, MH
Wakil Ketua BPSK Kota Medan
DISAMPAIKAN PADA:
“SOSIALISASI PERLINDUNGAN KONSUMEN”
YANG DISELENGGARAKAN DINAS PERINDUSTRIAN
DAN PERDAGANGAN PROVINSI SUMATERA UTARA.
MEDAN, 19 APRIL 2021
RUANG LINGKUP UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN (UUPK)
BAB I, KETENTUAN
(Pasal 1) → : Pengertian Ruang Lingkup UU No.8 Tahun 1999
UMUM
Azas
BAB II, AZAS DAN (Pasal 2 s.d. manfaat,keadilan,keseimbangan,keamanan,
TUJUAN 3)
→ :
keselamatan konsumen, dan kepastian hukum;
Tujuan Hanya Untuk
BAB III, HAK DAN Konsumen Akhir
(Pasal 4 s.d 7) → : Konsumen dan Pelaku Usaha
KEWAJIBAN
BAB IV dan BAB V,
(Pasal 8 s.d Standar, Informasi label,Iklan,brosur,dll, Klausula
PERBUATAN YANG
18)
→ : Baku, Cara Menjual
DILARANG
BAB VI, TANGGUNG (Pasal 19 s.d
JAWAB PELAKU USAHA 28)
→ : Ganti Rugi Layanan Purna Jual Ganti rugi material
(bukan Imaterial)
BAB VII, PEMBINAAN & (Pasal 29 s.d
PENGAWASAN 30)
→ : Pembinaan Penegakan Hukum Pengawasan
Barang Beredar dan Jasa
BPKN (Pasal 31 s.d 43)
BAB VIII, BAB IX, dan (Pasal 31 s.d.
BAB XI, KELEMBAGAAN 58)
→ : LPKSM (Pasal 44)
BPSK (Pasal 49 s.d 58) Pelaku usaha
BAB X, PENYELESAIAN (Pasal 45 s.d
(Perorangan, Berbadan
SENGKETA 48) Hukum, BUMN, BUMD)
BAB XII, PENYIDIKAN (Pasal 59)
(Pasal 60 s.d Obyek sengketa
BAB XIII, SANKSI
63) adalah barang dan jasa
BAB XIV, KETENTUAN
(Pasal 64)
yang legal dan sah
PERALIHAN diperdagangkan
BAB XV, KETENTUAN
(Pasal 65)
PENUTUP
HAK DAN KEWAJIBAN
PELAKU USAHA
KEWAJIBAN:
HAK: • Itikad baik
Pembayaran sesuai kesepakatan • Informasi benar, jelas dan jujur
• Perlindungan hukum • Layanan dan perlakuan konsumen
• Pembelaan diri yang tidak diskriminatif
• Rehabilitasi nama baik • Menjamin mutu barang dan jasa
• Memberi jaminan/garansi
• Memberi konpensasi/ganti rugi
HAK: KEWAJIBAN:
• Kenyamanan, keamanan & keselamatan • Membaca petunjuk informasi dan
• Mendapatkan barang sesuai nilai tukar prosedur pemakaian
• Informasi yang benar, jelas & jujur • Itikad baik dalam transaksi
• Didengar keluhannya • Membayar sesuai nilai tukar yang
• Advokasi & penyelesaian sengketa KONSUMEN
disepakati
• Pembinaan dan pendidikan • Mengikuti upaya penyelesaian
• Perlakuan tidak diskriminatif sengketa
• Kompensasi dan ganti rugi
Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan termasuk tata cara
dan metode yang disusun berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait dengan
memperhatikan syarat-syarat kesehatan, keamanan, keselamatan, lingkungan hidup,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengalaman, perkembagan masa
kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya.
SNI adalah standar yang ditetapkan oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN) yang
berlaku secara nasional di Indonesia
Label mencantumkan:
1. Nama produk
2. Daftar/komposisi bahan yang digunakan
3. Berat bersih atau isi bersih
4. Nama dan alamat pihak yang memproduksi atau memasukkan
5. Pangan ke dalam wilayah Indonesia
6. Tanggal, bulan, dan tahun kadaluarsa
7. Berbahasa Indonesia (Pasal 8 (j) UUPK jo. Pasal 6 UUP)
Iklan adalah sarana komunikasi yang amat penting di bidang
pemasaran yang berfungsi untuk menyampaikan pesan dari
pelaku usaha kepada konsumen mengenai informasi dari
barang dan/atau jasa yang akan ditawarkan
Iklan dilarang:
1. Memberikan keterangan tidak benar atau menyesatkan
2. Mempromosikan barang dan/atau jasa seolah-olah:
- telah memenuhi standar mutu tertentu
- tidak mengandung cacat tersembunyi
- mengandung janji yang belum pasti
- secara langsung atau tidak langsung merendah-kan
barang atau jasa lain, dll
Pelayanan purna jual adalah pelayanan yang diberikan oleh pelaku
usaha kepada konsumen terhadap barang dan/atau jasa yang dijual
dalam hal jaminan mutu, daya tahan, kehandalan operasional sekurang-
kurangnya selama 1 (satu) tahun.
Pelaku usaha bertanggung jawab atas tuntutan ganti rugi dan/atau
gugatan konsumen apabila pelaku usaha tersebut:
13
TUGAS DAN WEWENANG BPSK (1)
9. meminta bantuan penyidik untuk menghadirkan Pelaku Usaha, saksi, saksi ahli,
dan/atau setiap orang yang dianggap mengetahui pelanggaran terhadap Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, yang tidak
bersedia memenuhi panggilan BPSK;
10. Mendapatkan, meneliti, dan/atau menilai surat, dokumen, atau alat bukti lain guna
penyelidikan dan/atau pemeriksaan;
10. memutuskan dan menetapkan ada atau tidak adanya kerugian di pihak
konsumen;
11. memberitahukan putusan kepada Konsumen dan Pelaku Usaha yang melakukan
pelanggaran terhadap Perlindungan Konsumen; dan
12. menjatuhkan sanksi administratif kepada Pelaku Usaha yang melanggar
ketentuan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen.
• LEMBAGA PERLINDUNGAN KONSUMEN SWADAYA MASYARAKAT (LPKSM)
PERLINDUNGAN
DAN
• BADAN PERLINDUNGAN KONSUMEN NASIONAL (BPKN)
PRA-SENGKETA
PENYELESAIAN
• PENGADILAN NEGERI
SENGKETA
LITIGASI
16
KEDUDUKAN BPSK SEBAGAI LEMBAGA
PENYELESAIAN SENGKETA
• BPSK didesain bukan sebagai pengadilan, tidak ada hakim, juga tidak ada kewenangan
untuk melakukan eksekusi putusan.
• BPSK bukan Small Claims Court, mungkin mirip. BPSK merupakan quasi-rechtspraak
seperti diinspirasikan dari pendahulunya, Panitia Penyelesaian Perselisihan
Perburuhan Daerah (P4D) dan Panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan (P4P)
yang telah dilikuidasi dan penggantinya, Pengadilan Hubungan Industrial (PHI), sudah
menjalankan tugasnya berdasarkan Undang-undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (disingkat UU PHI 2004) dan
peraturanperaturan pelaksanaannya.
• BSPK didesain sebagai alternatif penyelesaian sengketa konsumen di luar Pengadilan
dengan tugas pokok organisasi (tupoksi) pada dasarnya berupa produk putusan
konsiliasi, putusan mediasi dan putusan arbitrase.
• Hanya putusan arbitrase BPSK masih mungkin diajukan keberatan kepada Pengadilan
Negeri di wilayah hukum BPSK yang bersangkutan atau Pengadilan Negeri dimana
konsumen berdomisili khusus bagi BPSK Provinsi DKI Jakarta serta berakhir di
Mahkamah Agung RI, jika putusan Pengadilan Negeri atas keberatan tersebut diajukan
kasasi.
PERMENDAG PEMBENTUKAN BPSK
Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 72 Tahun 2020 tentang
Badan Penyelesain Sengketa Konsumen (“Permendag BPSK”)
dibentuk untuk menyesuaikan kewenangan pemerintahan
berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah terkait pembentukan Badan Penyelesaian
Sengketa Konsumen (BPSK) yang semula dibentuk berdasarkan
Keputusan Presiden diubah menjadi dengan Keputusan Gubernur.
Pengaturan mengenai BPSK sebelumnya telah diatur dalam
Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 06/M-DAG/PER/2/2017
(“Permendag 6/2017”).
INDEKS KEBERDAYAAN KONSUMEN (IKK)
”Jumlah pengaduan melalui LPKSM memang menurun setiap tahun, tetapi meningkat melalui
Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK), karena jumlah konsumen sudah mampu
melakukan advokasi perlindungan konsumen secara mandiri meningkat per tahunnya. Selain itu,
Indeks Keberdayaan Konsumen (IKK) meningkat sekitar 6-7 sejak tahun 2015 hingga tahun 2019
yaitu rata-rata 41,7, walaupun dinilai masih relatif rendah dibandingkan Negara maju ”
INDIKATOR INDEKS KEBERDAYAAN KONSUMEN (IKK)
DEFINISI:
Indeks untuk mengukur kesadaran dan pemahaman konsumen akan hak dan kewajibannya, serta
kemampuannya dalam berinteraksi dengan pasar
20
KONSUMEN YANG CERDAS
• Konsumen yang mengerti hak dan kewajibannya
• Secara mandiri dapat memproteksi dirinya, keluarganya dan
lingkungannya dengan meneliti kebenaran informasi mengenai
produk yang akan dibeli, dikonsumsi dan dimanfaatkannya.
• Konsumen cerdas ikut membangun tanggung jawab pelaku usaha
agar memproduksi dan memperdagangkan barang yang
memenuhi persyaratan perlindungan konsumen dengan menjadi
kontrol, unsur pengawas, kritisi dan feed back kepada dunia
usaha
• Harus pandai mendahulukan produk bangsa sendiri dibanding
produk dari bangsa lain, kecuali produk yang bersangkutan tidak
ada subsitusinya di dalam negeri (termasuk UMKM).
EKSISTENSI LEMBAGA PERLINDUNGAN KONSUMEN
BPKN
LPKSM
(UU No. 8/1999)
23
FAKTOR KELEMAHAN DAN HAMBATAN
PERLINDUNGAN KONSUMEN