Anda di halaman 1dari 4

BAB I

. teori demokrasi liberal memberikan dukungan bagi desentralisasi karena mampu mendukung
demokrasi pada dua tingkatan. Pertama, ia memberikan kontribusi positif bagi perkembangan
demokrasi na- sional karena local government itu mampu menjadi sarana bagi pen- didikan
1
0
politik rakyat dan memberikan pelatihan bagi kepemim- pinan politik, serta mendukung
penciptaan stabilitas politik.
. konsep otonomi terkandung kebebasan untuk berprakarsa dalam mengambil kepu- tusan atas
dasar aspirasi masyarakat yang memiliki status demikian tanpa kontrol langsung oleh
pemerintah pusat. Oleh karena itu, kaitannya dengan demokrasi sangat erat. (Hoessein,
2000)
. local government mampu memberikan manfaat bagi masyarakat setempat (locality).
9
Sebagaimana dingatkan oleh Hoes- sein (2001b) bahwa local government dan local autonomy
tidak dicerna sebagai daerah atau pemerintah daerah tetapi merupakan masyarakat
setempat.
. Urusan dan kepentingan yang menjadi per- hatian keduanya bersifat lokalitas karena basis
politiknya adalah lokalitas tersebut bukan bangsa.
8
. Makna lokalitas ini juga tercermin dalam berbagai istilah di berbagai negara yang merujuk
pada maksud yang sama. Commune di Prancis, Gemeinde di Jerman, Gementee di Belanda,
7
dan Municipio di Spanyol yang kemudian menyerupai Municipality di Amerika Serikat (Norton,
1997: 23-24).
. Manfaatnya bagi masyarakat setempat adalah adanya political equality, account- ability, dan
responsiveness. Sementara itu, dalam pandangan yang senada Antoft & Novack (1998:
155-159) juga mengungkapkan manfaat dari local government ini dalam beberapa hal, yakni
6
ac- countability, accessibility, responsiveness, opportunity for experi- mentation, public
choice, spread of power, dan democratic values.
. ahli menganggap bahwa desen- tralisasi merupakan media yang penting guna meningkatkan
kesejahteraan pribadi.
5
. Dalam interpretasi ekonomi (baca pula Stoker, 1991: 238-242, mengenai public choice
theory), desentralisasi meru- pakan medium penting dalam meningkatkan kesejahteraan
4
pribadi melalui pilihan publik. Menurut perspektif ini, individu-individu diasumsikan akan
memilih tempat tinggalnya dengan membanding- kan berbagai paket pelayanan dan pajak
yang ditawarkan oleh ber- bagai kota yang berbeda.
. Manfaat yang bisa dipetik dari local government dalam per- spektif ini :
3
● adanya daya tanggap publik terhadap preferensi individual (public responsiveness to
individual preferences).
● local government memiliki kemampuan untuk memenuhi permintaan akan barang-barang
publik (the demand for public goods).
2
● desentralisasi mampu memberikan kepuasan yang lebih baik dalam menyediakan penawaran
barang-barang publik (the supply of public goods).
. penafsiran Marxist terhadap desen- tralisasi. Menurut pendukung teori ini, desentralisasi
mengakibatkan adanya negara pada tingkat lokal. Mereka menempatkan desentralisaai
sebagai objek dialektika hubungan antarsusunan pemerintahan dan menuduh bahwa
1
.
1
1
desentralisasi tidak akan mampu menciptakan kondisi demokratis di tingkat lokal karena
terhambat oleh faktor ekonomi, politik, dan ekologi.
PENGERTIAN DESENTRALISASI

. Harold .F Alderfer (1964: 176) mengungkapkan bahwa terdapat dua prinsip umum dalam
1
0
membedakan bagaimana pemerintah pusat mengalokasikan kekuasaannya ke bawah.
● dalam bentuk deconcentration yang semata-mata menyusun unit administrasi atau field
stations, baik itu tunggal ataupun ada dalam hierarki, baik itu terpisah maupun tergabung,
dengan perintah mengenai apa yang seharusnya mereka kerjakan atau bagaimana
mengerjakannya.
● dalam bentuk decentralization unit-unit lokal ditetapkan dengan kekuasaan tertentu atas
bidang tugas tertentu. Mereka dapat menjalankan penilaian, inisiatif, dan pemerintahannya
sendiri.
. dalam khazanah Inggris desentralisasi dapat di- mengerti dalam dua jenis yang berbeda
menurut Conyers (1983: 102) yang mendasarkan pada berbagai literatur berbahasa Inggris,
yakni devolution yang menunjuk pada kewenangan politik yang ditetapkan secara legal dan
dipilih secara lokal; dan deconcentration yang menunjuk pada kewenangan administratif yang
diberikan pada perwakilan badan-badan pemerintah pusat.
. Conyers (1986: 89) membagi jenis desentralisasi ini dan untuk menentukan suatu negara
berdasar jenis yang tam- pakya didasarkan pada beberapa pertimbangan, yakni aktivitas
fungsional dari kewenangan yang ditransfer, jenis kewenangan atau kekuasaan yang
ditransfer pada setiap aktivitas fungsional, tingkatan atau area kewenangan yang ditransfer,
kewenangan atas individu, organisasi, atau badan yang ditransfer pada setiap tingkatan, dan
kewenangan ditransfer dengan cara legal ataukah administratif.
. Rondinelli, McCullough, &Johnson (1989) bahkan mengung- kapkan bahwa bentuk
desentralisasi ada lima macam, yakni privatization, deregulation of private service provision,
devolution to local government, delegation to public enterprises or publicly regulated private
enterprises, dan deconcentration of central gov- ernment bureaucracy. Pengertian
desentralisasi tersebut menyerupai jenis desentralisasi yang diungkapkan oleh Cohen
&Peterson (1999) yang terbagi dalam deconcentration, devolution, dan delegation (yang
mencakup pula privatization).
. dalam perkembangan sejarah pemerintahan daerah di Indonesia, mulai dari masa Hindia
Belanda sampai Indonesia modern telah dikenal pula beberapa jenis desentralisasi dalam arti
luas. Selain desentralisasi dalam arti sempit (devolution, political decentralization) dan
dekonsentrasi yang telah banyak diulas, dikenal pula jenis medebewind dan vrij bestuur
(Sinjal, 2001). Medebewind biasanya dialihbahasakan sebagai tugas pembantuan yang berarti
hak menjalankan peraturan-peraturan dari pemerintah pusat atau daerah tingkat atasan
berdasarkan perintah pihak atasan itu (The Liang Gie, 1965: 112). Vrij bestuur dapat diartikan
kalau ada keragu-raguan tentang Siapa yang berwenang terhadap suatu masalah maka
daerah terdekatlah yang mengambil wewenang itu (Sinjal, 2001).
MAKNA LOCAL GOVERNMENT

. Desentralisasi dalam arti sempit (devolution) akan berkaitan dengan dua hal (Smith, 1985:
.
18). Pertama, adanya subdivisi teritori dari suatu negara yang mempunyai ukuran otonomi.
Kedua, lembaga-lembaga tersebut akan direkrut secara demokratis. Berbagai keputusan akan
diambil berdasarkan prosedur demokratis.
. Smith (1985: 8-12) juga mengungkapkan bahwa desentralisasi mencakup beberapa elemen,
yakni (1) desentralisasi memerlukan pembatasan area, yang bisa didasarkan pada tiga hal
(pola spasial kehidupan sosial dan ekonomi, rasa identitas politik, dan efisiensi pelayanan
publik yang bisa dilaksanakan). (2) desentralisasi yang meliputi pula pendelegasian
wewenang, baik itu kewenangan politik maupun kewenangan birokratis.
. Hoessein (2001c) mengungkapkan bahwa desentralisasi mencakup dua elemen pokok, yakni
pembentukan daerah otonom dan penyerahan urusan pemerintahan kepada daerah otonom
tersebut.
. Dari kedua elemen yang di ungkapkan Hoessein (2001c), elemen tersebut melahirkan local
government yang didefinisikan oleh United Nations (dalam Alderfer, 1965: 178) sebagai "a
political subdivision of a nation or (in federal system) state which is constituted by law and
has substansial control of local affairs, including the power to impose taxes or exact labor for
prescribed purposes. The governing body of such an entity is elected or otherwise locally
selected".
. Dari definisi tersebut, sebenarnya tersirat adanya perbedaan local government antara negara
dengan sistem federal dan kesatuan. Seperti yang dicontohkan oleh Hoessein (1999) tentang
Indonesia sebagai negara kesatuan (eenheidstaat) tidak akan mempunyai daerah dalam
lingkungannya yang bersifat "staat" juga. Hal ini berarti daerah otonom yang dibentuk tidak
akan memiliki kedau- latan atau semi kedaulatan seperti negara bagian dalam sistem fede-
ralisme.
. dalam negara federal, kewenangan pemerintah federal justru berasal dari negara bagian yang
dirumuskan di dalam konstitusi federal. Kewenangan daerah otonom juga berasal dari negara
bagian bukan dari pemerintah fede- ral dan dirumuskan dalam undang-undang negara
bagian. Hubungan antara negara bagian dengan pemerintah federal bersifat koordinasi dan
independen.
. pendapat Kranenburg diungkapkan bah- wa daerah otonom tidak akan memiliki "pouvoir
constituant". Menurut Hans Antlov, prinsip dalam negara kesatuan adalah "the powers held by
local and regional organs have been received from above, and can be withdrawn through new
legislation, without any need for consent from the communes or provinces
concerned" (dalam Hoessein, 1999).
. Dalam arti luas, desentralisasi mencakup konsep devolusi (atau desentra- lisasi dalam arti
sempit), dekonsentrasi, delegasi, dan privatisasi serta deregulasi. Dalam khazanah sejarah
Indonesia dikenal pula cakupan yang agak berbeda selain cakupan yang telah disebutkan,
yakni medebewind.
. pengertian local government merupakan konsekuensi dari adanya desentralisasi dalam arti
sempit (devolusi). Dalam hal ini local government dapat dimaknai menjadi tiga hal, yaitu;
– sebagai pemerintah daerah yang meng- acu pada organ yang melaksanakan urusan dan
fungsi yang dide- sentralisasi.
– sebagai pemerintahan daerah yang mengacu pada fungsi yang dijalankan dalam kerangka
desentralisasi.
– sebagai daerah otonom tempat dimana lokalitas berada dan membentuk kesatuan hukum
sendiri yang meskipun tidak berdaulat tetapi memiliki hak untuk mengurus dirinya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai