Anda di halaman 1dari 7

KONSEP

DESENTRALISASI

Maria silviani ayuwinda (1810010010)


Helmi F. Taopan (1810010003)
DEFINISI
DESENTRALISASI

Menurut Undang-Undang Nomor 33


Pengertian menurut desentralisasi
Tahun 2004 tentang Perimbangan menurut para ahli sebagia berikut:
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah, desentralisasi ·      Henry Maddick (1963) ialah
diartikan sebagai penyerahan kewenangan penyerahan kekuasaan secara hukum
pemerintah oleh Pemerintah kepada untuk dapat menangani bidang-bidang
Daerah Otonom untuk mengatur dan atau fungsi-fungsi tertentu kepada
mengurus urusan pemerintahan dalam daerah otonom.
·      Rondinelli, Nellis, dan juga Chema
sistem Negara Kesatuan Republik (1983) ialah penciptaan atau penguatan,
Indonesia. Dan desentralisasi memiliki baik itu dari segi keuangan maupun
banyak definisi yang beragam. Secara hukum, kepada unit-unit pemerintahan
umum, desentralisasi adalah pelimpahan subnasional yang penyelenggaraannya
wewenang atas pengambilan keputusan secara bersifat substansial berada diluar
(ADB, 2011). kontrol langsung dari pemerintah pusat.
Ciri-Ciri Desentralisasi

Menurut Smith (1985) yang mengungkapkan bahwa Desentralisasi mempunyai ciri-ciri tertentu,
ialah seperti :
Penyerahan wewenang untuk dapat melaksanakan fungsi pemerintahan tertentu dan juga
pemerintah pusat kepada daerah otonom,
Fungsi yang diserahkan ialah dapat dirinci, atau fungsi yang tersisa (residual functions),
Penerima wewenang ialah daerah otonom,
Penyerahan wewenang berarti wewenang untuk menetapkan dan juga melaksanakan kebijakan;
wewenang mengatur dan juga mengurus (regelling en bestuur) kepentingan yang sifatnya lokal,
Wewenang mengatur ialah wewenang untuk menetapkan norma hukum yang berlaku umum dan
juga bersifat abstrak,
Wewenang mengurus ialah wewenang untuk menetapkan norma hukum yang sifatnya
individual dan juga konkrit (beschikking, acte administrative, verwaltungsakt),
Keberadaan daerah otonom ialah di luar hirarki dari organisasi pemerintah pusat,
Menunjukkan kepada pola hubungan antar organisasi,
Menciptakan political variety dan juga diversity of structure didalam sistem politik.
 
Faktor-Faktor Pendorong
Desentralisasi

Menurut Siddik tahun 2002 mengenai faktor-faktor yang mendorong terjadinya


desentralisasi di berbagai negara di dunia terutama dinegara-negara berkembang,
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
a.       latarbelakang atau pengalaman suatu negara, peranannya dalam globalisasi
dunia,
b.      kemunduran dalam pembangunan ekonomi,
c.       tuntutan terhadap perubahan tingkat pelayanan masyarakat,
d.      tanda-tanda adanya disintegrasi di beberapanegara, 
e.       banyaknya kegagalan yang dialami oleh pemerintahan sentralistis dalam
memberikan pelayanan masyarakat yang efektif.
 
Argumen-Argumen
Yang Mendukung
Desentralisasi

Beberapa ahli seperti Tiebout (1956),


Oates (1972), Tresch (1981), Breton Satu analogi argumen lainnya yang
(1996), Weingast (1995) dalam Sidik dikenal sebagai "The Tiebout Model"
(2002) menyatakan bahwa pelayanan (1956) adalah ungkapan “love it or
publik paling efisien ketika leave it” menekankan bahwa pilihan
diselenggarakan di tingkatan terdekat masyarakat akan selalu dilakukan
dengan masyarakat karena (i) pemerintah untuk memenuhi preferensinya dengan
lokal sangat memahami kebutuhan mempertimbangkan kualitas
masyarakatnya; (ii) pemerintah lokal pelayanan dan besaran pajak yang
efisien dalam penggunaan dana harus dibayar. Ketika preferensi tidak
masyarakat; dan (iii) persaingan terpenuhi maka pilihannya adalah
antardaerah akan meningkatkan inovasi. pergi atau tetap tinggal dan berusaha
merubah kondisi yang ada.
Konsep atau Bentuk Desentralisasi

Dimana secara umum konsep desentralisasi terdiri empat, yaitu


Machfud Siddik (2002) menulis, antara lain :
desentralisasi merupakan sebuah a.       Desentralisasi Politik (Political Decentralization);
instrumen untuk mencapai salah Adalah Pelimpahan kewenangan yang lebih besar kepada daerah
satu tujuan bernegara, yaitu yang menyangkut aspek pengambilan keputusan, termasuk
terutama memberikan pelayanan penetapan standard dan berbagai peraturan.
publik yang lebih baik dan b.      Desentralisasi Administratif (Administrative Decentralization);
menciptakan proses pengambilan Adalah berupa pergeseran volume pekerjaan dari departemen pusat
keputusan publik yang lebih kepada perwakilannya yang ada di daerah tanpa adanya penyerahan
demokratis. atau pelimpahan kewenangan untuk mengambil keputusan atau
Dengan desentralisasi, akan keleluasaan untuk membuat keputusan.
diwujudkan dalam pelimpahan c.       Desentralisasi Fiskal (Fiscal Decentralization);
kewenangan kepada tingkat Suatu Proses distribusi anggaran dari tingkat Pemerintahan yang
pemerintahan yang lebih rendah lebih tinggi ke Pemerintahan yang lebih rendah, untuk mendukung
untuk melakukan pembelanjaan, fungsi atau tugas pemerintahan dan pelayanan publik sesuai dengan
kewenangan untuk memungut banyaknya kewenangan bidang pemerintahan yang dilimpahkan.
pajak (taxing power), d.      Desentralisasi Ekonomi (Economic or Market
terbentuknya Dewan yang dipilih Decentralization)
oleh rakyat, Kepala Daerah yang Adalah pengelolaan ekonomi (perencanaan, pembiayaan,
dipilih oleh DPRD, dan adanya pelaksanaan, dan evaluasi) yang sebelumnya lebih didominasi
bantuan dalam bentuk transfer pemerintah pusat dialihkan kewenangannya kepada pemerintah
dari Pemerintah Pusat daerah.
           
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai