Anda di halaman 1dari 14

PEMERINTAHAN DAERAH DAN

DESENTRALISASI
A. Pengertian

wilayah Negara keastuan RI dibagi dalam Daerah Propinsi dan


Propinsi dibagi atas Kabupaten dan Kora yang masing-masing
mempunyai Pemerintahan Daerah. Daerah Propinsi disamping
sebagai memiliki status Daerah Otonom, juga berkedudukan
sebagai wilayah Administrasi. Sedangkan Daerah Kota dan
Daerah Kabupaten sepenuhnya berkedudukan sebagai Daerah
Otonom.
Daerah Otonom adalah : Daerah kesatuan masyarakat Hukum
yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang
mengatur dan mengurus urusan Pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan
aspirasi masyarakat dalam sisten Negara kesatuan R.I.
(UU No.32/2004)

Penyelenggaraan Pemerintah Daerah adalah Pemerintah


Daerah dan DPRD (Pasal 1 ayat 2 UU No.32/2004)

Pemerintah Daerah terdiri atas Kepala Daerah dan perangkat


Daerah (Pasal 3 ayat 2 UU 32/2004)
Dalam menyelenggarakan Pemerintahan, Pemerintah
menggunakan Asas Desentralisasi, tugas pembantuan dan
Dekonsentrasi sesuai dengan peraturan Perundang-
undangan (Pasal 20 ayat 2 UU 32/2004)

Desentralisasi adalah : penyerahan wewenang Pemerintah


oleh Pemerintah kepada Daerah Otonomi untuk mengatur dan
mengurus urusan Pemerintahan dalam sisti Negara kesatuan
R.I (Pasal 7 ayat 7)

Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah


kepada Daerah dan atau desa dari Pemerintah Propinsi kepada
Kabupaten/Kota/desa serta dari Pemerintah Kabupaten/ Kota
kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu (Pasal 1 ayat
9)
Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang Pemerintahan
oleh Pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil Pemerintah
dan/atau kepada isntansi di wilayah tertentu (Pasal 1 ayat 8)

Otonomi Daerah adalah hak, kewenangan dan kewajiban


Daerah Otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
Pemerintahan dan kegiatan masyarakat setempat sesuai dengan
peraturan Perundang-undangan. (Pasal 1 ayat 5)

Daerah Otonom/ Daerah adalah kesatuan masyarakat Hukum


yang mempunyai batas wilayah yang berwenang mengatur dan
mengurus urusan Pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat dalam system Negara Republik Indonesia (Pasal 1
Ayat 6 UU No. 32/2004)
Dalam Menyelenggarakan Pemerintahan Daerah,
Pemerintah Daerah menggunakan Asas Otonomi dan tugas
Pembantuan. (Pasal 20 ayat 3 UU No.32/2004)

Asas Desentralisasi hanya diterapkan di Daerah-daerah


Propinsi yang dan Kabupaten/Kota yang belum siap atau
belum sepenuhnya melaksanakan prinsip Otonomi
sebagaimana ditentukan dalam Undang-undang Dasar.

Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan


oleh pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan dalam sistem NKRI.
Daerah Otonom, selanjutnya disebut daerah adalah kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang
berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem NKRI (UU No. 32
Tahun 2004).

Sentralisasi dan desentralisasi ditentukan pada level mana


kekuasaan untuk membuat keputusan itu diletakkan. Jika
kekuasaan itu ada pada pusat maka suatu organisasi akan bersifat
sentralisasi, sedangkan jika kekuasaan itu disebarkan dalam unit-
unit yang otonom, maka organisasi tersebut sejatinya sudah
menerapkan prinsip desentralisasi (MIntsberg, 1983).
B. Tujuan Desentralisasi

Tujuan Umum Desentralisasi:


1. Tujuan-tujuan yang bersifat politis, terkait erat dengan
perwujudan demokrasi lokal dan penguatan partisipasi
masyarakat (pendekatan local democracy model)
2. Tujuan-tujuan yang bersifat administratif, terkait dengan
penciptaan efisiensi dan efektivitas dalam pemerintahan dan
pembangunan (pendekatan structural efficiency model)

Secara khusus Tujuan Desentraliasi adalah peningkatan


pelayanan publik dan peningkatan kesejahteraan masyarakat

.
Berdasarkan kedua tujuan utama tersebut, tujuan desentralisasi dapat
diuraikan kedalam beberapa tujuan sbb (Smith, 1985):

◼ Pendidikan Politik
◼ Latihan Kepemimpinan Politik
◼ Stabilitas Poltik
◼ Kesamaan politik
◼ Akuntabilitas
◼ Daya tanggap (Responsivitas)
◼ Efisiensi dan Efektivitas
C. Sentralisasi dan Jenis Desentralisasi

Dasar Pemikiran Sentralisasi:


- Merupakan instrumen yang paling baik untuk melakukan
koordinasi dan menghindari tumpang tindih serta
fragmentasi administrasi
- Dalam kaitan dengan pemerintahan daerah, adalah untuk
mempermudah dan memperkuat koordinasi antara level
pemerintahan
Ada sejumlah kewenangan yang harus dilaksanakan hanya
secara sentralisasi saja oleh pemerintah pusat (lazim disebut
sebagai kewenangan klasik), yaitu: Politik luar negeri,
Pertahanan dan keamanan, Justisi, Moneter, Fiskal.

Alasan untuk melakukan sentralisasi tersebut adalah bahwa


tingkat dampak yang ditimbulkan oleh kewenangan tersebut
berskala nasional, dan memiliki efek stabilitas secara nasional.
Jenis-jenis Desentralisasi:
1. Dekonsentrasi
Rondinelli, Nellis dan Cheema (1983) mendefinisikan
Dekonsentrasi adalah penyerahan sejumlah kewenangan dan
tanggung jawab administrasi kepada cabang departemen atau
badan pemerintah yang lebih rendah.
Pelimpahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada
Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi
vertikal di wilayah tertentu. (UU No. 32 tahun 2004)

2. Devolusi/Desentralisasi
Devolusi merupakan desentralisasi dalam pengertian sempit.
Karena dalam devolusi terjadi penyerahan kewenangan dari
pemerintah pusat kepada tingkat pemerintahan lokal yang
otonom.
3. Tugas Pembantuan (medebewind)
Merupakan pemberian kemungkinan dari pemerintah pusat
atau pemerintah daerah yang lebih atas untuk meminta
bantuan kepada pemerintah daerah/pemerintah daerah yang
tingkatannya lebih rendah agar menyelenggarakan tugas
atau urusan rumah tangga dari daerah yang tingkatannya
lebih atas tersebut.
D. Desentralisasi, Pelayanan Publik, dan Kesejahteraan
Masyarakat

Secara khusus Tujuan Desentraliasi adalah peningkatan


pelayanan publik dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Di Indonesia, berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004 memberikan


otonomi yang besar kepada pemerintahan daerah untuk mengatur
(policy making) dan mengurus (policy implementing) sendiri
pelayanan publik yang harus disediakan.
Kaitan antara desentralisasi dan pelayanan publik:
◼Masyarakat dapat lebih mudah berpartisipasi dalam
pembuatan keputusan pada tingkat lokal, karena langsung
berpengaruh terhadap masyarakat.
◼Komunikasi dan informasi antara pemerintah dan
masyarakat akan lebih intens dan mudah
◼Performance pemerintah daerah akan lebih akuntabel karena
kesadaran dan kepercayaan masyarakat yang tinggi
◼Salah stau fungsi dari desentralisasi adalah penguatan
lembaga-lembaga lokal

Anda mungkin juga menyukai