TINJAUAN PUSTAKA
A. Desentralisasi
1. Pengertian Desentralisasi
fungsional lingkup regional atau daerah; lembaga non pemerintah atau lembaga
Hal senada juga diungkapkan oleh Rondenelli dalam Domai (2011:15) yang
rendah, badan hukum publik, penguasa wilayah luas maupun regional, para ahli
Penyerahan kewenangan kepada daerah otonom berupa otonomi daerah ini adalah
11
12
daerah dapat membantu pemerintah pusat untuk mengurus Negara pada daerahnya
ada sebuah sistem tanggung jawab bersama antara institusi pemerintah pada
sosial, dan berbagai keputusan politik; membantu kapasitas rakyat yang masih
akuntabilitas.
kepada pemerintah daerah dipandang sebagai bagian dari Paket reformasi untuk
jawab yang semula adalah urusan pemerintah pusat atau nasional kepada
pemerintah daerah atau lokal agar urusan-urusan tersebut menjadi wewenang serta
2. Jenis Desentralisasi
kepada pemerintah daerah secara luas dibagi menjadi empat jenis, yaitu:
badan pemerintah.
pemerintah pusat.
lingkungan yang lebih baik bagi dunia usaha dan menyediakan barang
pasar.
diantara ketiganya saling berkaitan erat satu sama lain dan sebaiknya dilaksanakan
tercapai.
diketahui dalam 2 aspek yaitu jenis desentralisasi berdasarkan level atau tingkat
devolution karena sudah mencakup dari keseluruhan jenis yang ada. Sedangkan
pemerintah daerah yang dilihat dari berbagai sumber seperti dijelaskan diatas
3. Urgensi Desentralisasi
peran pemerintah daerah karena aktivitas pemerintah pusat pada level lokal tidak
yang akan terjadi pada level pusat. Pemerintah pusat tidak menunjukkan
mengeluarkan uang.
tinggi.
yang sesuai.
efektif.
desentralisasi, yaitu:
(a) Dari segi politik adalah untuk menyalurkan inspirasi dan aspirasi
pemberdayaan masyarakat.
(pemerintah pusat) sehingga rawan terjadi korupsi akibat kurang transparansi dan
tidak terpenuhinya layanan publik didaerah akibat kurang informasi secara detail
maka segala permasalahan yang ada di daerah akan lebih cepat terselesaikan
B. Desentralisasi di Indonesia
undang No. 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah pada awal Januari 2001.
Adanya UU No. 22 Tahun 1999, UU No. 25 Tahun 1999, dan PP No. 105 Tahun
2000 serta pedoman yang ditetapkan Menteri Dalam Negeri di atas menunjukkan
bahwa awal tahun 2001 merupakan landasan pacu bagi terjadinya desentralisasi
pemerintahan secara massif dan drastis, bahkan bisa juga disebut sebagai sebuah
lompatan yang luar biasa dalam tata kelola pemerintahan di negara ini. Tentu saja
perwujudan dari desentralisasi ini adalah otonomi daerah, di mana dalam otonomi
daerah ini pemerintah daerah memiliki hak, wewenang, dan kewajiban untuk
antara pusat dan daerah memberikan dua dimensi dasar dalam desentralisasi.
Diantaranya yaitu:
level pemerintah.
ini lebih ditekankan kepada otonomi pada desa untuk membangun dari pinggiran.
21
undang nomor 32 tahun 2004, dan undang-undang nomor 23 tahun 2014 dilihat
dari segi asas dan pembagian kewenangan antara pemerintah provinsi dengan
di Indonesia
sebagai “semua hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang, demikian pula
segala sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan kekayaan
daerah sepanjang belum dimiliki oleh negara atau daerah yang lebih tinggi serta
keuangan daerah berarti daerah harus memiliki keuangan dan kemampuan untuk
pemerintahannya.
daerah dalam menggali dan mengelola sumber daya atau potensi daerah yang
dimilikinya secara efektif dan efisien sebagai sumber utama keuangan daerah
faktor yang mempengaruhi pendapatan asli daerah dari sektor pajak daerah adalah
sebagai berikut:
4. Tarif pajak
sebagai dasar penilaian kinerja keuangannya. Salah satu alat untuk menganalisis
bantuan pihak ekstern (terutama pemerintah pusat dan provinsi) semakin rendah,
PAD
RK = x 100%
TPD
pemerintah pusat.
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini dan dapat menjadi
selama 18 tahun terahir yaitu Antara tahun 1993 hingga 2010. Hasil
penerimaan pajak daerah sebesar 9%, retribusi daerah sebesar 27%, hasil
Kabupaten Malang dilihat masih kategori rendah, hal ini dapat dilihat dari
pusat.
kemandirian yang rendah sekali dengan rata-rata dibawah 10.00%. Hal ini
rata-rata tingkat kemandirian keuangan yang masih sangat rendah, hal ini
tinggi.