Pertahanan Keamanan

1. Faktor geografis Indonesia


2. Faktor sumber kekayaan alam
3. Faktor demografi
C. Hakikat, Dasar, Tujuan Dan Fungsi Pertahanan
Negara RI

a. Hakikatnya adalah segala upaya pertahanan bersifat


sementara yang penyelenggaraannya di dasarkan pada
kesadaran atas hak dan kewajiban
b. Berdasarkan prinsip demokrasi HAM, kesejahteraan umum
lingkungan hidup, ketentuan hukum nasional dan internasional
dll.
c. Bertujuan untuk menjaga dan melindungi kedaulatan negara,
keutuhan wilayah RI dan keselamatan bangsa dari ancaman
d. Fungsi pertahanan dan keamanan Negara. Yaitu :

1. Memelihara dan meningkatkan tannas


2. Membangun, memelihara dan mengembangkan secara
terpadu dan terarah segenap komponen hankam
negara
3. Mewujudkan seluruh kepulauan Nusantara sebagai
satu kesatuan hakam
D. Penyelenggaraan Ketahanan Negara
Pertahanan negara diselenggarakan melalui usaha
membangun dan membina kemampuan, daya tangkal
negara dan bangsa. Serta menanggulangi setiap
ancaman yang diselenggarakan oleh pemerintah dan
dipersiapkan secara dini dengan sistem pertahanan
negara.
MODUL 9
PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA INDONESIA

Kegiatan Belajar 3 & 4


Disampaikan Oleh : Kiki Adi Setiawan
Kegiatan Belajar 3

Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta


(Sishankamrata)

Sishankamrata adalah suatu sistem pertahanan keamanan dengan komponen-


komponen yang terdiri dari seluruh potensi, kemampuan, dan kekuatan nasional
yang bekerja secara total, integral, serta belanjut untuk mewujudkan
kemampuan dalam upaya Hankam Negara.
A. Komponen Kekuatan Dalam Sishankamrata
Hankamrata merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sifat kesemestaannya.
Kekuatannya ditentukan oleh “militansi rakyat” dan potensim serta kekuatan yang secara
nyata terdapat dalam wilayah.
1. Komponen dasar yaitu rakyat terlatih (ratih), Fungsi ratih adalah untuk ketertiban
umum, perlindungan rakyat, keamanan rakyat, dan perlawanan rakyat yang diupayakan
melalui mobilisasi.
2. Komponen utama yaitu ABRI dan cadangan TNI, Fungsi ABRI dan Cadangan TNI
adalah sebagai subjek kekuatan Hankam Negara dan kekuatan social.
3. Komponen khusus iyalah Perlindungan Rakyat (Linmas), Fungsi linmas adalah
menanggulangi akibat bencana perang, bencana alam atau bencana lainnya.
4. Komponen pendukung yaitu sumber daya dan prasarana nasional, Fungsinya
adalah menjamin kemampuan bangsa dan negara dalam menadakan setiap ancaman
dari luar negeri dan dalam negeri.
Sishankamrata terdapat dua kekuatan perlawanan yaitu
1. Kekuatan perlawanan bersenjata yaitu Bela Semesta.
2. Kekuatan perlawanan tidak bersenjata yaitu rakyat di luar Bela
Semesta
3. Berfungsi untuk perlindungan masyarakat dalam menanggulangi
akibat bencana perang
1. Doktrin Penyelenggaraan Pertahanan Dan Keamanan
Rakyat Semesta

a. Perang gerilaya rakyat semesta


1. Pola Penggunaan kekuatan fisik dengan sasaran-sasaran
2. Pola pemanfaatan kekuatan potensial wilayah
3. Pola perebutan kembali daerah yang diduduki lawan

b. Perang Wilayah
• Sejak tahun 1950 perlengkapan angkatan perang mulai diperbaiki mutunya,
pendidikan dan latihan kemiliteran mulai di adakan dan juga organisai pertahanan-
keamanan
• Tahun 1958 dengan bekal pengalaman pelaksanaan perang gerilya rakyat semesta
untuk menghadapi serangan dari luar.
1. Tahap ke-1
2. Tahap ke-2
3. Tahap ke-3
4. Tahap ke-4
c. Perang Rakyat Semesta
Pada seminar TNI-AD II yang diselenggarakan di Seskoad (Bandung) tanggal 1 Agustus
1966 telah menghasilkan konsep doktrin perang rakyat semesta
1. Perata merupakan bagian mutlak dan tidak terpisahkan dari pertahanan-keamanan
Nasional (Hankamnas)
2. Perata adalah perang yang bersifat semesta, yang menggunakan seluruh kekuatan
nasional secara total dan integral.
3. Pola Operasi
• Pola operasi keamanan dalam negeri (Operasi Kamdagri)
Bertujuan memelihara dan mengembalikan kekuasaan
pemerintah/Negara RI dan menggunakan jenis-jenis operasi intelejen
tempur dan teritorial
• Pola Operasi Pertahanan
Bertujuan untuk menggagalkan serangan dan ancaman nyata dari
kekuatan perang musuh .
d. Pertahanan Dan Keamanan Rakyat Semesta
pada rapat hankam dijakarta pada tnggal 17-28 November 1967 telah dapat dirumuskan
pelaksanaan doktrin Hankamnas yang selanjutnya kita kenal Sishankamrata.
Didalam Hankamrata, ABRI merupakan intinya dan mempunyai fungsi tempur, territorial,
intelejen dan keamanan-ketertiban masyarakat, dalam hubungannya dengan cadangan
nasional maupun rakyat sebagai landasannya
• Unsur-unsur ABRI
Unsur pembinaan dan pengendali kekuatan-kekuatan dan kemampuan-
kemampuan hankamnas terdiri dari TNI, meliputi AD, AL, AU kepolisian RI
(POLRI) dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas)
• Unsur-unsur Non ABRI
Pada dasarnya seluruh rakyat harus memperoleh latihan kemiliteran yang
ditujukan kepada perwujudan tannas, ideologi, dan fisik rakyat yang terlatih
dimasukan kedalam sector pertahanan sipil.
─ Pola operasi pertahanan ialah kerangka yang tetap dalam menggunakan
segala unsur , kekuatan, yang berfungsi sebagai alat untuk menjamin
kemerdekaan, kedaulatan Negara dan keutuhan bangsa Indonesia
─ Tujuan, untuk menggagalkan serangan dan ancaman nyata dari kekuatan
perang musuh.
─ Sifat, menggunakan sistatek dan sistasos secara serasi agar tercapai
maksimal sesuai dengan tingkat serangan dan ancaman nyata musuh.

e. Tahap-tahap operasi pertahanan


1. Tahap operasi defensif strategis
2. Tahap operasi ofensif strategis
f. Penyelenggaraan pola operasi pertahanan
1. Operasi udara
Untuk menghancurkan sumber-sumber kekuatan nasional
musuh
2. Operasi lautan
Untuk menguasai perairan-perairan yang penting dalam
menyeleggarakan operasi pertahanan secara keseluruhan.
3. Operasi didaratan
Untuk merebut dan menguasai sumber-sumber kekuatan
nasional musuh terutama yang ada didaratan
B. Pola Operasi Keamanan Dalam Negeri
Pola operasi keamanan dalam negeri ialah kerangka tetap dalam
menggunakan segala unsur kekutan yang berfungsi sebagai alat unuk
memelihara atau mengembalikan kekuasaan pemerintahan Negara RI
terhadap subversi dan pemberontakan dalam negeri.

C. Pola Operasi Intelijen Strategis (Intelstart)


Operasi intelstart adalah semua operasi untuk menjalankan kegiatan-kegiatan
intelijen, lawan intelijen (kontra intelijen), dan perang urat saraf (perang
psikologis) ditingkat strategis.
Tujuan intelstart
Memperoleh informasi yang diperlukan untuk pelaksanaan strategi
nasional pada umumnya dan operasi-operasi hankamnas pada
khususnya
D. Pola Operasi Kerja Sama Hankam Asia
Tenggara
Pola operasi kerjasama hankam asia tenggaramerupakan salah satu pola utama
sishankamrata. Kerjasama adalah usaha bersama dalam menghadapi kemungkinan
gangguan-gangguan (keamanan, stabulitas nasional, dan perdamaian). Kerjasama hankam
justru melihat kedalam untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan yang terjadi dikawasan
tersebut.
Didalam Sishankamrata maupun kegiatan-kegiatan dalam dalam menghadapi
lawan
• Operasi Tempur
• Operasi Intelijen
• Operasi Teritorial
• Operasi Keamanan
• Infiltrasi
• Invas
• Subversi
• Sabotase
• Sifat intelstart
a. Dilakukan pada setiap saat dengan intensitasnya yang disesuaikan dengan politik
nasional.
b. Pada dasarnya dilakukan diluar wilayah nasional.

• Perbadingan antara intelstart dengan intelijen pada operasi-operasi pertahanan dan


kamdagri
a. Kedua-duanya berusaha mendapatkan keterangan yang mempunyai arti militer dari
Megara-negara lain
b. Intelstart dihasilkan secara terus menerus, baik dalam masa perang maupun masa
damai.
c. Tidak terbatas pada situasi local tetapi meliputi semua faktor yang merupakan potensi
perang suatu Negara.

• Arti pentingnya kemampuan intestart


a. Kemampuan intelstart yang merupakan salah satu kemampuan utama harus
dikembangkan dalam usaha menyempurnakan sishankamrata.
Kegiatan Belajar 4

Upaya Penyelenggaraan Bela Negara Dalam


Kerangka Sistem Pertahanan Dan Keamanan
Rakyat Semesta
A. Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia Dalam
Pembelaan Negara
Pada tanggal 17 Agustus 1945 Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia yang membentuk pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia, tidak mempersiapkan angkatan perang atau
tentara nasional secara sempurna untuk melindungi kemerdekaan
yang telah diproklamasikan
Pada tanggal 23 Agustus 1945 diumumlan oleh Presiden RI
Pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang berfungsi
penjaga keamanan umum didaerah-daerah di bawah koordinasi
Komite Nasional Indonesia (KNI).
Kebijaksanaan pemerintah tidak memuaskan beberapa golongan
pemuda.
Pemuda membentuk badan-badan perjuangan atau laskasr-laskar bersenjata
1. Angkatan Pemuda Indonesia (API)
2. Barisan Rakyat Indonesia (BARA)
3. Barisan Banteng
4. Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi (KRIS)
5. Pemuda Indonesia Maluku (PIM)
6. Hisbullah
7. Sabilillah
8. Pemuda Sosialis Indonesia (PESINDO)
9. Barisan Pemberontakan Republik Indonesia (BPRI)
10. Barisan Pemuda Indonesia (BPI)
11. Pemuda Republik Indonesia (PRI) di Aceh
12. Pemuda Republik Andalas di Sumatra Utara
13. Pemuda Andalas di Sumatra Barat
Badan-badan perjuangan bersenjata Khusus
1. Tentara Pelajar (TP)
2. Tentara Genie Pelajar (TGP)
3. Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP)

• Pada tanggal 5 Oktober 1945 dikeluarkan maklumat pemerintah yang


menyatakan berdirinya Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Tugas penyusunan
tentara nasional di serahkan kepada Oerip Soemohardjo dan di pimpin
Supriadi
• kolonel Soedirman (Komando Devisi V Banyumas) terpilih sebagai pemimpin
tertinggi TKR pada tanggal 18 Desember 1945 Kolonel Soedirman diangkat
sebagai Panglima besar TKR dengan Pangkat Jendral dan Oerip
Soemohardjo Sebagai Kepala Staf Umum TKR dengan Pangkat Jendral
• pada bulan Januari 1945 berubah menjadi Tentara Republik Indonesia (TNI)
• pada tahun 1947 bangsa Indonesia menyusun,mengkonsolidasikan
sekaligus mengintragisikan alat alat pertahanan dan keamanan pada tanggal
18 september 1948 indonesia menghadapi pemberontakan PKI dikenal
dengan affair madiun dan agresimiliter belanda II pada tanggal 19 desember
48 yang menguasai ibu kota RI (Yogyakarta) dan menangkap para pimpinan
politik bangsa Indonesia
• pada priode 1950 – 1965 negara Indonesia menghadapi berbagai gangguan
keamanan dalam negri (pemberontakan),perjuangan trikora,pembebasan
irian barat,dan dwikora.
• Pada tahun 1965 periode orde baru
ternyata,ancaman,tangtanggan,hambatan dan gangguan yang dihadapi lebih
complex dan lebih luas dari para periode sebelumnyah untuk menghadapi
masalah ini dikembangkan konsepsi pannas yang berpijak pada seruluh
aspek kehidupan bangsa yang bersifat alamiah (geograpi,sumber kekayaan
alam dan demograpi) dan bersifat sosial (ideolog politik,ekonomi,sosial
budaya dan hamkam)
B. Landasan Hukum Bela
Sebelum diproklamasikan kemerdekaan RI telah dipikirkan masalah Negara
(ceki pertahanan Negara) yang di cantumkan dalam UUD 1945 Bab XII
pasal 30 ayat 1dan 2
1. Tiap warga Negara berhak dan wajib dalam usaha
pembelaan Negara .
2. Syarat-syarat tentang pembelaan Negara diatur dengan
Undang- undang .
C. Wujud Dan Upaya Bela Negara

pertahankan kemerdekaan bukan oleh suatu kelompok masyarakat atau rakyat,


tetapi oleh seluruh rakyat Indonesia dengan mengerahkan segala potensi
kemampuan dan kekuatan yang dimiliki.
Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang ada yaitu UU No. 29 Tahun
1954 tentang pertahanan Negara, wujud bela Negara.
1. PPPR (P3R) Pendidikan Pendahuluan perlawanan Rakyat
2. Wajib Latih Mahasiswa (WALAWA)
3. Rakyat Terlatih (RATIH)
4. Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI)
5. Cadangan Angkatan Perang Republik Indonesia
MODUL 9
PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA INDONESIA

Kegiatan Belajar 5 & 6

Disampaikan Oleh : Regi Muhaemin


Kegiatan Belajar 5
Politik serta Strategi Pertahanan dan Keamanan
Politik dan strategi pertahanan dan keamanan (Hankam) merupakan bagian
integral dari politik dan strategi nasional (Polstranas) polstra hankam bersipat
saling mengisi, saling mendukung, dan saling memperkuat (sinergi).
Contoh politik yaitu kehidupan dalam suatu wilayah tertentu bersama sama yang
lain dengan saling membantu di bawah suatu pemerintahan yang di setujui
bersama.
Pengertian strategi secara umum,adalah cara untuk mendapatkan kemenangan
atau mencapai suatu tujuan yang telah di tetapkan
Pada dasarnya strategi merupakan suatu kerangka rencana dan tindakan yang
di susun dan di siapkan dalam suatu rangkaian terhadap tantangan baru.
Pertahanan dan keamanan nasional meliputi :
1. pengamanan tercapainya tujuan tujuan dan sasaran sasaran rangkaian
politik nasional.
2. penyempurnaan efektivitas, efisiensi dan integritas masyarakat sehingga
dapat menjadi inti kekuatan HANKAMNAS yang kokoh, kuat dan kompak.
3. penyusunan kekuatan hankamnas bagi setabilitas, perdamaian dan
keamanan di asia tenggara hususnya dunia pada umumnya.
A. DASAR DASAR KONSEP PERTAHANAN KEAMANAN NASIONAL ada 5 yaitu :
1. Falsafah
2. Asas-asas
3. Tujuan dan pungsi hankamnas
4. Sistem pertahanan keamanan nasional
5. Konsep pertahanan keamanan nasional

B. POLITIK HANKAM
Politik hankam adalah asas haluan, usaha dan kebijakan Negara, untuk mencapai keamanan
nasional yang aman dan damai Meliputi prinsip prinsip sebagai berikut :
1. Jaminan terhadap ketidak pastian
2. Berdasarkan kepada kemampuan sendiri
3. Politik bebas aktif
4. Perdamaian dunia
5. Wawasan nusantara (WASANTARA)
6. Pertahanan dan keamanan rakyat semesta (HANKAMRATA)
C. KEBIJAKSANAAN HANKAMNAS
Kebijaksanaan hankamnas harus di dasarkan pada upaya mencegah
peperangan melalui usaha usaha dalam negri dan melalui usaha usaha sosial politik,
Pada hakikatnya adalah suatu sarana guna memaksa pihak lain tidak memerangi
Indonesia, dengan menunjukan kesungguhan kita dalam menangani masalah
hankamnas di sertai pameran kekuatan dan kemampuan hankamnas sedemikian rupa
sehingga lawan-lawan potensial akan kehilangan kemampuan atau enggan untuk
memerangi Indonesia.

D. STRATEGI PERTAHANAN DAN KEAMANAN


Pada hakikatnya strategi hankamnas bertujuan menjamin tetap tegaknya
Negara kesatuan republik Indonesia berdasarkan pancasila dan UUD 1945 terhadap
segala ancaman baik yang datang dari luar negri maupun dari dalam negri dalam
rangka mencapai tujuan nasional.
Adapun prinsip prinsip (pembuatan rencana strategi) meliputi :
1. Prinsip Ekonomis dan Politis
2. Mencukupi Kebutuhan Sendiri
3. Dislokasi Kekuatan
4. Undang-Undang dan Doktrin
5. Penelitian, Pengembangan, dan Teknologi
6. Dwifungsi ABRI
7. Manajemen
8. Pemanfaatan Peluang

E. PEMBANGUNAN DAN PENGGUNAAN KEKUATAN


Tujuan pembangunan hankamnas berpangkal pada strategi hankamnas
Pertahanan keamanan harus di bangun pertama-tama untuk mewujudkan daya tangkal, yaitu kekuatan
yang memberikan keyakinan kepada setiap pihak yang mempunyai maksud memusuhi bangsa
Indonesia dan merencanakan melakukan agresi dengan cara apapun juga, tidak dapat mencapai tujuan
atau maksudnya.
Hak serta kedaulatan Negara atas wilayahnya berdasarkan wasantara yaitu
1. Sasaran kekuatan
2. Sasaran Kemampuan Hankamnas
3. Sasaran program
F. PENGGUNAAN KEKUATAN
Pola dasar penggunaan kekuatan hankamnas secara umum di perlukan untuk
suatu operasi tentang tepatnya kekuatan dan kelemahan,segi yang kuat di jadikan
pancangan kaki dan di manfaatkan seoptimal mungkin dengan memberikan
kekuatan kepada segi yang lemah untuk di perbaiki dan di perkuat sehingga
lambat laun dapat di peroleh kekuatan nasional yang seimbang dan serasi.

Pola dasar penggunaan kekuatan hankamnas adalah sebagai berikut


1. Persuasi
2. Ancaman Langsung
3. Penghancuran
Kegiatan Belajar 6
Dwi Fungsi ABRI Dalam Kenangan
Dwi fungsi abri mempunyai pengertian bahwa ABRI mengemban fungsi kekuatan Hankam dan sekaligus
sebagai fungsi kekuatan sosial politik
Oleh karena itu ABRI mengemban fungsikan Hankam dan pungsi sosial politik maka disebut sebagai Dwi
Fungsi ABRI.
Fungsi ABRI sebagai kekuatan sosial politik, tidak hanya terdapat di Indonesia, tetapi merupakan gejala
umum di Negara sedang berkembang atau kerap kali disebut sebagai dunia ketiga.
Apabila kita melihat pada sejarah perkembangan hubungan sipil militer di Negara-negara berkembang
umumnya militer mempunyai kecendrungan memainkan peran lebih besar dalam politik nasional.
Banyak ahli ilmu politik menulis untuk menjelaskan mengapa militer, berperan aktif dalam politik yaitu :
1. Amos Perlmutter (1980)
2. Taufik Abdullah (1981)
Ada pun Penulis lain yang mencoba menjawab dalam politik ialah :
1. Harold Crough (The military in the political developmentof the new nations, Chicago University Press,
1964)
2. Finer (1962)
A. SEJARAH DWI FUNGSI ABRI (FUNGSI SOSIAL POLITIK)
Lahirnya abri sebagai kekuatan sosial politik di Indonesia berangkat dari perjalanan sejarah
bangsa Indonesia merebut kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan RI.
Pengalaman sejarah itu mengakibatkan bagai mana ABRI memandang dirinya yakni sebagai
alat revolusi dan alat Negara, juga sebagai pejuang yang terpanggil untuk memberikan
jasanya kepada semua aspek kehidupan dan pembangunan bangsa.

B. HAKIKAT ABRI SEBAGAI KEKUATAN SOSIAL POLITIK di bagi 2 yaitu :


1. Hakikat Sosial Politik ABRI
2. Sikap dan Tekad Sosial Politik

C. TUJUAN ABRI SEBAGAI KEKUATAN SOSIAL POLITIK


Tujuan ABRI sebagai kekuatan social politik ialah untuk mewujudkan stabilitas nasional
yang mantap dan dinamik di segenap aspek kehidupan bangsa dalam rangka
pemantapan tanas untuk mewujudkan tujuan nasional berdasarkan pancasila.
D. TUGAS DAN FUNGSI ABRI SEBAGAI KEKUATAN SOSIAL POLITIK di bagi 2 yaitu :
1. Tugas ABRI sebagai Kekuatan Sosial Politik
2. Fungsi ABRI sebagai Kekuatan Sosial

E. POLA OPERASI SOSIAL POLITIK ABRI


1. Pola operasi social politik adalah suatu rangkaian konsepsi operasi penyelesaian
masalah social politik dengan menciptakan situasi dan kondisi social politik yang mantap
dan dinamis dengan menggunakan kekuatan ABRI.
2. Di dalam penyelenggaraan , pola operasi social politik dapat di laksanakan secara berdiri
atau merupakanpola operasi yang terkait dengan pola operasi pertahanan ataupun pola
operasi keamanan dalam negri
3. Sebagai landasan pelaksanaan operasi social politik digunakan pedoman penjabaran
yang bersipat konseptual operatif
F. BERBAGAI PENDAPAT TENTANG DWI FUNGSI ABRI (FUNGSI SOSIAL POLITIK)
Sejarah telah mencatat bahwa dwi fungsi ABRI membawa ABRI cukup berperan dalam
dalam kehidupan Politik Nasional secara bertahap.

Ada 3 Fungsi Sosial Politik ABRI yaitu :


Dukungan terhadap Dwi fungsi ABRI (Pungsi Sosial politik) Presiden Soeharto (1970)
Kritik terhadap Dwi Fungsi ABRI
Dwi Fungsi ABRI di Masa Depan

G. ORDE BARU DIGANTIKAN ORDE REFORMASI


ORDE BARU adalah mengganti ORDE Lama menjadi ORDE BARU pelaksanaan pemerintah
pada ORDE BARU di warnai adanya praktek pelaksanaan korupsi , kolusi, dan nepotisme.
ORDE REFORMASI merupakan suatu ORDE yang mengharapkan adanya penerapan hukum
dan tatanan sesuai dengan peraturan yang ada, yaitu yang sesuai dengan PANCASILA DAN
UUD 1945.
H. TNI DALAM NEGARA DEMOKRASI
TNI sebagai bagian yang tak terpisahkan dari republic Indonesia dan sebagai pembela pancasila
sebagai dasar Negara , dengan sendirinya mendukung dan berpartisipasi dalam perwujudan
demoktrasi sebagai system politik, system ekonomi, dan system Sosial.
Syarat-syarat yang harus di penuhi TNI antara lain yaitu :
1. TNI merupakan organisasi militer yang teratur, berdisiplin, dan taat menjalankan semua
ketentuan hukum undang-undang dan peraturan yang berlaku.
2. TNI menempatkan diri di bawah kekuasaan pemerintah, menjalankan segala kehendak
pemerintah sepenuhnya dan melaksanakan kehendak pemerintah dengan sebaik-baiknya.
3. TNI memimpin dan mendidik anggotanya menjadi warga Negara yang menyadari pentingnya
pancasila sebagai dasar Negara dan menjadi anggota TNI yang senantiasa mengusahakan
yang terbaik bagi RI dan TNI.

Anda mungkin juga menyukai