Anda di halaman 1dari 4

TUGAS PKN

Nama : Fasya Putri Kinanthi


Kelas : X IIS 2
No.Absen : 10
BAB 4
Hubungan Struktural dan fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah

A. Desentralisasi atau Otonomi Daerah dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia
Desentralisasi
Secara etimologis, istilah desentralisasi berasal dari Bahasa Belanda, yaitu de yang berarti lepas,
dan centrum yang berarti pusat.
Terdapat dua kelompok besar yang memberikan definisi tentang dentralisasi yakni kelompok
Anglo Saxon dan continental
Kelompok Anglo Saxon mendefinisikan desentralisasi sebagai penyerahan wewenang dari
pemerintah pusat, baik kepada para pejabat pusat yang ada di daerah yang disebut dengan
dekonsentrasi maupun kepada para badan badan otonom daerah yang disebut devolusi.
Devolusi berarti sebagian kekuasaan diserahkan kepada badan badan politik di daerah yang
diikuti dengan penyerahan kekuasaan sepenuhnya untuk mengambil keputusan baik secara
politis maupun secara administrative.
Kelompok Kontinental membedakan desentralisasi menjadi dua bagian yaitu desentralisasi
jabatan atau dekonsentrasi dan desentralisasi ketatanegaraan. Desentralisasi
jabatan/dekonsentrasi adalah penyerahan kekuasaan dari atas ke bawah dalam rangka
kepegawaian guna kelancaran pekerjaan semesta. Desentralisasi ketatanegaraan merupakan
pemberikan kekuasaan untuk mengatur daerah di dalam lingkungannya guna mewujudkan asas
demokrasi dalam pemerintah Negara.
Menurut Amran Muslimin desentralisasi dibedakan menjadi 3 bagian
1. Desentralisasi politik
2. Desentralisasi fungsional
3. Desentralisasi kebudayaan
Undang-undang mengenai otonomi daerah yang pernah berlaku di Indonesia adalah :
1. UU No. 1/1945 (menganut sistem otonomi daerah rumah tangga formil)
2. UU No. 2/1948 (menganut otonomi dan mebedewind yang seluas-luasnya)
3. UU No. 1/1957 (menganut otonomi riil yang seluas-luasnya)
4. UU No. 5/1974 (menganut otonomi daerah yang nyata dan bertanggung jawab)
5. UU No. 22/1999 (menganut otonomi daerah yang luas, nyata, dan bertanggung jawab) 6. UU NO.
32/2004 (menganut otonomi daerah yang luas, nyata, dan bertanggung jawab).

2. Otonomi daerah
Otonomi daerah diartikan sebagai wewenang/ kekuasaan pada suatu wilayah atau daerah yang
mengatur dan mengelola untuk kepentingan wilayah atau daerah masyarakat itu sendiri.
Beberapa definisi tentang otonomi daerah yang dikemukakan para ahli. Menurut H.M Agus
Santoso, pengertian otonomi daerah diantaranya sebagai berikut
1. C.J Franseen, otonomi daerah adalah hak untuk mengatur urusan urusan daerah dan
menyesuaikan peraturan peraturan yang sudah dibuat dengannya.
2. B.J Wajong, otonomi daerah sebagai kebebasan untuk memelihara dan memajukan
kepentingan khusus daerah dengan keuangan sendiri, menentukan hokum sendiri dan
pemerintahan sendiri.

Otonomi Daerah adalah kewajiban yang diberikan kepada daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus sendiri uruan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut aspirasi
masyarakat.
Tujuan otonomi daerah adalah untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan
pemerintahan dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat dan pelaksanaan pembangunan
sesuai dengan peraturan perundang undangan.
Landasan hukum penerapan otonomi daerah.
B. Kedudukan dan peran pemerintah daerah:
Kewenangan pemerintah daerah
Daerah khusus, daerah istimewa, dan otonomi khusus
Perangkat daerah sebagai pelaksana otonomi daerah
Dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD)
Proses pemilihan kepala daerah
Peraturan daerah (Perda)
Keuangan daerah

Anda mungkin juga menyukai